Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 11 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Materi Pokok : Penduduan bangsa Jepang di Indonesia

Sub materi pokok : Respon bangsa Indonesia terhadap bangsa Jepang


Alokasi Waktu : 2 JP (1JP X45Menit)

A. Kompetensi Inti
K.3 K.4
Memahami, menerapkan, dan menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan dalam ranah konkret dan ranah
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya abstrak terkait dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, pengembangan dari yang
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dipelajarinya di sekolah secara
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait mandiri, bertindak secara efektif
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan dan kreatif, serta mampu
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang menggunakan metode sesuai kaidah
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk keilmuan
memecahkan masalah

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.5 Menganalisis sifat pendudukan 3.5.1. Menganalisis peran rakyat Indonesia


Jepang dan respon bangsa Indonesia terhadap organisasi-organisasi
pembentuakan jepang
3.5.2. Menganalisis pemberontakan-
pemberontakan terhadap kependudukan
Jepang
3.5.3. Menganalisis dampak (sosial, politik,
ekonomi, birokrasi, militer, budaya)
kependudukan Jepang di Indonesia

4.5 Menalar sifat pendudukan Jepang dan


respon bangsa Indonesia dan 4.5 .1 Membuat artikel tentang respon
menyajikannya dalam bentuk cerita bangsa Indonesia terhadap pendudukan
sejarah Jepang minimal 250 kata dan
menyajikannya dalam bentuk file
dokumen

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:


1. Menjelaskan peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi bentukan
Jepang.
2. Menganalisis minimal 2 bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang.
3. Menganalisis minimal 3 dampak pendudukan Jepang di Indonesia.
4. Membuat artikel tentang respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
minimal 250 kata dan menyajikannya dalam bentuk file dokumen

D. Materi Pembelajaran:
Kependuduan bangsa Jepang di Indonesia
 Peran rakyat Indonesia dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang
 pemberontakan rakyat Indonesia pada masa kependudukan Jepang
 Dampak (Sosial, Politik, Ekonomi, Birokrasi, Militer, Budaya) kependudukan
Jepang di Indonesia
NilaiKarakter yang diharapkan : Kepemimpinan dan kerja sama

E. Metode Pembelajaran:
 Model Pembelajaran : Debat
 Metode pembelajaran : Diskusi, Argumentasi, Tanggapan, tanya jawab, kuis,
kelompok penugasan.

F. Media dan Alat Pembelajaran

Media:
1. Power Point
2. Gambar
3. Buku yang relevan
4. Internet

Alat:
5. Laptop
6. LCD projector
7. Hp

G. Sumber Belajar
1. Badrika, I Wayan. 2005. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMA Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
2. Tim kreatif sejarah. Buku Sejarah SMA/MA Kelas XI. Jakarta; Bumi Aksara
3. Gottschalk, Louis diterjemahkan Nugroho Notosusanto. 1986. Mengerti
Sejarah. Jakarta: UI Press
4. Onghokham. 1987. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta; PT.Gramedia
5. De Jong, Dr. 1985. Kependudukan Jepang di Indonesia. Jakarta; kasiant Blanc
6. Hugiono,dkk.1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara.
A. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Abstraksi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Doa bersama bersyukur atas kesehatan dan
kehidupan yang sempurna.
 Untuk menarik perhatian peserta didik, guru
bersama peserta didik melakukan bebarapa
gerakan peregangan.
 Guru melakukan refleksi untuk pembahasan
sebelumnya, dan mengkaitkan topik tersebut
dengan topik yang akan dibahas.
 Sebelum menyampaikan topik pembelajaran
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
 Menyampaikan lingkup dan tehnik penilaian
yang akan digunakan 15 menit
 Guru menyampaikan metode dan model
pembelajaran yaitu model pembelajaran Debat.
 Guru telah membagi siswa kedalam dua
kelompok besar yaitu kelompok Pro dan
Kontra
 Guru mengintruksikan kepada peserta didik
untuk duduk kedalam kelompok besar dan
sekaligus memberikan arahan untuk masing-
masing individu harus mengemukakan
pendapatnya.
 Jalannya debat akan dilakukan oleh guru
sebagai moderator sekaligus pengamat debat.

