Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU ORTHOPEDI REFERAT

DAN TRAUMATOLOGI November 2019


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

OSTEOARTHRITIS OF THE KNEE

DISUSUN OLEH

Nurul Amaliah
111 2017 1007

PEMBIMBING
dr. Ariyanto Arief, M.Kes, Sp.OT (K)

DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU


ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan setelah kesulitan hamba-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Referat dengan judul
Osteoarthritis of The Knee. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
melaksanakan kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Ariyanto Arief, M. Kes, Sp.OT (K) selaku pembimbing
yang telah bersedia tekun dan sabar dalam membimbing dan memberikan arahan
dalam proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.

Pare-pare, November 2019

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Nurul Amaliah

Stambuk : 111 2017 1007

Judul : Osteoarthritis of The Knee

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Pare-pare, November 2019

Pembimbing Penulis

dr. Ariyanto Arief, M.Kes, Sp.OT (K) Nurul Amaliah


DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………………. i


Kata Pengantar …………………………………………………………………... ii
Lembar Pengesahan …………………………………………………………….. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN ...…………………………………………………...… 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Osteoarthritis ………..………………………………………………... 2
II. 2 Definisi …………………………………………………………..…… 2
II. 3 Epidemiologi …………………………………………………………. 2
II. 4 Penyebab dan Faktor Risiko ………………………………………….. 3
II. 5 Klasifikasi Osteoarthritis …………………………………………...… 4
II. 6 Diagnosis ……………………………………………………………... 5
II. 7 Gejala Klinis ……………………………………………………..…… 6
II. 8 Tatalaksana …………………………………………………………… 7
BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA), juga dikenal sebagai penyakit sendi degenerative, OA


primer, wear-and-tear arthritis, arthritis yang disebabkan akibat usia, adalah
penyebab utama kecacatan di AS dan seluruh dunia. Klinisi menggunakan istilah
arthritis untuk inflamasi pada sendi. Pada dunia kesehatan, Arthritis adalah istilah
yang digunakan untuk mencakup lebih dari 100 penyakit rematik dan kondisi
yang mempengaruhi sendi, jaringan disekitar sendi, dan jaringan ikat yang lain.

OA merupakan gangguan sendi yang paling umum di AS. Jumlah orang


yang terkena OA genu simtomatik cenderung meningkat akibat populasi dari
penuaan dan obesitas.

OA genu mengenai 3 kompartmen pada sendi lutut (medial, lateral dan


sendi patellofemoral) dan biasanya berkembang perlahan selama 10 sampai 15
tahun, mengganggu aktivitas sehari-hari. Dahulu kala, hal itu diinterpretasikan
sebagai sebuah wear-and-tear dari penyakit kartilago articular yang hanya
disebabkan oleh penuaan bukan disebabkan oleh inflamasi. Meskipun
patofisiologi penyakit masih kurang dipahami dan sedang diselidiki, dapat
diterima bahwa penyebab OA genu adalah multifaktorial. Sedangkan proses
inflamasi dan biomekanik memiliki peran penting dalam proses perkembangan
penyakit, OA genu juga terpengaruh oleh beberapa faktor, termasuk riwayat
keluarga, usia, obesitas, diabetes, synovitis, mediator inflamasi sistemik, imunitas
innate, alignment ekstremitas bawah (genu valgum dan genu varum), bentuk sendi
dan dysplasia, trauma dan inflamasi akibat sindrom metabolik. Terlepas dari
mekanisme yang mendasarinya, OA menunjukkan kerusakan articular cartilage,
pembentukan osteofit, dan sclerosis dari tulang subkondral, dan dibeberapa kasus,
pembentukan kista subkondral dapat ditemui secara patologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah arthritis yang paling umum, dengan risiko kesulitan
mobilitas (terkait membutuhkan bantuan saat berjalan atau menaiki tangga) bagi
mereka yang memiliki lutut yang lebih baik dari beberapa kondisi medis pada
orang dengan usia ≥ 65 tahun. Beban masyarakat (baik dalam hal penderitaan
pribadi dan penggunaan sumber daya kesehatan) diperkirakan akan meningkat
dengan meningkatnya prevalensi obesitas dan penuaan.
Osteoarthritis merupakan proses multifactorial dimana faktor mekanik
memiliki peran sentral dan ditandai oleh perubahan struktur dan fungsi seluruh
sendi. Tidak memiliki obat, dan strategi terapeutik saat ini terutama ditujukan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Kami mencari
medline yang relevan dan di perpustakaan Cochrane (pada quarter pertama 2006)
dan konsultasi para ahli di bidang reumatologi untuk menghasilkan ulasan naratif
dengan pembaruan managemen untuk dokter layanan primer.

