258 816 1 PB PDF
258 816 1 PB PDF
ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
yanuartono20@yahoo.com
59
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
60
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
sung dengan melalui interaksi Starch al., 1989). Sebagai negara yang kaya
Granuleassociated Proteins(SGAP). akan keragaman hayati, Indonesia me-
Interaksi secara langsung dengan cara miliki banyak ragam tanaman legum
mengikat amilum melalui ikatan hidro- dan sereal. Tanaman legum seperti
gen, atau secara tidak langsung melalui gamal (Gliricidia), turi (Sesbania gran-
protein yang terkait dengan amilum. diflora), petai cina (Leucaena leucoce-
Interaksi antara fitat dengan karbohidrat phala), kaliandra (Calliandra calothyr-
tersebut berpengaruh terhadap daya sus),
cerna dan penyerapan glukosa (Rickard puero (Pueraria phaseoloides) , orok –
dan Thompson, 1997). orok (Crotalaria juncea ), lamtoro mini
(Desmanthus virgatus), stilo (Stylo-
Sumber asam fitat santhes graciliaris), siratro (Macropti-
Biji tanaman sereal, legum, dan lium atropurpureum), kembang telang
oilseed plant banyak digunakan sebagai (Clitoria ternatea L.) dan Indigofera Sp.
sumber nutrisi yang penting bagi he- Sedangkan jenis sereal adalah padi
wan.Selain sebagai sumber karbohidrat, (Oryza sativa L.) jagung (Zea mays L.)
protein dan lemak, biji-bijian tersebut sorghum (Sorghum bicolor L.) kedelai
juga bertindak sebagai sumber mineral (Glycine max L.) dan juwawut (Setaria
yang penting bagi pertumbuhan seperti italica (Linn.) P. Beauv.)
P, Ca, Fe, dan Zn (Morris, Di Indonesia, hanya beberapa
1986).Namun demikian biji-bijian ter- sumber pakan ternak asal bijian yang
sebut banyak mengandung asam fitat telah digunakan. Hal tersebut karena
yang menyebabkan nilai nutrisinya kemungkinan berkaitan dengan harga,
menjadi rendah.Steiner et al. (2007) jumlah volume panen dan pemanfaatan
melaporkan bahwa sekitar 67% dari to- lebih ke konsumsi untuk manusia.Di
tal P dalam biji legum, sereal, oilseed Indonesia sumber pakan ternak asal bi-
plant dan limbah sereal berikatan den- jian yang telah digunakan yang murah
gan asam fitat.Pada bijian sereal, asam dan mudah didapat adalah dedak padi
fitat banyak terdapat pada lapisan ter- bungkil kedelai dan jagung.Dedak padi
luar biji, sementara di sebagian besar adalah hasil limbah penggilingan padi
oilseeds dan bijian legum asam fitat te- yang digunakan sebagai pakan ternak,
rutama terletak di lapisan aleuron dan baik monogastrik maupun ruminan-
dedak luar (Angel et al., 2002; Steiner sia.Namun demikian, meskipun murah
et al., 2007). Tanaman sereal, legum, dan mudah didapat, sumber pakan ter-
dan oilseed tersebut antara lain kedelai sebut banyak mengandung asam fitat.
(Glycine max L) (Raboy and Dickinson, Asam fitat dalam padi terutama terdapat
1993), kacang tanah (Arachis Hypo- dalam lembaga (germ) dengan kandun-
gaea) (Panhwar, 2005), barley (Hor- gan sebesar 7,6 g 100 g1 dan endosper-
deum vulgare), gandum (Triti- ma sebesar 1,2 g 100 g1 (O'Dell et al.,
cum aestivum), buncis (Phaseolus vul- 1972). Sedangkan konsentrasi asam fitat
garis) (Reddy et al., 1982), Phaseolus dalam dedak padi yang terdiri dari peri-
lunatus (Ologhobo et al., 1982), padi carp, aleuron dan lembaga, adalah sebe-
(Oryza sativa), biji jagung (Zea mays) sar 5,94-6,09 g 100 g1 (Kasim and Ed-
(O’Dell et al., 1972). Kandungan asam wards, 1998). Oleh karena dedak padi
fitat dalam tanaman maupun bijian ter- mengandung asam fitat yang cukup
sebut dipengaruhi oleh genetika, kondisi tinggi maka diperlukan metode untuk
iklim, kondisi lokasi, irigasi, jenis ta- meningkatkan nilai nutrisi bahan terse-
nah, tahun dan pemupukan (Reddy et but.
