PDF PMK 1 (PROPULSI & HAMBATAN) Dika Fix PDF
PDF PMK 1 (PROPULSI & HAMBATAN) Dika Fix PDF
BAB II
HAMBATAN DAN PROPULSI KAPAL
Page |1
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
tekanan air terhadap lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan suatu
kecepatan tertentu.
C. Hambatan Bentuk ( Eddy Making Resistance )
Hambatan bentuk atau Eddy Making Resistance adalah suatu
keadaan yang terjadi dikarenakan partikel fluida yang bergerak melewati
WSA kapal sebagiannya ada yang terpisah pada buritan kapal. Partikel air
yang terpisah pada buritan kapal tersebut membuat suatu pusaran dan
pusaran tersebut membuat gaya yang berlawanan dengan arah maju kapal
sehingga menimbulkan hambatan.
D. Hambatan Udara (Air Resistance)
Hambatan Udara atau Air Resistance adalah suatu hambatan yang
terjadi pada bagian diatas freeboard kapal sampai dengan bangunan atas
kapal, yang terjadi dikarenakan adanya gaya pada udara yang arahnya
berlawanan dengan arah kapal. Hambatan udara di perkirakan sebesar 2%
~ 4% dari hambatan total kapal.
E. Hambatan Appendage ( Appendage Resistance )
Hambatan Appendage adalah hambatan yang disebabkan karena
adanya penambahan-penambahan pada bagian badan kapal. Penambahan
dari perhitungannya adalah dengan menambahkan sebesar 5% sampai
dengan 8% dari pada hambatan total kapal rancangan.
Page |2
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Page |3
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Page |4
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
149
L/1/3 = = 5,153
(24164,82 )1 / 3
Untuk menentukan 103CR pada L/1/3 = 5,034 digunakan cara
interpolasi, yaitu dengan L/1/3 = 5,50 dan L/1/3 = 5,00.
L/1/3 = 5,000 Fn = 0,201 103CR = 1,45 (Grafik 5.5.5)
L/1/3 = 5,500 Fn = 0,201 103CR = 1,25 (Grafik 5.5.6)
L/1/3 = 5,034 Fn = 0,201 103CR = ………
5,034 − 5,000
103CR = 1,45 + x (1,25 – 1,45)
5,500 − 5,000
= 1,436
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 103CR = 1,436
C. Koreksi B/T
Pada buku Sv. Aa. Harvald halaman 119 dinyatakan standar untuk
kurva CR adalah untuk ratio perbandingan B/T = 2,5.
Dimana :
Page |5
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Maka :
B/T = 26,50/8,00
= 3,3125 > 2,5
Diketahui B/T = 3,3125 dan hasilnya lebih besar dari 2,5 Maka
harga CR harus dikoreksi dengan :
103CR = 0,16 x ( B/T – 2,5 )
Dimana :
B/T = Ratio perbandingan Lebar dengan draft.
= 3,3125
Maka :
103CR = 0,16 x ( 3,3125 – 2,5 )
= 0,13
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi B/T = 0,13
D. Koreksi LCB
Untuk menentukan koreksi LCB dari kapal rancangan digunakan
rumus dan grafik pada buku Sv. Aa. Harvald halaman 130 yaitu :
LCB = LCBRancangan – LCBStandard ( % L )
Dimana :
LCB = Penyimpangan LCB
LCBRancangan = LCB
= 3,066 m.
LCB
= 100%
LWL
3,066
= 100%
149
Page |6
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Page |7
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
NO Komponen CR Hasil
5 Koreksi adanya bulbous bow -0,200
6 Koreksi anggota badan kapal 0,1148
∑ 1,957
Sumber : Perhitungan Pribadi
Page |9
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
K. Koefisien f ( CA )
Untuk menentukan CA (CF) diambil dari tabel 5.5.23 pada buku
Harvald halaman 132 yang didasarkan pada panjang kapal.
Dimana :
LWL = Panjang garis air kapal rancangan.
= 149 m
LWL = 150 m 103CA = 0,2
LWL = 200 m 103CA = 0,0
LWL = 149 m 103CA = ..........
