DISUSUN OLEH
Nurul Amaliah
111 2017 1007
PEMBIMBING
dr. Ariyanto Arief, M.Kes, Sp.OT (K)
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan setelah kesulitan hamba-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Referat dengan judul
Osteoarthritis of The Knee. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
melaksanakan kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Ariyanto Arief, M. Kes, Sp.OT (K) selaku pembimbing
yang telah bersedia tekun dan sabar dalam membimbing dan memberikan arahan
dalam proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Pembimbing Penulis
II. 1 Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah arthritis yang paling umum, dengan risiko kesulitan
mobilitas (terkait membutuhkan bantuan saat berjalan atau menaiki tangga) bagi
mereka yang memiliki lutut yang lebih baik dari beberapa kondisi medis pada
orang dengan usia ≥ 65 tahun. Beban masyarakat (baik dalam hal penderitaan
pribadi dan penggunaan sumber daya kesehatan) diperkirakan akan meningkat
dengan meningkatnya prevalensi obesitas dan penuaan.
Osteoarthritis merupakan proses multifactorial dimana faktor mekanik
memiliki peran sentral dan ditandai oleh perubahan struktur dan fungsi seluruh
sendi. Tidak memiliki obat, dan strategi terapeutik saat ini terutama ditujukan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Kami mencari
medline yang relevan dan di perpustakaan Cochrane (pada quarter pertama 2006)
dan konsultasi para ahli di bidang reumatologi untuk menghasilkan ulasan naratif
dengan pembaruan managemen untuk dokter layanan primer.
II. 2 Definisi
Osteoarthritis adalah hasil klinis dan patologis dari berbagai gangguan
yang mengakibatkan kegagalan structural dan fungsional sendi synovial. Secara
tradisi, telah dianggap sebagai penyakit kartilago articular. Konsep saat ini
menyatakan bahwa osteoarthritis melibatkan seluruh organ sendi termasuk tulang
sunkondral, menisci, ligament, otot periartikularm kapsul dan synovium.
II. 3 Epidemiologi
Prevalensi variasi osteoarthritis yang dilaporkan sesuai dengan metode
yang digunakan untuk mengevaluasi. Dalam sebagian besar epidemilogi, hal ini
biasanya dinilai dari radiografi. Tanda kerusakan osteoarthritik harus ada,
bagaiamanapun untuk mendeteksi perubahan karakteristik dengan radiografi,
sehingga bukan termasuk tes diagnostic yang sensitif. Terdapat 6% usia dewasa
≥30 tahun sering mengalami nyeri lutut dan gambaran radiologi osteoarthritis.
Osteoarthritis disebabkan oleh faktor mekanik lokal yang menyimpang
yang bentindak dalam kelemahan sistemik. Faktor sistemik meningkatkan
kerentanan sendi terhadap osteoarthritis termasuk peningkatan usia, wanita dan
kemungkinan kekurangan nutrisi. Sementara studi epidemiologi telah
menunjukkan komponen genetik utama terhadap risiko yang kemungkinan
poligenik, gen yang bertanggugnjawab belum diidentifikasi. Pada orang-orang
dengan risiko, faktor mekanik lokal termasuk misaligmen, kelemahan otot, atau
perubahan dalam integritas stuktur dari sendi sekitar (seperti kerusakan meniscus)
mempercepat perkembangan penyakit. Beban juga dapat dipengaruhi oleh
obesitas dan trauma sendi, keduanya dapat meningkatkan kemungkinan
perkembangan osteoarthritis.
Kesimpulan :
- Osteoarthritis merupakan penyakit yang mengenaik keseluruhan
sendi, bukan hanya kartilago.
- Untuk menegakkan diagnosis osteoarthritis didasari dari gejala
klinik dan ditunjang oleh radiografi.
- Terdapat tatalaksana efektif nonfarmakologi dan farmakologi yang
dapat diberikan pada osteoarthritis; tatalaksana nonfarmakologi
harus diberikan terlebih dahulu.
- Intervensi operasi boleh dilakukan ketika tatalaksana obat-obatan
telah gagal.
II. 6 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis biasanya dapat dinilai secara klinis dan kemudian
dikonfirmasi radiologis. Ciri-ciri utama yang menunjukkan diagnosis termasuk
nyeri, kekakuan, gerakan berkurang, pembengkakan, krepitasi dan peningkatan
usia (biasanya usia dibawah 40 tahun) tanpa disertai penyakit sistemik (misalnya
demam).