Kegiatan Inti Mengamati 65 menit


 Guru menayangkan beberapa slide
gambar tentang hubungan internasional
jepang dengan indonesia.
 Sebelum masuk kegiatan inti Guru
akan memberikan gambaran umum tentang
kependuduan jepang di Indonesia dalam
sejarah.

Menanya
 Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya jika ada yang perlu
ditanyakan mengenai gambaran umum
kependudukan Jepang di Indonesia.
Mengumpulkan dan identifikasi
 Didalam kelompok guru
memberikan waktu 10 menit untuk
mengumpulkan dan mengidentifikasikan
data yang berkaitan dengan pembahasan
debat

Mengkomunikasikan

 Pada tahap ini debat akan dilakukan


 Guru memandu jalannya debat, sesi pertama
dimulai dengan sesi argumentasi dari
kelompok pro dan selanjutnya kontra. Masing-
masing 3 menit
 Sesi kedua adalah sesi saling menanggapi
dari sesi argumentasi. Masing-masing 4 menit
 Sesi ketiga adalah sesi debat atau adu
argementasi masing-masing 5 menit. Jika ada
sanggahan hanya diperbolehkan dalam waktu
20 detik (maksimal 3x sanggahan) ini
dilakukan secara bergantian Pro ke Kontra,
begitu sebaliknya.
 Tahap akhir adalah sesi kesimpulan.
Masing-masing 2 menit

Kesimpulan

 Guru mengkoreksi jika ada jawaban


atau tanggapan yang kurang tepat, dan
memberikan penguatan jika jawabannya
tepat.
 Guru memberikan pemahaman jika
tujuan pembelajaran belum tercapai.
 Setelah selesai guru menanyakan
apakah semua peseta didik sudah
memahami pelajarah hari ini.
 Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Evaluasi

Guru memberikan evaluasi kepada


peserta didik diberikan dalam bentuk
kuis/tes lisan (soal terlampir)
Penutup 10 menit
 Guru sekali lagi menegaskan agar
para peserta didik tetap bersyukur kepada
Tuhan Yang Esa yang telah menjadikan
manusia sebagai makhluk yang sempurna.
 Guru menanyakan kepada peserta
didik bagaimana perasaan peserta didik
setelah proses pembelajaran.
 Guru dan peserta didik mencari
nilai yang terkandung dalam proses belajar
pada pembahasan ini.
 Guru menugaskan peserta didik
untuk membuat artikel tentang respon
bangsa Indonesia terhadap pendudukan
Jepang minimal 250 kata dan
menyajikannya dalam bentuk file dokumen
 Menginformasikan materi
pertemuan berikutnya : tentang akan di
adakannya ulangan KD 3.5, (diharapkan
untuk belajar dirumah)
 Kegiatan diakhiri dengan doa
bersama dan salam.

B. Penilaian Hasil Belajar


a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis nilai aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis nilai aspek pengetahuan dengan Teknik Tes lisan
3) Jenis nilai ketrampilan dengan teknik pengammatan
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap (terlampir)
a) Bentuk : Pengamatan sikap
b) Instrumen : jurnal penilaian sikap
2) Penilaian Pengetahuan (terlampir)
a) Bentuk : Tes tertulis
b) Instrumen : Soal Essay
3) Penilaian Keterampilan (terlampir)
a) Bentuk : Persentasi dan artikel
b) Instrumen : Jurnal penilaian keterampilan

Yogyakarata , 1 Mei 2017

Guru Mata Pelajaran

Iren Novita Sari, S.Pd


PENILAIAN KOGNITIF

Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/ Semester : X/1
Bentuk Soal : Uraian

No.
Tujuan penilaian Kisi-kisi soal evaluasi
Soal
5. Menjelaskan peran  Peran rakyat Indonesia dalam salah 1
rakyat Indonesia dalam satu organisasi bentukan Jepang.
salah satu organisasi  Bentuk pemberontakan terhadap 2
bentukan Jepang. pendudukan Jepang.
6. Menganalisis  Dampak pendudukan Jepang di 3
minimal 2 bentuk Indonesia.
pemberontakan terhadap
pendudukan Jepang.
7. Menganalisis
minimal 3 dampak
pendudukan Jepang di
Indonesia.
8. Membuat artikel
tentang respon bangsa
Indonesia terhadap
pendudukan Jepang
minimal 250 kata dan
menyajikannya dalam
bentuk file dokumen
N ilai p erole h a n
N ilai maksimal
No Soal Skor
1 15
2 15
3 20
Skor maksimal = 50

