Anda di halaman 1dari 11

I.

TUJUAN
 Mengetahui dan membuktikan bahwa campuran dua buah atau lebih
zat cair yang saling melarut dapat membentuk campuran azeotropik dan zeotropik.
 Dapat membuat diagram fase dua komponen.

 Mengikuti penerapannya pengetahuan ini di beberapa industri kimia.

II. PERINCIAN KERJA :


 Menentukan Berat jenis Kloroform dan Aseton
 Menentukan Berat Jenis Campuran
 Menentukan Molfraksi Aseton

III. ALAT yang DIPAKAI


 Gelas Kimia 250 ml 3 Buah  Corong kaca 1 Buah
 Labu leher dua 250 ml 2 Buah  Thermometer Asa 2 Buah
 Labu alas bulat 10 ml 4 Buah  Penjepit Kecil 8 Buah
 Pipet ukur 25 ml + 10 ml 1+1 Buah  Alas labu + selang 2 + 4 Buah
 Destilling head 1 Buah  Oil bath + Heater 1 + 1 Buah
 Adaptor Elbow 1 Buah  Dongkrak 4 Buah
 Adaptor lurus 1 Buah  Klem 2 Buah
 Adaptor Kaki 4 1 Buah  Tabung reaksi berskala 6 Buah
 Kondensor Lie Big 2 Buah

IV. BAHAN yang DIGUNAKAN


 Aseton
 Kloroform
V. DASAR TEORI
Bila campuran dua buah zat cair yang saling melarut dengan baik, dipanaskan
sambil tekanan uap diusahakan konstan, maka titik didih dan komposisi uapnya
tergantung dari komposisi campuran zat cairnya. Hubungan antara titik didih pada
komposisi tertentu dari campuran zat cair itu dengan komposisi uapnya dapat
dilukiskan dalam sebuah gambar kurva berikut :
1. Campuran Zeotropik
Bila garis kurva tidak menunjukkkan titik maksimum
ataupun minimum pada titik didih campuran zat cair
itu, maka titik didih campuran zat cair terletak antara
titik didih zat-zat cair murninya. Campuran ini disebut
camouran zeotropik.
Pada penyulingan zat cair semacam ini. Komposisi destilatnya lebih banyak
mengandung zat cair yang bertekanan uap lebih besar dibandingkan dengan komposisi
campuran. Zat cair yangsedang disuling itu. Oleh karena itu campuranzat cair ini dapat
dipisahkan menjadi zat-zat cair murninyamelalui penyulingan berkali-kali.

2. Campuran aseotropik
a. Bila titik–titik didih campuran dua zat cair yang saling
melarut menunjukkan adanya titik maksimum, maka
campuran ini disebut campuran azeotropik. Pada titik
dimana garis titik –titik didih mencapai maksimum,
garistitik-titik tekanan uapnya pun mencapai titik itu pada
titik ini campuran zat cair ini akan mendidih secara
konstan.
Dengan demikian campuran zat cair semacam ini tidak dapat dipisahkan kedalam zat
murninya secara menyulingnya. Titik azeotropik campurna ini terletak lebih tinggi dari
pada titik-titik didih zat murninya.
b. Dalam hal dimana titi-titik didih campuran dua zat cair yang saling melarut
menunjukkan adanya titik maksimum, terjadi gejala-
gejala yang sebaliknya dengan apa yang terjadi pada
campuran zat cair yang menunjukkan adanya titik
maksimum. Campuran zat cair semacam iini yang
juga disebut campuran azeotropik , tidak dapat
dipisahkan kedalam zat murninya secara
penyullingan.

VI. PROSEDUR KERJA


 Menimbang kosong tabung reaksi (6 buah), lalu mencatat masing-
masing bobotnya, kemudian diisi dengan kloroform dan Aseston dengan
perbandingan :
Aseton 10 ml 8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml
Kloroform 0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml
 Setiap tabung yang telah diisi dengan campuran Aseton-Kloroform
ditimbang sebagai feed.
 Sambil diadakan pengisian serta penimbangan, alat destilasi
dipasang.
 Dimasukkan tabung satu kedalam labu alas bulat dan diukur
temperatur yang dimiliki oleh campuran dan uap hasil destilasi, hasil destilat
ditampung sekitar 4 ml dan ditimbang untuk dipergunakan mencari berat jenisnya.
 Setelah itu hasil residu campuranpun diukur pula Bjnya.

