Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya sebuah kendaraan dapat bergerak, apabila daya dalam bentuk
putaran yang dihasilkan oleh mesin sebagai sumber penggerak utama kendaraan .
Mesin dan kendaraan tersebut itu mempunyai jarak tertentu, untuk
menghubungkannya daya dalam bentuk putaran ke roda kendaraan, dibuat suatu
sistem transmisi percepatan dan perlambatan yang dapat meneruskan daya dalam
bentuk putaran dari mesin penggerak utama terhadap kendaraan sehingga mampu
untuk bergerak.
Roda gigi adalah salah satu mekanisme yang dipergunakan untuk
memindahkan daya putaran dari poros yang satu ke poros yang lain. Pada
umumnya putaran poros yang digerakkan lebih besar putarannya dari pada
putaran poros penggerak, tetapi dapat juga terjadi sebaliknya dan biasanya poros
penggerak dengan poros yang digerakkan mempunyai putaran yang berlawanan.
Sistem pemindahan daya dan putaran tidak hanya dapat dilakukan oleh
roda gigi, tetapi juga dapat dilakukan dengan sabuk dan rantai.
Fungsi transmisi adalah :
 Memperbesar momen pada saat momen yang besar diperlukan.
 Memperkecil momen pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan
tinggi, hal ini akan mengurangi bahan bakar dan memperkecil suara yang
terjadi pada kendaraan.
 Untuk memundurkan jalannya kendaraan dengan adanya perkaitan gigi-
gigi pada transmisi dikarenakan mesin hanya berputar pada satu arah.

1
1.2. Tujuan
Tujuan tugas rancangan roda gigi ini adalah:
1. Agar mahasiswa memahami hal – hal utama yang harus diperhatikan
terutama prinsip kerja dan merancang bagian – bagian dari sistem
transmisi roda gigi lurus.
2. Agar mahasiswa memahami berbagai hubungan karakteristik bahan dan
sifat yang dibutuhkan untuk digunakan dalam merancang suatu sistem
transmisi roda gigi lurus.

1.3. Batasan Masalah


Dalam perancangan ini, yang akan di rancang ulang adalah roda gigi lurus
dengan spesifikasi :
Daya (N) : 97 Ps
Putaran (n) : 6000 rpm

1.4. Metode Penulisan

Metode yang diterapkan di dalam penulisan laporan ini, yakni :


1. Studi perpustakaan, meliputi pengumpulan bahan – bahan yang
dirangkum dari beberapa buku dan catatan kuliah.
2. Observasi lapangan untuk mengumpulkan data.
3. Pencarian data dan keterangan dari internet.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Roda Gigi


Roda gigi (menurut sularso ,1997) adalah suatu elemen pada mesin
yang berungsi sebagai alat untuk menstransmisikan daya dan putaran yang
tidak slip dan berlawanan arah.
Kerusakan yang sering dalam roda gigi adalah patahan
gigi,keausan atau berlubang-lubang dan tergores kepada permukaannya
akibat dari pecahan selaput minyak pelumas,kerusakan gigi akibat
benturan dan tekanan permukaan merupakan hal penting untuk di
perhatikan setiap saat.

2.2 Fungsi dan Keunggulan Roda gigi.


Menurut buku sularso,fungsi dari pada gigi adalah untuk
menstransmisikan daya dan putaran.Penerusan daya dan putaran di
lakukan oleh gigi-gigi dari kedua roda gigi yang saling berkaitan.
Roda gigi mempunyai keunggulan di bandingkan dengan sabuk
atau rantai karna lebih ringkas,putaran lebih tinggi dan tepat dan daya
lebih besar.

2.3 Klasifikasi Roda Gigi.


Menurut buku sularso,1997 mengklasifikasikan dari jenis-jenis
roda gigi,yaitu:roda gigi lurus,roda gigi kerucut,roda gigi miring,roda gigi
payung,roda gigi miring ganda,roda gigi dalam,roda gigi cacing dan roda
gigi hipoid.

