Anda di halaman 1dari 17

Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras)

A (Antar Golongan) di Media Social


Indonesia

ANALISIS ISU S (SUKU) A (AGAMA) R (RAS) A


(ANTAR GOLONGAN) DI MEDIA SOCIAL
INDONESIA

Lidya Wati Evelina


Dosen Ekonomi dan Komunikasi
Universitas Bina Nusantara
Email: lidiaevelina@yahoo.com / lavelina@binus.edu

Abstrak

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui konten-konten di media sosial yang berkaitan


dengan Isu SARA di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2015. Untuk mengetahui alasan
perlunya Etika Bermedia sosial dalam konteks masyarakat multietnis. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Cyberculture meliputi relasi antara nature dan technology. Pesan
dalam cyber culture bila merupakan sebuah pesan yang memperkenalkan sebuah aksi atau
reaksi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan
melakukan wawancara semi terstruktur dengan para informan yang sudah dipilih dan sesuai
objek penelitian (purposive sampling) dan literature review. Teknik validasi yang dipakai yaitu
dengan mewawancara pengamat dan pakar social media. Analisis data menggunakan reduksi
data. Hasil penelitian: Dalam Tahun 2013 hingga 2015 terdapat beberapa isi media sosial yang
multietnis seperti Indonesia. Hal itu terjadi karena masyarakat penggunan media sosial belum
memahami etika bermedia sosial. Akibat ketidakpahaman terhadap etika bermedia sosial
berdampak pada masalah hukum. Peran pendidikan sangat diperlukan untuk mensosialisasikan
etika bermedia sosial. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus dengan memberdayakan
masyarakat melalui jalur pendidikan, komunitas dan organisasi kemasyarakatan agar paham etika
komunikasi dalam penggunaan media sosial. Caranya mengaktifkan Etika bermedia sosial yang
melibatkan peran masyarakat dan Kalangan industri. (LE)

Kata Kunci: content, di Indonesia, isu SARA, social media


Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

Pendahuluan ah melakukan studi tentang social media di


Indonesia. Hasilnya adalah percakapan terbe-
Sepuluh tahun belakangan (2005) sar di social media yang utama adalah social
jenis smartphone GSM sudah mulai dikenal- expression , seperti perasaan senang, galau dan
kan dengan sistem operasi berbasis Android sedih. Hal yang kedua adalah membic-arakan
di California, Amerika Serikat. Hal tersebut tentang rutinitas mulai dari bangun tidur sampai
berdampak pada meningkatnya pengguna mau tidur, seperti tidur, sekolah, makan. Ketiga,
Telpon seluler dengan aneka pilihan merk adalah orang yang membicarakan hal yang
produk telpon seluler. Harga smartphonepun sedikit lebih serius sampai akhirnya orang
sudah sangat murah dan bukan merupakan politik.
barang mewah lagi di Indonesia. Smartphone membicarakan tentang Hasil penelitian
bisa diperoleh dengan harga mulai sekitar Rp. Iwan bahwa curhat di social media dapat
500. 000,- (lima ratus ribu rupiah). melegakan secara emo-sional dan bahkan
Banyak pengguna telpon seluler juga merupakan channel yang bisa menyembuhkan
berdampak terhadap semakin banyak-nya orang. Namun, per-lu diingatkan berpendapat di
pengguna Internet. Tingginya pengguna social media sangatlah mudah dan perlu diingat
internet di Indonesia adalah salah satu faktor pula menyebarnya sangat mudah juga sehingga
pendukung perkembangan jejaring-jejaring bisa menimbulkan berbagai macam resiko dan
situs pertemanan dan informasi tersebut di tak jarang berujung ke masalah hukum.
Indonesia. Menurut Data Lembaga Survei AC
Nielsen, pada tahun 2014 ini, jumlah peng- Baranews.co menulis ada 25 kasus
guna internet atau internet user di Indonesia status sosial media yang berujung ke ranah
diperkirakan mencapai 71 juta users. Dari hukum dan beberapa di antaranya berkaitan
jumlah itu, 41 juta di antaranya mengakses dengan isu SARA. Hal tersebut menimbulkan
lewat smarthphone serta 70 juta di antaran-ya kekuatiran akan terjadinya perpecahan pada
mengakses sosial media seperti Facebook, masyarakat multietnis di Indonesia.
Twitter, Path, Instagram, LinkedIn, Google+ Dari latar belakang di atas, dapat diru-
untuk menyebut beberapa media sosial yang muskan masalah penelitian, yaitu (1) Apa saja
sangat populer. konten-konten di media sosial yang berkaitan
Pada masyarakat urban seperti seka-
dengan Isu SARA di Indonesia? (2) Menga-pa
rang ini, penggunaan gadget atau smartphone
perlu adanya Etika Bermedia sosial dalam
merupakan benda yang wajib dibawa tiap
harinya untuk melakukan interaksi satu sama
konteks masyarakat multietnis di Indonesia?
lain. Munculnya berbagai aplikasi seru menja-di Metodologi
daya tarik untuk menemani penggunanya.
Survei Data Global Web Index menun- Pendekatan penelitian ini adalah
jukkan bahwa Indonesia adalah Negara yang pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
memiliki pengguna internet terbesar di Asia yaitu penelitian yang bermaksud untuk me-
Tenggara dan memiliki pengguna sosial mahami fenomena tentang hal yang dialami
media paling aktif di asia. Indonesia memiliki subjek penelitian secara holistik, dan dengan
79,7% user aktif di social media mengalahkan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan
Filipi-na 78%, Malaysia 72%, Cina 67%. bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Iwan Setyawan, pengamat social alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah (Moleong, 2008:6).
media (tahun 2010 -2012), dalam acara Sudut
Pada obyek penelitian ini, peneliti
Pandang di Metro TV mengatakan tel-
dapat mengamati secara mendalam aktivitas
Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