II. 2 Definisi
Osteoarthritis adalah hasil klinis dan patologis dari berbagai gangguan
yang mengakibatkan kegagalan structural dan fungsional sendi synovial. Secara
tradisi, telah dianggap sebagai penyakit kartilago articular. Konsep saat ini
menyatakan bahwa osteoarthritis melibatkan seluruh organ sendi termasuk tulang
sunkondral, menisci, ligament, otot periartikularm kapsul dan synovium.

II. 3 Epidemiologi
Prevalensi variasi osteoarthritis yang dilaporkan sesuai dengan metode
yang digunakan untuk mengevaluasi. Dalam sebagian besar epidemilogi, hal ini
biasanya dinilai dari radiografi. Tanda kerusakan osteoarthritik harus ada,
bagaiamanapun untuk mendeteksi perubahan karakteristik dengan radiografi,
sehingga bukan termasuk tes diagnostic yang sensitif. Terdapat 6% usia dewasa
≥30 tahun sering mengalami nyeri lutut dan gambaran radiologi osteoarthritis.
Osteoarthritis disebabkan oleh faktor mekanik lokal yang menyimpang
yang bentindak dalam kelemahan sistemik. Faktor sistemik meningkatkan
kerentanan sendi terhadap osteoarthritis termasuk peningkatan usia, wanita dan
kemungkinan kekurangan nutrisi. Sementara studi epidemiologi telah
menunjukkan komponen genetik utama terhadap risiko yang kemungkinan
poligenik, gen yang bertanggugnjawab belum diidentifikasi. Pada orang-orang
dengan risiko, faktor mekanik lokal termasuk misaligmen, kelemahan otot, atau
perubahan dalam integritas stuktur dari sendi sekitar (seperti kerusakan meniscus)
mempercepat perkembangan penyakit. Beban juga dapat dipengaruhi oleh
obesitas dan trauma sendi, keduanya dapat meningkatkan kemungkinan
perkembangan osteoarthritis.
Kesimpulan :
- Osteoarthritis merupakan penyakit yang mengenaik keseluruhan
sendi, bukan hanya kartilago.
- Untuk menegakkan diagnosis osteoarthritis didasari dari gejala
klinik dan ditunjang oleh radiografi.
- Terdapat tatalaksana efektif nonfarmakologi dan farmakologi yang
dapat diberikan pada osteoarthritis; tatalaksana nonfarmakologi
harus diberikan terlebih dahulu.
- Intervensi operasi boleh dilakukan ketika tatalaksana obat-obatan
telah gagal.

II. 4 Penyebab dan Faktor Risiko


Sebelum OA dianggap konsekuensi yang normal dari penuaan dan
konsekuensi mekanik dari “wear and tear” sehingga muncul istilah penyakit
sendi degeneratif. Namun, saat ini disadari OA berasal dari interaksi
multifactorial, kompleks faktor konstitusional dan mekanik, termasuk integritas
sendi, predisposisi dari genetik, inflamasi lokal, kekuatan mekanik, dan proses
sellular dan biomekanik. OA genu berhubungan erat dengan usia, karena bukti
dari gambaran radiografi sebagian besar terjadi pada usia 65 tahun dan lebih dari
75% orang yang berusia 75 tahun. Walaupun banyak penyebab dan mekanisme
yang tidak dipahami dengan baik, telah dilaporkan bahwa prevalensi OA yang
lebih tinggi terjadi diantara wanita lanjut usia.
Ada tiga kompartmen pada genu : 1) Kompartmen tibiofemoral medial,
yang menyatukan plateau tibial medial ke kondilus femoral medial; 2)
Kompartment tibiofemoral lateral, yang menghubungkan plateau tibial lateral ke
kondilus femoralis lateral; dan 3) Sendi patellofemoral, yang menghubungkan
tempurung lutut ke femur. Ketiga kompartmen bekerja sama untuk membentuk
sendi genu yang dapat ditekuk dan diluruskan, dan untuk berputar sedikit dari sisi
ke sisi. Kelebihan berat pada genu dapat mempengaruhi fungsi dari kapasitas
sendi lutut.
Hubungan antara obesitas (Index massa tubuh) dan prevalensi dan insiden
dari OA genu telah secara konsisten ditunjukkan dalam beberapa penelitian cross
sectional dan longitudinal. Walaupun kelebihan berat badan meningkatkan beban
sendi, menghasilkan efek buruk pada sendi yang menahan beban, hal ini bukan
hanya hubungan antara OA dan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko OA genu
dari beberapa mekanisme : Meningkatkan beban sendi, perubahan komposisi
tubuh, effek negatif terhadap inflamasi; dan faktor kebiasaan, misalnya aktifitas
fisik yang sedikit dan selanjutnya hilangnya kekuatan otot sebagai pelindung.
Selanjutnya, prevalensi obesitas akan meningkat dan mungkin akan meningkatkan
kejadian OA genu dan permintaan untuk arthroplasty lutut.

