Anda di halaman 1dari 1

Menuju Inspektorat Jenderal yang Ramah Lingkungan

Jakarta, 26 Juli 2019 – Darurat sampah semakin terasa dampaknya di lingkungan sekitar kita. Perubahan
harus dilakukan, dan bisa dilakukan dari unit tekecil. Inspektorat Jenderal telah berkomiten untuk
mendukung perubahan ini dengan mencanangkan gerakan zero waste dimulai di ligkungan kantor. Pada
pagi ini di Ruang LPIK Lantai 13 diadakan sosialisasi green office dengan mengundang kabag dan
kasubbag di sekretaariat Inspektorat Jenderal.

Dalam kesempatan ini Kasubbag Rumah Tangga Wiyoso Tranggono Bersama Ilafi Rani Yoasti
menyampaikan presentasi green lifestyle. Wiyoso mengungkapkan bahwa sebelum acara ini telah
dilakukan dialog dengan Waste4change serta Jakarta Tanpa Sedotan mengenai green lifestyle. Sebagai
tindak lanjut, bulan maret kemarin dibentuk tim green office sebagai penanggung jawab gerakan go
green di Inspektorat Jenderal.

Tim green office telah mengadakan percobaan green lifestyle selama satu minggu di kalangan pegawai
BUKP. Selain itu juga dilakukan survey mengenai perubahan yang dialami sebelum, saat, dan setelah
masa percobaan. Survey mencakup jumlah sampah yang dihasilkan, usaha zero waste yang dilakukan,
serta tingkat kesulitan pelaksanaan green lifestyle. Hasil survey inilah yang menjadi ukuran tingkat
kesadaran yang semakin menegaskan perlunya perubahan.

Dalam sesi tanya jawab Kabag PK Cornelius Maria Susetya mengusulkan pembentukan tim green office
secara resmi beserta tusi dan program yang jelas untuk kepentingan akuntabilitas dan pendanaan.
Menanggapi hal Wiyoso menyampaikan komitmen BUKP untuk menjalankan program green office
secara less cost. Hal ini berarti pengadaan akan ditekan seminimal mungkin. Pertimbangan ini diambil
sebab tujuan akhir dari program ini adalah kesadaran, budaya, dan lifestyle hingga level individu. Karena
itulah tim green office akan lebih fokus untuk mendorong kesadaran, bukannya memanjakan pegawai.

Usulan menarik lainnya datang dari Andy Noor Isnaini dan Asrulsani. Keduanya mengusulkan
diadakannya kompetisi go green untuk meningkatkan motivasi pegawai. Penilaian/indeksasi sampah per
unit diusulkan untuk dijalankan demi menekan jumlah sampah. Selain itu media social juga perlu
dioptimalkan untuk memperluas jangkauan gerakan go green.

Tak hanya sampah-sampah yang sering dijumpai dan dipahami masyarakat awal, pekerjaan kantor dan
layanan dukungan tusi juga perlu dioptimalkan untuk menekan jumlah sampah. Hal ini diungkapkan oleh
Erdi Muhammad. Ia menjumpai masih banyak dokumen-dokumen yang seharusnya bisa dikirimkan
secara elektronik namun masih dicetak begitu saja. Hal ini memang perlu diperhatikan karena green
lifestyle tentunya tidak hanya terfokus pada masalah plastik, tapi juga sampah-sampah lainnya.

Di akhir acara Wiyoso berjanji akan mempertimbangkan usulan-usulan yang diterima. Ia juga berharap
green office ini kedepannya dapat diterapkan dengan baik secara menyeluruh di Inspektorat Jenderal.
“Memang tidak mudah, tetapi wajar karena kita sedang belajar.”

Anda mungkin juga menyukai