Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN MEAN ARTERIAL

PREASSURE PADA PASIEN RAWAT INAP


Studi Observasi Pasien Penyakit Dalam di RSI Sultan Agung Semarang
Periode Juli 2018 – Juli 2019

THE RELATIONSHIP BETWEEN BLOOD GLUCOSE LEVELS AND MEAN


ARTERIAL PREASSURE IN HOSPITALIZED PATIENTS AT SULTAN
AGUNG ISLAMIC HOSPITAL

Muhammad Taufiq Rustam Aji *, Purwito Soegeng Prasetijono **, Imam


Djamaluddin Mashoedi***
* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
** Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
*** Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung

Corresponding Authors : Muhammad Taufiq Rustam Aji, Mahasiswa


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Jln. Kaligawe KM 4
Semarang 50012 ph. (024) 6583584 fax. (024) 6594366,
muh.taufiq.rustam.aji@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Kadar glukosa darah (KGD) adalah istilah yang
mengacu kepada kadar glukosa dalam darah yang konsentrasinya diatur
ketat oleh tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada
batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah
makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-
orang mengkonsumsi makanan. Mean arterial pressure (MAP) adalah
tekanan arteri rata-rata selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan
dari pengukuran tekanan darah systole dan tekanan darah diastole. Niai
normal dari MAP adalah berkisar antara 70-100 mmHg. Dengan semakin
kental zat cair yang melewati pembuluh, karena daya adhesi kecil maka
semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai
konsekwensinya, diperoleh tahanan semakin besar. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui tentang hubungan kadar glukosa darah dan mean arterial
preassure pada pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan penelitian Analitic Observational dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap
yang telah melakukan uji kadar glukosa darah di bangsal penyakit dalam di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Cara pengambilan sempel dilakukan
secara Purposive Sampling yang diambil secara random dengan aplikasi
komputer. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistic
Package for Social Science (SPSS) versi 17

1
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kadar gula darah dengan mean arterial preassure dengan nilai p<0,05
yaitu nilai p= 0,000. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,730 menunjukkan
hubungan positif dengan tingkat keeratan hubungan tergolong kuat (r = 0,600
– 0,799) artinya peningkatan KGD menyebabkan tingginya MAP, atau
penurunan KGD berkontribusi terhadap penurunan MAP
Kesimpulan : Disimpulkan bahwa terdapat keeratan hubungan kadar
glukosa darah dengan mean arterial pressure tergolong kuat dengan rata-rata
kadar gula darah pasien 272,02 ± 65,93 mg/dl dan rata-rata MAP 97,56 ± 3,84
mmHg.

Kata Kunci: Kadar glukosa darah, Mean Arterial Preassure (MAP)

ABSTRACT
Background: Blood glucose is a term that refers to glucose levels in
the blood whose concentration is tightly regulated by the body. Glucose which
is flowed through the blood is the main source of energy for body cells.
Generally the level of glucose in the blood stays at the limits of 4-8 mmol / L /
day (70-150 mg / dl), this level rises after eating and is usually at its lowest
level in the morning before people consume food. Mean arterial pressure
(MAP) is the average arterial pressure during one heartbeat cycle obtained
from systole blood pressure and diastole blood pressure measurements.
Normal values of MAP are in the range of 70-100 mmHg. With the thicker
liquid passing through the vessels, because of the small adhesion power, the
greater the friction against the vessel wall and as a consequence, the greater
resistance is obtained. The purpose of this study was to find out the
relationship between blood glucose levels and mean arterial preassure in
hospitalized patients at Sultan Agung Islamic Hospital.
Methods: This type of research used in this study is the Analytic
Observational research with a cross sectional approach. The population in this
study were all inpatients who had tested blood glucose levels in the internal
medicine ward at Sultan Agung Islamic Hospital. The sampling method is
done by Purposive Sampling which is taken randomly using a computer
application. Data analysis was performed using the Statistical Package for
Social Science (SPSS) version 17 program
Results : The results of this study indicate that there is a relationship
between blood sugar levels with mean arterial preassure in inpatients at
Sultan Agung Islamic Hospital Semarang with a p value <0.05, ie a value of p
= 0,000. Pearson correlation value of 0.730 shows a positive relationship with
the level of closeness of a relatively strong relationship (r = 0,600 - 0,799)
meaning that an increase in KGD causes a high MAP, or a decrease in KGD
contributes to a decrease in MAP
Conclusion: It was concluded that there was a close relationship
between blood glucose level and mean arterial pressure which was classified
as strong with an average blood glucose level of patients 272.02 ± 65.93 mg
/ dl and an average MAP of 97.56 ± 3.84 mmHg.