(activity) orang-orang (actors) yang ada pada apa, dan berapa lama observasi dilakukan.
tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2008:215). (3) Tekankan peran Anda sebagai peneliti.
Objek penelitian pada penelitian ini adalah Peran ini bisa saja sebagai orang yang terli-
interaksi dari masyarakat Indonesia yang bat sampai orang yang meneliti. Lebih baik
men-gandung kasus SARA di media sosial. berdiri sebagai orang luar yang dipandu oleh
Subjek penelitian merupakan sum-ber orang dalam. (4) Buatlah tata cara observasi.
data yang dimintai informasinya sesuai dengan (5) Ingatlah hal berikut, seperti ekspresi infor-
masalah penelitian. Adapun yang dimaksud man, penampilan, kegiatan, acara yang saat itu
sumber data dalam penelitian ada-lah subjek terjadi, dan reaksi Anda sendiri. (6) Apabila
dari mana data diperoleh (Arikunto, 2005: 107) . memunkinkan Anda dibantu dalam hal teknis.
Untuk mendapat data yang tepat maka perlu (7) Setelah selesai, tinggalkan lokasi secara
ditentukan informan yang memi-liki kompetensi sopan dan jangan lupa berterima kasih.
dan sesuai dengan kebutu-han data Untuk sumber data sekunder, berasal
(purposive ). Adapun yang menjadi subjek dari sumber tertulis. Penulis melakukan stu-
penelitian ini adalah: (1) Pakar Komu-nikasi New
di dokumen dengan mengamati pemberitaan
Media dan Penulis Buku Social Media, (2) Pakar
Komunikasi Antar Budaya, di media sosial di internet. Selain itu penulis
(3) Pengamat social media. (4) Pengguna juga akan melakukan studi pustaka melalui
social media (Facebook, Twitter dan Path). buku-buku, khususnya yang berhubungan
dengan media baru dan media sosial.
Teknik Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata Metode analisis data yang peneliti
dan tindakan. Selebihnya adalah data tamba- gunakan adalah metode analisis data deskrip-
han seperti dokumen dan lain lain (Moleong, tif, karena penelitian ini bertujuan mengama-ti
2008). Penelitian kualitatif mementing-kan pada perilaku penggunaan social media selama
kedalaman atau kualitas data. Jadi informan tahun 2014 dan tahun 2015 di Indonesia yang
yang dibutuhkan adalah orang-orang yang mengandung kasus SARA, dan untuk meng-
berkompeten serta menguasai data-da-ta yang etahui apakah mereka memperhatikan etika
dibutuhkan dalam penelitian ini. Ada tiga berkomunikasi di media sosial.
sumber data dalam penelitian kualitatif, yang Menurut Arikunto (2005:250) metode
juga digunakan dalam penelitian ini yai-tu analisis deskriptif merupakan penelitian bukan
wawancara, observasi, dan studi dokumen. eksperimen, karena tidak dimaksudkan untuk
Bogdan dalam Moleong (2008) men- mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Den-
gan penelitian deskriptif peneliti hanya ber-
bercirikan interaksi sosial yang memakan maksud menggambarkan (mendeskripsikan)
waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek atau menerangkan gejala yang sedang terjadi.
dalam lingkungan subjek, dan selama itu data Bogdan dalam Sugiyono (2008:88)
dalam bentuk catatan lapangan di-kumpulkan menyatakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun data secara sistematis
secara sistematis dan berlaku tan-pa gangguan.
data yang diperoleh dari hasil wawancara,
Creswell (2007) menyarankan beberapa
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, seh-
petunjuk dalam melakukan obser-vasi, yaitu: (1) ingga dapat mudah dipahami dan temuannya
Pilih waktu dan lokasi obser-vasi. Dapatkan dapat diinformasikan kepada orang lain.
persetujuan terlebih dahulu untuk memperoleh Sedangkan dalam Sugiyono (2008:89)
akses. (2) Tentukan siapa,
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

berpendapat bahwa analisis data adalah proses (dependability) dan kepastian ( )


mencari dan menyusun secara sistematis data (Moleong, 2008: 173-174).
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara data yang memanfaatkan sesuatu di luar data
mengorganisasikan data ke dalam kategori, itu. Triangulasi meliputi triangulasi sumber,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan penyidik, teori, dan metode. Oleh karenan-
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang ya, pemeriksaan kabsahan data dalam pene-
penting dan yang akan dipelajari, dan mem- litian ini dilakukan dengan cara triangulasi.
buat kesimpulan sehingga mudah difahami Pemeriksaan keabsahan data lain, seperti yang
diri sendiri maupun orang lain. direkomendasikan Moleong (2008), dilakukan
Prosedur dalam menganalisis data dengan cara uraian rinci, kecukupan referensi-
kualitatif, menurut Miles dan Huberman al, dan auditing. keabsahan
Dalam usaha mencari
dalam Sugiyono (2008:91-99) adalah sebagai data dari penelitian ini, maka peneliti beru-
berikut : (1) Reduksi Data berarti merangkum, saha memenuhi standar dengan melakukan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan triangulasi. Seperti yang dinyatakan Denzin
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. dalam Bungin (2007:256), maka pelaksa-naan
(2) Penyajian Data, setelah data direduksi, teknis dari langkah pengujian keabsahan
selanjutnya mendisplaykan data. Dalam pene- terdapat empat triangulasi yaitu peneliti,
litian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan sumber, metode, dan teori.
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubun- Dalam penelitian ini, peneliti meng-
gan antar kategori, dan sejenisnya gunakan triangulasi sumber untuk memerik-
dengan menggunakan teks yang bersifat nara- sa keabsahan data, yaitu dengan memband-
tif. (3) Kesimpulan atau , langkah
ketiga dalam analisis data kualitatif ingkan keadaan dan perspektif seseorang
adalah - dengan berbagai pendapat dan pandangan
pulan awal yang dikemukakan masih bersifat orang seperti rakyat biasa, orang yang
sementara, dan berubah bila tidak ditemukan berpendidikan menengah atau tinggi, orang
bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada berada, atau orang pemerintahan, yang pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila akhirnya akan diketahui berbagai pendapat
kesimpulan pada tahap awal, didukung buk-ti- dan pemikiran yang berbeda.
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
Hasil Penelitian
kembali kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan merupakan kesimpu- Indonesia adalah Negara ke 6 terbesar
lan yang kredibel. pengguna internet. Di atas Indonesia, untuk
Keabsahan Data saat ini lima besar negara pengguna internet
di dunia secara berurutan diduduki Tiongkok,
Tujuan pengecekan keabsahan data ini Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang.
Berdasarkan Data BPS, jumlah
untuk memperoleh data yang terpercaya. Dalam
penduduk Indonesia adalah 252,4 Juta orang.
menetapkan keabsahan data diperlu-kan teknik
Pada tahun 2013 penetrasi pengguna inter-net
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas sejumlah kriteria yang mencapai mencapai 28,6% dari 252,4 Juta

digunakan. Dalam penelitian kualitat-if penilaian penduduk Indonesia. Tahun 2015 terjadi

kualitas penelitian menggunakan kriteria derajat kenaikan, menjadi 34,9%. Ternyata, 85% dari

kepercayaan (credibilitas), keteralihan jumlah pengguna internet di Indonesia meng-