II. 5 Klasifikasi Osteoarthritis


Pada tahun 1957, Kellgren and Lawrence mengembangkan klasifikasi
berdasarkan gambaran radiologi. Ciri-ciri yang dianggap sebagai bukti
osteoarthritis, dan membagi penyakit menjadi lima tingkatan :
- 0 : None
- 1 : Doubtful
- 2 : Minimal
- 3 : Moderate
- 4 : Severe
Grade 0 menunjukkan tidak adanya perubahan osteoarthritis yang pasti
pada x-ray anteroposterior, sedangkan derajat 2 menunjukkan osteoarthritis yang
pasti, walaupun tingkat keparakannya minimal. Walaupun system ini banyak
digunakan, system ini memiliki keterbatasan, terutama menilai gambaran
radiologi.

Figure 1. Radiographic classification of osteoarthritis. A, Grade 1: doubtful joint space narrowing


(JSN) and possible osteophytic lipping. B, Grade 2: definite osteophytes and possible JSN. C,
Grade 3: moderate multiple osteophytes, definite JSN, some sclerosis, possible bone end
deformity. D, Grade 4: large osteophytes, marked JSN, severe sclerosis definite deformity of bone
ends. Image from Kellgren & Lawrence

Gambaran radiologis osteoartritis lutut disempurnakan oleh Osteoarthritis


Research Society International pada tahun 2007, dan dibagi menjadi: keberadaan
osteofit marginal dalam kondilus femoralis medial, plateau tibialis medial,
kondilus femoralis lateral dan plateau tibialis lateral dan plateau tibialis lateral
serta ruang sendi menyempit (JSN) pada kompartemen medial dan kompartemen
lateral. Masing-masing dinilai untuk tingkatannya :
- 0 : Normal
- 1 : Mild change
- 2 : Moderate change
- 3 : Severe change

II. 6 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis biasanya dapat dinilai secara klinis dan kemudian
dikonfirmasi radiologis. Ciri-ciri utama yang menunjukkan diagnosis termasuk
nyeri, kekakuan, gerakan berkurang, pembengkakan, krepitasi dan peningkatan
usia (biasanya usia dibawah 40 tahun) tanpa disertai penyakit sistemik (misalnya
demam).
Biasanya osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi. Selama periode satu
tahun, seperempat orang dengan usia > 55 tahun memiliki episode nyeri lutut
yang persisten, sekitar satu dari enam penderita berkonsultasi dengan dokter
umumnya. Sekitar setengah dari mereka memiliki gambaran radiologi
osteoarthritis genu. Banyak dari sisanya kemungkinan belum terdeteksi oleh
radiografi polos atau keluhan nyeri lutut lainnya misalnya pes anserine bursitis
atau illiotibial band sindrom.
Nyeri sendi pada osteoarthritis dapat dipengaruhi oleh aktifitas dan
membaik dengan istirahat. Pada penyakit yang lebih lanjut nyeri dirasakan saat
istirahat dan malam hari. Sumber nyeri tidak diketahui asalnya. Dari kejadian di
persendian lokal, kehilangan kartilago tidak berkontribusi langsung terhadap
nyeri. Sebaliknya pada tulang subkondral, periosteum, synovium, dan kapsul
sendi semuanya dipersarafi dan dapat menjadi sumber rangsangan nosiseptif pada
osteoartritis.

