Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN

ABORTUS INSIPIENS DI RSUD. ZAINOEL ABIDIN

Disusun Oleh :
Marlinda
Nasya munira ulya

PEMBIMBING : Eva Purwita, SST, M. Keb

PRESEPTOR : Safnita Hamzah, SST, M. Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PRODI DIV JURUSAN KEBIDANAN

T.A. 2019/2020

6
DAFTAR ISI

HALAMAN Hal
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Tujuan .. ................................................................................................................2
C. Manfaat .. ..............................................................................................................2

BAB II : TINJAUAN TEORI ..................................................................................................3


A. Definisi .................................................................................................................3
B. Macam-macam abortus.........................................................................................3
C. Etiologi .................................................................................................................4
D. Tanda dan gejala ...................................................................................................5
E. Patofisiologi ..........................................................................................................5
F. Komplikasi............................................................................................................6
G. Penanganan........................
BAB III : TINJAUAN KASUS.................................................................................................7

BAB IV : PENUTUP .................................................................................................................9


1. Kesimpulan ............................................................................................................9
2. Saran ......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10

6
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan praktikum di RSUD. ZAINOEL


ABIDIN pada tanggal 11 - 24 November 2019.Yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INSIPIENS DI
RSUD. ZAINOEL ABIDIN”.

Mahasiswa:

Marlinda ( P07124418023)
Nasha Munira Ulya ( P07124418024)

Laporan ini disahkan oleh :

Preseptor: Dosen pembimbing:

Safnita Hamzah, SST, M. Kes Eva Purwita, SST, M. Keb

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Shalawat dan salam untuk nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabatnya baliau.
Alhamdulillah kami ucapkan, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik guna untuk membangun agar dalam penulisan
makalah kami kedepannya lebih baik lagi.
Besar harapan Penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua Pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa khususnya.

Banda Aceh, 22 November 2019

Penyusun

6
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian ibu ( AKI ). Pada tahun 2007 aki mengalami penurunan
dari 307/ 100.000 menjadi 228/ 100.000 ibu melahirkan. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal ( SDKI,2007).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum dapat hidup di luar kandungan ( saifuddi, 2002). Salah satu komplikasi
terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya pendarahan. pendarahan dapat terjadi
pada setiap usia kehamilan. pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan
kejadian abortus, miscarriage, erly pregnancy loss.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena batas provokatus banyak
yang tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu dari
kejadian yang diketahui 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan
ektopik. Sekitar 5% dari pasangan yang mencoba hamil akan mengalami
keguguran 2 kali yang berurutan dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau
lebih ke kuguguran berurutan. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.
Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari
semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa
mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor bayi dari ibu maupun dari janin,
oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE
pada ibu hamil untuk selalu memeriksa kehamilannya dan waspada terhadap
komplikasi yang terjadi. Bidan sebagai tenaga pelayanan kesehatan yang
berhubungan langsung dengan ibu hamil diharapkan mempunyai dasar ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang baik. Karena penatalaksanaan yang benar
akan memberikan kontribusi keberhasilan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam
kurung (Sofyan, 2006).

6
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
abortus insipiens di RSUD. Zainoel Abidin.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada ibu
hamil dengan abortus insipiens di RSUD. Zainoel Abidin.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada ibu
hamil dengan abortus insipiens di RSUD. Zainoel Abidin.
c. Mahasiswa mampu menetapkan analisa pada ibu hamil dengan
abortus insipiens di RSUD. Zainoel Abidin.
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan abortus insipiens di
RSUD. Zainoel Abidin.
D. Manfaat
1. Bagi penulis/ mahasiswa
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada
ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis dalam melaksanakan
tugasnya.
2. Bagi klien / keluarga
Dapat mengetahui tentang kesehatan dan cara pencegahan serta
penatalaksanaan.

6
BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Defiisi
Abortus adalah ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram ( prawirohardjo, 2009 ).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh karena akibat - akibat
tertentu) pada atau sebelumkehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan ( Maryunani, 2009).

B. Macam-macam abortus
Berdasarkan macam-macamnya abortus dibagi :
1) Abortus spontan
Menurut mufdilah (2009), abortus spontan terjai karena kurang
baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Berdasarkan jenisnya dibagi :
a. Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus
tanpa adanya dilatasi serviks.
b. Abortus insipiens adalah suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin danadanya pebukaan seviks.
c. Abortus inkomplitus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dala
uterus.
d. Abortus kompletus adalah semua hasil konsepsi sdah dikeluarkan dan tidak
ada yang tertinggal dalam uterus.
e. Missed abortion adalah kematian janin berusia 20 minggu, tetapi janin mati
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
f. Abortus habiatualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut yang
terjadi sebanyak tiga kali atau lebih.

6
2) Abortus provokatus
Menurut Nugroho (2012) , abortus provokatus ialah abortus yang
disengaja, baik dengan obat-obatan maupun alat medis :
a. Abortus medisinalis
Abortus ini dilakukan karena tindakan kita sendiri, dengan apabila
kehamilan dipertahankan akan membayangkan diri orang yang
bersangkutan ( Rukiyah, 2014).
b. Abortus kriminalis
Abortus yang disengaja karena tindakan- tindakan yang tidak legal
atau tidak bersangkutan dengan indikasi medis (Rukiyah, 2014).
C. Etiologi
Faktor risiko abortus di antaranya:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebabnya antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan
kromosom seks.
b. Endometrium kurang sempurna, biasanyaterjadi pada ibu hamil saat
usia tua, dimanakondisi abnormal uterus dan endokrin atausindroma
ovarium polikistik.
c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi,virus, obat-obat, dan sebagainya
dapatmempengaruhi baik hasil konsepsi maupunlingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,
keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.

