Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

ACARA II

LARUTAN

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD APRIA ISWARA

GIA019051

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA II

LARUTAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
2. Waktu Praktikum
Jum’at, 27 September 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematikan dan Ilmu pengtehauan
Alam,Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Larutan merupakan campuran homogen yang diperoleh bila suatu zat dilarutkan
dalam pelarut. Bila arus listrik melalui larutannya maka akan terdapat zat-zat yang dapat
menghantarkan arus listrik yang mana larutan itu mengalami perubahan-perubahan kimia
dan ada zat-zat yang tdak dapat menghantarkan arus listrik yang mana larutan tersebut
tetap tidak berubah. Zat-zat yang pertama disebut dengan elektrolit, sedangkan zat-zat
yang kedua dsebut dengan non elektrolit. Contoh larutan elektrolit yaitu asam, basa dan
garam, sedangkan contoh larutan nonelektrolit adalah gula, urea dan lain-lain.
(Anna,2012:46)
Konsep keasaman dan kebasaan dalam kimia sangat beragam sehingga asam dan
basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai cara. Salah satu definisi yang mungkin
paling tua sangatlah sempit karena hanya meliputi air sebagai pelarut. Menuurut definisi
asam dan basa adalah masing-masing sumber H+ dan OH-. Definisi yang lebih luas tapi
masih mendekati definisi lama, ialah definisi Bronsted-Lowry. Yang dapat diterapkan
kepada semua pelarut berproton. Definisi Bronsted-Lowry, asam adalah zat yang
menyediakan proton dan basa yang menerima proton. (Efendy,2008:20).
Larutan asam dan basa termasuk golongan larutan elektrolit. Zat yang larutannya
mempunyai daya hantar baik meskipun konsentrasinya kecil, disebut elektrolit kuat. Zat
yang larutannya mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya besar disebut
elektrolit lemah. Daya hantar listrik setiap larutan tergantung pada besarnya konsentrasi
ino-ion dalam larutan tersebut. Elektrolit kuat terionisasi seluruhnya sehingga konsentrasi
ion-ion dalam larutan relatif lebih besar. Elektrolit lemah terionisasi sebagian kecil
sehingga konsentrasi didalamnya relatif kecil. Banyak sedikitnya zat elektrolit yang
terionisasi dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). (Usman,dkk,2017).
Asam cuka 2 mol lebih asam dari pada sam cuka 1 mol. Pernyataan ini mudah
dipahami dan tidak memerlukan penjelasan. Akan tetapi untuk memahami bahwa HCl 1
mol lebh asam daripasa asam cuka 1 mol, diperlukan penjelasan. Pembawa sifat asam
adalah H+, oleh karena itu tingkat keasaman larutan tergantung pada konsentrasi ion H+
dalam larutan. HCl adalah asam kuat, akantetapi HCl mengandung ion H + lebih banyak,
sehingga HCl 1 mol lebih asam dari pada asam cuka 1 mol. (Chang,2005:2).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum
a. Batang pengaduk
b. Gelas arloji
c. Gelas kimia 100 ml
d. Labu ukur 25 ml
e. Pipet ukur 10 ml
f. Pipet ukur 1 ml
g. Mortar + Alu
h. Neraca analitik
i. Rubber bulb

2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H₂O)
b. Larutan asam klorida (HCL) 1 M
c. Kertas pH Universal
d. Padatan Kalium Hidroksida (KOH)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pembuata larutan KOH 0,5 0,1 0,05 gram padatan KOH
1. Ditimbang menggunakan neraca analitik
2. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml
3. Dilarutkan dengan sedikit Aquades
4. Diaduk dengan mengguakan batang pengaduk
5. Dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml
6. Ditambah Aquades sampai tanda batas
7. Dikocok
8. Ditentukan pH larutan dengan PH Stik

b. Pengenceran dengan labu ukur 12,5 2,5 1,25 ml larutan HCl 1 Molar
1. Dimasukan larutan ke dalam labu ukur 25 ml
2. Ditambah Aquades sampai tanda batas
3. Ditentukan pH larutan dengan pH Stik

E. HASIL PENGAMATAN
NO Larutan yang diukur pH pH Percobaan pH teoritis

1 Larutaan KOH 0,5 14 13,698

2 Larutan KOH 0,1 13 13

3 Larutan KOH 0,05 12 12,699

4 Larutan HCl 0,1 1 1

5 Larutan HCl 0,5 1 0,301

6 Larutan HCl 0,05 1 1,301

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
KOH → 𝐾 + + 𝑂𝐻 −
HCl → 𝐻 + + 𝐶𝑙 −

