Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DALAM BERPIDATO MAHASISWA

TINGKAT 1 B PENDIDIKAN MATEMATIKA

Royya Fawazi Durri


Program studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Suryakancana
Surel: royyafawazi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tingkat 1
B Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Suryakancana dalam menggunakan kalimat efektif saat menyampaikan pidato.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini dilaksanakan
pada saat mahasiswa tingkat 1 B Pendidikan Matematika diberi tugas untuk
menyampaikan pidato dengan tema bebas untuk setiap orang nya.
Dalam penelitian ini mahasiswa dibebaskan memilih tema apa saja untuk
materi pidato nya. Setelah tema ditentukan, mahasiswa mengumpulkan materi
pidato untuk disampaikan di depan kelas. Setelah itu setiap mahasiswa bergantian
menyampaikan pidato di depan kelas dengan metode membaca naskah,
menghapal naskah, dan ektemporal atau menulis pokok-pokok materi yang akan
disampaikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa tingkat 1 B
Pendidikan Matematika yang menggunakan kalimat tidak efektif dalam
menyampaikan pidato. Menunjukkan kemampuan berbicara dengan kalimat yang
efektif mahasiswa tingkat 1 B Pendidikan Matematika masih kurang.

Kata kunci: Kalimat efektif, pidato

PENDAHULUAN

Pidato merupakan salah satu bentuk komuikasi lisan di hadapan massa


dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu, unsur-unsur pidato meliputi intonasi,
gerak-gerik, dan mimik.
Bagian teks pidato meliputi tiga hal pokok, yaitu:
1. Pembukaan (misalnya sapaan, salam, permintaan izin kepada hadirin, ucapan
syukur, dan ucapan terima kasih).
2. Isi (misalnya ungkapan rasa, ucapan selamat, dukungan moral, dan gagasan
yang hendak dikemukakan).
3. Penutup (misalnya simpulan, ajakan, harapan, permintaan maaf, dan salam
penutup).
Berdasarkan tujuannya terdapat beberapa jenis pidato yaitu:
1. Pidato persuasif, bertujuan memengaruhi emosi pendengar untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan pembicara.
2. Pidato argumentatif, betujuan meyakinkan pendengar tentang kebenaran suatu
pendapat.
3. Pidato informatif, berujuan memberi tahu atau memberikan informasi baik
berupa pengarahan maupun penerangan.
4. Pidato deskriptif, bertujuan melukiskan suatu keadaan.
Ada beberapa metode pidato, yaitu sebagai berikut:
1. Metode teks/naskah, yaitu orator membaca naskah pidato yang telah
disiapkan.
2. Metode menghafal, yaitu orator menghafalkan naskah pidato sebelum
berpidato.
3. Metode ekstemporan, yaitu orator membuat garis besar pidato sebagai
pembantu.
4. Metode impromtu atau serta merta, yaitu orator brpidato tanpa persiapan
(spontan).
Dalam menyampaikan pidato kita harus menggunakan kalimat efektif agar
mudah dimengerti dan mudah dipahami oleh pendengar.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca/penulis. Sebuah
kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu:
1. Kesepadanan
Yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadaan kalimat diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompakdan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadaan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti:
a. Kalimat itu memiliki subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidak jelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat
dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam,
bagian, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya
didepan subjek.
b. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Karena ia tidak di undang, dia tidak datang ke tempat itu. (salah)
Karna tidak di undang,dia tidak datang ke tempat itu. (benar)
2. Kehematan
Yaitu hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata
yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi tata bahasa.
Kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
3. Kecermatan
Yaitu bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilihan kata.
Contoh:
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan
para materi. (salah)
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para materi.
(benar)
4. Kepaduan
Yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
dan tidak mencerminkan cara berpikir simetris. Kalimat yang padu
menggunakan pola aspek+agen+verbal scara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
5. Kelogisan
Yaitu ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan (salah)
Bapak menteri kami persilahkan. (benar)
6. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
 Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di
kertas khusus.
 Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tempok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 dan 22 Desember 2016 semester