61
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
62
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
63
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
64
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
Metode perendaman tunggal dari bebe- dungan (Osman, 2007). Metode perke-
rapa penelitian hasilnya cukup menarik cambahan dengan cepat akan menurun-
karena menunjukkan hasil saling berten- kan konsentrasi asam fitat disertai den-
tangan. Hasil penelitian Akindahunsi gan peningkatan aktivitas fitase (La-
(2004) menunjukkan adanya peningka- boure et al., 1993). Menurut Shimelis
tan kandungan fitat setelah perendaman and Rakshit (2007), kandungan asam
kacang minyak Afrika (African oil fitat pada kacang ginjal akan menurun
beans). Hasil yang sama juga diperoleh lebih dari 75% setelah 4 hari berkecam-
pada perendaman kacang kedelai sela- bahan. Selain memiliki kemampuan
ma 12 - 14 jam akan meningkatkan menurunkan kandungan asam fitat, me-
kandungan fitat sebesar 1,71% (Egoun- tode perkecambahan juga memiliki sisi
lety and Arowh. 2003). Akan tetapi ha- positif yang lain. Menurut El-Adawy et
sil peneltian oleh Mahmod et al. (2007) al. (2002), perkecambahan juga adalah
menunjukkan hasil yang sebalik- dilaporkan terkait dengan peningkatan
nya.Perendaman kacang hijau dan ka- vitamin konsentrasi dan bioavailabilitas
cang merah menunjukkan penurunan elemen dan mineral. Hasil penelitian
kandungan fitat. Terjadi penurunan fitat juga menemukan bahwa perkecamba-
dalam kacang hijau sebesar 12,3% pada han meningkat kalsium, tembaga, man-
perendaman selama 12 jam, sedangkan gan, seng, riboflavin, niasin, dan kadar
pada kacang merah terjadi penurunan asam askorbat Kaushik et al. (2010).
sebesar 15,6%. Namun penelitian oleh Asam fitat adalah senyawa yang
Vidal-Valverde et al. (1998) menunjuk- sangat stabil sehingga sulit terdegradasi
kan hasil berbeda, dimana tidak terjadi dengan perebusan sesaat. Namun
perubahan yang nyata kandungan asam sebaliknya, fitase dalam bijian bersifat
fitat pada perendaman kacang faba. tidak stabil terhadap panas sehingga
Mengingat bahwa asam fitat bersifat proses perebusan akan membuat enzim
stabil, akan dibutuhkan waktu yang cu- tersebut menjadi tidak aktif. Penurunan
kup lama untuk perendamannya. Proses kandungan fitat selama proses
perendaman merupakan proses awal perebusan kemungkinan disebabkan
dalam usaha menurunkan bermacam oleh terlarutnya fitat ke dalam air
macam kandungan antinutrisi termasuk sebagai media perebusan. Kemungkinan
di dalamnya adalah asam fitat. Proses lain adalah terjadinya degradasi dari
tersebut selanjutnya diikuti oleh perebu- kompleks fitat-protein dan atau fitat-
san dan pemasakan. mineral oleh panas pada proses
Perkecambahan merupakan me- perebusan (Siddhuraju and Becker,
tode penurunan asam fitat secara seder- 2001). Proses perebusan tersebut juga
hana dengan biaya yang murah serta akan mengakibatkankerusakan
telah lama dikerjakan oleh penduduk di komponen nutrisi yang lain seperti
Inonesia.Perkecambahan sendiri adalah protein dan vitamin. Semakin lama
proses alami yang terjadi selama masa waktu perebusan akan semakin
pertumbuhan benih di mana mereka menurunkan kandungan fitat, akan
memenuhi kondisi minimum untuk per- tetapi kandungan nilai nutrisi yang lain
tumbuhan dan perkembangan (Sangro- juga akan menurun atau bahkan hilang.
