Anda di halaman 1dari 8

JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 83

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri 14 Makassar
Muhammad Amin Said1), Muhammad Arsyad2), Nurlina3)
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar 1)3)
Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar2)
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Makassar 90221
E-mail: m.amin_said@yahoo.co.id

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) seberapa besar hasil belajar fisika siswa kelas X
MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar sebelum diterapkan metode scramble? (2) seberapa besar hasil belajar
fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar setelah diterapkan metode scramble? (3)
bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar setelah
diterapkan metode scramble? Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan menggunakan
desain Pre-test and Post-test Group dengan melibatkan variabel terikat yaitu hasil belajar Fisika dan
variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas X MIA 1 SMA 14 Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015
dengan sampel sebanyak 36 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar
Fisika. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar Fisika peserta didik kelas X
MIA 1 SMA 14 Makassar sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
scramble sebesar 6,94 dan standar deviasi sebesar 1,60 dan setelah diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe scramble sebesar 13,92 dan standar deviasi sebesar 2,37 dengan nilai rata-
rata Gain Ternormalisasi 0,54 berada dalam kategori sedang. Dari hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas
X MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar.

Kata kunci: Pra-eksperimen, Tipe Scramble, Hasil Belajar

Abstract – The objectives of this research were to find out (1) how big the result of physics learning
process at the X MIA 1 class SMAN 14 Makassar before applying scramble method? (2) how big the
result of physics learning process at the X MIA 1 class SMAN 14 Makassar after applying scramble
method? (3) how the improvement of physics learning outcomes at the X MIA 1 class SMAN 14 Makassar
after applying scramble methods?This research was a pre-experimental design, it used the Pre-test and
Post-test Group which involving the dependent variable that was the physics learning outcomes and the
independent variable was cooperative learning model scramble. The population in this study were all
students at the X MIA 1 class SMA 14 Makassar on odd semester academic year 2014/2015 with 36
students as the samples. The research instrument that used was the results of physics learning test. The
descriptive analysis showed that the average value of Physics learning outcomes of the students at X MIA
1 class SMA 14 Makassar before taught by using cooperative learning model scramble was 6.94 with a
standard deviation comes up to 1.60 and after taught by using cooperative learning model scramble was
13.92 with 2.37 standard deviation and average value Gain normalized was 0.54 which categories as
medium category. From those analyses it can be concluded that cooperative learning model scramble can
improve learning physics outcomes at the X MIA 1 class SMAN 14 Makassar.

Keywords: Pre-experiment, Scramble model, Learning Outcomes


JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 84

I. PENDAHULUAN peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga


kependidikannya serta dibarengi dengan
Di era globalisasi sekarang ini ilmu
pembaharuan kurikulum sesuai dengan
pengetahuan dan teknologi mengalami
perkembangan ilmu pengetahuan dan
perkembangan pesat. Perkembangan ini terus
teknologi, tuntutan zaman pembangunan,
menerus meningkat dan sangat besar
serta penyediaan sarana dan prasarana
pengaruhnya dalam masyarakat, baik secara
pendidikan yang memadai.
langsung maupun secara tidak langsung.
Salah satu komponen yang memegang
Untuk itu diperlukan manusia-manusia
peranan penting dalam kelangsungan
terdidik yang mampu menguasai dan
kegiatan pembelajaran adalah guru. Dengan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu
demikian tugas guru dalam pembelajaran
pengetahuan dan teknologi tersebut.
sebagai fasilitator dan bukan sumber utama
Indonesia sebagai salah satu negara yang
pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk
sedang berkembang, telah melakukan
bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam
berbagai usaha agar dapat beradaptasi dengan
menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan.
ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satu di
Peningkatan keaktifan siswa dalam belajar
antaranya adalah peningkatan mutu
diharapkan dapat meningkatkan hasil
pendidikan. Usaha itu ditandai dengan
belajarnya.
adanya perubahan-perubahan di berbagai
Dalam proses pembelajaran dikelas guru
bidang yang erat kaitannya dengan
sering menghadapi siswa yang kurang
peningkatan pengetahuan dan keterampilan
mampu memahami konsep materi pelajaran
guru-guru bidang studi, perubahan dan
sehingga siswa memperoleh hasil belajar
penyempurnaan kurikulum serta perbaikan
yang rendah. Salah satu upaya yang
sarana dan pra sarana pendidikan. (Jufri,
dilakukan oleh guru adalah dengan
Wahab, 2013)
menerapkan metode pembelajaran yang lebih
Proses pendidikan, khususnya di
efektif serta membuat seluruh siswa
Indonesia selalu menghadapi suatu
berpartisifasi aktif. Metode pembelajaran
penyempurnaan yang pada akhirnya
yang digunakan harus sesuai dengan materi
menghasilkan suatau produk atau hasil
yang akan diajarkan.
pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai,
telah dilakukan oleh pengelola pendidikan
maka perlu dikembangkan metode
untuk memperoleh kualitas atau kuantitas
pembelajaran yang menarik dan
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
menyenangkan untuk dapat menumbuhkan
siswa atau peserta didik. Langkah ini
rasa percaya diri dalam mencapai tujuan yang
merupakan langkah awal untuk
telah dirumuskan. Siswa dengan sendirinya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
dapat meningkatkan minat belajar, sehingga
Peningkatan kualitas harus dipenuhi melalui
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 85