Biasanya osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi. Selama periode satu
tahun, seperempat orang dengan usia > 55 tahun memiliki episode nyeri lutut
yang persisten, sekitar satu dari enam penderita berkonsultasi dengan dokter
umumnya. Sekitar setengah dari mereka memiliki gambaran radiologi
osteoarthritis genu. Banyak dari sisanya kemungkinan belum terdeteksi oleh
radiografi polos atau keluhan nyeri lutut lainnya misalnya pes anserine bursitis
atau illiotibial band sindrom.
Nyeri sendi pada osteoarthritis dapat dipengaruhi oleh aktifitas dan
membaik dengan istirahat. Pada penyakit yang lebih lanjut nyeri dirasakan saat
istirahat dan malam hari. Sumber nyeri tidak diketahui asalnya. Dari kejadian di
persendian lokal, kehilangan kartilago tidak berkontribusi langsung terhadap
nyeri. Sebaliknya pada tulang subkondral, periosteum, synovium, dan kapsul
sendi semuanya dipersarafi dan dapat menjadi sumber rangsangan nosiseptif pada
osteoartritis.
II. 8 Tatalaksana
Tujuan tatalaksana adalah :
- Untuk mengedukasi pasien tentang penyakit dan tatalaksananya
- Untuk mengontrol nyeri
- Untuk memperbaiki fungsi
- Untuk mengurangi proses penyakit dan konsekuensinya.
Osteoartritis harus dikelola secara individual dan akan diberikan beberapa
pilihan terapi. Tatalaksana harus dimodifikasi sesuai respon yang didapatkan.
Sayangnya, hampir semua perawatan yang diuji dan digunakan adalah obat atau
operasi, atau keduanya. Misalnya, dalam metaanalisis baru-baru ini, 60% uji coba
menilai efek pengobatan obat dan 26% mengevaluasi prosedur bedah. Kurangnya
studi yang mengevaluasi teknik rehabilitasi, termasuk menguatkan dan teknik
manajemen diri lainnya, telah diberi label "bias agenda penelitian" dan, sebagian,
merupakan konsekuensi dari peluang yang menguntungkan untuk pengembangan
obat. Profil toksisitas dan efek samping dari perawatan yang paling umum
digunakan (seperti NSAID, penghambat siklooksigenase-2 (COX 2), dan
penggantian sendi total) tidak dapat diperbaiki dibandingkan dengan intervensi
konservatif seperti olahraga, penurunan berat badan, braces , dan orthotic.
Beberapa pedoman manajemen didasarkan pada bukti dari uji coba dan
konsensus ahli (lihat sumber daya pendidikan tambahan). Hirarki manajemen
yang direkomendasikan harus terdiri dari perawatan non-farmakologis pertama,
kemudian obat, dan kemudian, jika perlu, operasi. Terlalu sering langkah pertama
dilupakan atau tidak cukup ditekankan, sehingga merugikan pasien.
Fig 2 Frontal x ray of knee showing advanced osteoarthritis. Note the narrowing of the joint space,
gas within the joint space, sclerosis, and bony spur formation along the margins of the distal femur
and proximal tibia
Pendekatan Farmakologi
- Analgesi
Paracetamol (sampai 4 gr/hari) adalah analgesic oral yang merupakan
pilihan untuk nyeri ringan hingga sedang pada osteoarthritis. NSAID harus
ditambahkan atau diganti pada pasien yang merespon dengan tidak
adekuat dan kadang-kadang pilihan pertama karena kemanjuran yang lebih
besar dan pilihan pasien. Namun, ada beberapa kelemahan tertentu dari
penggunaan NSAID secara rutin — misalnya, semua NSAID (tidak
selektif dan COX 2 selektif) dikaitkan dengan potensi toksisitas, terutama
pada orang tua.
Inhibitor selektif COX 2 juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular. Rofecoxib, penghambat selektif COX 2, baru-
baru ini ditarik karena masalah tersebut. Pada orang-orang dengan risiko
peningkatan gastrointestinal, NSAID non-selektif ditambah agen
gastroprotektif atau inhibitor COX 2 selektif harus digunakan. Analgesik
opioid adalah alternatif yang berguna pada pasien yang kontraindikasi
NSAID, tidak efektif atau toleransi yang buruk. Formulasi topikal NSAID
dan capsaicin dapat membantu.
