Anda di halaman 1dari 47

METODE PELAKSANAAN

PAKET :
PENINGKATAN JALAN KUTOARJO – KETAWANG (KAB. PURWOREJO)

SUMBER DANA APBD PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN ANGGARAN 2019

POKJA PEMILIHAN – 7 BIRO ADMINISTRASI PENGADAAN


BARANG/JASA PROVINSI JAWA TENGAH

GEDUNG D SEKRETARIAT DAERAH JL. PAHLAWAN NO. 9


SEMARANG
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Latar belakang adanya Peningkatan Jalan Kutoarjo – Ketawang (Kab. Purworejo)
dikarenakan pada ruas jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung antara Kutoarjo
dengan Ketawang dan sekitarnya.
Pada ruas jalan tersebut banyak badan jalan yang mengalami kerusakan, baik rusak retak
buaya maupun berlubang serta mengalami penurunan untuk lapis pondasi bawah.
Akibat dari kerusakan tersebut banyak pengguna jalan yang terjatuh, karena kerusakan
setiap hari bertambah.
Peningkatan Jalan Kutoarjo – Ketawang (Kab. Purworejo) dilaksanakan oleh Pokja
Pemilihan – 7 Biro Administrasi Pengadaan Barang/Jasa Provinsi Jawa Tengah, alamat Gedung
D Sekretariat Daerah, Jl. Pahlawan No. 9 Semarang, Dengan Sumber Pendanaan APBD Tahun
Anggaran 2019.

Untuk paket pekerjaan ini pemerintah menganggarkan dana dengan nilai HPS sebesar Rp
Rp 15.114.531.891,67,-(Lima Belas Milyar Seratus Empat Belas Juta Lima Ratus Tiga Puluh
Satu Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Satu Rupiah Enam Puluh Tujuh Sen) dengan jangka
waktu pelaksanaan selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender dan jangka waktu
pemeliharaan selama 1095 (Seribu Sembilan Puluh Lima) hari kalender.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari dibangunnya paket ini adalah untuk :
1. Meningkatkan kelancaran arus lalu-lintas.
2. Mengurangi angka kecelakaan.
3. Meningkatkan rasa nyaman bagi pengguna jalan.
4. Meningkatkan ketertiban berlalu-lintas.

I.3. LOKASI
Lokasi Peningkatan Jalan Kutoarjo – Ketawang (Kab. Purworejo) berada di Kabupaten
Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
I.4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pada Peningkatan Jalan Kutoarjo – Ketawang (Kab. Purworejo) meliputi
:

DAFTAR 1. MATA PEMBAYARAN UMUM


DIVISI 1 UMUM
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.21 Manajemen Mutu

DAFTAR 2. PEMBAYARAN PENYELENGGARAN KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA


DIVISI 1 UMUM
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR 3. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA (MPPU)


DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1.(1) Galian Biasa
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
5.3.(4) Beton Untuk Perkerasan Beton Semen Dengan Tulangan Ganda
5.3.(5) Baja Tulangan Polos BjTP 280
5.3.(6) Baja Tulangan Sirip BjTP 280

DAFTAR 4. MATA PEMBAYARAN DRAINASE


DIVISI 2 DRAINASE
2.3.(22) Saluran berbentuk U Tipe DS 1

DAFTAR 5. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK (Selain MPPU)


DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.2.(2b) Timbunan Pilihan dari Galian

DAFTAR 6. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN PREVENTIF (Selain MPPU)


DIVISI 4 PEKERJAAN PREVENTIF

DAFTAR 7. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR DAN


PERKERASAN BETON SEMEN (Selain MPPU)
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

DAFTAR 8. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL (Selain MPPU)


DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL

DAFTAR 9. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN STRUKTUR (Selain MPPU)


DIVISI 7 STRUKTUR
7.1.(7a) Beton Struktur fc’ 20 MPa
7.3.(2) Baja Tulangan Sirip BjTP 280
7.6.(10b) Penyediaan Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak 300mm
7.6.(16b) Pemancangan Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak 300mm
7.9.(1) Pasangan Batu

DAFTAR 10. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN REHAB. JEMBATAN (Selain MPPU)


DIVISI 8 REHABILITASI JEMBATAN

DAFTAR 11. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
DIVISI 9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
9.2 Pekerjaan Lain – Lain :
9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik
9.2.(5) Patok Pengarah

DAFTAR 12. MATA PEMBAYARAN PEMELIHARAAN KINERJA


DIVISI 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
10.1 Pemeliharaan Kinerja Jalan :
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas
10.1.(19) Pembersihan Patok
10.1.(20) Pembersihan Rambu
10.1.(21) Pembersihan Drainase
10.1.(22) Pengendalian Tanaman

10.2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan :


10.2.(1) Pembersihan Jembatan
10.2.(4) Pengecatan Elemen Baja
10.2.(5) Pengecatan Sederhana / Elemen Beton
STRUKTUR ORGANISASI
PT SERBA GUNA MULIATAMA

Direktur
Ponimin Setyo Widodo

General Superintendent
Joko Heriyanto,ST

Quantity Engineer
Catur Pipit Cahyono,ST

Manajer Mutu Administrasi Petugas K3


Sugiyarto Budi Purwanto Misgiarti

Kepala Tukang

Tukang

Pekerja
URAIAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PERSONIL PENYEDIA JASA

Di bawah ini personil inti yang akan kami ajukan :

1. Nama : Joko Heriyanto,ST


Jabatan : General Superintendent
Tugas dan Tanggung Jawab :
 Memberikan masukan kepada pimpinan Perusahaan terhadap rencana pelaksanaan
Proyek .
 Membuat gambar rencana dan gambar pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Melakukan pengukuran kembali bersama-sama dengan pihak proyek.
 Memanfaatkan seluruh dana, tenaga, alat, waktu dan teknologi yang ada secara optimal.
 Mengusahakan pemenuhan persyaratan mutu, batasan waktu, batasan biaya seperti
telah ditetapkanMengatur dan mengendalikan SDM , suplaier atau sub Surat Perjanjian
Harga Satuan Pekerjaan Konstruksitor yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Wewenang
 Memutuskan strategi pelaksanaan proyek berkaitan dengan pengendalian mutu, waktu
dan biaya pekerjaan.
 Menerima dan mengatur SDM untuk pelaksanaan Proyek.
 Menetapkan hasil pelaksanaan pekerjaan dari segi volume dan biaya pekerjaan yang
telah disepakati dan menanda tangani setiap dokumen yang berkaitan dengan kuantitas
dan biaya pekerjaan .
 Memberikan rekomendasi atas penawaran supplier atau sub Surat Perjanjian Harga
Satuan Pekerjaan Konstruksitor yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan kesepakatan dengan pihak ketiga setelah berkoordinasi dengan pimpinan(
Direktur).
2. Nama : Catur Pipit Cahyono,ST
Jabatan : Quantity Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab
 Berwenang mengatur pelaksanaan pekerjaan termasuk Finansial dan Logistik dan
berkewajiban melaporkan ke project manager.
 Membuat program mingguan dan memberikan pengarahan kegiatan harian kepada
pekerja.
 Melakukan manejemen konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja di lapangan.
 Melaporkan progress pekerjaan kepada Project Manager.
 Mempunyai tugas bekerja sama dengan Direksi Lapangan dan memutuskan segala
kebijakan yang diambil dilapangan atas nama Perusahaan.
 Bekerja sama dengan Direksi untuk melaksanakan Inspeksi dan Test sesuai Standard
Prosedur dan Standard Desain yang telah disepakati dan melaporkan ke Pimpinan
perusahaan.
Wewenang
 Menilai dan mengevaluasi kemajuan kerja dari masing –masing sub Surat Perjanjian
Harga Satuan Pekerjaan Konstruksitor , atau masing-masing unit pekerja ( Kepala
Tukang ).
 Memberikan laporan atas kemajuan kerja masing-masing sub Surat Perjanjian Harga
Satuan Pekerjaan Konstruksitor, atau masing-masing unit kerja ( Kepala Tukang ).
 Mengeluarkan dana taktis sebatas kewenangan pekerjaan guna kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.

