NIM : 51605054
JURUSAN : PROMKES
Transisi demografi kedua akan terjadi di Indonesia dan ditandai dengan revolusi seksual
dan reproduksi. Masalah potensial di masa ini adalah peningkatan perilaku seksual pranikah,
kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual dan penyalahgunaan obat.(Anggriyani
dan siswanto,2015)
Terdapat hubungan antara sikap, usia, jenis kelamin, pengetahuan, dan pengaruh teman
sebaya dengan perilaku seksual. Tidak terdapat interaksi antara sikap dengan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, dan pengaruh teman sebaya. Variabel pengaruh teman sebaya
merupakan variable perancu yang memengaruhi hubungan antara sikap dengan perilaku seksual.
( Rusmiati dan Hastono,2015)
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diketahui bahwa faktor penyebab perilaku
seksual pranikah yang dilakukan remaja adalah karena minimnya pengetahuan agama,
pengetahuan seks yang dimiliki, perkembangan gaya berpacaran, pengaruh dari lingkungan
(teman sebaya dan keluarga), situasi dan kondisi, kesempatan dan perkembangan psikologis
remaja serta keadaan ekonomi remaja. Dampak keluarga yang terbentuk akibat hubungan
seksual pranikah ialah terjadi kekerasan dalam rumah tangga seperti kekerasan fisik, psikis,
ekonomi dan seksual sehingga menimbulkan ketidakharmonisan. Adapun tanggapan
masyarakat atas perilaku seksual pranikah remaja sebagian besar ialah negative yaitu berupa
sanksi psikologi terhadap informan dari masyarakat.(Irnawati,2017)
Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Seksual Remaja.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi jika seseorang telah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia,
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003) adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan, sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan dan sosial budaya
Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan
melalui perilaku yang tertutup, sikap yang secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).
Perilaku (behavior)
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2003).Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang
berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku menurut Soekidjo Notoatmodjo
(2003) ada 2 (dua), yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, adalah karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat
given atau bawaan, seperti kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan lain-lain.
b. Determinan atau faktor eksternal, adalah lingkugan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan lain-lain. Dilihat dari bentuk respon stimulus, perilaku dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Perilaku tertutup (covert behavior) Dalam perilaku tertutup, respon terhadap stimulus berupa
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang mau menerima stimulus, yang
kemungkinan belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior) Dalam perilaku terbuka, respon terhadap stimulus sudah
jelas, berupa praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
(Notoatmodjo,2003).
Cegah Seks Bebas Pada Remaja, Orangtua Pasti Bisa
Setiap orang pasti memahami, seks merupakan salah satu kebutuhan manusia. Ini tidak
dapat dipungkiri. Kenyataannya sekarang, seks bukan lagi sesuatu yang tabu. Berkaitan dengan
ini, Sigmund Freud, seorang psikolog klasik yang sangat kontrovesial pernah mengatakan,
dorongan seksual manusia merupakan motivasi paling kuat untuk melakukan tindakan dalam
kehidupan manusia.
Generasi muda dewasa ini perlu mengetahui masalah seks sejak dini. Semua pihak,
seperti orang tua, guru, tokoh agama dan masyarakat perlu memahami masalah seks.
Harapannya, yang pertama memberikan keterangan tentang seks adalah orang tua. Orang tua
bisa menjelaskan kepada anak-anaknya. Ini penting untuk menghindari terjadi prilaku seks di
luar kewajaran, seperti kehamilan di luar nikah dan seks bebas. Tentu tindakan seperti itu tidak
sesuai dengan norma-norma adat dan norma-norma agama. (Ngatina dalam
https://kulonprogokab.go.id/v3/portal/web/view_berita/5884/Mendalami-Perilaku-Seksual-Remaja-
Kita)
Wahyu, A, Siswanto. 2015. Pendidikan Kesehatan Formal dan Hubungan Seksual Pranikah Remaja Indonesia.
Jogyakarta: Dep. Biostatistik.
Rusmiati,D,Hastono.2015. Sikap Remaja Terhadap Keperawanan Dan Perilaku Seksual Dalam
Berpacaran.Jakarta:Dep.Biostatistik.
Irnawati.2017. Perilaku Seksual Pranikah(Premarital Sex) Pada Remaja.Skripsi.Bandarlampung.Universitas
Lampung
Notoadmodjo,soekidjo.2003.Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.Jakarta.Rineka Cipta.
Palentino Silitonga.2019.Cegah Seks Bebas Pada Remaja,Orang Tua Pasti Bisa di https://buletin.k-
pin.org/index.php/arsip-artikel/394-perilaku-seksual-pranikah (diakses 17 Januari)
Ngatini.2019.Mendalami Perilaku Seksual Remaja Kita di
https://kulonprogokab.go.id/v3/portal/web/view_berita/5884/Mendalami-Perilaku-Seksual-Remaja-Kita (diakses
17 januari)
https://id.scribd.com/doc/295943729/Laporan-Penelitian-Perbedaan-Perilaku-Seks-26 diakses pada
tanggal 17 januari