ACARA III
DISUSUN OLEH :
GIA019051
BIOLOGI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA III
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.Tujuan praktikum
2. Waktu Praktikum
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan
dalam reaksi kimia. Perhitungan Stoikiometri paling baik dikerjakan dengan
menyatakan kuantitas yang diketahui dan tidak diketahui dalam mol dan
kemudian dikonversi menjadi satuan lain. Pereaksi pembatas adalah reaktan
yang ada dalam Stoikiometri. Reaktan ini membatasi jumlah produk yang di
bentuk. Jumlah produk yang dibentuk dalam suatu reaksi mungkin lebih
kecil daripada jumlah maksimum yang munkin diperoleh. Perbandingan
keduanya dinyatakan sebagai persen hasil.(Brady,2018:6)
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur unsur
dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia
secara stoikiometri, biasanya diperlakukan hukum hukum dasar ilmu kimia.
Konsep paling fundamental dalam kimia yaiitu hukum konservasi massa,
yang menyatakan bahwa tak terjadi perubahan kuantitas materi suatu reaksi
kimia biasa. (denbigh, 2012:10)
Enadapan merupakan zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal atau koloid, dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (Sentrifugasi).
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh oleh zat yang
bersangkutan. (Chang,2005:2)
Eksplorasi mineral bijih etrutama emas saat ini memiliki target eksplorasi
pada berbagai tipe endapan. Pola geokimia endapan emas high sulfidation
epithermal daerah cijulang berasosiasi dengan alterasi silifikasi, dengan
hubungan positif terhadap keberadaan mineral kaolinite-dicklite yang
berasosiasi oleh kehadiran pyrophillite sebagai mineral penciri pathway
mineralisasi emas.Pada alterasi advanced orgillic terlihat terdapat anomali
kehadiran emas yang berasosiasi dengan kehadiran pyrhopillite-kaolinite-
dicklit. (Anggarini,2015)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tabung 1
a. 5 ml Pb asetat + 5 ml H₂SO₄ 0,1 M
b. Diamati endapan yang terjadi
c. Dicatat warna endapan
d. Ditimbang kertas saring
e. Dituangkan larutan yang akan disaring
f. Dibilas dengan aquades
g. Dikeringkan kertas saring beserta endapan dalam oven
h. Didinginkan
i. Ditimbang
2. Tabung II
a. 5 ml KOH + 5 ml CuSO 0,3375 M
b. Diamati endapa yang terjadi
c. Dicatat warna endapan
d. Ditimbang kertas saring
e. Dituangkan larutan yang akan disaring
f. Dibilas dengan aquades
g. Dikeringkan kertas saring besertas endapan dalam oven
h. Didiamkan
i. Ditimbang
E. HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi 5 ml larutan pb asetat dengan 5 ml H2SO4
No Prosedur pengamatan Hasil pengamatan
F. ANALISIS DATA
1. Tabung I
a. Persamaan reaksi:
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + CH3COOH(aq)
b. Perhitungan
Diketahui:
Massa kertas saring kosong = 1.07 gram
Massa kertas saring + endapan = 1,26 gram
Ditanyakan:
Penyelesaian:
0,0005 mol
𝑛 0,005 𝑚𝑜𝑙
Perbandingan n H2SO4 = = = 0,005 mol
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 1
= 125,32 %
Jadi,presentase endapan yang dihasilkan adalah 125,32%
2. Tabung II
a. Persamaan reaksi
2KOH(aq) + CuSO4(aq) K2SO4(s) + Cu(OH)2(aq)
b. Perhitungan
Diketahui:
Massa kertas saring kosong = 1,07 gram
Massa kertas saring + endapan = 1,38 gram
Ditanyakan:
Penyelesaian:
Perbandingan Mol
2KOH(aq) + CuSO4(aq) K2SO4(s) + Cu(OH)2(aq)
𝑛 0,0006 𝑚𝑜𝑙
- Perbandingan n 2KOH = = =
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 2
0,0003 mol
𝑛 0,0017 𝑚𝑜𝑙
- Perbandingan n CuSO4 = = =
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 1
0,0017 mol
Dengan menggunakan perbandingan koefisien
tersebut,maka:
2KOH(aq) + CuSO4(aq) K2SO4(s) + Cu(OH)2(aq)
= 593,86 %
Jadi, presentase endapan yang dihasilkan adalah 593,86%
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang persentase endapan yang
dihasilkan adri reaksi stoikiometri. Reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi
kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebut habis bereaksi, sehingga tak ada
mol sisa dalam reaksi.
Praktikum kali ini membahas tentang endapan suatu reaski. Pertama
tama larutan Pb Asetat direaksikan dengan H2SO4. . Reaksi yang terjadi
antara Pb asetat dengan H2SO4 merupakan reaksi pengendapan. Awalnya
warna larutan Pb asetat bening kemudian di campur dengan H2SO4 yang
berwarna bening. Warna pencampuran larutan tersebut berubah menjadi
putih keruh, dan menghasilkan endapan PbSO4.
Setelah terbentuk endapan, [arutan pencampuran tadi disaring agar
terpisah dari endapannya. Penyaringannya emnggunakan kertas saring yang
diletakkan pada corong diatas erlenmeyer, sebelum disaring kertas harus
dilipat seperempat bagian lalu diletakkan di corong, larutan kemudian
dituangkan sedikit demi sedikit, sebelumnya kertas saring dituangi aquades
agar menempel pada corong yang bertujuan untuk mempermudah dalam
memisahkan larutan ke kertas saring.
Setelah penyaringan dilakukan, endapan melekat pada kertas saring
yang kemudian kertas saring dikeringkan di dalam oven sampai benar benar
kering, namun tidak gosong. Kemudian kertas saring yang berisi endapan
tadi ditimbng dan dibandingkan dengan kertas saring koosng untuk
menghitung berat endapan
H. KESIMPULAN
Berdasrkan percobaan yang dilakukan, pencampuran antara larutan Pb
asetat dengan larutan H2SO4 menghasilkan larutan PbSO4. Endapan yang
terbentuk berwarna putih keruh dengan persentase 593,86 % yang didapat
dengan metode penyaringan. Dapat disimpulkan endapan merupakan padatan
hasil dari reaksi antara pencampuran dua larutan atau lebih yang
kelarutannya terlalu jenuh sehingga menghasilkan endapan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini M, dkk, 2015, Pengendapan Uranium dan Thorium Hasil Pelarutan Slag
II, Vol. 36 No. 2, Hal. 2.
Brady J, 2018, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jakarta : Binarupa Aksara.