(transferability), kebergantungan gunakan perangkat seluler saat berselancar di


Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

dunia maya. gan ini otomatis mengubah cara kerja


Data menunjukkan bahwa jumlah banyak profesi, tidak terkecuali wartawan
pengguna internet di Indonesia setiap tahun- dan aparat pemerintah (bbc.co.uk, 2014)
Ternyata,pengguna Internet ternya-ta
nya meningkat. Peningkatan penggunaan
lebih banyak wanita daripada kaum pria. Di
Internet dapat dilihat dari 3 tahun terakhir,
Jakarta, 73% pengguna internet didomi-nasi
seperti dalam tabel di bawah ini: oleh kaum wanita. Internet yang paling
Tabel: 1: Perbandingan Penggunaan banyak digunakan adalah media sosial sebe-
sar 87% saat terhubung ke internet. Menurut
Internet 3 Tahun Terakhir data dari Webershandwick, perusahaan
Tabel Tahun Tabel Tahun Tabel Tahun Public Relations dan pemberi layanan jasa
2013 2014 2015 komuni-kasi, untuk wilayah Indonesia ada
sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif.
Pengguna Pengguna Pengguna -
Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya,
Indonesia Indonesia donesia men- 55 juta peng-guna aktif yang memakai
perangkat mobile dalam pengaksesannya per
mencapai 63 mencapai 82 .
bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang
memakai perangkat mobile per harinya.
Penggunaan internet dalam 3 tahun Pengguna Twitter, berdasarkan data PT
Bakrie Telecom, memiliki 19,5 juta pengguna di
belakangan mengalami peningkatan yang
Indonesia dari total 500 juta pengguna glob-al.
untuk mengakses aplikasi Jejaring sosial Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling
se-besar 87,4 %. Selain Facebook dan Twitter besar di dunia sehingga mampu meraup
yang terbesar penggunanya di Indonesia. Je- keuntungan mencapai USD 145 juta.
jaring sosial lain yang cukup popular di Indo-
nesia adalah Path dengan jumlah pengguna
Isu Sara di Media Sosial 3 Tahun
700.000 di Indonesia.. Sekitar 28 juta penggu- Terakhir (Tahun 2013 sampai 2015)
na aktif yang memakai perangkat mobile per
harinya dan 55 juta pengguna aktif yang me- Sepanjang tahun 2013 hingga 2015 di
makai perangkat mobile dalam Indonesia, ada beberapa data di media online
pengaksesann-ya per bulan. yang mengungkapkan bahwa interaksi di
Menurut data penelitian tahun 2012 media sosial mengandung unsur SARA dan
bahwa orang Indonesia termasuk orang yang berujung ke laporan polisi. Peristiwa memang
cerewet di social media, terutama orang yang masih lebih banyak terjadi di media sosial
tinggal di kota Jakarta mengalahkan Tokyo, Twitter dan Facebook daripada di Path. Konf-
Brazil, London, San Paulo, New York. lik yang terjadi di media sosial di antaranya
Bandung termasuk kota paling cerewet uru- beberapa berawal dari masalah personal yang
tan keenam. Indikatornya adalah frekuensi berkembang menjadi masalah Suku, Agama,
dari tweet yang dilakukan 1.058 tweet publik Ras dan Antar Golongan. Kasus-kasus sepan-
sepanjang Juni 2012.
jang tahun 2013 hingga tahun 2015 sebagai
Sekitar 30% dari populasi Indonesia aktif
berikut:
di media sosial dan percakapan yang paling
Tahun 2013
panas justru terjadi di sana karena mas-yarakat Isu Ras– di Media Sosial Twitter
lebih cenderung merujuk ke media sosial untuk Farhat Abas menghina Ahok di media
mengetahui isu terkini dan perkembangan
sosial Twitter. Kicauan Farhat yang diunggah
sebuah peristiwa. Kecenderun-
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

dalam akun twitter @farhatabbaslaw adalah Dari saksi, statusnya naik menjadi tersangka.
“Ahok protes, Dasar Ahok plat Aja diri- Pada Sabtu, 30 Agustus 2014 sekitar pukul
butin! Apapun plat nya tetap Cina!”. Tweet 10.30 WIB, Florence datang memenuhi
Farhat menuai reaksi keras panggilan pemeriksaan di Direskrimsus
dari banyak kalangan. Pengacara, Ramdan Pol-da DIY, dengan ditemani kuasa
Alamsyah, mewakili Komunitas Interlektual hukumnya. Namun pukul 14.00 WIB
Masyarakat Betawi (KIMB) bahkan melapor- dilakukan penahan-an terhadapnya. Dia
kan Farhat ke polisi. Tokoh Muslim Tionghoa, akan ditahan selama 20 hari ke depan.
Anton Medan juga ikut melaporkan Farhat ke Florence diancam Pasal 311 KUHP
Polda Metro Jaya. Pasal 28 Ayat 2 Tahun 2008 tentang Pence-
Dalam laporan resmi bernomor maran Nama Baik dengan ancaman huku-man
LP/82/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus tertanggal 10 penjara 4-6 tahun. Serta, Pasal 28 ayat 2
Januari 2013, Farhat dilaporkan atas tudu-han Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Pasal 28 ayat (2) UU ITE jo Pasal 4 jo 16 UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
No 40 tahun 2008. Anton Medan juga (UU ITE) dengan ancaman maksimal 6 tahun
melaporkan Farhat dalam laporan resmi ber- dan/atau denda Rp 1 miliar (Sumber: news.
nopol LP/86/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus den- liputan 6.com, 31 Agustus 2014)
gan tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU RI No 11
Isu Antar Golongan - di Media
Tahun 2008 tentang ITE. (Sumber: OKE-
ZONE.com, Jum’at, 24 Mei 2013 ) Sosial Facebook
Tahun 2014 Gara-gara status di Facebook, seorang
Isu Suku – di Media Sosial Path perawat di Jember, Jawa Timur, dilaporkan
warga Tegalrejo Mayang ke polisi, Rabu 12
Florence membuat heboh Stasiun Maret 2014. FK, perawat di salah satu pusk-
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di
esmas di Jember, dilaporkan ke polisi karena
wilayah Baciro/Lempuyangan, Yogyakarta
status di akun Facebook-nya dinilai menghi-na
pada Rabu, 27 Agustus 2014. Wanita 26 tahun
dan mencemarkan nama warga Tegalrejo
ini marah-marah karena dianggap tak mau
antre saat hendak mengisi bahan bakar min- tidak beragama.
yak (BBM). Ketika itu ia yang mengendarai “Tidak hanya satu status, FK menulis
sepeda motor masuk ke jalur mobil di bagian tiga status yang berbau SARA,”
Pertamax 95. Kekesalan Florence pun diung- kata Andika, warga setempat.
kapkan melalui akun Path miliknya dengan Inilah status Facebook FK yang
kalimat memaki -maki Kota Pelajar tersebut. membuat warga marah.
“Ironis bener Musholla dibuat diskotik,
“Jogja miskin, tolol, dan tak
berbudaya. Teman- teman Jakarta- gak tau agama, mana penjaganya anjing.
Bandung jangan mau tinggal Jogja,”
Ya Rob pada gila semua,”.
tulis Florence dalam Path
28 Agustus 2014. “Lha wong RT sama warga sini men-
Berselang 2 hari, kalimat makian dukung. Kalau aku lapor aku yang didemo
Florence Sihombing mengantarkan gadis 26 sama warga. Pokoke semuanya gila yang
gak bener malah didukung.”
tahun itu pada urusan hukum. Florence
Menurut Mohammad Saha, ketua RT
ditahan setelah kasus umpatan di media setempat, status tersebut muncul saat warga
sosial yang menghina Yogyakarta dilaporkan
bergotong royong membangun sebuah musa-
ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

