Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Demensia Delirium Depresi

Kondisi Klinis Yang Ditandai Dgn Akut,Fluktuatif,Gangguan Dlm Depresi Adalah Suatu
Kemerosotan Daya Perhatian , Atensi Fokus Dan Kondisi Medis Berupa
Ingat,Intelektualitas Kesadaran, Kognitif Perasaan Sedih Yang
Berdampak Negatif
Kategori : -Hiperaktif Terhadap Pikiran, Tindakan,
Hipoaktif,Fluktuatif Perasaan, Dan Kesehatan
Mental Seseorang
Onset Onset Insiden Akut Onset Variable
Memory Shortterm Memory  Short Term Memory  Normal
Atensi Normal Terganggu  Atensi
Berfikir Kesulitan Tdk Bs Mengorganisasi Hopeless

2. Trauma kepala

Kalsifikasi trauma kepala

Mekanisme  Tumpul (cth: kecelakaan kendaraan bermotor)


 Tajam/Tembus (cth: luka tembak, bacok
Berat ringannya cedera  Ringan (GCS 13-15)
 Sedang (GCS9-12)
 Berat (GCS<8
morphologi  Fraktur Tulang
o Kalvaria
o Dasar tengkorak
 Lesi Intrakranial
o Fokal
 Perdarahan Epidural
 Perdarahan Subdural
 Perdarahan Intraserebral
o Difus
 Konkusi
 Kontusio multipel
 Hipoksik/iskemia
4. gcs

GCS 1 2 3 4 5 6
Eye Tidak Membuka Dengan Dengan Diajak Spontan
Rangsangan Bicara
Nyeri
Motor Tidak Ada Ektensi Lengan- Fleksi Lengan Fleksi Cepat, Gerak Normal Sesuai Perintah
Gerakan Add-Endorotasi Dengan Bahu Abd Bahu
Bahu, Pronasi Adduksi (Reaksi)
Lengan Bawah

Verbal Tidak Ada Suara Mengerang Berkata Tidak Jawaban Kacau Orinetasi Baik
Sesuai
5. Vertigo adalah perasaan penderita merasa dirinya atau dunia berputar

a. Vestibuler : sentral (batang otak,cerebrum,cerebelum)

Perifer ( labirinth dan saraf vestibular)

b. Non vestibuler : visual dan somatokinetik – 1. retina (otot bola mata) 2. Kulit sendi otot
Berdasar patologis vertigo
Vestibuler Non vestibuler
Daerah vestibuler korteks otak terdapat pada girus post sentral Vertigo sistemik, neurologik, opthalmologis, otolaringologis,
lobus parietal, dekat area sensorik kepala. Fungsinya untuk psikogenik
orientasi ruang dan ikut mengatur sistem motorik dan mampu
menyaring informasi mengenai keseimbangan

Brachialis Lumbalis sacralis


- L1: N. Iliohypogastric and  N. ischiadicus (sciatic neve)-
Ilioinguinal hamstring
- cervical nerves (C5-C8) - L1, L2: N. Genitofemoral  N. tibialis
- thoracic nerve (T1) dorsal divisions  N. fibula peroneal
- musculocutaneous - L2, L3: N. Lateral femoral  N. gluteus superior
nerve (bicep,brachialis,coracobrachialis) cutaneous  N. gluteus inferior
- median nerve(FCR,psonator quadratus,pronator - L2,L3,L4: N. Femoral, ventral  N. pudendal
teres,digital flexor) divisions
- L2, L3, L4: N. Obturator
- ulnar nerve
- L3, L4: N. Accessory
- axillary nerve (deltoid,teres minor)
obturator
- radial nerve (tricep,ECR
,ECU,supinator,extensor policis)
- MEDIAN NERVE ENTRAPMENTS (TEST:
o TINNEL
o PHALEN
o REVERSE PHALEN
o LUTHY SIGN / BOTTLE SIGN
o FLICK SIGN
o DURKAN
o AIN: OK SIGN / CIRCLE SIGN)
 Pronator teres syndrome (S+M)
 AIN entrapment (M)
 CTS – distal
MANISFESTASI KLINIS

 Antara C1 sampai C5
Respiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien meninggal
 Antara C5 dan C6
Paralisis kaki, tangan, pergelangan; abduksi bahu dan fleksi siku
yang lemah; kehilangan refleks brachioradialis
 Antara C6 dan C7
Paralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan bahu dan fleksi siku masih bisa dilakukan; kehilangan refleks bisep
 Antara C7 dan C8
Paralisis kaki dan tangan
 C8 sampai T1
Horner's syndrome (ptosis, miotic pupils, facial anhidrosis), paralisis kaki
 Antara T11 dan T12
Paralisis otot-otot kaki di atas dan bawah lutut
 T12 sampai L1
Paralisis di bawah lutut
 Cauda equina
Hiporeflex atau paresis extremitas bawah, biasanya nyeri dan usually pain and hyperesthesia, kehilangan control bowel dan
bladder
 S3 sampai S5 atau conus medullaris pada L1
Kehilangan kontrol bowel dan bladder secara total