I tahun ajaran 2016/2017 dan dilakukan di Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Suryakancana Cianjur.
Penelitian ini dilaksanakan pada saat mahasiswa tingkat 1 B Pendidikan
Matematika diberi tugas untuk menyampaikan pidato dengan tema bebas untuk
setiap orang nya.
Dalam penelitian ini mahasiswa dibebaskan memilih tema apa saja untuk
materi pidato nya. Setelah tema ditentukan, mahasiswa mengumpulkan materi
pidato untuk disampaikan di depan kelas. Setelah itu setiap mahasiswa bergantian
menyampaikan pidato di depan kelas dengan metode membaca naskah,
menghapal naskah, dan ektemporal atau menulis pokok-pokok materi yang akan
disampaikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di Program studi Pendidikan Matematika


semester I tingkat 1 B pada mata kuliah pendidikan Bahasa Indonesia tahun
ajaran 2016/2017 pada tanggal 19 dan 22 Desember 2016 . Jumlah mahasiswa
pada kelas ini adalah 22 mahasiswa.
Proses pengambilan data dalam penelitian dilaksanakan dengan mahasiswa
dibebaskan memilih tema apa saja untuk materi pidato nya. Setelah tema
ditentukan, mahasiswa mengumpulkan materi pidato untuk disampaikan di depan
kelas. Setelah itu setiap mahasiswa bergantian menyampaikan pidato di depan
kelas dengan metode membaca naskah, menghapal naskah, dan ektemporal atau
menulis pokok-pokok materi yang akan disampaikan.
Setelah semua mahasiswa menyampaikan pidato dapat dilihat kemampuan
mahasiswa tingkat 1 B Pendidikan Matematika dalam menggunakan kalimat
efektif. Masih banyak penggunaan kalimat yang tidak efektif. Berikut beberapa
uraian kalimat yang tidak efektif yang digunakan oleh mahasiswa saat
menyampaikan pidato:
1. Berdirinya saya di sini,
Kalimat di atas adalah kalimat yang tidak efektif karena merupakan
pemborosan kata. Seharusnya langsung saja seperti ’di sini saya akan
menyampaikan pidato tentang.....’.
2. Saya hendak menyampaikan pidato tentang...,
Kalimat di atas adalah kalimat yang tidak efektif karena pemilihan kata yang
tidak padu. Seharusnya kata hendak diganti dengan kata akan, ’saya akan
menyampaikan pidato tentang...’.
3. Para hadirin yang saya hormati,
Kalimat di atas merupakan kalimat tidak efektif pemborosan kata. Karena kata
hadirin itu sudah bentuk jamak maka seharusnya tidak menambah kan lagi
kata para, jadi langsung ’hadirin yang saya hormati..’.
4. Pidato tentang kebebasan pergaulan bebas,
Kalimat di atas juga merupakan contoh kalimat yang tidak efektif
pemborosan kata. Seharusnya ’pergaulan bebas’ atau bisa juga ’kebebasan
dalam bergaul’.
5. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur...
Kalimat di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena pemborosan kata
dan logikanya jika ada pertama-tama harus ada kedua dua, ketiga-tiga dan
seterusya. Seharusnya langsung saja ’marilah kita panjatkan puji dan
syukur....’
6. Yang terhormat ibu aprilla selaku dosen bahasa indonesia...
Kalimat di atas tidak efektif karena penggunaan kata selaku tidak tepat,
seharusnya ’yang terhormat ibu aprilla sebagai dosen bahasa indonesia’ atau
bisa juga ’yang terhormat ibu aprilla dosen bahasa indonesia’
7. Apa yang akan kita wariskan untuk anak cucu kita kelak nanti...
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat pemborosan kata. Seharusnya
’apa yang akan kita wariskan untuk anak dan cucu kita nanti’ atau ’apa yang
akan kita wariskan untuk anak dan cucu kita kelak’. Karena kata kelak dan
nanti mempunyai makna yang sama yaitu keterangan waktu di masa yang
akan datang.
8. Apakah kita akan ngasih tahu ke anak cucu kita....
Kalimat di atas tidak efektif karena ada kata yang tidak baku. Seharusnya
’apakah kita akan memberi tahu kepada anak dan cucu kita....’.
9. Ada geningan kalau kita memerihara hewan langka akan diberikan pasal
sanksi...
Kalimat di atas tidak efektif karena ada penggunaan kata bahasa daerah yaitu
kata ’geningan’ dan ada ketidak logisan. Seharusnya ’akan diberikan sanksi
jika kita memelihara hewan langka...’.
10. Yang terhormat kepada bu April selaku guru dosen pendidikan bahasa
indonesia
Kalimat di atas tidak efektif karena ada pemborosan kata yaitu guru dosen.
Seharusnya ’yang terhormat ibu April dosen pendidikan bahasa indonesia...’.
11. Saya akan memberikan sedikit hal yang dapat membuat motivasi belajar untuk
agar lebih giat lagi belajar..
Kalimat di atas tidak efektif karena banyak sekali pemborosan katanya.