la. Untuk menyemangati warga yang memba- Menurut Dinda, dirinya masih
ngun musala hingga malam, warga memutar sering melihat ibu hamil lainnya
berangkat pagi dan tidak pemalas.
musik. Dinda menuturkan, harusnya ibu hamil
“Musik tersebut yang dianggap
yang pemalas melihat contoh terse-but.
FK sebagai diskotek.”
“Oiya, banyak juga kok ibu hamil yang
Kaur Bin Ops Polres Jember Iptu
gue lihat berangkat pagi juga. nah
Suhartanto membenarkan laporan warga kepada enggak mencontoh mereka.
terkait kasus penghinaan dan pencemaran mereka aja bisa kok. kalo enggak mau
nama baik melalui media sosial Facebook. nyusahin enggak usah minta tempat
duduk diem aja. hahahaha.. dasar
Meski FK telah menghapus akun Facebook- pemalas. itu buktin-ya ada kok yang
nya, namun polisi tetap akan menyelidiki enggak pemalas. respect saya kepada
kasus tersebut dengan berbekal print out dari ibu hamil yang mandiri dan enggak
manja!!!! be tough girl!” tambah Dinda.
warga (Sumber: Viva.c.o.id, 12 Maret 2014) Jejaring sosial Path heboh, ada remaja
Isu Antar Golongan - di Media Sosial Path perempuan mencurahkan kebenciannya kepa-da
wanita hamil yang meminta duduk saat naik
Status jejaring sosial Path berisi kereta api. Wanita tersebut keberatan memberi-
kebencian terhadap ibu hamil yang kan duduk karena dirinya sudah berangkat pagi
meminta duduk di kereta api ditulis oleh demi mendapatkan kursi tersebut.
akun bernama Dinda. Mengetahui status “Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba
yang ditulisnya itu menyebar di dunia minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi
maya, Dinda membeberkan alasannya. plis dong berangkat pagi. Ke stasiun
yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue
“Path gw nyebar gara-gara statement
aja enggak hamil bela- belain berangkat
ibu hamil ya. ayo monggo yang judge pagi demi dapat tempat duduk. Dasar
gw ngerasain dulu tiap hari naik kereta emang enggak mau susah.. ckckck..
terus tiap hari berangkat abis subuh nyusahin orang. kalau enggak mau
cuma biar dapat tempat duduk. susah enggak usah kerja bu di rumah
saja. mentang-mentang hamil maunya
emang lo semua pada ngerti kaki gw pin-
dingertiin terus. Tapi sendirinya enggak
cang gara-gara geser tulangnya. gak
mau usaha.. cape dehh,”
kan. makanya gue bela-belain berangkat
tulis wanita itu yang bertagar
jam 5 pagi buat dapet tempat duduk. eh
tiba-tiba ada ibu hamil baru masuk #notetomy-selfjgnnyusahinorg!!
kereta jam 7 pagi. gue udah lari- larian (Sumber: merdeka.com, 16 April 2014)
jam 5 pagi jangan pada maunya cuma
Tahun 2015
dingertiin doang para ibu.
Isu Agama- di Media Sosial Facebook
emang gue belum hamil tapi kaki gue sakit
aja gw ngerti ga mau nyusahin orang kok.
Dinilai kerap menghina Al-Qur’an dan
plis sama-sama dong kita saling ngerti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
jangan mau enaknya doang ya ibu-ibu. Tuah Aulia Fuadi, mahasiswa semester V juru-
ayo yang ngejudge ikut saya ya san Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas Syari’ah
berangkat dari rumah saya jam 5 naik Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut dipecat
kereta tiap hari dari rumah saya 1 kali dari kampusnya.
naik ojek trus 2 kali naik angkot lho ke
Pemecatan tersebut disebabkan mun-
stasiun. ikutin aja rutinitas saya tiap
hari kalau enggak ada komen apa-apa culnya status Tuah Aulia Fuadi pada akun
berarti saya yang berlebi-han. hehe,”
kata Dinda dalam akun Path-nya. Facebooknya yang dinilai menghina Islam
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

dan Al-Qur’an. Dalam postingan pada akun sudah terlanjur menyalinnya. Akhirnya post-
Facebook miliknya yang sudah dihapus itu, ingan-postingan ini membuat pihak rektorat
Tuah menuliskan kalimat seperti berikut: mengambil tindakan tegas. Apalagi yang
“Dahulu dizaman rasul, al QURAN itu hadir bersangkutan juga disebut pernah memban-
dalam wajah jelek (tampil di kulit ting Al-Qur’an di hadapan para juniornya saat
kambeng) udah lah kepalanya botak (tak pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS).
berbaris) beraroma busuk pula lg itu (yg
Tindakan mahasiswa itu sudah dipe-
pastinya bau bangkailah). Dahulu Alquran
itu memang parah, kehadirannya primitif, ringatkan pihak rektorat, tapi kemudian dia
beda dengan sekarang. membuka forum tersendiri di media sosial
Alquran yg sekarang sudah maju yang dinilai mencemarkan nama baik UIN.
secara profresif. Ia tampil dlm
wajah tampan. (di buku…” Pemecatan menjadi keputusan dari pihak
Selain itu ia juga menulis berbagai Rektorat. (Sumber: salam-online.com, 24
postingan lain, misalnya: September 2015)
“Penafsir tunggal itu hanya rasul dan itu Isu Agama - Kasus Hujatan Perayaan
pun satu. sekarang ia sudah mati jd penaf-
sir tunggal it sdh ga ada lg. Yg sebaikn-ya Nyepi di Media Sosial Facebook
Alquaraan itu direvisi saja. Minimal
Hujatan keras dilakukan oleh salah
kembalikan saja urusan itu ke Negara, Biar
seorang pemuda asal Lombok, NTB, yang
negara saja yg merelevansikannya sesuai
indekos di Denpasar Bali, Nando Irawansyah
dengan kebutuhan zaman dan peradaban
M’Ali. Dia menulis kata-kata yang menghujat
umat yg lebih progresif, mod-ernis,
teknologis dan teknogratis.”
perayaan Nyepi dan orang-orang Hindu Bali,
pada pukul 23.59 Wita, Sabtu (21/3). Adapun
“Dalam BERNEGARA, kita tidak di
isi tulisan pada statusnya yaitu.
wajibkan untuk mengikuti NABI
“bener2 fuck nyepi sialan se goblok ne, q
MUHAMMAD langsung secara
jadi gak bisa nonton ARSENAL maen,, q
mentah2. Sebab tak ada hadis yang sumpahin acara gila nyepi semoga tahun
bunyinya, Dabbiru siyasatakum depan pasa ogoh2 terbakar semua yang
kama ra-aitumu-ni udabbiru siyasati, merayakan,, fuckkkk you hindu”.
aturlah politik kalian sebagaimana Setelah mendapat tanggapan dan
kalian lihat aku mengatur politikku.” hujatan sejumlah rekan-rekannya baik orang
“Yang ada adalah hadis, Shallu kama ra-
Bali maupun non Bali, Nando langsung meng-
aitumuni ushalli, salatlah sebagaima-na
hapus akun hujatan yang dibuatnya. Itu dilaku-
kalian melihat aku salat. Kenapa state-men
kan setelah dirinya menjawab dengan kata
ini hanya disabdakan Nabi dalam hal salat,
‘Asyek bentar lagi Q jadi artis’
dan tidak dalam lapangan politik?
Hujatan pedas salah satunya dari
Jawabannya jelas: karena salat adalah
masalah ubudiyyah yang statis, tidak
Sumerta dengan mengkritik komentar,
“Jangan dikasih hidup hewan ginian
terinci. bro, yang disusul Budiawan yang berisi
kata ‘ini dia (diposting foto nando) bro
Soal politik adalah soal dinamis, dan jangan ngina agama lain, kita sebagai
karena dinamis maka tidak ada politik umat hindu jangan terpancing’.
Nabi. Politik nabi pas sesuai pd zaman Sementara itu, mendapat kecaman dari
nya. Sementara sekarang bukan lg zaman
nabi. tak SETIAP DALAM semua hal kita masyarakat Bali, Nando malah tertawa senang
itu harus mengikuti Nabi.” dan menganggap dirinya sebentar lagi jadi artis,
Postingan-postingan ini sendiri terli-
hat sudah dihapus, namun sejumlah netizen dan seolah-olah dia tidak bersalah atas
kelakuannya yang bisa saja menyakiti pe-
Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