nis et al., 2006). Selama proses perke- Oleh sebab itu, untuk proses perebusan
cambahan, terjadi aktivasi enzim dan hanya dianjurkan untuk varietas bijian
peningkatan ketersediaan serta kecer- bijian yang memiliki kandungan fitase
naan nutrisi. Disisi lain, faktor faktor yang stabil terhadap panas atau dengan
antinutrisi mengalami penurunan kan- penambahan fitase dari luar yang
65
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
66
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
kulit serta berat biji dapat digunakan usus kecil dan usus yang terkait fitase
sebagai penanda fisiologis untuk mikroflora (Kumar et al., 2010).
kandungan asam fitat. Pada berbagai bahan makanan
Metode perendaman dan aktivitas fitase dapat menurunkan level
perkecambahan tampaknya menjadi asam fitat. Rye, gandum dan dedak
metode yang paling mudah dan murah gandum mengandung paling banyak
untuk dilakukan, terutama untuk fitase aktif dibandingkan semua jenis
peternak unggas dengan skala kecil. biji-bijian sereal (Harland and Harland,
Namun demikian yang perlu menjadi 1980; Ravindran et al., 1995).
perhatian adalah seberapa lama hasil Sebaliknya jagung, sorgum, kedelai dan
perendaman dan perkecambahan dapat oilseeds memiliki aktivitas fitase
bertahan digunakan sebagai pakan endogen yang rendah. Dengan
ternak. Metode tersebut kemungkinan demikian, sebaiknya bahan pakan
akan efektif jika digunakan dalam utama pada monogastrik berupa rye dan
jumlah atau skala kecil sehingga dapat dedak gandum karena memiliki fitase
dimanfaatkan secara maksimal tanpa dengan aktivitas yang tinggi. Namun
merubah nilai nutrisi yang ada. Metode demikian, hal tersebut masih
penurunan kandungan asam fitat memerlukan pertimbangan yang masak
tersebut diatas tetap memiliki karena harga bahan pakan tersebut
kelemahan kelemahan yang perlu relatif mahal. Rendahnya aktivitas fitase
diatasi untuk memperoleh metode baru endogen dalam biji tanaman sereal,
yang mampu memperoleh hasil legum, dan oilseed plant, dedak padi
maksimal. Metode baru tersebut dan bungkil kedelai menyebabkan
diharapkan mampu menurunkan munculnya penggunaan fitase eksogen
kandungan fitat tetapi tidak yang memanfaatkan mikroorganisme
menyebabkan penurunan nilai nutrisi sebagai sumbernya.
yang lain yang terkandung di dalamya. Ternak monogastrik tidak
menghasilkan fitase dalam jumlah yang
FITASE cukup sehingga perlu penambahan
Fitase adalah mio-inositol heksa- secara rutin fitase eksogen ke dalam
fosfat fosfohidrolase yang memiliki pakan sehingga dapat dimanfaatkan
kemampuan menghidrolisis fitat.Fitase untuk memecah ikatan fitat-P
mengkatalisis pengambilan ortofosfat (Kornegay, 2001). Beberapa dekade
anorganik secara bertahap dari asam terakhir, penggunaan fitase asal
fitat melalui inositol-pentafosfat untuk mikroorganisme dalam diet unggas
menjadi monofosfat dan produk antara telah meningkat secara nyata,
lainnya (Oluyinka, 2012).Fitase aktif penambahan fitase asal mikroorganisme
asal mikroba banyak ditemukan pada (Aspergillus niger,Peniophora
spesies fungi dan aspergillus. Shieh dan lycii, dan Escherichia coli) yang telah
Ware (1968), menyatakan bahwa hasil mengalami rekayasa genetika
penyaringan pada isolat tanahterdapat (Genetically Modified Organisms) ke
lebih dari dua ribu (2000) mikroorga- dalam pakan ternak semakin banyak
nisme yang mampu menghasilkan fi- dilakukan oleh pabrik pakan. Hal
tase. Secara umum, fitase berasal dari tersebut terutama bertujuan untuk
empat sumber yaitu : fitase tanaman, meningkatkan produksi dan
fitase mikroba (jamur dan fitase bakte- menanggapi kekhawatiran munculnya
ri), fitase yang dihasilkan oleh mukosa pencemaran lingkungan fosfor asal
kotoran industri peternakan unggas
67
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
maupun babi. Penggunaan fitase asal Shirley and Edwards (2003) juga
mikroorganisme tersebut juga mampu menyatakan bahwa broiler dengan
menekan biaya pakan dengan pemberian pakan campuran jagung dan
mengurangi komponen P yang mahal kedelai yang kemudian ditambahkan
(Khan et al., 2013). Fitase telah banyak fitase dari 0 FTU/kg sampai dengan
diisolasi dari berbagai mikroba 12.000 FTU/kg akan meningkatkan
seperti jamur, bakteri,dan protozoa.Seba total degradasi fitat dalam saluran
gian besar enzim ini berasal dari pencernaan dari 40,3% menjadi 94,8%.