Seharusnya ’saya akan memberikan motivasi agar lebih giat belajar...’
12. Menurut William A Wared pernah mengatakan...
Kalimat di atas tidak efektif karena ada pemborosan kata. Seharusnya
’menurut Willian A Wared’ atau ’ Willian A Wared mengatakan..’.
13. Ada terdapat tiga hal penting...
Kalimat di atas tidak efektif karena ada pemborosan kata. Seharusnya ’ada
tiga hal penting...’ atau ’terdapat tiga hal penting...’.
14. Serta solawat serta salam...
Kalimat di atas tidak efektif karena ada ketidak tepatan penempatan kata.
Seharusnya ’serta solawat dan salam...’.
15. Segitu saja pidato dari saya...’
Kalimat di atas tidak efektif karena ada ketidak tepatan dalam penempaan
kata. Seharusnya ’sekian pidato dari saya....’ atau ’demikian pidato dari
saya...’.
16. Semoga bermanfaat bagi kalian teman-teman semua...
Kalimat di atas tidak efektif karena ada pemborosan kata dan menjamakan
kata yang sudah jamak. Seharusnya ’semoga bermanfaat bagi kalian...’ atau
’semoga bermanfaat bagi teman-teman...’.
17. Dari fakta di atas
Kalimat di atas tidak efektif jika disampaikan saat berpidato akan tetapi jika
dalam sebuah tulisan kalimat tersebut akan efektif. Seharusnya ’dari fakta
tersebut...’
18. Mindset pola pikir orang lulus SD akan berbeda dengan mindset pola pikir
orang yang lulusan sarjana
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya pengguanaan bahasa asing dan
juga adanya pemborosan kata. Seharusnya ’pola pikir seseorang yang lulusan
SD akan berbeda dengan yang lulusan sarjana...’
19. Untuk apa sih bersekolah mending langsung kerja aja
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya ketidak tepatan dalam
menempatkan kata. Seharusnya ’untuk apa bersekolah lebih baik langsung
bekerja...’.
20. Banyak faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan remaja
Kalimat di atas tidak efektif karena ada kata yang menjamakan bentuk jamak.
Seharusnya ’banyak faktor yang memengaruhi kehidupan remaja...’.
21. Bisa dapat membentuk karakter yang baik
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya pemborosan kata. Seharusnya ’bisa
membentuk karakter yang baik...’ atau ’dapat membentuk karakter yang
baik...’
22. Kita stop hentikan bullying
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya penggunaan bahasa asing dan
merupakan pemborosan kata. Seharusnya ’kita hentikan bullying...’.
23. Dengan suasana sehat walafiyat
Kalimat di atas tidak efektif karena tidak tepat penggunaan katanya.
Seharusnya ’dalam keadaan sehat walafiyat...’.
24. Semoga Indonesia dapat menjadi bisa lebih maju
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya kerancuan penempatan kata.
Seharusnya ’semoga Indonesia dapat lebih maju...’
25. Yang terhormat bapak bupati Cianjur beserta jajarannya
Kalimat di atas tidak efektif karena tidak logis dalam kata beserta jajarannya,
seharusnya disebutkan staf atau namanya langsung satu persatu.
26. Semoga ada manfaatnya dan bermanfaat
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya kerancuan kata. Seharusnya
’semoga bermanfaat...’.
27. Kita dapat berkumpul di dalam kelas di dalam sehat walafiyat
Kalimat di atas tidak efektif karena adanya kerancuan penempatan kata.
Seharusnya ’kita dapat berkumpul di kelas ini dengan keadaan sehat
walafiyat...’.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat


disimpulkan bahwa kemampuan penggunaan kalimat efektif saat menyampaikan
pidato mahasiswa tingkat 1 B Pendidikan Bahasa Indonesia masih belum
maksimal, semua mahasiswa saat menyampaikan pidato ada saja penyampaian
dengan kalimat yang tidak efektif. Namun, ada beberapa orang yang penyampaian
dengan kalimat yang tidak efektif satu atau dua kalimat.
Banyak nya pengucapan kalimat yang tidak efektif ini dipengaruhi oleh
kebiasaan bicara sehari-hari yang dengan bahasa daerah. Jadi mahasiswa tingkat 1
B Pendidikan Matematika harus lebih mempelajari lagi tentang kalimat efektif,
dan membiasakan berbicara atau pun menulis dengan kalimat yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zainal. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika


Persindo.

Suparmin. Sudaryanto. 2014. Bahasa Indonesia SMA/MA. Surakarta: Mediatama.

Prastyo, Nugroho. 2014. Sahabat Sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia.


Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.

Anda mungkin juga menyukai