149−150
103CA = 0,200 +[200−150] 𝑥 (0,000 − 0,200)
= 0,204
P a g e | 10
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 11
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 12
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Vs RT
EHP =
75
Dimana :
EHP = Efektif Horse Power kapal rancangan.
Vs = Kecepatan kapal rancangan.
= 15 Knot = 7,716 m/s
RT = Hambatan total kapal rancangan.
= 58750,022 kg
Maka :
EHP
7,716 58750,022
=
75
= 6044,202 HP
B. Shaft Horse Power ( SHP )
Shaft Horse Power adalah Power yang diterima propeller. Untuk
menentukan besarnya SHP kapal rancangan digunakan rumus yang
terdapat dalam buku Propulsi Kapal (Ship Propulsion) oleh Ir. Teguh
Sastrodiwongso, MSE pada halaman 25, yaitu :
EHP
SHP =
PC
Dimana,
SHP = Shaft Horse Power kapal rancangan
PC = Propulsive Coefficient.
= H x rr x PO
H = Hull Efficiency.
1− t
H =
1− w
Faktor Arus Ikut ( Wave Current ) untuk single screw :
Menurut Taylor
w = - 0,05 + 0,50 x Cb
= - 0,05 + 0,50 x 0,765
P a g e | 13
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
= 0,332
t = kxw dimana k = 0,55 ~ 0,70
= 0,55 x 0,332
= 0,182
= 7866,981 HP
C. Brake Horse Power ( BHP )
Dimana koreksi yang dilakukan adalah
• Koreksi pemakaian gear box 2% ~ 3% = 2%
• Koreksi letak kamar mesin dibelakang = 3%
• Kelonggaran Dinas ( Sea Margin ) = 20 %
Maka :
BHP = SHP + ( 2 + 3 + 20 ) % x SHP
= 7866,981 + 25% x 7866,981
= 9833.726 HP
BKW = 7333,008 KW
Maka ditetapkan BHP untuk kapal rancangan = 7333,008 KW
P a g e | 14
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 15
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 16
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 17
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 18
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 19
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 20
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 21
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 22
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 23
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
H. Konstanta kavitasi ( )
Penetapan perhitungan kavitasi pada jari-jari yang telah ditentukan
(R). Pada perhitungan kavitasi yang dipakai adalah 0,7 karena pada jari-
jari 0,7 tempat biasanya terjadi kavitasi.
I. Project Blade Area ( Fp )
Project blade Area ( Fp ) adalah luasan dari daun baling-baling
kapal.
J. Developed Blade Area ( Fa )
Developed blade Area ( Fp ) adalah selisih luasan dari daun baling-
baling kapal dengan luasan disk propeller.
K. Expanded Ratio ( Fa/F )
Expanded Area Ratio adalah ratio perbandingan antara developed
area dengan disc area dari propeller.
2.3.2 Perencanaan Baling-Baling Kapal
Perencanaan penentuan dimensi baling-baling akan sangat
menentukan terhadap hasil dari kinerja kapal rancangan. Adapun
perencanaan baling-baling tersebut adalah sebagai berikut.
A. Faktor Arus Ikut ( w )
Untuk menentukan faktor arus ikut atau wake friction dari kapal
rancangan digunakan rumus Taylor dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir.
Teguh Sastrodiwongso MSE, halaman 99 untuk kapal single screw adalah:
w = -0,18 + ( 0,54 x Cb )
Dimana :
w = Wake Friction
Cb = Coefficient Block kapal rancangan
= 0,765
Maka :
w = -0,18 + ( 0,54 x 0,765 )
= 0,233
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga w = 0,233
P a g e | 24
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
B. Advance Speed ( Va )
= 11,792 m/s
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga e = 11,792 m/s.
D. Koreksi RPM Baling-baling ( NK )
Karena memakai diagram Bp-δ dilakukan koreksi Scale effect
untuk N sebesar 2%.