kelompok asam histidin fosfatase atau Namun demikian, yang perlu di-
dari alkalin fitase. Beberapa diantara perhatikan adalah penambahan Ca da-
enzim tersebut telah digunakan sebagai lam pakan broiler.Menurut Wise (1983)
suplemen pakan ternak (Wysset al., meningkatnya kandungan Ca dalam pa-
1999; Poliana and MacCabe, 2007). kan dapat mengakibatkan terbentuknya
Pakan ternak yang diberi kompleks Ca-fitat yang tidak terla-
tambahan fitase asal mikroorganisme rut.Hal tersebut kemungkinan disebab-
tidak memerlukan penambahan fosfat kan meningkatnya kandungan P untuk
ke dalam ransum. Dengan demikian mengatur penurunan aktivitas fitase en-
ternak juga akan mengekskresikan dogen mukosa, sedangkan fitase endo-
fosfat dalam jumlah sedikit sehingga gen mukosa memiliki potensi untuk
diharapkan akan menurunkan menurunkan fitat pada unggas (Maenz
pencemaran lingkungan. Dampak dan Classen, 1998). Hasil penelitian
menguntungkan yang lain adalah fitase Tamim et al. (2004) menunjukkan bah-
asal mikroorganisme dalam ransum wa peningkatan kandungan Ca dalam
unggas memiliki dampak hidrolisis pakan dari 2,0-7,0 g /kg akan mengaki-
langsung pada asam fitat dan batkan penurunan pembongkaran asam
selanjutnya akan meningkatkan fitat oleh fitase endogen dalam ileum.
ketersediaan mineral, asam amino, dan Hasil hasil penelitian
energi (Selle and Ravindran, 2007). menunjukkan bahwa penambahan fitase
Ravindran et al. (2000) melaporkan asal mikroorganisme dalam pakan babi
bahwa penambahan fitase sebesar 750 mampu melepaskan ikatan fitat-P
FTU/kg menghasilkan kecernaan fosfor sehingga meningkatkan P yang dapat
yang tinggi dibandingkan penambahan dicerna dan mengurangi ekskresi P dari
dibawah 500 FTU/kg ransum. Hasil babi (Cromwell et al., 1995; Almeida
penelitian tersebut juga didukung oleh dan Stein, 2012; Kerr et al., 2010).
