Materi umum aplikasi instrumentasi yaitu berupa data dan keterangan yang dikumpulkan
melalui aplikasi instrumentasi pada umumnya, meliputi:
1. Kebisaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemmpuan dan kondisi mental dan fisik klien.
3. Kemampuan dan pengenalan lingkungan dan hubungan social.
4. Sikap, kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar.
5. Informasi karir dan pendidikan.
6. Kondisi keluarga dan lingkungan ( prayitno, 1997:95 )
B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini
memiliki fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data,
mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian,
pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data,
memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa
kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis
terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan
dan efisiensi penyelenggaraannya.
4. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk,
klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data,
kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi
laporan.
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik (klien/konseli).Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Penyelenggaraan
himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan
hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang menjadi hasil himpunan data
dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman.Hasil aplikasi
instrumentasi pada umumnya menjadi yang dianggap penting dalam himpunan
data.Himpunan data juga dapat meliputi hasil wawancara, konferensi kasus, kunjungan
rumah, analisis hasil belajar, pengamatan dan hasil upaya pengumpulan bahan lainnya yang
dianggap relevan dengan pelayanan bantuan terhadap siswa.
C. Kunjungan Rumah
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data
dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan
meyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR
berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data,
Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan
menyimpulkan hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data
hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka
pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KR
terhadap penanganan kasus.
4. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang
atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR
yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
D. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan. Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien
yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan
memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat
mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran
untuk memecahkan masalah siswa.
3. Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh
data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan
terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan
masalah siswa.
4. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan
sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang
bersangkutan.
E. Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar,
dan karir atau jabatan.
Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik
(klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat
memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain
tempat kasus itu dialihtangankan)
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran/praktik, wali
kelas, dan/atau sekolah lainya, atau orang tua mengalihtangankan siswa yang bermasalah
kepada guru pembimbing.Sebaliknya bila guru pembimbing menemukan siswa bermasalah
dalam bidag pemahaman/penguasaan materi pelajaran/latihan secara khusus dapat
menglihtangankan siswa tersebut kepada guru mata pelajaran/praktik untuk dapat mendapat
pengajaran atau latihan perbaikan dan program pengayaan. Guru pembimbing atau guru kelas
juga dapat mengalihtangankan permassalahan siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti
dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, tepat, dan
tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan penanganan kaasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus
ialah layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi
masalah tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih tangan
kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan wewenang
yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber manusiawi dan alat.
Materi pokok kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus
yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Secara khusus, materi yang dialihtangankan
ialah bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh guru pembimbing
(konselor). Materi khusus itu perlu di alihtangankan karena guru pembimbing (konselor)
tidak secara khusus membidangi materi itu atau dengan kata lain, materi tersebut diluar
bidang keahlian ataupun wewenang guru pembimbing (konselor).
KEPUSTAKAAN
Bimbingan Konseling
Dosen : Prof.Dr.Mudjiran,M.S.Kons
NIM: 16078089
2019
MIND MAPPING
KEGIATAN PENDUKUNG
BIMBINGAN KONSELING
Aplikasi Tampilan
instrumentasi kepustakaan
BK
Membantu
klien dalam
Mengumpul memperkaya
kan data dan dan
Keterangan memperkuat
diri
Himpunan Konferensi
data kasus
Kunjuungan
rumah
Keperluan
pengembangan
peserta didik Mengentaskan Pertemuan
permasalahan untuk
klien menyelesai Memindahkan
kan penanganan
masalah kasus