mampu berpikir, bertindak dan berbuat siswa yang tidak tuntas sebesar 43,25% dari
sendirinya. Dengan demikian siswa tumbuh standar Kriteria Ketuntasan Minimal
dan berkembang secara wajar dan guru sehingga untuk mencapai KKM perlu
sebagai salah satu pembimbing dan pemberi diadakan remedial.
motivasi dapat bertindak secara bijaksana. Dalam hal ini, model pembelajaran
Dari hasil tinjauan yang dilaksanakan di memegang peranan penting yaitu sebagai alat
SMAN 14 Makassar menunjukkan bahwa bantu untuk menciptakan proses
mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal pembelajaran yang efektif. Salah satunya
sebagai mata pelajaran yang ’ditakuti’ dan dengan menerapkan model pembelajaran
tidak disukai oleh siswa. Kecenderungan ini kooperatif tipe scramble dengan
berawal dari pengalaman belajar mereka menggunakan penekanan latihan soal yang
sebelumnya yang memberikan kesan bahwa dikerjakan secara kelompok. Dalam
pelajaran fisika adalah pelajaran berat dan penerapan metode ini siswa diharapkan
serius yang tidak jauh dari persoalan konsep, mampu mencari jawaban dan cara
pemahaman konsep, penyelesaian soal yang penyelesaian dari soal yang ada sehingga
rumit melalui pendekatan matematis sampai siswa termotivasi untuk belajar mencari
kegiatan praktikum yang menuntut mereka solusi suatu permasalahan-permasalahan
melakukan segala sesuatunya dengan sangat yang ada dan sekaligus dapat meningkatkan
teliti dan cenderung membosankan. hasil belajar siswa.
Akibatnya, tujuan pembelajaran yang Dari hasil lembar pengamatan/observasi
diharapkan menjadi sulit dicapai. Hal ini langsung oleh Dengan menggunakan model
terlihat dari kurangnya minat atau perhatian pembelajaran kooperatif tipe scramble ini
siswa dalam proses pembalajaran fisika, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
dimana kebanyakan dari siswa yang ribut dan siswa serta timbul minat belajar siswa
bermain dalam ruangan saat pembelajaran terhadap mata pelajaran fisika. Dengan
berlangsung khususnya pada siswa kelas X demikian, akan mengubah cara pandang
yang sangat sulit untuk memahami konsep mereka terhadap mata pelajaran fisika
dan materi fisika, serta kurangnya perhatian sehingga nilai rata-rata tersebut tercapai.
mereka untuk tekun dalam proses Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
pembelajaran sehingga saat ujian tiba nilai melakukan penelitian yang berjudul
ujian siswa tidak mencapai KKM yang telah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
ditentukan yaitu 70 dan hasil belajar siswa Tipe Scramble Dalam Meningkatkan Hasil
sangat rendah. Pada semester ganjil tahun Belajar Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri
2013/2014 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil 14 Makassar”.
belajar siswa adalah 68. Dengan persentase
hanya 56,75 % siswa yang tuntas sedangkan
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 86

