PDF Tinjauan Pustaka Jup PDF
PDF Tinjauan Pustaka Jup PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resep
Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Jika resep tidak jelas atau
tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut.
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
6. Tanda tangan atau paraf dokterr penulis resep sesuai dengan peraturan
7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru atau paraf dokter untuk setiap resep yang melebihi dosis
Jakarta.
Jakarta, 13-5-1984
R/ Acetosal mg 500 mg
Codein HCL 20 mg
C.T.M 4 mg
S.L q.s
m.f. pulv. Dtd. No. XV
da in caps
S.t.d.d. caps. I
Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
wajib melayani resep sesuai dengan tanggung dengan keahlian profesinya dan
tentang penggunaan secara tepat, aman, rasional, kepada pasien atas permintaan
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi
Resep Datang
Skrining Resep
Resep Diberi
Penyiapan/Peracikan Obat
Kembali Ke Apotek
Ke Dokter Lain Penyerahan Obat
Lain
Monitoring Penggunaan Obat
Lain
a. Skrining resep. Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1) Persyaratan Administratif :
f. Informasi lainnya
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resep
setelah pemberitahuan.
b. Penyiapan obat
dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
3) Kemasan obat yang diserahkan, obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam
5) Informasi obat, apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi
kronis lainnya.
(swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilih obat yang sesuai dan
2004).
yang tepat, sebaiknya diawali dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat yang
meliputi :
1. Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang memberikan
efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek samping yang akan
ditimbulkan.
2. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin, hal ini untuk menghindari
duplikasi dan kesamaan jenis. Apabila terdapat beberapa jenis obat dengan
indikasi yang sama dalam jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan
3. Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang lebih
baik.
4. Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali jika obat tersebut mempunyai efek
2. Obat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung dengan bukti ilmiah.
4. Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun
bioavailabilitasnya.
5. Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dan biaya yang baik.
6. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa
e. Harga terjangkau.
a. Kontra Indikasi.
c. Efek Samping.
d. Stabilitas.
Pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang tercantum dalam
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dengan berpedoman pada harga yang ditetapkan
sosial seseorang. Kesehatan dapat dicapai dengan adanya kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat pada setiap masyarakat. Upaya kesehatan adalah setiap
Apotek Pasal 1 Ayat (a) : “Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka
2006).
Apotek mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep
dan yang berhubungan dengan itu, serta pelayanan obat tanpa resep. Dalam
pelayanan obat ini Apoteker harus berorientasi pada pasien/penderita, apakah obat
jabatan.
(PP) No.26 tahun 1965 tentang pengelolaan dan perizinan Apotek, kemudian
pelaksanaannya dalam peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 1981 dan surat
apotek. Peraturan selanjutnya yang ber laku adalah Keputusan Menteri Kesehatan
berikut :
a. Apoteker adalah sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
b. Surat Izin Praktek Apotek (SIPA) adalah Surat Izin yang diberikan oleh
menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana
c. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin
apotek.
Apotek Motilango Kota Gorontalo pertama kali didirikan pada tahun 1999
perjanjian kerjasama dengan PT. Askes, Pemerintah Daerah dan PT. Jamsostek
Askes. Tetapi setelah adanya perubahan, maka apotek motilango saat ini sudah
berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Daerah Gorontalo. Namun pada tahun
2004, setelah Rumah Sakit dipindahkan ke Jalan Taman Pendidikan, Apotek pun
Pada awal didirikan Apotek Motilango telah memiliki Surat Izin Tempat
Usaha (SITU), dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Apotek Motilango
mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun dan telah memiliki
Surat Izin Praktek Apotek (SIPA) dengan Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dimiliki satu orang yaitu Mantan kepala PT. Askes dr. Burhanudin Umar.
Untuk pelayanan pasien, Apotek Motilango melayani resep umum, Askes,
Jamkesda, Jamsostek, Inhealt, resep dokter keluarga juga untuk pasien yang
melakukan swamedikasi.
Apotek Motilango memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, bersih dan
yang konstan, terutama untuk lemari pendingin dan lemari untuk obat-obat
kemoterapeutik.
brosur/materi informasi.
3) Ruang racikan
5) Perabotan apotek yang tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat
dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung dari debu,
kebutuhan dan besarnya volume aktivitas apotek itu sendiri. Agar dapat mencegah
tumpang tindih kewajiban serta wewenang petugas maka dengan adanya suatu
struktur organisasi sebuah apotek akan memperjelas posisi hubungan antar elemen
Administrasi
Pelaksana Umum
belas) orang petugas dan 1 (satu) orang Apoteker Penanggung jawab Apoteker.