meluk agama Hindu di Bali. etika bermedia sosial sangat rendah karena
Salah satu organisasi pemuda Hindu tidak ada regulasi yang langsung menginter-
Bali, Nyoman Suartha meyakinkan bahwa apa vensi.Selain itu sosialisasi terkait dengan atur-
yang dilakukan Nando sesungguhnya hanya an main agar tetap pada koridor hukum juga
luapan kekesalan tanpa pikir panjang. tidak ada sehingga masyarakat pun mengang-
“Saya rasa orang ini tidak sadar akan gap media sosial sebagai “cerobong asap”.
apa yang telah dia perbuat. Sebagai Sebagian orang tidak memahami dampak hu-
umat Hindu yang santun, kita maafkan kum jika memakai media sosial sebagai tem-pat
dan biar Tuhan yang menghukumnya. menuliskan sesuatu yang merugikan pihak
Tetapi hu-kum dunia harus diberlakukan
agar orang -orang seperti ini tidak terus -
terjadi dan membuat masalah SARA,” likkan fakta, menyebarkan kabar
katanya bohong, dan lain-lain.
(Sumber: Merdeka.com, 22 Menurut data penelitian tahun 2012
Maret 2015) bahwa orang Indonesia termasuk orang yang
Dari Data-data kasus di atas, terlihat
cerewet di social media, terutama orang yang
bahwa ekpresi di media sosial dapat mengaki-
tinggal di kota Jakarta mengalahkan Tokyo,
batkan beberapa kerugian bagi individu yang
Brazil, London, San Paulo, New York.
mengunggah emosinya. Selain mendapat
Bandung termasuk kota paling cerewet
sank-si moral dari masyarakat, mereka
urutan keenam. Indikatornya adalah frekuensi
mendapat sanksi hukum.
dari tweet yang dilakukan.1.058 tweet publik
Social media dalam pandangan infor-
sepanjang Juni 2012.
man merupakan representasi dari dunia nyata.
Sekitar 30% dari populasi Indonesia
Social media harusnya empowering, mendi-dik
aktif di media sosial dan percakapan yang
dan menjadi tools yang bisa memperbaiki hidup
paling panas akan terjadi dalam media sosial
kita. Meskipun komentar yang negatif membuat
orang banyak belajar untuk mem-perbaiki diri tersebut karena masyarakat lebih cenderung
karena tidak semua orang senang dengan kita. merujuk ke media sosial untuk mengetahui
Jadi, percakapan di social media dapat menjadi isu terkini dan perkembangan sebuah peris-
pembelajaran publik. tiwa. Kecenderungan ini otomatis mengubah
Di Indonesia, social media bera-da cara kerja banyak profesi, tidak terkecuali
dalam tahap mencari balance. Kebe- wartawan dan aparat pemerintah (bbc.co.uk,
basan Pendapat masih nomor 2. Etika, 2014)
sopan santun dan budaya masih menjadi Analisis Data
ukuran nomor 1 ketika kita melakukan
percakapan di social media dan harus Perkembangan media baru dapat
sebelum melakukan update status. Iwan me-
didasarkan dengan cara penulisan dan penggu-
naan kata atau kalimat di dalam cybermedia
dalam social media karena ada konsekuensi
apapun media yang digunakan. Judul dan isi
di balik itu seperti pelanggaran hukum,
dari bentuk video atau foto juga mempriori-
pelang-garan norma-norma masyarakat. Tidak
taskan penggunaan kalimat atau bahasa yang
ada kebebasan yang benar-benar bebas ada
diaplikasikan dengan tujuan yang mungkin
poin-poin yang harus dijaga, tidak melukai
sudah dimaksudkan (Levinson, 2009:5-8).
hati orang, tidak menyebarkan isu-isu yang
Holmes dalam Nasrullah menga-takan
belum diketahui kebenarannya. Sebaliknya
harus memberikan edukasi sosial. kemunculan media sosial memberikan arah
Apresiasi sebagian barut terhadap hubungan khalayak-me-dia.
orang terhadap Karakter media sosial adalah intraktif,
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

terbuka dalam mengkreasikan konten sampai kan kepercayaan mereka. Mereka juga bisa
pada jaringan yang luas. Karakter dasar menipu dengan berpura-pura tahu individu
media sosial adalah terbentuknya jarin-gan tersebut. Mendorong individu untuk mem-
antarpengguna. Jaringan ini tidak hanya buat privasi pada akun jejaring sosial online
memperluas hubungan pertemanan atau mereka seperti Facebook dan Twitter dapat
pengikut (follower) di internet tetapi juga mencegah atau mengurangi pengaruh negatif
membangun interaksi antarpengguna tersebut.
tersebut ( Nasrullah, 2015:25) Akibat lainnya adalah bullying yaitu
Dari hasil pengamatan, pengguna pelecehan dapat terjadi secara online atau
media sosial semakin meningkat dari tahun cyberbullying, atau mungkin dapat berpindah
ke tahun. Penelitian sebelumnya yang berjud- menjadi intimidasi secara dilakukan
ul The Social and Psychological Impact on seseorang yang mempunyai korban dan
Online Social Networking (2010) diutarakan
didapat secara online. Cyberbullying dapat
bahwa atensi masyarakat memiliki kecend-
erungan sangat kuat dan mendasar kepada menyebabkan kerusakan emosional yang
social media seperti Facebook yang hampir kemarahan, penghindaran akan kegiatan
digunakan di seluruh dunia. Social media ini sekolah, kekerasan, dan bunuh diri.
menimbulkan perasaan ketergantungan untuk Posting online yang ada di dunia maya
selalu ingin berinteraksi dengan ko-munitas tidak selalu benar adanya. Informasi dapat
maya yang terbagi menjadi dua yaitu disebarkan bukan dari sumbernya langsung.
komunitas maya yang sudah dibentuk Jadi, orang yang pernah mendengar informa-si
sebelumnya di dunia dan dilanjutkan ke dunia dapat menyebarluaskan kepada orang lain
online. Kemudian komunitas kedua adalah melalui berbagai macam social media yang
komunitas baru yang dibuat sejak awal. mereka miliki.Gambar yang tidak pantas,
Social media menampilkan dua sisi keterangan, dan komentar bisa menjadi catatan
yaitu kesempatan berinteraksi dan resiko baik atau mengenai individu tersebut. Sebagai
penggunaan media tersebut. Keuntungan dan contoh status anak muda yang party dengan
kerugian penggunaan social media dijabarkan berbagai pose yang dirasa kurang pantas akan
dalam beberapa tahap. Salah satunya adalah melekat sampai nanti proses pencarian peker-
keterampilan sosial di dunia maya. jaan. Kesimpulan postingan online tidak dapat
Jejaring sosial memungkinkan indivi- delete permanent.
du bersaing dengan teman-teman yang mem- Sudut pandang Dystopian melihat
punyai link yang sama dan membentuk ko- perkembangan media sosial dipercayai mem-
munitas baru. Ketika diimplementasikan se- berikan pengaruh terhadap khalayak yang
cara benar, social media dapat meningkatkan semakin terpinggirkan dan melunturkan ika-tan
harga diri dan membantu individu tersebut emosional karena komunikasi terjadi
dari perasaan terisolasi. diperantarai dengan teknologi. Media baru
Segi negatif yang ditemukan adalah dipercaya memberikan pengaruh praktik dan
berbagi informasi pribadi seseorang dengan ruang komunikasi yang sebelumnya diperliha-ra
orang yang salah. Individu perlu menyadari secara demokratis. Internet menggeser daya
bahwa informasi yang diberikan secara online fokus, kecepatan mengatasi ruang, keteraturan
juga bisa menempatkan mereka pada risiko menjadi tidak teratur, waktu bergerak secara
korban . standar, masyarakat kehilangan pusat dan nilai-
Orang yang ingin merugikan dapat
nilai yang mengatur masyarakat.
menggunakan informasi yang dipublikasikan Dalam tatanan sosial, Dystopian men-

