Anda di halaman 1dari 96

Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman

SidoarjoTahun 2018

PENDAHULUAN

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 1
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

DATAR ISI

Penaduluan................................................................................................ 1

Daftar Isi..................................................................................................... 2

Sejarah Pramuka ........................................................................................ 3

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ........................................ 9

Pola dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega ......... 11

SKU dan SKK ............................................................................................ 31

Struktur gerakan pramuka .......................................................................... 34

PP Upacara ................................................................................................ 38

Organisasi dan Administrasi Gugusdepan............................................ 56

Tata adat ambalan ...................................................................................... 60

Program kerja ............................................................................................. 63

NUK ............................................................................................................ 66

Laporan ...................................................................................................... 71

Administrasi satuan pramuka ..................................................................... 74

Pemecahan masalah .................................................................................. 82

Musyawarah ambalan dan racana ............................................................. 86

Kepemimpinan ............................................................................................ 93

Cara instruksi .............................................................................................. 96

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 2
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA

AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai


saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta
ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia.
Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan
dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi
yang Bhinneka.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang


"Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada
saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian
berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV)
pada tahun 1916.

Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah


"Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P.
Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional,


seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder
Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon"
(HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam
mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti
menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP,
Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten
Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO)
didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak


mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu
Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP,
NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya
pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh
tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan
PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK (Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan


Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik


yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan
yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders
Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita
(SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas
agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia
(KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen),

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 3
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia


(KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat


Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian
Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu
pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti
dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO
dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu
itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan
penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi
rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun
upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa


tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia
kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945


di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan
dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-
satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1
Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan


Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu
diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta,
senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan,
gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada
negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu
Rakyat dilarang berdiri. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain
seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI),
Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta


merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di
Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk
menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu
Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22
Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu
memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 4
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu


kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya
organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K
nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan
pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah
kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1
Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah
keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi
kepramukaan mengadakan konfersensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya
tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia
(IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan


bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu
Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut
singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu
pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu


menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin
kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di
Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat


dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan
demikian diharapkan kepramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun
kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat,
dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu,Jakarta,


maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut
Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada
tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke
Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan


Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 5
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah
perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu
tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat
30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden
Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.


Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan
tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di
Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun
1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang
disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan
Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor
121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri
Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,


sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal
20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling


berkaitan yaitu :

1.Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan


yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada
tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei


1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 6
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda


Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan
Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus
dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN
KERJA.

Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan


ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di
Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

2.Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile


Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan
penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi
pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PRAMUKA

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan
dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961
perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini


dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya
terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka
keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di
antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI


No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas
menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya
sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini
menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat


Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap
Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat


Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi
juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota
Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 7
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas,


Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda
penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional
Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua
Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum
pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan


sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran
dan anggota Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 8
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


GERAKAN PRAMUKA

I.PENDAHULUAN
1. Faktor-faktor yang melatar belakangi penyusunan Anggaran
dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
(Kepres RI No. 34 tahun 1999 dan SK Kwarnas 107 1999) ialah
:
a. Jiwa kesatria yang patriotik dan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan
makmur material maupun spiritual,dan beradab
b. Kesadaran bertanggung jawab atas keletarian Negara
kesatuan
republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
c. Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui ke[ramukaan
dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum
mudadalam mewujudkan masyarakat madani dan
melestarikan kebutuhan:
-Negara Kesatuan Republik Indonesia
-Ideologi Pancasila
-Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
-Lingkungan hidup di bumi nusantara

2. Fungsi Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga Gerakan


Pramuka sebagai:
a.Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan gerakan
Pramuka
b.Pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan
kepramukaan

II MATERI POKOK
1. Gerakan Pramuka merupakan kependekan Gerakan
Kepanduan Praja Muda Karana
2. Gerakan pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan
dan ditetapkan dengan keputusan Presiden no. 238 tahun 1961
tanggal 20 mei 1961,sebagai kelanjutan dan pembaharuan
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia
3. Tujuan Gerakan Pramuka nasional mendidik dan membina
kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi:
a. Manusia berkepribadian,berwatak,dan berbudi pekerti
luhur,yang
1). Berimandan bertaqwa kepada Tuhan YME,kuat
mental dan
tinggi moral
2). Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilan
3). Kuat dan sehat jasmaninya
b. Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa
Pancasila,setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna,yang dapat membangun dirinya
sendiri secara mandiri serta bersama-sama

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 9
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan


negara,memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
alam lingkungan ,baik lokal ,nasioanl,maupun
Internasional(pasal 4 AD Gerakan Pramuka)

4. Tugas pokok Gerakan pramuka ialah menyelenggarakan


kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas
bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,yang sanggup
bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi
kemerdekaan
(pasal 5 AD Gerakan Pramuks)

5. Sifat Gerakan Pramuka


a. Gerakan Pramuka adalah Gerakan Kepanduan Indonesia
b. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang
keanggotaannya bersifat sukarela,tidak membedakan
suku,ras,golonga dan agama
c. Gerakan Pramuka bukan organisasi sosial politik,bukan
bagian salah satu dari salah satu organisasi kekuatan sosial
poiltik dan tidak kegiatan politik praktis
d. Gerakan pramukav ikut serta membantu masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan
khususnya pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga
e. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap
anggotanya memeluk agama dan kepercayaan masing-
masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaan
masing- masing(pasal 7 AD Gerakan Pramuka)

6.Gerakan pramuka dalam mencapai tujuan melakukan usaha:


1. Keagamaan,untuk menngkatkan iman dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME,menurut
agama masing-masing
2. Kerukunan hidup beragama antar umat beragama dan antar
pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang
lain

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 10
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA
PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum
a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang
diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian
dan berwatak luhur, yang sehat jasmani dan rohaninya, serta menjadi
warga negara Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak
dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan
jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka
yang yang berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega
untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun.
d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan
Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka,
dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota dewasa.
e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan darma
baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Stuan Karya Pramuka.
f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya
tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
beserta mekanismenya.
g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk :
1) menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan
dengan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
2) meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka Penegak dan
Pandega.
3) menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
dengan situasi dan kondisi setempat.
4) memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan untuk
penertiban dan keseragaman pelaksanaan pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan Pramuka.

2. Dasar
Petunjuk penyelenggaraan ini didasarkan pada :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia
nomor 46 tahun 1984 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 194 tahun 1984
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 11
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 063 tahun 1987


tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut


Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, dengan tata urut sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Landasan, Arah, Tujuan Pembinaan dan Kebijaksanaan Operasional
c. Fungsi, Wadah, dan Pengelola Pembinaan
d. Sasaran Pembinaan
e. Pelaksanaan Proses Pembinaan
f. Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
g. Prinsip dan materi Pembinaan
h. Prinsip dan materi Kegiatan
i. Mekanisme Pembinaan
j. Masalah dan Pendekatan
k. Usaha Pengembangan
l. Penutup.

4. Pengertian
a. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi
pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan yang
dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak
didik, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, dan sistem among, yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa
dan negara.
c. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses pendidikan
dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan
kepemimpinan bagi para Pramuka Penegak dan Pandega, sehingga
dapat hidup mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani
maupun rohani
2) kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan
keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam Gerakan Pramuka,
serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka.
3) kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan
dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya
kepada masyarakat, bangsa dan negara.
d. Pola Pembinaan adalh kerangka kegiatan pembinaan, agar
pelaksanaan pembinaan tersebut dapat berdayaguna dan tepatguna,
serta mencapai tujuannya.
e. Pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah kerangka
kegiatan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan, dan bahan
kegiatannya, sehingga pembinaan itu terarah dan teratur, berdayaguna,
dan tepatguna, dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
f. Maksud Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Merupakan pedoman pimpinan untuk menentukan
kebijaksanaan umum dalam usaha pembinaan dan pengembangan
Pramuka Penagk dan Pandega.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 12
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2) Merupakan pedoman berpikir dan bertindak bagi


Pramuka Penegak dan Pandega.
g. Tujuan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
Menentukan kebijaksanaan umum yang selalu konsisten dan terarah
serta terpadu dengan kebutuhan organisasi di satu pihak dan
pengembangan anak didik di pihak lain.
h. Posisi Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Sebagai pengembangan dari Pola Umum Gerakan
Pramuka.
2) Uraian dan penjabaran tentang ketegasan kedudukan
dan peranan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai anak didik.
3) Pendukung dan pelengkap bagi Pola Umum Jangka
Panjang.
i. Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah
kerangka pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang lebih
terinci, agar dapat dilaksanakan secara berencana, terarah dan
terpadu, sehingga berdayaguna dan tepatguna.
j. Sangga adalah satuan terkecil Pramuka Penegak dengan jumlah
anggota maksimum 10 orang.
k. Reka adalah satuan terkecil Pramuka Pandega dengan jumlah anggota
maksimum 10 orang.

BAB II
LANDASAN, ARAH, TUJUAN PEMBINAAN,
DAN KEBIJAKSANAAN OPERASIONAL

5. Landasan
a. Landasan ideal : Pancasila.
b. Landasan konstitusional : Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
c. Landasan mental, moral dan normatif : Kode Kehormatan Pramuka
yaitu Trisatya sebagai janji Pramuka, dan Dasadarma sebagai
ketentuan moral, serta etika, tata nilai, dan adat istiadat yangluhur,
yang hidup dalam masyarakat sebagai norma.
d. Landasan Struktural
1) Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka.
2) Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
4) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e. Landasan Operasional
1) Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2) Ketetapan MPR RI tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
0323/U/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda.
4) Ketentuan-ketentuan Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Landasan Konsepsional
1) Hakekat Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan non
formal.
2) Tujuan Gerakan Pramuka seperti yang tercantum di dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 13
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

3) Asas pendidikan dan nilai kebudayaan nasional.


4) Asas Pembangunan Nasional.
g. Landasan Historis
1) Sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2) Sejarah perkembangan Gerakan Pramuka.

6. Arah
Arah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
a. Pelaksanaan pembinaan kepribadian, watak dan budi pekerti yang
luhur.
b. Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
c. Peranan Gerakan Pramuka dalam Pembangunan Nasional pada
umumnya dan pembangunan desa pada khususnya.
d. Pelaksanaan konsepsi pendidikan nasional, dan Gerakan Pramuka
berperan sebagai lembaga pendidikan non formal.
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan generasi muda yang
diarahkan pada keselarasan dan keutuhan tiga sumber orientasi hidup,
yaitu :
1) Orientasi kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian
yang luhur dan falsafah hidup Pancasila, yaitu pengembangan
insan ber Ketuhanan Yang Maha Esa, bertaqwa dan beriman
kepadaNya, serta mengamalkan ajaranNya dalam segala segi
kehidupan, berbudi luhur dan bermoral Pancasila.
2) Orientasi ke dalam diri pribadi, yaitu pengembangan sebagai
insan biologis, insan berpendidikan dan kejiwaan serta insan kerja,
guna mengembangkan bakat, kemampuan jasmaniah dan
rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang maksimal dengan
mengembangkan faktor kemampuan/potensi dalam dirinya.
3) Orientasi ke luar, yaitu :
a) terhadap pengembangan, lingkungan (sosial), budaya, alam
sebagai :
(1) insan sosial budaya
(2) insan sosial politik yaitu insan dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang tinggi
(3) insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan
insan profesi yang memiliki kemampuan untuk mengenali,
memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-sumber daya
alam serta sekaligus mampu memelihara lingkungannya.
b) untuk menumbuhkan kepekaan Pramuka Penegak dan
Pandega terhadap situasi masa kini dan masa depan dalam
menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri,
mengembangkan daya kreasi yang konstruktif, serta
menumbuhkan kesadaran bagi kesinambungan nilai-nilai luhur
bangsa dan negara.
f. Peningkatan Ketahanan Nasional
g. Pencapaian tujuan perjuangan bangsa Indonesia

7. Tujuan
Tujuan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah untuk :
a. Tujuan umum
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Berediologi Pancasila.
2) Kuat keyakinan beragamanya.
3) Tinggi mental, kuat fisik dan rohaninya.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 14
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

4) Berguna bagi diri pribadi, keluarga dan masyarakat serta


bangsa dan negaranya.
5) Berkesadaran hokum.
6) Berkesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7) Berkesadaran internasional untuk mengembangkan
persatuan/persaudaraan dalam rangka membina perdamaian dunia.
b. Tujuan khusus (kualitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Berkemampuan untuk menghayati dan mengamalkan
Pancasila.
2) Berjiwa kepemimpinan, memiliki rasa tanggung jawab dan
disiplin terhadap keluarga, masyarakat dan negara.
3) Mengembangkan patriotisme dan idealisme.
4) Berkesadaran social dan berkesadaran rasional.
5) Berkepribadian dan berbudi pekerti luhur
6) Jujur dan adil.
7) Berjiwa gotong royong dan pengabdian serta
meningkatkan daya kreasi.
8) Mengamalkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan
dan kewiraswastaan.
9) Menjadi kader pimpinan Gerakan Pramuka, masyarakat,
bangsa dan negara.
10) Memiliki dan mengembangkan sikap yang :
- Teguh pada pendirian, tidak sewenang-wenang, kritis, obyektif dan
rendah hati.
c. Tujuan khusus (kuantitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Menjaga kesinambungan keanggotaan dari golongan Siaga sampai
dengan golongan Pandega.
2) Setiap Gugusdepan memiliki sedikitnya satu Ambalan dan atau satu
Racana.
3) Setiap sepuluh orang anak didik memiliki satu orang Pembina
Pramuka.

8. Kebijaksanaan Operasional
a. Penegak dan Pandega
1) Mengembangkan semaksimal mungkin kemampuan Pramuka
Penegak dan Pandega sehingga menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa dan negara.
2) Mengintensifkan pendidikan dan latihan bagi Pramuka Penegak
dan Pandega, sehingga mampu menunjang program pembinaan
seefektif-efektifnynya.
3) Menyelenggarakan program pembinaan dan pengembangan
Pramuka Penegak dan Pandega secara terpadu, dengan menyusun
urutan prioritas yang tepat dan dilaksanakan secara bertahap.
4) Meningkatkan partisipasi kesadaran masyarakat para Pramuka
Penegak dan Pandega, sehingga memiliki pengetahuan tentang
kelompok social lainnya, dan dapat memberi sumbangan positif
untuk ikut serta mengembangkan lingkungan di sekitarnya.
5) Mengajak sebanyak-banyaknya remaja dan pemuda Indonesia
untuk bergabung di dalam wadah organisasi Gerakan Pramuka,
dengan jalan mengikut sertakan remaja dan pemuda, baik secara
perorangan maupun organisasi, di dalam kegiatan Pramuka
Penegak dan Pandega.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 15
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

6) Mengembangkan penelitian terapan tentang tingkat


pengetahuan, sikap dan praktek para Pramuka Penegak dan
Pandega di seluruh Indonesia.
b. Dewan Kerja
1) Memadukan gerak dan langkah Dewan Kerja dari tingkat
Ambalan/Racana sampai dengan tingkat Nasional, dengan cara
memusatkan usaha pada sasaran terpilih.
2) Mengembangkan Program kegiatan terpadu yang didukung oleh
Dewan Kerja di semua jajaran Kwartir, dengan melancarkan
intensifikasi program Nasional Pramuka Penegak dan Pandega
secara bertahap.
3) Menyelenggarakan mekanisme pembinaan seefektif-efektifnya,
sehingga terwujud keterpaduan gerak Dewan Kerja.
4) Mengintensifkan program pengembangan kepemimpinan Dewan
Kerja, baik melalui Latihan Pengembangan Kepemimpinan maupun
melalui cara lain.
5) Mengembangkan penelitian tentang sistem penelitian melalui
pembahasan peristiwa (studi kasus), survei, dan/atau penelitian
evaluatif mengenai penyelenggaraan program pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega di seluruh Indonesia.
6) Menyelnggarakan sistem pemantauan yang tepatguna dengan
melibatkan seluruh Dewan Kerja dalam satu kesatuan sistem.
c. Pengembangan sistem
1) Merencanakan dan memfungsikan sistem manajemen terpadu,
dengan mengembangkan berbagai sub sistem manajemen, meliputi
sub sistem perencanakan, pencatatan dan pelaporan, pengendalian
dan pengawasan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian,
pengadaan dan distribusi.
2) Mengembangkan sub sistem perencanaan program, dari tingkat
nasional sampai dengan tingkat Ambalan/Racana, sehingga gerak
dan langkah semua Dewan Kerja berlangsung secara bersama atas
satu tujuan bersama.
3) Mengembangkan sistem supervisi yang meliputi usaha bimbingan
dan pengawasan teknis pelaksanaan program secara terpadu, yang
melibatkan tidak saja unsur Dewan Kerja, tetapi juga unsur di luar
Dewan Kerja yang tugas dan fungsinya berkaitan erat dengan usaha
pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega.
4) Meningkatkan usaha pembinaan wilayah dalam usaha meningkatkan
kemapuan Dewan Kerja merata ke seluruh Indonesia, sehingga
secara bertahap pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega
dapat memperoleh kemajuan yang menggembirakan.
5) Mengembangkan proyek percontohan yang mengarah pada usaha
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega, yang kemudian
dikembangkan ke seluruh Indonesia.

BAB III FUNGSI, WADAH DAN PENGELOLA


PEMBINAAN

9. Fungsi Pembinaan
Pembinaan memiliki fungsi :
a. Memberi semangat melakukan sesuatu yang positif
(motivasi). Fungsi ini bertugas memberi pengarahan, dorongan,
kepercayaan dan keyakinan kepada calon anak didik, agar mereka
menjadi anggota Gerakan Pramuka dengan penuh keyakinan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 16
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

b. Membimbing dan mengarahkan kesadaran atas


kemampuan dan memberikan arah gerak. Fungsi ini berarti pula
membimbing anak didik untuk mengerjakan sesuatu dengan jalan
menumbuhkan keyakinan pada diri anak didik untuk berprestasi.
c. Menampung dan membantu memecahkan masalan
yang timbul (konsultasi). Fungsi ini menebalkan rasa percaya pada diri
dan menyuburkan sifat kedewasaan anak didik. Dasar konsultasi
adalah kesamaan dan bersifat bantuan pemikiran.
d. Memberi dan melaksanakan tugas dan kewajiban untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab (instruksi).

10. Pelaksanaan Fungsi Pembinaan


a. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Penegak memerlukan
Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri tauladan,
berwibawa dan menjadi tempat mencurahkan pikiran dan perasaan.
2) bersedia dan berani memberi kesempatan kepada Penegak yang
dibinanya untuk memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan
mengadakan evaluasi segala kegiatan Penegak, serta berani dan
mau bertanggung jawab atas segala resikonya.
3) mampu memberikan motivasi kepada Penegak agar mendapat
keyakinan atas kebenaran langkag yang ditempuh.
b. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Pandega memerlukan
Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri tauladan,
berwibawa dan menjadi tempat mencurahkan pikiran dan perasaan.
2) bersikap sebagai teman akrab yang penuh rasa tanggung jawab dan
penuh pengertian.
3) bersedia dan berani bersikap terbuka untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi dan inisiatif serta memberikan kesempatan
kepada Pandega untuk memikirkan, merencanakan, melaksanankan
dan mengadakan evaluasi suatu kegiatan dengan segala tanggung
jawab dan resikonya.
4) mampu memberi motivasi agar Pandega dapat menentukan sikap
dan mengambil keputusan sendiri, dengan penuh rasa tanggung
jawab.

11. Wadah Pembinaan


a. Ambalan adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak di
Gugusdepan.
b. Racana adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Pandega di
Gugusdepan.
c. Dewan Kerja adalah wadah di Kwartir beranggotakan
Pramuka Penegak dan Pandega yang dipilih dalam musyawarah
Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, sesuai petunjuk
penyelenggaraan Dewan Kerja.
d. Satuan Karya adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega untuk menambah keterampilan dan pengetahuan
khusus di bidang pembangunan, tanpa meninggalkan kedudukannya
sebagai anggota Gugusdepan.
e. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak
dana Pandega untuk belajar dan mengembangkan suatu ilmu
pengetahuan dan keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu
program. Anggota Kelompok Kerja adalah Pramuka Penegak dan
Pandega, Pembina, Pelatih dan orang-orang yang dianggap mampu

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 17
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

dan ahli dalam suatu bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk
membuat perencanaan tentang program kegiatan Ambalan, Racana
atau Dewan Kerja.
f. Sangga Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan
Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.

12. Pengorganisasian
a. Ambalan
1) Ambalan beranggotakan warga Ambalan yang terdiri atas : Penegak,
Calon Penegak dan Tamu Ambalan.
2) Untuk menggerakkan Ambalan dibentuk Dewan Ambalan
a) Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak yang
sedikitnya sudah dilantik sebagai Penegak Bantara.
b) Dewan Ambalan dipimpin oleh :
(1) Seorang Pradana
(2) Seorang Kerani
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
c) Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan
program berdasarkan Keputusan Musyawarah Penegak.
3) Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam
melaksanakan tugas, Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga
Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan
anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas
Pradana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali
yang dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan dengan acara:
a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Merencanakan kegiatan Ambalan yang akan datang.
c) Membicarakan Adat Istiadat Ambalan.
d) Memilih Pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
b. Racana
1) Racana beranggotakan warga Racana yang terdiri atas :
Pandega dan Calon Pandega.
2) Untuk menggerakkan Racana dibentuk Dewan Racana
a) Dewan Racana terdiri atas semua Pramuka Pandega yang sudah
dilantik sebagai Pandega.
b) Dewan Racana dipimpin oleh :
(1) Seorang Ketua
(2) Seorang Sekretaris
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
3) Apabila diperlukan, Racana dapat membentuk Reka. Dalam
melaksanakan program, Dewan Racana dapat membentuk Sangga
Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan
anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas Ketua
Dewan Racana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Pandega dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali
yang dihadiri oleh seluruh anggota Racana dengan acara:
a) Memilih Pengurus Dewan Racana masa bakti berikutnya.
b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c) Merencanakan kegiatan Racana yang akan datang.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 18
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

d) Membicarakan Adat Istiadat Racana.


c. Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera diberi kesempatan
menerapkan kemampuan dan keterampilan berorganisasi dan
mengembangkan kepemimpinan di Dewan Kerja.

