e-mail: andiainunzulkiah@gmail.com
ABSTRACT
21
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26
bergeser ke pola makan barat yang menyebabkan rasa nyeri pada saat
komposisinya tinggi kalori, lemak, menstruasi (Ropitasari, & Safitri,
karbohidrat, kolestrol, dan kurang 2015). Penelitian yang dilakukan oleh
serat seperti fast food disertai dengan Wahyuni dan Oktaviani (2018)
peningkatan pola hidup sedentary dengan judul “Hubungan Indeks
seperti kebiasaan bermain gadget, Massa Tubuh dengan Dismenorea
bermain laptop yang mengakibatkan pada Remaja Putri di SMP
penurunan aktivitas fisik. Konsumsi Pekanbaru” dengan jumlah sampel
makanan tinggi kalori dan lemak sebanyak 61 orang menunjukkan
serta pola hidup kurang gerak hasil tidak ada hubungan antara IMT
(sedentary lifestyle) berkaitan dengan dengan kejadian dismenorea.¹⁰
peningkatan prevalensi overweight. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Kemudian, adanya program baru oleh Achintya (2017) dengan judul
pemerintah yaitu full day school yang “Hubungan antara Indeks Massa
menyebabkan semakin padatnya Tubuh (IMT) dengan Kejadian
kegiatan pembelajaran disekolah. Dismenorea Primer pada Mahasiswi
menjadi salah satu pemicu terjadinya Semester 7 Fakultas Kedokteran
underweight (Rafiony & Pramantara, Universitas Hang Tuah Surabaya”
2015). dengan jumlah sampel sebanyak 55
Menurut data Riset kesehatan orang menunjukkan hasil terdapat
dasar (2018), di Indonesia prevalensi hubungan antara IMT dengan
kurus pada remaja pada usia 16-18 kejadian dismenorea. Hasil observasi
tahun secara Nasional sebesar 6,7 % yang dilakukan di SMA Negeri 21
dan prevalensi gemuk pada remaja Makassar, ditemukan sekitar 31%
usia 16-18 tahun sebanyak 9,5 %. siswi overweight dan 33.6% siswi
Sulawesi Selatan termasuk dalam underweight dari total 110 sampel
kriteria provinsi dengan prevalensi pada remaja wanita usia 15-18 kelas
remaja overweight dan underweight X dan XI yang mengalami nyeri haid
cukup tinggi. Remaja dengan status (dismenorea) dengan derajat nyeri
gizi yang rendah (underweight) dapat berbeda-beda. Penelitian ini
mengalami anemia karena asupan dilakukan dengan harapan agar
makanan yang kurang, termasuk zat remaja dapat memahami pentingnya
besi, saat seseorang anemia, dapat upaya preventif seperti mengatur
terjadi iskemia yang merupakan asupan gizi, dan berolahraga serta
suatu keadaan kekurangan oksigen mengubah pola hidup ke arah yang
pada jaringan yang bersifat lebih sehat sedini mungkin agar
sementara. Iskemia dapat tubuh tetap sehat dan nyeri saat
mengakibatkan dikeluarkannya menstruasi dapat berkurang.
fosfolipid, asam arakidonat, ion Berdasarkan uraian di atas, Peneliti
kalsium, vasopresin dan produksi tertarik untuk meneliti lebih lanjut
prostaglandin yang berlebih, sampai mengenai Hubungan Indeks Massa
akhirnya berakibat dismenorea Tubuh dengan Derajat Nyeri Haid
(Ropitasari, & Safitri, 2015). (Dismenorea) pada Remaja Putri di
Dalam suatu penelitian SMA Negeri 21 Makassar.
menyatakan bahwa kelebihan berat
badan juga berhubungan dengan METODE
kejadian dismenorea. Hal ini Penelitian ini dilaksanakan di
dikarenakan lemak tubuh dalam SMA Negeri 21 Makassar. Lokasi
jumlah lebih yang akan mengganggu dipilih mengingat jumlah siswa
metabolisme progesteron pada fase perempuan yang cuup banyak sekitar
luteal dari siklus menstruasi. 789 siswi dengan indeks massa tubuh
Akibatnya terjadi peningkatan kadar yang berbeda beda dan ditemukan
prostaglandin yang akan sekitar 70% dari total siswi
22
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26
23
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26
24
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26
Sedang 82 74.5
Berat 10 9.1
110 100.0
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan IMT Dengan Derajat Nyeri Haid (n=110)
VAS
Nyeri Nyeri Nyeri
IMT Jumlah Nilai P
Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Underweight 0 0 34 91.9 3 8.1 37 100
Jumlah 18 82 10 110
Tabel 3. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Nyeri Haid (n=110)
25
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(1), 21-26
26