ganggap bahwa tatanan masyarakat menjadi


Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

terpecah, bahkan mengisolasi interaksi satu multietnis.


Peristiwa remaja perempuan men-
sama lain, serta terjadinya fragmentasi akibat curahkan kebenciannya kepada wanita hamil
komunikasi yang termedia oleh media. Nilai- yang meminta duduk saat naik kereta api, So-
nilai yang ada di masyarakat menjadi
kabur, bahkan tidak dapat diterapkan di dunia siolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Musni Umar menuturkan, remaja yang seperti
online (Nasrullah, 2015). itu masuk kategori masyarakat individualistik.
Peristiwa yang terjadi di media sosial, ”Remaja itu termasuk orang yang tak
bila dikaitkan dengan pendapat Nasrullah dapat peduli orang lain dan hanya mementing-
digaris bawahi bahwa interaksi di media sosial kan dirinya, itu tak seusai kultur Indo-
nesia. Kemungkinan besar pergaulan
yang menggunakan teknologi telah meluntur-
atau bahkan keluarganya bermasalah,”
kan ikatan emosional. Orang bebas berekspre- ujar Musni saat berbincang dengan
si di Facebook, Twitter, Path dan media sosial merdeka.com, Rabu (16/4).
lainnya kapan saja. Hal yang kemudian timbul Di sinilah pentingnya peran etika bermedia
adalah respon positif dan respon negatif yang sosial dalam keluarga, lingkungan dan pendi-
gan dan bahkan menjadi masalah hukum. - dikan dari anak remaja.
Beberapa peristiwa tersebut di atas
Isu SARA dapat dikaitkan dengan teori Cyberculture
yang menekankan relasi antara komunikasi
Terkait dengan isu SARA, Kriyantono dan kontrol. Pesan dalam Cyberculture mer-
upakan sebuah pesan yang memperkenalkan
(2012: 152) mengutarakan bahwa isu adalah
sebuah aksi atau reaksi.
berbagai perkembangan di dalam arena publik
Dari prinsip proses kontrol dan
kemudian berlanjut dan berdampak lebih luas komunikasi di dalam teori Cyberculture
kepada masyarakat.Isu juga merupakan titik ( Lister, dkk, 2009: 381-382), yaitu:
pengelolaan dengan baik dan tidak sesuai den- (1) Feedback dalam dua cara yaitu:
gan harapan publik seperti kebijakan, opera- positif dan negatif dan peristiwa di atas
sional, produk atau komitmen organisasi. lebih kepada feedback yang negatif.
(2) Restriction. Menghasilkan pembatasan
Penggunaan bahasa di media sosial
atas tindakan yang mencegah respon posi-tif
tidak seperti di media massa umumnya. Setiap dan memaksimalkan respon negatif. Di
orang bebas untuk berekspresi di me-dia sosial Indonesia, respon atas tindakan pelaku yang
tanpa gate keeper atau editor seperti media menyerang SARA akan mendapat respon
massa. Dari beberapa kasus di atas yang terjadi yang cenderung negatif pula. Tidak ada
di Indonesia interaksi di media sosial
respon posi-tif yang mendukung tindakan
mencela melalui media sosial.
menggunakan bahasa rasis yang menyinggung
(3) Information varies inversely as noise.
orang lain. Menurut DeVito (2011: 179) istilah
Beraneka informasi sebagai suatu kebisingan
bahasa rasis, artinya bahasa yang digunakan
untuk menghina atau merendahkan kultur dan dalam interaksi. Bila suatu peristiwa sudah di-
kebiasaan pada kultur tersebut dan mer-eka ungkap media, maka anggota masyarakat
mempunyai istilah-istilah yang negatif. akan memberikan berbagai macam respon
Pesan dengan menggunakan media yang hampir semuanya menyerang pelaku
sosial memungkinkan untuk menimbulkan yang mengupload pesan negatif tersebut.
kesalahpahaman, seperti yang dialami Flor-
ence Sihombing. Kesalahan persepsi menye-
babkan perbedaan makna di antara masyakat
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R Lidya Wati Evelina
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