2. Perhitungan
a.Untuk larutan KOH 0,5 M
pOH = - log [𝑂𝐻 − ]
pOh = - log [5x10−1]
pOh= 1- log 5
poh= 1-0,698
poh= 0,302
ph= Pkw-Poh
= 14-0,302
= 13,698
b. Untuk larutan KOH 0.1 M
poh= - log[1x10−1]
= 1-log 1
=1
Ph= Pkw-Poh
= 14-1
= 13
c. Untuk larutan KOH 0.05 M
poh= - log 5𝑥10−2
= 2 –log 5
= 1,301
Ph= pkw-poh
= 14-1,301
= 12,699
d. Untuk larutan HCl 0,1 M
pH = -log [𝐻 + ]
= - log [ 1𝑥10−1 ]
= 1- log 1
=1

e. Untuk larutan HCl 0,5 M


Ph = - log [5𝑥10−1]
= 1 – log 5
= 0,301
f. Dan Untuk larutan HCl 0,05 M
Ph = - log [5𝑥10−2]
= 2 – log 5
= 1,301

G. PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran homogen yang diperoleh bila suatu zat dilarutkan
dalam pelarut. Larutan dibedakn menjadi dua, yaitu elektrolit dan non elektrolit, dimana
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik seperti asam, basa dan garam. Dan larutan
non elektrolit tidak dapt menghantarkan listrik seperti gula, urea dan etanol. Asam adalah
zat yang jika dimasukkan kedalam air melepaskan ion hidrogen, sedangkan basa adalah
zat yang jika dimasukkan ke dalam air akan melepaskan ion hidroksida.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Megukur pH digunakan pH meter atau
indikator universal. Rentang pH asam sekitar dibawah 7. Sedangkan pH rentang pH basa
adalah sekitar diatas 7 sampai 14.
Pada praktium kali ini yang bertujuan menentukan pH dari larutan asam dan basa
serta serta untuk membedakannya, larutan yang diuji yaitu larutan KOH dan larutan HCl 1
M yang dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Dibuat dulu larutan KOH dengan
konsentrasi yang telah ditentukan yaitu 0,5 M, 0,1 M dan 0,05 M. Larutan dibuat dengan
cara melarutkan sebanyak 0,5 , 0,1 dan 0,05 gram padatan KOH denga aquades sehingga
didapatkan larutan KOH seperti yang ditentukan diatas. Larutan HCl dibuat dengan cara
pengenceran dari larutan HCl 1 M sebanyak 12,5 ml, 2,5 ml dan 1,25 ml sehingga
didapatkan larutan HCl dengan konsentrasi 0,1 M, 0,5 M dan 0,05 M. Dihitung pH larutan
dengan menggunakan pH meter, dimana untuk larutan KOH yang konsentrasinya 0,5 M
diperoleh pH percobaan 14, KOH 0,1 M memiliki pH 13 dan KOH 0,05 M memiliki pH
12. Sedangkan pada percobaan larutan HCl dengan konsentrasi 0,1 M diperoleh pH 1,
HCl 0,5 M memiliki pH 1 dan HCl 0,05 M memiliki pH 1.
Nilai pH yang didapat dari teoritis yaitu untuk larutan KOH 0,5 M adalah 13,698,
larutan KOH 0,1 M adalah 1arutan KOH 0,05 M adalah 12,699. Sedangkan pada larutan
HCl secara teoritis didapatkan diperoleh pH pada larutan HCl 0,1 M yaitu 1, larutan HCl
0,5 M yaitu 0,301 dan laruutan HCl 0,05 M adalah 1,031. Jika dibandinghakn pH dari
hasil percobaan dengan pH secara teoritis terlihat bahwa nilai pH relatif tidak berbeda
jauh, hanya memiliki sedikit perbedaan pH. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
karena tidak dibesihkannya pH meter yang digunakn untuk mengukur pH ketika hendak
mengukur pH yang lain. Hal itu memungkinkan terjadinya ketidaktelitian dalm
pengukuran pH larutan KOH dan larutan HCl. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa larutan KOH dengan berbagai konsentrasi dapat
digolongkan kedalam larutan basa dengan rentang pH dari 7 sampai 14, sedangkan larutan
HCl dengan berbagai konsentrasi dapat digolongkan kedalam larutan asam dengan rentan
pH 1 sampai 6.

H. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui
perbedaan larutan asam dan basa dapat diketahui dari rentang pH nya. Larutan dengan pH
dibawah 7 adalah asam, larutan KOH yang memiliki hasil percobaan 14, 13 dan 12
termasuk dalam larutan basa. Sedangkan semua larutan HCl dari berbagai konsentrasi dari
hasil percobaan memiliki pH yang sama yaitu 1. Larutan asam semakin kecil bilangan
harga pH maka semakin asam larutan tersebut, sedangkan larutan basa semakin besar
angkanya maka semakin besar tingkan kebasaan suatu larutan. Seperti hasil percobaan
menunjukkan bahwa larutan KOH dengan konsentrasi 0,5 M memiliki harga pH yang
paling besar yaitu 14.
DAFTAR PUSTAKA

Chang R, 2005, Kimia Dasar Konsep Konsep Inti, Jakarta : Erlangga.

Effendy, 2012, Teori VSEPR, Kepolaran, dan Gaya Antar Molekul, Malang : Bayumedia.

Poedjiadi A, Supriyanti T, 2012, Dasar Dasar Biokimia, Jakarta : UI-Press.

Usman, dkk, 2017, Indikator Asam Basa dari Daun Pucuk Merah. Vol. 2 No. 3, Hal. 1-3.

Anda mungkin juga menyukai