Nilai akhir = x 100

Soal kognitif

1. Jelaskanlah salah satu peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi
bentukan Jepang!
2. Jelaskan bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang. Minimal 2
bentuk pemberontakan!
3. Jelaskanlah minimal 3 dampak (Sosial, Politik, Ekonomi, Birokrasi, Militer,
Budaya) pendudukan Jepang di Indonesia!

Jawaban:

1. Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah
Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu
Ir.Soekarno M.Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan K.H Mas Mansyur.. Tujuan
didirikannya Putera oleh Jepang adalah untuk mempersatukan rakyat Jawa dalam
menghadapi serangan Sekutu. Namun, oleh para pemimpin Indonesia, Putera justru
digunakan untuk memelihara perjuangan bagi terwujudnya Indonesia merdeka. Para
pemimpin Putera sering melakukan rapat-rapat raksasa untuk senantiasa melatih
semangat rakyat Indonesia.
(jawaban betul, jika peserta didik telah mempu menjelaskan salah satu peran rakyat
indonesia dalam organisasi bentukan jepang)
2. Perlawanan di Jawa Barat
Pada bulan April 1944 rakyat di desa Kaplongan, kabupaten Indramayu bangkit
melawan Jepang sebagai akibat dari tindakan tentara Jepang yang melakukan
perampasan padi dan bahan makanan lain secara paksa. Di Kabupaten yang sama
tepatnya di desa Cidempet pada tanggal 30 Juli 1944 terjadi juga perlawan rakyat
dengan penyebab yang sama juga, yaitu kelaliman alat-alat pemerintahan pendudukan
Jepang.
Perlawanan di Aceh
Pada bulan November 1942 di daerah Cot Plieng, Lhoek Seumawe terjadi perlawanan
rakyat menentang pasukan Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
Pada saat melaksanakan ibadah sholat Tengku Abdul Jalil dan para pengikutnya
dibunuh oleh pasukan Jepang.
(jawaban betul, jika peserta didik telah mempu menjelaskan minimal dua bentuk
perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang)
3. a. Bidang sosial

 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda


Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.

 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.

 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan
berada di bawah pengawasan Jepang.
 Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti
perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

b. Bidang politik
Sejak awal pemerintahannya, Jepang melarang bangsa Indonesia berserikat dan
berkumpul. Oleh karena itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi
pergerakan nasional yang dibentuk pada mas Hindia Belanda, kecuali MIAN.
MIAI kemudian dibubarkan dan digantikan dengan Masyumi. Para tokoh
pergerakan nasional pada masa pendudukan Jepang mengambil sikap kooperatif.
Dengan sikap ini, meraka banyak yang duduk dalam badan-badan yang dibentuk
oleh pemerintah Jepang, seperti Gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Selain
itu, para tokoh pergerakan nasional juga memanfaatkan kesatuan-kesatuan
pertahanan yang dibentuk oleh Jepang, seperti Jawa Hokokai, Heiho, Peta, dan
sebagainya.
Kebijaksanaan pemerintah Jepang tersebut bertujuan untuk menarik simpati dan
mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam perang melawan
sekutu, namun kenyataannya dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional,
sehingga banyak memberikan keuntungan bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah jepang berhasil melakukan pengekangan terhadap
berbagi kegiatan pergerakan nasional, namun tidak berhasil mengekang
berkembangnya kesadaran nasional bangsa Indonesia menuju Indonesia
merdeka.
c. Bidang ekonomi
Jepang berusaha untuk mendapatkan dan menguasai sumber-sumber bahan
mentah untuk industri perang. Jepang membagi rencananya dalam dua tahap.
(jawaban betul, jika peserta didik telah mempu menjelaskan minimal tiga bentuk
dampak pendudukan Jepang terhadap Indonesia)