II. LANDASAN TEORI Tabel 1. Sintaks model pembelajaran


kooperatif scramble
Scramble merupakan suatu model FASE-FASE PERILAKU GURU
mengajar dengan membagikan lembar soal Fase 1 Menjelaskan tujuan
Menyampaikan pembelajaran dan
dan lembar jawaban yang disertai dengan tujuan dan mempersiapkan siswa
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa mempersiapkaan untuk belajar.
siswa
diharapkan mampu mencari jawaban dan cara Mempresentasikan
Fase 2
penyelesaian dari soal yang ada. Scramble informasi
Menyajikan
Menyiapkan kartu soal
merupakan salah satu tipe pembelajaran informasi
dan jawaban
kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Memberikan
penjelasan kepada
Tahapannya adalah sebagai berikut. siswa tentang tata cara
Fase 3
1) Membuat kartu soal sesuai materi ajar. pembentukan
Mengorganisir
kelompok belajar dan
Guru membuat soal sesuai dengan siswa ke dalam
membantu kelompok
kelompok-
materi yang akan disajikan kepada melakukan transisi
kelompok belajara
yang efesien, serta
siswa. membagikan kartu soal
2) Membuat kartu jawaban dengan dan kartu jawaban.
Faase 4 Membantu kelompok
diacak. Guru membuat pilihan jawaban Membimbing belajar selama siswa
yang susunannya diacak sesuai pelatihan mengerjakan tugasnya.
Menguji pengetahuan
jawaban soal-soal pada kartu soal. siswa mengenai materi
Fase 5
3) Menyajikan materi. Guru menyajikan pembelajaran sesuai
Mengevaluasi
dengan tujuan
materi ajar kepada siswa. pembelajaran
4) Mebagikan kartu soal dan kartu Mempersiapkan cara
Fase 6 untuk mengakui usaha
jawaban pada kelompok. Guru Memberikan dan prestasi siswa baik
membagikan kartu soal dan penghargaan secara individu
maupun kelompok
membagikan kartu jawaban sebagai Sumber: Kokom Komalasari, (2013:84)
pilihan jawaban soal-soal pada kartu
III. METODE PENELITIAN
soal.
5) Siswa berkelompok mengerjakan kartu Populasi dalam penelitian ini adalah
soal. Siswa berkelompok dan saling siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 14
membantu mengerjakan soal-soal Makassar Tahun Ajaran 2014/2015 yang
yang ada pada kartu soal. berjumlah 36 orang dalam kelas.
6) Siswa mencari jawaban untuk setiap Variabel yang diteliti dalam penelitian
soal-soal dalam kartu soal. Siswa ini adalah variabel bebas dan variabel terikat,
mencari jawaban yang cocok untuk dimana variabel bebas adalah model
setiap soal yang mereka kerjakan dan pemblajaran kooperatif tipe scramble,
memasangkannya pada kartu soal. sedangkan variabel terikat adalah hasil
belajar fisika.
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 87

Didalam penelitian ini digunakan Tabel 2. Kriteria Indeks Gain


penelitan pra- eksperimen dengan desain Indeks Gain Kriteria
g > 0,70 Tinggi
Pre-test and Post-test Group dengan pola: 0,70 ≥ g ≥ 0,30 Sedang
0,30 ≥ g Rendah
𝟎𝟏 𝐗 𝟎𝟐
(Arikunto, 2010:124) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan:
A. Hasil Penelitian
O1 = Nilai pre-test sebelum diajar dengan
1. Analisis hasil belajar sebelum
strategi pembelajaran scramble
diterapkan metode scramble
O2 = Nilai post-test sesudah diajar dengan
Berdasarkan hasil tes yang diberikan
strategi pembelajaran scramble
kepada siswa pada saat pre test, maka
X = Strategi pembelajaran scramble
diperoleh hasil analisis deskriptif kuantitatif
Kemudian instrumen penelitian sebelum
untuk Skor mata pelajaran fisika pada siswa
digunakan sebagai tes hasil belajar, terlebih
kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar
dahulu diuji cobakan untuk menentukan
tahun ajaran 2014/2015 terhadap materi
validitas dan realibilitas tes.
pengukuran dengan menggunakan model
Data utama yaitu tentang skor hasil
pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat
belajar fisika. Selanjutnya, data tentang hasil
dilihat pada tabel berikut ini:
belajar fisika dianalisis menggunakan
Tabel 3. Statistik Skor Siswa Kelas X MIA 1
statistik deskriptif karena dalam penelitian ini pada Saat Pre Test
untuk mengetahui seberapa besar hasil Statistik Skor Statistik
Jumlah siswa 36
belajar fisika sebelum dan setelah diajar Skor ideal 20
model pembelajaran kooperatif tipe Skor tertinggi 10
Skor terendah 2
scramble. Skor rata-rata 6,94
Hasil penelitian yang diperoleh terdiri Standar deviasi 1,60
Data Primer Terolah (2014)
atas data awal dan data akhir kemudian
Jika skor hasil belajar siswa kelas X
dihitung peningkatan skor yang dapat
MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar tahun
dijelaskan dengan nilai N-gain (selisih antara
ajaran 2014/2015 dianalisis dengan
skor akhir dan skor awal). N-gain diperoleh
menggunakan persentase pada distribusi
dari skor rerata post test dikurangi dengan
frekuensi sehingga kita dapat melihat
skor pre test. Standard gain dapat dihitung
perbadingan dari data tersebut, data tersebut
dengan menggunakan rumus berikut:
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑔= (1)
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 −𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒

Dengan Kriteria interpertasi indeks gain


yang dikemukakan oleh Haake, yaitu:
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 88

Tabel 4. Presentase Distribusi Frekuensi 3. Analisis peningkatan hasil belajar


Skor Hasil Belajar Fisika Kelas X
setelah diterapkan metode scramble
MIA 1 pada saat Pre Test
Persentase Untuk mencari peningkatan (N-Gain)
No. Skor F
(%) hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA 1
1 1-2 1 2,78
2 3-4 0 0 SMA Negeri 14 Makassar tahun ajaran
3 5-6 13 36,11 2014/2015 diperoleh dengan
4 7-8 18 50
5 9 - 10 4 11,11 cara membandingkan hasil belajar pre test
Jumlah 36 100 dan post test. Data hasil belajar Fisika siswa
Data Primer Terolah (2014)
2. Analisis hasil belajar setelah kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar
diterapkan metode scramble tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 5. Statistik Skor Siswa Kelas X MIA 1
pada Saat Post Test 15
Statistik Skor Statistik
Jumlah siswa 36
Skor ideal 20 10
Skor tertinggi 19
Skor terendah 10
Skor rata-rata 13,92 5
Standar deviasi 2,37
Data Primer Terolah (2014)
0
Jika skor hasil belajar siswa kelas X MIA
Pre Test Post Test
1 SMA Negeri 14 Makassar tahun ajaran
2014/2015 dianalisis dengan menggunakan Gambar 1. Gambar Perbedaan Skor Rata-
persentase pada distribusi frekuensi maka Rata Siswa Kelas X MIA 1
SMA Negeri 14 Makassar
dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
Tahun Ajaran 2014/2015 Pada
Tabel 6. Presentase Distribusi Frekuensi Saat Pre Test dan Post Test
Skor Hasil Belajar Fisika Kelas X untuk 36 Siswa
MIA 1 pada saat Post Test Data Primer Terolah (2014)
Presentase Untuk melihat rata-rata gain
No. Skor F
(%) ternormalisasi (N-Gain), berikut disajikan
1 10 – 11 8 22,22
2 12 – 13 3 8,33 distribusi dan persentase rata-rata N-Gain
3 14 – 15 18 50 berdasarkan kriteria indeks gain.
4 16 – 17 5 13,89
5 18 - 19 2 5,56
Jumlah 36 100
Data Primer Terolah (2014)
Tabel 7. Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi Siswa
Persentase Rata-Rata Gain
Kriteria Indeks Gain Frekuensi
(%) Ternormalisasi (G)
Tinggi g > 0,70 3 8
Sedang 0,70 ≥ g ≥ 0,30 28 78
0,54
Rendah 0,30 ≥ g 5 14
Jumlah 36 100
Data Primer Terolah (2014)
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 89

