Anda di halaman 1dari 5

A.

Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja


Masa remaja atau adolesen merupakan masa peralihan antara, masa anak dengan dewasa.
Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian itu telah diawali pada masa-masa
sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setelah melewati
masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa. Karena perannya sebagai masa transisi
antara masa anak dan dewasa, maka pada masa ini terjadi berbagai gejolak atau kemelut.
Gejolak atau kemelut ini terutama berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual juga moral.
Hal itu terjadi terutama karena adanya peubahan-perubahan baik fisik maupun psikis yang
sangat cepat yang mengganggu kestabilan kepribadian anak.

Beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan para remaja pada masa ini adalah:

a. Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin
lain. Remaja hendaknya mampu melihat gadis sebagai wanita dan pemuda sebagai
laki-laki, mejadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya. Belajar bekerja
dengan orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, bisa melepaskan
perasaan-perasaan pribadi dan mampu memimpin tanpa mendominasi.
b. Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita. Mampu
menghargai, menerima dan melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan
wanita dewasa.
c. Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif, remaja
dituntut untuk menyenangi dan menerima dengan wajar kondisi badannya, dapat
menghargai dan menghormati kondisi badan orang lain, dapat memelihara dan
menjaga kondisi badannya.
d. Memiliki keberdirisendirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Remaja diharapkan telah lepas dari ketergantungan sebagai kanak-kanak dari orang
tuanya, dapat menyayangi orang tua tanpa, menghargai orang tua atau orang dewasa
lainnya tanpa tergantung pada mereka.
e. Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi. Terutama pada
anak laki-laki, kemudian berangsur-angsur pula tumbuh pada anak wanita, mampu
untuk mencari nafkah sendiri.
f. Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan. Anak telah
mampu membuat perencanaan karir, memilih pekerjaan yang cocok dan mampu ia
kerjakan, membuat persiapan-persiapan yang sesuai.
g. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga. Memiliki
sikap yang positif terhadap hidup berkeluarga dan punya anak. Untuk anak wanita
telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara anak dan rumah
tangga.
h. Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat. Mengembangkan konsep-konsep entang hukum, pemerintahan,
ekonomi, politik, institusi sosial yang cocok bagi kehidupan modern,
mengembangkan keterampilan berpikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan
problema-problema masyarakat modern.
i. Memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat. Dapat berpartisipasi
dengan rasa tanggung jawab kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
j. Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya. Telah
memiliki seperangkat nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan, ada kemauan
dan usaha untuk merealisasikannya. Mampu menciptakan kehidupan yang serasi
dengan orang lain.1
B. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Muda
Pada akhir masa remaja hampir seluruh aspek kepribadian individu telah berkembang,
dan siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai orang dewasa. Havighurts membagi
kehidupan masa dewasa ini ada tiga fase, yaitu: dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Pada masa dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu
adalah:
a. Memilih pasang hidup. Masa dewasa muda merupakan masa awal membina karir
dan keluarga. Kehidupan berkeluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan
memilih pasangan hidup sebagai suami dan istri. Pasangan suami-istri selain
didasari oleh rasa kasih sayang juga harus didasari oleh pertimbangan yang matang,
tentang kesesuaian sifat, kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan
kesiapan melaksanakan tugas-tugas keluarga.
b. Belajar hidup bersama pasangan hidup. Hidup berkeluarga merupakan hidup
bersama antara dua orang yang memiliki latar belakang kehidupan, sifat dan
mungkin minat dan kebiasan yang berbeda. Meskipun demikian mereka memiliki
kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan untuk hidup bersama. Pemahaman tentang