2
Keywords: Blood Glucose Levels, Blood Sugar Levels, Mean Arterial
Pressure (MAP)

PENDAHULUAN

Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa

dalam darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang

dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel- sel tubuh.

Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8

mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya

berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi

makanan (Botham,2016). Mean arterial pressure (MAP) adalah tekanan arteri

rata-rata selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari

pengukuran tekanan darah systole dan tekanan darah diastole (Potter &

Perry, 2015). Penelitian sebelumnya didapatkan hubungan antara diabetes

mellitus (DM) dengan hipertensi (Silih, 2012). Akan tetapi belum ada yang

meneliti hubungan kadar glukosa darah dengan mean arterial preassure.

Menurut penelitian yang dilakukan Silih (2012), diperoleh 54 (50%)

subjek yang tidak menderita DM dan 54 (50%) subjek yang menderita DM

dari total 108 subjek penelitian. Dari 54 subjek yang tidak menderita DM,

diketahui bahwa 21 (38,8%) subjek menderita hipertensi dan sisanya, yakni

33 (61.2%) subjek mempunyai tekanan darah yang normal. Sedangkan dari

54 subjek dengan DM, diketahui bahwa 36 (66,6%) subjek menderita

hipertensi dan sisanya, yakni 18 (33,4%) subjek mempunyai tekanan darah

yang normal. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi

hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia

3
adalah sebesar 31,7%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang

didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen.

Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri (RISKESDA, 2013). Menurut

Dinkes Kota Semarang (2018), pada tahun 2018 tercatat sebanyak 161.283

kasus hipertensi, 4183 kasus diabetes tergantung insulin, dan 47248 kasus

diabetes non insulin.

Komplikasi penyakit diabetes pada sistem kardiovaskular

meliputimanifestasi makrovaskular meliputi aterosklerosis dan kalsifikasi

medial; manifestasi mikrovaskular meliputi retinopati dan nefropati,

merupakan penyebab utama dari kebutaandan gagal ginjal tahap akhir

(McGuire, 2012). Selain penyakit kardiovaskuler, DM juga merupakan salah

satu penyebab utama penyakit ginjal dan kebutaan pada usia di bawah 65

tahun, dan juga amputasi. Selain itu, diabetes juga menjadi penyebab

terjadinya amputasi (yang bukan disebabkan olehtrauma), disabilitas, hingga

kematian. Dampak lain dari diabetes adalah mengurangi usia harapan hidup

sebesar 5-10 tahun. Usia harapan hidup penderita DM tipe 2 yang mengidap

penyakit mental serius9, seperti Skizofrenia, bahkan 20% lebih rendah

dibandingkan dengan populasi umum (Kemenkes RI, 2019).

Pada penelitian Silih (2012) di Kecamatan Pontianak Selatan

membuktikan bahwa penderita DM mempunyai resiko mengalami hipertensi

1,7 kali lebih besar dibandingkan dengan subjek yang tidak menderita DM.

Berdasarkan penelitian Fitrah (2017) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik melaporkan tidak ada hubungan antara hiperglikemia dengan hipertensi

4
sistolik pada pasien diabetes mellitus tipe 2, dan juga tidak terdapat hubungan

antara hiperglikemi dengan hipertensi diastol pada pasien diabetes tipe 2.

