PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya pedoman kredensial tenaga keperawatan dengan memastikan
bahwa staf perawat yang akan melakukan pelayanan keperawatan secara kredibel
di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri
2. Tujuan Khusus
2.1. Tersedianya staf perawat yang professional dan akuntabel dalam memberikan
pelayanan & asuhan keperawatan di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.2. Tersusunnya kewenangan klinik (clinical privilege) bagi setiap perawat yang
melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai level Perawat Klinik (PK)
yang ditetapkan di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri.
2.3. Terfasilitasinya informasi/data sebagai bahan dasar bagi direktur rumah sakit
untuk menerbitkan kewenangan klinik (clinical privilege) bagi setiap
perawat yang melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai level
Perawat Klinik (PK) yang ditetapkan di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri.
2.4. Terjaganya reputasi dan kredebilitas staf perawat dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien dan pemangku kepentinggan
A. Pengertian
Kredensial keperawatan merupakan proses untuk menentukan dan
mempertahankan kompetensi staf keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu
cara profesi keperawatan dalam mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas.
Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran), pemberian
sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier Erb, 1990). Kredensial terbagi menjadi 2
sistem, yaitu: Kredensial dan Rekredensial
Perawat adalah tenaga kesehatan professional yang menduduki porsi terbanyak
dalam pelayanan, dan mempunyai konstribusi tinggi dalam sistim pelayanan kesehatan
di rumah sakit, namun potensi konstribusi dalam pemberian pelayanan kesehatan
tersebut masih ditemukan kendala-kendala, salah satunya adalah jenis dan kompetensi
perawat yang belum sesuai dengan harapan pelanggan (masyarakat) untuk itu dalam
menjalankan pekerjaan klinis memerlukan kerangka kompetensi, agar perawat mampu
menjalankan asuhan keperawatan secara aman, efektif dan efesien; selalu berpenampilan
secara professional, etis, sesuai aturan hukum, dan menghargai budaya setempat, serta
mampu melakukan pengembangan profesionalisme agar dapat menjalankan peran
profesi sesuai perkembangan terkini.
1. Kompetensi
Kompetensi secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk menjalankan
pekerjaan secara baik dan benar sesuai standard, dan harapan masyarakat (Undang-
undang No.20 tahun 2003). Kompetensi mempunyai unsur gabungan antara
ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge), yang tercermin
melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Kompetensi juga mempersyaratkan kemampuan pengambilan keputusan dan
penampilan dalam melakukan praktik pelayanan secara aman dan etis.
2. Kredensial
Perawat baru yang akan bekerja dalam tatanan pelayanan keperawatan klinik ,
walaupun telah mendapatkan sertifikasi kompetensi keperawatan yang bersangkutan,
rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali keabsahan bukti kompetensi
seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan
keperawatan dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah
Kredensial
Proses kredensial dilakukan dikarenakan, banyak faktor yang mempengaruhi
kompetensi setelah seseorang mendapatkan sertifikat kompetensi dari
kolegium/yang berwenang, perkembangan ilmu sangat pesat dibidang keperawatan
untuk suatu pelayanan keperawatan tertentu, hal ini dapat mempengaruhi
kompetensi yang diperoleh saat menerima sertifikat atau kompetensi dinyatakan
kedaluarsa, dan beresiko tindakan yang diberikan tidak aman bagi pasien, disamping
itu lingkup suatu cabang ilmu keperawatan tertentu senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan pada masa
pendidikan periode tertentu, dapat saja belakangan diajarkan pada periode
selanjutnya, dan dianggap merupakan suatu kemampuan yang standar. Hal ini
mengakibatkan bahwa sekelompok staf keperawatan yang menyandang sertifikat
kompetensi tertentu dapat saja memiliki lingkup kompetensi yang berbeda-beda.
Setelah seorang staf keperawatan dinyatakan kompeten melalui suatu proses
kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan untuk
melakukan serangkaian pelayanan keperawatan tertentu dirumah sakit tersebut, hal
ini dikenal sebagai kewenangan klini (clinical privilege) . Tanpa adanya
kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang staf keperawatan tidak
diperkenankan untuk melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Luasnya
lingkup kewenangan klinis (clinical privilege) seseorang perawat/perawat spesialis
dapat saja berbeda dengan koleganya dalam spesialisasi yang sama, tergantung pada
ketetapan komite keperawatan tentang kompetensi untuk melakukan tiap pelayanan
keperawatan oleh yang bersangkutan berdasarkan hasil proses kredensial.