13. Pengelola Pembinaan


a. Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Pramuka dititik beratkan pada :
1) Pengembangan pendidikan kepramukaan
2) Pelaksanaan kegiatan kepramukaan
3) Pembangunan sarana fisik dalam pelaksanaan karya bakti
4) Pengembangan usaha dana dan koperasi Pramuka
5) Manajemen.
b. Pengelola pembinaan melalui wadah pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega diatur sebagai berikut :
1) Pengelola pembinaan Ambalan adalah Gugusdepan
2) Pengelola pembinaan Racana adalah Gugusdepan
3) Pengelola pembinaan Dewan Kerja adalah Kwartir
4) Pengelola pembinaan Satuan Karya adalah Pamong Saka dan
Pimpinan Saka
5) Pengelola pembinaan Kelompok Kerja adalah Gugusdepan dan
Kwartir
6) Pengelola pembinaan Sangga Kerja adalah Gugusdepan, Dewan
Kerja dan Kwartir.
c. Sistem pembinaannya adalah sistem among :
- Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kemauan)
- Tut wuri handayani (dibelakang memberi daya/dorongan)
d. Dasar perlakuan pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega.
Dasar perlakuan berpangkal pada penjabaran dari rasa kepantasan,
cinta kasih, keadilan dan sedia berkorban terutama dari pihak Pembina
Pramuka dan Pimpinan Kwartir sehingga lebih mengarah pada :
1) Pemberian kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pandega
secara langsung untuk tampil sebagai pemimpin dengan dukungan
yang tulus dari orang dewasa yang bertanggung jawab.
2) Pemberian motivasi dan kesempatan untuk dapat membina satuan.
e. Arah perlakuan pembina terhadap Pramuka Penegak
dan Pandega adalah menanamkan jiwa kepramukaan dan keterampilan
bagi Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
dilaksanakan dengan berpegang teguh pada suatu sistem dan metode
yang mengandung unsur-unsur :
1) Kesinambungan dan keteraturan.
2) Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
3) Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.
g. Kesinambungan pendidikan meliputi unsur :
1) Bina diri (kepentingan pribadi)
a) Pendidikan Pramuka Penegak merupakan kelanjutan dari proses
yang telah dipersiapkan sejak dari masa Siaga dan diteruskan
dengan pengembangan pada masa Penggalang secara
berkesinambungan, mendewasakan mental, spiritual, mengarahkan
keterampilan, pengarahan dan pengembangan bakat menjadi

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 19
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

profesi, sehingga menemukan jalan kearah mandiri dan


mengembangkan kewiraswastaan.
b) Pada Pramuka Pandega merupakan tahap pengabdian untuk
memperdalam dedikasi dengan pemantapan kepemimpinan dalam
praktek pembinaan.
2) Bina satuan (kepentingan Gerakan Pramuka)
a) Dalam rangka pengembangan kepemimpinan dibentuklah Dewan
Kerja yang bertugas membantu Kwartir. Untuk itu diperlukan
kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengadakan
evaluasi kegiatan yang sesuai dengan aspirasi mudanya.
b) Di samping itu Pramuka Penegak dan Pandega juga diberi
kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
kepada Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak, melalui
kegiatannya sebagai instruktur yang membantu para Pembina
Pramuka dan Pamong Saka. Untuk itu mereka mendapat
kesempatan mengikuti Kursus Instruktur, Kursus Pembina Pramuka,
dan berbagai kursus keterampilan.
c) Dalam rangka regenerasi, bentuk kegiatan berupa kaderisasi perlu
ditingkatkan dan dikembangkan sehingga terjadi kesinambungan
kepemimpinan dalam usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Bina Masyarakat
a) Dalam rangka pengembangan kesadaran bermasyarakat, bentuk
kegiatan pengabdian masyarakat perlu ditingkatkan dan
dikembangkan, sehingga Pramuka Penegak dan Pandega dapat
berperan dalam kehidupan bermasyarakat sekaligus dapat
meletakkan landasan bagi masa depannya.
b) Para Pramuka Penegak dan Pandega diarahkan untuk
mengembangkankepemimpinannya, dengan menganjurkan
berperan dalam masyarakat sebagai peneliti, penyuluh, penggerak,
pelopor dan pemimpin masyarakat, sehingga di kemudian hari dapat
berperan sebagai pemimpin bangsa dan negara.
c) Pengabdian Pramuka Penegak dan Pandega kepada Masyarakat
meliputi segala bidang kehidupan mnusia, seperti bidang ekonomi,
sosial, budaya, agama, kesejahteraan hidup, keluarga berencana,
lingkungan hidup, keamanan dan pertahanan dan lain-lain.

BAB IV SASARAN PEMBINAAN

14. Sasaran
Sasaran pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di Gugusdepan
maupun di Kwartir melalui wadah Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu
manusia yang :
a. Beriman, berkepribadian, berbudi luhur, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri.
b. Jasmaninya kuat dan sehat.
c. Tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
d. Mempunyai rasa cinta tanah air.
e. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap dan perilaku yang
inovatif dan kreatif.
f. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap perilaku yang inovatif
dan kreatif
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega perlu disesuaikan
dengan perkembangan jiwa Pramuka Penegak dan Pandega tersebut.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 20
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

15. Dasar Pembinaan Sasaran


a. Masa usia Pramuka Penegak adalah masa pemuda yang masih
berkembang, penuh emosi, mudah berubah dan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Masa usia Pramuka Penegak merupakan usia
mencari identitas diri dengan meniru sikap dan tingkah laku seseorang
yang dikaguminya. Masa usia ini merupakan saat-saat yang memerlukan
seseorang yang dapat dipercaya, tempat mencurah-kan perasaan dan
pikirannya, dan saat-saat bagi Pramuka Penegak untuk memperoleh
keyakinan tentang dirinya.
b. Masa uisa Pramuka Pandega adalah masa usia yang harus dipandang
sebagai orang dewasa muda. Masa usia yang telah mengarah kepada
kematangan dan kemantapan berpikir, sikap serta tindakan yang
realistis, kritis dan analitis. Masa usia yang terpengaruh jiwa petualangan
(avonturir) dan ke-inginan untuk merombak hal-hal yang dinilai tidak
sesuai lagi. Masa usia yang memerlukan dukungan yang membesarkan
semangat, menghendaki kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal.
Masa usia yang mengarah kepada pemikiran tentang status dalam
masyarakat dan ketetapan cita-citanya. Masa usia yang memerlukan
teman terpercaya tempat mencurahkan pikiran dan perasaannya.

16. Arah Prose Pembinaan


a. Tingkat Penegak Bantara merupakan masa latihan bakti Penegak.
b. Tingkat Penegak Laksana merupakan masa persiapan pengabdian,
yaitu masa menerapkan hasil latihan yang telah didapat selama dalam
tingkat Penegak Bantara.
c. Tingkat Pandega merupakan masa pengabdian dan pengembangan
kepemimpinan.

BAB V PELAKSANAAN PROSES PEMBINAAN

17. Tamu Penegak


a. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena
usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak,
atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang
belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka.
b. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan.
c. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan
diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut.
d. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan
menilai Tamu Penegak tersebut.

18. Calon Penegak


a. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan
diri sanggup mentaati peraturan dan Adat Ambalan dan diterima oleh
semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut.
b. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
c. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak
dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang mengandung
pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.
d. Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta menyadari hak
dan kewajibannya, antara lain :
1) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 21
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.


3) Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
5) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik
Ambalannya.
e. Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana
dari Ambalan yang bersangkutan.

19. Penegak Bantara


a. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU
bagi Penegak Bantara dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan
mengucapkan janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai tanda
pengenal untuk Penegak Bantara.
c. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan
membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk kepribadian yang
kuat.
d. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan
lainnya untuk :
1) Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik
sebagai Penegak Laksana.
2) Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan kesenangan
dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus.
3) Mengembangkan bakat dan minatnya dalam Satuan Karya serta
menyebarkan tugas pokok Sakanya itu sesuai dengan
kemampuannya.
4) Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka
Mahir sehingga dapat membantu menyelenggarakan kegiatan di
Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

20. Penegak Laksana


a. Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah memenuhi SKU
bagi Penegak Laksana dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
dilaksanakan dengan upacara kenaikan dengan mengucapkan ulang
janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai tanda pengenal
untuk Penegak Laksana.
c. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban memimpin kegiatan
bakti untuk Gerakan Pramuka dan masyarakat.
d. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan
kegiatannya bahkan dikembangan terus untuk :
1) Menambah jumlah/bobot dalam menempuh Syarat Kecakapan
Khusus sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus yang lebih
tinggi.
2) Memperdalam dan memperluas keikut sertaanya di dalam Satuan
Karya.
3) Mengikuti kursus yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.
4) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya dengan
membantu menyelenggarakan latihan atau kegiatan untuk Perindukan
Siaga atau Pasukan Penggalang.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 22
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai


dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

21. Calon Pandega


a. Calon Pandega dipersiapkan untuk menjadi pemimpin (Pembina
Pramuka) yang cakap, jujur dan bertanggung jawab.
b. Selama menjadi Calon Pandega berkewajiban menyelesaikan SKU
tingkat Pandega sambil mempraktekkannya di dalam Satuan
Penggalang atau Satuan Siaga.
c. Para Calon Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan
kepribadian kepemimpinan dan meningkatkan jiwa pengabdian kepada
masyarakat.
d. Lamanya menjadi Calon Pandega sedikitnya 6 (enam) bulan.

22. Pandega
a. Pandega adalah Calon Pandega yang telah memenuhi SKU bagi
Pandega dan mentaati Adat Racana.
b. Perpindahan status dari Calon Pandega menjadi Pandega dilakukan
dengan upacara sederhana dengan dialog yang mengandung
pendidikan bagi segenap anggota Racana.
c. Pandega diharapkan sudah memiliki kepribadian yang kuat sehingga
jiwa baktinya diamalkan untuk kepentingan umum.
d. Para Pandega diharapkan mempunyai sikap lebih mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
e. Pandega berusaha sendiri meningkatkan keterampilannya dan
kemampuannya sehingga dapat lebih banyak membantu dirinya agar
dapat mandiri di samping dapat membantu Gerakan Pramuka baik
dalam hal pengelolaan Kwartir maupun Gugusdepan.
d. Para Pandega merupakan pasangan kerja sepengabdian bagi para
Pembina Pramuka.

23. Pandega terus berlatih dan melakukan kegiatan lainnya untuk :


a. Mengikuti pendidikan bagi orang dewasa baik di dalam maupun di luar
Gerakan Pramuka, sehingga dapat memperkaya pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilannya.
b. Berperan serta dalam penyelenggaran latihan dan kegiatan di tingkat
Kwartir serta perorangan atau bersama-sama serta memberikan bantuan
kepada Kwartir dan berusaha untuk menambah jumlah Pembina
Pramuka.
c. Mencari kesempatan untuk dapat membaktikan dirinya kepada
masyarakat, secara perorangan atau bersama-sama.

BAB VI
PEMBINAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

24. Sasaran Pembinaan


Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega oleh Kwartir
yang bersangkutan diarahkan untuk mencapai sasaran :
a. Peningkatan kemampuan pengelolaan organisasi Gerakan Pramuka.
b. Penyempurnaan sarana perangkat kerja staf Kwartir Gerakan Pramuka
serta satuan-satuan Gerakan Pramuka.
c. Kesinambungan pemupukan kepemimpinan, daya kreasi, idealisme dan
patriotisme bagi kepentingan Gerakan Pramuka, keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 23
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

25. Proses Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega oleh
Kwartir adalah :
a. Bimbingan dan pengarahan dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Kesempatan untuk melaksanakan keputusan Musppanitera yang telah
disahkan oleh Kwartir dan menyampaikan pandangan, pendapat, saran,
usul, dan evaluasi kepada Kwartir tentang kegiatan serta masalah yang
dihadapi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam setiap proses
pelaksanaan kegiatan Kwartir.

BAB VII
PRINSIP DAN MATERI PEMBINAAN

26. Prinsip Pembinaan


a. Umum
1) Sesuai dengan perkembangan jiwa atas dasar usia, maka semua
bentuk kegiatan harus dapat memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada Pramuka Penegak dan Pandega untuk melaksanakan
semboyan : dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak dan Pandega
dengan bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa.
2) Pramukka Penegak dan Pandega diberi kesempatan merencanakan,
melaksanakan dan menilai kegiatan yang diinginkan dengan
pengarahan, bimbingan dan pengawasan orang dewasa yang
bertanggung jawab atas berlangsungnya proses timbal balik.
b. Khusus
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega melalui :
1) Kecakapan Umum dengan pencapaian Syarat Kecakapan Umum
(SKU).
2) Kecakapan Khusus dengan pencapaian Syarat Kecakapan Khusus
(SKK).

27. Materi Pembinaan


Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa
Gerakan Pramuka membina dan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,
yang pelaksanaannya disesuaikan dngan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar
mereka :
a. Menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur,
serta :
1) tinggi mental, moral dan budi pekerti serta kuat keyakinan
beragamanya
2) tinggi kecerdasan dan keterampilannya
3) kuat dan sehat jasmaninya.
b. Menjadi warganegara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
sendiri serta mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan
negara ;
Maka materi pembinaannya adalah :
1) Materi pembinaan mental spiritual
a) Kerohanian/kepribadian
(1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Budi pekerti luhur, perikemanusiaan, dan jiwa pengabdian

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 24
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

(3) Demokrasi, jujur, adil, sederhana dan rasa tanggung jawab


(4) Cinta budaya, bangsa, tanah air dan keindahan serta kelestarian
alam.
b) Intelek dan kejiwaaan
(1) Jiwa yang mantap, seimbang dan selaras
(2) Cerdas, berilmu, kritis, analitis, sistematis, dan metodis.
2) Materi pembinaan patriotisme
a) Moral dan kesadaran ideology Pancasila
b) UUD 1945 dan semangat persatuan serta kesatuan bangsa
c) Kesadaran Ketahanan Nasional, nilai serta cita-cita perjuangan
kemerdekaan
d) Sejarah perjuangan bangsa
e) Sejarah kepanduan/kepramukaan di Indonesia.
3) Materi Pembinaan idealisme
a) Kreatif, dinamis, obyektif dan realistis
b) Disiplin social, minat belajar, bekerja dan berprestasi
c) Keterampilan, kecakapan, keahlian dan produktivitas
d) Pengambilan keputusan, prakarsa, inovasi, dan daya kreasi
e) Semangat pelopor dan jiwa kerakyatan
f) Semangat membangun dan rasa tanggung jawab terhadap
kemajuan masyarakat.
4) Materi pembinaan jasmaniah
a) Kuat, segar dan sehat
b) Tangguh dan berdaya tahan tinggi
c) Tangkas dan trampil.

BAB VIII
PRINSIP DAN MATERI KEGIATAN

28. Prinsip Kegiatan


a. Gerak dasar kegiatan bagi pencapaian sasaran Pramuka Penegak dan
Pandega adalah :
Membangkitkan, mendorong dan mengarahkan serta mengatur dan
mengembangkan keinginan/minat, semangat serta daya kemampuan
Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Semua bentuk kegiatan harus berisi/mengandung pendidikan mental,
jasmani, pengetahuan, keterampilan dan pengamalan bakti Pramuka
Penegak dan Pandega sehingga dapat menjadi kader pembangunan
yang bermoral Pancasila dan berjiwa wiraswasta, serta dapat hidup
bahagia dengan pedoman dan penghayatan kehormatan Pramuka.
c. Dalam rangka menyiapkan Pramuka Penegak dan Pandega agar
mampu membantu Pembina Pramuka Siaga dan Penggalang, mereka
diberi kesempatan mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir.
d. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi :
1) Bina diri
2) Bina satuan Pramuka
3) Bina masyarakat.
e. Metode kegiatan antara lain :
1) Permainan
2) Diskusi
3) Demonstrasi
4) Lomba
5) Drama dan bermain peran
6) Kelompok kerja

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 25
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

7) Penugasan pribadi
8) Perkemahan
9) Ceramah.
f. Bentuk kegiatan antara lain :
1) Perkemahan
2) Gladian
3) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
4) Latihan keterampilan
5) Proyek percobaan (pilot)
6) Kursus
7) Bakti Masyarakat
8) Pertemuan Pramuka, misalnya Raimuna
9) Mengenal alam terbuka
10) Halang rintang dan gladi tangguh
11) Kegiatan agama

29. Materi Kegiatan


a. Ruang lingkup materi kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi
seluruh segi kehidupan manusia yang baik.
b. Semua kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega merupakan
percobaan dan latihan menerapkan hasil studinya tentang manajemen,
terutama mengenai pengembangan kepemimpinannya dalam bentuk
secara praktis.
c. Semua kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pandega merupakan
percobaan dan latihan menerapkan hasil studinya tentang manajemen,
terutama mengenai amal dan pengembangan kepemimpinannya secara
praktis didalam membina anak didik.
d. Materi kegiatan yang dilaksanakan mempunyai dua tujuan yang
berkaitan yaitu :
1) ke dalam : merupakan pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan
Pramuka sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2) Ke luar : sebagai bakti kepada masyarakat dalam rangka
pembangunan nasional, khususnya pembinaan generasi muda.
d. Materi-materi kegiatan meliputi antara lain :
1) Mental spiritual
2) Patriotisme (cinta tanah air)
3) Idealisme
4) Sosial
5) Kewarganegaraan
6) Seni budaya
7) Cinta alam
8) Keterampilan
9) Ketangkasan
10) Penanggulangan keadaan darurat
11) Kependudukan dan transmigrasi
12) Lingkungan hidup dan kelestarian alam
13) Koperasi dan Tabungan Nasional
14) Pertanian (dalam arti luas)
15) Pertukangan dan kerajinan
16) Kebaharian
17) Kedirgantaraan
18) Keamanan dan ketertiban masyarakat
19) Perayaan dan peringatan hari-hari bersejarah
20) Kampanye penerangan, sensor film, palang merah, pemberantasan
buta huruf dan pendidikan kesejahteraan keluarga.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 26
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

BAB IX
MEKANISME PEMBINAAN

30. Bentuk mekanisme pembinaan


a. Dalam usaha memperoleh manfaat pelaksanaan Pola Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega secara berdayaguna dan tepatguna,
maka mekanisme pembinaannya diatur sebagai berikut :
1) Pembinaan Ambalan dan Racana dulakukan oleh Gugusdepan.
2) Pembinaan Dewan Kerja Ranting dilakukan oleh Kwartir Ranting
3) Pembinaan Dewan Kerja Cabang dilakukan oleh Kwartir Cabang
4) Pembinaan Dewan Kerja Daerah dilakukan oleh Kwartir Daerah
5) Pembinaan Dewan Kerja Nasional dilakukan oleh Kwartir Nasional.
b. Gugusdepan bertanggung jawab atas pengelolaan Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega serta Dewan Ambalan dan Dewan Racana dalam
Gugusdepan tersebut.
c. Kwartir di semua jajaran Gerakan Pramuka bertanggung jawab atas
kelangsungan proses pendidikan bagi Pramuka Penegak dan Pandega
di wilayah kerjanya. Sedang Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan program
pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega di
wilayah kerjanya, sesuai dengan yang digariskan oleh Kwartir.

31. Mekanisme koordinasi pembinaan


a. Koordinasi merupakan usaha mempersatupadukan sebagai kegiatan
yang saling berbeda akan tetapi mempunyai tujuan yang saling
berhubungan.
b. Perilaku yang mendasari terwujudnya koordinasi adalah kerjasama,
saling membantu dan penghargai, serta menghayati tugas pokok, fungsi
dan tanggung jawab masing-masing yang terlibat dalam berbagai
kegiatan untuk menyelesaiakn suatu program.
c. Untuk para pelaksana pengelola pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega mutlak diperlukan suatu koordinasi, baik pada tingkat
perumusan kebijaksanaan, penyusunan rencana, penentuan program
pelaksanaan pemantauan maupun penilaian
d. Dengan demikian perlu adanya pendekatan sistem yang kemudian
tercermin dalam keserasian dan keterpaduan kebijaksanaan,
perencanaan penyusunan program pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi hasil yang telah dicapai.
e. Mekanisme koordinasi perlu diciptakan agar setiap unsur yang
dikoordinasikan benar-benar menjalankan kebijaksanaan yang telah
digariskan bersama.
f. Koordinasi dilakukan oleh Kwartir yang bersangkutan, apabila unsur
yang dikoordinasikan meliputi pula lembaga/instansi/unit di luar
Kwartir/Gerakan Pramuka.
g. Koordinasi dilakukan oleh Dewan Kerja apabila yang dikoordinasikan :
1) Unsur dari Kwartir
2) Dewan Kerja dalam wilayah kerja Dewan Kerja yang bersangkutan
3) Unsur dari Pramuka Penegak dan Pandega sendiri.
h. Koordinasi antar Dewan Kerja yang setingkat dapat dilakukan oleh salah
satu Dewan Kerja, berdasar kesepakatan mereka dengan
sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
i. Wadah mekanisme koordinasi :

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 27
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

1) Rapat Konsultasi, untuk membicarakan suatu masalah tertentu yang


berhubungan dengan tugas Dewan Kerja, dan perlu dikonsultasikan
dengan kwartir atau pihak lain.
2) Rapat Koordinasi membahas pelaksanaan tugas Dewan Kerja yang
perlu dikoordinasikan dengan pihak lain.
3) Rapat Pengurus Harian, untuk menentukan kebijaksanaan teknis
pelaksanaan tugas sehari-hari Dewan Kerja.