3
2.3.1 Roda Gigi Lurus.
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi
yang sejajar dengan sumbu poros.Jenis roda gigi ini dapat
menstransmisikan daya dan putaran ontara dua poros yang pararel,seperti
gambar 2.1 di bawah ini

Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus (Sularso,1997)

2.3.2 Roda Gigi Kerucut


Roda gigi kerucut yang termasuk dasar adalah roda gigi dengan
poros sejajar dan dari jenis ini yang paling besar adalah roda gigi
lurus.Namun jika di inginkan transmisi untuk putaran tinggi,daya besar
dan bunyi kecil antara dua poros yang sejajar pada umumnya roda gigi
lurus memenuhi syarat tersebut.Roda gigi kerucut lurus yang dapat
meneruskan putaran dan daya pada poros yang sumbumya saling
berpotongan seperti gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Roda Gigi Kerucut (Sularso,1997)

4
2.3.3. Roda Gigi Miring.
Roda gigi miring sebenarnya berbentuk ulir spiral,maka kadang-
kadang ini disebut roda gigi spiral.Sudut antara poros dengan arah gigi di
sebut sudut kisar rata rata seperti pada gambar 2.3 di bawah ini

Ganbar 2.3. (A) Roda Gigi 2.3. (B) Roda Gigi Miring. Miring(Sularso,1997)

2.3.4. Roda Gigi Payung.


Seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 sumbu sumbu sepasang roda
gigi paying itu selalu membentuk sebuah sudut.Puncak kedua roda gigi
paying itu selalu bertemu di suatu titik puncak T (Gambar 2.4).Ukuran-
ukuran lingkaran pokoknya berada di bagian kerucut atau paying yang
terbesar.Bentuk giginya selalu mengecil ke dalam.Sebagian dasar
perhitungan selalu di ambil diameter tusuk terbesar.

Gambar 2.4. Roda Gigi Payung.(Sukrisno , 1984)

5
2.3.5. Roda Gigi Miring Ganda.
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk
V tersebut,akan saling meniadakan.Dengan roda gigi ini perbandingan
reduksi,kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat di
perbesar,tetapi pembuatanya sukar.Bentuk roda gigi miring tersebut seperti
pada gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar 2.5.(A) Roda Gigi Miring Ganda 2.5 (B) Roda Gigi Miring Ganda

2.3.6. Roda Gigi Dalam


Dipakai jika diinginkan di pakai alat transmisi dengan ukuran kecil
dengan perbandingan reduksi besar,karena pion terletak pada roda gigi
seperti yang terlihat pada Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6.(A) Roda Gigi Dalam ( Sularso,1997) 2.6. (B) Roda Gigi Dalam

6
2.3.7 Roda Ggi Cacing.
Roda gigi cacing meneruskan putaran dengan perbandingan
besar,roda gigi cacing ada dua macam yaitu:
1. Roda Gigi Cacing Silindris.
2. Roda Gigi Cacing Globoid

2.3.7.A Roda Gigi Cacing Silindris.


Mempunyai gigi cacing berbentuk silindris dan lebih umum di
pakai,dari pada roda gigi cacing globoid seperti terlihat pada Gambar A.

2.3.7.B Roda Gigi Cacing Globoid.


Digunakan untuk beban yang besar dan dengan perbandingan
kontak yang lebih besar roda gigi globoit ini yang biasa di pakai,roda gigi
cacing globoit biasa di pakai dalam power stering stir mobil,seperti pada
gambar B.

(A) (B)

Gambar 2.7. Roda Gigi Cacimg.


A. Roda Gigi Cacing Silindris (Sularso,1997)
B. Roda Gigi Cacing Globoit (Sularso ,1997)

7
2.3.8 Roda Gigi Hipoid.
Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi
diferensial oto mobil.Roda gigi ini mempunyai jalur berbentuk spiral pada
bidang kerucut yang sumbunya bersilang dan memindahkan daya pada
permukaam gigi secara meluncur menggelinding seperti pada Gambar
2.8.di bawah ini.

Gambar 2.8. Roda Gigi Hipoid (Sularso,1997) Gambar 2.9 Miring Silang

Gambar 2.10 Pinion Gambar 2.11 Roda Gigi Permukaan

8
2.4 Persamaan-Persamaan Pada roda gigi.
Roda gigi yang sudah disebut diatas semuanya mempunyai
perbandingan dengan kecepatan sudut tetap antara kedua porosnya.Dalam
teori roda gigi pada umumnya dianut anggapan bahwa roda gigi
merupakan benda kaku yang tidak hamper mengalami perubahan untuk
jangka waktu lama.Pada transmisi harmonis dipergunakan gabungan roda
gigi yang bekerja dengan deformasi elastis dan tanpa deformasi.
Dalam merancang ulang roda gigi ini,komponen-komponen yang
ada pada transmisi tersebut di analisa dengan analisa
perhitungan.Komponen komponen yang akan di analisa tersebut
adalah;poros,roda gigi,bantalan spline,naffdan baut,dengan persamaan
seperti berikut.
2.5 Pemilihan Roda Gigi
Dalam hal ini jenis roda gigi yang dirancang adalah, roda gigi
lurus, dimana ketentuan lain diambil dari beberapa buku yang memuat
perencanaan dan elemen mesin.

Pada roda gigi lurus diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :


1. Gaya aksial sejajar dengan sumbu poros selingan, kemungkinan meluncur
lebih mudah.
2. Penggantian kecepatan pada transmisi lebih cepat dan mudah
dibandingkan dengan roda gigi miring, roda gigi cacing, dan lainnya.
3. Biaya pembuatan relatif murah dan ekonomis

9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Flowchart

10
3.2 Spesifikasi Kendaraan
Kendaraan yang saya gunakan adalah Daihatsu Xenia 1.3L dengan
data kendaraan adalah sebagai berikut :
a. Dimensi Mobil
Panjang : 4.140 mm
Lebar : 1.660 mm
Tinggi : 1.695 mm
Wheelbase : 2.655 mm
Berat kendaraan : 1.130 kg
b. Performa Mesin
Daya/Tenaga : 97 ps / 6000rpm
Kapasistas mesin : 1.329 cc
Jenis Bahan Bakar : Diesel
Torsi : 12.3 Nm / 4.200rpm
c. Sistem Transmisi
Gearbox : 5 Speed
Jenis Transmisi : Manual

3.3 Spesfikasi Sistem Transmisi Rodagigi 1

16 Gigi
Sisi mesin /
poros input

Sisi poros
propeller /
poros output

33 Gigi

Gambar 3.1. Skematis Roda Gigi pada Sistem Transmisi Roda Gigi 1

11
Data dari masing-masing roda gigi adalah sebagai berikut :
a. Roda gigi Input :
1. Sudut Kemiringan Gigi ( ψ ) : 30o

2. Sudut Tekan Gigi ( ø n ) : 20o


3. Jumlah Gigi ( NP ) : 16 gigi
4. Module (m) :3

b. Roda Gigi 1 :
a. Sudut Kemiringan Gigi ( ψ ) : 30o

b. Sudut Tekan Gigi ( ø n ) : 20o


c. Jumlah Gigi ( NG ) : 33 gigi
d. Module (m) :3

c. Material Transmisi Roda Gigi 1


Material untuk pinion dan gear adalah AISI 1040 drawn 1000oF atau UNS
G10400 drawn 1000oF.

12
BAB IV
PERHITUNGAN RODA GIGI

4.1.PERHITUNGAN RODA GIGI

Gambar 4.1. Roda Gigi.


Untuk perancangan roda gigi ini telah diperoleh data-data sebagai
berikut:

Daya (P) : 97 Ps.


Putaran (n) : 6000 rpm.

4.1.1 Perhitungan clutch gear dan counter shaft drive gear’


Direncanakan : i = 2,645
z 1 = 14 Gigi.
n 1 = 6000 rpm.
Bahan roda gigi ST 34.

13
A. Modul.
Besar modul untuk semua roda gigi adalah sama :

45610 xP
M= 3 mm. ( SULARS0 1987)
.c.z.n

Dimana :  = 25 (Tabel 3.6)


C = 55 kg/mm 2 .

Tabel 4.1. Harga  (Sukrisno,1984)


Cara pemasangan λ
Dengan kolager dst Sampai 30
Pemasangan teliti Sampai 25
Pemasangan biasa Sampai 15

45610 x160,4
Maka M = 3 = 0,33 cm = 3,3 mm.
25x55x14 x6000

Besarnya modul yang dipakai disesuaikan berdasarkanharga


modul standart JIS B 1701-1973 (Sularso,1997),dan didapat M = 3.3 mm.

Tabel 4.2. Harga modul standart (JIS 1701-1973)(Sularso,1997)


Satuan (mm)
Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seru ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3
0,1 0,15 3,5 3,75
0,2 0,25 4 4,5
0,3 0,35 5 5,5
0,4 0,45 6 7
0,5 0,55 8 9
0,6 0,7 0,65 10 11
0,8 0,75 12 14 6,5

14
1 0,9 16 18
1,25 1,75 20 22
1,5 25 28
2 2,25 32 36
2,5 2,75 40 45
3 3,25 50

Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke-1: jika terpaksa baru


dipilih dari seri ke-2 dan ke-

B. Jumlah gigi counter shaft drive gear.


n1 z
i= = 2
n2 z1
z2
2,65 =
14Gigi
z 2 = 2,645 x 14 Gigi.
z 2 =37.03.

n1 z 2
=
n 2 z1

z1 xn1 14 x6000
n2 = =  2268,43 rpm.
z2 37,03
C. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3.5 mm
2
= 5,495 mm.