3. Rekredensial
Proses rekredensial harus dilalui pada staf keperawatan yang telah berakhirnya
kewenangan klinis .Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinik
habis masa berlakunya atau dicabut oleh direktur rumah sakit. Surat penugasan klinis
untuk setiap staf keperawatan memiliki masa berlaku periode 3(tiga) tahun. Pada akhir
masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial
terhadap staf keperawatan yang bersangkutan.
C. Assesmen Kompetensi
Merupakan proses penilaian terhadap kompetensi perawat yang bekerja
dilingkungan RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri, assesmen ini dilaksanakan oleh
Komite Keperawatan bersama tim Asesor RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri untuk
melakukan penilaian. Hasil assesmen kompetensi akan merekomendasikan perawat
berada pada level yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang dicapai serta
persyaratan administrasi yang telah ditetapkan
Kompetensi minimal yang akan diasses berfokus pada tugas pokok perawat.
Sehingga pertanyaan dan kasus yang diberikan mengacu pada peran dan tanggung
jawab perawat baik melalui uji tulis maupun ketrampilan. Melalui assesmen ini
seorang asesor akan memastikan bahwa seorang perawat telah menujukan kompetensi
yang dipersyaratkan. Assesmen kompetensi ini terdiri dari 18 (delapan belas) unit
kompetensi, 14(empat belas) merupakan Core Competency SKKNI ditambah
4(empat) kompetensi yang dianggap penting.
Mutu keperawatn 8 6
10
Infeksi nasokomial 10 8 6
Dokumentasi keperawatn 10 8 6
Klinik 50 60 70
G. Pengorganisasian
1. Direktur Utama RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri / Pimpinan Rumah Sakit
menetapkan kebijakan Kredensial Keperawatan di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri
2. Pimpinan rumah sakit mengesahkan pedoman Kredensial Keperawatan, dan
meminta laporan pelaksanaan kredensial.
3. Komite Keperawatan membuat sistim dan prosedur Kredensial Keperawatan, dan
melakukan pelaksanaan kredensial.
4. Bidang pelayanan keperawatan merekomendasikan perawat untuk mengikuti
assesmen kompetensi
5. Supervisor Keperawatan melakukan supervisi dan pembinaan terhadap pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan oleh perawat klinik.
6. Perawat klinik memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan.
BAB III
ISI PEDOMAN
A. Tatalaksana
Mekanisme kredensial dan rekredensial keperawatan merupakan tanggung jawab
komite keperawatan yang dilaksanakan oleh subkomite kredensial. Proses kredensial
tersebut dilaksanakan secara adil, obyektif, dan terbuka, sesuai dengan prosedur, serta
terdokumentasi. Proses kredensial dan rekredensial yang dilakukan oleh sub komite
kredensial dengan melakukan serangkaian kegiatan,
1. Tahapan Kredensial dan Rekredensial Keperawatan:
Direktur Utama Rumah Sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi
staf keperawatan untuk memperoleh kewenangan klinis. Direktur rumah sakit
bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar
kegiatan ini dapat terselenggara.Pelaksanaan kredensial dan rekredensial
dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain daftar rincian kewenangan klinis untuk
setiap kompetensi keperawatan.
2. Kegiatan asesmen kompetensi:
2.1.Pengisian formulir permohonan untuk dilakukan assesmen kompetensi kepada
Kepala Bidang pelayanan Keperawatan oleh peserta assesmen kompetensi.
2.2.Persetujusn Kepala Ruangan untuk permohonan pelaksanaan assesmen
kompetensi
2.3.Penyampaian permohonan assesmen kompetensi kepada kepada Kepala
Bidang pelayanan Keperawatan dengan melampirkan foto copi berkas:
2.3.1. Ijazah yang sesuai dengan data base.
2.3.2. Daftar riwayat hidup
2.3.3. Surat Keputusan terakhir (SK terakhir)
2.3.4. Sertifikat penetapan perawat klinik, jika ada.
2.3.5. Sertifikat pelatihan sesuai dengan area klinik.
2.4.Penyelesaian dan validasi berkas permohonan untuk assesmen kompetensi
oleh Bidang Pelayanan Keperawatan.