31. Mekanisme hubungan


a. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Kwartir dilakukan baik lisan
maupun tertulis, yang meliputi hubungan informasi, konsultasi dan
koordinasi.
b. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja yang setingkat,
dalam rangka hubungan informasi dan konsultasi baik lisan maupun
tertulis, dengan sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
c. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja lain yang ada di
dalam wilayah kerjanya, dalam hubungan bimbingan, informasi,
konsultasi dan koordinasi, dilakukan baik lisan maupun tertulis, dengan
sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
d. Hubungan secara lisan dilakukan antara lain dalam rapat, kegiatan
pendidikan, ceramah, dan lain- lain ; sedang hubungan tertulis dalam
bentuk surat atau naskah lainnya diberi tanda tangan ikut mengetahui
oleh Ketua, Wakil Ketua atau Andalan Urusan Sekretariat Kwartir.

BAB X
MASALAH DAN PENDEKATAN

33. Masalah
a. Umum
1) Perlunya disusun dan dilaksanakan kegiatan yang menarik untuk
Pramuka Penegak dan Pandega.
2) Perlunya ditingkatkan jumlah dan mutu Pramuka Penegak dan
Pandega
3) Perlunya diusahakan agar para Pramuka Siaga dan Penggalang akan
meneruskan kegiatannya sampai ke Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Pembinaan
1) Perlunya diusahakan adanya peningkatan jumlah dan mutu Pembina
Pramuka.
2) Perlunya diusahakan peningkatan jumlah dan frekuensi kursus dan
gladian.
3) Perlunya pembinaan Dewan Kerja secara intensif oleh Kwartir yang
bersangkutan.
4) Perlu adanya sarana pembinaan dalambentuk buku pedoman dan
buku pegangan.
c. Organisasi
1) Perlu adanya peninjauan atas struktur Dewan Kerja setiap jangka
waktu tertentu, guna melihat dayaguna dan tepatgunanya.
2) Perlu adanya kesempatan mengembangkan jiwa kepemimpimnan dan
pengalaman berorganisasi.
3) Perlu adanya pengalakan Satuan Karya Pramuka.
d. Manajemen
1) Perlu dilaksanakan prinsip manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam bentuk

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 28
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

sistem Perencanaan, Pemrograman dan Anggaran oleh tiap jajaran


Gerakan Pramuka.
2) Perlu dilaksanakan penelitian, pelaporan, pencatatan dan
dokumentasi.
e. Keanggotaan
1) Perlu adanya pendataan keanggotaan secara tertib.
2) Perlu diusahakan untuk membuat anggota tetap bertahan sebagai
anggota Gerakan Pramuka untuk jangka waktu yang lebih lama.
f. Kegiatan
1) Perlu dipikirkan peningkatan kegiatan yang menarik dan bermutu,
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi.
2) Perlu adanya usaha mengintensifkan pemanfaatan kerjasama dengan
badan/instansi/organisasi lain, dalam rangka peningkatan kegiatan
Pramuka Penegak dan Pandega.
3) Perlu adanya usaha penyediaan dana yang memadai untuk
pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.

34. Pemecahan Masalah


Guna mengatasi berbagai masalah tersebut perlu diambil langkah-langkah
untuk :
a. Mengumpulkan data dan masalah yang ada.
b. Mencari masalah yang pokok, yang dapat mempermudah cara
mengatasi masalah lainnya yang terkait.
c. Mencari kemungkinan pemecahan masalah pokok tersebut.
d. Mengkaji kemungkinan yang paling tepat untuk mengatasinya.
e. Menentukan cara pemecahan yang dianggap paling tepat.

35. Pendekatan
Untuk mempermudah mengatasi berbagai masalah, perlu adanya
pendekatan melalui berbagai cara, antara lain :
a. Diskusi
1) Diskusi Panel, denganmelibatkan unsur orang dewasa dan ahli yang
memiliki latar belaksang pengetahuan mengenai hal-hal yang
didiskusikan.
2) Seminar dengan melibatkan unsur orang dewasa dan ahli di bidang
yang diseminarkan, untuk memperoleh kemungkinan pemecahan.
3) Lokakarya, dengan melibatkan orang yang berpengalaman di bidang
yang dibahas, untuk memperoleh cara pemecahan yang tepat dan
praktis.
b. Pemberian Petunjuk
Pemberian petunjuk untuk mengatasi masalah, misalnya :
1) Petunjuk Penyelenggaraan
2) Petunjuk Pelaksanaan
3) Petunjuk Teknis
4) Buku Petunjuk, dan lain-lainnya.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai :
1) Dokumentasi
2) Hasil penelitian
3) Hasil pengamatan
4) Hasil wawancara, dan lain-lainnya.
d. Pendidikan
Mengikut sertakan Pramuka Penegak dan Pandega pada berbagai
kegiatan pendidikan seperti :
1) Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 29
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2) Latihan Pengembangan Kepemimpinan


3) Kursus Pembina Pramuka
4) Kursus Keterampilan
5) Pendidikan lain di luar Gerakan Pramuka.
e. Penyusunan Rencana
Mengatasi masalah dengan memasukkannya dalam perencanaan,
antara lain :
1) Rencana Kerja untuk satu masa bakti
2) Program Kerja untuk satu tahun anggaran
3) Program Darurat untuk pemecahan masalah yang harus segera
dilaksanakan dalam waktu yang singkat, dan berbentuk intensifikasi
pelaksanaan program.

BAB XI
USAHA PENGEMBANGAN

36. Usaha pengembangan


Usaha pengembangan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
ini dilaksanakan antara lain dengan :
a. Mengadakan pengamatan, survei dan pengkajian hasil pelaksanaan
program pembinaan dan kegiatan.
b. Membuat penelitian dan mengadakan supervisi.
c. Mengadakan penelitian dan pengembangan.

BAB XII
PENUTUP

37. Lain-lain
Hal lain-lain yang belum tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini
akan diatur kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 30
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

SKU / TKU, SKK / TKK DAN CARA MENGUJINYA

1. PENDAHULUAN
1. Syarat Kecakapan umum (SKU) adalah syarat kecakapan minimal
yang wajib dimiliki oleh peserta didik untuk mendapatkan tanda
kecakapan umum
2. Syarat Kecakapan khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada
bidang teknologi yang dimiliki oleh peserta didik yang berminat dalam
pengembangan minat dan bakatnya.

2. MATERI POKOK

1. SKU dan TKU


a) SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan
dorongan bagi para Pramuka untuk memperoleh kecakapan-
kecakapan yang berguna baginya, untuk berusaha mencapai
kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota
Gerakan Pramuka.
b) SKU disusun menurut pembagian golongan usia Pramuka yaitu
golongan Siaga, golongan Penggalang, golongan Penegak dan
golongan Pandega.
c) – SKU untuk golongan Penegak, terdiri dari 2 tingkat, yaitu :
Tingkat Penegak Bantara
Tingkat Penegak Laksana
– SKU untuk golongan Pandega
Tingkat Pandega
d) TKU dimiliki Peserta didik dengan jalan melalui bentuk ujian-ujian
yang dilakukan secara perseorangan.

2. SKK dan TKK


a) SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan,
kepandaian, kemahiran, ketangkasan, ketrampilan, dan
kemampuan dibidang tertentu, yang lain dari kemampuan umum
yang ditentukan dalam SKU.
b) SKK dipilih seorang Pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya.
c) TKK sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan
dorongan bagi para Pramuka untuk memperoleh kecakapan,
keterampilan yang berguna bagi kehidupan dan penghidupanya
sesuai dengan bakat dan keinginanya sehingga dapat mendorong
semangat menjadi wiraswastawan dimasa mendatang.
d) TKK didapatkan setelah menyelesaikan ujian-ujian SKK yang
bersangkutan.
e) TKK dikelomppokan menjadi 5 bidang :
 Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, pembentukan Pribadi
dan Watak Warna dasar TKK KUNING.
 Bidang Patriotisme dan Seni Budaya, warna dasar TKK MERAH
 Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, warna dasar
TKK PUTIH.
 Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban
Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup, warna
dasar TKK BIRU.
f) TKK untuk Penegak dan Pandega dibedakan atas tingkatan-
tingkatan sebagai berikut:
 Pramuka Penegak dan Pandega terdapat 3 tingkatan :

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 31
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- Tingkatan Purwa
Berbentuk lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm dan
dikelilingi bingkai 2mm.
- Tingkatan Madya
Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 2,5 cm dan
dikelilingi bingkai 2 mm.
- Tingkatan Utama
Berbentuk segi lima beraturan dengan ukuran sisi masing-
masing 2 cm dikelilingi bingkai 2 mm.
 Warna bingkai TKK Penegak dan Pandega adalah KUNING
 TKK yang dimiliki seorang Pramuka harus terjamin bahwa
kecakapan yang dimilikinya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Cara Menguji SKU dan SKK


 Penguji SKU adalah Pembina Pramuka/Pembantu Pembina
Pramuka yang langsung membina Pramuka yang diuji.
 Penguji SKU adalah TIM yang terdiri dari 2 orang yaitu:
- Pembina Pramuka/Pembantu Pembina Pramuka yang
langsung membina Pramuka yang diuji.
- Seorang yang dianggap ahli dalam bidang kecakapan
ditempuh oleh Pramuka yang bersangkutan. Penguji ahli
dapat berasal dari dalam maupun dari luar Gerakan
Pramuka.
 Tugas Pembina Pramuka
- Pembina Pramuka harus membantu memberi motivasi,
mendorong agar Pramuka tidak terlalu lama berada dalam
tingkatan yang diperolehnya masing-masing mereka harus
segera menyelesaikan SKU berikutnya.
- Pembina Pramuka harus mendorong supaya Pramuka
pemilik TKK selalu membina diri sehingga kecakapanya
tetap bermutu, dan memotivasi terus menerus agar mereka
memiliki TKK-TKK yang lain.
 Cara Menguji SKU dan SKK
- Ujian dilaksanakan secara perorangan, satu demi satu, tidak
secara berkelompok, misalnya berbaris-baris, berkebun, dll.
- Mata ujian ditentukan oleh peserta didik yang diuji dan
dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis.
- Waktu ujian disesuaikan dengan kesepakatan antara
pembina/pembantu pembina dengan yang diuji.
- Penguji hendaknya memperhatikan iktiar, ketekunan, dan
kesanggupan yang sudah dijalankan oleh penguji.
- Penguji hendaknya memperhatikan batas-batas
kemampuan mental, fisik dan intelegensia, emosi dan jiwa
sosial Pramuka yang diuji.
- Penguji hendakanya memperhatikan iktiar, ketekunan dan
kesungguhan yang telah dijalani oleh teruji.
- Penguji membubuhkan paraf/tanda tangan pada daftar mata
ujian (SKU) milik Pramuka yang diuji setelah ujian tersebut
dinyatakan lulus.

4. Penyematan TKU dan TKK dilakukan pada upacara resmi.

5. Ketentuan tempat pemakaian TKU dan TKK


- TKU untuk Pramuka Penegak dan Pandega disematkan
dipundak kiri dan kanan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 32
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- TKK ditempelkan dilengan baju sebelah kanan, maksimal 5


buah, sedangkan TKK-TKK yang didapat lainya ditempel
pada tetampan.

3. KESIMPULAN

Pelaksanaan SKU/TKU dan SKK/TKK dalam Kepramukaan berfungsi


sebagai alat pendidikan dan sekaligus merupakan perwujudan dan
penerapan metode kepramukaan, oleh karena itu Pembina Pramuka
hendaknya tidak putus-putusnya memberi motivasi dan stimulasi kepada
peserta didik untuk menyelesaikan SKU, menyelesaikan SKK-SKK yang
dapat mengembangkan minat dan bakat peserta didik sehingga menjadi
teladan bagi rekan-rekanya.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 33
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA


TUGAS DAN KEWENANGANNYA

● Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana sebagai kelanjutan dan


pembaharuan gerakan nasional dibentuk karena dorongan kesadaran
bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
● Tugas Pokok Gerakan Pramuka ialah menyelenggarakan kepramukaan
bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas – tunas bangsa agar menjadi
generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu
membina serta mengisi kemerdekaan nasional.
● Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok tersebut Gerakan
Pramuka menyusun dan menata organisasi gerakan Pramuka dari tingkat
Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan.
1. Jenjang Organisasi
Oragnisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:
a. Anggota gerakan Pramuka dihimpun dalam Gugusdepan-
gugusdepan yang ada di wilayah Desa dan Kelurahan
b. Gugusdepan-gugusdepan dihimpun di dalam Ranting yang meliputi
suatu wilayah Kecamatan.
c. Ranting-ranting yang dihimpun di dalam Cabang yang meliputi
suatu wilayah Daerah Tingkat II terdiri dari Kabupaten dan Kota.
d. Cabang-cabang dihimpun di dalam Daerah yang meliputi seluruh
Wilayah Republik Indonesia.
e. Di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk
gugusdepan di bawah pembinaan pusat.
2. Kepengurusan
a. Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama
Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana
b. Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin
secara kolektif oleh Kwartir yang terdiri atas para Andalan, dengan
susunan sebagai berikut:
1) Seorang ketua
2) Beberapa Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua
Komisi
3) Seorang Sekretaris Jenderal (di Kwarnas) atau seorang
sekretaris (di jajaran Kwartir yang lain)
4) Beberapa orang anggota
c. Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya
Pramuka (SAKA) setiap Kwartir membentuk Pimpinan SAKA
dengan tugas mengusahakan dukungan meteriil dan finasiil untuk
program SAKA, yang ketuanya adalah ex-officio adalah anggota
Kwartir / Andalan
d. Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam
Komisi-komisi yang bertugas memperlancar dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakkan Kwartir, yang
susunannya terdiri atas : Seorang ketua, seorang Wakil Ketua,
seorang Sekretaris yang dijabat oleh staf Kwartir.
e. Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang
dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (di Kwarnas)/ Sekretaris (di
jajaran Kwartir yang lain)
f. Kwartir harian

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 34
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat


membentuk badan Kwartir Harin untuk melaksanakan tugas sehari-
hari, yang terdiri atas :
1) Seorang Ketua, yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua
Kwartir
2) Seorang Sekretaris, yang dijabat oleh sekretaris (di
Kwarnas)/ Sekretaris (di jajaran Kwartir yang lain)
3) Beberapa anggota
4) Seorang Wakil sekretaris, yang diajak oleh deputi sekretaris
Jenderal ( di Kwarnas)/ Kepala Sekretaris Kwartir (di Kwartir
Jajaran lainnya)
5) Seseorang Pembantu Sekretaris, yang dijabat oleh staf
Kwartir
3. Satuan Karya Pramuka (SAKA), Dewan Kerja, Lembaga Pendidikan
Kader Gerakan Pramuka (LEMDIKA)
a. Satuan Karya Pramuka (SAKA) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat , meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para
Pramuka dalam berbagai kejuruan.
b. Dewan Kerja adalah, badan kelengkapan Kwartir berfungsi sebagai
wahana kaderisasi kepemimpinan dan bertugas membantu Kwartir
untuk memngelola Pramuka Penegak dan Pandega, berkedudukan
di Kwarnas (DKN), Kwarda (DKD), di Kwarcab (DKC), dan Kwarran
(DKR)
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka (LEMDIKA),
merupakan wadah pembinanaan Anggota Dewasa, berkedudukan
di Kwarnas (LEMDIKANAS), di Kwarda (LEMDIKADA), di Kwarcab
(LEMDIKACAB)
4. Majelis Pembimbing
Majelis Pembimbing (MABI) adalah badan yang bertugas member I
bimbingan dan bantuan yang bersifat moril, organisator, materiil, dan
finansiil.
5. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
a. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah wadah
independen yang dibentuk oleh Musyawarah Gerakan Pramuka
dan bertanggung jawab kepada Musyawarah
b. BPK Gerakan Pramuka bertugas untuk melakukan audit keuangan
Gerakan Pramuka dan menyampaikan hasil audit tersebut kepada
Musyawarah
c. Ketua BPK Gerakan Pramuka dipilih oleh Musyawarah Gerakan
Pramuka
d. BPK Gerakan Pramuka dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh Akuntan Publik
e. Masa bakti BPK Gerakan Pramuka sama dengan masa bakti
Kwartir atau Gugusdepan
6. Musyawarah
a. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi
dalam Gerakan Pramuka
b. Acara pokok Musyawarah :
1) Pertanggungjawaban Kwartir selama masa baktinya,
termasuk pertanggungjawaban keuangan
2) Menetapkan rencana kerja
3) Menetapkan kepengurusan Kwartir masa bakti berikutnya
4) Menetapkan Ketua BPK Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 35
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

c. Pimpinan Musyawarah adalah Presedium yang dipilih oleh


musyawarah
d. Pelaksanaan Musyawarah:
1) Kwartir Nasional melaksanakan MUNAS dalam 5 tahun
sekali
2) Kwartir Daerah melaksanakan MUSDA dalam 5 tahun sekali
3) Kwartir Cabang melaksanakan MUSCAB dalam 5 tahun
sekali
4) Kwartir Ranting melaksanakan MUSRAN dalam 3 tahun
sekali
5) Gugusdepan melaksanakan MUGUS dalam 3 tahun sekali
e. Jika terdapat hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak maka
diantara dua waktu musyawarah dapat diadakan Musyawarah Luar
Biasa
f. Untuk detailnya dalam hal musyawarah, Rapat Kerja dan
Referandum dapat dipelajari pada ART bab X, Pasal 73 s.d Pasal
112 (Kep.Ka.Kwarnas Nomor 107 Tahun1999)
7. Dewan Kehormatan
Dewan kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh
Gugusdepan atau Kwartir sebagai badan yang menetapkan promosi dan
sangsi dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku Anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan Pramuka atau Merugikan nama Baik
Gerakan Pramuka
b. Menilai sikap, perilaku, dan jiwa seseorang, yang terdiri atas unsur-
unsur sebagai berikut:
1) Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
Anggota MABI, Andalan, Anggota Kehormatan, Anggota
Dewan Kerja
2) Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri dari:
Anggota MABIGUS, Pembina Gugusdepan, Pembina
satuan, unsure peserta didik

Memahami Struktur Organisasi Gerakan Pramuka, Tugas dan


Kewenangannya, merupakan kewajiban bagi kita, karena dengan
memahaminya kita akan tahu:
a. Tugas dan kewajiban organisasi
b. Jalur birokrasi dalam organisasi
c. Badan-badan pendukung organisasi
d. Musyawarah dan rapat kerja organisasi
e. Dewan kehormatan, fungsi dan perannya

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Kepres


RI No. 34 Tahun 1999 dan Kep Ka. Kwarnas No. 107 tahun 1999.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 36
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Struktur Oraganisasi Gerakan Pramuka

PRESIDEN RI
PRAMUKA
UTAMA
MUNAS
5 TAHUN
SEKALI

MABINAS KWARNA
S
MUSDA DKN PIM.SAKA
5 TAHUN TK.NASIONA
SEKALI LEMDIKAN
MABIDA L
AS
GUBRNUR/ KWARDA
KAMABID
A DK
MUSCA PIM.SAKA
D
B LEMDIKAD TK.NASIONA
MABICAB 5 TAHUN
L
SEKALI A
BUPTAI/W.KO KWARCA
TA/KAMABIC B
AB DK
MUSRA C PIM.SAKA
MABIRA N LEMDIKAC TK.NASIONA
N 3 TAHUN AB L
SEKALI
CAMAT/
KAMABIRA KWARRA
N N
DKR PIM.SAKA
MABISA TK.NASIONA
KORS L
LURAH/KEP.DESA/ A
AMABISA
MUGUS
3 TAHUN PAMONG PAMONG
SEKALI SAKA PA SAKA PI
MABIGUS
GUGUSDEPA SAKA SAKA
TOKOH N PUTER PUTERI
S G T D A
MASYARAKAT/
KAMABIGUS
Ket:
GARIS PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
GARIS BIMBINGAN DAN BANTUAN
GARIS BIMBINGAN TEKNIS
GARIS PERWAKILAN

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 37
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 178 TAHUN 1979
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN
PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,


Menimbang: 1. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka
merupakan salah satu alat pendidikan untuk membiasakan
selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta
tanah air, disiplin, gotong ronyong, rasa tanggung jawab dan
takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
2. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka belum
diatur secara seragam, sehingga belum dapat berfungsi
sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna ;
3. bahwa berkenaan dengan itu perlu ditetapkan Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.
Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun
1978, di Bukittinggi, Sumatera Barat.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 26, tentang
pelantikan, pengukuhan dan perestuan.
Memperhatikan: 1. Keputusan-keputusan Rapat Kwartir Nasional tanggal 17
September 1979.
2. Keputusan-keputusan Rapat Kwartir Nasional Harian tanggal
14 September 1979.
3. Saran-saran dari Staf Kwartir Nasional.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Berlakunya Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan
Pramuka seperti tertera dalam lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka
menyebar lusakan keputusan ini, agar upacara-upacara dalam
lingkungan Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Keempat : Apabila ternyata dikelak kemudian hari ada kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan pembetulan seperlunya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Oktober 1979
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 38
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 178 TAHUN 1979
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DALAM GERAKAN
PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN
Pt. 1. Umum

Gerakan Pramuka sebagai suatu wadah pendidikan non formal di


lingkungan ketiga, wajib mengarahkan dan mengatur semua tindakan
dan langkahnya seuai dengan tujuan pendidikan khususnya tujuan dan
sasaran Gerakan Pramuka, sehingga usaha tersebut merupakan proses
pendidikan yang meningkat dan berkesinambungan.
a. Usaha yang merupakan proses pendidikan yang meningkat dan
berkelanjutan itu salah satu diantaranya adalah kegiatan upacara
untuk melatih disiplin, patuh, tenggang rasa, atnggung jawab,
kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa.
b. Agar kegiatan upacara tersebut berfungsi secara tepat guna dan
berdaya guna, diperlukan penataran/pengaturan sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan di
satuan masing-masing.