Menurut penelitian Mutmainah pada tahun 2013 di Rumah Sakit Umum

Daerah Karanganyar membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kadar

gula darah dengan hipertensi pada penderita diabetes tipe 2. Perbedaan

dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini meneliti kadar gula darah

terhadap mean arterial preassure.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, penulis akan melakukan

peneltian tentang hubungan kadar glukosa darah dan mean arterial preassure

pada pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

HASIL

Penelitian tentang hubungan kadar glukosa darah (KGD) dengan mean

arterial pressure (MAP) ini telah dilakukan pada pasien rawat inap laki-laki

umur 35-50 tahun di RSI Sultan Agung Semarang periode Juli 2018 – Juli

2019. Sebanyak 55 data rekam medis pasien dimasukkan sebagai sampel

penelitian ini. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etika

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan FK Unissula Semarang.

Deskripsi hasil pencatatan nilai KGD dan MAP ditunjukkan pada tabel

berikut:

Tabel 4.2. Deskripsi nilai KGD dan MAP

Variabel N Median Min Maks Mean SD


KGD (mg/dl) 55 269 165 395 272,02 65,93
MAP (mmHg) 55 96,7 90 105 97,56 3,84

5
Kadar glukosa darah pasien dalam penelitian ini berkisar antara 165 –

395 mg/dl dengan nilai median 269 mg/dl dan nilai rerata sebesar 272,02 ±

65,93 mg/dl. Nilai MAP pasien berkisar antara 90,0 – 105,0 mmHg dengan

nilai median 96,7 mmHg dan nilai rerata sebesar 97,56 ± 3,84 mmHg. Rata-

rata umur pasien yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 44,60 ± 4,25 tahun.

Hasil analisis normalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov

diperoleh distribusi data KGD dan MAP yang normal (p>0,05) (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Hasil analisis normalitas sebaran data nilai KGD dan MAP

Variabel Kolmogorov Smirnov


KGD 0,200*
MAP 0,063*
Keterangan: * = distribusi data normal

Hubungan kadar glukosa darah dan mean arterial pressure berikutnya

dianalisis dengan uji korelasi Pearson, dengan hasil ditunjukkan pada tabel

berikut:

Tabel 4.4 Hasil uji Pearson hubungan KGD dan MAP

Nilai p Nilai r
Uji Pearson 0,000 0,730

Berdasarkan uji korelasi Pearson diperoleh nilai p sebesar 0,000

(p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar glukosa

darah dan mean arterial pressure, hipotesis penelitian ini diterima. Nilai

korelasi Pearson sebesar 0,730 menunjukkan hubungan positif dengan

tingkat keeratan hubungan tergolong kuat (r = 0,600 – 0,799). Hubungan

positif artinya peningkatan KGD menyebabkan tingginya MAP, atau

penurunan KGD berkontribusi terhadap penurunan MAP.

6
PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

kadar gula darah dengan mean arterial preassure pada pasien rawat inap di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan nilai p<0,05 yaitu nilai p=

0,000. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,730 menunjukkan hubungan positif

dengan tingkat keeratan hubungan tergolong kuat (r = 0,600 – 0,799) artinya

peningkatan KGD menyebabkan tingginya MAP, atau penurunan KGD

berkontribusi terhadap penurunan MAP.

Kadar glukosa darah pasien rawat inap di RSI Sultan Agung

Semarang dalam penelitian ini berkisar antara 165 – 395 mg/dl dengan rata-

rata 272,02 ± 65,93 mg/dl, dimana semua pasien rawat inap ini termasuk

dalam kategori hiperglikemi. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Mellitus Tipe 2 (2015) menyebutkan bahwa kadar glukosa darah

dianggap sebagai normal jika glukosa darah puasa adalah < 100 mg/dl

sedangkan untuk glukosa plasma 2 jam < 140 mg/dl. Menurut American

Diabetic Association, rata-rata kadar glukosa darah sebesar 272,02 mg/dl

tersebut sudah dianggap sebagai diabetes (kadar glukosa darah setelah 8

jam puasa > 126 mg/dl). Nilai mean arterial pressure (MAP) pasien berkisar

antara 90 – 105 dengan rata-rata 97,56 ± 3,84 mmHg. Kisaran MAP pada

pasien masih tergolong normal karena berada di rentang angka 70 – 100

mmHg (Potter dan Perry, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian Silih (2012), didapatkan

hubungan antara diabetes mellitus (DM) dengan hipertensi . Penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian Mutmainah pada tahun (2013), membuktikan

7
bahwa terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan hipertensi pada

penderita diabetes tipe 2.

