Anda di halaman 1dari 26

BUPATI ACEH UTARA

PROVINSI ACEH
QANUN KABUPATEN ACEH UTARA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 8 TAHUN
2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH UTARA
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI ACEH UTARA,

Menimbang : a. bahwa pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten


Aceh Utara yang semakin berkembang dan kompleks sudah
tidak sejalan lagi dengan terjadinya perubahan regulasi
Pemerintah Pusat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun
2014 tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah berupa
Kendaraan Perorangan Dinas sehingga pengelolaan Barang
Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang telah
ditetapkan dan diundangkan dengan Qanun Kabupaten Aceh
Utara Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang
Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara perlu dilakukan
penyesuaian kembali dengan perkembangan kebutuhan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara;
b. bahwa penyesuaian Pengelolaan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara sejalan dengan perubahan regulasi
dimana terjadinya pemisahan terhadap pengelolaan barang
secara umum dan penjualan barang berupa kendaraan
Perorangan Dinas yang pengaturan secara khusus dan
kebijakan terhadap Aparatur Sipil Negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015
tentang Aparatur Sipil Negara;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 105 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah dan surat Gubernur Aceh
Nomor 180/2382 tanggal 3 Februari 2015 tentang tanggapan
terhadap Qanun Kabupaten Aceh Utara tentang Pengelolaan
Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aveh Utara maka perlu
merubah Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun
2013 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu membentuk
Qanun Kabupaten Aceh Utara tentang Perubahan Atas
Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara;

Bag. Hk/Qanun 16……..


Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonsia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1092);
3. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang
Penjualan Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1957 Nomor 158);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2013);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4633);
10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Bag. Hk/Qanun 16…….. 2


12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3573), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah
Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4515);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3643);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416),
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2004 Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan
dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 90,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4659);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang
Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan
Perorangan Dinas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 305, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5610);
19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
20. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata
Cara Penjualan Status Rumah Negeri;

Bag. Hk/Qanun 16…….. 3


21. Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja
Pemerintah Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten;
24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001
tentang Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah;
25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002
tentang Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang Daerah
Provinsi/ Kabupaten/Kota;
26. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah;
27. Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH UTARA
Dan
BUPATI ACEH UTARA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH UTARA TENTANG PERUBAHAN
ATAS QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 8 TAHUN
2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH UTARA.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor
8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara (Lembaran Kabupaten Aceh Utara Nomor
Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Kabupaten Aceh
Utara Nomor 202 ), diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diantara angka 11 dan 12 disisipkan 7


(tujuh) angka yakni angka 11a, 11b, 11c, 11d, 11e, 11f
dan11g, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1
Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Utara.
2. Qanun adalah Peraturan Perundang-undangan sejenis
Peraturan Daerah yang mengatur penyelenggaraan
Pemerintahan dan kehidupan masyarakat Kabupaten
Aceh Utara.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 4


3. Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara
Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara yang terdiri atas
Bupati dan Perangkat Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Aceh Utara.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten selanjutnya disebut
DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh
Utara.
6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten
Aceh Utara.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Aceh Utara selaku Pengelola Barang Milik pemerintah
kabupaten.
8. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya
disingkat SKPK adalah perangkat daerah dalam lingkup
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
9. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Kabupaten Aceh Utara selanjutnya disebut DPKKD
adalah Satuan Kerja Perangkat Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Aceh Utara
10. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
Daerah Kabupaten Aceh Utara selanjutnya disebut
kepala DPKKD adalah selaku Pembantu Pengelola
Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
11. Pengguna Barang adalah Pejabat Pemegang kewenangan
penggunaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten.
11a.Kendaraan Perorangan Dinas adalah Barang Milik
Pemerintah Kabupaten berupa kendaraan bermotor yang
digunakan oleh Pejabat Negara, Pegawai Aparatur Sipil
Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada
jabatan yang diembannya.
11b. Pejabat Negara adalah Bupati dan Wakil Bupati.
11c. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah
11d.Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
11e.Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 5