Pt. 2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud petunjuk penyelenggaraan ini adalah memberi pedoman dan
pengarahan kepada semua anggota Gerakan Pramuka dalam
penyelenggaraan upacara.
b. Tujuan petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk menertibkan,
memperlancar dan mengembangkan pelaksanaan upacara dalam
Gerakan Pramuka sehingga tercabai keseragaman.

Pt. 3. Ruang Lingkup


Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi :
a. Pendahuluan.
b. Pengertian
c. Tujuan dan sasaran.
d. Pokok-pokok upacara dan jenisnya.
e. Upacara Umum dalam Gerakan Pramuka
f. Upacara di satuan Pramuka Siaga.
g. Upacara di satuan Pramuka Penggalang.
h. Upacara di satuan Pramuka Penegak.
i. Upacara di satuan Pramuka Pandega.
j. Variasi dan pengembangan upacara di satuan Pramuka.
k. Penutup.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 39
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

BAB II
PENGERTIAN

Pt. 4. Pengertian
a. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat,
sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
b. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu
dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
c. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu
upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai
dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.
d. Upacara Pelantikan yaitu :
1) upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon
menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang
jabatan tertentu dalam satuan.
e. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam
rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai
oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat
kecakapan umum yang berlaku.
f. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam
rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain
yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang
dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau
Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara
langsung sesuai dengan bidangnya.
h. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima
penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan
pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
i. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan
mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang
berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
j. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta
upacara.
k. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam
suatu upacara.
l. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah
pimpinan Pemimpin Upacara.
m. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas
tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar bendera, pembaca
Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.

BAB III
TUJUAN DAN SASARAN UPACARA

Pt. 5. Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia


yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 40
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

yang berpancasila seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Gerakan


Pramuka.
Pt. 6. Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap
Pramuka :
a. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ;
b. memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ;
c. selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ;
d. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ;
e. dapat memimpin dan dipimpin ;
f. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ;
g. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa ;

BAB IV
POKOK-POKOK UPACARA DAN JENISNYA

Pt. 7. Pokok-pokok Upacara Gerakan Pramuka


Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsure-unsur
pokok sebagai berikut :
a. Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu
disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
1) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran,
karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada
orang tua/Pembina.
2) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah
bentuk angkare, karena perhatian dan perkembangan jiwanya telah
mulai terbuka.
3) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan
jiwanya sudah terbuka luas.
4) Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka
bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara
atau pengatur upacara sesuai dengan keadaan setempat.
b. Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :
1) pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang
Merah Putih ;
2) pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang
upacara.
c. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi
pekerti :
1) untuk Pramuka Siaga, Dwidarma ;
2) untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega, Dasadarma.
d. Pada waktu pembacaan Dwidarma dan Dasadarma, para Pramuka
tidak melakukan penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan pada
saat pengucapan Dwisatya atau Trisatya.
Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa (dengan
menundukkan kepala) agar selalu mendapat rakhmat dan hidayah
dalam segala kegiatan.
e. Rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan
bersungguh-sungguh.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 41
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Pt. 8. Pokok-pokok Upacara


Senua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsure-unsur
pokok sebagai berikut :
a. Pada upacara di luar Gerakan Pramuka, pelaksanaannya
disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang disusun oleh
penyelenggaranya.
b. Dalam pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada :
1) pengibaran Sang Merah Putih,
2) pembacaan Pancasila
3) pembacaan Kode Kehormatan Pramuka, dan
4) doa

Pt. 9. Jenis Upacara


a. Macam upacara dalam Gerakan Pramuka adalah :
1) Upacara Umum.
2) Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan.
3) Upacara Pelantikan.
4) Upacara Kenaikan.
5) Upacara Pindah Golongan.
6) Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana.
b. Tempat Upacara adalah :
1) di dalam ruangan, dan
2) di luar/lapangan.

BAB V
UPACARA UMUM DALAM GERAKAN PRAMUKA

Pt. 10. Petugas dalam upacara


Untuk melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :
a. Pembina Upacara,
b. Pemimpin Upacara,
c. Pengatur Upacara,
d. Pembawa Acara,
e. Pengibar Bendera,
f. Petugas-petugas lain.

Pt. 11. Pembina Upacara


Pembina Upacara berhak :
a. menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh
Pemimpin Upacara ;
b. merobah dan mengesahkan rencana acara upacara yang diserasikan
dengan situasi dan konsisi ;
c. melaksanakan acara yang ditentukan ;
d. nelimpahkan wewenangnya kepada Pemimpin Upacara.

Pt. 12. Pemimpin Upacara


Pemimpin Upacara berkewajiban :
a. memimpin peserta upacara untuk memberikan penghormatan kepada
Pembina Upacara ;
b. mengatur ketertiban peserta upacara ;
c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 42
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Pt. 13. Pengatur Upacara


Pengatur Upacara berkewajiban :
a. menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan
jalannya upacara ;
b. mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan
pengesahan dari Pembina Upacara dan memberikan penjeleasan
seperlunya ;
c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.

Pt. 14. Pembawa Acara


Pembawa acara berkewajiban :
a. membaca acara upacara
b. dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan
persetujuan dari Pengatur Upacara ;
c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara.

Pt. 15. Pengibar Bendera


Pengibar Bendera berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera
Sang Merah Putih, sesuai dengan ketentuan.

Pt. 16. Petugas lain


Petugas lain berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak
dikerjakan oleh petugas-petugas di atas.

Pt. 17. Upacara pengibaran Sang Merah Putih


a. Urutan acara ditentutakan menurut keperluan dan disesuaikan
dengan maksud dan tujuan upacara.
b. Pedoman upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih :
1) Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
2) Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
3) Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh
Pemimpin Upacara.
4) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa
upacara siap dimulai.
5) Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang
bendera dan mengikatkan bendera dengan tali dan setelah bendera
direntangkan, salah seorang petugas mengatakan: “Bendera siap”.
6) Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih
….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat,
sampai bendera tiba di puncak tiang. Pengibaran bendera itu dapat
diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau
kelompok vocal.
7) Setelah bendera sampai di puncak tiang, Pemimpin Upacara
menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”.
8) Petugas Bendera mengikatkan tali ke tiang bendera, kemudian
mundur tiga langkah, memberi hormat kepada bendera Sang Merah
Putih dan kembali ke tempat semula.
9) Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
10) Pembacaan teks Pancasila.
11) Amanat Pembina Upacara.
12) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa
upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 43
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

13) Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina


Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
14) Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
15) Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.

Pt. 18. Petugas dalam upacara


a. Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
b. Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
c. Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh
Pemimpin Upacara.
d. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa
upacara penurunan/penyimpanan Sang Merah Putih siap dimulai.
e. Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang
bendera dan memberi hormat kepada Sang Merah Putih.
f. Kemudian petugas melepas tali, dan setelah selesai mengatakan:
“Bendera siap”.
g. Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih
….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat,
sampai bendera tiba di batas bawah.
h. Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”,
kemudian petugas melepas bendera dari tali lalu melipatnya dan
selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik kanan).
i. Berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
j. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa
upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.
k. Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara
di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
l. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
m. Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.

Pt. 19. Bendera Setengah Tiang


a. Dalam keadaan berkabung, Sang Merah Putih dikibarkan setengah
tiang, dengan jalan menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu,
kemudian diturunkan sampai setengah tiang.
b. Penurunan bendera yang berkibar setengah tiang dilakukan dengan
menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan.

Pt. 20. Laporan


Pelaksanaan laporan diatur sebagai berikut :
a. Peserta upacara dalam keadaan sikap sempurna.
b. Pemimpin Upacara maju menghadap Pembina Upacara, menghormat
lalu menyampaikan laporan tentang keadaan peserta upacara.
c. Selesai laporan Pemimpin Upacara tanpa menghormat, kembali ke
tempat semula.
d. Laporan penutup dilaksanakan oleh Pemimpin Upacara dengan maju
menghadap Pembina Upacara, langsung lapor tanpa menghormat
lebih dahulu. Selesai laporan, memberi hormat kemudian kembali ke
tempat.

Pt. 21. Mengheningkan cipta dan berdoa


a. Mengehningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara
dengan menundukkan kepala dalam keadaan siap.
b. Tutup kepala tetap dipakai.
c. Sikap pada waktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan
kepercayaan masing-masing.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 44
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

d. Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korp


musik/sangkakala/genderang.

Pt. 22. Acara Pelengkap


Jika dalam upacara penurunan/penyimpanan bendera diadakan aubade
(lagu-lagu sanjungan) dan atraksi, lagu-lagu tersebut dinyanyikan
sesudah Pembina Upacara berada di mimbar lain.

BAB VI
UPACARA DI PERINDUKAN PRAMUKA SIAGA

Pt. 23. Macam upacara di Perindukan Siaga


Macam upacara di Perindukan Siaga meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Pelantikan
d. Upacara Kenaikan
e. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
f. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang.

Pt. 24. Upacara Pembukaan Latihan Perindukan Siaga


Upacara Pembukaan Latihan Perindukan Siaga adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota.
b. Memilih barung terbaik untuk memimpin upacara
c. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
d. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk
membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera.
e. 1) Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin
Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap
bendera dan pintu upacara.
2) Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara.
f. Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan.
g. Pada waktu bendera sampai dipintu upacara, semua anggota
perindukan memberi hormat hingga selesai.
h. Pembina Upacara (Pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan
oleh semua anggota.
i. Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota
perindukan.
j. Pemimpin Upacara kembali ke barungnya.
k. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang
perlu diketahui oleh anggota perindukan.
l. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti
oleh anggota perindukan.

Pt. 25. Upacara Penutupan Latihan Perindukan Siaga


Upacara Penutupan Latihan Perindukan Siaga adalah sebagai berikut :
a. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk
membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera.
c. 1) Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin
Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap
bendera dan pintu upacara.
2) Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara.
3) Pemimpin Upacara mengambil tempat di dekat bendera
menghadap Pembina Siaga.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 45
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

d. 1) Pemimpin Upacara memberi hormat kepada Sang Merah Putih,


kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik kanan).
2) Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota
perindukan memberi hormat sampai ke pintu upacara.
3) Pemimpin Upacara menggulung dan meletakkan bendera di tempat
yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya.
k. Pengumuman dan pesan Pembina Upacara (Pembina Siaga).
l. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti
oleh anggota perindukan.
g. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para
Pembina dengan bersalaman.

Pt. 26. Upacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga Mula


Upacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga Mula adalah sebagai
berikut :
a. Calon Anggota Siaga yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin
Barungnya.
b. Para Siaga yang sudah dilantik maju satu langkah.
c. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum Siaga Mula antara
Pembina Siaga dan calon Siaga.
d. Ucapan janji Dwisatya dituntun Pembina dengan memegang Sang
Merah Putih di tiang bendera bersama perindukan yang telah dilantik
memberi hormat.
e. Penyematan tanda-tanda diiringi nasehat pembina.
f. Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik dilanjutkan
pemberian selamat, kemudian kembali ke tempat masing-masing.
g. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.
h. Pemimpin barung menjemput anggotanya yang telah dilantik.
i. Barisan dibubarkan.
j. Pelantikan sebaiknya diadakan pada hari latihan biasa dan
dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan.

Pt. 27. Upacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau
dari Siaga Bantu ke Siaga Tata
Upacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau dari
Siaga Bantu ke Siaga Tata adalah sebagai berikut :
a. Siaga yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan
Pembina Siaga.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah dipenuhi.
c. Pada ucapan janji Dwisatya dengan cara seperti pada pelantikan
anggota yang telah dilantik menghormat.
d. Pelepasan tanda kecakapan umum yang lama dan penyematan
tanda kecakapan umum yang baru, diiringi nasehat pembina.
e. Penghormatan kepada Siaga yang baru naik tingkat dilanjutkan
pemberian selamat, dipimpin oleh Pemimpin Barung Utama (Sulung),
kemudian kembali ke tempat masing-masing.
f. Siaga yang naik tingkat kembali ke barungnya.
g. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.
h. Barisan dibubarkan diteruskan dengan kegiatan acara latihan.

Pt. 28. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka


Siaga
Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Siaga yang telah
memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan
Latihan adalah sebagai berikut :

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 46
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

a. Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil


tempat berhadapan dengan Pembina Siaga.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina
dengan Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina diiringi nasehat
secukupnya dan pemberian surat keterangan.
d. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.
e. Anggota perindukan memberikan ucapan selamat, kemudian kembali
ke barung masing-masing diteruskan dengan acara latihan.

Pt. 29. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang


Pramuka Siaga yang sudah berumur 11 tahun harus dipindahkan ke
golongan Pramuka Penggalang dengan tata cara sebagai berikut :
a. Di Perindukan Siaga, dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan.
1) Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat
berhadapan dengan Pembina.
2) Penjelasan Pembina bahwa Pramuka Siaga pindah ke golongan
Pramuka Penggalang bukan karena kecakapannya tetapi karena
usianya.
3) Pesan Pembina kepada anggota perindukan yang akan pindah.
4) Pramuka Siaga yang akan pindah minta diri kepada teman
seperindukan.
5) Pembina mengantar Siaga yang akan pindah ke Pasukan
Penggalang yang sudah disiapkan sebelumnya.
b. Di Pasukan Penggalang dalam rangkaian Upacara Pembukaan
Latihan.
1) Penyerahan Siaga dari Pembina Siaga kepada Pembina
Penggalang.
2) Penerimaan anggota baru oleh Pembina Penggalang, sesuai
dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan tersebut.
3) Pembina Siaga kembali ke perindukannya unutk meneruskan acara
latihan.
4) Anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan,
kemudian diserahkan kepada regu yang sudah siap menerimanya.
5) Ucapan selamat datang dari semua anggota pasukan dilanjutkan
dengan acara latihan.

BAB VII
UPACARA DI SATUAN PRAMUKA PENGGALANG

Pt. 30. Macam upacara di Pasukan Penggalang


Macam upacara di Pasukan Penggalang meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Pelantikan
d. Upacara Kenaikan Tingkat
e. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
f. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang.

Pt. 31. Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang


Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota oleh Pratama.
b. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 47
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

c. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare di


hadapan tiang bendera.
d. Pratama mencek petugas-petugas upacara, sesudah beres lalu
menjemput Pembina Penggalang.
e. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengambil tempat di
hadapan pasukan, para Pembantu Pembina berada di belakang
Pembina Upacara (Pembina Penggalang) dalam bentuk bersaf.
f. Sesudah memimpin penghormatan, Pratama menyerahkan pasukan
kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian kembali
ke regunya.
g. Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas.
h. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) membaca Pancasila
ditirukan oleh anggota pasukan.
i. Pembacaan Dasaidarma.
j. Kata pengantar Pembina Upacara (Pembina Penggalang) tentang
tema latihan dan sebagainya.
k. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) memimpin doa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.
l. Pasukan diserahkan kepada Pratama untuk melanjutkan acara.
m. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina
Upacara (Pembina Penggalang).
n. 1) Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengucapkan
terimakasih kepada para pembantunya terus siap melaksanakan
latihan.
2) Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan
latihan.

Pt. 32. Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang


Jalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah
sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota.
b. Pratama memanggil anggota pasukan untuk membentuk formasi
angkare menghadap bendera.
c. Pembina Penggalang dijemput Pratama kemudian mengambil tempat
di hadapan pasukan diikuti oleh para Pembantu Pembina.
d. Sesudah mempimpin penghormatan Pratama menyerahkan pasukan
kepada Pembina Upacara, kemudian kembali ke regunya.
e. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan,
Pembina Upacara memimpin penghormatannya.
f. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan
datang, dilanjutkan dengan penyerahan pasukan kepada Pratama.
g. Pembina Upacara memimpin berdoa.
h. 1) Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada
Pembina Upacara kemudian membubarkan barisan.
2) Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para
pembantunya terus bubar.

Pt. 33. Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang


Ramu
Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang Ramu
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Setelah acara berdoa Calon Penggalang yang akan dilantik diantar
oleh Pemimpin Regunya ke hadapan Pembina Penggalang kemudian
pengantar kembali ke regunya.
b. Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 48
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

c. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum Penggalang Ramu


antara Pembina Penggalang dan calon yang akan dilantik.
d. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti anggota pasukan dipimpin
oleh Pembina Penggalang.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan dari
Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih masuk ke tempat
upacara anggota pasukan menghormat dipimpin oleh Pratama.
f. 1) Calon secara sukarela mengucapkan janji Trisatya dengan tangan
kanannya memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di dada
kiri tepat dengan jantungnya.
2) Pada waktu ucapan janji anggota pasukan menghormat dipimpin
oleh Pratama.
g. Penyematan tanda-tanda disertai nasehat dari Pembina Penggalang.
h. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada
Penggalang yang baru dilantik, diteruskan pemberian ucapan selamat
dari anggota pasukan.
i. Pemimpin regu menjemput anggotanya yang baru dilantik.
j. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan
acara latihan.
k. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina
Penggalang, kemudian membubarkan barisan.

Pt. 34. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang


Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit
atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Dilakukan serangkai dengan Upacara Pembukaan Latihan.
b. Penggalang yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan
dengan Pembina Penggalang.
c. Penggalang Rakit dan atau Penggalang Terap maju selangkah.
d. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah
diselesaikan, antara Pembina dan Penggalang yang akan naik tingkat.
e. Petugas bendera membawa Sang Merah Putih ke sebelah kanan
depan dari Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih memasuki
tempat upacara anggota pasukan menghormat dipimpin Pratama atau
petugas.
f. 1) Penggalang yang akan naik tingkat mengulang ucapan janji
Trisatya dituntun Pembina Penggalang dengan tangan kanannya
memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di dada kiri tepat
dengan jantungnya.
2) Pada waktu Trisatya diucapkan, anggota pasukan memberi hormat
dipimpin oleh Pratama atau petugas.
g. Pelepasan tanda kecakapan umum lama dan penyematan tanda
kecakapan umum baru, diiringi nasehat pembina.
h. Penghormatan pasukan kepada Penggalang yang baru naik tingkat
dipimpin Pratama atau petugas, dilanjutkan pemberian selamat dari
anggota pasukan, kemudian kembali ke tempat masing-masing
termasuk Penggalang yang naik tingkat.
i. Pembina Penggalang memimpin berdoa sesuai denganagama dan
kepercayaan masing-masing.
j. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan pasukan
kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 49
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

k. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan pasukan


kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian
membubarkan barisan.
l. Pembina Penggalang mengucapklan terimakasih kepada para
pembantunya diteruskan dengan acara latihan.

Pt. 35. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka


Penggalang
Kepada Penggalang yang telah memenuhi syarat kecakapan khusus
dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan dengan cara sebagai
berikut :
a. Penggalang yang akan menerima tanda kecakapan khusus
mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina
Penggalang).
b. Para Penggalang yang telah memiliki anda kecakapan khusus maju
satu langkah.
c Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina
Penggalang dengan Penggalang yang akan menerima tanda itu.
d Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina Upacara
(Pembina Penggalang) disertai nasehat seperlunya dan pemberian
surat keterangan.
e Pratama atau petugas memimpin penghormatan kepada Penggalang
yang menerima tanda kecakapan khusus, dilanjutkan dengan
pemberian selamat oleh anggota pasukan, kemudian semua kembali
ketempat.
f. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan Pasukan
kepada Pratama untuk meneruskan acara.
g. 1) Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada
Pembina Upacara.
2) Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para
pembantunya dilanjutkan dengan acara latihan.
3) Pratama membubarkan barisan.

Pt. 36. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang


Bagi Pramuka Penggalang yang telah berumur 16 tahun dan harus
dipindahkan ke golongan Pramuka Penegak dengan tata cara sebagai
berikut :
a. Di laksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan
Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Ambalan
Penegak.
b. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat
berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
c. Nasehat dan penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan
karena usia dan perkembangan jiwanya
d. Penggalang yang akan pindah golongan minta diri kepada anggota
pasukannya.
e. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar Penggalang
yang bersangkutan ke Ambalan Penegak.
f. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina
Penegak.
g. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara
latihannya.
h. Acara penerimaan anggota di ambalan disesuaikan dengan adat
yang berlaku di ambalan itu.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 50
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

i. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya.


j. Pembina Penegak menyerahkan kembali ambalan kepada Pradana
untuk meneruskan acara latihannya.
BAB VIII
UPACARA DI SATUAN PRAMUKA PENEGAK

Pt. 37. Macam upacara di Ambalan Penegak


Macam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Penerimaan Tamu
d. Upacara Penerimaan Calon
e. Upacara Pelantikan
f. Upacara Kenaikan Tingkat
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
i. Upacara Pelepasan.

Pt. 38. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak


Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai
berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
c. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan
bersaf.
d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil
Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di
sebelah kanan barisan.
g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan
para pemimpin Sangga.
h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat
ambalan yang berlaku.
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana
memimpin penghormatannya.
j. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti
oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 39. Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang


Jalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah
sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan
bersaf.
c. 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
d. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke
sebelah kanan barisan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 51
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

e. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat


ambalan yang berlaku.
f. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang,
dan lain-lain.
i. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing.
j. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
k. Pradana membubarkan barisan.

Pt. 40. Upacara Penerimaan Tamu


Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam
rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota
Ambalan.
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk
mengikuti kegiatan ambalan.
d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 41. Upacara Penerimaan Calon Penegak


Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah
Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan
pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada
ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima
sebagai calon Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di
ambalan.
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara
latihan.

Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara


Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak
boleh dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai
berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan
dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan
pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina,
anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan
calon.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 52
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan


masing-masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang
ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul
dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak
sendiri.
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak
Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.

Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi


Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak
Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya
ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan
watak dan kecakapan yang bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah
diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik
tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan
Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat
upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau
petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak
yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang
bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun
Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan
kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-
masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk
meneruskan acara.

Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka


Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang
telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara
Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil
kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat
keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 53
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan


acara.

Pt. 45. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana


Pandega
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega
dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam
bentuk barisan bersaf.
b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina
Penegak.
c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena
kecakapannya, melainkan karena usianya
d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada
Pembina Racana Pandega.
f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana
yang berlaku.