Senyawa-senyawa glukosamin, khususnya, telah menarik banyak
perhatian kebanyakan di media massa. Mungkin sebagai fungsi dari
publisitas ini, osteoarthritis adalah kondisi medis terdepan di mana orang
menggunakan terapi alternatif. Glukosamin dan kondroitin tampaknya
memiliki manfaat yang sama dengan plasebo dan ada kontroversi
mengenai apakah mereka juga memiliki manfaat modifikasi struktur.
- Steroid Intraarticular
Pada pasien yang mengalami eksaserbasi nyeri akut dan tanda-tanda
peradangan lokal dengan efusi sendi, analisis cairan sinovial diperlukan
untuk mencari kristal gout atau pseudogout dan bukti artritis inflamasi,
seperti artritis reumatoid. Ketika tidak dinyatakan kontraindikasi,
kortikosteroid intraartikular bermanfaat jangka pendek (satu minggu)
untuk nyeri dan fungsi.
- Pembedahan
Pembedahan harus dilawan ketika gejala dapat dikelola dengan modalitas
pengobatan lain. Indikasi khas untuk pembedahan adalah nyeri yang
melemahkan dan keterbatasan fungsi utama seperti berjalan dan aktivitas
sehari-hari atau gangguan kemampuan untuk tidur atau bekerja.
Arthroscopy debridement and lavage
Peran debridemen artroskopik lutut masih kontroversial. Dalam uji
coba operasi plasebo yang dirancang dengan baik, peningkatan gejala
dapat dikaitkan dengan efek plasebo. Untuk subgrup genu dengan
flaps meniskus atau kartilago yang menyebabkan gejala mekanik
terutama pada sendi yang locking atau catching, namun, penggunaan
arthroscopic dari jaringan yang tidak stabil ini dapat meningkatkan
fungsi sendi dan meringankan gejala mekanik.
Osteotomy
Tinjauan sistematik terbaru dari studi yang membandingkan berbagai
jenis osteotomi menunjukkan perbaikan dalam rasa nyeri dan fungsi.
Pemulihan biasanya berlangsung lama, tetapi osteotomi dapat
menunda kebutuhan penggantian sendi total selama 5-10 tahun. Saat
ini ada perdebatan mengenai manfaat relatif osteotomi versus
penggantian lutut unicompartmental; ini memerlukan penyelidikan
lebih lanjut dalam uji klinis yang dirancang dengan baik
Penggantian sendi
Perkembangan artroplasti pinggul total modern pada 1960-an oleh
John Charnley, seorang ahli bedah Inggris, merupakan tonggak
penting dalam bedah ortopedi. Saat ini indikasi paling umum untuk
penggantian lutut dan pinggul (sekitar 85% dari semua kasus) adalah
osteoartritis. Penggantian sendi adalah intervensi ireversibel yang
digunakan pada mereka yang gagal melakukan perawatan lain.
Berdasarkan survei ahli bedah ortopedi, indikasi untuk prosedur ini
adalah nyeri harian yang parah dan bukti X-ray dari penyempitan
ruang sendi. Dengan pemilihan pasien yang tepat, hasil yang baik
hingga sangat baik dapat diharapkan pada 95%, dan tingkat
kelangsungan hidup implan diharapkan menjadi 95% pada 15 tahun.
Ketika perbaikan kesehatan secara keseluruhan digunakan untuk
menilai efektivitas biaya artroplasti sendi total, artroplasti panggul dan
lutut memiliki hasil yang serupa. Biaya yang terkait dengan
pengobatan jangka panjang, perawatan pendampingan, dan penurunan
produktivitas kerja dapat melebihi biaya artroplasti. Penggantian sendi
total telah terbukti hemat biaya dibandingkan dengan perawatan non-
bedah termasuk NSAID. Penggantian sendi lebih hemat biaya pada
pasien yang memiliki berat badan yang berlebih (mereka dengan
fungsi pre operatif yang rendah). Jika dibiarkan sampai status
fungsional menurun, status fungsional pasca operasi tidak meningkat
ke level yang dicapai oleh mereka yang memiliki fungsi pre operasi
yang lebih tinggi.
BAB III
KESIMPULAN