3. Nama : Sugiyarto
Jabatan : Manajer Mutu (QC)
Tugas dan Tanggung Jawab
 Melaksanakan prosedur K3 dan Lingkungan di tempat kerja
 Bekerjasama dengan rekan kerja dan lingkungan sosial yang beragam
 Mengelola Rencana Mutu (Quality Plan)
 Mengelola isi Daftar Simak (Check List)
 Mengelola hasil inspeksi dan pengujian (Quality Control)
 Melakukan kaji ulang pelaksanaan jaminan mutu
 Mengelola dokumentasi dan laporan

Wewenang
 Menilai dan mengevaluasi kemajuan kerja dari masing –masing sub Surat Perjanjian
Harga Satuan Pekerjaan Konstruksitor , atau masing-masing unit pekerja ( Kepala
Tukang ).
 Memberikan laporan atas kemajuan kerja masing-masing sub Surat Perjanjian Harga
Satuan Pekerjaan Konstruksitor, atau masing-masing unit kerja ( Kepala Tukang ).
 Mengeluarkan dana taktis sebatas kewenangan pekerjaan guna kelancaran pelaksanaan
pekerjaan .

4. Nama : Budi Purwanto


Jabatan : Administrasi
Tugas dan Tanggung Jawab
 Melakukan seluruh aktivitas administrasi dengan baik dan teratur .
 Mengelola Keuangan dengan efektif dan efisien.
 Menyelenggarakan verifikasi bukti-bukti dan melakukan pembayaran.
 Melaksanakan administrasi kontrak termasuk masalah termyn.
 Membantu direktur mengevalusi laporan keuangan proyek.
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja di lapangan
5. Nama : Misgiarti
Jabatan : K3
Tugas dan Tanggung Jawab
 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
 Merencanakan dan menyusun program K3
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.
BAB. II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
Metode penyelesaian pekerjaan dapat digambar dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut :
BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

MULAI

REKAYASA
LAPANGAN

Tidak
Q
1
Ya

MUTUAL CEK

Tidak
Q AMANDEMEN
1
Ya

Galaian Biasa Penyiapan Badan Jalan Timbunan Pilihan dari Penyediaan Tiang Pemasangan Tiang
Galian Pancang 300 mm Pancang 300 mm

Tidak
Tidak Tidak Tidak Tidak
Q
Q Q Q Q
1
1
Ya
1 1 Ya 1

Ya Ya Ya
1 2 3

Pasangan Batu
Agregat Kelas A Saluran berbentuk U
Tipe DS 1
TDK Tidak

Q Q Tidak
13 Q
Ya 3
YA 1
Ya
Lapis Pondasi Bawah
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
Beton Kurus TDK

TDK Q1
Q
YA
YA

Baja tulangan Baja Tulangan


Polos

TDK
TDK
Q
Q
YA
YA
Baja Tulangan
Ulir
Beton Fc’ 20
MPa
TDK
TDK
Q
Q
YA
YA
Perkerasan
Beton Semen
Timbunan Pilihan
TDK

Q
TDK
Q
YA
YA
Perbaikan CAP

TDK
Q

YA

Marka Jalan

YA

TDK Q
Patok Pengarah
YA

TDK
Pemeliharaan

Q
TDK
YA
Q

YA

SELESAI
BAB. III. URAIAN PEKERJAAN UTAMA
Dalam Peningkatan Jalan Kutoarjo – Ketawang (Kab. Purworejo) ini yang termasuk dalam
Item Pekerjaan Utama antara lain :

Dibawah ini akan dijabarkan lebih luas pengertian tentang item pekerjaan utama diatas
serta digambarkan bagaiman cara pengerjaan serta penggunaam alat dan lama waktu
pelaksanaan pada paket tersebut.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Penyedia Jasa mempersiapkan RMK yang merupakan salah satu dokumen pelaporan memuat
diantaranya informasi kegiatan, sasaran mutu kegiatan, tugas dan wewenang, pembagian
personil, dan struktur organisasi, untuk menyelesaikan pekerjaan agar dicapai hasil yang tepat
mutu, tepat waktu dan tepat guna tanpa adanya dampak lingkungan selama proses
penyelesaian pekerjaan.

2. Pemberitahuan Mulai Pelaksanaan Pekerjaan


Setelah Penyedia Jasa menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dilanjutkan dengan
menyampaikan Surat Pemberitahuan akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran, Staf Teknik / Pengawas dan Instansi yang terkait, serta Kepala Desa
setempat, Camat, Sektor Kepolisian dan Polres.

3. Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai kegiatan di lapangan sebaiknya dilaksanakan sosialisasi dengan
mengundang tokoh masyarakat, Muspika, Instansi terkait, Direksi, Pengawas dan Kepala desa,
dengan tujuan antara lain :
a. Agar masyarakat mengetahui akan adanya kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Ijin Lokasi kepada Instansi yang terkait dengan terganggunya lalu lintas selama pekerjaan
berlangsung dan masyarakat pengguna jalan dapat memakluminya serta kesanggupan untuk
mengembalikan sesuai kondisi semula.
c. Menampung saran – saran dari masyarakat dan Kepala desa setempat baik mengenai
letak/lokasi pekerjaan dan batas tanah yang kena bangunan tersebut terutama mengenai
kelancaran dan keamanan selama pekerjaan berlangsung agar bisa selesai tepat waktu.