11f. Barang Milik Pemerintah Kabupaten adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
11g. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara
independen berdasarkan kopetensi yang dimilikinya.
12. Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap
Barang Daerah yang meliputi perencanaan, kebutuhan,
penganggaran, penyaluran, pemeliharaan,
penatausahaan, pengamanan, penggunaan,
pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan.
13. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah
lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang
akan datang.
14. Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan barang daerah dan jasa.
15. Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/
pengiriman barang dari gudang atau tempat lain yang
ditunjuk ke Satuan Kerja/Unit Kerja pemakai.
16. Penyimpan Barang/bendahara barang/Pemegang Barang
Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara adalah pegawai
yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan dan
mengeluarkan barang.
17. Pengurus Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara adalah pegawai yang diserahi tugas untuk
mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang
ada disetiap (SKPK).
18. Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara adalah
semua barang milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBK dan/atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
19. Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap
Barang Daerah yang meliputi perencanaan, kebutuhan,
penganggran, penyaluran, pemeliharaan, penatausahaan,
pengamanan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan,
dan pemindahtanganan.
20. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara untuk menghubungkan pengadaan barang
yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan
sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan
kebutuhan yang akan datang.
21. Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan Barang Daerah dan Jasa.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 6


22. Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/
pengiriman barang dari gudang atau tempat lain yang
ditunjuk ke Satuan Kerja/Unit Kerja pemakai.
23. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang
dilakukan agar semua Barang Milik Pemerintah
Kabupaten selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
24. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian
dalam pengurusan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya
hukum.
25. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan
menatausahakan barang milik pemerintah kabupaten
yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPK yang
bersangkutan.
26. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten yang tidak dipergunakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPK dalam bentuk
sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan bangun
serah guna dan bangun guna serah dengan tidak
mengubah status kepemilikan.
27. Sewa adalah pemanfaatan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dengan menerima imbalan uang tunai.
28. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan
antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu
tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu
tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola
barang.
29. Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang
Milik Pemerintah Kabupaten oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan daerah dan
sumber pembiayaan lainnya.
30. Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten berupa tanah oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya
setelah berakhirnya jangka waktu.
31. Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten berupa tanah oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu yang disepakati.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 7


32. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik
Pemerintah Kabupaten dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau
kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya.
33. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan
Barang Milik Pemerintah Kabupaten sebagai tindak
lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai
modal Pemerintah Kabupaten.
34. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten kepada pihak lain dengan
menerima penggantian dalam bentuk uang.
35. Tukar Menukar Barang Milik Pemerintah Kabupaten/
tukar guling adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten yang dilakukan antara
Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Pusat, antara
Pemerintah Kabupaten dengan Provinsi, antara
Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Kabupaten/
Kota atau antara Pemerintah Kabupaten dengan pihak
lain dengan menerima penggantian dalam bentuk barang,
sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
36. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten, dari
Pemerintah Kabupaten Kepada Pemerintah Pusat, antar
Pemerintah Kabupaten/Kota atau dari Pemerintah
Kabupaten kepada pihak lain tanpa memperoleh
penggantian.
37. Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten adalah
pengalihan kepemilikan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal/saham pada badan usaha
milik Kabupaten atau badan hukum lainnya.
38. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
39. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan
Barang Milik Kabupaten.
40. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang
selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan
relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu
untuk memperoleh nilai Barang Milik Kabupaten.
41. Daftar Barang Pengguna selanjutnya disingkat DBP
adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan
oleh masing-masing pengguna.
42. Daftar Barang Kuasa Pengguna selanjutnya disingkat
DBKP adalah daftar yang memuat data barang yang
dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna Barang.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 8


43. Standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah
kabupaten adalah pembakuan ruang kantor,
perlengkapan kantor, rumah dinas, kendaraan dinas dan
lain-lain barang yang memerlukan standarisasi.
44. Standarisasi harga adalah penetapan besaran harga
barang sesuai jenis, spesifikasi dan kualitas dalam 1
(satu) periode tertentu.
45. Kuasa Pengguna Barang adalah Kepala Unit Kerja atau
pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk
menggunakan barang yang berada dalam
penguasaannya.
46. Unit kerja adalah bagian dari SKPK selaku kuasa
Pengguna Barang.

2. Diantara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat yakni
ayat (2a) sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5
(1) Klasifikasi barang dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu :
a. barang tidak bergerak; dan
b. barang bergerak.
(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi :
a. tanah; dan
b. gedung/bangunan;
(2a) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi:
a. Kendaraan bermotor;dan
b. Mobiler.
(3) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) adalah semua barang yang dapat dipindah tangankan.

3. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut :
Pasal 11

(1) Perencanaan kebutuhan Barang Milik Pemerintah


Kabupaten disusun dalam rencana kerja dan anggaran
SKPK setelah memperhatikan ketersediaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten yang ada.
(2) Perencanaan kebutuhan pemeliharaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten disusun dalam rencana dan
anggaran SKPK dengan memperhatikan data barang yang
ada dalam pemakaian.
(3) Perencanaan Kebutuhan dan pemeliharaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) berpedoman pada standarisasi sarana
dan prasarana kerja Pemerintah Kabupaten yang
ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan standar harga
yang ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 9


(4) Peraturan Bupati dan keputusan Bupati sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dijadikan acuan dalam
menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Kabupaten
dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik
Kabupaten.
(5) Perencanaan Kebutuhan dan pemeliharaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) sebagai dasar penyusunan rencana Kerja
dan Anggaran masing-masing SKPK sebagai bahan
penyusunan rencana APBK.

4. Diantara Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 3 (tiga) Pasal


yakni Pasal 11A, Pasal 11B dan Pasal 11C sehingga berbunyi
sebagai berikut:

Pasal 11A
Pengelola bersama dengan pengguna membahas usul
Rencana kebutuhan Barang Milik Kabupaten atau Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Kabupaten masing-
masing SKPK dengan memperhatikan data barang pada
pengguna dan/atau pengelola untuk ditetapkan sebagai
Rencana Kebutuhan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten.

Pasal 11B

(1) Pembantu pengelola menyusun daftar kebutuhan Barang


Milik Pemerintah Kabupaten dan Daftar Kebutuhan
Pemeliharaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagai dasar pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan
Barang Milik Pemerintah Kabupaten.
(2) Daftar Kebutuhan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 11C
Pembantu Pengelola sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11B dapat membentuk
tim penyusun sebagai dasar dalam penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten.

5. Ketentuan Pasal 12 dihapus


6. Diantara Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan 2 (dua) Pasal
yakni Pasal 16A dan Pasal 16B, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 16A

(1) Pengadaan barang/jasa Pemerintah Kabupaten


dilaksanakan oleh Panitia pengadaan barang/jasa
Pemerintah Kabupaten, atau init lain yang dibentuk
berdasarkanperaturan Perundang-undangan.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 10


(2) Panitia pelaksana Pengadaan barang/jasa Pemerintah
Kabupaten ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(3) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pembentukan
Panitia Pengadaan Barang/jasa kepada pengelola untuk
membentuk panitia pengadaan barang/jasa.

Pasal 16B
(1) Pengguna membuat laporan hasil pengadaan barang/jasa
Pemerintah Kabupaten kepada Bupati melalui pengelola.
(2) Laporan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilengkapi dengan dokumen pengadaan
barang/jasa.

7. Ketentuan Bagian Ketiga dan Pasal 29 diubah sehingga


berbunyi :
Bagian Ketiga
Penggunaan Barang Selain Tanah dan/atau Bangunan
Pasal 29
Penggunaan Barang selain tanah dan/atau bangunan
dilingkungan SKPK diatur oleh pengguna barang.

8. Ketentuan Pasal 35 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut :
Pasal 35

(1) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten


berupa tanah dan/atau bangunan, selain tanah
dan/atau bangunan yang dipergunakan untuk
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
SKPK, dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat
persetujuan pengelola.
(2) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi SKPK, dilaksanakan oleh pengelola
setelah mendapat persetujuan Bupati.
(3) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten selain
tanah dan/atau bangunan yang tidak dipergunakan
untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi SKPK, dikembalikan kepada pengelola.
(4) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan
memperhatikan kepentingan Pemerintah Kabupaten
dan kepentingan umum.
(5) Bentuk-bentuk pemanfaatan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten berupa :
a. sewa;
b. pinjam pakai;
c. kerjasama pemanfaatan;
d. bangun guna serah atau bangun serah guna;dan
e. kerjasama penyediaan infrastruktur.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 11


9. Diantara Pasal 35 dan Pasal 36 disisipkan 5 (lima) Pasal
yakni Pasal 35A, Pasal 35B, Pasal 35C, Pasal 35D dan Pasal
35E sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 35A
(1) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 5 huruf (a)
baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang
belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten, dapat
disewakan kepada pihak ketiga sepanjang
menguntungkan Pemerintah Kabupaten dengan
ketentuan :
a. tidak merubah status kepemilikan barang Milik
Pemerintah Kabupaten.
b. dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati.
c. sebagian tanah dan/atau bangunan, selain tanah
dan/atau bangunan yang masih dipergunakan oleh
pengguna, dilaksanakan oleh pengguna setelah
mendapat persetujuan dari pengelola.
d. Jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
(2) Ketentuan mengenai tata cara Penyewaan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35B