Pt. 46. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat


Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan
dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat
keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan
ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.

BAB IX
UPACARA DI SATUAN PRAMUKA PANDEGA

Pt. 47. Upacara di satuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai dengan


aspirasi Pandega atas dasar ketentuan-ketentuan upacara yang berlaku
untuk Ambalan Penegak.

BAB X
KEANEKARAGAMAN

Pt. 48. Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat serta
bertujuan pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para
pembina hendaknya dapat membuat berbagai keanekaragaman dan
mengembangkan tata upacara menurut keadaan setempat.

Pt. 49. Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan


mengurangi isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam petunjuk
penyelenggaraan ini serta terjamin kekhidmatannya.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 54
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Pt. 50. Upacara lain yang tidak diatur dalam petunjuk ini diserahkan kepada
kebijaksanaan para Pembina.

BAB X
PENUTUP
Pt. 51. Upacara-upacara yeng belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan
ini akan ditentukan kemudian..

Jakarta, 27 Oktober 1979.


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 55
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI GUGUSDEPAN

I. PENDAHULUAN

1. Gugusdepan disingkat GUDEP adalah kesatuan organic dalam

gerakan pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun

anggota gerakan pramuka sebagai peserta didik, Pembina

pramuka, dan majelis pembimbing gugudepan.

2. anggota petera dan puteri dihimpun dalam gudep yang terpisah,

masing-masinbg merupakan gudep yang berdiri sendiri.

3. gugus depan merupakan ujung tombak gerakan pramuka, karena

kepramukaan sebagai proses pendidikan progresif diselenggarakan

dalam satuan-satuan pramuka yang terhimpun dalam gugusdepan.

4. tujuan dibentuknya gugusdepan, sebagai wadah terhimpunnya

perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak dan

racana pandega, adalah untuk :

a. memudahkan pengelolaan dan penyelenggaraan

kepramukaan dalam mencapai tujuan gerakan pramuka.

b. Memudahkan dan menjamin dilaksanakan proses pendidikan

progresif yang utuh / komplit secara efisien dan efektif.

c. Memudahkan dan menjamin dilaksanakannya kepramukaan

sebagai proses pendidikan sehat, terencana dan praktis.

d. Memudahkan terjadinya interaksi antara Pembina pramuka

dan pembantu pembina pramuka, penggalang, penegak, dan

pandega guna menjamin kesinambungan proses pendidikan

progrsif yang uth atau komplit.

II. MATERI POKOK

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 56
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

1. Gugusdepan lengkap terdiri atas :

a. satu perindukan siaga, berusia 7 – 10 tahun

b. satu pasukan pramuka penggalang, berusia 11 – 15 tahun

c. satu ambalan pramuka penegak, berusia 16 – 20 tahun

d. satu racana pramuka pandega, berusia 21 – 25 tahun

2. ketentuan tiap satuan dalam gudep.

a. perindukan pramuka siaga

1) Perindukan siaga terdiri paling banyak 40 orang

pramuka siaga

2) Perindukan dibagi dalam satuan – satuan kecil

yang dinamakan “barung” yang masing – masing

terdiri atas 5-10 orang pramuka siaga.

3) pembentukan barung dilakukan oleh para

pra,muka siaga dengan bantuan pembina dan

pembantu pembina pramuka siaga.

4) tiap barung memakai nama warna yang dipilih

sendiri, minsalnya; barung merah, barung biru,

dsb.

5) barung tidak memakai bendera barung

b. Pasukan pramuka pasukan penggalang

1) Pasukan Penggalang terdiri paling banyak 40

orang pramuka penggalang

2) Pasukan dibagi dalam satuan – satuan kecil yang

dinamakan “Regu” yang masing – masing terdiri

atas 5-10 orang pramuka Penggalang.

3) pembentukan Regu dilakukan oleh para pramuka

Penggalang dan bila diperlukan dapat dibantu

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 57
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

oleh para pembina dan pembantu pembina

pramuka penggalang.

4) tiap Regu memakai nama yang dipilih sendiri,

yaitu untuk putera digunakan nama

hewan/binatang dan regu puteri nama tumbuh-

tumbuhan/bunga.

5) Tiap regu ditandai dengan bendera regu

bergambar sesuai dengan nama – nama regu.

c. Ambalan penegak

1) Ambalan terdiri paling banyak 40 orang pramuka

penegak

2) Ambalan mempuyai satuan – satuan kecil yang

dinamakan “sangga” yang masing – masing terdiri

atas 5-10 orang pramuka Penegak.

3) pembentukan sangga dilakukan oleh para

pramuka penegak

4) sangga memakai nama dan lambang sesuai

dengan aspirasinya , dengan kententuan tidak

menggunakan nama lambnag yang sudah

digunkan oleh badan organisasi lain.

5) Untuk mengerjakan suatu pekerjaan / tugas

ambalan penegak dapat membentuk sangga kerja

yang anggotanya terdiri atas anggota sangga

ynag telah ada. Sangga kerja bersifat sementara

sesuai kerja yang harus dikerjakan Tiap regu

ditandai dengan bendera regu bergambar sesuai

dengan nama – nama regu.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 58
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

d. Racana Pandega

1) Pasukan Penggalang terdiri paling banyak

40 orang pramuka penggalang

2) Pasukan dibagi dalam satuan – satuan kecil yang

dinamakan “Regu” yang masing – masing terdiri

atas 5-10 orang pramuka Penggalang.

3) pembentukan Regu dilakukan oleh para pramuka

Penggalang dengan bantuan pembina dan

pembantu pembina pramuka penggalang.

4) tiap Regu memakai nama yang dipilih sendiri,

yaitu untuk putera digunakan nama

hewan/binatang dan regu puteri nama tumbuh-

tumbuhan/bunga.

5) Tiap regu ditandai dengan bendera regu

bergambar sesuai dengan nama – nama regu.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 59
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

TATA ADAT AMBALAN/RACANA

A. PENDAHULUAN

1. Tata adat Ambalan/Racana dari suatu Ambalan/Racana yang


membedakan antara Ambalan/Racana yang satu dengan yang lainya
2. Tata adat Ambalan/Racana adalah seperangkat sistem nilai yang
diperlakukan sebagai dasar dalam pergaulan sehari-hari, pelaksanaan
persaudaraan dan semangat bakti dalam menyalenggarakan suatu
kegiatan.
3. Tata adat Ambalan/Racana merupakan suatu kekhasan yang terjadi
secara berulang-ulang yang selanjutnya ditetapkan sebagai pranata
kehidupan Ambalan/Racana.
4. Proses pembuatan adat Ambalan/Racana dilakukan dalam
musyawarah Ambalan/Racana.
5. Adat Ambalan/Racana sebaiknya tidak usah tertulis, tetapi benar-
benar dihayati dan dipatuhi oleh setiap anggota Ambalan/Racana. Jika
seseorang telah melanggar adat yang berlaku di Ambalan/Racananya,
bersedia menerima sanksi.
6. Didalam Adat Ambalan/Racana harus terdapat ketentuan:
- Wajib mengikuti renungan sebelum dilantik.
- Bervariasi dalam melaksanakan pelantikan, sehingga menimbulkan
kesan yang manis yang sukar untuk dilupakan bagi yang dilantik.
- Pada upacara kenaikan tingkat, ada pemberian pusaka sesuai
dengan keadaan setempat, antara lain : Bambu kuning beserta
bendera merah putih untuk dipasang dirumahnya.
- Pedoman tingkat yang unik dan positif
7. Pada hakekatnya sandi dan adat Ambalan/Racana merupakan
gambaran dan watak dan pedoman tingkah laku yang harus dibuat
dan digunakan disetiap Ambalan/Racana sehingga tampak ciri khas
kehidupan di Ambalan/Racananya.

B. TUJUAN TATA ADAT

1. Tata adat Ambalan/Racana disusun untuk memberi kejelasan dalam


membina dan mengembangkan nilai-nilai pergaulan dan persaudaraan
anggota Ambalan/Racana.
2. Tata adat Ambalan/Racana disusun supaya terbentuk kesepakatan
dalam pembinaan antara anggota Ambalan/Racana.

C. KOMPONEN TATA ADAT

1. Nama Ambalan/Racana
a. Nama Ambalan/Racana, merupakan manivestasi dari
pengembangan identitas dan karakteristik dari Ambalan/Racana
yang bersangkutan.
b. Pada umumnya Ambalan/Racana diambil dari nama Pahlawan.
c. Nama Ambalan/Racana yang dipilih merupakan upaya untuk
memanivestasikan semangat kepahlawanan dari tokoh yang
bersangkutan sebagai sumber utama dan ciri khas semangat
pergaulan dan persaudaraan bakti para warga Ambalan/Racana.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 60
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2. Amsal Ambalan/Racana
a. Amsal Ambalan/Racana adalah semboyan yang disusun
berdasarkan kehendak cita-cita dan semangat warga
Ambalan/Racana.
b. Amsal Ambalan/Racana bertujuan untuk memberikan sebentuk
ikatan batin, kesatuan pandangan, semangat persaudaraan bagi
para warga Ambalan/Racana dalam bina diri untuk berkarya,
berprestasi dan berbakti.
c. Pada umumnya Amsal Ambalan/Racana dirumuskan dalam bentuk
seperti untaian kata mutiara.

3. Sandi Ambalan/Racana
a) Sandi Ambalan/Racana merupakan kode etik atau pedoman
pelaksanaan tingkah laku dan gambaran watak yang diinginkan
sebagai perwujudan kode kehormatan dan janji pramuka.
b) Sandi Ambalan/Racana berisi kode moral, kode kehormatan
Gerakan Pramuka dan gambaran cita-cita luhur serta kata hati. Di
dalam sandi Ambalan/Racana hendaknya terkiaskan semangat dan
nilai-nilai perjuangan pahlawan yang dijadikan nama
Ambalan/Racana.
c) Sandi Ambalan/Racana dibacakan saat penyelenggaraan kegiatan
Ambalan/Racana seperti pada acara pembukaan latihan.
d) Berdasarkan Konsensus nasional pada waktu Perkemahan
Wirakarya Nasional dan Muspanitera I di Gisting, Lampung tahun
1971, di Indonesia dikenal dua sikap yang harus dilakukan saat
mendengar pembacaan sandi Ambalan yaitu;
- Sikap untuk putra : Menundukkan kepala seraya tangan dilipat
mendekap didada atau diatas jantung.
- Sikap untuk putri : Menundukkan kepala seraya tangan dilipat
berdekap diatas perut.
Sesuai dengan sifat adat yang berbeda maka pada dasarnya setiap
Ambalan/Racana dapat menentukan sikapnya sendiri.
e) Contoh Sandi Ambalan
SANDI AMBALAN
BHINEKA TUNGGAL IKA

Kehormatan itu suci


Janganlah kurangi amalmu dalam kesukaran
Tenanglah selalu dalam sebenarnya
Janganlah sekali-kali yang setengah benar
Atau yang berarti dua

Sabda pandita Ratu


Manusia itu manusia
Kaya atau melarat adalah keadaan lahir
Kita mengukur orang dengan ukuran batin
Siapa saja meskipun bagai mana
Adalah kawan kita

Karenanya
Janganlah berbuat sesuatu yang dapat melukai hati
Atau menghinakan orang lain

Lebih baik mati dengan hormat daripada hidup dengan nista

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 61
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Dalam keadaan apapun juga


Pancarkanlah jiwamu dengan riang gembira

Dan janganlah tampak pada lahirmu


Akan isi hatimu

Pemuda yang setia adalah orang yang sopan dan perwira


Yang membela orang-orang miskin dan mereka yang kurang
daripadanya
Serta menolong siapa saja
Yang telah menolong dirinya

Hargailah dan pergunakanlah sebaik-baiknya


Segala sesuatu yang kita terima dari TUHAN
Itulah kehendak dari Ambalan kita
( diambil dari Sandi Ambalan Dewan Kerja Nasional )

4. Perlambangan Ambalan/Racana
a. Sampai sekaran dikenal 2 Ambalan/Racana, yaitu:
- Badge Ambalan/Racana : Dikenakan pada lengan kiri seragam
Pramuka, dibawah tanda sangga. Badge Ambalan/Racana
hendaknya menyiratkan atau ada kaitanya dengan figure
pahlawan yang dijadikan nama Ambalan/Racana.
- Panji Ambalan/Racana atau Kibaran Cita, berupa bendera-
bendera atau panji-panji dalam bentuk tertentu yang digunakan
pada saat-saat khusus.
b. Penggunaan perlambangan Ambalan/Racana diatur dengan kriteria
tertentu, baik cara memakai, cara memiliki dan cara merawat.

5. Pusaka Adat Ambalan/Racana


a. Pusaka Adat Ambalan/Racana digunakan sebagai alat pemersatu
warga dan pengadaanya hendaknya dihindari dari sikap
penkeramatan. Pusaka adat Ambalan/Racana ini merupakan
perlambangan semangat persaudaraan bakti.
b. Pada pokonya dikenal 3 jenis pusaka adat Ambalan/Racana yaitu:
- Pusaka adat Ambalan/Racana yang bersifat monumental
- Pusaka adat Ambalan/Racana yang digunakan untuk kegiatan
dalam renungan.
- Pusaka adat Ambalan/Racana yang digunakan diluar ruangan.
c. Penentuan Pusaka adat Ambalan/Racana hendaknya disesuaikan
dengan nama Ambalan/Racana.
d. Apabila dalam waktu kegiatan ditandai dengan penggunaan
pusaka adat Ambalan/Racana, maka penggunanya dilakukan oleh
pemangku adat.
e. Pemilihan pusaka Ambalan/Racana dan penggunaanya selalu
berkonsultasi dengan Pembina

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 62
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

TEKNIK PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

A. PENDAHULUAN

Untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan peserta didik seperti


yang dimaksud dalm tujuan Gerakan Pramuka diperlukan rencana yang
terarah dan terprogram.

Sesuai dengan Pola Umum Gerakan Pramuka maka proses pembinaan dan
pengembangan tersebut dilaksanaakan dalam jangka waktu relatif panjang.
Program jangka panjang dibuat untuk jangka panjang waktu minimal 10
tahun. Program jangka sedang dibuat untuk satu kali masa bakti Dewan
Ambalan/Racana yang dinamakan Rencana Kerja.

Karena itu Dewan Ambalan/Racana harus menyusun Program kerja yang


merupakan garis besar sasaran/target yang ingin dicapai untk masa satu
tahun.Program kerja tersebut berisikan kegiatan yng dilaksanakan dalam
tahun tersebut.

Dari program kerja yang telah ditetapkan dijabarkan kedalam rencana kerja
kegitan yang ingin dicapai pada tiap kegiatan, melalui berbagai acara dalam
kegiatan itu. Dalam rencana kegiatan perlu ditetapkan rencana acara yang
merupakan susunan dan urutan pekerjan yang harus dikerjakan dalam suatu
kegiatan.

B. TUJUAN

1. Agar dapat terjamin bahwa kegiatan pendidikan yang dilakukan


mengarah kepada tercapainya sasaran tujuan kgiatan secara efektif
dan efsien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan Gerakan
Pramuka
2. Agar kegiatan dapat dilakukan secara teratur tertib,berdaya guna dan
tepat guna, terkendali dan terlaksana dengan baik sesuai dengan
pedoman dan rencana yang telah ditetapkan
3. Memudahkan menciptakan kerja sama dan hubungan baik antar
semua petugas yang bersangkutan.
4. Memudahkan pengawasan dan penilaian kegiatan ,karena ada tolak
ukurnya.
5. Memudahkan penyusuanan laporan pertanggungjawaban.

C. PROGRAM KERJA

1. Pengertian Dan Ruang Lingkup


Program kerja adalah serangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah
yang akan dilksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Program kerja merupakan bagian kegiatan yng memuat gambaran
mengenai hal yang akan dilaksanakan lengkap dengan petunjuk mngenai
cara pelaksanaannya.

Ruang lingkup program kerja Dewan Ambalan/Racana dibagi dalam dua


bentuk yaitu
 Program kerja bersifat Intern

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 63
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Merupakan program pembinaan dan pengembangan dirii sendiri yang


menyangkut tata organisasi dan administrasi, peningkatan kemampun
anggota, pembinaan komunikasi dan kerja sama antar anggota.
 Program kerja bersifat Extern
Merupakan realisasi dan pengembangan potensi yang ada di
Ambalan/Racana guna peningkatan mutu dan kerja sama dengan
Ambalan/Racanngkungan sekitarnya.

2. Dasar Perencanaan Program kerja


Program Kerja disusun berdasarkan :
 AD/ ART Gerakan Pramuka
Telah diatur tujuan pendidikan gerakan pramuka secara umum
mengenai pembinaan dan pengembangan pramuka T/D yang
merupakan dasar tertinggi dalam penetapan program kerja.
 Petunjuk Penyelenggara
Untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan pramuka T/D
oleh wartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan petunjuk Pola
dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
 Hasil Musyawarah Ambalan/Racana
Dengan memperhatikan kondisi anggota Ambalan/Racana khususnya
mengenai hal-hal yang dapat menghambat dan atau dapat pula
sebagai pendorong upaya pembinaan kearah yang lebih baik.

Aspek lain yang berpengaruh


Gerakan Pramuka selalu menyesuaikan pola pembinaan dan
pengembangan peserta didik khususnya Pramuka Penegak dan Pandega
dengan perkembangan yang ada. Pola yang dinamis ini memungkinkan
penyusunan Program Kerja yang fleksibel dan sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga lebih variatif dan kreatif.

Disamping itu juga memperhatikan aspirasi dari Anggota yang memang


memiliki sifat dinamis, emotional dan respek terhadap kegiatan yang
bersifat menantang.

3. Penyusunan Program Kerja


Progaram Kerja memuat pokok-pokok kegiatan yang akan dilksanakan
pada tahun berikutnya dibidang organisasi, administrasi, keuangan,
kegiatan, dll. Penyusunan Program Kerja dengan menganalisa
pelaksanaan Program Kerja dalam tahun yang sedang berjalan untuk
mengetahui dan menilai program yang masih harus dilanjutkan pada
masa yang akan datang.

Disamping itu perlu juga diperhatikan situasi dan kondisi lingkungan


sekitar agar memungkinkan melakukan pilihan dan penentuan sasaran
yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan pembinaan dan
pengembangan Anggota Ambalan/Racana. Juga kemampuan sumber
daya manusia, sarana da prasarana yang memungkinkan untuk
digunakan pada tahun program berikutnya

Dalam penyusunan progja harus memperhatikan :


- Pemikiran yang sistematik dan rasional mengenai
perkiraan segala sesuatu yang akan dikerjakan pada masa yang akan
datang.
- Dibuat berdasarkan fakta atau data yang objektif

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 64
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- Memperhatikan dan memperhitungkan faktor


ruang dan waktu serta urutan penyelenggaraannya secara tegas dan
teratur.
- Memperhitungkan tujuan dan sasaran, ruang dan
waktu pelaksanaan, pelaksanaan dukungan anggran dan lain-lain.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan :


Skala prioritas
Kebutuhan Anggota
Harapan masyarakat
Harapan pemerintah
Potensi dewan Ambalan/Racana sebagai pengelola
Potensi Anggota
Program kerja yang telah dilaksanakan
Potensi dana
Potensi sarana dan prasrana.

4. Sistematika
Program kerja yang dibuat sebaliknya disusun menggunakan sistematika
baik dan teratur .

Berikut contoh sistematika Program Kerja :


a. Pendahuluan
b. Kondisi Anggota (SWOT)
c. Hambatan (Ekstern dan Intern)
d. Faktor pendukung
e. Sasaran yang ingin dicapai
f. Pokok Program Kerja
1. Kegiatan Rutin
2. Kegiatan Pokok
3. Kegiatan Partisipasi

Masing-masing kegiatan dijabarkan dengan memuat :


1. Nama
2. Maksud
3. Tujuan
4. Waktu dan Tempat
5. Pelaksana
6. Penutup

5. Pengesahan Program Kerja


Konsep program kerja Dewan Ambalan/Racana yang telah dirumuskan
dengan sistematika yang baik dan jelas dan telah disahkan dalam
musyawarah Ambalan/Racana, selanjutnya diajukan kepada pihak
Gugusdepan. Pada dasarnya Program Kerja yang telah disahkan tidak
boleh diubah dan keberadaannya mengikat semua pihak yang terlibat
didalamnya.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 65
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

NASKAH USULAN KEGIATAN / PROPOSAL KEGIATAN

I. PENDAHULUAN

1. Naskah Usulan Kegiatan ( NUK ) sering juga disebut Proyek Proposal/


Proposal Kegiatan merupakan usulan perencanaan dan pelaksanaan
suatu bentuk kegiatan dalam bentuk tertulis dengan menggunakan
sistematika tertentu. Oleh karena itu, NUK harus mampu menjelaskan
tentang seluruh aspek yang menyangkut keberadaan kegiatan yang
dimaksud.
2. NUK seyogyanya disusun secara baik, lengkap, jelas dan sistematis.
NUK yang disusun dengan kriteria-kriteria tersebut diatas akan
dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan serta dapat dijadikan tolok
ukur atau evaluasi keberhasilan suatu kegiatan.
3. NUK pada umumnya disusun oleh sebuah organisasi/ sekelompok
individu/ individu tertentu untuk diusulkan kepada lembaga lain/
atasan/ pihak-pihak yang berkait sehubungan dengan program
kegiatan yang akan dilaksanakan. Usulan tersebut dimaksudkan baik
berupa laporan pelaksanaan kegiatan, memperoleh pengarahan dan
pengesahan, memperoleh dukungan dana maupun fasilitas yang
dibutuhkan sehubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan dimaksud dari lembaga terkait.

II. PENGERTIAN

Berkenaan dengan pembahasan mengenai NUK ini perlu dikemukakan


beberapa pengertian dasar yang terkait dengan keberadaannya.