4. Pre Construction Meeting


Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan untuk menyamakan pemahaman dan
persepsi tentang dokumen kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak serta Spesifikasi yang
ada , dalam PCM hal – hal yang dibahas antara lain : Program Mutu, Organisasi Kerja, Tata
Cara Pengaturan Kerja, Jadwal Pelaksanaan dan lainya.
5. Pengukuran dan MC – 0 % serta Dokumentasi
Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan berapa besar
perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu perencanaan
masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas
harus memastikan lagi legalitas kepastian pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan
Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan
0%, dan Lampiran-lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam
Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan
bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang (Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan
(Addendum). Hal ini tergantung mazab yang digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu,
terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial sepanjang pekerjaan dilaksanakan,
sehingga tim yang diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat
perubahan yang dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk)
semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka Tim yang dibentuk
cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang ditemukan besar
bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus melibatkan Bidang
Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang besar, diperlukan
Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak akan dibahas pada
kesempatan ini, karena terdapat berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-
kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan pekerjaan.

6. Pembuatan Kantor Lapangan dan Barak Kerja


Pembangunan Kantor Lapangan dibuat sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan yang
strategis dan dalam posisi yang aman dari lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk PPTK dan
Direksi Lapangan/Pengawas lapangan guna mempermudah komunikasi serta pengawasan
jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Fasilitas yang tersedia dalam Kantor Lapangan/Direksi keet antara lain :
- 1 Stel Meja Kursi
- 1 Meja tulis, kursi dan 1 almari
- Buku Tamu
- Buku Direksi
- Buku Harian
- Buku Ijin Pasang
- Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedulle)
- Gambar Rencana
- Gambar Kerja
- Perhitungan MC 0 %
- Foto 0 %
- Kotak Obat
- Papan Nama Proyek / Papan Informasi.
Dan untuk Barak Kerja dibuat dapat dimanfaatkan untuk menyimpan matrial, Alat – Alat Kerja.

7. Mobilisasi Personil, Peralatan dan Bahan


 Mobilitas Sumber daya Personil Inti :

Pengadaan tenaga kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga kerja setempat dengan
harapan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat. khusus untuk
tukang dan kepala tukang inti dan tenaga ahli mendatangkan yang telah berpengalaman dalam
bidangnya agar pekerjaan berjalan sesuai dengan sasaran mutu, tepat waktu dengan kuantitas
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada,

 Mobilitas Sumber daya Peralatan Utama :


 Concrete Batching Plant : 50 M3/jam Jumlah : 1
 Truck Mixer Agilator : 6 M3 Jumlah : 7
 Dump Truck : 5 ton Jumlah : 5
 Mobilitas Sumber daya Bahan / Material :
Pada mobilisasi bahan material, Kontraktor harus menyediakan bahan atau material
sesuai dengan kebutuhan di lapangan tanpa mengalami keterlambatan. Kontraktor juga
harus memperhitungkan dan merencanakan akses jalan masuk, serta tetap menjaga
kelancaran lalu lintas sekitar proyek, dan keamanan proyek.Dropping material ditempatkan
pada lokasi yang mudah dijangkau dalam pelaksanaanpekerjaan, dalam pekerjaan ini
material juga dilangsir menuju masing- masing itempekerjaan.

8. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di
lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat
akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
a) Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
b) Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
c) Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
d) Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan
benar.
e) Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu
lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
a) Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic
b) Rambu peringatan
c) Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
a) Pekerja
b) Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu
lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang
haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

II. PEKERJAAN UTAMA DAN LAINNYA


A. DEVISI 2. DRAINASE

1. Saluran berbentuk U Tipe DS 1

1. Pengukuran
Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera
pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank
untuk menyimpan elevasi.

- Pengukuran -

2. Galian Tanah
Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan titik elevasi. Sekarang
lakukan penggalian tanah dengan menggunakan alat berat backhoe. Kita juga harus mengontrol
galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang sudah kita tandai.Dalam target kurang
lebih 1 hari pekerjaan galian tersebut selesai dan kedalaman galian minimal 7,2 meter.

- Galian tanah dengan alat berat backhoe -

3. Pembuangan tanah bekas galian


Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus mempersiapkan dump
truck untuk membuang tanah bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah
direncanakan dibuang pada tempat luar area proyek. Tapi kita juga harus menyiapkan sebagian
tanah bekas tersebut untuk melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan demikian area
saluran drainase proyek tersebut ketika sudah selesai akan terlihat bersih.

- Pembuangan tanah bekas galian -

4. Urug Sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari
sebelum pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan
bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250 mm.
Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.

5. Lantai Kerja
Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50 mm dengan mutu beton K-125
atau bisa juga disebut dengan istilah B0. Fungsi dari lantai kerja disini adalah untuk mengontrol
elevasi pada permukaan saluran drainase yang akan dipasang. Sehingga disaat beton pracetak
diturunkan elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.

- Lantai Kerja -

6. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH :

 Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
 Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
 Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator
= 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja
berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.

 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di
tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri
atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.
 Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
 Pekerjaan nat

Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.

B.
DEVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1. Galian Biasa
Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bowplank tanah digali sesuai
dengan gambar kerja. Area penggalian sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan
perhitungan rekayasa lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan area pada saat
melaksanakan pekerjaan serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan

Uraian Kerja :
1) Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan
2) Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
3) Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
4) Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi perkerjaan
5) Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini
akan dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

2. Galian Cadas Muda (Galian Batu Lunak)


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk galian tanah lunak ini meliputi semua pekerjaan galian,
pengukuran, pemasangan patok/ bowplang, penyiapan alat, tenaga, proses penggalian
dengan menggunakan alat, serta tempat pembuangan hasil galian.
b. Persiapan Pekerjaan
 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
c. Uraian Pekerjaan
 Permukaan galian digali dengan menggunakan alat Excavator, Jack Hammer
Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain
sebagainya.
 Cadas Muda/Batu Lunak digali menggunakan alat, lalu dimuat kedalam truk untuk
diangkut ke lokasi yang telah ditentuka.
 Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
 Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

2. Timbunana Pilihan dari Sumber Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan dari sumber galian harus terdiri
dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan
biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal,
seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10%
setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :


1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan
dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah :


 Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
 Urutan Kerja/Metode kerja :
1. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell
Loader
2. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari
quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
3. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
4. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
5. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

3. Timbunana Pilihan dari Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan dari galian harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal,
seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10%
setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :


1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan
dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah :


 Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
 Urutan Kerja/Metode kerja :
a. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell
Loader
b. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari
quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
c. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
d. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
e. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4. Penyiapan Badan Jalan

Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan
termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-
semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.

• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara
manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan

• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roleer atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak terlalu
luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.
Pemadatan Tanah Dasar

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.


2. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai
kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
3. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.

C. DEVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan alat ( secara mekanik ) yaitu : Wheel
Loadermencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp Dump.
Truckmengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan motor greder.
HamparanAgregat dibasahi dengan Water Tank sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller.Pekerjaan ini menggunakan material Lapis Pondasi agregat Kelas A. Selama
pemadatansekelompok pekerja akan merapikan hamparan dengan menggunakan
alat bantu. LPA Kelas A digunakan untuk pelebaran badan jalan sesuai dengan
rencana setelah material LPA Kelas B terampar dan dipadatkan.
2. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
Uraian Kerja :
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat
dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan,
dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera
sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi
dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang
telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan,
kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.

 Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi


yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan
campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti
spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
 Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis
lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar hingga
pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah
dicapai.
 Alat
 Water Tank
 Concrete Vibrator
 dan alat bantu.
 Tenaga
 pekerja dan
 mandor

3. Beton untuk Perkerasan Beton Semen dengan Tulangan Ganda


Pasang Bekisting

Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan pekerjaan
pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan
disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian
akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan.

Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker

Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar dan dowel terlebih
dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar
bekisting dimana sebagian dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-celah
pada bagian bawah bekisting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air
semen tidak akan keluar dari adukan beton yang baru dicor.

Pasang Tulangan Untuk Dudukan :

Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan
pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai
dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan
dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter
tulangan yang tertera dalam gambar kerja.

Pasang Dowel
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara terlebih dahulu
memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat pada besi
dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera
dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang untuk
menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel
tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada titik-
titik lokasi pemasangan.

Pekerjaan Beton Semen

Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan
Pengececoran / membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin
untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka
dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari
supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set, concrete
vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang
berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara
manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating screed
yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang) yang
ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan
pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga
terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan
menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur
hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi pengecoran
kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan kemudian bahan
adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian slump beton
kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran
dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan
mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang rata.

Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent


Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah mengeras maka akan dilakukan
pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar dan dowel sesuai jarak yang telah
ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pemotong beton
hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan dimana terlebih dahulu telah dilakukan
penggarisan pada permukaan beton sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila
pemotongan beton ini telah selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint
sealent pada lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan
permukaan beton.

Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-
bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di
finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi. Sambungan
harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan sampai tak ada
lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan
tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh melebihi
toleransi yang ditentukan.
Finishing

Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)dilakukan,
permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan,
atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm,
dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian
terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling
sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu
terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75
mm.

Pengujian Kerataan Permukaan


Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m.
Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3
m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila
diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang
yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti. Bagian yang
dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran.
Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan yang
panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

Perawatan dan Perlindungan Beton

- Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera
ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua hal, dimana perawatan
memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus dititik beratkan pada penyediaan
air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek
bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal.

- Perawatan dengan Lembar Goni atau Terpal


Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal.
Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan
sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar
penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.

- Perawatan Celah Gergajian


Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang cepat.Hal
ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang sesuai.

- Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai


Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas umum dan
lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur lalu-
lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu, rintangan, dan jembatan
penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-
lintas umum harus diperbaiki atau diganti.
- Perlindungan terhadap hujan
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap saat
harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas
perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus
direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila
diperkirakan akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang
perlu guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.

- Toleransi Tebal
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan Gambar
Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran ketebalan terhadap
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan menggunakan benang dipandang
cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa tebal perkerasan setelah penghamparan,
maka tebal perkerasan dapat ditentukan dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus
dilakukan pada interval yang disyaratkan.

- Pembukaan dan Pembatarasan Lali-lintas


Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan lalu-lintas
pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang dilewati peralatan
pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan lainnya harus segera
disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan memasang rintangan dan rambu-
rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk
memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama sambungan belum
ditutup.

4. Baja Tulangan Polos BjTP 280

Merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang memiliki
tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan
pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian
rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat
beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu

Pekerjaan Baja Tulangan ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan
kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.

Persiapan:
1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
2. Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
3. Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian dilapangan.

Uraian pelaksanaan :
1. Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
2. Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
3. Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang
diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan
dikerjakan pada saat suhu dingin.
4. Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.

5. Baja Tulangan Sirip BjTP 280

Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan
leleh karekteristik 3.200 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa
sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu

Penjelasan Tahapan Pekerjaan Baja Tulangan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian
luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah
atau terhadap bahaya kebakaran.
 Untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan tebal selimut beton antara lain :
1. - Untuk besi diameter 16 mm dan lebih kecil 3,5 cm
2. - Untuk besi diameter 19 mm dan 22 mm 5,0 cm
3. - Untuk besi diameter 25 mm dan lebih besar 6,0 cm
 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk
beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di
atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada
selokan atau cairan korosif lainnya. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap
pertulangan diikat dengan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI 07-6401-2000.
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan
batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau
kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu
berubah banyak.
 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan
dengan mesin pembengkok.
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau
merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup)
terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak
akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang
dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada
penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
 Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih
minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos.
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,
maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen
dan air saja).
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.
 Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check
bersama.

Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani
bersama.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan Kg.

D. DEVISI 7. STRUKTUR

1. Beton Struktur, fc ’20 MPa

Pekerjaan ini untuk Struktur Dinding Penahan Tanah dan Pelebaran. Pelaksanaannya
adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar
tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.

1. Beton ini dilaksanakan untuk Struktur Dinding Penahan Tanah dan Pelebaran.
2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton yang akan digunakan dan harus
sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5. Tahapan Pekerjaan :
 Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
 Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang
telah disediakan dengan alat water tank truck.
 Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
 Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah
dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
 Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan
pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik
(kuat tekan) beton tercapai.
 Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan
pengetesan
Penyelesaian pekerjaan ini dengan menggunakan material semen, pasir, krikil dan
airdicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer, Beton di cordalam
bekisting yang telah disiapkan. Untuk menjaga mutu beton maka dilakukan curingagar kuat
tekan beton di dapatkan sesuai dengan rencana.
LINGKUP PEKERJAAN, Pekerjaan ini mencakup pengadaan material, pencampuran
antara semen portland, agregathalus, agregat kasar dan air pembentuk massa padat. Mutu
beton yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan perkerasan beton semen ( perkerasan kaku ) dan lapis
pondasi bawah yang di laksanakan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang di tunjukan dalam gambar atau sebagaimana di perintahkan pengawas dan atau staff
teknis.
Toleransi dimensi
a) ketentuan yang di isyratkan dalam pasal 5.3.5. harus digunakan
b) ketentuan yang di isyaratkan dalam pasal 5.3.9. harus digunakan
Standar Rujukan
Ketentuan yang di isyaratkan dalam spesifikasi ini harus di gunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
SNI 1972 : 2008 : cara uji slump beton
SNI 1974 : 2011 : cara uji kuat tekan beton
SNI 03-443-1997 : spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4810-1998 : metode pembuatan dan perawatan benda uji beton dan lapangan.
SNI 03-6820-2002 : spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plelesteran
dengan bahan dasar semen.
SNI 03-6969-203 : metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti
hasilpengeboran.
pengajuan kesiapan kerja
Penyedia jasa harus mengajukan rincian proposal rencana pengendalian mutu
Untuk aspek pekerjaan ini.
jadwal kerja dan pengendalian lalu lintas
ketentuan yang disyaratkan dalam pasal 5.5.8 harus di gunakan

Pemasokan beton campuran siap pakai ( ready mix)


Beton yang dipasok sebagai campuran siap pakai (ready mix) oleh pemasok yang
berada di luar proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997. Kecuali disebutkan lain
dalam kontrak, maka “pembeli” dalam SNI 03-4433-1997 haruslah penyedia jasa. Syarat-syarat
umum dari kontrak dan ketentuan-ketentuan dari spesifikasi seksi 5.3 akan didahulukan dari
pada SNI 03-4433-1997.Penerapan SNI 03-4433-1997 tidak membebaskan penyedia jasa dari
setiap kewajibannya dalam kontrak ini.