(1) Pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35


ayat 5 huruf (b) dapat dilaksanakan dengan:
a. antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Kabupaten, antara Pemerintah Provinsi dengan
Pemerintah Kabupaten dan/atau antara Pemerintah
Kabupaten dengan Pemerintah Kabupaten/Kota lain.
b. Alat Kelengkapan DPRK dalam rangka menunjang
penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten.
c. Instansi vertikal yang ada di daerah dalam rangka
menunjang penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
d. Jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) kali
e. tidak merubah status kepemilikan;
f. dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati;
(2) Ketentuan mengenai tata cara pinjam pakai diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35C
(1) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 5 huruf c,
dilaksanakan dengan:
a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Barang
Milik Pemerintah Kabupaten;

Bag. Hk/Qanun 16…….. 12


b. meningkatkan pendapatan;
c. pihak ketiga ;
d. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30
(tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan
dapat diperpanjang;
e. tidak dapat dianggunkan;
f. tidak boleh merubah status;
g. tidak boleh dipindahtangankan;
h. dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati dan DPRK;
(2) Ketentuan mengenai tata cara kerjasama pemanfaatan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

Pasal 35D
(1) Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) huruf d
dilaksanakan bila pemerintah kabupaten:
a. memerlukan bangunan dan fasilitas bagi
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten untuk
kepentingan pelayanan umum.
b. tidak tersedia dana APBK;
c. dilaksanakan melalui tender/lelang;
d. Jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun;
e. Dilarang menjaminkan, menggadaikan atau
memindahtangankan;
f. Dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati dan DPRK;
(2) Ketentuan mengenai tata cara Bangun Guna Serah dan
Bangun Serah Guna diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati
Pasal 35E
Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 5 huruf e
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

10. Ketentuan Pasal 37 ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat (5)


sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 37

(1) Barang berupa tanah harus disertifikatkan atas nama


Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
(2) Barang berupa bangunan harus dilengkapi bukti
kepemilikan atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara.
(3) Barang selain tanah dan/atau bangunan harus
dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 13


(4) Barang dapat diasuransikan sesuai kemampuan
keuangan daerah dan dilaksanakan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
(5) Penyimpanan bukti kepemilikan barang berupa tanah
dan/atau bangunan dilakukan oleh pengelola dengan
memperhatikan factor keamanan dan keselamatan dan
dapat dilimpahkan kepada pembantu pengelola.

11. Ketentuan Pasal 39 dihapus.

12. Ketentuan Pasal 42 diubah dan ditambah 4 (empat) ayat


yakni ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) sehingga
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 42

(1) Penilaian barang Milik Pemerintah Kabupaten berupa


tanah dan/atau Bangunan dalam rangka penyusunan
neraca, pemanfaatan atau Pemindahtanganan
dilakukan oleh:
a. Penilai pemerintah;
b. penilai publik;
(2) Penilaian Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan
terhadap:
a. Pinjam Pakai;dan
b. Hibah.
(3) Penilaian Barang Milik Pemerintah Kabupaten selain
tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan
atau pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang
ditetapkan oleh Bupati dan dapat melibatkan penilai
yang bersertifikat.
(4) Hasil Penilaian barang Milik Pemerintah Kabupaten
ditetapkan oleh Bupati.
(5) Dalam kondisi tertentu pengelola barang dapat
melakukan penilaian kembali atas nilai barang
Pemerintah Kabupaten yang telah ditetapkan dalam
neraca Kabupaten.
(6) Penilaian kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditetapkan dengan keputusan bupati.

13. Ketentuan Pasal 45 ayat (3) diubah, ayat (4) dihapus dan
ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat 5 sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 45

(1) Penghapusan barang sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 44 huruf a, dilakukan dalam hal barang dimaksud
sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna
dan/atau kuasa pengguna.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 14


(2) Penghapusan barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 huruf b, dilakukan dalam hal barang dimaksud
sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau
karena sebab-sebab lain.
(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan dengan Keputusan Pengelola atas
nama Bupati.
(4) Di Hapus.
(5) Bupati dapat mendelegasikan persetujuan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten berupa barang persediaan
kepada pengelola Barang .

