Anda di halaman 1dari 6

Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

BODY MASS INDEX AND DYSMENORRHEA IN


FEMALE TEENAGERS
Ainun Zulkiah Surur1, Melda Putri2, Asdar Fajrin Multazam3

1,2,3Program Studi Fisioterapi, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Makassar

e-mail: andiainunzulkiah@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Dysmenorrhea is a problem experienced by more than 50% of women in each


country. This condition impacted an increase in absenteeism in school, disruption in
learning activities that affects achievements in academic and nonacademic fields. One
factor that is often associated with the incidence of dysmenorrhea is an abnormal body
mass index (overweight and underweight). Method: This study aims to determine the
relationship of body mass index and the degree of pain menstruation (dysmenorrhea)
among adolescent girl in SMA Negeri 21 Makassar. A descriptive cross-sectional study was
adopted in this study. Purposive sampling was used to recruit 110 respondents carried out
in February-March 2019. Instrument in this study was Visual Analog Scale (VAS) to
measure the degree of menstrual pain. Data analysis was performed using Chi square test
and the value of p = 0.00 was obtained. Result: From this result there is a significant
relationship between body mass index and degree of menstrual pain (dysmenorrhea) in
young women in SMA Negeri 21 Makassar. Conclusion: Conclusions can be drawn because
the value of p < 0.05 indicates that H0 was rejected and HA was accepted.

Keywords: Adolescent, Body Mass Index, Dysmenorrhea.

PENDAHULUAN saat kegiatan belajar yang mempe-


Menurut Menteri Kesehatan ngaruhi prestasi dibidang akademik
Republik Indonesia (2014), remaja maupun non akademik. Semakin
adalah penduduk dalam rentan usia berat derajat nyeri yang dialami maka
10 sampai 18 tahun. Pada masa aktivitas belajarnya pun semakin
remaja banyak sekali perubahan yang terganggu (Wulandari & Woferst,
terjadi pada wanita, salah satunya 2018).
yaitu perubahan biologis yang disebut Beberapa hal yang sering
masa pubertas dan ditandai dengan dihubungkan dengan kejadian
terjadinya menstruasi tiap bulan dismenorea antara lain usia
(Putro, 2017). Banyak wanita yang menarche < 12 tahun, siklus
mengalami ketidaknyamanan fisik menstruasi yang panjang, volume
dan merasa tersiksa saat menjelang darah yang banyak saat menstruasi,
atau selama menstruasi berlangsung. merokok, riwayat keluarga disme-
Salah satunya yaitu terjadi nyeri haid norea, gangguan psikologis, jarang
atau dismenorea (Widyastuti et all, olahraga dan indeks massa tubuh
2011). Lebih dari 50% wanita di tidak normal (underweight dan
setiap negara mengalami dismenorea overweight) memiliki kemungkinan
(Nurwana & Fachlevy, 2016). Kejadian resiko 1,2 kali lebih besar mengalami
dismenorea menyebabkan pening- dismenorea (Nurwana & Fachlevy,
katan ketidakhadiran di sekolah, 2016). Indeks massa tubuh tidak
gangguan dalam kegiatan belajar normal (underweight dan overweight)
mengajar, tidak memperhatikan dapat disebabkan karena perubahan
penjelasan yang diberikan oleh guru, pola hidup dan pola makan sebagian
dan kecenderungan tidur di kelas remaja. Pola makan tradisional mulai

21
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

bergeser ke pola makan barat yang menyebabkan rasa nyeri pada saat
komposisinya tinggi kalori, lemak, menstruasi (Ropitasari, & Safitri,
karbohidrat, kolestrol, dan kurang 2015). Penelitian yang dilakukan oleh
serat seperti fast food disertai dengan Wahyuni dan Oktaviani (2018)
peningkatan pola hidup sedentary dengan judul “Hubungan Indeks
seperti kebiasaan bermain gadget, Massa Tubuh dengan Dismenorea
bermain laptop yang mengakibatkan pada Remaja Putri di SMP
penurunan aktivitas fisik. Konsumsi Pekanbaru” dengan jumlah sampel
makanan tinggi kalori dan lemak sebanyak 61 orang menunjukkan
serta pola hidup kurang gerak hasil tidak ada hubungan antara IMT
(sedentary lifestyle) berkaitan dengan dengan kejadian dismenorea.¹⁰
peningkatan prevalensi overweight. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Kemudian, adanya program baru oleh Achintya (2017) dengan judul
pemerintah yaitu full day school yang “Hubungan antara Indeks Massa
menyebabkan semakin padatnya Tubuh (IMT) dengan Kejadian
kegiatan pembelajaran disekolah. Dismenorea Primer pada Mahasiswi
menjadi salah satu pemicu terjadinya Semester 7 Fakultas Kedokteran
underweight (Rafiony & Pramantara, Universitas Hang Tuah Surabaya”
2015). dengan jumlah sampel sebanyak 55
Menurut data Riset kesehatan orang menunjukkan hasil terdapat
dasar (2018), di Indonesia prevalensi hubungan antara IMT dengan
kurus pada remaja pada usia 16-18 kejadian dismenorea. Hasil observasi
tahun secara Nasional sebesar 6,7 % yang dilakukan di SMA Negeri 21
dan prevalensi gemuk pada remaja Makassar, ditemukan sekitar 31%
usia 16-18 tahun sebanyak 9,5 %. siswi overweight dan 33.6% siswi
Sulawesi Selatan termasuk dalam underweight dari total 110 sampel
kriteria provinsi dengan prevalensi pada remaja wanita usia 15-18 kelas
remaja overweight dan underweight X dan XI yang mengalami nyeri haid
cukup tinggi. Remaja dengan status (dismenorea) dengan derajat nyeri
gizi yang rendah (underweight) dapat berbeda-beda. Penelitian ini
mengalami anemia karena asupan dilakukan dengan harapan agar
makanan yang kurang, termasuk zat remaja dapat memahami pentingnya
besi, saat seseorang anemia, dapat upaya preventif seperti mengatur
terjadi iskemia yang merupakan asupan gizi, dan berolahraga serta
suatu keadaan kekurangan oksigen mengubah pola hidup ke arah yang
pada jaringan yang bersifat lebih sehat sedini mungkin agar
sementara. Iskemia dapat tubuh tetap sehat dan nyeri saat
mengakibatkan dikeluarkannya menstruasi dapat berkurang.
fosfolipid, asam arakidonat, ion Berdasarkan uraian di atas, Peneliti
kalsium, vasopresin dan produksi tertarik untuk meneliti lebih lanjut
prostaglandin yang berlebih, sampai mengenai Hubungan Indeks Massa
akhirnya berakibat dismenorea Tubuh dengan Derajat Nyeri Haid
(Ropitasari, & Safitri, 2015). (Dismenorea) pada Remaja Putri di
Dalam suatu penelitian SMA Negeri 21 Makassar.
menyatakan bahwa kelebihan berat
badan juga berhubungan dengan METODE
kejadian dismenorea. Hal ini Penelitian ini dilaksanakan di
dikarenakan lemak tubuh dalam SMA Negeri 21 Makassar. Lokasi
jumlah lebih yang akan mengganggu dipilih mengingat jumlah siswa
metabolisme progesteron pada fase perempuan yang cuup banyak sekitar
luteal dari siklus menstruasi. 789 siswi dengan indeks massa tubuh
Akibatnya terjadi peningkatan kadar yang berbeda beda dan ditemukan
prostaglandin yang akan sekitar 70% dari total siswi

22
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

mengalami nyeri haid (dismenorea). HASIL


Penelitian ini merupakan jenis Hasil penelitian menunjukkan
penelitian deskriptif yang bersifat distribusi karakteristik responden,
cross sectional. dari segi usia didominasi oleh siswi
Populasi dalam penelitian ini berusia 16 tahun sebanyak 44,5%,
adalah semua siswi kelas X dan XI di siklus menstruasi didominasi oleh
SMA Negeri 21 Makassar. Sampel siswi dengan siklus 21-27 hari
dalam penelitian ini berjumlah 110 sebanyak 70,9%, lama menstruasi
orang purposive sampling Diperoleh didominasi oleh siswi dengan lama
dari populasi penelitian yang menstruasi 5-7 hari sebanyak 70%
memenuhi kriteria inklusi yang telah dan dari segi status ekonomi
ditetapkan peneliti,meliputi remaja didominasi oleh siswi dengan status
putri kelas X-XI di SMA Negeri 21 ekonomi sangat tinggi. Dari segi
Makassar, mengalami nyeri haid, indeks massa tubuh yang dibagi
berusia 15-18 tahun, siklus menjadi 3 kategori yaitu overweight,
menstruasi normal 21-35 hari, dan normal dan underweight terdiri atas
lama menstruasi 3-7 hari. 34 siswi overweight, 39 siswi normal
Pengumpulan data dilakukan dan 37 siswi underweight. Sedangkan
oleh peneliti dengan menggunakan distribusi derajat nyeri haid dibagi
kuesioner yang bertujuan untuk menjadi nyeri ringan, sedang dan
mempermudah pemilihan sampel berat didomminasi oleh nyeri sedang
yang memenuhi kriteria inklusi. sebanyak 74,5%.
Informasi tentang karakteristik dan Berdasarkan analisis statistik
keadaan umum responden, meliputi menggunakan SPSS diperoleh nilai P
nama, umur, siklus menstruasi, lama = 0,001 (P < 0,05).yang menunjukkan
menstruasi, riwayat nyeri haid dan bahwa terdapat hubungan signifikan
keluhan saat menstruasi ditanyakan antara indeks massa tubuh dengan
dalam kuisioner. Data berat badan, derajat nyeri haid (dismenorea).
tinggi badan, dan derajat nyeri
diperoleh melalui pengukuran PEMBAHASAN
langsung kepada responden saat Hasil penelitian ini memberikan
berada di sekolah. Nilai Indeks Massa gambaran hubungan IMT dengan
Tubuh diukur dengan mengambil derajat nyeri haid. Secara umum
data berat badan dengan seseorang akan merasakan nyeri haid
menggunakan timbangan digital merk yang disebabkan karena rendahnya
gea dan pengukuran tinggi badan hormon progersteron dan esterogen
dengan menggunakan microtoice. pada akhir fase luteum, kemudian
Nilai z-score IMT kemudian terjadi peningkatan sintesis
diinterpretasi menjadi overweight, prostaglandin dan terjadi
normal dan underweight. Derajat vasokontriksi pembuluh darah arteri
nyeri haid diukur menggunakan spiralis.12 Selanjutnya, memberikan
Visual Analog Scale (VAS). dampak iskemik endometrium bagian
Data derajat nyeri haid dan kompakta dan spongiosa sehingga
indeks massa tubuh diukur terjadi nekrosis. Kontraksi otot uterus
menggunakan software SPSS Statistic yang makin kuat kemudian menjepit
Data Editor 22 dengan menggunakan ujung saraf, rangsangannya dialirkan
uji chi square untuk melihat melalui serat saraf simpaticus dan
hubungan indeks massa tubuh para simfatikus dan dirasakanlah
dengan derajat nyeri haid. Hasil nyeri haid.¹² Dari penelitian ini
analisis data disajikan dalam bentuk diperoleh data responden dengan IMT
tabel dan narasi. underweight sebanyak 37 siswi

23
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

(33.6%) mengalami 34 siswi pembentukan hemoglobin (Hb) di


mengalami nyeri sedang (91.9%), dan dalam sumsum tulang, kekurangan
3 siswi mengalami nyeri berat (8.1%) zat besi menyebabkan penurunan
sehingga dapat ditarik kesimpulan kadar zat besi plasma, sehingga
bahwa rendahnya indeks massa suplai zat besi ke dalam sumsum
tubuh menjadi salah satu pemicu tulang menjadi berkurang, sehingga
terjadinya nyeri haid (dismenorea) hal ini menurunkan pembentukan
sedangkan responden dengan IMT hemoglobin dan mengakibatkan
overweight sebanyak 34 siswi (31%), anemia yang menjadi salah satu
29 siswi mengalami nyeri sedang faktor penyebab berkurangnya daya
(85.3%), dan 5 siswi mengalami nyeri tahan tubuh terhadap rasa nyeri
berat (14.7%) sehingga dapat ketika menstruasi (dismenorea).
disimpulkan bahwa kelebihan berat (Hidayati, Soviana, & Mardiyanti,
badan dapat mengakibatkan tinggi- 2016). Indeks massa tubuh
nya derajat nyeri haid (dismenorea) overweight merupakan salah satu
primer. Hal ini sejalan dengan jenis inflamasi kronis tingkat rendah
penelitian yang dilakukan oleh jones yang mengeluarkan prekursor
2015 mengungkapkan bahwa resiko prostaglandin dan menjadi salah satu
dismenorea lebih tinggi dialami oleh faktor resiko dismenore primer
remaja dengan IMT overweight dan (Iqlima, Wicaksono & Effiana, 2015).

underweight (Mundarti, Pratikto & Peningkatan kadar prostaglandin


Triwibowo, 2014). khususnya pada sirkulasi darah akan
Terdapat perbedaan derajat menyebabkan peningkatan aktivitas
nyeri pada remaja dengan indeks kontraktilitas uterus dan serabut-
massa tubuh tidak normal serabut saraf terminal rangsang nyeri
(overweight dan underweight). Indeks pada myometrium. sehingga terjadi
massa tubuh underweight dapat iskemia sel miometrium dan
diakibatkan karena asupan makanan mengakibatkan timbulnya nyeri
yang kurang, termasuk zat besi yang spasmodic (Iqlima, Wicaksono &
sangat diperlukan untuk Effiana, 2015).

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Usia (Tahun)
15 34 30.9
16 49 44.5
17 25 22.7
18 2 1.8
Siklus Menstruasi
21-27 hari 77 70.9
28-35 hari 32 29.1
Lama Menstruasi
3-5 hari 33 30
5-7 hari 77 70
Status Ekonomi
Sangat tinggi 51 46.4
Tinggi 30 27.3
Sedang 10 9.1
Rendah 15 13.6
Tidak menjawab 4 3.6
110 100.0
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umum Siswi

24
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

Indeks Massa Tubuh (kg/m²)


Underweight 37 33.6
Normal 39 35.4
Overweight 34 31

Derajat Nyeri Haid


Ringan 18 16.4

Sedang 82 74.5
Berat 10 9.1

110 100.0
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan IMT Dengan Derajat Nyeri Haid (n=110)

VAS
Nyeri Nyeri Nyeri
IMT Jumlah Nilai P
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Underweight 0 0 34 91.9 3 8.1 37 100

Normal 18 46.2 19 48.7 2 5.1 39 100


0.000*
Overweight 0 0 29 85.3 5 14.7 34 100

Jumlah 18 82 10 110
Tabel 3. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Nyeri Haid (n=110)

Data pada tabel menunjukkan menerapkan pentingnya upaya


hasil analisis menggunakan uji chi preventif seperti mengatur asupan
square dan diperoleh nilai significancy gizi, berolahraga serta mengubah pola
P adalah 0,000 (< 0,05). Dapat hidup ke arah yang lebih sehat sedini
disimpulkan bahwa terdapat mungkin agar tubuh tetap sehat serta
hubungan antara indeks massa nyeri saat menstruasi dapat
tubuh dengan derajat nyeri haid berkurang. Kepada peneliti
(dismenorea). selanjutnya yang ingin menjadikan
penelitian ini sebagai dasar penelitian
KESIMPULAN ataupun ingin mengambil judul
Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang sama diharapkan
terdapat hubungan signifikan antara dapat melakukan penelitian lebih
indeks massa tubuh dengan derajat lanjut dengan mengukur kadar
nyeri haid (dismenorea) pada remaja prostaglandin, hemoglobin dan
putri di SMA Negeri 21 Makassar. kolestrol responden agar hasil yang
Penelitian ini diharapkan dapat didapatkan lebih akurat. Serta dapat
menjadi sumber informasi bagi menambahkan variabel lain yang
remaja agar memahami dan mungkin mempengaruhi dismenorea

25
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26

misalnya stress, cemas, anemia, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


(2018). Riset kesehatan dasar. Jakarta:
menentukan variabel mana yang
Penelitian dan Pengembangan
paling tinggi berpengaruh terhadap Kesehatan
dismenorea. Serta bagi tenaga Ropitasari, & Safitri, I. (2015). Hubungan
kesehatan diharapkan menjadi bahan Anemia dengan Tingkat Dismenore.
pertimbangan dalam upaya promotif, 2(36) : 1–5.
Karina, E. S., Candra, A., & Soedarto, J. H.
preventif, dan penentukan program
Hubungan Obesitas Sentral dengan
penanganan remaja dengan indeks Siklus Menstruasi dan Dysmenorrhea
massa tubuh tidak normal Primer pada Remaja. Journal of
(overweight dan underweight) agar Nutrition College, 2017; 6(4): 319–325.
Wahyuni, R. S., & Oktaviani, W. (2018).
dapat mencegah dan mengurangi
Hubungan indeks massa tubuh dengan
kasus dismenorea pada remaja. dismenorea pada remaja putri di smp
pekanbaru. Endurance. 3(3): 618–623.
DAFTAR PUSTAKA Achintya, A. S. (2017). Hubungan Antara
Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun. Kejadian Dismenore Primer Pada
Jakarta; Mahasiswi Semester 7 Fakultas
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Kedokteran Universitas Hang Tuah
Perkembangan Masa Remaja. Aplikasi Surabaya. Hang Tuah Medical Journal,;
Ilmu,; 17: 25–32. 15(1): 1–9.
Widyastuti, Y., Rahmawati, A., & Mundarti, Pratikto, J., & Triwibowo,
Purnamaningrum, yuliasti eka. (2011). murdiyanto. (2014). zinc tablet
Kesehatan reproduksi (4th ed.). administration to primer dismenore pain
Yogyakarta: fitramaya. level,; 10(3): 856–860.
Nurwana, Sabilu, Y., & Fachlevy, A. F. (2016). Ju, H., Jones, M., & Mishra, G. (2013). The
Analisis faktor yang berhubungan Prevalence and Risk Factors of
dengan kejadian dismenorea pada Dysmenorrhea,; 36: 104–113.
remaja puteri di SMA Negeri 8 kendari Hidayati, K. R., Soviana, E., & Mardiyanti, N.
tahun. Ilmiah, 2017; 2(6): 1–14. L. (2016). Hubungan Antara Asupan
Wulandari, A., Hasanah, O., & Woferst, R. Kalsium Dan Asupan Zat Besi Dengan
(2018). Gambaran Kejadian dan Kejadian Dismenore Pada Siswi Di Smk
Manajemen Dismenore pada Remaja Batik 2 Surakarta. Kesehatan,; 1(2):
Putri di Kecamatan Lima Puluh Kota 15–22.
Pekanbaru,; 5 no 2: 468–476. Iqlima, A. A., Wicaksono, A., & Effiana. (2015).
Rafiony, A., Purba, M., & Pramantara, I. D. P. Hubungan antara tebal lipatan lemak
(2015). Konsumsi fast food dan soft bawah kulit dan dismenore primer pada
drink sebagai faktor risiko obesitas pada siswi sma swasta muhammadiyah 1
remaja. Gizi Klinik Indonesia,; 11(04): kota pontianak kalimantan barat,; 1–14.
170–178.

26

Anda mungkin juga menyukai