5.2 BAHAN
mutu perkerasan beton semen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan gambar rencana
dan atau Dokumen Pengadaan.
Ageregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan pasal 7.1.2.(3)dari spesifikasi selain
yang di sebabkan di bawah ini. Ageregat halus harus terjadi dari bahan yang bersih, butiran
yang dilapisi oleh apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No.4(4,75mm)
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam
c) Jika duajenis agregat halus atau lebih di campur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuanyang disetujui pengawas / staff teknis.
d) Setiap fariasi agregat harus buatan halus terdiri dari batu pecah yang memenuhi pasal

Table 5.3.2.(2) sifat Ketentuan Metode pengajuan


sifat agregat kasar Sifat
Kehilangan akibat Tidak melampuhi SNI 2417 : 2008
abrasi los angles 40% untuk 500 putaran
Berat isi lepas Minimum 1.200 SNI 03-4804-1998
kg/m
Berat jenis Minimum 2,1 SNI 19970 :2008

Penyerapan oleh iar Ampas besi : maks SNI 1970 :2008


6%
Lainnya : maks 2,5
%
Bentuk partikel pipih Masing masing ASTM D-4791
dan lonjong dengan rasio 3:1 maks 25%
Bidang pecah (2 atau Minimum 80% ASTM D-5821
lebih)

4) Semen
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton dan
pasangan beton;
Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai;

pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut;

butiran semen memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau mengeras tidak boleh
dipakai;

pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa menggunakan semen yang tidak memenuhi persyaratan;

perdagangan dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton tersebut di atas;
5) Air
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengawas tentang air kerja yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan;
inyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum;

contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui atau yang direkomendasi oleh
Pengawas dan staff teknis untuk diselidiki sampai seberapa banyak air itu mengandung zat-zat
yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal yang demikian pekerjaan beton
harus dihentikan sampai di dapat keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk
konstruksi beton dan penghentian pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang telah ditetapkan;
yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat setepat-tepatnya;

6) Beton
a) Bahan Pokok Campuran
persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus di dasarkan pada hasil
percobaan campuran (trial mix) yang di buat oleh penyedia jasa. Agregat kasar dan halus harus
sesuai dengan spesifikasi ini. Untuk menentukan rasio ageregat kasar dan agregat halus,
proporsi agregat halus harus di pertahankan seminimum mungkin. Akan tetap, sekurang-kurang
40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang di definisikan
sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm., Agregat gabungan tidak boleh mengandung
bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2 % kecuali bahan pozolan. Penyedia jasa boleh
memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38 mm, asalkan : campuran tidak mengalami
segregasi; kelecakan yang memadai untuk instalasi yang digunakan dapat dicapai dan kerataan
permukaan yang di isyaratkan tetap dapat di pertahankan. Menurut pendapatnya, staff teknis
dapat meminta penyedia jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang telah dipilih oleh
penyedia jasa.
Tidakan-tindakan tambahan,termasuk penurunanukuran maksimum agregat,dapat
dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan gelincir ( slip form ) yang
berasal oleh truck terakhir.
Ketika proporsi takaran yang sesuai telah di putuskan dan disetujui, proporsi-proporsi
tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan staff teknis.
b) kadar bahan pengikat untuk perkerasan beton semen
Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan untuk
perkerasan beton semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluaan pencapaian
durabiitas beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang akan mengakibatkan suhu beton yang
tinggi. Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen maksimum harus tercantum dalam
dokumen rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi lingkungan pekerjaan dan disetujui
oleh pengguna jasa.

c) kekuatan
Kekuatan minimum untuk kuat tekan pada umur 28 hari untuk perkerasan beton semen
di berikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.3.2.(3) kuat tekan minimum untuk perkerasan beton semen

Uraian Syarat kuat tekan


(kg /cm2)
Beton percobaan campuran K.350 s/d K500 untuk 28 hari

Perkerasan beton semen K.350 s/d K500 untuk 28 hari


( pengendalian produksi )

Metode pengujian SNI 1974 : 2011


Ukuran benda uji Kubus150 x 150 x 150 mm
Silinder 150 x 300 mm

Catatan :
beton untuk perkerasan beton semen dalam pekerjaan permanen harus memenuhi
ketentuan kuat tekan minimum untuk beton perkerasan yang di berikan dalam tabel 5.3.2(3).
Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat di
sesuaikan berdasarkan perbandingan kuat tekan yang di capai untuk serangkaian
pengujian yang tidak kurang dari 16 penguji kuat rancangan yang di setujui. Penyusuaian kuat
tekan minimum untuk pengendalian produk yang di berikan dalam tabel 5.3.2.(3) akan mengikuti
perintah atau persetujuan dari staff teknis.
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan70% dari kuat tekan
lapangan yang terjadi.