Validasi Data adalah kesadaran moral sendiri. Suara hati

Kehadiran media sosial merupakan menuntut agar kita bertindak sesuai dengan
tanggung jawab. ( Suseno, 2014:95) terhadap
perkembangan cara berkomunikasi maupun Apresiasi sebagian orang
bersosialisasi melalui media yang disebut etika bermedia sosial sangat rendah karena
mediamorfosis. Invasi dari media sosial ibarat tidak ada regulasi yang langsung mengin-
sarang laba-laba yang semakin melebar dan tervensi. Selain itu sosialisasi terkait dengan
membentuk jaringan yang terhubung satu aturan main agar tetap pada koridor hukum
sama lainnya. juga tidak ada sehingga masyarakat pun men-
Menurut sumber ahli media sosial ganggap media sosial sebagai “cerobong
mengatakan bahwa media sosial tidak ha- asap”. Sebagaian orang tidak memahami
nya sebagai media dalam bersosialisasi di dampak hukum jika memakai media sosial
Internet. Namun, memiliki aturan-aturan yang sebagai tempat menuliskan sesuatu yang
mengikat penggunanya. merugikan pihak lain, seperti menyebarkan
Kejahatan cyber dalam penerapannya kabar bohong, dan lain- lain.
telah menggunakan undang-undang informa-
si dan transaksi elektronik. Sumber member- Menurut pakar media sosial men-
ikan contohnya ditemukannya tindakan yang gatakan bahwa curhat di media sosial dapat
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan melegakan secara emosional dan bahkan
informasi yang ditujukan untuk menimbul- merupakan channel yang bisa menyembuhkan
kan rasa kebencian atau permusuhan individu orang. Namun, perlu diingatkan berpendapat
dan atau kelompok masyarakat tertentu ber- di social media sangatlah mudah dan perlu
dasakan Suku, Agama, Ras dan Antar Golon- diingat pula menyebarnya sangat mudah juga
gan (SARA) dapat dikenakan hukuman sesuai sehingga bisa menimbulkan berbagai macam
dengan pasal 45 ayat 2 yang berbunyi: resiko dan tak jarang berujung ke masalah
“Setiap orang yang memenuhi unsur hukum.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 Di Indonesia, media sosial berada
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan dalam tahap mencari balance. Kebebasan
pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Pendapat masih nomor 2. Etika, sopan santun
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar dan Budaya masih menjadi ukuran nomor 1
rupiah) .” ketika kita melakukan percakapan di social
Media sosial dalam pandangan Iwan media dan harus sebelum
merupakan representasi dari dunia nyata. melakukan update status. Iwan menegaskan
Penggunaan media sosial harusnya empow- social media karena ada konsekuensi di balik

ering, mendidik dan menjadi tools yang itu seperti pelanggaran hukum, pelanggaran
bisa memperbaiki kualitas hidup. Meskipun norma-norma masyarakat. Tidak ada kebe-
komentar yang negatif membuat orang banyak basan yang benar-benar bebas ada poin-poin
belajar untuk memperbaiki diri. Percakapan yang harus dijaga, tidak melukai hati orang,
di media sosial dapat menjadi pembelajaran tidak menyebarkan isu-isu yang belum diketa-
publik.
Menurut Suseno yang mengatakan hui kebenarannya. Sebaliknya harus member-
bahwa Etika normatif yang menetapkan ikan edukasi sosial.
di media sosial dengan prinsip moral dasar ob-
jektif yang dipergunakan untuk memecahkan
Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

Penggunaan Media Sosial adalah cermin dari pikiran. Komunikasi yang


terjadi di media sosial harus dapat memudah-
di Masyarakat Multietnis kan komunikasi antar budaya di seluruh dunia.
Pesan mengandung makna yang dike- Komunikasi antarbudaya itu harusnya
hendaki penyandi (encoder) dan pesan akan
mengalami suatu perubahan dalam arti pen- harusnya dapat menyatukan Nusantara, seper-ti
garuh budaya penyandi balik (decoder) yang yang seringkali diucapkan Suprawito, Ketua
telah menjadi bagian dari makna pesan. (Si- ISKI Pusat Periode 2008-2013 pada hampir di
habudin, 2011:23) setiap pertemuan Ikatan Sarjana Komunikasi
Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Erving
Indonesia, sejak awal mengakui pe-mikiran- Goffman dalam Rakhmat perlu adanya pengo-
pemikiran yang multikulturalis dan multietnis
lahan kesan agar Indonesia dikenal sebagai
yang dituangkan dalam konsep Bhineka
bangsa dengan bahasa yang santun. Sumpah
Tunggal Ika (Kresna dkk, 2013: 141). Pada
pemuda juga mengingatkan bahasa Indonesia
masyarakat multietnis ini tentunya mem-punyai
digunakan sebagai bahasa pemersatu dari
cara berpikir yang berbeda sehingga penafsiran
masyarakat kita yang multietnis.
da
untuk sebuah peristiwa akan berbe- Yogya dengan Florence Sihombing terjadi
pula. karena ketidaktahuan tentang keterbatasan
Seperti yang diungkapkan Kelly dalam kemampuan perceptual. Florence dianggap
Mulyana dan Rakhmat (2010: 84) men-jelaskan menggunakan bahasa rasis (DeVito, 2011:179)
mengenai proses construing atau yaitu bahasa yang digunakan Florence meng-
interprestasi yang berdasarkan cara hina dan merendahkan kultur orang lain.
kita menafsirkan peristiwa. Selanjutnya Kelly Di dalam komunikasi media sosial
juga mengungkapkan bahwa peristiwa yang memang bebas mengungkap pesan. Namun,
sama dapat ditafsirkan secara berbeda. masing-masing etnis mempunyai pemaha-
Kelly juga berpendapat, petunjuk uta- man berbeda sehingga menimbulkan konf-lik.
ma mengkontruksi realitas adalah budaya Kesalahan persepsi menyebabkan perbe-
yang mengasumsikan memiliki kesamaan daan makna di antara masyakat multietnis.
dalam ekspektasi yang sama dan cenderung Komunikasi itu irreversible, setiap kesan
memiliki perilaku sama pula. Kesamaan yang diberikan tidak bisa ditarik kembali.
budaya pada orang-orang adalah kesamaan Sekali-pun seseorang sudah meminta maaf
dalam mempersepsi apa yang mereka harap- tapi akan selalu melekat dalam ingatan.
kan, (Mulyana dan Rakhmat, 2010:85). Sampai saat ini hanya terdapat peraturan
Menurut Mulyana dan Rakhmat per- yang tertuang dalam UU ITE no 11 tahun 2008
bedaan sifat kesamaan kelompok ditandai yang men-gatur mengenai penyalahgunaan
dengan serangkai ekspektasi (nilai) yang sama. penggunaan teknologi informasi.
Setiap kelompok, betapun kecilnya, mem-punyai Menurut Dirjen Komunikasi dan
serangkaian ekspektasi (nilai) yang berbeda Informasi Publik, UU ITE berlaku bila
untuk mempertahankan identitas kelompok. ada laporan dari pihak yang dirugikan.
(Mulyana dan Rakhmat, 2010: 85). “Kita tidak bisa menuntut pelakunya sela-
Jelas dari pernyataan-pernyataan di ma tidak ada yang mempermasalahkan.” Ia
juga menyampaikan kepada organisasi
atas bahwa setiap kelompok memiliki budaya profesi seperti Ikatan Sarjana Komunikasi
yang berbeda menurut nilai yang mereka anut.
(ISKI) dan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu
Sebuah peristiwa akan diinterpretasi menurut
Komunikasi (ASPIKOM) untuk membantu
ukuran atau nilai budaya mereka. Bahasa
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras) Lidya Wati Evelina
A (Antar Golongan) di Media Social
Indonesia

pemerintah mensosialisasikan Etika dalam itatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebija-