 Percobaan diatas dilakukan dengan jalan mengganti campuran 1


dengan campuran Aseton-Kloroform dalam tabung reaksi. Percobaan ini
dilakukan sampai pada tabung reaksi ke 6 dengan persedur pengerjaan yang sama.

VII. DATA PENGAMATAN


No. Tabung Tabung Tabung Volume Tabung Tabung Tabung Volume
Kosong
Tabung Kosong I Kosong I+F Kosong II Destilat Kosong II+D Kosong III Residu
III+R
1 20,3812 28,2146 20,3852 4 Ml 23,2281 20,4465 21,4018 1 Ml
2 20,4779 29,4535 20,4630 4 Ml 24,0902 20,4550 22,4615 2 Ml
3 20,6504 30,9638 20,6487 4 Ml 24,6604 20,6526 21,9508 1 Ml
4 20,7341 32,5177 20,7367 4 Ml 25,5524 20,7289 23,5660 2 Ml
5 20,4462 33,4554 20,7369 4 Ml 26,1241 20,3785 22,8425 2 Ml
6 21,6232 36,1365 21,6107 4 Ml 27,3636 21,6115 24,2690 2 Ml

No. V. Aseton V. Kloroform  X. T (C) X.


Tabung (ml) (ml) F D R Aseton Larutan Uap Cloroform
1 10 0 58 57
2 8 2 60 59
3 6 4 63 62
4 4 6 65 64
5 2 8 65 64
6 0 10 62 61
BM. Aseton (CH3COCH3) = 58,08 g/mol
BM. Kloroform (CHCl3) = 119,38 g/mol

VIII. PERHITUNGAN
Massa
BJ =
Volume
 Untuk mencari BJ Feed ( camp 1 )
28,2146  20,3812
BJ 1 =
10
= 0,78334
 Untuk mencari BJ Feed ( camp 2 )
29 ,4535  20 ,4779
BJ 2 =
10
= 0,89756
 Untuk mencari BJ Feed ( camp 3 )
30 ,9638  20 ,6504
BJ 3 =
10
= 1,03134
 Untuk mencari BJ Feed ( camp 4 )
32 ,5177  20 ,7341
BJ 4 =
10
= 1,17836
Untuk mencari BJ Feed ( camp 5 )
33,4554  20 ,4462
BJ 5 =
10
= 1,30092
 Untuk mencari BJ Feed ( camp 6 )
36,1365  21,6232
BJ 6 =
10
= 1,15133

 Untuk mencari BJ Destilat ( camp 1 )


23,2281  20,3852
BJ 1 =
4
= 0,710725
 Untuk mencari BJ Destilat ( camp 2 )
24 ,0902  20 ,4630
BJ 2 =
4
= 0,9068
 Untuk mencari BJ Destilat ( camp 3 )
24,6604  20 ,6487
BJ 3 =
4
= 1,002925

 Untuk mencari BJ Destilat ( camp 4 )


25,5524  20 ,7367
BJ 4 =
4
= 1,203925
Untuk mencari BJ Destilat ( camp 5 )
26 ,1241  20 ,7369
BJ 5 =
4
= 1,3468
 Untuk mencari BJ Destilat ( camp 6 )
27 ,3636  21,6107
BJ 6 =
4
= 1,438225

 Untuk mencari BJ Residu ( camp 1 )


21,4018  20 ,4465
BJ 1 =
1
= 0,9553
 Untuk mencari BJ Residu ( camp 2 )
22 ,4615  20 ,4550
BJ 2 =
2
= 1,00325
 Untuk mencari BJ Residu ( camp 3 )
21,9508  20,6526
BJ 3 =
1
= 1,2982
 Untuk mencari BJ Residu ( camp 4 )
23,5660  20 ,7289
BJ 4 =
2
= 1,41855
 Untuk mencari BJ Residu ( camp 5 )
22 ,8425  20 ,3785
BJ 5 =
2
= 1,232