d) konsistensi untuk perkerasan beton semen


Konsistensi beton harus di tentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 :
2008. Penyedia jasa harus melakukan ujislump untuk setiap campuran beton dengan nilai slump
12 cm +- 2 cm.
e) pengambilan benda uji (sampling)
Sebelum Pengecoran
Penyedia Jasa harus melakukan Tes Mix Design Beton untuk jenis-jenis material yang
akan dipakai untuk pengecoran ;
Sertifikat mix design sebagai syarat ijin untuk pelaksanaan pengecoran di lapangan dan
harus diserahkan kepada pengawas dan Staff Teknis.
Pada saat Pengecoran
Satuan lot akan di definisikan sebagai tiap 50 m.
Untuk setiap lot, satu pasang (2 buah) benda uji kubus/ silinder harus di cetak untuk
pengujian kuat tekan,satu benda uji, di test kuat tekan pada umur 7 hari, satu benda uji di test
kuat tekan pada umur 28 hari.
Bila hasil pengujian kuat tekanpertama (beton umur 7 hari) tidak mencapai 70 % dari
kuat tekan yang diisyaratkan. maka dilakukan pengambilan benda uji inti ( core ) di lapangan,
minimum 1 benda uji tiap lot, untuk dilakukan pengujian kuat tekan. Jika kuat tekan benda uji inti
(core) yang di peroleh ini mencapai kuat tekan yang disyaratkan, maka produk beton ini dapat
diterima untuk pembayaran.
Sertifikat tes kuat tekan beton menjadi persyaratan pembayaran.
5.3 PERALATAN
1) Umum
Peralatan harus memenuhi ketentuan spesifikasi ini. Penghamparan dapat dilakukan
baik di gunakan dengan menggunakan acuan tetap ( fixed form ).
2) kendaran pengangkut (Truck Mixer Agitator)
Penghantar jenis agitator ( penggoyang bolak-balik ) atau pencampur harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang di isyaratkan. Dengan kapasitas angkut
minimal 5 ton.
3) Stamper
Stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini
merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun
maupun pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk
bangunan gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan , halaman
dan juga untuk pekerjaan pemadatan timbunan lainnya.
4) vibrator ( penggetar )
Vibrator, untuk menggetarkan saluran lebar perkerasan beton, dapat berupa jenis
“surface pan” atau jenis “internal” dengan tabung celup ( immersed tube ) atau“multiple spuds”.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau mesin pembentuk, atau dapat juga
dipasang pada kendaraan (peralatan) khusus. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan,
perlengkapan untuk memindahkan beban (lood trasfer devices), tanah dasar dan acuan (form)
samping.
5) Gergaji Beton
Bilamana sambungan yang di bentuk dengan penggergajian (saw joints) disyaratkan,
penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah yang berkapasitas memadai
dan mampu menyelesaikan penggergajian ,atau dengan gerinda (abrasive wheel) sesuai ukuran
yang ditentukan. Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang siap pakai
(standby). Sebuah gergaji cadangan harus di sediakan di tempat kerja setiap saat selama
operasi pengergajian. Penyedia jasa harus menyediakan penerangan yang memadai untuk
penggergajian di malam hari. Seluruh peralatan ini harus berada ditempat kerja sebelum dan
selama pekerjaan perkerasan beton.
6) Garu / Garpu
Untuk membuat alur (grooves) pada permukaan jalan beton, diperlukan alat berupa garu
/ garpu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan membuat alur beton sesuai
dengan ketentuan pada gambar rencana.
Sehingga didapatkan alur yang rapih, rata dan tidak merusak permukaan jalan beton.
7) Acuan
Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari
5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak kurang dari 3m. Acuan ini
sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa
adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamnya. Acuan
yang dapat disesuaikan (Fleksibel) atau lengkung dengan radiusyang sesuai harus digunakan
untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (Fleksibel)
atau lengkung harus dirangcang sedemikian hingga dapat diterima oleh staff teknis. Acuan
harus dilengkapi dengan sarana yangmemadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila
telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala
benturan dan getaran dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens (flangebraces) harus
dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan atasnya
miring,bengkok,terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang
diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh direksipekerjan.
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki
tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan ini harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-
ujung bagian yang bersambungan.
5.4 SAMBUNGAN ( JOINTS)
sambungan susut melintang (tranverse contraction joint)
sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk dan membuat
alur dengan pemotong pada permukaan perkerasan, disamping itu bilamana dilanjutkan dalam
gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk memindahkan beban (lood tranfer
assembiles).
a) Sambungan susut lajur melintang (transverse contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip)
sebagaimana di tunjukan gambar.
b) Alur yang di bentuk (formed grooves)
Alur ini harus dibuat untuk menekankan perlengkapan yang di setujui ke dalam beton
yang masih plastis. Perlengkapan tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai
beton mencapai tahap pengesahan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton
didekatnya, kecuali bilamana perlengkapan tersebut memang merancang untuk tetap terpasang
pada sambungan.
c) Sambungan susut gergajian (sawn contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergajian beton pada
permukan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas gergajian
dan permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan. Penggergajian untuk membentuk
sambungan harus dilakukan segera mungkin setelah beton cukup mengeras agar pengergajian
dapat dilakukan dengan hasil yang rapi tanpa menimbulkan keretakan, dan umumnya tidak
kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari 10 jam setelah pemadatan akhir beton,
diambilmana yang lebih pendek waktunya. Semua sambungan harus dibentuk dengan
pemotongan sebelum terjadi retak susut yang tidak terkendali. Bila perlu, operasi penggergajian
harus dilakukan siang dan malam dalam cuaca apapun. Penggergajian untuk membentuk
sambungan harus dilakukan bilamana keretakan terjadi pada atau dekat lokasi gergajian pada
saat sebelum digergaji. Penggergajian untuk membentuk sambungan tidak boleh dilanjutkan
bilamana keretakan meluas didepan gergajian. bilamana terjadi kondisi estrim sedimikian hingga
tindaklah praktis untuk mencegah keretakan dengan penggergajian yang lebih dini, alur
sambungan kontraksi harus di buat sebelum beton mencapai pengerasan bertahap. Awal
sebagaimana di sebutkan diatas. Secara umum, setiap sambunganharus dibentuk dengan
penggergajian yang berurutan dan teratur.

5.5 PELAKSANAAN
1) umum
Sebelum mulai pekerjaan beton, semua pekerjaan lapis pondasi bawah dan yang
berdekatan harus sudah selesai atau disetujui pengawas / staff teknis.
Servis elevasi harus dilakukan pada lapis pondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih
tinggi 5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya setiap pekerjaan
berikutnya.
2) acuan dan alat pengendali elevasi
Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang secukupnya
di muka bagian pengerasan yang sedang dilakukan agar diperoleh kinerja dan persatuan atas
semua operasi yang sedang diperlukan pada atau berdekatan dengan garis garis acuan. Acuan
harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk ruas
sepanjang 3 m. Paku harus diletakkan pada setiap ujung sambungan. Bagian bagian acuan
harus kokoh dan tidak goyah. Perbedan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya tidak
boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat
adanya lentingan atau penurunan, terhadap benturan dan tehadap benturan dan getaran dari
peralatan pemadat dan penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton
dihamparkan, ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai
dihampar halus disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus di periksa dan bila perlu diperbaiki oleh
penyedia jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan berubah posisinya atau
kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa ulang.
Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi
tidak melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan elevasi permukan yang
telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang sedemikian hingga
tidak ada satu titikpun pada ketebalan plat beton yang setelah pengecoran dan pemadatan akan
kurang dari tebal rancangan.
3) Pemasangan Plastik Cor
Sebelum pengecoran dimulai, pada lapisan bawah dan samping sebelum cor beton
dipasang plastik cor (lapisan kedap air) sehingga Air semen tidak turun dan meresap kebawah.
4) pengecoran beton
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
sedapat mungkin dihindari. Kecuali truck pencampur, truck pengaduk, atau alat angkutan lainya
yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa menimbulkan segregasi bahan , beton
dihamparkan secara manual sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan
harusdilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara.
penghamparan secaramanual harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan
perata (rakes) pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan
memakai sepatu yang dilekati oleh tanah maupun kotoran lainya.
Beton harus di padatkan merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan pada
kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukan kedalam beton.
Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator
tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Cairan beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus
disingkirkan dengan cara yang disetujui.
5) penyelesain dengan tangan
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan
persetujuan staff teknis jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode
yang disyaratkan, beton harus didistribusikan dan dihampar dengan tangan tanpa segregasi
atau prapemadatan.
Penghamparan perkerasan beton bertulang harus di laksanakan dalam dua lapis,
lapispertama harus di hamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehinggabaja
tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera
setelahpemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaikan.

