167–177
Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010
http://jurkubank.wordpress.com
Abstract
Tax aggressive was the action designed to reduce taxable income appropriate to tax plan, which could be legal
or illegal. This study investigated if extent of liquidity, leverage, independent commissioners and earning
management affected corporate tax aggressiveness. Effective tax rate (ETR) and cash effective tax rate (CETR)
were used to measure tax aggressiveness. Test was conducted for manufacturing firms which were listed in
Indonesian Stock Exchange during the period of 2006-2010. Panel data regression was used to test the hypoth-
esis. The result of the hypothesis was that it failed to find significant relation between liquidity and tax
aggressiveness. Independent commissioners had a negative impact to tax aggressiveness, but leverage and
earning management had a positive impact to tax aggressiveness.
Key words: corporate tax aggressiveness, liquidity, leverage, independent commissioners, earning management.
Sebagai unsur penerimaan negara, pajak meng- haan. Hal itu menyebabkan perusahaan mencari
alami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut cara untuk mengurangi biaya pajak. Oleh karena
Badan Pusat Statistik, realisasi penerimaan pajak itu, dimungkinkan perusahaan akan menjadi agre-
dalam APBN pada tahun 2007 mencapai Rp.490,988 sif dalam perpajakan (Chen, et al., 2010). Menurut
miliar, sedangkan pada tahun 2011 jumlah tersebut Frank, et al. (2009), agresivitas pajak perusahaan
telah mencapai Rp.878,685 miliar atau meningkat adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena
78,96% dalam kurun waktu lima tahun. Pada tahun pajak yang dilakukan perusahaan melalui tindakan
2011, penerimaan negara atas pajak penghasilan perencanaan pajak, baik menggunakan cara yang
sebesar Rp.831,745 miliar (71,38%) dari seluruh tergolong secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax
realisasi APBN tahun 2011. Begitu besarnya evasion). Walau tidak semua tindakan yang dilaku-
penerimaan pajak penghasilan dalam APBN, sudah kan melanggar peraturan, namun semakin banyak
selayaknya bila perpajakan mendapatkan perhatian celah yang digunakan maka perusahaan tersebut
yang serius dari pemerintah. dianggap semakin agresif terhadap pajak.
Bagi perusahaan, pajak dianggap sebagai be- Telah terdapat beberapa penelitian yang
ban yang akan mengurangi keuntungan perusa- mencoba meneliti mengenai ketaatan pajak mau-
| 167 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 16, No.2, Mei 2012: 167–177
pun agresivitas pajak, diantaranya adalah kepemi- anggap lebih efektif. Dengan adanya pengawasan
likan perusahaan (Chen, et al., 2010; Sari & Martani, yang ketat dari komisaris independen maka akan
2010); masalah keagenan (Lanis & Richardson, mengurangi kesempatan manajer untuk berlaku
2011); corporate governance (Sartori, 2009; Sari & agresif terhadap pajak perusahaan. Manajer mela-
Martani, 2010; Timothy, 2010); reaksi pasar atas kukan agresivitas pajak perusahaan karena adanya
berita agresivitas pajak perusahaan (Hanlon & kepentingan untuk meningkatkan laba perusahaan
Slemrod, 2009), direksi independen (Lanis & dengan cara mengurangi beban perusahaan ter-
Richardson, 2011), profitabilitas (Siahaan, 2005; masuk beban pajak.
Mustikasari, 2007). Penelitian-penelitian tersebut Scott (2000) menyatakan bahwa salah satu
dimaksudkan agar pelaksanaan sistem perpajakan motivasi manajer melakukan manajemen laba ada-
dapat lebih efektif dan efisien sejalan dengan per- lah motivasi pajak. Perusahaan akan melakukan
kembangan dunia usaha. Oleh karena itu, diperlu- income decreasing untuk mengurangi penghasilan
kan tambahan dukungan penelitian mengenai kena pajak. Semakin agresif melakukan manajemen
agresivitas pajak perusahaan. laba maka dapat dikatakan tingkat agresivitas pajak
Likuiditas sebuah perusahaan diprediksi perusahaan juga tinggi karena beban pajak semakin
akan memengaruhi agresivitas pajak perusahaan. kecil. Walaupun demikian, masih sedikit ditemu-
Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi meng- kan penelitian yang mengkaitkan antara manaje-
gambarkan memiliki arus kas yang baik sehingga men laba dengan agresivitas pajak perusahaan.
perusahaan tersebut tidak enggan untuk mem- Penelitian ini bermaksud mengintegrasikan
bayar seluruh kewajibannya termasuk membayar beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya
pajak sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebalik- serta menganalisis kembali pengaruh yang ditim-
nya, Bradley (1994) serta Siahaan (2005) menyata- bulkan antara likuiditas, leverage, proporsi komi-
kan perusahaan yang memiliki likuiditas rendah saris independen dan manajemen laba terhadap
akan tidak taat terhadap pajak guna mempertahan- agresivitas pajak perusahaan. Penelitian ini berbeda
kan arus kas perusahaan dari pada harus membayar
dengan penelitian terdahulu karena sampel yang
pajak.
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
Setiawan (2006) menyebutkan bahwa tingkat terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
leverage perusahaan manufaktur yang go public di 2006 hingga 2010. Lebih dari itu, jika penelitian-
Indonesia cenderung mengalami peningkatan. penelitian sebelumnya menggunakan effective tax
Walaupun memiliki leverage tinggi perusahaan rate (ETR) untuk mengukur agresivitas pajak pe-
manufaktur juga mengalami peningkatan penjualan rusahaan, pada penelitian ini digunakan pula cash
saham. Hal ini mungkin saja terjadi karena bunga effective tax rate (CETR).
atas utang merupakan beban tetap yang akan me-
ngurangi pendapatan kena pajak perusahaan.
Ozkan (2001) menyebutkan bahwa perusahaan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memiliki Pengaruh Likuiditas terhadap Agresivitas
utang yang tinggi pula, sehingga perusahaan se-
Pajak Perusahaan
ngaja berutang tinggi untuk mengurangi beban pajak.
Kehadiran komisaris independen juga dipre- Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi
diksi akan memengaruhi agresivitas pajak perusa- menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan
haan. Menurut Fama & Jensen (1983) dalam Wulan- dalam memenuhi utang jangka pendek. Hal ini me-
dari (2005), semakin banyak komisaris independen nunjukkan keuangan perusahaan dalam kondisi yang
maka pengawasan terhadap kinerja manajer di - sehat dan tidak memiliki masalah mengenai arus
| 168 |
Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan
Krisnata Dwi Suyanto & Supramono
kas sehingga mampu menanggung biaya-biaya yang Pengaruh Komisaris Independen terhadap
muncul seperti pajak. Penelitian oleh Bradley (1994) Agresivitas Pajak Perusahaan
dan Siahaan (2005) memberikan bukti bahwa per-
usahaan yang mengalami kesulitan likuiditas ke- Fama & Jensen (1983) dalam Wulandari (2005)
mungkinan tidak akan mematuhi peraturan per- menyatakan kehadiran komisaris independen da-
pajakan dan cenderung melakukan penghindaran lam dewan komisaris mampu meningkatkan pe-
pajak. Tindakan ini dilakukan oleh perusahaan un- ngawasan kinerja direksi. Dimana dengan semakin
tuk mempertahankan arus kasnya. Oleh karena itu, banyak komisaris independen maka pengawasan
perusahaan yang memiliki likuiditas rendah akan manajemen akan semakin ketat. Manajemen ke-
cenderung memiliki tingkat agresivitas pajak per- rapkali bersifat oportunistik dimana mereka memi-
usahaan yang tinggi, sedangkan perusahaan de- liki motif untuk memaksimalkan laba bersih agar
ngan likuiditas tinggi akan memiliki agresivitas meningkatkan bonus. Laba selama ini dijadikan
pajak yang rendah. Berdasarkan uraian tersebut indikator utama keberhasilan manajer. Salah sati
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: cara meningkatkan laba bersih adalah dengan me-
nekan biaya-biaya termasuk pajak. Sehingga dapat
H 1: Likuiditas memberikan pengaruh negatif dan
mendorong manajer menjadi agresif terhadap
signifikan terhadap agresivitas pajak perusa-
pajak. Diharapkan semakin besar proporsi komi-
haan.
saris independen dapat meningkatkan pengawas-
an sehingga dapat mencegah agresivitas pajak per-
Pengaruh Leverage terhadap Agresivitas usahaan yang dilakukan oleh manajemen. Berda-
Pajak Perusahaan sarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Perusahaan dimungkinkan menggunakan
utang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan H 3: Proporsi komisaris independen memberikan
investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan me- pengaruh negatif dan signifikan terhadap agre-
nimbulkan beban tetap (fixed rate of return) yang sivitas pajak perusahaan.
disebut dengan bunga. Semakin besar utang maka
laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena Pengaruh Manajemen Laba terhadap
insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal Agresivitas Pajak Perusahaan
tersebut membawa implikasi meningkatnya
penggunaan utang oleh perusahaan. Penelitian Pajak menjadi masalah bagi perusahaan ka-
Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan rena membayar pajak akan menurunkan laba bersih
yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan
untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan melakukan manajemen laba guna mengurangi be-
sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi ban pajak (Scott, 2000; Badertscher et al., 2009). Per-
beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusa- usahaan lebih mungkin untuk menggunakan pilih-
haan tersebut agresif terhadap pajak. Berdasarkan an akuntansi yang mengurangi profit (income de-
uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis seba- creasing) yang dilaporkan untuk menurunkan pen-
gai berikut: dapatan kena pajak sehingga perusahaan dapat
melakukan penghematan atas beban pajak. Frank
H 2: Leverage memberikan pengaruh positif dan sig-
et al. (2009) juga menemukan hubungan positif
nifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan.
antara aggressive financial reporting dan tax reporting
aggressiveness. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
| 169 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 16, No.2, Mei 2012: 167–177
H4: Manajemen laba memberikan pengaruh positif 2010) sehingga keseluruhannya berjumlah 195 pool
dan signifikan terhadap tindakan agresivitas data.
pajak perusahaan Variabel-variabel independen yang diguna-
kan dalam penelitian ini adalah likuiditas (LIQ),
METODE leverage (LEV), komisaris independen (KI), mana-
jemen laba (DA). Variabel dependen yang diguna-
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kan adalah agresivitas pajak yang diproksikan de-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI se- ngan effective tax rate (ETR) dan cash effective tax rate
Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lama kurun waktu 2006 hingga 2010 dengan jumlah (CETR). Variabel kontrol yang digunakan adalah
192likuiditas
perusahaan. Teknik
(LIQ), sampel(LEV),
leverage yang digunakan
komisaris independen (KI), (SIZE),
ukuran perusahaan manajemen laba
proporsi (DA).
saham publik
dalam penelitian ini adalah purposive sampling de- (SAHAM) dan tarif pajak (TARIF). Uraian mengenai
Variabel
ngan dependen
kriteria sebagai yang
berikut: digunakanper-
(1) merupakan adalah agresivitas pajak yang diproksikan
variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada
usahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di
dengan effective tax rate (ETR) dan cash effective tax1.rate (CETR). Variabel kontrol yang
tabel
BEI sejak tahun 2006-2010, (2) mengalami keun-
Untuk membuktikan hipotesis yang telah
digunakan
tungan adalah dari
berturut-turut ukuran
tahunperusahaan (SIZE), proporsi saham publik (SAHAM) dan
2006-2010, (3)
dirumuskan, maka digunakan analisis regresi.
menggunakan mata uang rupiah. Berdasarkan atas
tarif pajak (TARIF). Uraian mengenai variabel-variabel penelitian
Analisis data pada dapat
penelitian dilihat
ini dapat pada
dirumuskan
kriteria tersebut maka diperoleh terdapat 39 per-
sebagai berikut:
usahaan yang diobservasi selama 5 tahun (2006–
tabel 1.
TabelTabel 1. Operasional
1. Operasional Variabel Variabel
APit = α + β1 Liqit + β2 Levit + β3 KIit + β4 DAit + β5 0,20 serta standar deviasi 0,79. Hal ini menunjuk-
Sizeit + β6 Tarifit + β7 Sahamit + eit kan bahwa rata-rata sampel mampu menutup
setiap Rp.1,00 kewajiban lancar perusahaan dengan
Rp.1,72 aset lancar yang dimilikinya.
Keterangan:
Leverage (LEV) memiliki rata-rata sebesar 0,54
APit = agresivitas pajak perusahaan yang
dengan nilai maksimum 0,96 dan minimum 0,08
dihitung dengan effective tax rate dan cash
serta standar deviasi 0,20. Hal ini mengindikasikan
effective tax rate.
bahwa rata-rata sampel memiliki Rp.0,54 utang
KIit = proporsi komisaris independen.
untuk setiap Rp.1,00 aset yang dimiliki perusahaan.
Liqit = likuiditas perusahaan.
Komisaris independen (KI) memiliki rata-
Lev it = leverage perusahaan. rata sebesar 0,41 (41%) dengan nilai maksimum
DAit = discretionary Accruals perusahaan. 0,70 (70%) dan minimum 0,29 (29%). Hal ini me-
Sizeit = ukuran perusahaan. nunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufak-
tur telah memenuhi syarat minimum 30% kebera-
Tarif it = dummy variable, bernilai 1 jika tarif tetap
daan komisaris independen dalam perusahaan.
dan 0 jika tarif progresif.
Manajemen laba (DA) memiliki rata-rata se-
Sahamit = dummy variabel, bernilai 1 jika saham
besar 0,03 serta maksimum 0,66 dan nilai minimum
publik lebih dari 40% dan 0 jika saham
-0,57. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel
publik kurang dari 40%.
secara umum melakukan manajemen laba dengan
α = konstanta melakukan kebijakan akrual yang menurunkan
eit = error terms laba sebesar 3% dari total aset tahun t-1.
Effective tax rate (ETR) memiliki nilai rata-rata
HASIL sebesar 0,31, hal ini menandakan bahwa beban rata -
Analisa Deskriptif rata pajak perusahaan sampel adalah 31% dari laba
sebelum pajak. Nilai minimum sebesar 0,03 serta
Deskripsi data setiap variabel yang diguna- nilai maksimal sebesar 0,81.
kan dalam analisis adalah sebagaimana ditunjukkan
Cash effective tax rate (CETR) memiliki nilai
pada Tabel 2.
rata-rata sebesar 0,29 menunjukkan bahwa besar-
Tabel 2. Deskripsi Variabel Penelitian nya pembayaran pajak adalah 29,8% dari laba sebe-
lum pajak. Nilai minimum yaitu sebesar 0,02, serta
Std.
Var Min Max Mean nilai maksimum sebesar 0,98.
Deviasi
LIQ 0,20 4,79 1,72 0,79
LEV 0,08 0,96 0,54 0,20
KI 0,29 0,70 0,41 0,10
Uji Asumsi Klasik
DA -0,57 0,66 -0,03 0,14 Uji Normalitas menggunakan nilai skewness
ETR 0,03 0,81 0,31 0,08 (kemencengan) dan kurtosis (keruncingan). Data
CETR 0,02 0,98 0,29 0,15
dikatakan memiliki distribusi normal jika hasil
skewness mendekati 0 dan kurtosis berada diantara
Likuiditas (LIQ) memiliki rata-rata sebesar ±3. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dicer-
Variabel Skewness Kurtosis Hasil
1,72LIQ
dengan nilai
0,90maksimum
0,744,79 dan minimum
Normal mati pada Tabel 3.
LEV -0,34 -0,26 Normal
KI 1,51 4,66 Tidak normal
DA 0,16 0,60 Normal
ETR 1,52 4,24 Tidak normal
CETR 1,41 5,72 Tidak normal
| 171 |
| 173 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 16, No.2, Mei 2012: 167–177
perusahaan yang persentase saham publiknya ku- mengindikasikan bahwa selama periode pengamat-
rang dari 40%. Nilai p-value saham terhadap effec- an, perusahaan manufaktur memanfaatkan utang
tive tax rate (0,682) dan cash effective tax rate (0,844) untuk meminimalkan beban pajak perusahaan bah-
yang berada di atas signifikan α=5% menunjukkan kan cenderung mengarah agresif terhadap pajak.
bahwa komposisi saham tidak berpengaruh Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki
signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. utang tinggi akan mendapatkan insentif pajak be-
rupa potongan atas bunga pinjaman sesuai keten-
PEMBAHASAN tuan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU Nomor 36 tahun
Pengaruh Likuditas terhadap Agresivitas 2008 sehingga perusahaan yang memiliki beban pa-
Pajak Perusahaan jak tinggi dapat melakukan penghematan pajak de-
ngan cara menambah utang perusahaan. Dengan
Likuiditas berpengaruh negatif terhadap
menambah utang guna memperoleh insentif pajak
agresivitas pajak perusahaan. Walaupun menunjuk-
yang besar maka dapat dikatakan bahwa perusa-
kan arah negatif, hasil penelitian ini tidak dapat
haan tersebut agresif terhadap pajak.
memberi bukti adanya pengaruh yang kuat antara
Hasil penelitian ini, mendukung penelitian
likuiditas perusahaan terhadap tingkat agresivitas
Ozkan (2001) dan Choi (2003), dimana perusahaan
pajak perusahaan. Tidak signifikannya hubungan
yang memiliki beban pajak tinggi lebih banyak un-
antara likuditas dan agresivitas pajak perusahaan
tuk mengajukan utang guna mendapatkan keun-
dapat disebabkan karena tingkat likuiditas perusa-
tungan dari pengurangan bunga atas utang terse-
haan manufaktur relatif sama. Hal ini dapat dibuk-
but sehingga pajak yang dibayar akan menjadi lebih
tikan pada analisis deskriptif dimana nilai standar
kecil.
deviasi (0,79) berada di bawah nilai rata-rata rasio
lancar (1,72). Nilai standar deviasi yang lebih ren-
dah dari nilai rata-rata mengindikasikan bahwa Pengaruh Komisaris Independen terhadap
tingkat likuiditas perusahaan manufaktur hampir Agresivitas Pajak Perusahaan
sama. Berdasarkan uji One Way Anova terhadap Proporsi komisaris independen berpengaruh
likuiditas pada lima tahun, diperoleh data bahwa negatif dan signifikan terhadap agresivitas pajak
Levene Test hitung adalah 0,275 dengan nilai pro- perusahaan. Hal ini memberikan bukti bahwa se-
babilitas (0,806) yang lebih besar dari signifikan lama periode pengamatan, ada kecenderungan se-
α=5%, sehingga varian likuditas pada lima tahun makin besar proporsi komisaris independen maka
pengamatan relatif sama. perilaku agresif terhadap pajak perusahaan yang
Penelitian ini tidak mendukung penelitian dilakukan manajemen akan berkurang. Semakin
yang dilakukan oleh Bradley (1994) dan Siahaan banyak jumlah komisaris independen maka se-
(2005) yang menyatakan bahwa perusahaan yang makin besar pengaruhnya untuk melakukan pe-
mengalami kesulitan likuiditas kemungkinan tidak ngawasan terhadap kinerja manajemen. Dengan
akan mematuhi peraturan perpajakan dan cende- pengawasan yang semakin besar, manajemen akan
rung melakukan penghindaran pajak. berhati-hati dalam mengambil keputusan dan
transparan dalam menjalankan perusahaan se-
Pengaruh Leverage terhadap Agresivitas hingga meminimalkan terjadinya tax avoidance.
Secara proaktif, dewan komisaris independen juga
Pajak Perusahaan
dapat mendorong manajemen untuk mematuhi
Leverage berpengaruh positif dan signifikan peraturan perundangan perpajakan yang berlaku
terhadap agresivitas pajak perusahaan. Hasil ini sehingga meminimalkan adanya tax evasion. Sehingga
| 174 |
Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan
Krisnata Dwi Suyanto & Supramono
kehadiran komisaris independen dapat mengurangi Hasil penelitian ini, sesuai dengan pendapat
perilaku agresif terhadap pajak yang dilakukan ma- Scott (2000) yang menyatakan bahwa salah satu
najemen. alasan perusahaan melakukan manajemen laba ada-
Hasil penelitian ini, mendukung pendapat lah mendapatkan pembayaran pajak yang paling
Fama & Jensen (1983) dalam Wulandari (2005) di- minimal. Penelitian ini juga mendukung pendapat
mana kehadiran komisaris independen dapat men- Watts & Zimmerman (1990) dalam Wulandari (2005)
dorong dilakukannya pengawasan secara profesional serta penelitian Badertscher, et al. (2009) dimana
terhadap kinerja para manajemen. Pengawasan praktek manajemen laba dilakukan oleh perusa-
yang optimal oleh para komisaris independen akan haan sebagai alat untuk melakukan penghindaran
mengurangi kecurangan-kecurangan pajak yang regulasi pemerintah (political cost hypotesis). Salah
dilakukan oleh perusahaan (Rego, 2003). satu regulasi pemerintah yang berkaitan langsung
dengan laba perusahaan adalah pajak penghasilan
badan.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap
Agresivitas Pajak Perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN
Manajemen laba berpengaruh positif dan sig-
nifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Kesimpulan
Analisis statistik deskriptif variabel manajemen laba Likuditas perusahaan manufaktur memiliki
(DA) menggambarkan bahwa selama periode pe- pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
ngamatan, perusahaan sampel terindikasi me- agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata lain
nurunkan laba perusahaan (income decreasing) de- tidak adanya pengaruh yang kuat antara tingkat
ngan rata-rata sebesar 3% dari total aset tahun t- likuiditas perusahaan terhadap tingkat agresivitas
1. Hal ini memberikan bukti bahwa selama periode pajak perusahaan. Leverage perusahaan manufaktur
pengamatan, ada kecenderungan bahwa perusa- berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresi-
haan melakukan income decreasing sebagai upaya vitas pajak perusahaan, atau dengan kata lain
penghindaran pajak, dimana semakin besar income adanya pengaruh yang kuat antara leverage per-
decreasing yang dilakukan maka perusahaan ter- usahaan terhadap tingkat agresivitas pajak perusa-
sebut juga terindikasi berperilaku agresif terhadap haan, dimana semakin tinggi leverage maka semakin
pajak perusahaan. tinggi agresivitas pajak perusahaan.