2.5.Penetapan resertifikasi atau peningkatan jenjang karir oleh Bidang Pelayanan
Keperawatan
2.6.Pengusulan assesmen kompetensi oleh kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
kepada Ketua Komite Keperawatan
2.7.Penilaian usulan dan berkas peserta assesmen kompetensi oleh tim assesmen
kompetensi
3. Penetapan metode assesmen kompetensi
3.1.Uji tulis, porto folio, uji ketrampilan dilaksanakan pada Perawat
3.2.Uji ketrampilan terdiri dari 10 jenis tindakan. (Jenis tindakan ditentukan oleh
tim assesmen).
3.2.1 Masing-masing tindakan dilakukan sebanyak 5 kali, 2 kali disupervisi
oleh PK diatasnya (yang dianggap cakap dan ditunjuk oleh tim
assesmen), 2 kali oleh Wakaru/Penyelia, 1 kali oleh Kepala Ruangan.
3.2.2 Kecuali mengukur tanda-tanda vital dilakukan sebanyak 10 kali,
supervisi oleh Perawat diatasnya 4 kali, supervisi oleh Wakaru 4 kali,
supervisi oleh Kepala ruangan 2 kali
3.2.3 Supervisi oleh asesor dengan menyelesaikan 1 jenis tindakan dari 10
tindakan yang telah ditetapkan
3.3.Uji tulis dan uji kasus dilaksanakan pada Perawat level III. IV, dan V
4. Penjadwalan dan penujukan asesor untuk pelaksanaan assesmen kompetensi oleh
Ka Tim Assesmen Kompetensi
5. Pelaksanaan assesmen kompetensi oleh Tim assesmen kompetensi
5.1.Pembahasan hasil oleh Tim assesmen kompetensi
5.2.Pernyataan kompeten
5.3.Pernyataan belum kompeten
5.3.1. Pemberian informasi untuk assesmen ulang oleh tim assesmen
paling lambat 2 minggu
5.3.2. Menandatangani pernyataan bersedia/tidak untuk assesmen ulang
6. Pelaporan hasil assesmen kompetensi oleh asesor kepada ketua Tim assesmen
kompetensi
7. Pelaporan hasil assesmen kompetensi oleh ketua Tim assesmen kompetensi
kepada Ka. Komite Keperawatan
8. Pengusulan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil asesmen kompetensi
kepada Direktur Utama oleh ka komite Keperawatan.
9. Persetujuan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil assesmen kompetensi oleh
Direktur Utama
10. Pemberian sertifikat jenjang karir (level Perawat), sesuai dengan SK Direktur
Utama
11. Pelaporan hasil penetapan level Perawat oleh ka komite Keperawatan kepada
Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
12. Pengusulan penyesuain remunerasi oleh Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
kepada kepala bidang SDM.
13. Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kompetensi SDM Keperawatan oleh
supervisor keperawatan.
14. Pengusulan kembali untuk pelaksanaan assesmen kompetensi sesuai dengan masa
berlaku sertifikat kompetensi
B. Pemberian kewenangan klinis melalui tahapan sebagai berikut:
1. Staf keperawatan mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur
Utama melalui Ketua Komitye Keperawatan dengan mengisi formulir daftar
rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi
bahan-bahan pendukung.
2. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh
pemohon dilakukan kajian oleh subkomite kredensial dapat membentuk panel
atau panitia ad-hoc dengan melibatkan mitra Kelompok Perawat Klinik(KPK)
dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta .
3. Subkomite kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel atau panitia
ad-hoc dengan mempertimbangkan reputasi, adanya konflik kepentingan,
bidang disiplin, dan kompetensi yang bersangkutan.
4. Berkas permohonan staf keperawatan yang telah lengkap disampaikan oleh
direktur rumah sakit kepada komite keperawatan.
C. Dokumentasi
Dokumentasi, adalah sesuatu yang tertulis , tercetak atau terekam yang dapat
dipakai sebagai bukti atau keterangan, dan mempunyai nilai hukum yang kuat,
sehingga dapat digunakan sebagai sumber keterangan, sumber penyelidikan/
penelitian ilmiah, dan sebagai alat bukti keabsahan suatu keterangan
Pendokumentasian kredensial keperawatan adalah suatu kegiatan pemberian
atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan pengelolaan kegiatan kredensial
keperawatan , sebagai suatu bahan untuk refleksi kegiatan yang berfungsi sebagai
alat evaluasi atau refleksi dari perencanaan sampai implementasi kegiatan
kredensial keperawatan di RSGM IIK Bhakti Wiyata Kediri.