6) Penyetrikaan Permukaan Beton


Beton yang diratakan dengan alat perata (penyetrika) beton manual harus dilaksanakan
minimal 2 kali lintasan.
7) memperbaiki permukaan
Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis,
bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk, dipadatkan dan
diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang memonjol harus di potong dandiselesaikan (finishing)
lagi. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwapermukaan sambungan
memenuhi kerataan yang disyaratkan. Perbaikan permukaan harus dilanjutkan sampai seluruh
permukaan didapati bebas dari perbedaan tinggi pada permukaaan dan perkerasan beton
memenuhi kelandaian dan penampang melintang yang diperlukan. Perbedaan tinggal
permukaan menurut pengujian mistar lurus (strainghtedge) tidak boleh melebihi toleransi yang
disyaratkan.
8) membentuk tepian
Segera setelah beton di bentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di samping acuan
dan pada sambungan harus di selesaikan dengan perkerasan (edging tool) untuk membentuk
permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu, bilamana tidak ditentukan
lain pada gambar, adalah 12 mm.
9) penyelesaian pekerjaan
Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada
permukaan beton digunakan, permukaan beton harus dikasar dengan disikat tegak lurus dengan
garis sumbu (centreline) jalan. Jarak dan dimensi alur sesuai dengan gambar rencana.
10) perawatan ( curing )
Permukaan perkerasan beton semen yang terekspos harus segera dirawati dengan
penyemprotan air segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat sesuai
dengan kondisi berikut ini :
Bahan perawatan dapat berupa geotextile , karung kain (ghoni) , lapisan tanah lempung
atau potongan rumput/padi dan di semprotkan air dengan merata dalam 2 kali penyemprotan
i) Pertama tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak begitu
mengkilap “, dan
ii) Yang ke dua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana di sarankan pengawas
/ staff teknis.
iii) Penyemprotan dilakukan sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.

Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah
melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah di cor
sebelumnya dalam umur kurang dari 7 hari harus di lakukan penyemprotan ulang
minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat
diperluas pada lokasi yang sering di lalui orang selama pengecoran.

5. Pemeliharaan Rutin Perkerasan


a. Perkerasan Berpenutup Aspal
Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang
rusak, retak halus yang mencakup lebih dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak
lebar yang memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya yang dianggap oleh
Direksi Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang
bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural
perkerasan yang tidak dipandang sebagai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan
harus diukur dan dibayar menurut Seksi-seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan
yang digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya.
b. Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting
(corrugation), dan perataan ringan dengan "grader" untuk mendistribusi kembali bahan yang
lepas.
Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat
dengan pengkerikilan kembali selain perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke
dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus diukur dan
dibayar sesuai dengan bahan yang digunakan.

2. Baja Tulangan Sirip BjTP 280

Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan
leleh karekteristik 3.200 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa
sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
Penjelasan Tahapan Pekerjaan Baja Tulangan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian
luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah
atau terhadap bahaya kebakaran.
 Untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan tebal selimut beton antara lain :
4. - Untuk besi diameter 16 mm dan lebih kecil 3,5 cm
5. - Untuk besi diameter 19 mm dan 22 mm 5,0 cm
6. - Untuk besi diameter 25 mm dan lebih besar 6,0 cm
 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk
beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di
atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada
selokan atau cairan korosif lainnya. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap
pertulangan diikat dengan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI 07-6401-2000.
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan
batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau
kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu
berubah banyak.
 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan
dengan mesin pembengkok.
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau
merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup)
terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak
akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang
dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada
penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
 Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih
minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos.
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,
maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen
dan air saja).
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.
 Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check
bersama.

Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani
bersama.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan Kg.

3. Penyediaan dan Pemancangan Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak ukuran


300 mm

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan
yangdiperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan
akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang
tiangyang diperlukan melebihi dari biasanya.Baja tulangan harus disediakan untuk menahan
tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjad
i akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40
mmdan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut
betontidak boleh kurang dari 75 mm.

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :


a. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah
dapatmenopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di
bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum p
emancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu
oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
b. Persiapan Alat Pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan
jenistanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus
masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan,tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebihdahulu.Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel
atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah
berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak
boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah
500 kg dan minimum 2,2 ton.
c. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanandik
elompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
d. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.Tiang pancang
diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk
pada bagian alat.

4. Pasangan Batu

 Penyiapan Formasi atau Pondasi


 Formasi untuk pelapisan pasangan batu disiapkan.
 Penyiapan batu
 Batu dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
 Sebelum pemasangan, batu dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu
yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
 Pemasangan Lapisan Batu
 Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini dikerjakan sedikit demi sedikit
sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum
mengeras.
 Batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga
yang terdapat diantara satu batu dengan lainnya diisi adukan dan adukan ini harus
dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak smpai
menutupi permukaan lapisan.
 Pekerjaan dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan segera
diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara
menyapunya dengan sapu yang kaku.
 Permukaan yang telah selesai dikerjakan dirawat seperti yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan.
 Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk
memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dan
mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
 Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur
 Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana
terdapat kestabilan akibat daya daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,
dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60% dari
ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang
batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan segera ditambah dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya
segera ditambah lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan
atas yang rata.
 Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan
kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan baru dengan
mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan
untuk pasangan batu.
 Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos
diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
 Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat ditimbun sesuai
dengan ketentuan.

E. DEVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Marka Jalan Termoplastik

Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran, Cat disemprotkan dengan Compressor


diatas maal tripleks yang dipasang di permukaan jalan, Glass Bit diberikan segera setelah
catmarka selesai disemprotkan.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa
pengecatan Marka Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan
jalan Latasir yang telah selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
 Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
 Cat disemprotkan dengan Compressor diatas permukaan perkerasan jalan.
 Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck.
 Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di
semprotkan.
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

2. Patok Pengarah

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan.


Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-300.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
•Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
•Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
•Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok
dapat berdiri dengan benar.
•Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
•Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

F. DEVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

Pekerjaan pemeliharaan Kinerja harus mencakup operasi seperti pengisian lubang


dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya
yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang
mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu
jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin.
Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang
berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S,
Burtu, dan sebagainya.