penyampaian pesan komunikasi di media kan Publik, dan Ilmu social. Jakarta :
sosial. Kencana Prenama Media Group
Simpulan dan Saran DeVito, Joseph A. (2011). Komunikasi
Antarmanusia. Edisi kelima. Tange-
1. Terdapat konten-konten di media rang Selatan: Karisma Publishing
Group
sosial (Facebook, Twitter dan Path) yang Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis.
berkaitan dengan isu SARA di Indonesia Riset Komunikasi. Bandung: Remaja
tahun 2014 dan tahun 2015 di berbagai Rosdakarya.
daerah di Indonesia. Dari pemberitaan menge- Kresna, Aryaning Arya, Agus Riyanto dan
nai kasus-kasus media sosial yang mengan- Hendar Putranto. (2013). Pendidikan
dung isu suku, agama, ras dan antar golongan Kewarganegaraan. Edisi Revisi.
membuktikan bahwa perlu adanya etika berme- Gading Serpong: UMN Press.
dia sosial. Pemahaman mengenai media sosial. Levinson, Paul. (2009). New New Media.
2. Etika Bermedia sosial untuk masya- Boston: Pearson
rakat multietnis sangat diperlukan, meskipun Moleong, Lexy J.. (2008). Metodologi Peneli-
curhat di media sosial dapat melegakan secara tian Kualitatif. Bandung : Remaja
emosional dan bahkan merupakan saluran Rosdakarya. Cetakan I. Media
yang bisa menyembuhkan orang. Namun, Nasrullah, Rulli. (2015).
perlu diingat berpendapat di social media Sosial. Prosedur, Trend, dan Etika.
sangatlah mudah dan perlu diingat pula Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
menyebarnya sangat mudah pula. Resiko dari Mulyana, Dedy, Dr, MA dan Jalaluddin
ketidapahaman terhadap etika dapat berujung Rakhmat, Drs, M.SC (2010) Cetakan
ke masalah hukum. Keduabelas. Komunikasi Antarbuda-
Saran ya. Panduan Berkomunikasi Dengan
Orang - Orang Berbeda Budaya.
Untuk mensosialisasikan Etika Ber- Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sihabudin, Ahmad, H, Dr, M.Si.(2011).
media Sosial, pemerintah perlu membuat Komunikasi Antarbudaya. Satu Pers-
kebijakan khusus dengan memberdayakan pektif Multidimensi. Budaya merupa-
masyarakat melalui jalur pendidikan, komuni- kan landasan komunikasi. Bila Budaya
tas dan organisasi kemasyarakat agar paham beragam pula praktik-praktik komuni-
tentang etika berkomunikasi dalam penggu- kasi. Jakarta: Bumi Aksara.
naan media. Caranya adalah Gerakan Etika Suseno, Franz Magnis (2014). Etika Dasar
Bermedia Sosial yang melibatkan juga peran Masalah-masalah pokok Filsafat
aktif dari masyarakat dan kalangan Industri. Moral. Yogyakarta: PT Kanisius.
*** Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuanti-
tatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Referensi Alfabeta.
Journal
Buku New Media and
Penelitian. Benedikter Roland (2012).
Arikunto. (2005). Manajemen Cultural Comsumption: Questions to
Jakarta: Rineka Cipta Address through Public Participation.
Bungin, Burhan H.M.(2007). Penelitian Kua- The Journal of New Media & Cultural.
Lidya Wati Evelina Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R
(Ras) A (Antar Golongan) di Media
Social Indonesia

8(1) Nielsen? diakses pada tanggal 28


Chen, G.M. (2012). The Impact of New Media November 2014 pukul 16.20 WIB. Dari
on Intercultural Communication in http://sosmedtoday.com/2014/09/
Global Context.China Media Research, pengguna-internet-2014-berapa-data-
8(2), 1-10 nielsen/
Nurudin, (November, 2013). Media Sosial Website Resmi Himpunan Profesi. Gamma.
Baru dan Munculnya Revolusi Proses Sigma Beta. Institut Pertanian Bogor.
Komunikasi. Jurnal Komunikator Statistik: Internet, Sosial Media dan
UMY. 5 (2).127-142. Mobile di Indonesia 2014. diakses pada
Wibowo, Indiwan,Seto. (2014). New tanggal 28 November 2014 pukul 16.25
Media dan Multikulturalisme. WIB dari http://bebmen.com/4027/
Jurnal Ultima-comm, 1(5), 1-10. statistik-internet-sosial-media-dan-
The social and psychological impact of online mobile-di-indonesia.html
social networking: APS national Memobee.com. (2012,31 Juli). Jakarta
psychology week survey 2010. (2010). dan Bandung Masuk Daftar Kota
The Australian Psychological Limited.
Paling Sering Berkicau di Twitter.
diakses Minggu, 30 November
Diakses pada 2 Desember 2014 pada
2014 pukul 14.00 WIB. Dari
laman psychology.org.au http://www.memobee. com/jakarta-
Sumber Internet dan-bandung-masuk-daftar-kota-
Melissa, E. (2012). Budaya Digital dan Peru- paling-sering-berkicau-di-twitter-
bahan Konsumsi Media Masyarakat. 6991-news.html
Baranews.com. ( 2014, 3 September). 25
Diakses pada 2 Desember 2014. Dari
Kasus Status di Media Sosial yang
http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pd- berujung ke Ranah Hukum. diakses
BBC Indonesia. (2014, 29 November). Media tanggal 30 November 2014 pkl. 16.10
Sosial mengubah cara kerja Jurnalis. WIB Dari http://baranews.co/web/
diakses 29 November 2014. Dari read/20541/25.kasus.status.di.media.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/ma- sosial.yang.berujung.ke.ranah.hukum
jalah/2014/11/141128_majalah_lain_ #.VHrfEcnnBf8
media Rmg. ( 2013, 7 November ). Kominfo: Peng-
Tim Internet Sehat. (2014, 14 November). guna Internet di Indonesia 63 Juta
Korban Cyberbullying Meningkat Dua Orang, diakses 13 November 2015 dari
Kali Lipat. diakses 28 November 2014 http://kominfo.go.id/index.php/
pukul 5.30 WIB Dari http://internetse- content/detail/3415/Kominfo+%3A
hat.id/2014/11/korban-cyberbullying- +Pengguna+Internet+di+Indonesia+
meningkat-dua-kali-lipat/ 63+Juta+Orang/0/berita_satker#.VkW
Lis (Antara). (2014, 3 September). Akademisi x2E9GRdk
Minta Penguna Sosial Media Perha- Ajo. (2014, 8 Mei) Kemkominfo: Pengguna
tikan Etika. diakses pada tgl, 28 Internet di Indonesia Capai 82 Juta,
November 2015 pkl. 16.15. Dari http:// diakses 13 November 2015 dari http://
www.beritasatu.com/gadget/207060- kominfo.go.id/index.php/content/de-
akademisi-minta-pengguna-sosial- tail/3980/Kemkominfo%3A+Penggu-
media perhatikan-etika.html na+Internet+di+Indonesia+Capai+82+
SosMedToday.com. (2014, 3 Juta/0/berita_satker#.VkW4a09GRdk
Oik Yusuf (2014, 24 November), Pengguna
September). Pengguna Internet
Internet Indonesia Nomor enam. diak-

2014, Berapa Data


Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras) Lidya Wati Evelina
A (Antar Golongan) di Media Social
Indonesia

ses 13 November 2015 dari http://tekno.


kompas.com/read/2014/11/24/07430
087/Pengguna.Internet.Indonesia.
Nomor.Enam.Dunia

Internet di Indonesia Tahun 2015,


diakses 13 November 2015 dari http://

-internet-di-indonesia-tahun-2015/

Anda mungkin juga menyukai