Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH

BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Yan Driya Samodra1 dan Dyah Kumalasari2


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta2
email: yansamodra@gmail.com1

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana proses mengembangkan Lembar
Kegiatan Siswa untuk mata pelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter, dan tingkat kelayakan
Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran se-
jarah. Penelitian Pengembangan (R&D) ini mengadaptasi langkah-langkah yang dikembangkan oleh
Borg & Gall. Desain ini menggunakan tujuh langkah awal, yaitu (1) pengumpulan informasi; (2)
perencanaan; (3) pengembangan produk awal; (4) uji coba produk awal; (5) revisi produk awal; (6) uji
coba lapangan; dan (7) revisi produk lapangan. Hasil penelitian ini adalah seperangkat lembar kerja
siswa mata pelajaran sejarah berbasis pendidikan karakter. LKS ini terdiri atas enam (6) bab, masing-
masing bab terdapat aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memuat penanaman nilai
karakter. Untuk menguji kelayakan, materi divalidasi oleh ahli materi dan ahli media.

Kata Kunci: lembar kegiatan siswa, pendidikan karakter, dan pembelajaran sejarah

WORKSHEET FOR CHARACTER EDUCATION BASED HISTORY SUBJECT


IN SENIOR HIGH SCHOOL

Abstract: This research aimed at: finding out the process of developing character education based
history worksheet, finding out the appropriateness of character education based history worksheet.
This Research and Development adapted development model from Borg & Gall. The steps included:
(1) collecting information; (2) planning; (3) developing preliminary form of product; (4) conducting
preliminary field testing; (5) revising main product; (6) conducting main field testing; and (7) revising
operational product. The result of this research was a set of character education based worksheet. The
worksheets embodied six units in which each unit included some activities meeting the students’ need
and character education need to be integrated. To find out the feasibility, the worksheets were vali-
dated by experts in material and media.

Keywords: worksheet, character education based, and history teaching

PENDAHULUAN pat bekerja bersama dengan bangsa lain un-


Kurikulum 2013 menuntut siswa un- tuk kemuliaan segenap manusia di seluruh
tuk memiliki kemampuan hidup sebagai pri- dunia (Dewantara, 2013:15). Sejalan dengan
badi dan warga negara yang beriman, pro- kedua tujuan tersebut, pemerintah menca-
duktif, kreatif, inovatif serta mampu ber- nangkan program pendidikan karakter. Lic-
kontribusi pada kehidupan bermasyarakat, kona (1991:290) mendefinisikan pendidikan
berbangsa, bernegara, dan perabadaban du- karakter sebagai pendidikan untuk mem-
nia (Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013). bentuk kepribadian seseorang melalui pen-
Hal ini juga diperkuat oleh tujuan pendi- didikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat
dikan nasional yaitu, pendidikan yang ber- dalam tindakan nyata seseorang, yaitu: ting-
alaskan garis hidup dari bangsanya (cul- kah laku yang baik, jujur, bertanggung ja-
tureel-nationaal) dan ditujukan untuk keper- wab, menghormati hak orang lain, kerja
luan perikehidupan yang dapat mengang- keras, dan sebagainya. Pendidikan karakter
kat derajad negara dan rakyatnya, agar da- merupakan pengembangan yang disengaja

29
30

di sekolah, kecenderungan dan kapasitas itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
anak muda untuk menjadi warga negara karakter bangsa harus didasarkan pada
yang bertanggung jawab, pro-sosial, dan nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari aga-
demokratis dan patuh di masyarakat (Ber- ma. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung
kowitz, 2011:414). Dengan demikian, pen- dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang
didikan karakter merupakan salah satu upa- mengatur kehidupan, politik, ekonomi, ke-
ya untuk menanamkan nilai-nilai kehidup- masyarakatan, budaya, dan seni. Pendidik-
an yang membentuk manusia sebagai indi- an budaya dan karakter bangsa bertujuan
vidu yang memiliki mental dan sikap. mempersiapkan peserta didik menjadi war-
Ditegaskan dalam Desain Induk Pen- ga negara yang memiliki kemampuan dan
didikan Karakter (Kemendiknas, 2010:5) kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pan-
pendidikan karakter di sekolah memiliki casila dalam kehidupanya sebagai warga
tujuan sebagai berikut. (1) Memfasilitasi pe- negara.
nguatan dan pengembangan nilai-nilai ter- Di dalam budaya tidak saja terkan-
tentu sehingga terwujud dalam perilaku dung arti buah budi, tetapi juga memiliki
anak, baik ketika proses sekolah maupun se- arti memelihara dan memajukan (Dewan-
telah proses sekolah (setelah lulus dari se- tara, 2013:72). Sebagai suatu kebenaran bah-
kolah). Penguatan dan pengembangan me- wa tidak ada manusia yang hidup berma-
miliki makna bahwa pendidikan dalam syarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai
sekolah bukanlah sekedar dogmatisasi nilai budaya yang tidak diakui masyarakat itu.
kepada peserta didik, tetapi sebuah proses Nilai-nilai tersebut dijadikan dasar dalam
yang membawa peserta didik untuk mema- pemberian makna terhadap suatu konsep
hami dan merafleksi bagaimana suatu nilai dan arti dalam komunikasi antaranggota
menjadi penting untuk diwujudkan dalam masyarakat itu. Posisi budaya yang begitu
tingkah laku keseharian manusia. (2) Me- penting dalam kehidupan masyaraka meng-
ngoreksi tingkah laku peserta didik yang haruskan budaya menjadi sumber nilai da-
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikem- lam pendidikan budaya dan karakter bang-
bangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki sa.
makna bahwa pendidikan karakter memili- Sekolah sebagai salah satu lembaga
ki sasaran untuk meluruskan berbagai ting- pendidikan sudah seharusnya ikut berpe-
kah laku anak yang negatif menjadi positif. ran untuk melakukan penguatan nilai-nilai
(3) Membangun koneksi yang harmoni de- pendidikan karakter. Hal tersebut dapat di-
ngan keluarga dan masyarakat dalam me- lakukan baik melalui kegiatan pembiasaan
merankan tanggung jawab pendidikan ka- siswa di sekolah maupun melalui pembe-
rakter secara bersama. lajaran di kelas. Implementasi pendidikan
Nilai-nilai dalam Pendidikan Karak- karakter dalam proses pembelajaran dapat
ter menurut Kemendiknas Republik Indo- dilakukan melalui pemanfaatan sumber dan
nesia (2010:8) bersumber dari agama, Pan- media belajar. Association for Educational
casila, budaya, dan tujuan pendidikan na- Communications and Technology (Depdiknas,
sional. Masyarakat Indonesia adalah ma- 2008: 4) berpendapat bahwa sumber belajar
syarakat yang beragama. Oleh karena itu, adalah segala sesuatu atau daya yang da-
kehidupan individu masyarakat dan bang- pat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
sa selalu didasari pada ajaran agama dan terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
kepercayaanya. Atas dasar pertimbangan untuk kepentingan belajar mengajar de-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 1, April 2018


31

ngan tujuan meningkatkan efektivitas dan (1) LKS membantu siswa untuk menemu-
efisiensi tujuan pembelajaran. Salah satu je- kan konsep. (2) LKS mengetengahkan ter-
nis sumber dan media pembelajaran yang lebih dahulu suatu fenomena yang bersifat
sering digunakan oleh setiap sekolah ada- konkret, sederhana, dan berkaitan dengan
lah buku ajar. konsep yang akan dipelajari. (3) LKS me-
Pendidikan karakter dapat diintegra- muat apa yang (harus) dilakukan siswa, me-
sikan melalui materi dan aktivitas yang di- liputi melakukan, mengamati, dan meng-
sampaikan guru di kelas. Namun, sumber analisis. (4) LKS membantu siswa menerap-
belajar seperti buku ajar yang digunakan kan dan mengintegrasikan berbagai konsep
guru belum menekankan pada penguatan yang telah ditemukan. (5) LKS berfungsi se-
pendidikan karakter. Selain itu, materi yang bagai penuntun belajar, berisi pertanyaan
disajikan belum mengaitkan pada kehidup- atau isian yang jawabannya ada di dalam
an sehari-hari siswa sehingga belum men- buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS
dorong sikap kritis siswa terhadap ling- tersebut jika membaca buku. (6) LKS ber-
kungan sekitar. Buku ajar yang digunakan fungsi sebagai penguatan. (7) LKS berfung-
belum cukup mendukung pembelajaran sis- si sebagai petunjuk praktikum.
wa. Siswa membutuhkan rangsangan un- Hunt and Wake (2007:21) menekan-
tuk berpikir dan memahami materi. kan bahwa guru lebih baik mendesain lem-
Untuk mengatasi masalah yang ada, bar kerja siswa yang baru dan juga melaku-
pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) kan jelajah internet untuk menemukan sum-
berbasiskan pendidikan karakter pada pem- ber materi yang masih segar. Dengan men-
belajaran sejarah sangat dibutuhkan. Lem- ciptakan sumber belajar sendiri, guru da-
bar kegiatan siswa adalah lembaran-lembar- pat mencapai tujuan yang direncanakan.
an yang berisi tugas yang biasanya berupa Philips (2008:73) juga menyatakan bahwa
petunjuk atau langkah untuk menyelesai- guru harus memperhatikan hubungan an-
kan tugas yang harus dikerjakan siswa dan tara tujuan pembelajaran dan aktivitas. Gu-
merupakan salah satu sarana yang dapat ru merupakan individu yang membuat ke-
digunakan guru untuk meningkatkan keter- putusan mengenai pembelajaran. Walaupun
libatan siswa atau aktivitas dalam proses dalam menciptakan sumber belajar dan
belajar mengajar dan dapat membantu guru penggandaan membutuhkan waktu yang
dalam memudahkan proses belajar meng- lama dan uang yang tidak sedikit, lembar
ajar dan mengarahkan siswanya untuk da- kerja siswa dapat digunakan ulang sesuai
pat menemukan konsep-konsep melalui ak- kebutuhan. Jika menggunakan teknologi,
tivitasnya sendiri dalam kelompok kerja daya tahan sumber belajar juga akan bagus.
(Depdiknas, 2005:4). Pengembangan LKS pada pembela-
LKS dapat diartikan sebagai materi jaran Sejarah dikombinasikan dengan pe-
ajar yang sudah dikemas sedemikan rupa, nerapan nilai-nilai karakter yang tercantum
sehingga siswa diharapkan mempelajari ma- pada kurikulum 2013 saat ini. Berdasarkan
teri ajar tersebut secara mandiri (Prastowo, Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 ten-
2012:204). Seperti yang diungkapkan Dep- tang Kompetensi Inti dan Kompetensi Da-
diknas dalam panduan pelaksanaan materi sar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
pembelajaran SMA (2008:42-45) bahwa al- Pendidikan Dasar dan Pendidikan Mene-
ternatif tujuan pengemasan materi pembe- ngah, siswa diharapkan mampu mengua-
lajaran dalam bentuk LKS seperti berikut. sai empat kompetensi yaitu sikap spiritual,

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter


32

sikap sosial, pengetahuan, dan keterampil- an dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X.
an. Kompetensi sikap spiritual dan sosial Setiap kelas terdiri atas 30 siswa. Untuk uji
tersebut tercapai melalui pembelajaran ti- coba awal, 5-10 siswa menjadi subjek. Pada
dak langsung, dalam bentuk keteladanan, uji coba akhir, subjek penelitian adalah se-
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan mua siswa kelas X IPS. Dalam penelitian
memperhatikan karakteristik mata pelajar- ini, pengumpulan data dilakukan dengan
an, serta kebutuhan dan kondisi siswa. tiga teknik, yaitu melalui observasi, wa-
Pengembangan kompetensi sikap dapat di- wancara, dan angket.
lakukan selama proses pembelajaran ber- Setelah data dikumpulkan, langkah
langsung. Oleh karena itu, pengembangan selanjutnya adalah menganalisis data. Da-
LKS ini diharapkan dapat membantu siswa lam penelitian ini, peneliti melakukan 2
dalam proses pembelajaran sekaligus mem- teknik analisis data, secara kualitatif dan
bantu sekolah dalam menerapkan nilai-nilai kuantitatif. Peneliti menggunakan teknik
karakter pada siswa. penelitian kualitatif dari Miles dan Huber-
man (1984:133) sesuai Gambar 1.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam peneli-
tian dan pengembangan (Research and Deve-
lopment). Research and development atau pe-
nelitian dan pengembangan merupakan pro-
ses yang digunakan untuk mengembang-
kan dan memvalidasi produk kependidik-
an (Borg and Gall, 1983:772). Produk ini ti-
dak hanya berupa bahan ajar, film peng-
ajaran, tetapi juga prosedur dan proses ter-
masuk di dalamnya metode pengajaran dan Gambar 1. Komponen dalam Analisis
Data (Interactive Model)
mengelola pengajaran. Dalam pengembang-
an produk ini, peneliti mengadaptasi lang-
Data kuantitatif dihasilkan dari ang-
kah–langkah penelitian milik Borg and Gall
ket. Untuk menganalisisnya, peneliti meng-
(1983), yaitu (1) penelitian dan pengumpul-
gunakan analisis skala Likert seperti yang
an informasi (Research and information collec-
ditunjukkan di bawah ini.
ting); (2) perencanaan (Planning); (3) pe-
1 = sangat buruk 4 = baik
ngembangan produk awal (Develop prelimi-
2 = buruk 5 = Sangat baik
nary form of product); (4) uji coba awal pro-
3 = cukup
duk (Preliminary field testing); (5) revisi pro-
Skor tersebut kemudian dijumlahkan.
duk utama (Main product revision); (6) Uji
Persentase skor tersebut selanjutnya Diana-
coba utama (Main field testing); dan (7) re-
lisis melalui formula skala Likert.
visi produk operasional (Operational pro-
duct revision).
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N P = persentase
1 Depok, Yogyakarta. Salah satu faktor uta- f = skor yang diraih
ma kenapa penelitian ini dilaksanakan di N = total skor
SMA tersebut karena sudah memenuhi ku- Dari persentase tersebut, peneliti juga
rikulum yang terbaru 2013. Subjek peneliti- dapat menganalisis persentase kelayakan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 1, April 2018


33

produk, berdasarkan tabel yang disaran- diambil dari KI dan KD kurikulum 13, ana-
kan oleh Sugiyono seperti terlihat pada lisis buku-buku pegangan yang digunakan
Tabel 1. sebagai sumber belajar, analisis kebutuhan
belajar siswa, dan analisis nilai-nilai karak-
Tabel 1. Kriteria Kelayakan Produk ter oleh guru pembimbing. Untuk menen-
No. Skor Kriteria tukan materi pembelajaran yang dikem-
1. 81 – 100 Sangat baik bangkan dalam LKS, penenlitian ini meng-
2. 61 – 80 Baik analisisnya berdasarkan KI dan KD sesuai
3. 41 – 60 Cukup dengan kurikulum 2013. Di dalamnya juga
4. 21 – 40 Buruk
5. ≤ 20 Sangat buruk terdapat tuntutan untuk mengintegrasikan
nilai-nilai pendidikan karakter di dalam
Selain itu, untuk melihat kelayakan pembelajaran. Dari analisis KI dan KD, ma-
di setiap aspek, nilai rata–rata yang dihasil- teri kemudian dituangkan ke dalam silabus
kan dapat dikonversi dalam kriteria terten- sebagai acuan utama untuk mengembang-
tu. Kriteria tersebut didapatkan dari peng- kan LKS.
hitungan nilai skala Likert tertinggi dan ska- Setelah analisis materi, peneliti meng-
la terendah berdasarkan rumus perhitung- alisis buku-buku ajar siswa yaitu buku ajar
an di bawah ini. yang disediakan oleh sekolah. Analisis buku
pegangan siswa menunjukkan bahwa ma-
teri pada buku ajar masih kurang sesuai.
R = range/rentang Buku ajar masih belum memunculkan kre-
Xh = skala tertinggi ativitas dan keaktifan siswa dalam proses
Xl = skala terendah belajar. Selain itu, pengintegrasian nilai-ni-
5 = skala lai pendidikan karakter sesuai tuntutan Ku-
rikulum 2013 juga masih kurang. Selanjut-
Setelah data tersebut dijumlahkan, nya dilakukan analisis kebutuhan belajar
maka didapatkan nilai rata–rata bagi setiap siswa melalui penyebaran angket kuisio-
aspek. Nilai rata–rata tersebut dikonversi ner. Siswa banyak menyukai buku-buku
ke dalam kriteria kelayakan LKS seperti ajar yang memiliki banyak ilustrasi dari
pada Table 2. setiap materi dan aktivitasnya. Buku-buku
itu tidak terlalu banyak memuat materi
Tabel 2. Kriteria Kelayakan
karena dipandang terlalu membosankan.
No. Rentang nilai Kriteria Perolehan data nilai-nilai pendidikan
1. 1 ≤ x ≤ 1.79 Sangat kurang
karakter dilakukan melalui wawancara ti-
2. 1.8 ≤ x ≤ 2.59 Kurang
3. 2.6 ≤ x ≤ 3.39 Cukup dak terstruktur dan pengisian angket oleh
4. 3.4 ≤ x ≤ 4.19 Baik guru. Guru memberikan uraian mengenai
5. 4.2 ≤ x ≤ 5 Sangat Baik nilai-nilai karakter yang bisa diintegrasikan
ke dalam pembelajaran sejarah, disesuai-
HASIL DAN PEMBAHASAN kan dengan kebutuhan siswa di SMA N 1
Proses Desain Lembar Kegiatan Depok. Hasil dari analisis nilai karakter
Pembuatan dan pengembangan pro- oleh guru disajikan dalam Tabel 3.
duk LKS, didasarkan pada hasil analisis ke-
butuhan. Ananlisis tersebut terdiri atas ana-
lisis materi pembelajaran sejarah siswa yang

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter


34

Tabel 3. Nilai Karakter yang Diintegrasi- mampu menguasai empat kompetensi ya-
kan itu, sikap spiritual, sikap sosial, pengetahu-
Nilai yang Perlu an, dan keterampilan. Kompetensi sikap
No. Karakter Ket. spiritual dan sosial tersebut dicapai melalui
Di- integrasikan
1. Religius √ pembelajaran tidak langsung, dalam ben-
2. Kejujuran √ tuk keteladanan, pembiasaan, dan budaya
3. Disiplin √
4. Kerja Keras √ sekolah dengan memperhatikan karakteris-
5. Demokratis √ tik mata pelajaran serta kebutuhan dan
6. Rasa Ingin Tahu √ kondisi siswa. Pengembangan kompetensi
Semangat
7. √ sikap dapat dilakukan selama proses pem-
Kebangsaan
8. Cinta Tanah Air √ belajaran berlangsung melalui aktivitas yang
9. Cinta Damai √ diberikan di kelas (Permendikbud No. 24
10. Tanggung Jawab √ Tahun 2016).
LKS berbasis pendidikan karakter ini
Untuk menjawab semua analisis ke- menonjolkan banyak aktivitas siswa. Setiap
butuhan, maka dikembangkanlah lembar aktivitasnya dilengkapi dengan penginte-
kegiatan siswa Sejarah berbasis pendidikan grasian nilai pendidikan karakter. Penguat-
karakter. Pengembangan LKS hanya me- an nilai karakter bisa dilakukan dengan
muat sepuluh karakter seperti data di atas. cara memasukkan setiap nilai ke dalam tu-
LKS memuat materi yang sederhana. Ben- gas mandiri, tugas kelompok, pengamatan,
tuk integrasi sepuluh nilai-nilai pendidikan dan penilaian diri (Sulistiyowati, 2012:146).
karakter tersebut melalui setiap aktivitas Penguatan sepuluh nilai juga bisa melalui
yang diberikan kepada siswa. Banyak ak- dua cara yaitu secara langsung dan tidak
tivitas yang memunculkan kreativitas dan langsung. Pengintegrasian nilai karakter se-
keaktifan siswa dalam proses pembelajar- cara langsung dilakukan dengan memun-
an. Ilustrasi gambar banyak dimunculkan culkan kolom yang berisi nilai karakter di-
pada setiap babnya agar menarik dan lengkapi dengan penjelasan dan implemen-
mendorong motivasi siswa untuk belajar. tasinya. Contohnya yaitu penguatan nilai
Perbedaan LKS yang dikembangkan dalam rasa ingin tahu seperti dapat dilihat pada
penelitian ini dengan buku-buku lain ada- pada Gambar 2.
lah terletak pada desain dan penyajiannya.
LKS ini terdiri atas enam bab, digunakan
untuk pembelajaran satu tahun. Pada se-
tiap bab dilengkapi juga dengan akitivitas
mandiri, tugas kelompok, inovatif kreatif,
studi kasus, pengamatan, tugas presentasi.
Semua ativitas tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kreativitas dan keaktifan sis-
wa dalam proses kegiatan belajar.

Bentuk Pengintegrasian Nilai Karakter Gambar 2. Contoh Integrasi Nilai


Pengembangan LKS pada pembelajar- Karakter (Rasa Ingin Tahu)
an Sejarah dikombinasikan dengan pene-
Selain dengan cara memunculkan ko-
rapan nilai–nilai karakter yang tercantum
lom nilai karakter, pengintegrasian juga
dalam kurikulum 2013. Siswa diharapkan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 1, April 2018


35

dilakukan dengan menuangkan nilai ka- taka. Kegiatan ini mendorong siswa me-
rakter pada tujuan pembelajaran. Contoh nyampaikan pendapat dan menghargai pen-
penguatan nilai karakter religius bisa di- dapat orang lain. Kegiatan ini sudah me-
lihat pada Gambar 3. nunjukkan sikap demokratis.
Selain keempat nilai karakter tersebut,
siswa juga didorong untuk mengembang-
kan nilai kejujuran. Nilai ini dapat diinte-
grasikan melalui bentuk aktivitas yang me-
libatkan sikap mandiri siswa dalam setiap
penyelesaian tugas. Contoh Gambar 5 me-
nunjukkan bahwa siswa dituntut untuk
mampu menuliskan jawaban berdasarkan
apa yang diketahui. Aktivitas tersebut di-
harapkan mampu menguatkan nilai keju-
juran siswa.
Gambar 3. Contoh Integrasi Nilai
Karakter (Religius)

Pengintegrasian nilai karakter tidak


langsung dilakukan dengan cara menuang-
kan nilai ke dalam instruksi atau perintah
pada setiap aktivitasnya. Sebagai contoh,
pengintegrasian nilai karakter ingin tahu,
kerja keras, kerja keras, demokratis, dan ke-
jujuran disajikan dalam Gambar 4.
Gambar 5. Contoh Integrasi Nilai
Karakter (Kejujuran)

Nilai karakter juga dimasukkan da-


lam aktivitas inovatif kreatif pada setiap
babnya. Sebagai contoh bentuk aktivitas
yang mengintegrasikan nilai cinta tanah
air, tanggung jawab, dan semangat kebang-
saan disajikan dalam Gambar 6.
Gambar 4. Contoh Integrasi Nilai
Karakter (Ingin Tahu, Kerja Keras,
Tanggung Jawab dan Demokratis)

Berdasarkan bentuk aktivitas tersebut,


siswa diarahkan untuk mengembangkan
karakter ingin tahu melalui kegiatan studi
pustaka. Siswa diharapkan mampu bekerja
keras mencari tahu dan mengkaji sumber
bacaan mengenai materi peradaban kuno.
Dalam hal ini, siswa juga berdiskusi de- Gambar 6. Contoh Integrasi Nilai Karakter
(Cinta Tanah Air dan Tanggung Jawab)
ngan teman terkait dengan hasil studi pus-

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter


36

Gambar di atas menunjukkan bentuk beberapa pernyataan dan kolom refleksi se-
implementasi nilai karakter cinta tanah air tiap bab disajikan dalam Gambar 8 dan 9.
dan tanggung jawab. Siswa diarahkan un-
tuk memiliki kepekaan terhadap lingkung-
an sekitar sebagai bentuk cinta tanah air.
Siswa mengaplikasikan ilmu yang didapat
di kelas ke dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya melakukan pengamatan di ling-
kungan sekitar untuk menganalisis peristi-
wa sejarah. Hal ini mendorong siswa untuk
bertanggung jawab terhadap peristiwa yang
ditemukan.
Gambar 8. Contoh Penguatan Nilai
Nilai karakter kebangsaan juga dapat
Karakter Penilaian Sikap
diintegrasikan melalui aktivitas yang men-
dorong siswa untuk berpikir dan memiliki
wawasan kebangsaan. Pola pikir ini menem-
patkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi. Seperti halnya
aktivitas di atas, siswa diharapkan mampu
memberikan opini terhadap peristiwa Seja-
rah yang berkaitan dengan kepentingan
bangsa dan negara seperti terlihat pada
Gambar 7. Gambar 9. Contoh Penguatan Nilai
Karakter dengan Kolom Refleksi

Validasi Ahli
Pengembangan LKS berbasis pendi-
dikan karakter ini divalidasi oleh dua do-
sen ahli, yaitu ahli materi dan ahli media.
Penilaian dari ahli menunjukkan bahwa
LKS yang dikembangkan sudah memenuhi
kriteria kelayakan. Hasil penilaian dari ahli
materi disajikan dalam Tabel 4.
Gambar 7. Contoh Integrasi Nilai
Karakter (Semangat Kebangsaan) Tabel 4. Penilaian Ahli Materi
Penilaian Ahli Jumlah Persentase Rerata
Untuk memperkuat penerapan nilai
Materi Skor Skor
karakter, di dalam LKS juga menyajikan Aspek Kelayakan
70 87,5 % 4,3
penilaian sikap yang akan diisikan secara Isi
langsung oleh siswa. Selain itu, setiap akhir Aspek Kelayakan
37 82 % 4.1
Penyajian
bab dalam LKS dilengkapi dengan kolom
Aspek Kelayakan
refleksi, penggambaran nilai-nilai apa saja 39 86 % 4,3
Kontekstual
yang bisa kita ambil dari materi pembela-
jaran yang disampaikan. Penilaian sikap Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil peni-
yang disajikan dalam bentuk kolom berisi laian ahli materi berdasarkan tiga aspek, ya-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 1, April 2018


37

itu aspek kelayakan isi menunjukkan skor dilibatkan dalam penilaian adalah sembi-
70 dengan presentase kelayakan 87.5%. Ni- lan orang, dipilih secara acak untuk mewa-
lai rerata yang dihasilkan 4.3. Nilai ini ma- kili tiga kelas yang ada. Penilaian dilaku-
suk dalam kriteria “sangat baik”. Penilaian kan dengan cara mengisi angket kuesioner
dari aspek kelayakan penyajian menunjuk- serta memberikan tanggapan, saran dan kri-
kan skor 37 dengan presentase kelayakan tik terhadap LKS. Penilaian terdiri dari tiga
82%. Nilai rerata yang diperoleh 4.1 yang aspek yaitu materi, bahasa dan ketertarik-
dalam hal ini masuk dalam kriteria “baik”. an.
Penilaian aspek kontekstual menunjukkan Aspek materi menunjukkan bahwa
skor 39 dengan presentase kelayakan 86%. LKS yang dikembangkan sudah memenuhi
Perolehan nilai rerata sebesar 4.3 dan ma- kriteria kelayakan. Skor yang diperoleh dari
suk dalam kriteria “sangat baik.” uji coba terbatas sebesar 252 dengan per-
Dilihat dari hasil penilaian ahli me- sentase 80% dan rerata 4.0. Dari hasil perhi-
dia, pengembangan LKS juga sudah meme- tungan persentase dan rerata tersebut me-
nuhi kriteria kelayakan. Penilaian ahli me- nunjukkan bahwa aspek materi masuk da-
dia dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kela- lam kriteria “baik”. Penilaian pada aspek
yakan kegrafikaan dan kelayakan bahasa. bahasa menunjukkan skor sebesar 147 de-
Hal ini disajikan pada Tabel 5. ngan persentase 80% dan rerata 4.0, sehing-
ga aspek bahasa juga masuk dalam kriteria
Tabel 5. Penilaian Ahli Media “baik”.
Penilaian Ahli Jumlah Presentase Rerata Penilaian pada aspek ketertarikan me-
Media Skor Skor nunjukkan skor 275 dengan persentase 87%
Aspek Kelayakan dan rerata 4.3. Berdasarkan perhitungan
128 85 % 4,4
Kegrafikaan tersebut, maka aspek ketertarikan sudah
Aspek Kelayakan
54 90 % 4.5 masuk pada kriteria “sangat baik”. Dengan
Bahasa
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil
Aspek kelayakan kegrafikaan menun- penilaian pada uji coba secara menyeluruh
jukkan skor 128 dengan persentase kelayak- menunjukkan hasil yang baik. Dari kriteria
an 85%. Nilai rerata yang diperoleh sebesar tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS
4.4 yang dikategorikan “sangat baik”. Se- yang dikembangkan dinyatakan layak.
mentara aspek kelayakan bahasa menunjuk-
kan skor 54 dengan persentase kelayakan Uji Coba Lapangan
90% dengan nilai rerata 4.5 yang juga di- Uji coba lapangan dilakukan setelah
kategorikan “sangat baik”. melewati proses validasi ahli dan uji coba
Berdasarkan penilaian dua ahli, baik terbatas. Dalam melakukan uji coba lapang-
ahli materi dan ahli media terlihat bahwa an ini melibatkan seluruh siswa kelas X IPS
LKS yang dikembangkan sudah memenuhi yang terbagi dalam tiga kelas.
kriteria sangat baik. Dari kriteria tersebut Jumlah seluruh siswa kelas X IPS se-
dapat disimpulkan bahwa LKS Sejarah yang banyak 100 orang. Materi yang dinilai ha-
dikembangkan dinyatakan layak. nya tiga bab awal saja. Penilaian dilakukan
dengan cara mengisi angket yang diberi-
Uji Coba Terbatas
kan. Detail penilaian secara menyeluruh di-
Pada tahap ini dilakukan uji coba ter-
sajikan dalam Tabel 6.
batas dan penilaian LKS oleh siswa kelas X
IPS dalam skala kecil. Jumlah siswa yang

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter


38

Tabel 6. Hasil Uji Coba Lapangan


Aspek
Kelas Kelayakan
Kelayakan Materi Kelayakan Bahasa
Ketertarikan
BAB I XIS 2 78,2% 3,9 86 % 4,3 81,3 % 4,0
BAB II XIS 1 81 % 4,0 84 % 4,2 85 % 4,2
BAB III XIS 3 80,7 % 4,0 83 % 4,2 84 % 4,2

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat pembelajaran sejarah berbentuk LKS. LKS


jumlah persentase dan rerata masing-ma- ini berisi enam bab materi yang sudah di-
sing bab. Pada penilaian aspek kelayakan sesuaikan dengan bahan ajar siswa. Terkait
materi masing-masing bab, baik bab I, II, III dengan nilai karakter, LKS sejarah mengin-
memiliki rata–rata persentase dengan skor tegrasikan sepuluh nilai karakter, yaitu re-
yang hampir sama. Jumlah persentase me- ligius, kejujuran, disiplin, kerja keras, demo-
nunjukkan pada angka 80 % dengan rerata kratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsa-
yang sama juga, yaitu 4.0. Dengan demi- an, cinta tanah air, cinta damai, dan tang-
kian, maka dari aspek materi secara kese- gung jawab. Bentuk implementasi nilai ka-
luruhan sudah memenuhi kategori baik. rakter dalam LKS ini adalah melalui ben-
Pada aspek kelayakan bahasa bab I memi- tuk instruksi dalam setiap aktivitas yang
liki persentase yang paling tinggi dengan diberikan. Selain itu, terdapat beberapa ak-
skor 86%, sementara bab II dan III memiliki tivitas yang mendorong penguatan nilai ka-
skor yang seimbang 83%. Rerata yang di- rakter yaitu aktivitas ínovatif kreatif, akti-
peroleh pasa aspek bahasa memiliki skor vitas terkait studi kasus dan survei, dan
yang setara yaitu 4.2. Dengan demikian, juga penilaian sikap.
pada aspek kelayakan bahasa secara me- Hasil pengembangan produk akhir
nyeluruh sudah masuk pada kriteria baik. melalui proses uji validasi oleh ahli materi
Penilaian pada aspek ketertarikan me- dan media. Berdasarkan hasil validasi do-
nunjukkan rata-rata yang seimbang antar- sen ahli dan uji coba terbatas maupun la-
aspek dengan nilai diatas 80%. Skor rerata pangan, pengembangan produk dapat di-
juga menunjukkan hasil yang seimbang, ya- simpulkan bahwa LKS berbasis pendidikan
itu 4,2. Dengan demikian, aspek ketertarik- karakter sesuai dengan kebutuhan belajar
an secara menyeluruh menunjukkan krite- siswa SMA N 1 Depok. Materi yang dikem-
ria baik. Dari semua penilaian aspek diatas bangkan sesuai dengan tuntutan kuriku-
dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pen- lum 2013 dan sesuai dengan kebutuhan be-
didikan karakter sudah memenuhi kriteria lajar siswa. LKS ini sudah mengintegrasi-
kelayakan dan dikatakan layak menurut kan nilai-nilai pendidikan karakter yang
siswa. Oleh karena itu, lembar kegiatan sis- disesuaikan dengan kebutuhan siswa. LKS
wa yang dikembangkan berbasiskan pendi- bisa dipergunakan sebagai buku tambahan
dikan karakter dinyatakan layak karena su- atau buku pendamping dari sumber utama
dah sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dipakai.
kurikulum yang digunakan.
UCAPAN TERIMA KASIH
PENUTUP Dengan selesainya tulisan ini penulis
Penelitian pengembangan ini meng- mengucapkan terima kasih yang sebesar-
hasilkan produk berupa satu perangkat besarnya kepada Dewan Redaksi Jurnal

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 1, April 2018


39

Pendidikan Karakter, terutama kepada Ketua ______. 2013. Pemikiran, Konsepsi, Keteladan-
dan Sekretaris Dewan Redaksi JPK yang an, Sikap Merdeka II (Kebudayaan). Yog-
sudah menerima tulisan ini. Ucapan terima yakarta: UST-PRESS.
kasih juga penulis sampaikan kepada semua Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Ten-
pihak yang telah membantu dalam penye- tang Desain Induk Pendidikan Karakter
lesaian tulisan ini. Bangsa. Jakarta: Kemendiknas RI.

DAFTAR PUSTAKA Lickona, Thomas. 1991. Educating for Cha-


Berkowitz, M.W. 2011. Understanding Effec- racter How Our School Can Teach Res-
tive Character Education. CSEE Con- pect and Responsibility. New York: Ban-
nections, December 2011-January 2012, tam Books.
the Center for Spiritual and Ethical Edu-
cation. Miles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qua-
litative Data Analysis. London: Sage Pu-
Borg, Walter. R & Gall, Meredith, D. 1983. blication.
Educational Research: An Introduction
(4th Ed). New York: Longman. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Nomor 69 Tahun 2013 ten-
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidik- tang Kerangka Dasar dan Struktur Ku-
an Nasional RI Nomor 41 Tahun 2008 rikulum Sekolah Menengah Atas/
tentang Panduan Pengembangan Ba- Madrasah Aliyah.
han Ajar.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
Sulistyowati, Endah. 2012. Implementasi Ku- dayaan Nomor 24 Tahun 2016 ten-
rikulum Pendidikan Karakter. Yogya- tang Kompetensi Inti dan Kompeten-
karta: PT Citra Aji Parama. si Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pen-
Hunt, M & Wake. 2007. A Practical Guide to didikan Menengah.
Teaching History in the Secondary School.
New York: Routledge. Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Dewantara, Ki Hadjar. 2013. Pemikiran, Kon- Press.
sepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka I (Pen-
didikan). Yogyakarta: UST-PRESS. Philips, I. 2008. Teaching History: Developing
as a Reflective Secondary Teacher. Lon-
don: Sage.

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter

Anda mungkin juga menyukai