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), cet. Ke-4, hlm. 124-125.
kesamaan dan perbedaan-perbedaan tersebut, tidak dapat muncul begitu saja tetapi
harus ada kesediaan dan usaha dari kedua belah pihak untuk mempelajarinya. Tanpa
pemahaman hal-hal tersebut keharmonisan keluarga sulit dapat direalisasikan.
c. Memulai hidup berkeluarga. Keluarga merupakan masyarakat kecil. Hampir
seluruh aspek kehidupan kemasyarakatan ada dalam keluarga. Dalam keluarga ada
aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, pendidikan, kesehatan, keamanan,
etika, estetika dll. Suami dan istri dan dengan anak-anaknya, harus
mengembangkan dan mengadakan penataan serta pengelolaan tentang aspek-aspek
tersebut, mengadakan pembagian tugas, mengembangkan mekanisme kerja,
menciptakan iklim kehidupan dll. Sehingga semua kebutuhan dapat terpenuhi dan
semua urusan keluarga dapat diselesaikan dengan baik.
d. Memelihara dan mendidik anak. Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak,
sebagai pemersatu suami-istri, sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus
dirawat, dipelihara dan dididik dengan baik. Apabila tidak, bisa saja anak itu bukan
lagi menjadi penghibur dan penerus yang penuh kebanggaan, tetapi menjadi sumber
kedukaan dan kegundahan. Memelihara pertumbuhan fisiknya relatif lebih mudah
dibandingkan dengan mendidik perkambangan kerohaniannya. Membimbing
perkembangan kerohanian (psikis) anak membutuhkan kesiapan-kesiapan tertentu
dari kedua orang tuanya.
e. Mengelola rumah tangga. Rumah tangga ibarat suatu perusahaan atau lembaga,
yang memiliki banyak bagian dan kaitan, baik antar bagian-bagiannya maupun
antara bagian tersebut dengan hal-hal diluar rumah. Semua hal tersebut perlu
direncanakan dan dikelola dengan baik, sehingga dapat membentuk satu kesatuan
yang harmonis dan berjalan dengan lancar.
f. Memulai kegiatan pekerjaan. Pekerjaan bukan hanya berfungsi untuk mendapatkan
nafkah, tetapi juga merupakan bagian dari karir dan sekaligus identitas dan prestise
dari keluarga. Seorang dewasa muda harus menyiapkan, memilih, memasuki
pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya, untuk
kemudian mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut.
Walaupun seorang telah mengikuti pendidikan untuk sesuatu pekerjaan, tetapi
dalam praktek masih harus banyak belajar dan mengembangkan diri.
g. Bertanggung jawab sebagai masyarakat, warga negara. Seseorang dewasa muda
harus mampu membina hubungan sosial dengan sesama warga masyarakat. Selain
ia dituntut mematuhi semua peraturan ketentuan dari nilai yang ada dalam
masyarakat, ia juga dituntut turut memelihara dan mengawasinya. Seseorang
dewasa muda juga dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan.
h. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial. Dimasyarakat terdapat berbagai
kelompok sosial, seperti kelompok etnis, agama, budaya, profesi, hobi, dll. Seorang
dewasa dituntut untuk dapat hidup dalam berbagai kelompok sosial tersebut dengan
harmonis.2
Sedangkan tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Syamsu Yusuf L.N. dan
Nani M. Sugandhi diantaranya yaitu:
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Mencapai kematangan berperilaku etis.
c. Mencapai kematangan emosi.
d. Mencapai kematangan intelektual.
e. Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial.
f. Mencapai kematangan perkembangan pribadi.
g. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.
h. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis.
i. Mencapai kematangan dalam pilihan karier.
j. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga
(khususnya remaja akhir).3
C. Masa Remaja Akhir (Usia 17-21)
Secara psikologis, pada masa ini emosi remaja sudah mulai stabil dan pemikirannya
mulai matang. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah melibatkan diri ke dalam kegiatan-
kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia
sebagai penganutnya (ada yang taat dan ada yang tidak taat). Kemampuan ini memungkinkan
remaja untuk tidak terpengaruh oleh orang-orang yang mengaku beragama, namun tidak

2
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), cet. Ke-4, hlm. 126-127.

3
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2013), cet. Ke-4, hlm. 16.
melaksanakan ajaran agama, atau perilakunya bertentangan dengan nilai agama. Remaja dapat
menilai bahwa bukan ajaran agamanya yang salah, tetapi orangnyalah yang salah.4

4
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2013), cet. Ke-4, 107-108.

Anda mungkin juga menyukai