Tugas lanjutan:

1. Buatlah artikel tentang respon bangsa Indonesia minimal 250 kata dan
menyajikannya dalam bentuk portofolio!
PENILAIAN KETERAMPILAN KELOMPOK
DEBAT
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran : 2017-2018
Kelas / Semester : X /I Waktu Pengamatan :

Skor 1-4
Aspek yang dinilai
Skor
NO Nama Peserta Didik Relevan
Kemampuan Etika dalam Bertanya/m Menyim Rata2
si
berkontribusi berbicara enjawab pulkan
argumen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Keterangan :
Skor 1 : Kurang Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Skor maksimal = 20

N ilai p erole h a n
Nilai akhir = x 100
N ilai maksimal

PENILAIAN KETERAMPILAN
PORTOFOLIO
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran : 2017-2018
Kelas / Semester : X /I Waktu Pengamatan :

Skor 1-4
Aspek yang dinilai
Pengum Skor
NO Nama Peserta Didik Jumlah kata
Tata pulan Rata2
Kerapian Relevansi yang telah
bahasa tepat
ditentukan
waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Keterangan :
Skor 1 : Kurang Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Skor maksimal = 20

N ilai p erole h a n
Nilai akhir = x 100
N ilai maksimal

JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Satuan Pendidikan : SMAN 11 Yogyakarta
Kelas/ Semester : XI / I(satu)
Tahun Pelajaran : 2017-2018

Aspek yang dinilai


No. Waktu Nama Kepemimpi Kerja Kett
nan sama
Keterangan :
Jumlah skor adalah penjumlahan dari total skor yang diperoleh dalam masing-masing aspek
yang dinilai berdasarkan intrumen penelian sikap.

Skor maksimal = 40

N ilai p erole h a n
Nilai akhir = x 100
N ilai maksimal

Instrumen Penilaian Sikap Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk bertanggung jawab, disiplin serta kemampuan


untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah,
atau sebagaikemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.
Nama siswa Instrumen Skor 1-4
 Datang tepat waktu

 Tenang dan tidak


ceroboh dalam proses
pembelajaran

 Patuh pada tata tertib


atau aturan bersama/ sekolah

 Mengerjakan/mengumpu
lkan tugas sesuai dengan waktu
yang ditentukan (bertanggung
jawab)

 Menerima resiko dari


tindakan yang dilakukan

Total

Keterangan:
Skor 1 : Kurang Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
Instrumen Penilaian sikap gotong royong

Kerja sama adlaah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan
saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas

Nama siswa Instrumen Skor 1-4

 Aktif dalam kerja


kelompok

 Memusatkan perhatian
pada tujuan kelompok

 Tidak mendahulukan
kepentingan pribadi

 Dapat menerima
perbedaan dengan baik (tidak
emosinal)

 Kesediaan melakukan
tugas sesuai kesepakatan

Total

Keterangan:
Skor 1 : Kurang Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Sangat Baik
RESPON RAKYAT INDONESIA TERHADAP
PENDUDUKAN JEPANG

A. Peran rakyat indonesia dalam Organisasi-organisasi bentukan Jepang


B. Pemberontakan rakyat indonesia pada masa kependudukan Jepang
C. Dampak (sosial, politik, ekonomi, birokrasi, militer, budaya)
kependudukan Jepang di Indonesia

A. Peran rakyat indonesia dalam Organisasi-organisasi bentukan Jepang

Langkah awal yang dilakukan Jepang untuk dapat mengerahkan Rakyat Indonesia
adalah dengan mencoba mencari simpati rakyat membentuk “Gerakan Tiga A” (Nippon
Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia). Sayang sekali
gerakan Tiga A ini, tidak dapat bertahan lama karena tidak mendapat simpati rakyat.
Rakyat justru merasakan kondisi gerakan Tiga A dengan kekuatan militer Jepang sangat
kejam, bahkan lebih kejam dari Belanda dan rakyat hanya dijadikan objek eksploitasi
kepentingan perang semata.

Kegagalan Gerakan Tiga A, membuat pemerintah Jepang mencari simpati Rakyat dalam
bentuk yang lain yaitu menawarkan kerjasama dengan para tokoh pemimpin Indonesia.
Oleh karena itu tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Sutan Syahrir dibebaskan.

Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi


kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap
berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer
Jepang dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan. Hal ini
didukung oleh propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia.
Maka setelah terjadi kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat
Tenaga Rakyat).

Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual untuk
mengabdikan pikiran dan tenaganya demi untuk kepentingan perang melawan Sekutu.
Mengapa Jepang berkeinginan mengajak tokoh nasionalis bergabung dalam Putera?

Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya
adalah kumpulan organisasi profesi seperti, Persatuan Guru Indonesia, perkumpulan
pegawai pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng dan
Badan Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia.

Keberhasilan dalam perekrutan/penggabungan anggota, tidak dapat dipisahkan dari


simpati rakyat terhadap para tokoh pemimpin Indonesia yang masih tinggi. Hal ini yang
menjadi pertimbangan pemerintah Jepang untuk menggerakkan para tokoh tersebut
(tentu Anda pun berpikir hal yang sama).

Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan melalui


surat kabar (media massa) dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa. Namun
pemerintah militer Jepang sudah mengantisipasi keberadaan Putera yang strategis dan
politis tersebut dengan memberikan kegiatan secara terbatas, khusus yang berkaitan
dengan upaya menghapus pengaruh barat agar mendukung pemerintah militer Jepang.

Meskipun Putera merupakan organisasi pemerintah Jepang, namun hampir tidak ada
bantuan dana untuk kegiatan operasional organisasi tersebut, sehingga dana untuk
kegiatannya harus mencari sendiri tanpa mengharap banyak dari pemerintah. Dengan
segala kekurangannya, Putera dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para tokoh
pemimpin Indonesia untuk mempersiapkan mental guna menyongsong kemerdekaan
dengan cara memonitor perkembangan kondisi dunia, memanfaatkan media massa, surat
kabar dan radio untuk berkomunikasi dengan rakyat secara leluasa.

Selain itu juga ada organisasi PETA (Pembela Tanah Air) adalah organisasi militer yang
dibentuk Jepang dengan tujuan menambah kesatuan tentara guna memperkuat organisasi
sebelumnya, yaitu Heiho. Walaupun Jepang semakin terdesak karena perang melawan
Sekutu, Jepang tetap berusaha mempertahankan Indonesia dari serangan sekutu. Karena
Heiho dipandang belum memadai, maka dibentuklah suatu organisasi militer yang
dinamai PETA (Pembela Tanah Air).

PETA didirikan secara resmi pada tanggal 3 Oktober 1943 atas usulan dari Gatot
Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada (Panglima Tentara Jepang ke-
16). Pembentukan PETA ini didasarkan pada peraturan pemerintah Jepang yang disebut
dengan Osamu Seinendan nomor 44. Banyak pemuda-pemuda yang tergabung dalam
Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota PETA. Anggota PETA yang bergabung
berasal dari berbagai elemen masyarakat. Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel)
dalam struktur organisasi Jepang, PETA diperbolehkan untuk melakukan perpangkatan
sehingga ada orang Indonesia yang menjadi seorang perwira.

Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik pada organisasi ini dan kemudian bergabung
menjadi anggota PETA. Hingga akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah
anggota PETA berkisar 37.000 orang di Jawa dan 20.000 orang di Sumatera. Di
Sumatera, organisasi ini lebih dikenal dengan Giyugun (prajurit sukarela). Orang-orang
PETA ini menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dari Indonesia, terutama
di bidang kemiliteran. Pada masa-masa selanjutnya, para pemimpin tersebut mampu
membawa perubahan terhadap kondisi tanah air Indonesia.