Keeratan hubungan antara kadar glukosa darah dan MAP tergolong

kuat (r = 0,730). Berbeda dengan yang ditunjukkan dalam temuan penelitian

Setiyorini dkk. (2018) bahwa hubungan kadar glukosa darah dan tekanan

darah pada lansia diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Mardi Waluyo Blitar

termasuk dalam kategori rendah (r = 0,274). Perbedaan hasil disebabkan

karena perbedaan umur sampel (penelitian ini dilakukan pada kelompok umur

35-55 tahun) penelitian sebelumnya dilakukan pada lansia, selain itu semua

sampel dalam penelitian ini juga memiliki kadar glukosa darah di atas normal,

penelitian sebelumnya menyertakan pasien dengan kadar glukosa darah

normal dan tidak normal.

Penelitian ini memiliki kelebihan, yaitu dilakukan pada pasien laki-laki,

mengingat terdapat perbedaan hubungan kadar glukosa darah dan tekanan

darah menurut jenis kelamin. Penelitian Lv dkk. (2018) menyebutkan bahwa

pada laki-laki kadar glukosa darah puasa berhubungan positif dengan

tekanan darah sistolik dan diastolik, tetapi pada perempuan kadar glukosa

darah puasa hanya berhubungan dengan tekanan darah sistolik. Perbedaan

hubungan mendasari risiko hipertensi pada perempuan yang lebih rendah

daripada laki-laki. Alasan lain adalah kadar estrogen pada laki-laki yang lebih

rendah menghasilkan resistensi insulin yang lebih tinggi atau dapat dikatakan

bahwa kadar glukosa darah yang sama antara laki-laki dan perempuan dapat

menghasilkan efek fisiologis yang berbeda disebabkan karena perbedaan

resistensi insulin (Meyer dkk., 2011).

8
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa

dalam darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh (Botham,2016).

Dengan semakin kental zat cair yang melewati pembuluh, karena daya adhesi

kecil maka semakinn besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai

konsekwensinya, diperoleh tahanan semakin besar (Gabriel, 2015).

Penelitian ini juga memiliki beberapa kendala. antara lain dimana data

kadar glukosa darah dan tekanan darah yang diperoleh tidak berasal dari hasil

pengukuran berulang, sehingga hanya dapat mewakili kondisi pada saat

tertentu. Penggunaan hasil pengukuran kadar glukosa darah dan tekanan

darah secara berkala perlu dilakukan untuk memperkuat bukti hubungan

kadar glukosa darah dan MAP, mengingat kontrol kadar glukosa darah yang

adekuat dapat meminimalisir risiko timbulnya hipertensi (Setyorini dkk., 2018).

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, hanya mengambil data dari

rekam medis, tidak memiliki factor lain seperti factor stress, aktivitas fisik,

medikasi, dan factor kemorespetor.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan mean arterial

preassure pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang.

SARAN

Saran untuk peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut

dapat menganalisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi MAP seperti factor stress,

aktivitas fisik, medikasi, dan factor kemorespetor.

9
DAFTAR PUSTAKA

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia.

ADA (American Diabetes Association)., 2010. Diagnosis and Classification


of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care Vol.33: S62-9.

Botham KM, Mayes PA. Pengangkutan dan penyimpanan lipid. In :


Wulandari N, Rendy L, Dwijayanthi L, Liena, Dany L, Rachman
LY,ed. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta : EGC; 2016: 225-249.

Dahlan, S. 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Darwis Y, dkk. 2015. Pedoman pemeriksaan laboratorium untuk penyakit


Diabetes mellitus. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia.

Dinkes Kota Semarang. 2016. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun


2016. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
.
Dunning, T. 2009. Care of People with Diabetes: A Manual of Nusing
Practice 3rd Edition. U.K: Wiley-Blackwell.

Fitrah, Amirul. 2017. Hubungan Gula Darah dengan Tekanan Darah pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Tahun 2016. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara.

Gabriel, J.F., 2015, Fisika Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022

Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2016. Histologi Dasar. Edisi ke-14.
Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology. EGC.
Jakarta.

Kemenkes RI. 2019. Hari Diabetes Sedunia : Cegah, Cegah, dan Cegah.
Jakarta : Pusdatin Kemenkes RI.

Klabunde, Richard. 2011. Cardiovascular Physiology Concept Second


Edition. Liippincott Williams and Wilkins.

10
Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta. EGC

Lewis, Sharon L dkk. 2011. Medical Surgical Nursing Volume 1. United


States America : Elsevier Mosby.

Meyer, M. R., Clegg, D. J., Prossnitz, E. R. & Barton, M. 2011. Obesity,


insulin resistance and diabetes: sex diferences and role of oestrogen
receptors. Acta Physiol (Oxf) 203, 259.

McGuire KD. Diabetes and the Cardiovascular System. Braunwald`s Heart


Disease, 9th ed, Elsevier, Philadelphia. 2012: 1392-1409.

Miller, C., 2010. Factors Affecting Blood Pressure and Heart Rate. Available
from: http://www.livestrong.com/article/196479-factors-affecting-
bloodpressure-heart-rate/ [Accessed 5 May 2012].

Mutmainah, I. 2013. Hubungan Kadar Gula Darah dengan Hipertensi pada


Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Derah
Karanganyar [Skirpsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan


Gangguan Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Novitaningtyas T. 2014. Hubungan Karasteristik (Umur, Jenis Kelamin,


Tingkat Pendidikan) dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
pada Lansia di Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

PERKENI, 2011. Konsensus Pencegahan dan Pengendalian Diabetes


Melitus Tipe 2 di Indonesia. Diakses. pada 25 Desember 2013 dari
:
www.academia.edu/4053787/Revisi_final_KONSENSUS_DM_Tipe
_2_I ndonesia_2011

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2012.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan :


Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa :
Renata Komalasari, dkk. Jakarta : EGC.

Ronald, A. Sacher. 2014. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

11
Schteingart, D. E., 2016. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus dalam Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease
Process Volume 2 (6thed.). Pendit, B. U., 2006 (Alih Bahasa), EGC,
Jakarta. 63:1259-1274.

Sherwood, Laura Iee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.

Silih, Y. 2012. Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Hipertensi di


Kecamatan Pontianak Slatan [Skripsi]. Pontianak (ID): Universitas
Tanjungpura

Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan oleh


Sugarto L. Jakarta:EGC

Soelistijo S A dkk. 2015.Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB. PERKENI. p 1- 61.

Sugondo, S., 2009. Obesitas. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiasti, S., editors. Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid
3. 5th ed. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia pp 1973.

Vitahealth, 2016. Asam Urat. Jakarta , PT Gramedia Pustaka Utama.

WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Naskah Publikasi - AJIK
    Naskah Publikasi - AJIK
    Dokumen12 halaman
    Naskah Publikasi - AJIK
    Muhammad Taufiq Rustam Aji
    Belum ada peringkat
  • Gambar Repro Pa
    Gambar Repro Pa
    Dokumen3 halaman
    Gambar Repro Pa
    Muhammad Taufiq Rustam Aji
    Belum ada peringkat
  • Doc
    Doc
    Dokumen1 halaman
    Doc
    Muhammad Taufiq Rustam Aji
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Nyu 2
    BAB 1 Nyu 2
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Nyu 2
    Muhammad Taufiq Rustam Aji
    Belum ada peringkat