6
4. Kelainan traktus genitalis, misalnyaretroversio uteri, mioma uteri, atau
kelainanbawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran
dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi,
amputasi, atau robekan serviks yang luas yang tidak dijahit.

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala abortus insipiens:
a. Perdarahan lebih banyak.
b. Perut mules( sakit ) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat.
c. Serviks terbuka.
d. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba.

E. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi krorialis belum
menembus desidua secara dalam. Jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan
seluruhnya pada kehamilan 8-14 minggu, penembusan sudah lebih dalam
sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulan bayak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dulu daripada
plasenta.
Pada abortus insipiens peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 Minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan kuat perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil
konsepsi dapat dilaksanakan dengan vakum atau dengan cunam ovum, disusul
dengan kerokan.

6
F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari abortus adalah :
a. Perdarahan
Apabila perdarahan dari jalan lahir tidak segera diatasi atau pertolongan
tidak diberikan tepat pada waktunya maka akan terjadi pengeluaran hasil
konsepsi.
b. Syock
Berkurangnya volume darah yang disebabkan oleh adanya perdarahan
c. Infeksi

G. Penanganan
a. Istirahat tirah baring.
b. Makan makanan yang bergizi.
c. Mengajukan ibu hamil untuk tidak berhubungan seks dahulu sebelum 2
minggu.
d. Pemeriksaan USG.
e. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat Segera lakukan:
- Berikan ergomefin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu)
atau misoprostol 400 mg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu )
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
f. Jika usia kehamilan lebih dari 16 Minggu:
- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil
konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV
(garam fisiologik atau larutan RL dengan kecepatan 40 tetes permenit
untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi).
g. Untuk tetap memantau kondisi Ibu setelah penanganan.

6
BAB III. TINJAUAN KASUS

Hari/tanggal : Jum’at, 22 November 2019


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : RSUDZA / Ruang Bersalin

Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. R


Umur : 37 Tahun Umur : 39 Tahun
Suku/Bangsa : Aceh/ Indonesia Suku/Bangsa : Aceh/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan ; SMA Pendidikan : SMA

kala I ( 03.45 wib)

s Perut terasa mules mules dan keluar flek darah dari Jalan lahir
sejak 1 hari yang lalu dengan warna kehitaman. Persalinan
sebelumnya anak pertama dan kedua normal ditempat bidan,
dengan usia kehamilan cukup bulan. Ibu sebelumnya memeriksa
kehamilan 2 kali di tempat bidan ini kehamilan yang ke 3 dan tidak
pernah keguguran. HPHT: 16-09-2019.

o K/U

KES
: baik

: composmentis

TTV :

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x / i

RR : 22 x / i

S : 36,5 C0

BB : 60 kg

TB : 158 cm

6
TTP : 23-06-2020

TFU : Belum teraba

Vulva : keluar darah

Warna : Kehitaman

Sekala nyeri : 1/ NRS

Hb : 11,3 g/ dl

Gol :O

Rhesus : +

Hematokrit : 35 %

USG : Abortus insipiens, janin berusia 9-10 minggu ( sisa hasil


konsepsi masih ada didalam uterus).

A G3P2A0 hamil 9-10 minggu dengan abortus insipiens.

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan.


P 2. Menjelaskan kepada ibu/keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
3. Melakukan observasi ttv dan perdarahan.
4. Memberitahu suami atau keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
5. Melakukan informed consent untuk tindakan kuretase.
6. Lapor dokter DPJP:
- Pemasangan infuse
- Pemberian obat-obatan
- Persiapan darah 1 kolf
- Persiapan tindakan kuretase
7. Memberitahu ibu untuk menyiapkan pakaian.
8. Anjurkan ibu untuk berpuasa selama 6 jam sebelum dilakukan
tindakan kuretase.
9. Ibu didorong ke ruang operasi untuk tindakan kuretase.

6
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus insipiens di


RSUD. Zainoel Abidin dapat disimpulkan data subjektif yaitu perut mules-mules
dan keluar flek darah dari Jalan lahir . Berdasarkan data objektif K/U: Baik, KES:
composmentis, TD:120/80 mmHg. N: 80 x / i, RR : 22 x / i, S: 36,5 oC , skala
nyeri : 1 / NRs. Analisa yang dapat ditegakkan G3P2A0 dengan abortus insipiens.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan.
Menjelaskan kepada ibu/keluarga tentang kondisi ibu saat ini. Melakukan
observasi ttv dan perdarahan. Memberitahu suami atau keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.Melakukan informed consent untuk tindakan kuretase.Lapor
dokter DPJP: Pemasangan infuse, Pemberian obat-obatan, Persiapan darah 1 kolf,
Persiapan tindakan kuretase, Memberitahu ibu untuk menyiapkan pakaian,
Anjurkan ibu untuk berpuasa selama 6 jam sebelum dilakukan tindakan kuretase
dan Ibu didorong ke ruang operasi untuk tindakan kuretase.
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Diharapakan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
asuhan kebidanan dengan abortus insipiens.
2. Bagi mahasiswa
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan abortus insipiens.
3. Bagi klien / keluarga

Diharapkan bagi klien dan keluarga agar mampu meningkatkan


pengetahuan mengenai tata ibu hamil dengan abortus insipiens

6
DAFTAR PUSTAKA

Musliha. 2010. Asuhan gawat darurat. Nuha Medika, Yogyakarta.


William 2010. Obstetri. Gramedia, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono Dkk. 2009. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta.
Syarifuddin, Abdul Bari. 2006. buku panduan pelayanan kesehatan
Maternal dan neonatal. Yayasan Bina pustaka, Jakarta.
Yuliati, Lia Dan Ai Yeyeh Rukiyah 2014. Asuhan Kebidanan IV. TIM, Jakarta.
Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetric. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai