Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna.
Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika
dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi
pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan
menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali
dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik
dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling
populer di dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang.
Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Biasanya
pedagang batik di daerah ini memesan motif yang sesuai dengan selera dan adat daerah
masing-masing.
Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti
perkembangan jaman . Misalnya pada waktu penjajahan Jepang, maka lahir batik dengan
nama’Batik Jawa Hokokai’,yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono
Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore. Pada tahun
enampuluhan juga diciptakan batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat
setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif ‘SBY’ yaitu motif batik yang
mirip dengankain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-akhir ini
adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk
membuat kreasi motif batik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Batik di Pekalongan?
2. Bagaimana Wujud Batik Khas Pekalongan?
3. Bagaimana Simbol Batik di Pekalongan?
4. Apakah Fungsi Batik Pekalongan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Batik di Pekalongan
2. Mengetahui Wujud Batik Pekalongan
3. Mengetahui Simbol-Simbol Batik Pekalongan
4. Memahami Fungsi Batik Pekalongan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan
menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur
internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain
atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif
tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi,
serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan
sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik wanita maupun
pria Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian yang dihiasi pola batik
ataupun kain batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing.
Para turis asing ataupun pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar
akan batik dan sering membawanya pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu
kesenian yang sudah menjadi budaya di Indonesia khususnya di daerah jawa. batik sudah
dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit. Oleh karena itu Batik sudah
pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan, hingga cara
pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan
Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa
sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari
kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam
membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang
mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini,
kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik
dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.
Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat ditemukan di
berbagai negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri Lanka. Selain itu
batik juga ditemukan di beberapa negara di Afrika. Tetapi Tetap saja Batik yang paling
terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia. Selain di Asia, batik juga
sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang
sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan
terciptanya suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah
perjalanan tersebut mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu
membawa nama bangsa menjadi bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah
sepnatasnya untuk kita pelajari adalah sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan
demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan produknya saja tapi akan lebih baik
jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita akan lebih menghargai
produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan
peperangan yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang
melawan kolonial Belanda dan perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering
terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa sebagian keluarga keraton untuk
mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah kota Pekalongan. Keluarga keraton
yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang akhirnya mengembangkan
ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi tersebut.
Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya
terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata
pencaharian. Untuk motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah
yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal
berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan juga batik cap. Meskipkun demikian
motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya menjadi daya tarik
tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini
banyak menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki
oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya
bangsa kita ini telah mampu mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah
internasional. Semakin terkenal suatu produk tentunya juga akan membantu
meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
B. Wujud Batik Pekalongan
Ada beberapa wujud batik pekalongan berdasarkan pembuatannya, yaitu:
1. Batik cap

Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan
cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat
proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil
batik cap ini sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan
cara seperti menggambar di atas kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa
memperhatikan beberapa ciri khas dari batik celup diantaranya adalah warna batik pada
kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih
mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2. Batik tulis

Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif batik secara manual
dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena
proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi.
Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan
harga yang lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan
mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis
yang juga memiliki daya jual yang tinggi.
Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya
adalah batik tulis malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses
pembuatannya dengan menorehkan cairan malam dengan menggunakan canting tulis.
Sedangkan batik tulis warna atau colet sebanarnya proses pembuatannya juga sama
dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang membedakan adalah batik ini
langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang digunakan. Ciri -ciri
batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang
digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3. Batik sablon

Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses
dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam
sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi
dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat
tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga
batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik
pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki
banyak penggemar.

C. Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan


Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir.
Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda,
tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
1. Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan
mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan
dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang
yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak
agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya,
dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan
kain agar mudah dibatik.
2. Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori
dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola
biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain
mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya
dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil
dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi
kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3. Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke
kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen
(mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah
nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-
titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih
rumit.
4. Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna
dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup
dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara
berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan
lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-
anginkan.
7. Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau
titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining
dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk
mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam
campuran warna cokelat tersebut.
9. Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis
maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini,
pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah
cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air
bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang
cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan
penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah
wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

D. Bahan Pembuatan Batik Pekalongan


Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan
dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat
tradisional.
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori
sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat
sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.
2. Bandul

Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong.
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah
tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3. Wajan

Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau
tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa menggunakan alat lain.
4. Kompor

Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah
kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan
kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi
sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.
5. Taplak

Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
6. Saringan Malam

Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran.
Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting.
Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu
jalannya malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena
kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin
bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik.
7. Canting

Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan,
terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk
menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan
bahan teflon.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-
macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori
yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur
secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu
tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar
mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan
panjang sekacu dari mori jenis lain.
Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah
menggunakan ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori.
Ukuran ini sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat
membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk
menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.
9. Malam (Lilin)

Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya


malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada
proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam
yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk
membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses
pelorodan.
10. Dhingklik (Tempat Duduk)

Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat
dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di
toko-toko.
11. Pewarna Alami

Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa
tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin
mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna
buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun
tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan
waktu yang cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup
rumit.
E. Simbol dan Makna Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat
Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India,
Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai
negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan.
1. Motif Batik Jlamprang
Motif batik jlamprang sangat dipengaruhi oleh budaya Islam, di dalam Islam
dilarang menggambar makhluk hidup. Untuk itulah motif jlamprang terdiri dari
titik, kotak, lingkaran dan bentuk-bentuk lain yang membentuk geometris. Selain
itu warna cerah menjadi ciri khas lain dari motif jlamprang, bisa dua warna atau
lebih.
Meskipun berupa titik dan bentuk-bentuk dasar yang geometris, namun pola
yang terbentuk memiliki makna yang mendalam. Motif batik jlamprang merupakan
motif batik pekalongan yang terkenal karena salah satu motif batik pekalongan
yang mudah digambar selain itu motif batik jlamprang juga menjadi ikon motif
batik
Pekalongan karena motif batik yang satu ini memang sudah sangat familiar
di masyarakat sejak dahulu. Beberapa contoh motif batik jlamprang.

2. Motif Batik Liong


Jika motif batik jlamprang sangat dipengaruhi oleh budaya Islam, sesuai
dengan namanya motif batik liong sangat dipengaruhi oleh budaya Tiongkok.
Melalui etnis tionghoa yang menetap di Pekalongan, mereka ikut berkontribusi
dengan terciptanya motif batik liong ini berdasar dari makhluk imaginer ular naga
dan burung phoenix.
Menurut mitologi Tiongkok, kedua makhluk tersebut merupakan simbol dari
kesuburan, kemakmuran dan kebaikan. Dengan motif batik liong, diharapkan bisa
memberi pengaruh yang sama kepada penggunanya. Begitulah filosofi dari motif
batik liong. Beberapa contoh motif batik liong.

3. Motif Batik Semen


Berbeda dengan dua motif batik Pekalongan sebelumnya, motif batik semen
merupakan motif batik klasik dari Pekalongan. Penampilannya hampir mirip dari
motif batik semen dari Jogja maupun Solo, perbedaannya terletak pada tidak
terdapatnya motif cecak pada motif batik semen Pekalongan. Motif batik semen
berupa pola yang membentuk gambar daratan dengan berbagai makhluk dan
tumbuhan didalamnya termasuk burung garuda. Secara filosofi diartikan bahwa
burung garuda yang gagah mampu bertahan dengan kondisi apapun, dan hal itulah
yang diharapkan bagi siapapun pemakainya bisa memiliki keteguhan hati yang
kuat. Beberapa contoh motif batik semen.
F. Fungsi Batik Pekalongan
Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu, kain batik merupakan busana
kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh mengenakan kain batik selain raja dan
keturunan raja. Biasanya batik dipakai sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran,
perkawinan serta kematian, yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung,
dodot, selendang, ikat kepala dan kemben.
Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian
yaitu :
1. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang
biasa disebut sebagai Batik Profan, seperti:
a. Kemeja
b. Daster
c. Sarung
d. Jarik
e. Selendang
f. Kerudung
2. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
a. Taplak meja
b. Seprai
c. Gorden
d. Hiasan dinding
e. Tas
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan berbagai
kesimpulan sebagai berikut:
1. Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan kita
selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.
2. Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki motif
yang berbeda, termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri dalam
motif batiknya.
3. Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian yang
cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna.
Berbagai macam batik mulai banyak zaman sekarang seperti batik tulis,batik
cap,batik printing,dan lain-lain.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah kami buat,maka beberapa saran penulis
diajukan sebagai berikut.
1. Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas bangsa
Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa
Indonesia.
2. Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan bahkan
diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.
3. Mengingat indonesia khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik dengan
batik ada baiknya jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat indonesia
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

www.seasite.niu.Edu/Indonesian/budaya_bangsa/batik
http://ceritakain.wordpress.com/2012/01/01/fungsi-batik-dahulu/
http://banyugroup.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-batik_
http://batik28.blogspot.com/2012/11/ragam-motif-batik-dan-maknanya.html
http://batikpekalonganindonesia.blogdetik.com/tutorial-membatik

Anda mungkin juga menyukai