14. Ketentuan Pasal 46 ayat (1) diubah dan ditambah 1 (satu)


huruf yakni huruf c, diantara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan
1 (satu) ayat yakni ayat (2a) dan ayat (3) diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 46
(1) Pemusnahan barang milik Pemerintah Kabupaten
dilakukan dalam hal:
a. tidak dapat digunakan;
b. tidak dapat dimanfaatkan;dan
c. Tidak dapat dipindahtangankan;
(2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh pengguna dengan keputusan
pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.
(2a) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun
dan ditenggelamkam.
(3) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2a) dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan
dan dilaporkan kepada Bupati.

15. Ketentuan Pasal 48 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni


ayat (4) sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 48

(1) Penghapusan barang Milik Pemerintah Kabupaten


meliputi:
a. Dari daftar pengguna dan/atau kuasa pengguna;
b. Dari buku induk inventaris;
(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam hal barang Milik Pemerintah
Kabupaten sudah tidak berada dalam penguasaan
pengelola, pengguna dan kuasa pengguna.
(3) Penghapusan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) karena sudah
beralih kepemilikan, pemusnahan atau akibat putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
(4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 15


16. ketentuan Pasal 50 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni
ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 50

(1) Penghapusan barang tidak bergerak ditetapkan dengan


Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRK.
(2) Penghapusan barang bergerak yang bernilai sampai
dengan Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
dilakukan oleh pengelola setelah mendapat persetujuan
Bupati.
(3) Penghapusan barang bergerak sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000. (
lima milyar rupiah) dilakukan oleh pengelola barang
setelah mendapat persetujuan Bupati dan DPRK.

17. Ketentuan Pasal 51 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut :
Pasal 51

(1) Barang Milik Pemerintah Kabupaten yang tidak


diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan
kabupaten dapat dipindahtangankan.
(2) Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara:
a. Penjualan;
b. Tukar Menukar;
c. Hibah; dan
d. Penyertaan Modal Pemerintah kabupaten.

18. Diantara Pasal 51 dan Pasal 52 disisipkan 4 Pasal yaitu


Pasal 51A, Pasal 51B,Pasal 51C dan Pasal 51D sehingga
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 51A
Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 untuk:
a. tanah dan/atau bangunan; atau
b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari
Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan
setelah mendapat persetujuan DPRK.

Pasal 51B

(1) Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Kabupaten


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51A huruf a
dilakukan oleh Pengelola dan ditetapkan dengan
Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRK.
(2) Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51A huruf b
dilakukan oleh Pengelola dan ditetapkan dengan
Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRK.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 16


Pasal 51C

(1) Rumah Dinas Pemerintah Kabupaten dibedakan dalam 3


(tiga) golongan, yaitu:
a. Rumah Dinas Golongan I;
b. Rumah Dinas Golongan II; dan
c. Rumah Dinas Golongan III.
(2) Rumah Dinas Milik Pemerintah Kabupaten yang dapat
dijual/disewabelikan kepada Pegawai ASN dengan
ketentuan:
a. Rumah dinas golongan III dan rumah dinas golongan II
yang telah diubah golongannya menjadi rumah dinas
golongan III yang permanen, semi permanen dan
darurat, telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih.
b. Penentuan Rumah Dinas Golongan III ditetapkan
dengan keputusan Bupati.
(3) Rumah Dinas Milik Pemerintah Kabupaten yang tidak
dapat dijual/disewabelikan yaitu :
1. Rumah Dinas golongan I;
2. Rumah Dinas golongan II;
3. Rumah Dinas golongan III yang masih dalam sengketa.
4. Rumah Dinas golongan III yang belum berumur 10
(sepuluh) tahun.
(4) Yang berhak membeli Rumah Dinas Golongan III :
1. Pegawai ASN
a. Mempunyai masa kerja 10 tahun;
b. Memilik surat izin penghunian;
c. surat izin penghunian ditandatangani oleh
pengelola atas nama Bupati;
d. belum pernah dengan jalan/cara apapun
memperoleh dan/atau membeli rumah dinas.
2. Pensiunan Pegawai ASN
a. Menerima gaji pensiunan dari negara/pemerintah;
b. Memiliki surat izin penghunian;
c. belum pernah dengan jalan/cara apapun
memperoleh membeli rumah dinas.
3. Janda/duda Pegawai ASN
a. Masih menerima tunjangan pensiunan dari
negara/pemerintah;
b. Almarhum suami/istrerinya sekurang-kurangnya
mempunyai masa kerja 10 tahun atau masa kerja
almarhum suami/isterinya ditambah dengan
jangka waktu sejak yang bersangkutan menjadi
janda/duda berjumlah sekurang-kurangnya 10
tahun.
c. Memiliki surat izin penghunian;
d. Almarhum suami/isterinya belum pernah dengan
jalan/cara apapun memperoleh /membeli rumah
dinas.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 17