B. Pembahasan Penerapan metode scramble ini,


Selama proses belajar mengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk
berlangsung di setiap pertemuan, guru mencari jawaban dari kartu soal dengan
mengkondisikan proses belajar sesuai dengan memasangkannya pada kartu jawaban yang
fase-fase pembelajaran kooperatif tipe tersedia serta menemukan sendiri solusi dari
scramble secara terstruktur dan sistematis. setiap permasalahan secara berkelompok.
Dalam penelitian pra-eksperimen ini Dan masing-masing siswa dalam kelompok
dilakukan beberapa tahapan yaitu pre test, mempunyai tugas sehingga semua siswa aktif
proses belajar mengajar dengan selama proses pembelajaran. Dengan cara ini
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe dapat membuat suasana belajar
scramble, dan post test. menyenangkan dan tidak membosankan serta
Melalui kedua tahap tersebut diperoleh memberikan pengalaman berlajar baru bagi
data hasil penelitian. Hasil belajar siswa siswa sehingga pada akhirnya akan
dapat diperoleh dari proses belajar mengajar meningkatkan hasil belajar siswa dan aktif
yang diukur melalui tes. Kegiatan tes ini dalam proses pembelajaran.
dilakukan dua kali yaitu pre test (tes sebelum Selain itu juga didukung oleh hasil
proses belajar mengajar) dan post test (tes penelitian yang dilakukan oleh Piping
setelah proses belajar mengajar), dari hasil Sugiharti pada siswa kelas VIII SMPK BPK
pre test dan post test ini dapat diketahui PENABUR Cimahi bulan Januari-Februari
besarnya peningkatan penguasaan siswa 2009, dapat disimpulkan bahwa minat siswa
terhadap materi pelajaran. terhadap pelajaran fisika yang awalnya masih
Jika terjadi post test lebih besar dari pre sangat rendah. Hal ini terlihat dari persentase
test maka dapat disimpulkan bahwa terjadi siswa yang kurang perhatian, bengong dan
peningkatan hasil belajar fisika. Hasil post mengobrol masih sangat tinggi, lebih dari
test menunjukkan skor rata-rata siswa sebesar 50%. Sebaliknya siswa yang aktif dan berani
13,92 sedangkan rata-rata skor pre test siswa mengungkapkan pendapat masih sangat
adalah 6,94. Setelah diterapkan pembelajaran rendah, kurang dari 28%, setelah diterapkan
kooperatif tipe scramble ternyata terdapat metode scramble terlihat bahwa minat belajar
peningkatan hasil belajar siswa. Selisih skor siswa mulai meningkat. Hal ini terlihat dari
pre test dengan post test menunjukkan persentase siswa yang kurang perhatian,
peningkatan hasil belajar siswa disebut gain. bengong dan mengobrol mulai berkurang,
Karena N-gain sebesar 0,54 maka memenuhi hingga kurang dari 19%. Sebaliknya siswa
kategori 0,70 ≥ g ≥ 0,30, sehingga gain hasil yang bersemangat, aktif dan berani
belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 mengungkapkan pendapat menjadi
Makassar tahun ajaran 2014/2015 adalah meningkat, hingga mencapai 69%.
kategori sedang.
JPF | Volume 3 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 90

V. PENUTUP Pembelajaran Matematika. Skripsi:


Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh [4] Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
Rineka Cipta. 2006.
sebagai berikut: [5] Haling, A. Belajar dan Pembelajaran.
Makassar: Badan Penerbit UNM. 2006.
1. Hasil belajar siswa sebelum diterapkan
[6] Jufri, Wahab. Belajar dan Pembelajaran
metode scramble pada siswa kelas X Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
2013.
MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar tahun
[7] Komalasari, Kokom. Pembelajaran
ajaran 2014/2015 rata-rata sebesar 6,94. Kontekstual Konsep Dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama. 2013.
2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan
[8] M, Sadirman A. Interaksi Dan Motivasi
metode scramble pada siswa kelas X Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2011.
MIA 1 SMA Negeri 14 Makassar tahun
[9] Rahim, Rahman. Metode Penelitian
ajaran 2014/2015 rata-rata sebesar 13,92. Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah. Makassar.
3. Penerapan model pembelajaran
[10] Santoso, Ras Eko Budi. Model
kooperatif tipe scramble dapat Pembelajaran Word
Square. 2011. (online)
meningkatkan hasil belajar fisika dalam
http://ras-
kategori sedang pada siswa kelas X MIA eko.blogspot.com/2011/05/model-
pembelajaran-word square.html. Diakses
1 SMA Negeri 14 Makassar tahun ajaran
pada tanggal 6 Mei 2014.
2014/2015. [11] Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2005.
PUSTAKA [12] Sugiono. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta. 2012.
[1] Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar [13] Suprijono, Agus. Cooperative Learning
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Aksara. 2009. Pustaka Pelajar. 2009.
[2] Arikunto, Suharsimi. Prodesur [14] Yusirisa. Model Pembelajaran
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kooperatif Tipe
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. Scramble. 2011. (online)
[3] Azizah. 2010. Implementasi Cooperative http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/2
Learning Dengan Metode Scramble 0/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-
Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan scramble/ diakses pada tanggal 6 Mei
Motivasi Belajar Siswa Dalam 2014.

Anda mungkin juga menyukai