(AKSIOLOGI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud aksiologi?
2. Apa yang dimaksud ilmu dan moral?
3. Apa saja kegunaan aksiologi ilmu?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam kategori dasar aksiologi?
5. Apa itu Tanggung Jawab Sosial Keilmuwan?
1.3.Tujuan
1. Untuk memahami arti dan maksud dari aksiologi.
2. Untuk memahami maksud dan arti ilmu dan moral.
3. Untuk mengetahui dan memahami kegunaan aksiologi ilmu.
4. Untuk menyebutkan dan menjelaskan kategori dasar aksiologi.
5. Untuk memahami tanggung jawab sosial keilmuwan.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional beraliran obyectivis sedangkan teori nilai
alamiah dan teori nilai emotif beraliran subyektivis.
1. Teori Nilai intuitif (The Intuitive theory of value)
Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan mustahil untuk
mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut. Bagaimanapun juga suatu perangkat nilai
yang absolute itu eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai ditemukan melalui intuisi
karena ada tatanan moral yang bersifat baku. Mereka menegaskan bahwa nilai eksis sebagai
piranti obyek atau menyatu dalam hubungan antar obyek, dan validitas dari nilai tidak
bergantung pada eksistensi atau perilaku manusia. Sekali seseorang menemukan dan
mengakui nilai tersebut melalui proses intuitif, ia berkewajiban untuk mengatur perilaku
individual atau sosialnya selaras dengan preskripsi moralnya.
2. Teori nilai rasional (The rational theory of value)
Bagi mereka janganlah percaya padanilai yang bersifat obyektif dan murni
independent dari manusia. Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil dari penalaran manusia.
Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang benar ketika ia tahu degan nalarnya bahwa itu
benar, sebagai fakta bahwa hanyaorang jahat atu yang lalai ynag melakukan sesuatu
berlawanan dengan kehendak atau wahyu tuhan. Jadi dengan nalar atau peran tuhan nilai
ultimo, obyektif, absolut yang seharusnya mengarahkan perilakunya.
3. Teori nilai alamiah (The naturalistic theory of value)
Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status kognitifnya, maka
teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika bukanlah keputusan factual tetapi hanya
merupakan ekspresi emosi dan tingkah laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa
diverivikasi, sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan
manusia(Poedjawijatna, 2004).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Seorang ilmuwan mempunyai tanggungjawab agar produk keilmuwan sampai dan
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Dalam menggunakan ilmu kita harus
menggunakannya untuk kepentingan bersama karena ilmu merupakan alat untuk
meningkatkan taraf hidup dan bermanfaat bagi setiap orang apabila ilmu yang kita dapat
digunakan berdasarkan nilai atau etika, kodrat dan martabat manusia. Maka dari itu kegunaan
dan manfaat dari ilmu itu sendiri dikaji dalam aksiologi. Dimana, Aksiologi adalah kegunaan
ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Ilmu menghasilkan teknologi yang diterapkan
dan dikembangkan pada masyarakat. Teknologi dalam perkembangannya dapat menjadi
berkah dan penyelamat bagi manusia, tetapi juga dapat menjadi bencana bagi manusia.
3.2. Saran
Dewasa ini teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Manusia telah
menerapkan keduanya delam kehidupannya sehari – hari. Namun, manusia juga masih
banyak menggunakan teknologi dan pengetahuan secara menyimpang maka hal ini yang
menyebabkan bencana pada manusia itu sendiri.
Dengan didukung oleh teknologi yang modern dan perkembangan ilmu pengetahuan
yang pesat seharusnya manusia memanfaatkan hal tersebut sebaik mungkin. Manusia dapat
berpikir kreatif agar memperoleh sesuatu yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziarti, Benni Farida. Dimensi aksiologi dalam filsafat. Diambil dari internet.
http//id.shvoong.com/social-sciences/education/2124658-dimensi-aksiologi dalam
filsafat-pendidikan/ pada tanggal 10 maret 2014.
http://Dinulislami.blogspot.com/2009/2010/aksiologi. html
Rahmat, aceng dkk. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kenca Predana Media
Group.