Pemeliharaan selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan
sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan.
Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua
bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang
mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus
dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat
hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang
akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat
penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut,
seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat
atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan
Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan
rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau
sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk
memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak
pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus
tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang
tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan
stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan.

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan


rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan
pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau
garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan
rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi
baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap
sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara
terpisah

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur


dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan
lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan
komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau
tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air. Perbaikan,
pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada
struktur jembatan, pengecatan kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu,
penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian kondisi setiap lapisan
aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan
pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan seperti itu harus
dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari Spesifikasi.
Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi
pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi
Pekerjaan;
Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang
dengan rapi;

a. Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari
sampah-sampah yang menyumbatnya.
b. Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran
dan air.
c. Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran
sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
d. Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian
hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
e. Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran
harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari
limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau
retak-retak.
f. Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai
jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.

Pekerjaan pemeliharaan kinerja yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari
harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa
untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu
atau lazim.
G. PEKERJAAN AKHIR
a. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan diakhir pekerjaan. Mengembalikan kondisi tempat kerja
menjadi kondisi saat pekerjaan belum dimulai termasuk sumber daya yang untuk mobilisasi
seperti pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-lain.
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir periode Pelaksanaan,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan
dimulai.
Jika pekerjaan fisik telah selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan pekerjaan
demobilisasi sisa-sisa material, bongkaran, sebagian tenaga kerja dan peralatan. Lokasi pekerjaan
harus dibersihkan dari berbagai sisa material pekerjaan.

b. Pekerjaan Pembersihan Lapangan


Waktu Pelaksanaan selama 1 minggu (7 HK), Pembersihan akhir dilakukan pada puing -
puing atau bekas bowplank dan bekas kertas semen yang telah dipakai, ini dibersihkan dari
lokasi pekerjaan dengan membuangnya di tempat pembuangan sampah akhir, dengan
menggunakan mobil pickup atau L 300.
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan dilakukan serah terima pekerjaan, adapun
hal yang harus dipersiapkan untuk kebutuhan serah terima pertama pekerjaan, kontraktor harus
mempersiapkan segala kebutuhan seperti pembersihan lapangan, mengadakan core terhadap
ketebalan pengecoran dan kelengkapan administrasi lainnya.
c. Pemeriksaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)
Untuk persiapan Serah Terima Pekerjaan, kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan pada KPA
ebelum pencairan, maka kontraktor wajib meyelasaikan semua administrasi proyek yang di
tangani oleh TIM administrasi proyek.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan berakhir,dilaksanakan persiapan untuk serah terima pekerjaan


yang pertama (PHO)
Pelaksanaan pekerjaan untuk MC 100% :
a. Pengukuran dan penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakanb.
b. Penggambaran untuk dibuat gambar purna laksana (Asbuilt Drawing) bilamana di dalam
pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan/Addendum dari Rencana Kontrak atau MC 0%.
c. Perhitungan MC100% untuk mengetahui nilai pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
pada saat serah terima pertama pekerjaan.
d. Pemeriksaan pekerjaan bersama dengan Tim penerima akhir pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan serah terima pekerjaan.
e. Pihak penyedia jasa masih harus melakukan pemeliharaan selama waktu yang ditentukan,
selanjutnya dilaksanakan Serah Terima Pekerjaan Kedua (FHO) pada akhir masa
pemeliharaan yang ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
BAB. IV. URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG
Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Termasuk pengaturan rambu lalu lintas, antisipasi cuaca,
jembatan sementara (apabila diperlukan).

1. Pengaturan Rambu Lalu-lintas.


Demi kelancaran dan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna jalan maka untuk itu
kami akan buat rambu-rambu lalu-lintas yang akan di pasang pada minimal 200m’ sebelum dan
sesudah lokasi pekerjaan, dan sepanjang lokasi pekerjaan.
Demi kelancaran pekerjaan dan kelancaran arus lalu lintas kami juga akan melaksanakan
penutupan dengan sistim penutupan setengah lajur jalan/setengah badan jalan dan apabila
sangat mendesak, maka akan kami gunakan dengan sistim buka-tutp jalur yang akan dijaga
oleh penjaga rambu pada awal dan akhir pekerjaan dengan dilengkapi alat komunikasi dan
lampu penerangan serta lampu rambu yang memadai. Apabila diperlukan kami akan meminta
bantuan satlantas dalam pengaturan arus lalu-lintas.

2. Penempatan Material.
Dalam hal penempatan materil pada lokasi pekerjaan, diusahakan untuk penempatan
material dilakukan ditepi/bahu jalan (tidak mengganggu badan jalan). Apabila tidak ada lokasi /
sampai mengganggu pengguna jalan maka akan kami pasang rambu.
Dan dalam droping material kami usahakan kalu material tersebut akan segera
digunakan, sehingga diusahan material yang dating sekali habis. Agar tidak mengganggu
pengguna jalan.

3. Penerangan.
Apabila dilaksanakan pekerjaan pada malam hari maka kami akan menyediakan
penerangan yang cukup dengan mengadakan alat genset, serta lampu-lampu yang terang
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan sesaui dengan spek.
Untuk kelancaran lalu-lintas penerangan juga kami pasang pada awal dan akhir pekerjaan
dan pada beberapa sepanjang lokasi pekerjaan sehingga pengguna jalan dapat melihat bahwa
di daerah tersebut sedang ada pekerjaan jalan.

4. Antisipasi Cuaca.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga
apabila pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal. Dan pada
saat dump truck bermuatan hotmix, maka bak dump truck selalu ditutup terpal agar suhu tetap
terjaga.
Selain terpal kami juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum
tergelar padat sudah terjadi hujan.
BAB. V. PENCAPAIAN INDIKATOR KERJA
a). Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.
Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti
dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan kerusakan
pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.

b. Pengelolaan peralatan perbulan.


Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang
(sampai masa pemelliharaan berakhir. Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi pekerjaan
dan kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa dimanfaatkan
dengan baik.
c. Penempatan personil perbulan.
Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line tetapi
sampai dengan serah terima kedua (FHO), sehingga untuk personil tersebut apabila belum
selesai pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil
sebelum masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.
BAB. VI. PENUTUP
Pekerjaan Penunjang untuk pekerjaan ini antara lain : Pengaturan lalu-lintas, Penempatan
material, Penerangan, dan antisipasi cuaca.
Pencapaian indicator kerja dengan cara kami control/survey dan penempatan personil inti
serta peralatan untuk pemeliharaan, agar apabila terdapat kerusakan bisa langsung/segera
diatasi.
Demikian Metode pelaksanaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
untuk kelancaran paket pekerjaan tersebut.

Kebumen, 05 Maret 2019


Penawar ;
PT SERBA GUNA MULIATAMA

PONIMIN SETYO WIDODO


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai