1. bentuk dada, kesimetrisan, deformitas, kulit sianosis, pola pernapasan, taktil fremitus
(normal & abnormal), suara perkusi sonor, dullness, pekak, hipersonor, suara auskultasi
(vesikuler, bronkovesikuler, bronkial, trakeal, dan suara nafas tambahan!
2. cara melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi !
Jawab :
A. Penjelasan :
1. Bentuk dada
2. Ritme pernafasan
Caranya :
Caranya :
a) letakkan kedua telapak tangan secara datar Bisa pada anterior, sisi dan posterior
b) Anjurkan tarik nafas
c) Amati : normal bila gerakan tangan simetris
5. Suara perkusi
a) Paru normal : sonor/resonan
b) Pneumothoraks : hipersonor
c) Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
d) Daerah yang berongga : tympani
Batas organ
1. Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Paru-
lambung)
2. Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
3. Dinding posterior :
-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru
-Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah paru
6. Suara Auskultasi
1) Suara / bunyi nafas vesikuler
2) Bronchovesikuler
a) Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
b) Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
c) Inspirasi sama dengan ekspirasi
3) Bronchial
4) Suara ucapan
5) Suara tambahan
a) Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan
karena penyempitan : ada sekret kental/lengket
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat
inspirasi
c) Wheezes – wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi
dan inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi
7. Sianosis
Sianosis adalah tanda fisik berupa kebiruan pada kulit dan selaput lendir, seperti pada mulut
atau bibir yang terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dalam sel darah merah. Hal ini juga
dapat menunjukkan rendahnya kadar protein (Hemoglobin) yang membawa oksigen dalam
sel darah merah.
Dibedakan menjadi 2 :
a. Sianosis sentral
a) Sianosis sentral disebabkan oleh penyakit jantung atau paru-paru, atau hemoglobin
abnormal (methaemoglobinaemia atau sulfhaemoglobinaemia).
b) Sianosis terlihat pada lidah dan bibir dan karena desaturasi darah arteri sentral yang
dihasilkan dari gangguan jantung dan pernapasan yang terkait dengan shunting darah
vena terdeoksigenasi ke sirkulasi sistemik.
c) Pasien yang mengalami sianosis sentral biasanya juga mengalami sianosis perifer.
d) Tanda dan gejala sianosis sentral tergantung pada penyebab yang mendasari dan
mencakup sesak dan takipnea, polisitemia sekunder dan perubahan warna kebiruan
atau ungu dari mulut selaput lendir, jari tangan dan kaki. Biru pada tangan dan kaki
padahal suhu normal atau hangat.
b. Sianosis perifer
a) Sianosis perifer disebabkan oleh menurunnya sirkulasi lokal dan meningkatnya
ekstraksi oksigen dalam jaringan perifer, perifer artinya tepi.
b) Bagian tepi pada tubuh yang mengalami sianosis perifer terlokalisir, terjadi dalam
kondisi yang berhubungan dengan vasokonstriksi perifer dan stasis darah di
ekstremitas, yang mengarah ke peningkatan ekstraksi oksigen perifer – misalnya,
gagal jantung kongestif, syok sirkulasi, paparan suhu dingin dan kelainan sirkulasi
perifer.
c) Tanda dan gejala sianosis perifer termasuk kebiruan pada bibir, kaki dan tangan yang
sering karena dingin dan kembali normal (kebiruan hilang) ketika dilakukan
pemanasan atau pemijatan.
8. Deformitas
.
1) Barrel Chest
: Bentuk dada ini terjadi karena hasil hiperinflasi paru. hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat
saluran pernapasan yang sempit / menyempit. pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter
anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK
(jenis emfisema).
.
2) Funnel Chest
(Fectus excavatum): Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan
tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada
bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah
besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi.
Funnel chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom mar!an.
3) Pigeon Chest
(Pectus Carinatum): Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan
lengkungan keluarn pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan
diameter anteroposterior.
Pigeon chest
dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom mar!an, atau ki!oskoliosis berat.
4) Khyposcoliosis
Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf S sesuai namanya yang
terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah samping).Kiposkoliosis
yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja pernapasan. Bentuk dada
ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(mielitis) atau sebagai manifestasi dari
sindrom marfan.
1). Inspeksi :
Yaitu memeriksa dengan melihat & mengingat, hasil yang di dapatkan berupa :
a) Kesan umum penderita : apakah tampak kesakitan/tidak, bagaimana cara jalannya ekspresi
wajah, posisi tubuh,dll
a) Warna : warna permukaan tubuh yg dapat dilihat, mis : warna kulit, warna sclera
b) Bentuk : bentuk badan/anggota badan, mis : gemuk, kurus, berotot
c) Ukuran : perbandingan antara bagian tubuh/ukuran tubuh seluruhnya
d) Gerakan : gerakan normal/abnormal dari dinding dada sewaktu bernafas
Persiapan inspeksi :
1. Posisi pemeriksa disebelah kanan penderita, kecuali bagi pemeriksa yg kidal
2. Perhatikan pencahayaan/penerangan, cahaya matahari lebih baik dari pada cahaya lampu.
3. Suhu ruangan nyaman, tidak telalu dingin
4. Perhatikan privasi pasien (menutup pintu/memasang sampiran)
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa propioseptif ujung jari dan
tangan, gambaran hasil yang didapatkan berupa:
- Meraba permukaan tubuh,mis : halus, kasar, menonjol, datar, keras, lunak
- Getaran/denyutan : denyut nadi, pukulan jantung pada dinding dada,dll
- Keadaan organ visera : batas hepar/hati, masa abnormal.
Yang perlu diperhatikan saat palpasi :
- Daerah yang diperiksa harus bebas dari gangguan yang menutupi
- Yakinkan tangan pemeriksa tidak dingin hindari kram bagi pasien yang sensitif, jika tangan dingin
digosok-gosok terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
- Cara meraba :
o Jari telunjuk dan ibu jari : menentukan besarnya benda
o Jari ke 2,3,4 : menentukan konsistens/garis besar kualitas benda
o Seluruh telapak tangan : merasakan getaran
o Sedikit tekanan dengan ujung/telapak jari : menemukan adanya rasa sakit yg dapat dilihat dari
perubahan mimik muka/mendengarkan keluhan yg tertekan.
3) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari
tangan.
Tujuan : mengetahui keadaan organ di dalam tubuh, tergantung dari isi jaringan yang ada di
bawahnya. Berdasarkan nada perkusi, terdapat 5 kualitas dasar suara :
1. Pekak : dihasilkan pada organ masa padat, mis : perkusi paha
2. Redup : suara perkusi hati
3. Sonor : perkusi dari paru normal
4. Hipersonor : perkusi paru yg emfisematous
5. Timpani : perkusi dari lambung (seperti suara perkusi pipi yg dikembungkan)
4) Auskultasi :
Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat dalam tubuh dengan bantuan alat yang
disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran pendengaran diluar tubuh untuk dapat
meredam suara sekitarnya, pemeriksa dapat mendengar suara secara kualitatif & kuantitatif yang
ditimbulkan oleh jantung, pembuluh darah dan usus.
Sumber :
https://dhanwaode.wordpress.com/2011/03/01/pemeriksaan-fisik-pada-dada-dan-paru/
http://barkhahduila96.blogspot.com/2017/05/pemeriksaan-fisik-dasar.html
https://mediskus.com/sianosis
http://www.academia.edu/15518463/Empat_Macam_Deformitas_Pada_Dada