B. Pemberontakan rakyat indonesia pada masa kependudukan Jepang

1. Perlawanan di Sukamanah

Sukamanah adalah sebuah desa di Kecamatan Singaparna di wilayah Kabupaten


Tasikmalaya (Jawa Barat). Perlawanan di Sukamanah ini dipimpin oleh K.H Zaenal
Mustafa. Pada awalnya K.H Zaenal Mustafa adalah tokoh penentang Pemerintahan
Hindia Belanda yang dianggap sebagai golongan kafir yang hendak merusak
kehidupan agama kaum muslimin Indonesia. Pada masa ini seringkali beliau dipenjara
oleh pemerintahan kolonial. Pada masa Pendudukan Jepang K.H Zaenal Mustafa
dibebaskan. Tujuan dari pembebasan ini tidak lain adalah sebagai upaya untuk
mensukseskan propaganda Jepang. Tokoh agama dianggap sebagai sarana yang tepat
untuk propaganda karena mempunyai people power yang banyak. Tetapi karena
perbedaan prinsip, terutama yang berkaitan dengan kaidah dan prinsip Agama Islam
secara tegas beliau menolak ajakan kerja sama bangsa Jepang.

Ketika menghadiri sebuah upacara dilapangan kota Singaparna, beliau menolak


untuk melakukan Seikerei (memberi hormat kepada kaisar Jepang Tenno Heika)
dengan cara membungkukkan badan serta menundukkan kepala kearah istana Kaisar
Jepang. Seikerei dianggap perbuatan syirik karena dalam ajaran Islam tak ada yang
pantas disembah kecuali Allah S.W.T. Bersama pengikutnya beliau meninggalkan
lapangan tersebut. Tindakan tersebut menyebab-kan ketegangan di antara kedua belah
pihak. Pada tanggal 25 Februari 1944 terjadilah pertempuran. Karena kekuatan yang
tidak seimbang K.H. Zaenal Mustafa dapat ditangkap dan dipenjara di Cipinang
(Jakarta). Pada tanggal 25 Oktober 1944 beliau dan pengikutnya dieksekusi tentara
Jepang.

2. Perlawanan di Jawa Barat


Pada bulan April 1944 rakyat di desa Kaplongan, kabupaten Indramayu bangkit
melawan Jepang sebagai akibat dari tindakan tentara Jepang yang melakukan
perampasan padi dan bahan makanan lain secara paksa. Di Kabupaten yang sama
tepatnya di desa Cidempet pada tanggal 30 Juli 1944 terjadi juga perlawan rakyat
dengan penyebab yang sama juga, yaitu kelaliman alat-alat pemerintahan pendudukan
Jepang.
3. Perlawanan di Aceh
Pada bulan November 1942 di daerah Cot Plieng, Lhoek Seumawe terjadi perlawanan
rakyat menentang pasukan Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
Pada saat melaksanakan ibadah sholat Tengku Abdul Jalil dan para pengikutnya
dibunuh oleh pasukan Jepang.
4. Perlawanan di Sulawesi Selatan
Sebagai akibat dari penyerahan padi secara paksa terjadilah perlawanan rakyat Maluku
Selatan dibawah pimpinan Haji Temmale. Perlawanan ini terkenal dengan ’’Peristiwa
Unra“ sebab terjadi di desa Unra Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
5. Perlawanan di Kalimantan
Di berbagai tempat di Kalimantan terjadi perlawanan rakyat menetang kekuasaan
tentara Jepang yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Di Kalimantan Barat
kurang lebih 21.000 orang dibunuh dan dibantai secara kejam oleh tentara Jepang.
Selain rakyat yang tidak berdosa, banyak di antara mereka adalah raja-raja, tokoh-
tokoh masyarakat terkemuka, dan tokoh-tokoh pergerak-an nasional turut terbunuh
dalam aksi perlawanan tersebut. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka
didirikanlah sebuah Monumen Mandor, di desa Mandor.
6. Pemberontakan Tentara PETA di Blitar Jawa Timur
Penderitaan rakyat akibat dari pengerahan Romusha dan kesewenang-wenangan
tentara Jepang menimbulkan amarah di kalangan anggota-anggota Daidan Blitar.
Puncak kemarahan meletup pada tanggal 14 Februari 1945. Di bawah pimpinan
Shodanco Supriyadi dan Shodanco Muradi sebagai komandan pertempuran terjadilah
pemberontakan tentara PETA di Blitar.

C. Dampak (sosial, politik, ekonomi, birokrasi, militer, budaya)


kependudukan Jepang di Indonesia
Dampak akibat yang dirasakan bangsa Indonesia akibat pendudukan Jepang, antara
lain sebagai berikut.

a. Bidang sosial

 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda


Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.

 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.

 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan
berada di bawah pengawasan Jepang.

 Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti


perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

d. Bidang politik
Sejak awal pemerintahannya, Jepang melarang bangsa Indonesia berserikat dan
berkumpul. Oleh karena itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi pergerakan
nasional yang dibentuk pada mas Hindia Belanda, kecuali MIAN. MIAI kemudian
dibubarkan dan digantikan dengan Masyumi. Para tokoh pergerakan nasional pada
masa pendudukan Jepang mengambil sikap kooperatif. Dengan sikap ini, meraka
banyak yang duduk dalam badan-badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang,
seperti Gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Selain itu, para tokoh pergerakan
nasional juga memanfaatkan kesatuan-kesatuan pertahanan yang dibentuk oleh
Jepang, seperti Jawa Hokokai, Heiho, Peta, dan sebagainya.
Kebijaksanaan pemerintah Jepang tersebut bertujuan untuk menarik simpati dan
mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam perang melawan
sekutu, namun kenyataannya dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional,
sehingga banyak memberikan keuntungan bagi perjuangan bangsa Indonesia. Dengan
demikian, pemerintah jepang berhasil melakukan pengekangan terhadap berbagi
kegiatan pergerakan nasional, namun tidak berhasil mengekang berkembangnya
kesadaran nasional bangsa Indonesia menuju Indonesia merdeka.
e. Bidang ekonomi
Jepang berusaha untuk mendapatkan dan menguasai sumber-sumber bahan mentah
untuk industri perang. Jepang membagi rencananya dalam dua tahap.

1. Tahap penguasaan, yakni menguasai seluruh kekayaan alam termasuk kekayaan


milik pemerintah Hindia Belanda.

2. Tahap penyusunan kembali struktur ekonomi wilayah dalam rangka memenuhi


kebutuhan perang. Sesuai denga tahap ini maka pola ekonomi perang dirancanakan
bahwa setiap wilayah harus melaksanakan autarki. Autarki, artinya setiap wilayah
harus mencukupi kebutuhan sendiri dan juga harus dapat menunjang kebutuhan
perang. Romusa mempunyai persamaan dengan kerja rodi atau kerja paksa pada zaman
Hindia Belanda, yakni kerja tanpa mendapatkan upah.

f. Bidang Birokrasi

Pada pertengahan tahun 1943, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik mulai
terdesak, maka Jepang memberi kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk turut
mengambil bagian dalam pememerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September
1943, Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syi Sangi In). Banyak orang
Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan, seperti Prof. Dr.
Husein Jayadiningrat sebagai Kepada Departemen Urusan Agama (1 Oktober 1943) dan
pada tanggal 10 November 1943 Sutardjo Kartohadikusumo dan R.M.T.A Surio masing-
masing diangkat menjadi Kepala Pemerintahan (Syikocan) di Jakarta dan Banjarnegara.

g. Bidang Militer
Awal 1943, keadaan Perang Pasifik mulai berubah, Ekspansi tentara Jepang
berhasil dihentikan Sekutu dan Jepang beralih dikap bertahan. Kerana sudah
kehabisan tenaga manusia, Jepang menyadari bahwa mereka memerlukan dukungan
dari penduduk masing-masing daerah yang diduduki, Pemerintah militer Jepang mulai
memikirkan pengerahan pemuda-pemudi Indonesia guna membantu perang melawan
sekutu. Jepang lalu membentuk kesatuan-kesatuan pertahanan sebagai tempat
penggembleng pemuda-pemudi Indonesia di bidang kemiliteran. Pemuda yang
tergabung dalam berbagai kesatuan pertahanan menjadi menjadi pemuda-pemuda
yang terdidik dan terlatih dalam kemiliteran. Dalam perjuangan untuk merebut
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di kemudian
hari, pelatih militer ini akan sangat berguna.

e. Bidang Kebudayaan
Pada masa Jepang, bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan dan bahasa
Indonesia mulai di pergunakan. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama,
sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya
penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada
akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada tanggal 1 April 1943 dibangun
pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama "Keimin Bunka Shidoso".

Anda mungkin juga menyukai