15
D. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 3.5 mm
=10,99 mm.
E. Jarak sumbu poros.
m( z1  z 2 )
a=
2
4(14  37)
=
2
= 89,25 mm.
F. Diameter lingkar jarak bagi.
z.a
d1 =
1 i
Ratio perbandingan yang sebenarnya :
z2 37
i= = = 2,6
z1 14

2 x89,25
d1 = = 49,58 mm.
1  2,6
2.a.i
d2 =
1 3
2 x89,25 x 2,6
d2 =
1  2,6
=128,91 mm
G. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (49,58 + 2) . 3,3
= 170.21 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 128,91 +2) x 3.3
= 432,00 mm.

16
H. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (49,58 -2,5 ) .3,3,
= 155,36 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= (128,91 -2,5 ) .3,3
= 417,15 mm.
I. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 3.3 mm
= 3.3 mm.
J. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,3
= 4,125 mm.
4.1.2. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 1(First Sliding Gear)
n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
I = Ratio perbandingan gigi pada speed 1
n 1 = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.
Maka :
173,34
3,769 =
n2

2268,43
n2 =
3,769
n 2 = 601,81 rpm

17
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  37,42 mm.
1  3,769
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  141,07 mm.
1  3,769
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
37,42
z1 = = 11,33 = 12 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
141.07
z2 = = 42,74= 43 Gigi.
3 .3
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (37 + 2) . 3,3
= 35,7 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 141,07 +2 ) .3,3
= 138,57 mm..3.3

18
=457,28 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 37,42 - 2,5 ). 3.3
= 457,28 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 141,07 -2,5 ) . 3.3
= 457.28 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.

G. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.

19
4.1.3. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 2(Second Gear And
Second Sliding Gear).
n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.
Maka :
2268,43
2,645 =
n2

2268,43
n2 =
2,645
n 2 = 857,629 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  4897,485 mm.
1  2.645
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  129,52 mm
1  2.645
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.

20
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
48,97
z1 = = 14,839 = 15 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
129,52
z2 = = 39,24= 40 Gigi.
3.3

C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (48,97 + 2) . 3,3
= 45,67 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 129,52 +2 ) .3,3
= 434.01 mm

D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 48,97 - 2,5 ). 3.3
= 153,35 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 129,52 -2,5 ) . 3.3
= 419,16 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.
F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)

21
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.
G. Jarak sumbu
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3x(14,83  39,24)

2
= 89,215 mm
H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
4.1.4. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 3(Second Gear And
Second Sliding Gear).
n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.

Maka :

22
2268,43
1,376 =
n2

2268,43
n2 =
1,367
n 2 = 1646,56 rpm
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  75,12 mm.
1  1,367
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  103,37 mm.
1  1,367
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
75,12
z1 = = 25,04 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
103,37
z2 = = 34.12 Gigi.
3.3

23
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (75,12 + 2) . 3,3
= 254,49 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 103,37 +2 ) .3,3
= 347.72 mm

D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 75,12 - 2,5 ). 3.3
= 239,64 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 103,37 -2,5 ) . 3.3
= 332,64 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.
G. Jarak sumbu
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3x(25.04  341.12)

2
= 604,16 mm

24
H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
4.1.5. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 4(Second Gear And
Second Sliding Gear).
n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.
Maka :
2268,43
1,000 =
n2

2268,43
n2 =
1,000
n 2 = 2268,43 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  89.25 mm.
1  1,000

25
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  89,25 mm.
1  1,000

B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
89,25
z1 = = 27,04 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
89.25
z2 = = 27.04 Gigi.
3 .3

C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (89,25 + 2) . 3,3
= 301,12 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 89,25 +2 ) .3,3
= 301,12 mm

D. Diameter Dalam.

26
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (89,25 - 2,5 ). 3.3
= 286,27mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 89,25 -2,5 ) . 3.3
= 286,27 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.

G. Jarak sumbu
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3x(27,04  27,04)

2
= 89,23 mm

H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.