II.7 Gejala Klinis


Pemeriksaan fisik harus mencakup penilaian berat badan, range of motion
sendi, lokasi nyeri tekan, kekuatan otot, dan stabilitas ligamen. Osteoartritis dapat
terjadi pada persendian dalam tubuh yang memiliki sinovial tetapi paling sering
terjadi pada tangan, lutut dan pinggul. Diagnosis biasanya ditegakkan dari
beberapa tingkatan termasuk foto polos radiografi. Ketika penyakit lanjut, akan
terlihat pada foto polos radiografi, yang menunjukkan penyempitan celah sendi,
osteofit dan kadang-kadang perubahan tulang subkondral.
Pencitraan resonansi magnetik dapat digunakan untuk memfasilitasi
diagnosis untuk penyebab lain nyeri lutut yang dapat dibandingkan dengan
osteoartritis genu (misalnya dissesans osteokondritis dan nekrosis avaskular).
Hampir semua penderita osteroartritis genu mengalami robekan meniskus, dan hal
tersebut tidak selalu menjadi menjadi penyebab meningkatnya gejala. Meniskus
tidak boleh dilepaskan kecuali ada gejala locking atau extension blockade. Jangan
lakukan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis. Karena osteoartritis bukan
sebuah peradangan sendi, diharapkan hasil yang normal pada laboratorium.
Namun, karena tingginya kelainan laboratorium pada orang dengan usia lanjut,
misalnya peningkatan sedimen eritrosit dan anemia, bagaimanapun, hal ini
umumnya akan terdeteksi dan menyebabkan pemeriksaan yang tidak perlu.
Pertimbangkan untuk pemeriksaan hitung darah, dan tes fungsi hati sebelum
memulai pemberian obat Non steroid anti inflamasi (NSAIDs), terutama untuk
orang tua dan memiliki penyakit kronis.
Pertimbangkan aspirasi sendi jika terdapat efusi dan diduga diagnosis
selain osteoartritis (seperti radang sendi septik, gout, pseudogout). Cairan sinovial
dari sendi yang terkena adalah non-inflamasi (jumlah leucocyte <2000 / mm3,
bening, kental).
Gambaran klinis osteoartritis
- Nyeri sendi saat aktifitas
- Kekakuan saat pagi hari atau setelah istirahat.
- Berkurangnya range of motion.
- Krepitasi sendi atau nyeri periartikular, atau keduanya.
- Pembengkakan tulang

II. 8 Tatalaksana
Tujuan tatalaksana adalah :
- Untuk mengedukasi pasien tentang penyakit dan tatalaksananya
- Untuk mengontrol nyeri
- Untuk memperbaiki fungsi
- Untuk mengurangi proses penyakit dan konsekuensinya.
Osteoartritis harus dikelola secara individual dan akan diberikan beberapa
pilihan terapi. Tatalaksana harus dimodifikasi sesuai respon yang didapatkan.
Sayangnya, hampir semua perawatan yang diuji dan digunakan adalah obat atau
operasi, atau keduanya. Misalnya, dalam metaanalisis baru-baru ini, 60% uji coba
menilai efek pengobatan obat dan 26% mengevaluasi prosedur bedah. Kurangnya
studi yang mengevaluasi teknik rehabilitasi, termasuk menguatkan dan teknik
manajemen diri lainnya, telah diberi label "bias agenda penelitian" dan, sebagian,
merupakan konsekuensi dari peluang yang menguntungkan untuk pengembangan
obat. Profil toksisitas dan efek samping dari perawatan yang paling umum
digunakan (seperti NSAID, penghambat siklooksigenase-2 (COX 2), dan
penggantian sendi total) tidak dapat diperbaiki dibandingkan dengan intervensi
konservatif seperti olahraga, penurunan berat badan, braces , dan orthotic.
Beberapa pedoman manajemen didasarkan pada bukti dari uji coba dan
konsensus ahli (lihat sumber daya pendidikan tambahan). Hirarki manajemen
yang direkomendasikan harus terdiri dari perawatan non-farmakologis pertama,
kemudian obat, dan kemudian, jika perlu, operasi. Terlalu sering langkah pertama
dilupakan atau tidak cukup ditekankan, sehingga merugikan pasien.

