Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... ...... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... . 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... . 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Lahan ................................................................................ 3
2.2 Kualitas Lahan ..................................................................................... 3
2.3 Sifat Lahan .......................................................................................... 3
2.4 Status Lahan ....................................................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................................... 6
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ........................................................... 6
3.2 Pembagian .......................................................................................... 6
3.3 Metode Pelaksanaan ........................................................................... 6
BAB IV HASIL PRAKTIKUM............................................................................... 7
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................9
5.2 Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................10
LAMPIRAN...........................................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan
oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam
memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya
hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi trend baru meninggalkan
pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk,
pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan
yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal
dengan pertanian organik. Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan
ilmiah mengenai ekologi dan teknologi modern mengenai praktik pertanian
tradisional berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami. Pertanian
konvensional menggunakan pestisida dan pupuk sintetis, sedangkan pertanian
organik membatasinya dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami.
Prinsip metode pertanian organik mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos,
pengendalian hama biologis, dan pengolahan tanah secara mekanis.
Pertanian organik memanfaatkan proses alamiah di lingkungan untuk
mendukung produktivitas pertanian, seperti pemanfaatan legum untuk mengikat
nitrogen ke dalam tanah, memanfaatkan predator untuk menaggulangi hama,
rotasi tanaman untuk mengembalikan kondisi tanah dan mencegah penumpukan
hama, penggunaan mulsa untuk mengendalikan gulma dan penyakit, dan
pemanfaatan bahan alami. Tanaman yang lebih unggul dan tangguh
dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan tidak dimodifikasi menggunakan
rekayasa genetika. Salah satu hal yang penting dalam pertanian organik adalah
analisis sejarah lahan.
Analisis sejarah lahan adalah metode yang digunakan untuk mengetahui
sejarah lahan yang akan ditanami, sehinga dengan mengetahui sejarah lahan
berdasarkan data yang ada, dapat ditetapkan status dari lahan tersebut, apakah
konvensional, konversi atau telah organik. Analisis sejarah lahan ini dapat
dilakukan dengan cara menyebar kusioner dan wawancara. Menganalisis sejarah
lahan pertanian organik tanaman dibutuhkan agar dapat menetapkan status
lahannya. Sehingga dalam keputusan pelaksanaan evaluasi dapat tepat sesuai
dengan keadaan yang ada.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari menganalisis sejarah lahan dalam budidaya tanaman organik ini,
yaitu:
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, pemahaman serta mampu dalam
menganlisis sejarah lahan berupa mengidentifikasi sejarah lahan,
mengumpulkan data serta menetapkan status lahan.
2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, pemahaman serta mampu dalam
melakukan analisis sejarah lahan.
3. Dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam
menganalisis sejarah lahan dengan baik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lahan


Menurut Ritung et al. (2011) lahan merupakan bagian dari bentang
(landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim,
topografi/relief, tanah, hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural vegetation)
yang secara potensial berpengaruh penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian
yang lebih luas di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang
surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan
tertentu. Penggunaan lahan secara optimal perlu dikaitkan dengan karakteristik
dan kualitas lahannya.
Menurut Purwowidodo (1983), lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang
mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas
tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan.
Definisi lain juga dikemukakan oleh Arsyad (1989) yaitu lahan diartikan
sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta
benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,
termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti
hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti
yang tersalinasi.

2.2 Kualitas Lahan


Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau atribut yang bersifat kompleks
dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan (perfomance)
yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan
biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristics).
Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan,
tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan (Hardjowigeno
dan Widiatmaka 2007). Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan
evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi,
tanah dan iklim. Karakteristik lahan tersebut (terutama topografi dan tanah)
merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah (Hardjowigeno dan Widiatmaka
2007).

3
2.3 Sifat Lahan
Sifat lahan menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika
digunakan untuk suatu penggunaan lahan. Sifat lahan mempengaruhi keadaan
yaitu bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akan
kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara, dan sebagainya. Perilaku lahan yang
menentukan pertumbuhan tersebut disebut kualitas lahan.
Menurut Jamulya (1991), sifat-sifat lahan berupa :
1. Karakteristik lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau
diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan
struktur tanah.
2. Kualitas lahan
Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh. Suatu
karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan
tertentu, tetapi tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.
3. Pembatas lahan
Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki
dengan usaha-usaha perbaikan lahan.
b. Pembatas lahan semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiki dengan
cara pengelolaaan lahan.
4. Persyaratan penggunaan lahan
Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian yaitu:
a. Persyaratan ekologikal, contohnya ketersediaan air, ketersediaan unsur
hara, ketersediaan oksigen, resiko banjir, lingkup temperatur,
kelembapan udara, dan periode kering.
b. Persyaratan pengelolaan, contonya persiapan pembibitan dan
mekanisasi selama panen.
c. Persyaratan konservasi, contohnya kontrol erosi, resiko komplen tanah,
resiko pembentukan kulit tanah.
d. Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap terhadap
pemupukan.