(5) Pejabat Negara atau Janda/duda pejabat Negara:
a. masih berhak menerima tunjangan pensiunan dari
negara;
b. memiliki surat izin penghunian;
c. belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas
rumah dan/atau tanah dari daerah berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. almarhum suami/isterinya belum pernah
memperoleh/ membeli rumah berdasarkan Peraturan
perundang-undangan.
(6) Apabila penghuni rumah daerah golongan III
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayat (4) dan ayat (5) meninggal dunia, maka pengajuan
permohonan pengalihan hak/membeli atas rumah
diajukan oleh anak yang sah dari penghuni yang
bersangkutan.
(7) Apabila penghuni sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
meninggal dunia tidak mempunyai anak yang sah maka
rumah dikembalikan kedaerah.

Pasal 51D
Ketentuan lebihlanjut tentang Tatacara penjualan dan atau
pemindahtangan, pengalihan status dan pengalihan hak atas
rumah sebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 51C diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

19. Diantara huruf b dan huruf c ayat (2) Pasal 52 disisipkan 1


(satu) huruf yakni huruf b1 sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 52

(1) Pemindahtanganan barang sebagaimana dimaksud dalam


pasal 51, ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah
mendapat persetujuan DPRK untuk :
a. tanah dan/atau bangunan; dan
b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih
dari Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
(2) Pemindahtanganan yang tidak memerlukan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) apabila :
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan Kabupaten;
b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan
pengganti sudah disediakan dalam dokumen
pelaksanaan anggaran;
b1 diperuntukan bagi Pegawai ASN;
c. diperuntukkan bagi kepentingan umum; dan
d. dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 18


20. Ketentuan pasal 55 diubah dan ditambah satu ayat yakni
ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 55

(1) Penjualan Barang Milik Pemerintah Kabupaten berupa


Kendaraan Perorangan Dinas dapat dilakukan kepada :
a. pejabat Negara;
b. mantan Pejabat Negara;
(2) Penjualan Barang Milik Pemerintah Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf
b, dapat dilakukan dengan cara tanpa melalui lelang.
(3) Penjualan kendaraan perorangan dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan tanpa
melalui lelang setelah berakhir masa jabatan paling lama
1 (satu) tahun.

21. Diantara Pasal 55 dan Pasal 56 disisipkan 2 (dua) Pasal


yakni Pasal 55A dan Pasal 55B sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 55A

(1) Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) dengan ketentuan:
a. telah berusia paling singkat 4 (empat) tahun terhitung
mulai tahun perolehannya, dalam kondisi baru; atau
b. sudah tidak digunakan lagi untuk pelaksanaan tugas.
(2) Permohonan penjualan Kendaraan Perorangan Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada
tahun terakhir periode jabatannya.
(3) Kendaraan Perorangan Dinas yang dijual tanpa melalui
lelang paling banyak 1 (satu) unit kendaraan bagi 1
(satu) orang Pejabat Negara.
(4) Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas berdasarkan
Qanun ini, dapat membeli lagi 1 (satu) unit Kendaraan
Perorangan Dinas tanpa melalui lelang setelah jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun sejak pembelian yang pertama.

Pasal 55B

Pejabat Negara yang dapat membeli Kendaraan Perorangan


Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) harus
memenuhi persyaratan:
a. telah memiliki masa kerja atau masa pengabdian selama
4 (empat) tahun atau lebih secara berturut-turut,
terhitung mulai tanggal ditetapkan; dan
b. tidak sedang atau tidak pernah dituntut tindak pidana
dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat
5 (lima) Tahun.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 19


Pasal 55C
Harga jual Kendaraan perorangan Dinas yang dijual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) ditentukan
oleh Pengguna Barang sebagai berikut:
a. Kendaraan dengan umur 4 (empat) tahun sampai dengan
7 (tujuh) tahun, harga jualnya adalah 40% (empat puluh
persen) dari nilai wajar kendaraan.
b. Kendaraan dengan umur lebih dari 7 (tujuh) tahun,
harga jualnya adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai
wajar kendaraan.