Pendekatan non-farmakologis termasuk :


- Edukasi- Dukungan pasien untuk berpartisipasi dalam program
manajemen diri (seperti yang dilakukan oleh Yayasan Arthritis di
Amerika Serikat dan Perawatan Arthritis di Inggris), dan menyediakan
sumber daya untuk dukungan sosial dan instruksi tentang keterampilan
mengikuti.
- Menurunkan berat badan- Dukung pasien kelebihan berat badan dengan
osteoartritis hip dan genu untuk menurunkan berat badan melalui
kombinasi diet dan olahraga.
- Olahraga- meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan otot, dan daya
tahan dan juga memfasilitasi penurunan berat badan. Semua orang yang
mampu berolahraga harus didukung untuk mengambil bagian dalam
program latihan aerobik berdampak rendah (berjalan, bersepeda, atau
berenang atau olahraga air lainnya). Latihan untuk memperkuat
quadriceps depan mengarah pada pengurangan rasa nyeri dan
peningkatan fungsi.
- Terapi fisik- terdiri dari beberapa strategi untuk memfasilitasi
penyelesaian gejala dan meningkatkan defisit fungsional, termasuk
rentang latihan gerak, penguatan otot, peregangan otot, dan mobilisasi
jaringan lunak
- Knee braces dan Orthotic- Bagi mereka yang memiliki ketidakstabilan
genu dan varus tidak selaras, penahan valgus dan ortotik memindahkan
beban menjauh dari bagian medial dan, dengan melakukan hal itu,
dapat meredakan nyeri dan peningkatan fungsi. Meskipun beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa wedges tumit dapat mengurangi
beban kompartemen medial, tidak ada bukti bahwa digunakan sendiri,
mereka meningkatkan gejala nyeri genu. Alas kaki yang tepat harus
dipakai oleh orang-orang yang menderita osteoartritis genu dan pinggul.

Fig 2 Frontal x ray of knee showing advanced osteoarthritis. Note the narrowing of the joint space,
gas within the joint space, sclerosis, and bony spur formation along the margins of the distal femur
and proximal tibia

Pendekatan Farmakologi
- Analgesi
Paracetamol (sampai 4 gr/hari) adalah analgesic oral yang merupakan
pilihan untuk nyeri ringan hingga sedang pada osteoarthritis. NSAID harus
ditambahkan atau diganti pada pasien yang merespon dengan tidak
adekuat dan kadang-kadang pilihan pertama karena kemanjuran yang lebih
besar dan pilihan pasien. Namun, ada beberapa kelemahan tertentu dari
penggunaan NSAID secara rutin — misalnya, semua NSAID (tidak
selektif dan COX 2 selektif) dikaitkan dengan potensi toksisitas, terutama
pada orang tua.
Inhibitor selektif COX 2 juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular. Rofecoxib, penghambat selektif COX 2, baru-
baru ini ditarik karena masalah tersebut. Pada orang-orang dengan risiko
peningkatan gastrointestinal, NSAID non-selektif ditambah agen
gastroprotektif atau inhibitor COX 2 selektif harus digunakan. Analgesik
opioid adalah alternatif yang berguna pada pasien yang kontraindikasi
NSAID, tidak efektif atau toleransi yang buruk. Formulasi topikal NSAID
dan capsaicin dapat membantu.
Senyawa-senyawa glukosamin, khususnya, telah menarik banyak
perhatian kebanyakan di media massa. Mungkin sebagai fungsi dari
publisitas ini, osteoarthritis adalah kondisi medis terdepan di mana orang
menggunakan terapi alternatif. Glukosamin dan kondroitin tampaknya
memiliki manfaat yang sama dengan plasebo dan ada kontroversi
mengenai apakah mereka juga memiliki manfaat modifikasi struktur.

- Steroid Intraarticular
Pada pasien yang mengalami eksaserbasi nyeri akut dan tanda-tanda
peradangan lokal dengan efusi sendi, analisis cairan sinovial diperlukan
untuk mencari kristal gout atau pseudogout dan bukti artritis inflamasi,
seperti artritis reumatoid. Ketika tidak dinyatakan kontraindikasi,
kortikosteroid intraartikular bermanfaat jangka pendek (satu minggu)
untuk nyeri dan fungsi.