Rpm = Putaran mesin utama kapal rancangan
= 720 rpm
= digunakan reduction gear 1 : 2,486
= 290 rpm
Maka :
NK = 0,98 x 290
= 283,83
Dari perhitungan diatas di tetapkan harga N= 283,83 rpm
E. Diameter Baling-baling Tentative ( D )
Untuk menentukan diameter tentative digunakan rumus yang
terdapat dalam buku Caldwell Screw Tug Design hal. 181, yaitu :
D = 0,7 x T
Dimana :
D = Diameter Propeller
T = Draft kapal rancangan.
= 8 m.
Maka :
D = 0,7 x 8
= 5,60 m.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga D = 5,60 m.
F. Gaya Dorong Atau Thrust ( T )
Untuk menentukan gaya dorong atau thrust ( T ) digunakan rumus
yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso,
MSE pada halaman 21, yaitu :
P a g e | 26
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
RT
T=
1− w
Dimana :
T = Trust atau Angka Dorong.
RT = Hambatan total kapal rancangan.
= 58750,022 Kg
w = 0,332
Maka :
58750,022
T =
1 − 0,332
= 87949,134 Kg.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga T = 87949,134 Kg
K’d = D x e x .
T
Dimana :
D = Diameter Propeller.
D = 5,60 m.
e = Advance speed of propeller.
= 11,792 m/s
T = Gaya dorong ( Thrust ).
= 87949,134 Kg.
= Density air laut.
= 104,5 Kg.s2/m4
P a g e | 27
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Maka :
104,5
K’d = 5,60 x 11,792 x
87949,134
= 2,276
Sedangkan untuk nilai K’n untuk kapal rancangan ini adalah :
e
K’n = x .
n T
Dimana :
e = Advance speed of propeller.
= 11,792 m/s
T = Gaya dorong atau Thrust
= 87949,134 Kg
= Density air laut.
= 104,5 Kg.s2/m4
n = Koreksi putaran baling-baling per detik
= 4,730 Rps.
Maka :
11,792 104,5
K’n = x .
√4,730 87949,134
= 0,186
Karena harga koefisien K’d 2 dan koefisien K’n 1, maka
dipilih baling-baling berdaun 4 untuk kapal rancangan.
H. Diameter Optimum, Pitch Ratio dan Propeller Efficiency
1. Koefisien Baling-Baling
Untuk menentukan koefisien baling-baling menggunakan rumus, yaitu :
N SHP
Bp =
Va 2.5
Dimana :
NK = Koreksi Putaran baling-baling
P a g e | 28
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
= 283,83 Rpm.
SHP = Shaft Horse Power
= (9833,727 – (5% x 9833,727)) x 75/76 x 1/1,025
= 8994,263 HP
Va = Advance speed of propeller.
= 11,505 Knots.
Maka :
283,83×√8994,263
Bp = 2.5
11,505
= 59,954
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Bp = 59,954
Tabel 2.5. Koefisien Baling – Baling
NO Item B4-40 B4-55 B4-70 B4-85
1 Advance Coefficient () 303 291 280 270
Sumber : Perhitungan Pribadi
P a g e | 29
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
2 Koreksi 4% 4% 4% 4%
3 (K ) 290,88 279,36 268,80 259,20
4 Pitch Ratio (Ho/Do) 0,55 0,63 0,68 0,74
5 Propeller Efficiency (ηp) 50,8% 50% 47,10 % 47%
Sumber : Perhitungan Pribadi
P a g e | 30
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 31
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
3. Diameter Optimum ( Do )
Untuk menentukan Diameter Optimum ( Do ) digunakan rumus
yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh
Sastrodiwongso MSE halaman 117, yaitu :
k Va
Do = 0,3048 ………..(m)
NK
Dimana : Do = Diameter Optimum.
K = Koreksi Advance Coefficient.
Va = Advance Speed dari propeller.
= 11,505 Knots.
NK = Koreksi Putaran baling-baling
= 283,83 Rpm.