Pasal 55D
(1) Hasil penjualan Kendaraan Perorangan Dinas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55C harus dibayar
sekaligus.
(2) Hasil penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disetor ke Kas Daerah.
(3) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal berlakunya
surat persetujuan penjualan.

22. Diantara Pasal 56 dan Pasal 57 disisipkan 1 (satu) Pasal


yakni pasal 56A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 56A
(1) Yang dapat membeli kendaraan operasional dinas dan
kendaraan operasional khusus/lapangan yaitu:
a. Pimpinan Dewan Perwkilan Rakyat Kabupaten Aceh
Utara; dan
b. Pegawai ASN;
(2) Yang dapat membeli kendaraan operasional dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a telah
mempunyai masa bakti 5 (lima) tahun.
(3) Yang dapat membeli kendaraan operasional dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, telah
mempunyai masa kerja 10 Tahun atau lebih dengan
prioritas:
a. Pejabat/pegawai negeri yang akan memasuki masa
pensiun;
b. Pejabat/pegawai pemegang kendaraan;dan
c. Pejabat/pegawai yang lebih senior;
(4) Pimpinan dewan dan pejabat/pegawai dapat membeli
kembali kendaraan operasional dinas dan kendaraan
dinas operasional khusus/lapangan dalam tenggang
waktu 10 tahun sejak pembelian yang pertama.
(5) Pembelian kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), sampai dengan ayat (4) dilakukan secara lelang
terbatas.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 20


Pasal 56B
Tatacara penjualan kendaraan operasional dinas dan
kendaraan dinas operasional khusus/lapangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56A diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.

23. Ketentuan Pasal 67 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:
Pasal 67

(1) Penjualan barang milik pemerintah kabupaten selain


tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola
setelah mendapat persetujuan Bupati.
(2) Penjualan barang milik pemerintah kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. pengguna mengajukan usul penjualan kepada
pengelola;
b. pengelola meneliti dan mengkaji usul penjualan yang
diajukan oleh pengguna sesuai dengan
kewenangannya;
c. pengelola menerbitkan keputusan untuk menyetujui
atau tidak menyetujui usulan penjualan yang diajukan
oleh pengguna;
(3) Tatacara penjualan Barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
(4) Hasil penjualan Barang Milik pemerintah kabupaten
disetor ke Kas Daerah.

24. Ketentuan Pasal 71 ayat (1) diubah sehingga berbunyi


sebagai berikut:
Pasal 71

(1) Hibah barang dapat dilakukan dengan pertimbangan


untuk penyelenggaraan pemerintahan:
a. untuk kepentingan sosial, budaya, keagamaan,
kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersil.
b. Antara pemerintah pusat dengan Pemerintah
Kabupaten, antar pemerintah Kabupaten dengan
Instansi vertikal yang ada di kabupaten dan antar
Pemerintah Kabupaten/kota lainnya.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. bukan merupakan barang rahasia negara/daerah;
b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup
orang banyak; dan

Bag. Hk/Qanun 16…….. 21


c. tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

25. Ketentuan Pasal 72 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 72
(1) Hibah dapat berupa:
a. tanah dan/atau bangunan; dan
b. selain tanah dan/atau bangunan;
(2) hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan oleh Bupati setelah mendapat persetujuan
DPRK.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b yang dari awal pengadaannya direncanakan
untuk dihibahkan tidak memerlukan persetujuan DPRK.
(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang
bernilai sampai dengan Rp. 5.000.000.000,- (lima Milyar
rupiah) dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati.
(5) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang
bernilai diatas Rp. 5.000.000.000,- (lima Milyar rupiah)
ditetapkan oleh Bupati setelah mendapat persetujuan
DPRK.

26. Ketentuan Pasal 73 dihapus

27. Ketentuan Pasal 82 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 82
(1) Pengelolaan barang khususnya yang terkait dengan
pemindahtanganan dan pemanfaatan yang sudah
berjalan dan/atau sedang dalam proses pelaksanaan
sebelum Qanun ini ditetapkan tetap dinyatakan berlaku.
(2) Ketentuan pelaksanaan qanun ini sudah harus selesai
paling lama 6 (enam) bulan sejak diundangkan.

Bag. Hk/Qanun 16…….. 22


Pasal II
Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Kabupaten Aceh Utara.