- Pembedahan
Pembedahan harus dilawan ketika gejala dapat dikelola dengan modalitas
pengobatan lain. Indikasi khas untuk pembedahan adalah nyeri yang
melemahkan dan keterbatasan fungsi utama seperti berjalan dan aktivitas
sehari-hari atau gangguan kemampuan untuk tidur atau bekerja.
 Arthroscopy debridement and lavage
Peran debridemen artroskopik lutut masih kontroversial. Dalam uji
coba operasi plasebo yang dirancang dengan baik, peningkatan gejala
dapat dikaitkan dengan efek plasebo. Untuk subgrup genu dengan
flaps meniskus atau kartilago yang menyebabkan gejala mekanik
terutama pada sendi yang locking atau catching, namun, penggunaan
arthroscopic dari jaringan yang tidak stabil ini dapat meningkatkan
fungsi sendi dan meringankan gejala mekanik.
 Osteotomy
Tinjauan sistematik terbaru dari studi yang membandingkan berbagai
jenis osteotomi menunjukkan perbaikan dalam rasa nyeri dan fungsi.
Pemulihan biasanya berlangsung lama, tetapi osteotomi dapat
menunda kebutuhan penggantian sendi total selama 5-10 tahun. Saat
ini ada perdebatan mengenai manfaat relatif osteotomi versus
penggantian lutut unicompartmental; ini memerlukan penyelidikan
lebih lanjut dalam uji klinis yang dirancang dengan baik
 Penggantian sendi
Perkembangan artroplasti pinggul total modern pada 1960-an oleh
John Charnley, seorang ahli bedah Inggris, merupakan tonggak
penting dalam bedah ortopedi. Saat ini indikasi paling umum untuk
penggantian lutut dan pinggul (sekitar 85% dari semua kasus) adalah
osteoartritis. Penggantian sendi adalah intervensi ireversibel yang
digunakan pada mereka yang gagal melakukan perawatan lain.
Berdasarkan survei ahli bedah ortopedi, indikasi untuk prosedur ini
adalah nyeri harian yang parah dan bukti X-ray dari penyempitan
ruang sendi. Dengan pemilihan pasien yang tepat, hasil yang baik
hingga sangat baik dapat diharapkan pada 95%, dan tingkat
kelangsungan hidup implan diharapkan menjadi 95% pada 15 tahun.
Ketika perbaikan kesehatan secara keseluruhan digunakan untuk
menilai efektivitas biaya artroplasti sendi total, artroplasti panggul dan
lutut memiliki hasil yang serupa. Biaya yang terkait dengan
pengobatan jangka panjang, perawatan pendampingan, dan penurunan
produktivitas kerja dapat melebihi biaya artroplasti. Penggantian sendi
total telah terbukti hemat biaya dibandingkan dengan perawatan non-
bedah termasuk NSAID. Penggantian sendi lebih hemat biaya pada
pasien yang memiliki berat badan yang berlebih (mereka dengan
fungsi pre operatif yang rendah). Jika dibiarkan sampai status
fungsional menurun, status fungsional pasca operasi tidak meningkat
ke level yang dicapai oleh mereka yang memiliki fungsi pre operasi
yang lebih tinggi.
BAB III
KESIMPULAN

Osteoartritis genu (OA) adalah masalah kesehatan masyarakat utama


di seluruh dunia dan salah satu penyebab utama kecacatan kronis pada orang
dewasa yang lebih tua. Perawatan pencegahan tergantung pada identifikasi
faktor-faktor risiko untuk pengembangan insiden OA lutut. Gejala-gejalanya
sering dikaitkan dengan gangguan fungsi yang signifikan, serta tanda dan
gejala inflamasi, termasuk rasa nyeri, kekakuan, dan kehilangan mobilitas.
Perawatan konservatif telah mendokumentasikan efektivitas latihan dalam
mengurangi rasa nyeri dan cacat. Bukti menunjukkan bahwa latihan
peregangan, dan penguatan mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan
kekuatan otot, kemampuan fungsional, dan kesejahteraan psikologis.
Olahraga meningkatkan daya tahan otot, meningkatkan ketajaman
proprioseptif, dan mengurangi penghambatan otot paha otot artrogenik.
DAFTAR PUSTAKA