Maka Diameter Optimumnya ( Do ) adalah :
- Untuk B4-40 Dan K = 290,88
P a g e | 32
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
290,88×11,505
Do = × 0,3048 = 3,593 m
283,83
- Untuk B4-55 Dan K = 279,36
279,36×11,505
Do = × 0,3048 = 3,451 m
283,83
A. Konstanta Kavitasi
Untuk menentukan kavitasi pada propeller yaitu pada posisi 0,7
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Propulsi kapal oleh
terjemahan Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE, yaitu :
(P − Pv) − 0,7 D
0,7 = 2
(
0,5 Va + (0,7 D n )
2 2
)
P-Pv = Beda tekanan statik pada sumbu propeller.
Do = Diameter optimum.
= Kerapatan air laut.
= 104,5 Kg.s2/m4.
Va = Advance Speed dari propeller.
= 11,505 Knot = 5,918 m/s
n = Koreksi putaran baling-baling per detik
= 4,730 Rps
P a g e | 34
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Permukaan gelombang
s = 1,137m
T=8m A
0,7R
E =3,56 m
P a g e | 35
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
( po – e ) = 10100 kg/m2
Harga (P-Pv) : = 14871,3750 kg/m2
Dari perhitungan ditetapkan Harga P-Pv = 14871,3750 kg/m2
• Untuk B4-40 dan Do = 3,593 m
3,593
14871,3750−(0,7× ×1025)
0,7 = 2
0,5×104,5×(5,154 2 +(0,7×3,14×3,593×3,067)2 )
0, = 0,423
• Untuk B4-55 dan Do = 3,451 m
3,451
14871,3750−(0,7× ×1025)
0,7 = 2
0,5×104,5×(5,1542 +(0,7×3,14×3,451×3,067)2 )
= 0,459
• Untuk B4-70 dan Do = 3,321 m
3,321
14871,3750−(0,7× ×1025)
0,7 = 2
0,5×104,5×(5,1542 +(0,7×3,14×3,321×3,067)2 )
0,7 = 0,496
0,7 = 0,533
P a g e | 36
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
D. Penentuan Thrust ( T )
Untuk menentukan trust digunakan rumus yang terdapat dalam
buku Propulsi Kapal ( Ship Propulsion ) oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso
MSE halaman 126, yaitu :
SHP P rr 75
T=
Va
T = Thrust.
SHP = Shaft Horse Power
= (7866,982 – (5% x 7866,982))
= 7473.632 HP
P = Propulsive Effisiency.
rr = Rotative Effisiency = 0,985
a = Advance speed of propeller = 11,505 knots = 6,066 m/s
• Untuk B4-40 dan P =50,80%
7473.632 ×0,508×0,985×75
T= = 46237,091 Kg
6,066
P a g e | 37
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
• Untuk B4-40
Expanded Blade Ratio
F = D2
4
3,14
= × 3,5932
4
= 10,134 m2.
F = D2
4
P a g e | 38
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
3,14
= × 3,4512
4
= 9,348 m2.
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,55 × 9,348 m²
= 5,141 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,63)) x 5,141
= 4,743 m²
• Untuk B4-70
Expanded Blade Ratio
F = D2
4
3,14
= × 3,3212
4
= 8,657 m2.
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,70 × 8,657 m²
= 6,059 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,68)) x 6,059
= 5,521 m²
P a g e | 39
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
• Untuk B4-85
Expanded Blade Ratio
F = D2
4
3,14
= × 3,2022
4
= 8,048 m2.
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,85 × 8,048 m²
= 6,840 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,74)) x 6,840
= 6,139 m²
Maka koefisien gaya dorongnya adalah :
• Untuk B4-40
T
c =
1 / 2. .Fp.V
2
46237,091
=
0,5 x 104,5 x 3,814 x (2 x 3,14 x 0,7 x 6,042 x 4,8272 )
= 0,374
• Untuk B4-55
T
c =
1 / 2. .Fp.V
2
45508,948
= 2
0,5 x 104,5 x 4,743 x (2 x 3,14 x 0,7 x 5,803 x 4,827 )
P a g e | 40
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
= 0,308
• Untuk B4-70
T
c =
1 / 2. .Fp.V
2
42869,429
= 2
0,5 x 104,5 x 5,521 x (2 x 3,14 x 0,7 x 5,584 x 4,827 )
= 0,259
• Untuk B4-85
T
c =
1 / 2. .Fp.V
2
42778,411
= 2
0,5 x 104,5 x 6,139x (2 x 3,14 x 0,7 x 5,384 x 4,827 )
= 0,241
2.3.4 Tabel Perhitungan Kavitasi
Setelah didapat dilakukan perhitungan kavitasi diatas, langkah
selanjutnya adalah untuk melakukan penggambaran grafik rancangan
baling-baling. Berikut dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan kavitasi.