Ditetapkan di Lhokseumawe
pada tanggal 24 Maret 2016 M
15 Jumadil Akhir 1437 H

BUPATI ACEH UTARA,

H. MUHAMMAD THAIB

Diundangkan di Lhokseumawe
pada tanggal 24 Maret 2016 M
15 Jumadil Akhir 1437 H
SEKRETARIS DAERAH

ISA ANSHARI

Paraf Koordinasi
Kepala DPKKD
Kepala Bagian Hukum

LEMBARAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2016 NOMOR 2


NOMOR REGISTER QANUN KABUPATEN ACEH UTARA PROVINSI ACEH ( 2/24 /2016)

Bag. Hk/Qanun 16…….. 23


PENJELASAN
ATAS
QANUN KABUPATEN ACEH UTARA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG

PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 8 TAHUN 2013


TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH UTARA

I. UMUM

Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun 2013 tentang


Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara merupakan
landasan hukum untuk mengelola barang Milik Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara. Qanun ini mengatur mengenai klasifikasi Barang, pejabat
pengelola barang rencana kebutuhan dan penganggaran, pengadaan
penyimpanan dan penyaluran barang, penggunaan, penatausahaan,
pemanfaatan, pengamana dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtangan, pengawasan, serta tuntutan ganti rugi Dalam
pelaksanaan Pengelolaan Barang milik pemerintah Kabupaten Aceh Utara
selama ini dipandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap beberapa
pengaturan dalam Qanun tersebut sehubungan adanya regulasi
Pemerintah Pusat yaitu ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 27
tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik
Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas agar dapat dilaksanakan
secara optimal.
Otonomi Daerah yang saat ini bergulir adalah merupakan sarana
pemberian kedudukan bagi daerah otonom berupa hak, wewenang, dan
kewajiban bagi daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan sesuai dengan kepentingan masyarakat
setempat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan Barang milik pemerintah kabupaten merupakan salah satu
urusan dan kewenangan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Utara yang menyangkut dengan urusan asset daerah
khususnya masalah pengelolaan barang/asset/kekayaan milik pemerintah
kabupaten Kabupaten Aceh harus dikelola atau dilaksanakan dengan baik
dan tepat maka perlu membentuk suatu Qanun yang menjadi arah
kebijakan dan pedoman Pengelolaan Barang Milik pemerintah kabupaten di
Kabupaten Aceh Utara.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas
Angka 2
Pasal 5
Cukup Jelas

Bag. Hk/Qanun 16…….. 24


Angka 3
Pasal 11
Cukup Jelas
Angka 4
Pasal 11A
Cukup Jelas
Pasal 11B
Cukup Jelas
Pasal 11C
Cukup Jelas
Angka 5
Cukup Jelas
Angka 6
Pasal 16A
Cukup Jelas

Pasal 16B
Cukup Jelas
Angka 7
Pasal 29
Cukup Jelas
Angka 8
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 35A
Cukup Jelas
Pasal 35B
Cukup Jelas
Pasal 35C
Cukup Jelas
Pasal 35D
Cukup Jelas
Pasal 35E
Cukup Jelas
Angka 9
Pasal 37
Cukup Jelas
Angka 10
Cukup Jelas
Angka 11
Pasal 42
Cukup Jelas
Angka 12
Pasal 45
Cukup Jelas
Angka 13
Pasal 46
Cukup Jelas
Angka 14
Pasal 48
Cukup Jelas
Angka 15
Pasal 50
Cukup Jelas
Angka 16
Pasal 51

Bag. Hk/Qanun 16…….. 25


Cukup Jelas
Angka 17
Pasal 51A
Cukup Jelas
Pasal 51B
Cukup Jelas
Pasal 51C
Cukup Jelas
Pasal 52D
Cukup Jelas
Angka 18
Pasal 52
Cukup Jelas
Angka 19
Pasal 55
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan Pejabat Negara
adalah Bupati dan Wakil Bupati
Huruf b
Yang dimaksud dengan mantan
Pejabat Negara adalah mantan Bupati
dan mantan Wakil Bupati
Angka 20
Pasal 55A
Cukup Jelas
Pasal 55B
Cukup Jelas
Pasal 55C
Cukup Jelas
Pasal 55D
Cukup Jelas
Angka 21
Pasal 67
Cukup Jelas
Angka 22
Pasal 71
Cukup Jelas
Angka 23
Pasal 72
Cukup Jelas
Angka 24
Pasal 82
Cukup Jelas
Pasal II
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 216

Bag. Hk/Qanun 16…….. 26

Anda mungkin juga menyukai