1. J Lespasio Michelle. Knee Osteoarthritis : A Primer. The Permanente Journal.


2018: 21: 16-183
2. Martin JA, Buckwalter JA. Roles of articular cartilage aging and chondro-
cyte senescence in the pathogenesis of osteoarthritis. Iowa Orthop J
2001;21:1-7.
2 Nuki G. Osteoarthritis: a problem of joint failure. Z Rheumatol 1999;58:142-
7.
3 Peach CA, Carr AJ, Loughlin J. Recent advances in the genetic investiga-tion
of osteoarthritis. Trends Mol Med 2005;11:186-91.
4 Peat G, McCarney R, Croft P. Knee pain and osteoarthritis in older adults: a
review of community burden and current use of primary health care. Ann
Rheum Dis 2001;60:91-7.
5 Dieppe PA, Lohmander LS. Pathogenesis and management of pain in
osteoarthritis. Lancet 2005;365:965-73.
6 Bhattacharyya T, Gale D, Dewire P, Totterman S, Gale ME, McLaughlin S,
et al. The clinical importance of meniscal tears demonstrated by magnetic
resonance imaging in osteoarthritis of the knee. J Bone Joint Surg Am
2003;85-A:4-9.
7 Englund M, Lohmander LS. Risk factors for symptomatic knee osteoarthritis
fifteen to twenty two years after meniscectomy.Arthritis Rheum
2004;50:2811-9.
8 Tallon D, Chard J, Dieppe P. Relation between agendas of the research
community and the research consumer. Lancet 2000;355:2037-40.
9 Jordan KM, Arden NK, Doherty M, Bannwarth B, Bijlsma JW, Dieppe P, et
al. EULAR Recommendations 2003: an evidence based approach to the
management of knee osteoarthritis: report of a task force of the standing
committee for international clinical studies including therapeutic trials
(ESCISIT). Ann Rheum Dis 2003;62:1145-55.
10 Messier SP, Loeser RF, Miller GD, Morgan TM, Rejeski WJ, Sevick MA, et
al. Exercise and dietary weight loss in overweight and obese older adults with
knee osteoarthritis: the arthritis, diet, and activity promotion trial. Arthritis
Rheum 2004;50:1501-10.
11 Kirkley A, Webster-Bogaert S, Litchfield R, Amendola A, MacDonald S,
McCalden R, et al. The effect of bracing on varus gonarthrosis. J Bone Joint
Surg 1999;81:539-48.
12 Maillefert JF, Hudry C, Baron G, Kieffert P, Bourgeois P, Lechevalier D, et
al. Laterally elevated wedged insoles in the treatment of medial knee
osteoarthritis: a prospective randomized controlled study. Osteoarthritis
Cartilage 2001;9:738-45.
13 Pincus T, Swearingen C, Cummins P, Callahan LF. Preference for
nonsteroidal antiinflammatory drugs versus acetaminophen and concomitant
use of both types of drugs in patients with osteoarthritis.J Rheumatol
2000;27:1020-7.
14 Towheed TE, Maxwell L, Anastassiades TP, Shea B, Houpt J, Robinson V, et
al. Glucosamine therapy for treating osteoarthritis. Cochrane Database Syst
Rev 2005;(2):CD002946.
15 Bellamy N, Campbell J, Robinson V, Gee T, Bourne R, Wells G.
Intraarticular corticosteroid for treatment of osteoarthritis of the knee.
Cochrane Database Syst Rev 2005;(2):CD005328.
16 Lo GH, LaValley M, McAlindon T, Felson DT. Intra-articular hyaluronic
acid in treatment of knee osteoarthritis: a meta-analysis. JAMA
2003;290:3115-21.
17 Moseley JB, O’Malley K, Petersen NJ, Menke TJ, Brody BA, Kuykendall
DH, et al. A controlled trial of arthroscopic surgery for osteoarthritis of the
knee. N Engl J Med 2002;347:81-8.
18 Naudie D, Bourne RB, Rorabeck CH, Bourne TJ. The Install Award. Sur-
vivorship of the high tibial valgus osteotomy. A 10- to -22-year followup
study. Clin Orthop Relat Res 1999;367:18-27.
19 Mancuso CA, Ranawat CS, Esdaile JM, Johanson NA, Charlson ME. Indi-
cations for total hip and total knee arthroplasties. Results of orthopaedic
surveys. J Arthroplasty 1996;11:34-46.
20 Callahan CM, Drake BG, Heck DA, Dittus RS. Patient outcomes following
tricompartmental total knee replacement. A meta-analysis. JAMA
1994;271:1349-57.

Anda mungkin juga menyukai