1. Program Kegiatan
Program Kegiatan adalah program yang dibuat oleh suatu organisasi
berdasarkan musyawarah anggota dan aturan yang berlaku di
organisasi tersebut. Program Kegiatan merupakan salah satu
instrumen dalam mencapai tujuan, visi dan misi organisasi tersebut.

2. Naskah Usulan Kegiatan


Naskah Usulan kegiatan adalah suatu usulan yang berupa rancangan/
pedoman pelaksanaan kegiatan dari suatu program kegiatan yang
telah ditetapkan atau yang akan dilaksanakan. Di beberapa organisasi
NUK sering pula disebut dengan Project Proposal, Term of Reference (
TOR ), Proposal dan lain-lain.

3. Prospektus
Prospektus adalah pedoman pelaksanaan suatu program kegiatan
yang ditujukan kepada pihak tertentu. Prospektus merupakan
ringkasan dari isi NUK yang telah disetujui dan berupa pokok-pokok
penyelenggaraan kegiatan.

III. PERSYARATAN

NUK yang baik akan memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1. Disusun secara baik, lengkap, jelas dan sistematis sehingga kegiatan
yang akan dilaksanakan mampu tergambar secara jelas dari mulai
persiapan, pelaksanaan sampai pada tujuan yang ingin dicapai.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 66
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2. Menggunakan bahasa baku ( standar ), didukung oleh tata tulis yang


baik dan rapi termasuk penggunaan Bahasa Indonesia Ejaan Yang
Disempurnakan ( EYD ) dan sistem penomoran ( notasi ) yang baik.
3. Menjawab secara tuntas terhadap pertanyaan 5W + 1H serta memiliki
kerangka tulis yang sesuai dengan sifat dasar, isi dan bentuk
kegiatannya.

IV. PRINSIP 5W + 1H

Prinsip 5W + 1H adalah serangkaian pertanyaan yang perlu diajukan


dalam proses penyusunan NUK agar menghasilkan NUK yang jelas dan
lengkap. Pokok-pokok pertanyaan tersebut adalah :

1. What – Apa
a. Apa nama organisasi penyelenggara
b. Apa latar belakang pelaksanaan kegiatan
c. Apa nama kegiatan
d. Apa maksud, tujuan dan sasaran kegiatan
e. Apa bentuk dan isi kegiatan
f. Apa perlengkapan yang dibutuhkan, dsb

2. Why – Mengapa
a. Mengapa organisasi tersebut menyelenggarakan kegiatan
b. Mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan
c. Mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan, dsb

3. Where – Dimana
a. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
b. Dimana diperoleh dukungan dana dan fasilitas
c. Dimana profit/ keuntungan sponsor diperoleh, dsb

4. Who – Siapa
a. Siapa yang menyelenggarakan atau mengusulkan kegiatan
b. Siapa penanggungjawab kegiatan
c. Siapa personalia kepanitiaan
d. Siapa peserta kegiatan
e. Siapa instruktur, dewan juri dan pembicara kegiatan
f. Siapa evaluator dan verifikator
g. Siapa penyandang dana kegiatan, dsb

5. When – Kapan
a. Kapan persiapan kegiatan dimulai
b. Kapan penyelenggaraan kegiatan
c. Kapan evaluasi dan pelaporan kegiatan, dsb

6. How – Bagaimana
a. Bagaimana bentuk kegiatannya
b. Bagaimana mekanisme kerja kepanitiaan
c. Bagaimana pembiayaan kegiatan
d. Bagaimana tekhnik dan metode kegiatan
e. Bagaimanan strategi pelaksanaan kegiatan, dsb

V. KERANGKA NUK

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 67
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

Jawaban-jawaban dari pertanyaan 5W + 1H di atas selanjutnya


dirumuskan kedalam kerangka NUK. Tidak seluruhnya tepat bila
digunakan untuk menyusun NUK tertentu. Adakalanya suatu bentuk
kegiatan tidak membutuhkan salah satu diktum dari kerangka NUK, tetapi
adakalanya pula suatu bentuk kegiatan membutuhkan perincian
selanjutnya dari salah satu isi dari kerangka NUK yang dikemukakan di
bawah ini.

Banyak atau sedikitnya isi dari kerangka NUK sangat variatif tergantung
pada visi, misi dam target serta bentuk kegiatannya.

Contoh kerangka NUK :

1. Pendahuluan
Pendahuluan adalah uraian dasar pemikiran dan hal yang melatar
belakangi kegiatan tersebut untuk dilaksanakan beserta SWOT
( Strenght, Weakness, Opportunity and Threatmen ) yakni kekuatan,
peluang, kelemahan dan hambatan pelaksanaan kegiatan.

2. Nama Kegiatan
Nama kegiatan adalah judul kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Dasar Penyelenggaraan
Dasar penyelenggaraan adalah dasar hukum pelaksanaan kegiatan.
Disusun mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah, misalnya :
a. Anggaran Dasar
b. Anggaran Rumah Tangga
c. Peraturan Organisasi/ Petunjuk Penyelenggaraan
d. Petunjuk Pelaksanaan
e. Petunjuk Teknis
f. dsb

4. Maksud, Tujuan dan Sasaran


a. Maksud
Maksud adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang ingin dicapai,
misalnya Meningkatkan jiwa patriotisme dan kebangsaan.

b. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang bersifat umum yang akan dicapai,
misalnya Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

c. Sasaran
Sasaran adalah sesuatu yang bersifat konkret atau nyata yang
harus dicapai, misalnya Paham dan hafal butir-butir Pancasila.

5. Waktu dan Tempat


a. Waktu pelaksanaan adalah jumlah waktu pelaksanaan kegiatan
b. Tempat pelaksanaan adalah lokasi diselenggarakannya kegiatan.
Apabila lebih dari satu lokasi maka dapat dituliskan secara
terperinci.

6. Tema dan Motto


a. Tema adalah substansi masalah yang dijabarkan dan mengandung
tekad serta tujuan kegiatan.
b. Motto adalah semangat yang terkandung didalam tema.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 68
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

7. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan adalah gambaran umum tentang isi kegiatan,
misalnya :
a. Seminar
b. Lokakarya
c. Workshop
d. Musyawarah
e. Perkemahan
f. Lomba
g. dll

8. Metoda
Metoda adalah pola, sistem dan mekanisme tentang pelaksanaan
kegiatan.

9. Peserta
Peserta adalah orang-orang yang diundang atau yang akan mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan.

10. Panitia
a. Panitia Penyelenggara
Panitia Penyelenggara adalah unsur pimpinan organisasi yang
menyelenggarakan kegiatan.

b. Panitia Pengarah
Panitia Pengarah/ Sterring Comitte adalah unsur pimpinan
organisasi yang ditunjuk untuk mengarahkan jalannya suatu
kegiatan. Biasanya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
bersifat musyawarah atau rapat.

c. Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana adalah orang-orang yang ditunjuk dan disyahkan
oleh pimpinan organisasi untuk merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
melaporkan kegiatan.

11. Instruktur/ Pembicara/ Dewan Juri


a. Instruktur
Instruktur adalah orang-orang yang ditunjuk baik internal organisasi
maupun eksternal untuk memberikan materi baik teori maupun
praktek. Biasanya kegiatan yang bersifar pendidikan, pelatihan dan
kursus.

b. Pembicara
Pembicara adalah orang-orang yang ditunjuk baik internal
organisasi maupun eksternal untuk memberikan materi, biasanya
untuk kegiatan seminar, lokakarya dll.

c. Dewan Juri
Dewan Juri adalah orang-orang yang ditunjuk baik internal
organisasi maupun eksternal untuk memberikan penilaian terhadap

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 69
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

peserta kegiatan. Biasanya untuk kegiatan yang bersifat lomba/


pertandingan.

12. Jadwal
Jadwal adalah rangkaian terstruktur yang mencerminkan hari, tanggal,
waktu, uraian kegiatan dan dapat berupa time scedhulle, biasanya
dicantumkan didalam lampiran.

13. Fasilitas
Fasilitas adalah segala kelengkapan baik bersifat umum maupun
khusus yang diserahkan kepada panitia, peserta, instruktur, pembicara
maupun dewan juri atau kepada sponsor atau pendukung kegiatan.

14. Biaya
Biaya adalah anggaran dalam bentuk dana tentang pembelanjaan
kegiatan. Biasanya dimasukkan kedalam lampiran NUK.

15. Penutup
Penutup adalah uraian yang bersifat harapan dan perhatian yang
dimohonkan kepada pihak yang diminta dukungan.

16. Lampiran – Lampiran


Lampiran-lampiran dapat berupa struktur kepanitiaan, jadwal, rincian
anggaran biaya, dokumentasi dll.

VI. PENUTUP

Demikianlah tekhnik penyusunan NUK ini disusun dan disampaikan


sebagai bahan acuan. Tentunya masih banyak kekurangan dalam
penyampaiannya sehingga dapat menjadi bahan koreksi kita bersama.
Atas perhatian diucapkan terima kasih.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 70
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

TEKNIK PEMBUATAN LAPORAN

A. PENDAHULUAN

Laporan adalah suatu ikhtisar tentang awal pelaksanaan suatu kegiatan


yang harus disampaikan oleh petugas kepada pihak yang memberi tugas
sebagai pertanggungjawaban.

Pelaksanaan Program Kegiatan sering memiliki data dan informasi yang


perlu di dokumentasikan. Pendokumentasian tersebut diperlukan sebagai
bahan acuan untuk kegiatan yang sama di tahun berikutnya guna hasil
yang lebih baik. Upaya pendokumentasian data dan informasi
penyelenggaraan kegiatan yang dapat memenuhi fungsi seperti itu,
merupakan salah satu bentuk laporan pelaksanaan kegiatan.

Laporan merupakan alat yang penting untuk :


1. Dasar penentuan kebijaksanaan dan pengarahan pimpinan.
2. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
3. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan atau
peserta (penilaian)
4. Data perkembangan Anggota Ambalan/Racana yang bersangkutan.

B. MACAM LAPORAN

a. Ditinjau dari cara penyampaian maka terdapat :


1. Laporan lisan
Disampaikan secara lisan, biasanya dilakukan untuk hal-hal yang
perlu disampaikan. Laporan lisan disampaikan dengan tatap muka,
lewat telepon, wawancara,dsb.
2. Laporan tertulis
Disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.
b. Ditinjau dari bahasa yang digunakan :
1. Laporan yang ditulis secara popular
Menggunakan kata-kata bahasa yang sederhana, kadang-kadang
diselingi dengan kalimat humor/lucu. Biasanya laporan seperti ini
dimuat pada majalah atau surat kabar.
2. Laporan yang ditulis secara ilmiah
Laporan yang ditulis sebagai hasil penelitian, biasanya isinya
singkat, padat dan disusun secara sistematis.
c. Ditinjau dari isinya
1. Laporan Kegiatan
Misalnya pelaksanaan perkemahan, ujian SKU dan SKK, serta
syarat Pramuka Garuda.
2. Laporan Perjalanan
Misalnya laporan wisata, pengembaraan, penjelajahan,dsb.
3. Laporan Keuangan
Menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang.
d. Ditinjau dari bentuk laporan :
1. Laporan berbentuk tulisan atau gambar
2. Laporan berbentuk grafik atau daftar
3. Laporan berbentuk foto

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 71
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

C. SISTEMATIKA

Sistematika laporan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga


penerimaan laporan dapat dengan mudah memahami isi laporan tersebut.
1. Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Kursus
Berikut contoh sistematis laporan
1. Pendahuluan
a. Latar belakang diselenggarakan kegiatan
b. Dasar hukum kegiatan
c. Maksud, tujuan dan sasaran kegiatan
d. Ruang lingkup isi laporan kegiatan
2. Isi laporan kegiatan
a. Jenis atau nama kegiatan
b. Tempat dan waktu kegiatan
c. Penyelenggara
d. Persiapan dan rencana kegiatan
e. Peserta kegiatan
f. Pelaksana kegiatan
g. Sarana dan alat kegiatan
h. Kesulitan dan hambatan
i. Hasil kegiatan
j. Kesimpulan dan saran untuk penyempurnaan kegiatan yang
akan datang.
3. Penutup
Pada bagian ini disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan dan permohonan
maaf bila terdapat kekurangan. Disamping itu juga dengan maksud
apa laporan tersebut dibuat.
4. Lampiran
Pada laporan ini dapat dilampirkan :
a. Foto-foto
b. Tanda bukti
c. Surat-surat, dsb
2. Laporan Pelaksanaan Program Kerja Tahun 200…./200…. (pada
Musyawarah Ambalan/Racana)
Berikut contoh sistematika laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. D a s a r
C. T u j u a n
D. Ruang lingkup
E. Sistematika

BAB II ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN


A. Organisasi
Dewan Ambalan/Racana
B. Keanggotaan

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TAHUN …….


A. Kegiatan Rutin
B. Kegiatan Pokok
C. Kegiatan Partisipasi

BAB IV HAMBATAN DAN USAHA MENGATASI

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 72
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

A. Hambatan
- Hambatan Intern
- Hambatan Ekstern
B. Usaha Mengatasi

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Lampiran-lampiran
Pada laporan ini dapat dilampirkan :
a. Data potensi Anggota Ambalan/Racana
b. SK Pengurus Dewan Ambalan/Racana
c. Data lain-lain

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Laporan mesti lengkap, singkat, padat dan jelas serta dapat digunakan
sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
2. Sistematis serta menggunakan bahasa yang baku sehingga mudah
dipahami.
3. Obyektif, tidak mengada-ada dan hindari pendapat pribadi serta
bersikap impersonal.
4. Dibuat sesuai dengan kebutuhan dan disampaikan kepada pihak yang
berhak dan berwenang.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 73
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

ADMINISTRASI SATUAN PRAMUKA

A. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda


dan sebagai satu-satunya badan penyelenggara pendidikan kepramukaan di
Indonesia, Gerakan Pramuka selalu meningkatkan pengembangan gerakan
dan pengendalian dirinya untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

Upaya meningkatkan pengembangan gerakan dan pengendalian Gerakan


Pramuka itu meliputi peningkatan mutu organisasi, kegiatan dan pembinaan
peserta didik, pelatihan dan pembinaan orang dewasa serta pemantapan
sosok dan citra Pramuka dengan dukungan di bidang administrasi yang
meliputi : ketata-usahaan, pembinaan personil, logistik serta usaha dan
koperasi.

Administrasi yang dimaksud dalam konteks ini (Gerakan Pramuka) adalah


semua pekerjaan, kegiatan dan atau usaha pembinaan di dalam Gerakan
Pramuka yang meliputi personil, logistik terutama material dan sarana fisik,
usaha dan koperasi serta tata usaha kwartir dan satuan Gerakan Pramuka.

Satuan adalah wadah pembinaan di dalam Gerakan Pramuka yang


mencakup Gugusdepan dan Satuan karya Pramuka (SAKA).

Dan dalam konteks yang lebih sederhana administrasi satuan (minsat)


adalah merupakan tata usaha bagi Gugusdepan dan Satuan Karya
Pramuka (SAKA), yang merupakan ketentuan guna mengatur proses
administrasi di satuan Gerakan Pramuka.

Administrasi satuan ini mencakup dua pengertian administrasi yaitu :


1. Administrasi dalam pengertian luas yaitu pengelolaan satuan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
kegiataan kepramukaan di satuan.
2. Administrasi dalam pengertian sempit yaitu tata usaha satuan.

Administrasi atau tata usaha satuan ini harus dibuat sesederhana dan
semudah mungkin namun tetap dapat menyajikan semua informasi yang
dibutuhkan oleh satuan tersebut. Dengan demikian peserta didik dapat
melaksanakan dengan sederhana dan mudah pula sebagai salah satu
upaya pendidikan dan upaya pengembangan kepemimpinan, tanggung jawab
dan kreativitas Pramuka sehingga dapat dikembangkan oleh Gugusdepan
atau Satuan Karya Pramuka sesuai dengan keadaan dan kreasi anggota
masing-masing.

Gugusdepan sebagai wadah pembinaan Gerakan Pramuka dan merupakan


satuan dalam Gerakan Pramuka meliputi pembinaan untuk Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan dalam
pelaksanaan pembinaannya harus disesuaikan dengan perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik tersebut.
Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik maka
didalam pelaksanaan pembinaannya peserta didik dikelompokkan menjadi
unit-unit terkecil yang terdiri dari :

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 74
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

1. Unit terkecil bagi pembinaan Pramuka Siaga adalah Perindukan,


sehingga pembinaan kepemimpinan peserta didik secara langsung
dibawah asuhan Pembina Siaga. Adanya Perindukan adalah untuk
melancarkan pelaksanaan kegiatan Pramuka Siaga, dan melaksanakan
beberapa administrasi yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Unit terkecil bagi pembinaan Pramuka Penggalang adalah Regu, yang
berarti adalah pembinaan kepemimpinan dan pelaksana utama kegiatan
bertumpu pada Regu. Pembina Penggalang mengkoordinasikan
keseragaman yang ada pada tiap regu di dalam Pasukan itu.
3. Unit terkecil bagi Pramuka Penegak adalah tiap personil Pramuka
Penegak itu sendiri yang karena perkembangan kejiwaan masih
memungkinkan untuk dikelompokkan dalam suatu Sangga tetap.
Pengelola kegiatan ditangani oleh Dewan Ambalan dengan Pembina
Penegak berfungsi sebagai pendamping.
4. Bagi Pramuka Pandega setiap personil Pramuka Pandega merupakan
pribadi mandiri yang gerak pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan oleh
Dewan Racana. Pembentukan Kelompok Kerja dan Sangga Kerja adalah
upaya menyelesaikan tugas dan kewajiban di dalam gerakan dengan
Pembina Pandega sebagai konsultan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelaksanaan administrasi satuan ini adalah untuk memberikan


pedoman dan arah bagi Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka dalam
melaksanakan sistem administrasinya secara baik, rapi, tepat guna dan
berhasil guna, untuk mendukung sistem administrasi Gerakan Pramuka pada
khususnya dan mendukung upaya pembinaan dan pengembangan Gerakan
Pramuka pada umumnya.

Tujuan dari pelaksanaan administrasi satuan ini adalah agar dapat tercipta
keseragaman dalam tata cara pengendalian dan terlaksananya sistem
administrasi yang baik, teratur dan terarah di lingkungan satuan Gerakan
Pramuka. Disamping itu dengan dukungan administrasi yang baik dapat
dibuat perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan serta
penentuan langkah-langkah lanjutan.

C. PELAKSANAAN (PENGAPLIKASIAN)

Sesuai dengan pengertian administrasi sebagaimana dijelaskan diatas, maka


dapat diaplikasikan dalam pengelolaan dan kegiatan satuannya.

Pengelolaan satuan Gerakan Pramuka dilaksanakan dalam 3 (tiga) aspek


yaitu :
1. Pengelolaan pembinaan meliputi proses perencanaan, pemrograman,
pengorganisasian, pelaksanaan program kegiatan dan pengendalian
tentang langkah dan upaya untuk menanamkan dan menumbuhkan
mental, moral, watak, sikap dan perilaku luhur pada peserta didik.
2. Pengeloaan kegiatan dan sarananya meliputi proses perencanaan,
pemrograman, pengorganisasian, pelaksanaan program kegiatan dan
pengendalian tentang langkah dan upaya memberikan pengetahuan,
keterampilan, pengembangan bakat dan minat serta kemampuan untuk
mandiri sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
dengan memperhatikan lingkungan kehidupan mereka.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 75
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

3. Pengelolaan pelantikan merupakan muara perpaduan dari proses


pembinaan dan pengelolaan kegiatan.
Ketiga aspek pengeloaan satuan Gerakan Pramuka diatas dilaksanakan
melalui tahapan-tahapan yaitu :
1. Penyusunan Rencana Kerja
2. Pembuatan Program Kerja
3. Pengorganisasian
4. Pelaksanaan kegiatan
5. Pengendalian
6. Pelaporan

1. Penyusunan Rencana Kerja


a. Satu tahun sekali Gugusdepan menyelenggarakan Musyawarah
Gugusdepan (Mugus) yang acaranya antara lain menyusun Rencana
Kerja Gugusdepan untuk masa bakti setahun berikutnya.
b. Rencana Kerja Gugusdepan berpedoman pada :
1) Rencana Kerja Kwartir Ranting sesuai tahun masa bakti.
2) Program Kerja Kwartir Ranting sesuai tahunnya.
3) Kepentingan peserta didik di Gugusdepan itu serta lingkungan
setempat termasuk harapan orangtua Pramuka.
c. Rencana Kerja Gugusdepan berisi :
1) Organisasi
2) Pendidikan orang dewasa
3) Kegiatan bersama
4) Kegiatan satuan
5) Administrasi, sarana dan prasarana
6) Keuangan

2. Pembuatan Program Kerja


a. Atas dasar Rencana Kerja Gugusdepan seperti dijelaskan diatas,
maka setiap satuan di dalam gugusdepan itu menyusun Program Kerja
masing-masing.
b. Program Kerja Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan
Penegak dan Racana Pandega dapat disusun secara catur wulan,
sehingga sesuai dengan kalender formal para Pramuka.
c. Setiap penyusunan Program Kerja Satuan Pramuka, maka Pembina
Pramuka yang bersangkutan mengarahkan pada :
1) Pengelolaan pembinaan, pengelolaan kegiatan dan pengelolaan
pelatihan.
2) Penyelesaian SKU dari setiap anggota.
3) Untuk Pasukan Penggalang terbukanya kesempatan untuk setiap
Regu menyelenggarakan latihan regu. Pada Ambalan Penegak
dan Racana Pandega tersedia waktu bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega mengembangkan dirinya masing-masing.

3. Pengorganisasian
a. Rencana Kerja Gugusdepan dirinci dan dikelompokkan sesuai
golongannya menjadi Program Kerja Satuan Pramuka. Program kerja
seperti disebutkan pada point 2 diatas dijabarkan oleh unit terkecil
pada satuan masing-masing, sehingga tercipta acara latihan mingguan
dan kegiatan unit terkecil pada satuan itu.
b. Pembina Siaga, Pembina Penggalang, Pembina Penegak dan
Pembina Pandega selalu mengkoordinasikan unit terkecil dalam
satuan masing-masing. Dengan demikian akan tercipta sentralisasi
dan desentralisasi kegiatan secara harmonis.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 76
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

c. Rapat untuk pembinaan dan kegiatan (Dewan Penggalang, Dewan


Ambalan dan Dewan Racana) serta rapat Dewan kehormatan masing-
masing satuan merupakan koordinasi dan konsolidasi.
d. Upaya penyediaan oleh Pembina Siaga, Pembina Penggalang,
Pembina Penegak dan Pembina Pandega dilakukan selama dan pada
waktu rapat serta waktu-waktu lain sesuai kesempatan yang tersedia.

4. Pelaksanaan Kegiatan
a. Program Kerja Satuan dilaksanakan dalam :
1) Latihan mingguan oleh satuan masing-masing.
2) Kegiatan ke luar.
3) Latihan Regu, pertemuan sangga kerja dan kelompok kerja.
b. Program Latihan Mingguan
1) Isi program latihan mingguan mengolah bahan :
a) SKU
b) SKK
c) Bahan lain yang berupa selingan atau acara pengganti
2) Urutan kegiatan :
a) Upacara pembukaan
b) Latihan fisik
c) Latihan ringan
d) Puncak acara dengan pokok isi tentang Dharma dan Satya
e) Santai dan ujian
f) Upacara penutupan
3) Hal-hal yang perlu diciptakan :
a) Sifat latihan harus meningkat, dari sedikit pengulangan dan
berkesinambungan
b) Bergantian antara “gerak” dan “tenang”
c. Hal-hal rinci tentang pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan
pembinaan personil diatur tersendiri.

5. Pengendalian
Pengendalian merupakan upaya untuk menjamin terlaksananya kegiatan
dengan baik dan mencapai sasaran yang ditentukan serta sesuai dengan
ketentuan Gerakan Pramuka.
a. Rangkaian pengendalian meliputi : penyeliaan (supervisi), pelaporan,
evaluasi dan pemantauan (monitoring) yang dilakukan sejak tahap
perencanaan sampai dengan penyusunan laporan.
b. Pembina Gugusdepan mempunyai tugas untuk melaksanakan
pengendalian dengan memeriksa program latihan mingguan serta
membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuannya.
c. Pembina Satuan bertugas melaksanakan pengendalian pada saat
pelaksanaan kegiatan satuan dan memeriksa program latihan unit
terkecil serta memberikan petunjuk praktisnya.
d. Khusus untuk latihan keluar, Pembina Gugusdepan dan Pembina
Satuan wajib meneliti secara cermat rencana latihan terutama survey
lapangan.
e. Penyeliaan (supervisi) perlu dilakukan dengan menggunakan format
agar lebih terarah. Hal-hal rinci tentang penyeliaan (supervisi) yang
berkaitan dengan pembinaan personil diatur tersendiri.
f. Pelaporan yaitu penyusunan laporan di lingkungan Gugusdepan
dilakukan sebagai langkah pendidikan dan dilakukan oleh peserta
didik. Pelaporan formal ke Kwartir Ranting dan Kwartir Cabang
dilakukan oleh Pembina Gugusdepan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 77
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

g. Evaluasi latihan mingguan dilakukan oleh Pembina Satuan dalam


pertemuan antara Pembina di dalam Gugusdepan itu. Evaluasi pribadi
peserta didik wajib dicatat dalam buku catatan pribadi.
h. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan secara berkala.

6. Pelaporan dan pendaftaran ulang


Pembuatan laporan dilaksanakan secara :
a. Setiap Pembina mengembangkan dua jenis laporan disesuaikan
dengan kemampuan peserta didiknya yaitu meliputi :
1) Laporan Pramuka, merupakan latihan dibidang tulis-menulis.
2) Laporan Organisasi, merupakan kewajiban Pembina Gugusdepan
untuk menyampaikan segala informasi tentang keadaan dan
perkembangan Gugusdepan ke Kwarcab dan Kwarran.
b. Laporan tahunan Gugusdepan kepada Kwarcab / Kwarran sekaligus
merupakan pendaftaran ulang bagi Gugusdepan tersebut.
Kwarcab sesudah menerima laporan tahunan wajib segera
menerbitkan Surat Keputusan pengukuhan ulang bagi Gugusdepan.
Apabila suatu Gugsdepan tidak memberikan laporan tahunan, maka
pendaftaran ulang untuk Gugusdepan tersebut terhapus dan nomor
Gugusdepan dapat dipakai oleh Kwarcab untuk mengukuhkan
Gugusdepan yang lain.
c. Laporan pertanggungjawaban Pembina Gugusdepan kepada
Musyawarah Gugusdepan tidak merupakan laporan tahunan, namun
perlu disampaikan juga ke Kwarran.

Pembagian tugas antara Pembina Gugusdepan dengan Pembina Satuan


diatur sebagai berikut :
1. Pembina Gugusdepan bersama-sama dengan Pembina Satuan mengatur
pembagian tugas di tingkat Gugusdepan.
2. Pembina Satuan bersama-sama dengan Pembantu Pembina di satuan
masing-masing mengatur pembagian tugas di tingkat satuan. Kecuali
pada perindukan Siaga, setiap Pembina dan Pembantu Pembina wajib
mengusahakan peran serta peserta didiknya masing-masing secara aktif.

Pembagian tugas tersebut meliputi :


1. Pimpinan / Ketua
2. Sekretaris
3. Pengelola keuangan
4. Pengelola sarana

Mengacu pada masa bakti Gugusdepan dan penyelenggaraan


Musyawarah Gugusdepan, maka pembagian tugas di tingkat Gugusdepan
diusahakan bergilir diantara para Pembina Pramuka dan Pembantu
Pembina Pramuka yang ada. Jika karena sesuatu hal maka penugasan
dapat dirangkap.

Pembina Gugusdepan melaksanakan administrasi umum berupa :


1. Penerimaan anggota baru dengan pendaftaran anggota sebagai
pernyataan dari orangtua/wali peserta didik.
2. Mengatur pembagian tugas antar Pembina.
3. Mengajukan permintaan tanda kehormatan bagi Pembina dan peserta
didiknya.
4. Daftar induk anggota.
5. Menyelenggarakan Musyawarah Gugusdepan dan mengelola
Keputusannya.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 78
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

6. Membuat laporan secara periodik ke Kwarcab melalui Kwarran.


7. Membuat mutasi.
8. Buku agenda keluar masuk surat.
9. Buku Program Kerja.

Pembina Gugusdepan melimpahkan pelaksanaan administrasi pendidikan


kepada Pembina dan Pembantu Pembina Satuan :
1. Perindukan Siaga
a. Daftar anggota Perindukan
b. Program Kerja catur wulanan
c. Rencana latihan mingguan
d. Buku anggota
e. Buku log (log book)
f. Tabungan
g. Iuran anggota
h. Daftar hadir latihan
i. Catatan pribadi

2. Pasukan Penggalang
a. Daftar anggota Pasukan
b. Program Kerja catur wulanan
c. Rencana latihan mingguan
d. Buku anggota
e. Buku latihan mingguan
f. Buku latihan peserta didik
g. Buku log (log book)
h. Tabungan
i. Iuran anggota
j. Daftar hadir latihan
k. Catatan pribadi

Ketentuan :
Selain catatan pribadi, buku-buku lain dapat dipercayakan kepada
Pembantu Pembina. Pratama perlu diberi kepercayaan untuk buku log,
tabungan dan iuran, daftar hadir Pimpinan Regu masing-masing.

3. Ambalan Penegak
a. Jenis buku sama dengan Pasukan Penggalang
b. Selain catatan pribadi, buku-buku lain wajib dipercayakan kepada
Dewan Ambalan di bawah pimpinan Pradana dengan bimbingan
Pembantu Pembina Penegak.

4. Racana Pandega
a. Jenis buku sama dengan Pasukan Penggalang
b. Selain catatan pribadi, buku-buku lain wajib dipercayakan kepada
Dewan Racana.
c. Tugas bantuan
1) Dewan Ambalan dan Dewan Racana di dalam satu Gugusdepan
diberi kepercayaan untuk pelaksanaan tugas administrasi umum.
2) Dewan Kerja Ranting atas nama Kwartir Ranting dapat memberi
tugas kepada Dewan Ambalan dan Dewan Racana secara bergilir
melakukan pelaksanaan tugas administrasi umum bagi suatu
Gugusdepan tidak lengkap atas permintaan Gugudepan yang
bersangkutan.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 79
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

3) Pratama dan Pimpinan Regu mulai diarahkan melaksanakan tugas


bantuan sesuai dengan kemampuannya.

Khusus untuk buku pribadi atau catatan pribadi :


1. Setiap Pembina Satuan wajib membuat catatan pribadi Pramuka yang
dibinanya dan wajib dipegangnya sendiri selama bertugas. Buku pribadi
atau catatan pribadi tersebut wajib diserahkan kepada penggantinya atau
kepada Pembina Gugusdepan apabila pembina yang bersangkutan
pindah.
2. Buku atau catatan pribadi berisi tentang :
a. Kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik.
b. Perkembangan tingkah laku.
c. Hal-hal lain yang menonjol dan perlu diperhatikan dalam hubungan
dengan pembinaan watak.

Dengan adanya pelaksanaan administrasi berupa penyelenggaraan buku-


buku dan pencatatan lainnya, maka pencatatan perlu dilaksanakan dalam
sistem administrasi berupa :
1. Pekerjaan pencatatan kehadiran, pembayaran iuran anggota,
pengumpulan tabungan dilakukan oleh pimpinan unit terkecil.
2. Penulisan tambatan (notulen) rapat dilakukan oleh peserta didik di
Psukan, Ambalan dan Racana, untuk kemudian disampaikan kepada
Pembina Penggalang, Penegak dan Pandega sesuai satuannya.
3. Pengumpulan catatan sebagai bahan laporan ke Kwarcab / Kwarran
dikoordinasikan oleh Pembina.
4. Pencatatan dilakukan untuk melatih dan mengembangkan kecerdasan,
ketelitian peserta didik serta menanamkan rasa tanggung jawab.

Disamping itu juga perlu dilaksanakan pencatatan sarana pendukung berupa

1. Sarana pendukung
a. Penyelenggaraan pembinaan dan kegiatan Gugusdepan perlu sarana
pendukung yang meliputi :
1) Barang-barang tidak bergerak
2) Barang-barang bergerak
b. Barang tidak bergerak
1) Barang-barang tidak bergerak, meliputi :
a) Bangunan atau gedung, baik untuk sanggar bakti maupun
lainnya
b) Lapangan tempat berlatih
2) Perawatan barang tidak bergerak dilakukan oleh Gugusdepan
secara berkala, meliputi :
a) Perawatan besar
b) Perawatan kecil
c. Barang bergerak
1) Barang-barang bergerak, meliputi :
a) Meubiler
b) Alat-alat latihan
c) Alat perkemahan
2) Perawatan barang bergerak dilakukan oleh satuan pemakai yaitu
Pasukan, Ambalan atau Racana.
d. Asal sarana pendukung dari :
1) Pinjaman
2) Pemberian / sumbangan
3) Pembelian atau pengadaan

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 80
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2. Pencatatan sarana pendukung


a. Semua sarana pendukung dicatat dengan keterangan rinci, yang
meliputi :
1) Jenis atau macamnya
2) Jumlah satuan
3) Asal
4) Keadaan
b. Pencatatan dapat menggunakan format / model tersendiri.

D. PENUTUP

Demikian “sedikit” pembahasan mengenai Administrasi Satuan Pramuka


semoga dapat diaplikasikan di Gugusdepan agar tercapai sistem administrasi
yang baik, teratur dan terarah. Dan pengembangan lebih lanjut adalah pada
pengaplikasian karena dapat dilaksanakan sesuai dengan kreasi masing-
masing anggota.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 81
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

PROBLEM SOLVING (Pemecahan Masalah)

Perlu kita sadari bahwa di dalam hidup selalu dihiasi berbagai


masalah baik masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar kita,
sesuai pengertian tetang hidup bahwa hidup adalah masalah. Pemecahan
masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau
ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang
diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan
masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang
didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang
tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan
mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan.

Sedangkan definis masalah itu sendiri adalah suatu keadaan yang


tidak sesuai dengan harapan yang kit inginkan , Kemampuan untuk
melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh
hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali
seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

Pemecahan Masalah Secara Analitis

Metode ini merupakan salah satu pendekan pemecahan masalah yang


sering di lakunan serta bisa meningkatkan kualitas individu, karena
bagaimana pun metode ini akan menuntuk seseorang untuk bisa lebih kretif
dalam menganalisa dari sebuah permasalahan, Keberhasilan Metode ini
sangant bergantung pada kepiawaian indipidu atau pemimpin yang terlibat
pada masaah tersebut.

Langkah Langkah Pemecahan masalah secara Analis :

Menganalisa Masalah

Pada bagian ini ini kita di tuntut untuk bisa menganalisa atau melakukan
diagnosa terhadap sebuh kejadia, peristiwa atu situasi supaya kita bisa
fokus pada masalah yang sebenarnya, karena sering sekali kita dalam
melakukan pemecahan masalah terjebak pada gejala gejala yang tibul dari
masalah tersebut.

Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya,


dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses
mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi
yang diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan
dengan tepat.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang


baik:
1. Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan
dari persepsi
2. Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
3. Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali
dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas
4. Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-
sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya
dan kenyataan yang terjadi.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 82
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

5. Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang


terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.

Membuat Alternatif Pemecahan Masalah.

Langkah berikutnya adalah membuat alternatif penyelesaian masalah.


Pada tahap ini, kita diharapkan dapat memilih hanya satu solusi, sebelum
alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan, dengan memilih suatu solusi
masalah yang di tawarkan akan menjadikan kualitas pemecahan masalah
lebih efektif dan efisien.

Karakteristik pembuatan Alternatif masalah :


1. Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan
terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap
mereka.
2. Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat
dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang
mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan
penerimaaan kelompok.
3. Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau
kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap
proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan
masalah.
4. Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan
konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.
5. Alternatif–alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya.
Gagasan yang kurang menarik , bisa menjadi gagasan yang menarik bila
dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya.
6. Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan
masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang
muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara
langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.

Mengevaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah

Pada langkah ini kita di tuntut untuk berhati hati memberikan penilaian
kentungan dan kerugian terhadap alternatif alternatif yang sudah di buat,
supaya kita tidak terjebak pada kesalahan dalam penentuan soluasi
pemecahan masalah maka pada tahap pengevaluasian ini harus
berdasarkan pada :

 Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa


menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
 Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya

 Tingkat kemungkinan penerapannya

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif


pemecahan masalah yang baik:
1. Alternatif- alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu
standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 83
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2. penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara


sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan
dipertimbangkan,
3. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya
dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-
orang yang terlibat didalamnya.
4. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang
mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung
5. Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.

D. Penerapan Solusi dan RTL (rencana tindak lanjut )

Yang harus di lakukan selanjutnya adalah penerapan solusi yang telah


kita pilih pada bagian pencarian alternative pemecahan masalah, pada
bagian ini seorang penentu kebijakan harus peka pada keadaan yang
mungkin kemungkinan timbul terhadap solusi yang di jalankan, karena
bagimana pun setiap solusi yang ditawarkan selalu ada titik balik yang
kemungkinan ada gejala gejalan ato reaksi negative dari solusi tersebut.

Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut


yang efektif:
1. Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan
yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi
dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses
pemecahan masalah dilakukan.
2. Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit-
demi sedikit” dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan
meningkatkan dukungan.
3. Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik.
Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan , sehingga
terjadi proses pertukaran informasi
4. Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari
penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan
dan komitmen
5. Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi
secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka
panjang diukur.
6. Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas
terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat
lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi
tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan
yang utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin muncul
dampak positif lainnya

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 84
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

MUSYAWARAH AMBALAN

A. PENDAHULUAN

1. Hakikat Musyawarah
Pada hakikatnya musyawarah adalah pencerminan dari azas
demokrasi yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam sila keempat Pancasila. Dalam Musyawarah kita
menjalankan azas demokrasi dalam menentukan segala hal, jadi tidak
ada satupun kehendak yang dipaksakan melainkan berdasarkan
keputusan dan kehendak bersama.

2. Tugas Musyawarah
Musyawarah Ambalan/Racana sedikitnya dilaksanakan satu tahun
sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota dengan acara Pokok :
a) Mengevaluasi Program Kerja Tahun Sebelumnya
b) Membahas Program Kerja Masa Bhakti Selanjutnya
c) Membahas tata adat ambalan.
d) Mengurus dewan Ambalan/Racana masa bhakti berikutnya

3. Fungsi Musyawarah
a) Melaksanakan kontrol/Evaluasi terhadap pengurus Dewan
Ambalan/Racana yang segala aktifitasnya yang sudah
dilaksanakan
b) Menguluarkan kehendak / aspirasi para anggota segala aktifitas
pembinnaan dari ambalan untuk dituangkan kedalam surat
keputusan musyawarah agar mempunyai keabsahan yang menjadi
tanggung jawab bersama tampa ada paksaan.
c) Mengadakan pemilihan kepada orang-orang yang cocok untuk
Didudukkan sebagai pengurus Ambalan/Racana dengan tidak
melupakan asas pemerataan kesempatan

B. DASAR PENYELENGGARAAN

1. Dasar Penyelenggaraan
a) Penyelenggara Musyawarah adalah Dewan Ambalan/Racana
b) Untuk kelancaran Musyawarah Dewan Ambalan/Racana
membentuk Tim pengarah musyawarah.
c) Dalam penyelenggaraanya pengurus Dewan Ambalan/Racana
membentuk sangga kerja.

2. Peserta, Konsultan/Penasehat dan Peninjau


a) Peserta
- Pengurus Dewan Ambalan/Racana yang lama
- Anggota Ambalan/Racana
b) Konsultan
Adalah Pembina atau Pembina lainya di Gugusdepan
bersangkutan yang mendapat mandat dari Pembina Gugusdepan
sebagai penasehat bidang.
c) Peninjau
- Tamu Ambalan/Racana
- Pengurus Gugusdepan yang bersangkutan
- Penegak dari Ambalan/Racana disekitarnya

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 85
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- Dewan Kerja Ranting/Cabang


3. Acara Pokok
- Pembukaan, berisikan pengarahan dari Pembina Gugusdepan
- Pengesahan Kuorum
- Pembahasan agenda sidang
- Pembahasan Tata Tertib Sidang
- Laporan Pertanggug jawaban (Evaluasi Program Kerja) masa
bakti yang lalu.
- Pembahasan Program Kerja masa bakti yang akan datang.
- Pembahasan Adat Ambalan/Racana
- Pemilihan Pemangku Adat dan Tim Formatur untuk pemilihan
Dewan Ambalan/Racana
- Pelantikan Pengurus Dewan Ambalan/Racana yang baru

4. Tata tertib Musyawarah


Agar musyawarah dapat berjalan dengan lancar perlu dibuat tata tertib
musyawarah yang berfungsi mengatur tertibnya jalannya persidangan.
Tata tertib musyawarah disahkan dalam sidang pendahuluan (Pra-
sidang) dan menjelaskan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
peserta sidang antara lain, menjelaskan :
a. Kedudukan, Dasar, Tugas dan Tujuan Musyawarah
Ambalan/Racana
b. Peserta Musyawarah
c. Tata tertib Musyawarah
d. Tata cara pengambilan keputusan
e. Hak suara dan hak bicara
f. Jenis sidang, peserta dan pimpinan sidang

5. Laporan
Laporan yang dimaksud adalah laporan pertanggung jawaban
pengurus Dewan Ambalan/Racana, atas segala aktivitas pembinaan
ataupun kebijaksanaan yang telah dilakukan oleh pengurus Dewan
Ambalan/Racana pada masa baktinya.
Pengurus Dewan Ambalan/Racana wajib mempertanggung jawabkan
aktivitasnya kepada musyawarah Ambalan/Racana yang merupakan
forum tertinggi/kekuasaan tertinggi dalam kehidupan Penegak karena
pengurus dipilih dalam musyawarah ini melaui tim formatur.
Laporan pertanggung jawaban bersumber dari rencana kerja hasil
keputusan musyawarah yang lalu dan merupakan evaluasi terhadap
pelaksanaan program kerja.
Untuk memudahkan pembahasan, laporan dibuat secara terperinci
menurut bidangnya yaitu bidang organisasi dan administrasi, bidang
kegiatan serta bidang adat yang juga melaporkan pembinaan anggota
Ambalan/Racana. Aktivitas Ambalan/Racana dilaporkan secara
kronologis sesuai dengan perjalanan waktu pelaksanaan program.
Laporan pertanggungjawaban dilengkapi dengan evaluasi pengurus
Dewan Ambalan/Racana terhadap pelaksanaan program kerja pada
masa baktinya, serta ditutup dengan kesimpulan umum dan saran-
saran pelaksanaan program kerja pengurus Dewan Ambalan/Racana
berikutnya.

6. Komisi
Komisi bertugas untuk membahas aspirasi-aspirasi serta kertas kerja
yang dibuat oleh peserta sidang tentang bidang-bidang yang telah

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 86
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

ditentukan untuk dijadikan program Ambalan/Racana masa bakti


berikutnya.
Komisi dibentuk untuk memudahkan pembahasan materi-materi
permasalahan yang ada sesuai dengan bidang-bidang yang ada. Para
peserta sidang sebaiknya membuat kertas kerja tentang sidangnya
masing-masing yang telah ditentukan serta berperan aktif dalam
pembahasan dikomisi. Komisi dipimpin oleh ketua dan sekretaris
komisi yang dipilih oleh peserta sidang komisi tersebut.

7. Perumusan
Untuk merumuskan hasil-hasil sidang komisi yang terlebih dahulu
dibahas disidang pleno dan disahkan sebagai program kerja
Ambalan/Racana, maka dibentuk tim perumus yang beranggotakan
ketua komisi serta presidium musyawarah.