Tabel 2.8. Tabel Perhitungan Kavitasi
Sumber : Perhitungan Pribadi
P a g e | 41
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
P a g e | 42
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
2.3.6 Kesimpulan
Berdasarkan diagram kavitasi ( Burrill ) diatas, dapat disimpulkan bahwa
Tipe baling-baling yang efeisensinya paling baik adalah pada tipe B4-85, karena
tipe tersebut berada di bawah garis diagram kavitasi pada efisiensi standar, dan
tipe tersebut yang paling mendekati dari garis batas tersebut. Kemudian diameter
Optimumnya yaitu, 4,062 m dan baling-baling pada propulsi kapal rancangan saya
yaitu sebanyak 4 buah.
5,1
Ds = [( 𝜏𝛼 ) × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇]1/3
Langkah Perhitungan :
• Daya Perencanaan (Pd)
Dimana fc = factor koreksi daya yang direncanakan besarnya = 1
a. fc = 1,2 – 2,0 (Daya maksimum)
b. fc = 0,8 – 1,2 (Daya minimum)
c. fc = 1,0 – 1,5 (Daya normal)
P = daya motor dalam Kw dalam perencanaan ini daya motor adalah
sebesar = 7081.387 Kw
Pd = 1 x 7081.387
= 7081.387 Kw
• Torsi (T)
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 x ( )
𝑁
Dimana N adalah putaran Propeller, dalam perencanaan ini putaran
propeller didapatkan sebesar = 125 Rpm
P a g e | 43
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
384,34
T = 9,74.105. = 609,724
613,48
5,1
Ds = [( 𝜏𝛼 ) × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇]1/3
5,1
Ds = [(3,22) × 2 × 2 × 609,724]1/3
= 527 mm
Diambil Ds = 527 mm
• Tegangan yang bekerja
5,1𝑇
𝜏=
𝐷𝑠³
5,1.609,724
𝜏= = 0,21
527³
Perhitungan koreksi I 𝜏 < 𝜏𝑎
0,21 < 3,22 ( memenuhi syarat )
P a g e | 44
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
= 316,2 mm
Tb/tr = 0,75
Tb = 0,75 x tr
= 0,75 x 95
= 71,25 mm
rf/tr = 0,75
rf = 0,75 x tr
= 0,75 x 95
= 71,25 mm
Rb/tr =1
Rb = 1 x tr
= 95 mm
6. Tebal Sleeve
Sleeve atau selubung poros dipakai sebagai perlindungan terhadap adanya
korosi.
s ≥ 0,03 Ds + 7,5
≥ (0,03 x 527) + 7,5
≥ 23,31 mm
Tebal sleeve yang direncanakan adalah sebesar 23,31 mm ( Ref. No. 2 )
7. Bentuk Ujung Poros Propeller
1. Panjang Kones
Panjang konis atau Lb berkisaran antara 1,8 samapai 2,4 diameter
poros. Diambil Lb = 2 Ds
Lb = 2 Ds
= 2 x 527
= 1054 mm
P a g e | 46
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
2. Kemiringan Konis
Biro Klasisfikasi Indonesia menyarankan harga kemiringan konis berkisar
antara 1/10 samapai 1/15.
Diambil sebesar 1/12
1/12 = x / Lb
x = 1/12 . 1054
= 87,83 mm = 88 mm
3. Diameter Terkecil Ujung Kones
Da = Ds – 2.x
= 527 – ( 2 x 88 )
= 351 mm
P a g e | 48
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
Jadi :
(874,531 𝑥 75 𝑥 60)
Mt = = 1.021,47 kg.mm
(2 𝑥 3,14 𝑥 613,48)
Parameter yang dibutuhkan adalah :
• Diameter Poros (Ds) = 527 mm
• Panjang pasak (L) antara (0,75 – 1,5) Ds dari buku DP dan PEM hal.27
(diambil 1,3)
L = 1,3 x Ds
= 1,3 x 527
= 685,1 mm
L diambil 685,1 mm
• Lebar pasak (B) antara 25% - 30% dari diameter poros menurut buku
DP dan PEM hal 27 (diambil 25%)
B = 25% x Ds
= 0,25 x 527
= 131,75 mm
• Tebal pasak (t)
t = 1/6 x Ds
= 1/6 x 527
= 87,9 mm
• Radius ujung pasak (R)
R = 0,0125 x Ds
= 0,0125 x 527
= 6,5 mm
• Luas bidang geser (A)
A = 0,25 x Ds2
= 0,25 x (527)2
= 69.432 mm2
Bila momen renvana T ditekankan pada suatu diameter poros (Ds),
maka gaya sentrifugal (F) yang terjadi pada permukaan poros adalah :
P a g e | 49
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 x ( )
𝑁
384,34
T = 9,74 x 105 x = 592.822
613,48
T 592.822
F= = = 2.249,79 kg
0,5.𝐷𝑠 0,5 𝑥 527
t1 = 0,5 x 87,9
= 43,95 = 44 mm
• Kealaman alur pasak pada naf (t2 )
t2 = t - t1
= 87,9 – 44
= 43,9 = 44 mm
Perhitungan Kekuatan Pasak Propeller
Jika daya P (dalam Kw) adalah daya normal output suatu motor
penggerak, maka berbagai factor keamanan biasanya dapat diambil dalam
perencanaan sehingga koreksi pertama dapat dibuat kecil. Jika factor
koreksi adalah Fc dan daya perencanaan Pd sebagai patokan maka
didapatkan :
Pd = Fc x P ,(Kw)
Dimana :
Fc = factor koreksi daya yang akan ditransmisikan, yang diambil dari
table 16 hal.7 buku “DP dan PEM, SOELARSO” yaitu antara 1,0 – 1,5
(diambil 1) maka :
Pd = 1 x 384,34
= 384,34 Kw
Sehingga momen puntir yang terjadi (T) adalah :
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 x ( )
𝑁
384,34
T = 9,74 x 105 x = 592.822 kg mm
613,48
P a g e | 51
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
𝑃𝑤 𝑥 𝐶𝑤
Sfl = 370 x √
𝑛𝑥𝐷
384,34 𝑥 0,71
= 370 x √
613,48 𝑥 832,092
= 8,51 mm ≈ 9 mm
P a g e | 52
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
𝑃𝑤 𝑥 106
Df = 16 x √
𝑛 𝑥 𝐷 𝑥 𝑧 𝑥 𝑅𝑚
Dimana :
Pw = 384,34 Kw
N = 613,48 Rpm
Z = Jumlah baut
= 8 buah
Rm = 580 N/m2
Maka :
384,34 𝑥 106
Df = 16 x √
613,48 𝑥 832,092 𝑥 8 𝑥 580
= 6,43 mm = 6 mm
Diameter dasar ulir pada baut :
384,34 𝑥 106
Dk = 12 x √
613,48 𝑥 832,092 𝑥 8 𝑥 580
= 4,83 mm
Direncanakan Dk = 5 mm
Necked – down baut
d = 0,9 . dk
= 0,9 . 5
P a g e | 53
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
= 4,5 mm
9. Mur Pengikat Flans Kopling Propeller
• Diameter luar mur
D0 = 2 x diameter luar ulir (df)
=2x6
= 12 mm
• Tinggi mur
H = (0,8~1) x df
=1x6
= 6 mm