Nyeri kepala
sinus Migren claster tension
Pain behind browbone nyeri di Pain ,nausea, visual changes, Pain around one eye Like a band sequeshing the
belakang tulang alis dan tulang sakit kepala sebagian (sakit, head : nyeri kepala pening
pipi (tulang maxilaris dan mual dan peubahan visual (sakit kepala seperti diikat pita
bawah mata) kencang

Bells palsy

• Bell’s palsy dapat didefinisikan sebagai unilateral paralisis otot-otot wajah akibat lesi intrinsik pada nervus kranialis ke-7.
(Cawthorne)
• Bell’s palsy adalah kelemahan otot wajah akut, tidak diketahui penyebabnya dan diagnostik mudak ditegakan hanya dengan
melihat kelemahan otot wajah unilateral unilateral.

Karakteristik Klinik
Diagnosis (1)
- Langkah awal: bedakan kelemahan wajah dari sentral atau periferal.
- Kelumpuhan wajah periferal melibatkan semua otot wajah ipsilateral pada saraf wajah yang terlibat.
- Kelemahan wajah dari sentral melibatkan otot wajah kontralateralpada

Diagnosis 2

Diagnosis Bell’s Palsy pada dasarnya dibagi menjadi 3 kriteria:

- Complete atau partial paralisis otot-otot ekspresi dari keseluruhan atau satu sisi wajah
- Pastikan apakah ada tanda dan gejala penyakit gangguan sistem saraf pusat
- Pastikan apakah ada gangguan pada telinga atau posterior fossa

Pemeriksaan diagnostik

- The Nerve excitability test: eksitasi ambang rangsang.


- Saat ini The trigeminal blink reflex menjadi satu-satunya tes mengukur secara konvensional.
- MRI: Kurang disarankan pada kasus Bell’s Palsy
Tujuan penanganan

- Tujuan penanganan pada fase akut Bell’s Palsy termasuk strategi untuk mempercepat dan mencegah komplikasi
kornea.
- Perhatikan mata jika mengalami dry eye, rujuk ke dokter mata agar mendapatkan penanganan tepat

PT;

• Massage wajah setiap hari (Tissue techniques)

• Infrared radiation dengan jarak 60 cm (2 ft.) selama 10 menit

• Kontraksi aktif pada otot wajah yang mengalami kelemahan (neuromuscular training)

• EMG/ biofeedback
1. SPINAL CORD INJURY

- Cedera medula spinalis  cedera pada tulang belakang baik langsung maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di
medula spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian

- ETIOLOGI :

 Traumatic Spinal Cord Injury (TSCI): disebabkan oleh Trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh, fraktur tulang belakang akibat
osteoporosis, kecelakaan olahraga)

 Non Traumatic Spinal Cord Injury (NTSCI) disebabkan oleh: Kelainan vaskular (pembuluh darah), Tumor, Infeksi,
Spondylosis,iatrogenik

2. ENCHEPALITIS

- Ensefalitis adalah suatu kondisi inflamasi akut pada parenchyma otak dan spinal cord yang disebabkan oleh infeksi atau
autoimun (Venkatesan, 2014)

- Ensefalitis dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

 Ensefalitis primer terjadi ketika virus menginfeksi otak dan spinal cord secara langsung

 Ensefalitis sekunder terjadi akibat infeksi dari organ tubuh yang lain

- Tanda : Headache, Malaise, Anorexia, Nausea and Vomiting, Abdominal Pain

- Gejala : Demam , Headache, Perubahan prilaku, Penurunan kesadaran, Defisit neurologic, Kejang, Penurunan kesadaran
sampai koma, Perubahan status mental: delirium, bingung dan disorientasi, Gangguan mental: gangguan prilaku,
halusinasi, psikosis, Kejang seluruh tubuh, Defisit neurologic berat

- GEJALA NEUROLOGIC : Perubahan prilaku dan kepribadian, Penurunan kesadaran, Neck muscle stiffness, photopobia dan
lesu, Kejang umum atau local, Bingung sampai amnesia, Flaccid paralysis(10%), Aphasia, Ataxia, Hemiparesis with,
hyperactive tendon reflexes, Involuntary movements, Cranial nerve deficits (ocular palsies, facial weakness)

Anda mungkin juga menyukai