8. Pengangkatan Pemagku Adat dan Tim formatur


- Pemangku Adat adalah anggota Ambalan/Racana yang
dituakan oleh seluruh anggota dan diharapkan bersama Dewan
Kehormatan dapat mengatasi segala jenis permasalahan yang
menyangkut adat dan personalia anggota Ambalan/Racana. Oleh
karena itu Pemangku Adat diangkat langsung oleh peserta
Musyawarah.
- Untuk membentuk pengurus Dewan Ambalan/Racana masa
bakti berikutnya melalui Tim formatur maka musyawarah memilih
Tim formatur yang bertugas memilih dan membentuk pengurus
Dewan Ambalan/Racana masa bakti yang akan datang
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam musyawarah.
- Keanggotaan Tim formatur terdiri dari:
a. Pemangku Adat terpilih sebagai Ketua Tim formatur
b. Pengurus Dewan Ambalan yang lama
c. Peserta Musyawarah
d. Penasehat
- Keanggotaan Tim formatur adalah ganjil untuk menghindari
pengambilan keputusan yang meragukan/deadlock
- Pemangku Adat terpilih tidak boleh menjadi pradana/Ketua

BENTUK MUSYAWARAH

a. Musyawarah Sederhana
Yaitu : Musyawarah yang dilaksanakan secara sederhana diluar
kebiasaan, dikarenakan keterbatasan yang dialami Ambalan/Racana,
misalnya keterbatasan Anggota.
b. Musyawarah Biasa
Yaitu : Musyawarah yang dilaksanakan oleh Ambalan/Racana sesuai
dengan aturan yang ada dengan acara yang penuh, Musyawarah
Ambalan/Racana tepat waktu satu kali dalam setahun.
c. Musyawarah Luar Biasa
- musyawarah luar biasa adalah Musyawarah yang dilaksanakan
antara dua musyawarahuntuk menyelesaikan permasalahan yang
menghambat kerja pengurus Dewan Ambalan/Racana atau
dikarenakan pengurus tidak melaksanakan tugasnya sebagai mana
mestinya yang menyebabkan tidak jalannya program yang telah
diputuskan oleh musyawarah.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 87
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- Musyawarah luar biasa ini dilaksanakan atas inisiatif Pengurus


Dewan Ambalan/Racana yang bersangkutan atau atas usulan
anggota yang disetujui oleh sedikitnya 2/3 jumlah anggota Dewan
Ambalan/Racana.

PROGRAM MUSYAWARAH

A. Program Lengkap
1. Pra Musyawarah/Upacara pembukaan berisikan :
a. Pendaftaran Peserta
b. Pengantar Protokoler
c. Laporan Ketua Sangga Kerja
d. Sambutan-sambutan dari:
- Pradana/Ketua Ambalan/Racana yang lama
- Pembina
- Pembina Gugusdepan/Ka Mabigus dilanjutkan pembukaan
Musyawarah.
e. Do’a

2. Pra Sidang/Sidang Pendahuluan


Dipimpin oleh Pradana/Ketua Ambalan/Racana dengan acara:
a. Pembahasan dan pengesahan tata tertib Musyawarah
b. Pembahasan dan pengesahan agenda sidang
c. Pemilihan Presidium/Pimpinan Sidang
Presidium/Pimpinan sidang terdiri atas :
- 1 orang dari pengurus Dewan Ambalan/Racana yang lama
- 2 orang dari peserta Musyawarah
d. Serah terima pimpinan sidang dari pengurus Dewan
Ambalan/Racana yang lama kepada Presidium

3. Sidang Pleno I
Dipimpin oleh Presidium
Acara sidang Pleno I adalah :
a. Penyampaian Prasarana Musyawarah (bila ada)
b. Penyampaian laporan pertanggung jawaban Pengurus Dewan
Ambalan/Racana yang lama.
c. Pandangan umum/Pembahasan laporan pertanggung jawaban
Dewan Ambalan/Racana yang lama
d. Pengesahan Laporan Pertanggung jawaban.

4. Sidang Pleno II
Dipimpin oleh Presidium
Acara sidang Pleno II :
a. Penjelasan Rencana kerja Ambalan/Racana
b. Pembentukan dan distribusi peserta Musyawarah pada komisi-
komisi :

Sidang Pleno II diskor untuk melaksanakan sidang komisi-


komisi.
c. Sidang Komisi
1. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh
seorang sekretaris merangkap sebagai pelapor. Pimpinan
sidang komisi dipilih oleh peserta sidang itu sendiri, masing-
masing ketua sidang komisi bertanggung jawab memimpin

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 88
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

dan mengatur jalanya sidang dengan mengindahkan


ketentuan-ketentuan tata tertib Musyawarah.
2. Sidang Komisi A (organisasi) membahas tata cara
pembentukan team formatur, persyaratan calon pengurus
Dewan Ambalan/Racana.
3. Sidang Komisi B (kegiatan) membahas program kerja
Ambalan/Racana bidan kegiatan sebagai aktivitas anggota
Ambalan/Racana.
4. Sidang Komisi C (Adat Istiadat) membahas tentang tata Adat
Istiadat Ambalan/Racana yang belum dibakukan,
pelaksanaan Adat, serta membahas tata cara peningkatan
kwalitas anggota Ambalan/Racana termasuk didalamnya
cara-cara penempuhan SKU/SKK/Pramuka Garuda.

A. Skor dicabut; Lanjutan Sidang Pleno II


d. Penjelasan dan Pengesahan hasil sidang Komisi.
1. Laporan Komisi Organisasi :
- Pembahasan hasil sidang komisi organisasi yaitu
peningkatan dan penataan administrasi dan Administrasi
Ambalan/Racana.
- Penerimaan hasil sidang komisi organisasi.
2. Laporan hasil-hasil sidang komisi kegiatan
- Pembahasan hasil sidang komisi kegiatan yaitu mengenai
program kerja Ambalan/Racana bidang kegiatan
- Penerimaan hasil sidang komisi kegiatan
3. Laporan hasil-hasil sidang komisi Adat
- Pembahasan hasil sidang komisi Adat yaitu Peningkatan
pembinaan anggota dan pelaksanaan adat
Ambalan/Racana
- Penerimaan hasil sidang komisi Adat
e. Rekomendasi pengesahan rencana kerja
f. Pembentukan tim Perumus Musyawarah

Sidang Pleno II diskors untuk melaksanakan sidang Tim


Perumus
g. Sidang Tim Perumus
Merumuskan/Menyempurnakan hasil-hasil komisi menjadi
Program kerja Ambalan/Racana

Skor dicabut; lanjutkan sidang pleno II


h. Laporan Tim Perumus
i. Pengesahan hasil-hasil sidang Tim Perumus

5. Sidang Pleno III


Dipimpin oleh Presidium
Acara sidang Pleno III:
a. Pemilihan dan Pengangkatan Pemangku Adat
b. Pembentukan Tim Formatur

Sidang Pleno III diskors untuk melaksanakan sidang Tim


Formatur.
c. Sidang Tim Formatur
- Dihadiri oleh anggota Tim Formatur
- Menyusun dan Melengkapi Pengurus Dewan
Ambalan/Racana

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 89
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

d. Laporan Tim Formatur


e. Pengesahan hasil sidang Tim Formatur

6. Penutup
a. Pengantar Protokoler
b. Laporan Presidium/Pimpinan sidang tentang hasil-hasil
Musyawarah
c. Sambutan dan Penutupan Musyawarah Ambalan/Racana
secara resmi oleh Pembina/Mabigus.
d. Pelantikan dan ulang janji Pengurus Dewan Ambalan/Racana
yang baru hasil Musyawarah.

B. Program Sederhana
Yaitu Program Musyawarah yang dibuat secara sederhana, karena
keterbatasan Ambalan/Racana. Yang Pokok dalam Musyawarah itu
harus dibahas pertanggung jawaban Pengurus Dewan
Ambalan/Racana yang lama, membuat rencana kerja baru dan
pembentukan Pengurus Dewan Ambalan/Racana yang baru.
Contoh Program sederhana :
- Upacara Pembukaan ( Upacara Sederhana)
- Sidang Pleno
- Penutup

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Persiapan Musyawarah
Pada prinsipnya Musyawarah dilaksanakan oleh seluruh anggota yang
pelaksanaanya dibebankan kepada Pengurus Dewan
Ambalan/Racana yang lama. Secara teknis pola pelaksanaan
dituangkan dalam usulan kegiatan atau projek proposal yang
dirumuskan/disusun oleh Dewan yang kemudian diajukan kepada
Pembina satuan/Mabigus.

1. Secara sistematis usulan kegiatan berkerangka:


a. Pendahuluan
b. Maksud
c. Ruang lingkup
d. Dasar Penyelenggaraan
e. Sasaran dan Tujuan
f. Waktu dan Tempat
g. Peserta dan Persyaratan
h. Organisasi penyelenggara/Sangga kerja
i. Acara
j. Anggaran/Dana
k. Penutup
2. Organisasi Musyawarah
Organisasi Musyawarah/ Sangga kerja dibentuk atau diberi mandat
oleh Dewan Ambalan/Racana berdasarkan surat keputusan
Gugusdepan, wajib melaksanakan kegiatanya serta bentuk
organisasinya terdiri dari panitia penyelenggara yang melakukan
persiapan fisik dan panitia pengarah yang melakukan persiapan
teknis.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 90
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

3. Lay Out Sidang


Untuk memperlancar jalanya Musyawarah, salah satu persiapan
pokok adalah pengaturan tata letak ruang yang efisien serta efektif
sehingga terjangkau oleh seluruh pandangan peserta.
Penempatan ruangan tersebut terdiri dari:
- Tempat duduk untuk pimpinan sidang
- Tempat untuk peserta
- Tempat untuk peninjau dan undangan
- Tempat untuk Konsultan/Peninjau
- Tempat untuk sidang-sidang Komisi
1 1 Keterangan :
2 3 2 3 1. Pimpinan Sidang
4 4 4 2. Penasehat
4 3. Peninjau
1 4. Peserta
2
4 4
4
3

B. Pelaksanaan
1. Panitia Penyelenggara
Berkewajiban untuk melancarkan jalannya musyawarah dengan
menyediakan segala sesuatu hal yang dibutuhkan oleh
Musyawarah seperti:
- Akomodasi Peserta
- Penyedian tempat dan alat untuk sidang
- Buku pedoman bagi peserta dan lain-lain.
2. Panitia Pengarah
Membantu/Menjelaskan kepada peserta sidang mengenai materi-
materi yang dibahas dalam Musyawarah.

C. Pelaksanaan hasil-hasil Musyawarah.


1. Pembentukan Pengurus Dewan Ambalan/Racana
Tim Formatur dalam proses pembentukan Pengurus Dewan
Ambalan/Racana mencari dan menyusun komposisi kepengurusan
harus memperhatikan hasil komisi organisasi yang telah disahkan
dalam sidang pleno dengan tata cara pemilihannya ditentukan oleh
tim formatur itu sendiri.
2. Pengesahan
Presidium pimpinan sidang melaporkan hasil-hasil musyawarah
kepada gugusdepan untuk disetujui dan disahkan menjadi:
a. Program Kerja Ambalan/Racana untuk 1 masa bakti.
b. Susunan Pengurus Dewan Ambalan/Racana
3. Pelantikan dan serah terima jabatan
a. Pelantikan Pengurus Dewan Ambalan/Racana yang baru
dilaksanakan oleh pembina Satuan serta disahkan oleh
pembina Gugusdepan.
b. Serah terima dari Pengurus dewan Ambalan/Racana yang lama
kepada Pengurus Dewan Ambalan/Racana yang baru.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 91
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

1. Pengertian
Menurut stoner :
“Suatu proses pengarahan dan pembarian pengaruh pada kegiatan-
kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan”.

Kepemimpinan akan timbul kapanpun dan diamanapun apabila :


a. Ada orang yang dipengaruhi,
b. Ada orang yang mempengaruhi,
c. Orang yang mempengaruhi mendorong kepada tercapainya suatu
tujuan.

Sifat-sifat tertentu yang penting bagi kepemimpinan yang efektif :


a. Kemampuan dan kedudukannya sebagai pengawas (Supervisor
ability)
b. Kebutuhan akan prestasi akan pekerjaan, mencakup pencarian,
tanggung jawab dan keinginan untuk sukses.
c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran yang kreatif dan daya
pikir.
d. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan
cakap dan tepat.
e. Kepercayaan diri (confidency), atau pandangan terhadap dirinya
sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara
baru atau inofasi.

Lima ciri-ciri utama yang berpengaruh terhadap kesuksesan


kepemimpinan organisasi
a. Kecerdasan.
b. Kedewasaan dan keluwesan hubungan sosial.
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi.
d. Sikap-sikap hubungan manusiawi.
e. Keseimbangan emosi.

2. Macam-macam bentuk Kepemimpinan

a. Pemimpin Formal, yaitu seseorang yang secara resmi diangkat


dalam jabatan kepemimpinan, teratur dalam organisasi secara hirarki.
Kepemimpinan formal ini lazimnya tidak dengan sendirinya dapat
memberi jaminan bahwa seorang yang diangkat menjadi pimpinan
formal dalam organisasi itu akan dapat diterima juga oleh anggota
organisasi sebagai pimpinan yang sesungguhnya.
b. Pemimpin Informal, kepemimpinan ini tidak mempunyai dasar
pengangkatan resmi, tidak nyata terlihat dalam hirarkhi organisasi.
Pemimpin ini dengan spontan diterima baik oleh para anak buahnya,
oleh karena pemimpin informal memancarkan daya atau sifat-sifat
kepemimpinan yang sesungguhnya seperti :
- kemampuan memikat hati orang lain,
- dapat menempatkan dirinya tepat diantara anak buah dengan
hubungan yang serasi,
- memang menguasai organisasi dan tujuannya dengan baik,

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 92
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

- memiliki teknik-teknik kepemimpinan yang tepat, dll.


c. Kepemimpinan langsung : kepemimpinan ini kegiatan dan
pengaruhnya dilakukan dengan melalui sikap, perbuatan dan kata-kata
orang yang memimpin secara langsung kepada anak buah pengikut
atau orang lain yang dipimpin, mereka langsug berhadapan satu sama
lain.
d. Kepemimpinan tidak langsung : yang melakukan kegiatan dan
pengaruhnya terdahap anak buah, pengikut atau orang-orang yang
menerima pimpinan dengan cara yang tidak berhadapan satu sama
lain, akan tetapi melalui perantara seperti : karangan-karang dalam
surat kabar, majalah dan buku-buku.

3. Berbagai Cara Melakukan Kepemimpinan


Cara seorang pemimpin melakukan kepemimpinannya dapat digolongkan
atas beberapa golongan antara lain :
a. Otokratis
Kepemimpinan secara otokrasi adalah pemimpin menganggap
organisasi tersebut miliknya sendiri. Tipe pemimpin seperti ini tidak
mau menerima kritikan, saran dan pendapat, dan juga ia menganggap
bawahan itu hanya sebagai alat saja. Akibatnya bawahan cenderung
untuk mengabaikan perintah atau tanggungjawab, apabila tidak ada
pengawasan langsung. Cara seperti ini dapat dijumpai dalam
pemerintahan feodal.
b. Militeristis
Yaitu pemimpin yang memiliki sifat-sifat antara lain seperti dibawah ini :
- Untuk menggerakkan bawahannya ia menggunakan sistem
perintah yang biasa digunakan dalam ketentaraan,
- Gerak-geriknya senantiasa tergantung kepada pangkat dan
jabatannya,
- Senang akan formalitas yang berlebih-lebihan,
- Menuntut disiplin keras dan kaku dari bawahannya,
- Senang akan upacara-upacara untuk berbagai keadaan,
- Tidak menerima kritikan dari bawahan, dsb.
c. Paternalistis
Cara ini boleh dikatakan untuk seorang pemimpin yang bersifat
“kebapakan”, ia menganggap bahwahanya sebagai “anak” atau
manusia yang belum dewasa yang dalam segala hal masih
memerlukan perlindungan dan bantuan.
d. Kharismatis
Pemimpin yang memiliki daya tarik yang amat besar, sehingga
pengikutnya amat patuh dan setia, pengikutnya amat mencintainya.
e. Laisses faire ( Secara bebas)
Pemimpin membiarkan bawahanya berkehendak sendiri-sendiri.
Akibatnya kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur.
f. Demokratis
Cara demokratis perlakuanya bersifat kerakyatan dan persaudaraan.
Pemimpin semacam ini mau menerima saran dan kritikan baik yang
diminta maupun tidak demi suksesnya tujuan organisasi.

4. Azas-azas Kepemimpinan
1. Sifat-sifat seseorang. Seperti ketangkasan, keberanian, kecerdasan,
kecepatan mengambil keputusan dsb.
2. Tradisi kepemimpinan yang bersumber dari :
 Menurut azaz kelahiran/keturunan seperti anak raja menjadi raja.
 Menurut tanur yang disebut azaz senioritas atau azas ansienitas.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 93
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

3. Kekuatan magis
4. Prestige
5. Kebutuhan yang kondisioner
6. Kecakapan khusus
7. Secara kebetulan

5. fungsi-fungsi kepemimpinan
 Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan
masalah yang menyangkut pemberian saran penyelesaian,
informasi dan pendapat.
 Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok
atau sosial yang menyangkut segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain.

6. Gaya-gaya kepemimpinan
a) Gaya dengan orientasi tugas. Yaitu mengarahkan dan mengawasi
bawahanya .
b) Gaya dengan orientasi karyawan. Yaitu mencoba memotivasi
bawahanya.

7. Peranan seorang pemimpin


 Sebagai seorang pencipta
 Sebagai seorang perencana
 Sebagai wakil kelompok
 Bertindak sebagai wasit atau hakim
 Bertindak sebagai seorang ayah
 Sebagai korban atau “Kambing Hitam”
 Menjalan peranan sesuai dengan rumus Ki Hajar Dewantara
- Ing ngarso sung tulodo
- Ing madya mangun karso
- Tut wuri handayani

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 94
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

CARA MEMBERI INSTURKSI

B. PENDAHULUAN

1. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan


kepada orang lain, untuk mencapai tuuan yang dikehendaki.
2. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya mengutamakan hasil
yang diperolehnya tetapi lebih menitik beratkan pada latihan
pengguaan nalar, pengembangan daya cipta, keterampilan dan
ketangkasan.

C. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI INSTRUKSI

1. Persiapan meliputi
a) Penguasaan bahan
b) Urutan / sistematika Instruksi
c) Alat-alat Instruksi
2. Pembangkitan Minat
3. Cara Penyajian
4. Pengontrol Instruksi
5. Kesimpulan

D. PELAKSANAAN PEMBERIAN INSTRUKSI

Agar mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan :


1. Pemberi Instruksi supaya berada di tempat yang jelas
2. Jangan memulai instruksi sebelum penerimaan keadaanya tertib
3. Bahasa yang dipergunakan mudah dimengerti
4. Suara yang terang, jelas dan tidak perlu cepat
5. Uraianya singkat dan tidak terlalu panjang
6. Bila perlu dibantu dengan peragaan
7. Berikan kesempatan bertanya
8. Bila instruksi diberikan secara tertulis, diberikan secara sistematik dan
tulisan yang jelas.
9. Buatlah menarik perhatian sipenerima dan usahakan dapat
menyingkirkan hal-hal yang mengganggu perhatian mereka.
10. Usahakan sipenerima dapat menggunakan seluruh inderanya.
11. Hal-hal yang dianggap penting pemberi instruksi dapat memberikan
pengulangan-pengulangan
12. Berikan kesempatan bagi sipenerima instruksi untuk menyatakan
kembali / mengkreasikan intstruksi yang telah menerima.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Berbagai faktor yang ikut menentukan perhatian penerima instruksi


adalah “Gaya pemberi instruksi”. Untuk diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1. Pakaian :
a) Hendaknya berpakaian lengkap, bersih dan rapi
b) Hindarkan pakaian yang aneh-aneh

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 95
Geladian Pimpinan Satuan SMA Wahid Hasyim 2 Taman
SidoarjoTahun 2018

2. Berdiri :
a) Berdiri ditempat yang jelas
b) Hindari berjalan mondar-mandir yang tidak perlu
3. Mata
a) Pandangan mata hendaklah menyeluruh, artinya arahkan pada
seluruh yang hadir secara bergantian dan dengan tepat.
b) Jangan memandang seseorang atau tempat tertentu terlalu lama.
c) Hindari sering melihat jam, memandang kebawah , memandang
kelangit-langit atau memandang keluar.
4. Wajah
Pergunakan/Tunjukkan wajah sesuai dengan yang diucapkan
(gembira, sedih, dsb). Dalam hal ini tidak memerlukan penampilan
wajah yang cerah, gembira, dan sebagainya.
5. Tangan
Gerakan tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang
dibicarakan, jangan bertentangan maksud, sehingga dapat
mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan, tidak usah
memberikan gerakan tangan. Tunjukkan tulisan, gambar, benda yang
sedang dibicarakan.
6. Suara dan Bahasa
a) Hendakanya suara cukup jelas dan keras sesuai dengan besar
ruangan dan jumlah pendengar. Dilapangangan gunakan suara
yang jelas dan keras.
b) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti jangan berbelit-belit dan
berikanlah tekanan suara ditemapat yang diperlukan.
c) Bila dipergunakan bahasa asing harus tahu benar artinya, tahu
cara pengucapanya dan penulisan yang tepat.
7. Kebiasaan-kebiasaan
a) Hilangkan kebiasaan buruk, misalnya melempar kapur keatas,
selalu membetulkan baju, celana, dsb.
b) Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata tertentu, misalnya:
oooo, anu, ee, dsb.

Gerakan Pramuka Gugusdepan 14.133-14.144 Ambalan Wahid Hasyim –Nyi Ageng Serang 96

Anda mungkin juga menyukai