4
5. Perbaikan Lahan
Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan dalam
meningkatkan produksi pertanian. Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar
kualitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi generasi yang akan
datang.

2.4 Status Lahan


Pertanian tidak lepas dari unsur-unsur penguasaan tanah sebagai faktor
produksi yang penting dan berpengaruh luas terhadap tingkat kemakmuran petani.
Namun, pada kenyataannya lahan pertanian yang ada saat ini semakin sempit
yang dikarenakan penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk. Untuk
mengatasi keterbatasan pemilikan lahan tersebut maka sebagian para petani
menggarap lahan yang bukan milik mereka seperti yang diungkapkan Valeriana
Darwis (2008) secara umum terdapat lima jenis lahan bukan milik yang dikuasai
petani yakni:
1. Lahan yang diperoleh dari menyewa.
2. Lahan yang diperoleh dari menyakap atau bagi hasil antara petani yang
menggarap lahan dengan petani yang memiliki lahan.
3. Lahan yang diperoleh dari gadai.
4. Lahan milik keluarga yang pemanfaatannya dilakukan secara bergilir
diantara anggota keluarga yang memiliki hak waris.
5. Lahan yang dimiliki desa seperti lahan titisari atau lahan bengkok.
Kondisi tersebut adalah gambaran bagaimana tidak meratanya kepemilikan
luas lahan petani, sehingga dari kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
ketimpangan distribusi pendapatan petani. Kepemilikan lahan pertanian di
pedesaan yang masih menggunakan budaya warisan mengakibatkan makin
sempitnya kepemilkian lahan pertanian dari generasi ke generasi selanjutnya.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pratik kegiatan analisa sejarah lahan
dilakukan pada 1 Maret 2019 bertempat di Lahan Praktik Laboratorium Limbah.

3.2 Alat dan Bahan


1. Daftar pertanyaan
2. Kamera
3. Atk

3.3 Metode Pelaksanaan


1. Membuat daftar pertanyaan tentang identifikasi sejarah lahan.
2. Identifikasi sasaran.
3. Melakukan wawancara untuk mencari informasi menjawab pertanyaan
tentang sejarah lahan.
4. Menetapkan status lahan: organik, konversi dan atau konvensional.

6
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Pada praktikum ini mahasiswa melaksanakan proses pengorganisasian


pekerjaan yang meliputi : mengidentifikasi sejarah lahan, mengumpulkan data
serta menetapkan status lahan. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat
daftar pertanyaan sebagai berikut :
No Pertanyaan
I Sejarah Lahan
1. Status kepemilikan lahan adalah Sewa
2 Komoditas apa saja yang pernah dan terakhir diusahakan ?
1. Bayam
2. Cabai
3. Kacang Panjang
II Input Produksi
1. Dalam berusaha tani apa saja pupuk yang digunakan ? dan kapan
terakhir digunakan ?
1. Pupuk Kandang
2. Pupuk Organik Cair dari Urin Sapi
2. Apakah digunakan pupuk kandang ? Jika iya darimana?
Iya, Laboratorium limbah
3. Dalam pengendalian Hama/Penyakit apa yang dilakukan untuk
pengendalian?
Dengan pestisida nabati dan pemasangan mulsa hitam perak

4. Benih yang digunakan didapat darimana?


Beli
III Pengairan
5. Air yang digunakan berasal darimana?
Sumber air

7
Langkah kedua adalah mengidentifikasi lahan, berikut tabel yang berisi hasil
identifikasi lahan:
IDENTIFIKASI LAHAN DAN AIR
No Parameter Identifikasi kondisi Status
1 Lahan 4 tahun sudah tidak menggunakan pupuk kimia Organik
2 Benih Tersedia
3 Air Irigasi sumber air Organik

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan yang kami laksanakan mengenai praktikum budidaya tanaman
organik dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa telah mampu melaksanakan proses menganalisis sejarah lahan
yang meliputi : mengidentifikasi sejarah lahan, mengumpulkan data serta
menetapkan status lahan.
2. Mahasiswa juga terampil dalam melaksanakan proses analisis sejarah lahan

5.2 Saran
Dalam melakukan analisis sejarah lahan ini perlu dilaksanakan dengan baik
dan efektif supaya tujuan yang akan dicapai dapat terwujud. Dan juga mahasiswa
telah mengetahui pengetahuan tentang pelaksanaan proses menganalisis sejarah
lahan yang meliputi : mengidentifikasi sejarah lahan, mengumpulkan data serta
menetapkan status lahan sehingga diharapkan dapat menerapkannya di lapangan
juga sebagai barang bukti uji kompetensi dalam mata kuliah Budidaya Tanaman
Organik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Darwis, Valeriana. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama


Penentu Pendapatan Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pertanian.

Jamulya dan Yumano,T . 1991. Evaluasi Sumber Daya Lahan Untuk Pertanian.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Purwowidodo. 1983.Teknologi Mulsa. Jakarta : Dewaruci Press.

10
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

11

Anda mungkin juga menyukai