Dimana tugas dan tanggung jawab dari kedelapan orang petugas dibagi menjadi :
satu syarat menuju kesejahteraan hidup dengan berbagai upaya berusaha untuk
verzekeraar yaitu orang yang menerima resiko dan terhadap tertanggung disebut
dengan verzekerde yaitu orang yang mengalihkan resiko yang ada padanya
(Muhammad, 2006).
yang diatur dalam Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Sofyanto,
2009).
adalah perjanjian atau kontrak antar para pihak yang sepakat. Dimana salah satu
pihak bertindak sebagai penanggung jawab terdapat resiko dari suatu potensi
kerugian yang diperjanjian dan pihak lain bertindak sebagai tertanggung, yang
akan menerima ganti rugi sebesar kerugian yang dialaminya ataupun sebesar nilai
mutu dan lingkungan hidup yang optimal bagi setiap penduduk dengan
dan memberikan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi tenaga kerja
berkurang atau hilang karena berbagai risiko yang dihadapi, misalkan kecelakaan,
kesehatan pembiayaan dikelola secara terpadu, dilakukan secara pra upaya. Upaya
sifatnya sukarela harus tetap merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
adalah salah satu jenis produk asuransi secara khusus menjamin biaya kesehatan
atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau
mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua perawatan yang ditawarkan
kedua badan ini disebut kebijakan. Ini adalah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar tertanggung kepada
PT. Asuransi kesehatan indonesia atau juga dikenal dengan nama PT.
Jamostek Indonesia (Persero) adalah merupakan badan Usaha Milik Negara yang
kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara
efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan
Jamsostek itu untuk seluruh pekerja baik formal maupun informal dan
Keluarga yang dimaksud adalah isteri atau suami dan anak yang sah dan
atau anak angkat dan peserta yang mendapat tunjangan keluarga Dalam satu
keluarga, maksimal yang ditanggung adalah lima orang. (PT. Jamsostek, 2008).
dasarnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial bagi masyarakat.
Demikian juga hal asuransi kesehatan tujuannya adalah membayar biaya rumah
2009).
keluarganya dalam rangka upaya menciptakan aparatur negara yang sehat, kuat
dan dinamis seta memiliki jiwa pengabdian terhadap nusa dan bangsa.
2.6 Jamsostek
perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu
kewajiban secara pasti bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-
Undang No. 3 tahun 1992, berupa santunan tunai dan pelayanan medis, sedang
harkat dan martabat manusia jika mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan
saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacad, hari tua dan
meninggal dunia.
melalui usaha kesehatan. Melalui program JPK tenaga kerja bergotong royong
mengumpulkan dana, sehingga mereka yang sehat dapat membantu yang sakit,
berpenghasilan lebih kecil. Jadi melalui program JPK biaya untuk pelayanan
kesehatan tidak lagi menjadi masalah bagi tenaga kerja. Dengan adanya jaminan
yang sakit atau kecelakaan dengan segera dapat diobati sehingga cepat sembuh
biang keladi kekecewaan para peserta, kemudian ketidak percayaan pada program
JPK maupun JAMSOSTEK, yang pada akhirnya dapat menimbulkan pemutusan
Pelayanan obat merupakan salah satu mata rantai penting dari pelayanan
kesehatan. Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan obat yang terbaik kepada
harga yang tertentu yang tercantum dalam Daftar Obat Standar Jamsostek (DOSJ)
yang diharapkan menjadi acuan bagi dokter penulis resep dalam memberikan
(DOSJ) disusun dengan melibatkan berbagai pihak yaitu para ahli dan mitra PT.
obatan yang tercantum dalam Daftar Obat Standar Jamsostek (DOSJ) dapat
Daftar Obat Standar Jamsostek (DOSJ) adalah daftar obat dengan nama
generik dan atau nama lain yang diberikan oleh pabrik yang memproduksinya
pelayanan tingkat lanjut baik rawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit
(Anonim, 2012).
dokter keluarga obat dapat diperoleh di apotek yang ditunjukan berdasarkan resep
dari dokter keluarga yang berpedoman pada Daftar Obat Standar Jamsostek
(DOSJ). Pada pelayanan tingkat lanjutan baik rawat jalan maupun rawat inap
pmberian obat berdasarkan resep obat dari dokter spesialis yang merawat,
Daftar Obat Standar Jamsostek (DOSJ) terdiri dari daftar obat I dan daftar
obat II yang meliputi obat Esesuai Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
a. Daftar Obat I :
2. Peresepan obat untuk kebutuhan 3-5 hari, kecuali untuk penyakit kronis
(Persero).
b. Daftar Obat II :
3. Resepnya hanya boleh diresepkan oleh dokter Ahli Onkologi dan harus
(Persero).