Mur Pengikat Kopling
Direncanakan dimensi mur pengikaat kopling sama dengan
dimensi mur pengikat propeller yaitu :
• Menurut BKI “78 Vol. III, diameter luar ulir (d) ≥ diameter konis yang
besar :
d ≥ 0,6 x Ds
d ≥ 0,6 x 527
d ≥ 316,2 mm
dalam hal ini d diambil 316 mm
• Diameter inti
Dari Sularso untuk diameter luar ulir > 3 mm maka diameter inti
adalah :
di = 0,8 x d
= 0,8 x 316
= 252,8 mm = 253 mm
• Diameter luar mur
Do = 2 x d
= 2 x 316
= 632 mm
P a g e | 54
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
• Tebal/tinggi mur
Dari Sularso untuk ukuran standar tebal mur adalah (0,8~1)
diameter luar ulir, sehingga :
H = 0,8 x d
= 0,8 x 316
= 252,8 = 253 mm
Untuk menambah kekuatan mur guna menahan beban aksial
direncanakan jenis mur yang digunakan menggunakan flens pada salah
satu ujungnya dengan dimensi sbb :
Tebal flens = 0,2 x diameter mur
= 0,2 x 316
= 63,2 mm
Diameter = 1,2 x diameter luar mur
= 1,2 x 632
= 910,08 mm
10. Pasak kopling propeller
• Bahan pasak yang digunakan adalah S 40 C dengan spesifikasi
sebagai berikut :
𝜎b = 58 kg/mm
Sfk1 =6
Sfk2 =3
• Tegangan geser yang diijinkan (𝜏ka) ;
𝜎b 58
𝜏ka = = = 3,22 kg/mm2
𝑠𝑓𝑘1 𝑥 𝑠𝑓𝑘2 6𝑥3
Dimana : Ds = 527 mm
P a g e | 55
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
9,74 𝑥 105 𝑥 𝑃𝑑
T =
𝑁
Pd = daya perencanaan = 384,34 kW
N = putaran propeller = 613,48 Rpm
384,34
Sehingga , T = 9,74. 105 . = 609.724 kg.mm
613,48
𝑇 609.724
Jadi, F = = = 2.313,94 𝑘𝑔
0,5.𝐷𝑠 0,5.527
• Lebar pasak ;
B = (0,25-0,35) x Ds
B = 0,25 x 527 = 131,75 mm
• Tegangan geser yang bekerja (𝜏k) ;
𝐹
𝜏k =
𝐵𝑥𝐿
2.313,94
= = 0,033
131,75 𝑥 527
P a g e | 56
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada
Fakultas Teknologi Kelautan Perancangan Mesin Kapal
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Oil Tanker 16500 DWT
Universitas Darma Persada
𝐷𝑠 25,4
T = ((
20
) + (3 𝑥 4
))
527 25,4
= [( ) + (3 𝑥 )]
20 4
= 45,4 mm
Menurut BKI III 1998 tebal bantalan efektif adalah sebagai berikut
𝐷𝑠
B = ((
30
) 𝑥 3,175)
527
= [( ) 𝑥 3,175]
30
= 55,77 = 56 mm
f. Jarak maximum yang diijinkan antara bantalan
Imax = k1 x √𝐷𝑠
Dimana, k1 =280–350(untuk pelumasan dengan air laut)
= 280 x √527
= 6.427,81 = 6.428 mm
g. Rumah bantalan (Bearing Bushing)
a. Bahan Bushing Bearing yang digunakan adalah :
manganese bronze
b. Tebal Bushing Bearing (tb)
(tb) = 0,18 x Ds
= 0,18 x 527
= 94,86 mm
13. Stern Post
Berdasarkan BKI vol. III tahun 1998 hal.96
Tinggi buritan berbentuk segiempat untuk panjang kapal L≤ 125 m,
maka :
▪ Lebar = (1,4 L) + 90
= (1,4 x 58) +90
= 171,2 mm
▪ Tebal = (1,6 L) + 90
= (1,6 x 58) + 90
= 182,8 mm = 183 mm
P a g e | 58
Andika Budi Agung WS (2015320015)
Program Studi S1 Teknik Sistem Perkapalan
Universitas Darma Persada