Pengaruh manajemen laba berupa income de- Komisaris independen pada perusahaan ma-
creasing terhadap agresivitas pajak perusahaan, da- nufaktur berpengaruh negatif dan signifikan terha-
pat dijelaskan bahwa laba menjadi patokan untuk dap agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata
mengukur besarnya beban pajak perusahaan. Oleh lain adanya pengaruh yang kuat antara proporsi
karena itu, manajemen akan melaporkan laba di- komisaris independen perusahaan terhadap ting-
sesuaikan dengan tujuannya yaitu menggunakan kat agresivitas pajak perusahaan. Dimana semakin
pilihan akuntansi yang mengurangi laba atau in- besar proporsi komisaris independen maka se-
come decreasing sebagai bentuk penghindaran pajak. makin kecil agresivitas pajak perusahaan. Mana-
Bila perusahaan semakin besar melakukan income jemen laba pada perusahaan manufaktur berpe-
decreasing maka semakin kecil pajak yang harus di- ngaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas
bayarkan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan pajak perusahaan, atau dengan kata lain adanya
yang semakin agresif melakukan manajemen laba pengaruh yang kuat antara manajemen laba yang
berupa income decreasing maka perusahaan tersebut dilakukan perusahaan terhadap tingkat agresivitas
juga semakin agresif terhadap pajak. pajak perusahaan.
| 175 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 16, No.2, Mei 2012: 167–177
| 176 |
Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan
Krisnata Dwi Suyanto & Supramono
Rego, S. 2003. Tax Avoidance Activities of U.S. Multina- Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ)
tional Corporations. Contemporary Accounting Re- Nomor: Kep 315/ BEJ/06-2000 perihal Peraturan
search, 20: 805-833. No I-A. Tentang Pencatatan Saham dan Efek.
Sari, D.K. & Martani, D. 2010. Ownership Characteris- Timothy, Y.C.K. 2010. Effects of Corporate Governance on
tics, Corporate Governance and Tax Aggressive- Tax Aggressiveness. An Honours Degree Project
ness. The 3rd International Accounting Conference & Submitted to the School of Business in Partial
The 2nd Doctoral Colloquium. Bali. Fulfilment of the Graduation Requirement for the
Degree of Bachelor of Business Administration
Sartori, N. 2009. Corporate Governance Dynamics and (Honours). Hong Kong Baptist University.
Tax Compliance. SJD Working Paper No.1361895.
International Trade and Business Law Review. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
University of Michigan Law and Economics. 2000 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Scott, W.R. 2000. Financial Accounting Theory. International
Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-
Setiawan, A. 2006. Dampak Penentuan Struktur Modal Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
terhadap Permasalahan Moral Hazard pada Penghasilan.
Perusahaan di Indonesia Sebelum dan Selama
Krisis Global. Jurnal Manajemen Indonesia, 4(1): 44- Watts, R.L. & Zimmerman, J.L. 1990. Positive Account-
63. ing Theory: A Ten Year Perspective. The Account-
ing Review, 65(1): 131-156.
Siahaan, F.O.P. 2005. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Perilaku Kepatuhan Tax Professional dalam Wulandari, N. 2005. Pengaruh Indikator Mekanisme
Pelaporan Pajak Badan pada Perusahaan Industri Corporate Governance terhadap Kinerja
Manufaktur di Surabaya. Disertasi. (Tidak Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis.(Tidak
dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universi- dipublikasikan). Magister Sains Akuntansi Univer-
tas Airlangga. sitas Diponegoro Semarang.
| 177 |