Juanpere et al. (2004) yang menyatakan Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa pada broiler umur 7 sampai 21 bahwa penambahan fitase efektif dalam
hari menunjukkan bahwa penambahan meningkatkan performa, retensi P,
fitase asal mikroorganisme (500 FTU peningkatan aktivitas plasma alkali
Kg-1) dalam pakan yang mengandung fosfatase dan mineralisasi tulang
2,7 g Kg-1 P akan meningkatkan berat melalui peningkatan hidrolisis fitat P
badan 35g /ekor /hari dibandingkan pada babi (Coelho dan Kornegay,
dengan kontrol 34g /ekor/ hari. Nilai 1996). Hal tersebut menunjukkan
rasio konversi pakan (FCR) perlakuan bahwa penambahan fitase ke dalam
adalah 1,4 dibandingkan dengan kontrol campuran jagung dan kedelai pada
1,5. Olukosi et al. (2007) menambahkan pakan babi muda akan meningkatkan
bahwa ada peningkatan pertumbuhan retensi P sekitar 10 sampai 20%
broiler yang diberi pakan defisiensi P (Jongbloed dan Kemme, 1990; Wenk et
dengan penambahan fitase. Penelitian al., 1993). Pemberian pakan dengan
68
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
kandungan Ca yang tinggi pada babi untuk dilakukan, terutama untuk peter-
akan menimbulkan efek penurunan nak unggas dengan skala ke-
kinerja fitase asal mikroorganisme dan cil.Pemrosesan bahan pakan yang men-
mempengaruhi kecernaan P (Lei et al., gandung fitat terutama lebih ditujukan
1994; Lantzsch et al., 1995). Efek pada pakan ternak non ruminansia. Se-
penurunan kinerja fitase akibat lain pemrosesan bahan pakan, penggu-
penambahan Ca dalam pakan tersebut naan fitase merupakan pilihan yang te-
kemungkinan dapat disebabkan melalui pat untuk industri peternakan terutama
beberapa mekanisme. Mekanisme ternak monogastrik seperti babi dan
tersebut kemungkinan adalah unggas.
terbentuknya komplkes Ca-fitat yang
tidak terlarut dalam usus halus atau DAFTAR PUSTAKA
(Selleet al., 2009). Kemungkinan lain Abd El-Moneim, M. R. A., El-Beltagi,
menurutSandberg et al. (1993) karena H. S. Abd El-Salam, S. M.
konsentrasi Ca yang tinggi akan Omran,A. A.2012.Effect of
meningkatkan pH dalam usus sehingga Soaking, Cooking, Germina-
mengakibatkan turunnya aktivitas fitase. tion and Fermentation
Secara umum penambahan fitase Processing on Proximate Anal-
memberikan manfaat yang besar ysis and Mineral Content of
dibidang industri peternakan terutama Three White Sorghum Varie-
ternak monogastrik seperti babi dan ties (Sorghum bicolor L.
unggas. Namun karena fitase berasal Moench).Not Bot Horti Agro-
dari beberapa sumber seperti tanaman, bio,40(2), 92-
mikroba (jamur dan bakteri) dan fitase 98: http://dx.doi.org/10.15835/
terkait mikroflora maka perlu nbha4027930
diperhatikan pemilihan fitase dalam Abdel-Gawad, A.S. 1993.Effects of
pakan yang paling efisien dalam domestic processing on oligo-
peningkatan produksi ternak. Seperti saccharide content of some dry
yang dikatakan oleh Shimizu, (1992) legume seeds.Food Chem, 46
bahwa ada kendala dalam menentukan (1), 25–
asal fitase untuk menentukan pilihan 31./doi/pdf/10.1094/CC-83-
terbaik dalam kemampuannya 0428
membebaskan ikatan fosfor fitat Akande, K. E., Doma, U. D.,Agu, H. O.
sehingga meningkatkan kecernaan and Adamu,H. M. 2010. Major
fosfor dan penyerapan mikro mineral antinutrients found in plant
lainnya pada sumber pakan. Hal protein sources: their effect on
tersebut kemungkinan disebabkan nutrition. Pakistan J. Nutr,
karena perbedaan kondisi percobaan 9(8), 827-832. doi:
dan kemurnian dari preparasi enzim. 10.3923/pjn.2010.827.832
Akindahunsi, A. A. 2004. Physicochem-
KESIMPULAN ical studies on African oil bean
Meskipun fitat merupakan anti- (Pentaclethra macrophylla
nutrisi yang dapat mengganggu produk- Benth.) seed. Journal of Food
tivitas ternak namun demikian melalui Agriculture and Environment,
berbagai pemrosesan kandungannya 2, 4–17. Accesion: 004269993
dapat diturunkan.Metode perendaman Almasyhuri, A., Yuniati, H.D., and
dan perkecambahan tampaknya menjadi Slamet,S.1990. Kandungan
metode yang paling mudah dan murah Asam Fitat Dan Tanin Dalam
69
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
70
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
71
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
72
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
73
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
74
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
75
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
76
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
77
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (3): 59 - 78
78