Anda di halaman 1dari 1

Spiritual Teaching

Sebuah petuah kebajikan mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Jika ingin
menapaki setiap jengkal kehidupan secara bermakna, setiap orang harus belajar dari
pengalamannya sendiri baik itu berhasil maupun gagal. Dengan begitu, setiap orang selalu
dituntut untuk mampu menjadi guru, minimal menjadi guru untuk dirinya sendiri. Namun
kenyataannya, memang tidak semua orang mampu menjadi guru bagi orang lain.

Berapa besar gaji yang kita butuhkan agar kita bisa total menghadapi murid di kelas?
Berapa besar tunjangan yang kita perlukan supaya bisa sepenuh hati melayani anak didik kita
yang bikin onar di kelas, dan tetap tersenyum walaupun peserta didik tak juga kunjung
mengerti apa yang kita jelaskan didepan kelas? Sungguh, bukan besarnya gaji yang bisa
membuat seorang guru bisa senantiasa tersenyum menghadapi siswanya berulah. Tetapi,
seberapa kuat panggilan jiwa seorang guru dalam mengantarkan dirinya untuk dapat berdiri
di depan kelas, berada di tengah-tengah muridnya yang beragam jenis dan asal-usulnya.

Seorang guru yang mengajar melalui panggilan jiwa serta memiliki mimpi untuk
mengantarkan peserta didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara intelektual dan
sosial, akan dapat mengalirkan energi kecerdasan, kemuliaan, kemanusiaan yang besar di
dalam dada setiap peserta didik. Guru yang mengajar dengan mental pendakwah sekaligus
pendidik, bukan dengan mental tukang teriak untuk sekedar mendapatkan upah bulanan, akan
mampu menyediakan cadangan energi agar mampu untuk tetap lembut menghadapi murid
yang membuat kening berkerut.

Anda mungkin juga menyukai