 Untuk mencari BJ Residu ( camp 6 )


24 ,2690  21,6115
BJ 6 =
2
= 1,32875
 1 x Ml
X =
BM
 1 x Ml 
 2 x Ml
BM BM
 Untuk mencari Fraksi mol Kloroform ( camp 1 )

1,15133 x 0
119,38
X1 = 1,15133 x 0  0,78334 x 10
119,38
58,08
= 0

 Untuk mencari Fraksi mol Aseton ( camp 2 )

1,15133 x 2
119,38
X2 = 1,15133 x 2  0,78334 x 8
119,38
58,08
= 0,151655

 Untuk mencari Fraksi mol Aseton ( camp 3 )

1,15133 x 4
119,38
X3 = 1,15133 x 4  0,78334 x 6
119,38
58,08
= 0,322818

 Untuk mencari Fraksi mol Aseton ( camp 4 )


1,15133 x 6
119,38
X4 = 1,15133 x 6  0,78334 x 4
119,38
58,08
= 0,517513
 Untuk mencari Fraksi mol Aseton ( camp 5 )

1,15133 x 8
119,38
X5 = 1,15133 x 8  0,78334 x 2
119,38
58,08
= 0,74095
 Untuk mencari Fraksi mol Aseton ( camp 6 )

1,15133 x 10
119,38
X6 = 1,15133 x 10  0,78334 x 0
119,38
58,08
= 1

IX. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa campuran dua buah atau lebih
zat cair yang saling melarut dapat membentuk campuran azeotropik atau zeotropik.
Untuk menentukan campuran ini membentuk azeotropik atau zeotropik kita harus
menggambar kurva terlebih dahulu.
Setelah melakukan percobaan ini nampak masih terdapat banyak kesalahan,
kesalahan ini bisa terjadi saat melakukan pemipetan, dimana saat pembacaaan skala
tidak tepat. Kesalahan yang juga mungkin terjadi akibat kurang tepatnya dalam
menentukan berat jenis karena mungkin ada kotoran yang terikut pada saat dilakukan
penimbangan. Selain itu kesalahan yang paling mungkin terjadi adalah saat penentuan
titik didih dari campuran.
Hasil dari data yang dibuat menjadi grafik standard dapat dilihat dibawah ini,
dimana grafik yang diperoleh tidak konstan dimana ada saat berat jenis pada campuran
nya menurun.

Sedangkan hubungan antara suhu dengan fraksi mol setiap sampel dapat dilihat
pada diagram berikut :

X. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini maka kami menyimpulkan bahwa:
 Dengan menggunakan kurva standar kita dapat mengetahui fraksi mol dari
destilat maupun residu dari campuran biner.
 Azeotrop Destilat dari campuran adalah 0,151655098

XI. JAWABAN PERTANYAAN


1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan Fase
 Kesetimbangan yang terjadi dimana fase kenaikan yang terjadi berjalan
secara normal artinya tidak mengalami penurunan dan lonjakan yangfdrastis.
2. Kapan titik didih 2 komponen mencapai titik didihnya
 Pada saat terjadi pendidihan secara konstan, dimana campuran tersebut
sudah tidak dapat lagi dipisahkan.
3. Apa yang dimaksud dengan azeotrop, ada berapa macam jelaskan
 Bila mana titik didih kedua campuran yang saling melarut menunjukkan
adanya titik maksimum, baik itu titik didih campuran maupun uapnya.
4. Bagaimana mendapatkan diagram T – X.
 Dengan jalan mencari terlebih dahulu berapa fraksi mol destilat pada
masing-masing campuran, setelah itu dibuat diagramnya dan memasukkan suhu
campuran dan uapnya.

XII. DAFTAR PUSTAKA


 Buku petunjuk praktikum kimia fisika Teknik Kimia Politeknik
Negeri Ujung Pangang dari file PEDC Bandung.

Anda mungkin juga menyukai