27
t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
4.1.6. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 5(Second Gear And
Second Sliding Gear).
n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.
Maka :
173,34
0,838 =
n2

173,34
n2 =
0,838
n 2 = 2068,42 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x112
=  121,87 mm.
1  0,838
2.a.i
d2 =
1 i
2 x112 x0,838
=  102,13 mm
1  0,838

B. Jumlah Gigi.

28
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
121,87
z1 = = 30,47 = 31 Gigi.
4
d2
z2 =
m
102,13
z2 = = 25,53 = 26 Gigi.
4
C. Diameter luar.
dk 1 = d 1 + 2.m
= 121,87 + (2 x 4)
= 129,87 mm.
dk 2 = d 2 + 2.m
= 120,13 – (2 x 4)
= 112,13 mm.
D. Diameter Dalam.
dd 1 = d 1 - 2,5 x m
= 121,87– (2,5 x 4)
= 111,87 mm.
dd 2 = d 2 - 2,5 x m
= 102,13 – (2,5 x 4)
= 92,13 mm

E. Tinggi Kepala Gigi.

29
hk = 1 x m
= 1 x 4 mm
= 4 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 4
= 5 mm.

G. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x 4 mm = 6,283 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 4 mm
= 12,56 mm

BAB VII

30
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dalam perancangan ulang roda gigi lurus ini
dapat di ambil kesimpula-kesimpulan sebagai berikut:

Dari perhutungan roda gigi.


01.Perhitungan poros kopling (Cluth gear)
»Putaran (n) : 5200 rpm.
»Ratio kecepatan (i) : 2,645 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (z) : 42 gigi.
»Lebar gigi (b) :12,56 mm.
»Diameter luar (dk1) : 64 mm.
»Tinggi kepala (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) ; 5 mm.
02.Dari perhitungan roda gigi pada speed satu (first gear)
Roda gigi L dan M.
»Putaran (n) : 459,89 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 12 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 45 gigi.
»Diameter luar (dk1) : 54,97 mm.
»Diameter luar (dk2) : 185,03 mm.
»Diameter dalam (dd1) : 36,97 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 167,03 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.

31
»Jumlah gigi limgkar (t) : 12,57 mm.
»Lebar gigi (b) : 6,28 mm.

03.Dari perhitungan roda gigi pada speed dua (scond gear)


Roda gigi I dan J.
»Putaran (n) : 655,32 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 16 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 41 gigi.
»Diameter luar (dk1) : 69,45 mm.
»Diameter luar (dk2) : 170,54 mm.
» Diameter dalam (dd 1 ) : 51,45 mm.

»Diameter dalam (dd 2 ) : 152,54 mm.

»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.


»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.
»Lebar gigi (b) : 6,28 mm.

04.Dari perhitungan roda gigi pada speed tiga (Third gear)


Roda gigi E dan F.
»Putaran (n) : 1259,69 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 24 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 33 gigi.
»Diameter luar (Dk1) : 102,28 mm.
»Diameter luar (Dk2) : 137,72 mm.
»Diameter dalam (dd1) : 84,28 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 119,72 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.

32
»Lebar gigi (b) : 6,28 mm.
»Jarak bagi lingkar (t) : 12,56 mm.

05.Dari perhitungan roda gigi pada speed empat (Fourth gear)


Roda gigi C dan D.
»Putaran (n) : 1733,34 rpm.
»Modul (M) : 4 mm.
»Jumlah gigi (Z1) : 28 gigi.
»Jumlah gigi (Z2) : 28 gigi.
»Diameter dalam (dd1) : 102 mm.
»Diameter dalam (dd2) : 102 mm.
»Diameter luar (Dk1) : 120 mm.
»diameter luar (Dk2) : 120 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.
»Lebar gigi (b) : 6,28 mm.
»Jarak bagi lingkar (t) : 12,56 mm.

06.Dari peehitungan roda gigi pada speed lima(Five gear)


»Putaran (n) : 2068,42 rpm.
»Modul (M) : 4 mm
»Jumlah gigi (Z1) : 31 mm.
»Jumlah gigi (Z2) : 26 mm.
»Diameter luar (Dk1) : 129,87 mm.
»Diameter luar (Dk2) : 110,13 mm.
»Tinggi kepala gigi (hk) : 4 mm.
»Tinggi kaki (hf) : 5 mm.
»L ebar gigi (b) : 6,28 mm.
5.2 SARAN

33
Adapun saran yang dapat penulis utarakan kepada para pembaca
yang sifatnya membangun yaitu:

Hendaknya dalam penulisan tugas rancangan atau karya ilmiah


lainya,kiranya para penulis lebih memperhatikan tata cara penulisan dan
menyesesuaikanya dengan standart penulisan karya ilmiah.Agar isi karya
ilmiah tersebut mempunyai mutu lebih di samping mutu isi karya ilmiah
yang sudah ada.

Dan kepada para pembaca yang baik,agar nantinya jangan


menyobek/mengoyak dan juga mengurangi isi dari tugas rancangan
ini,mungkin nantinya tugas rancangan ini akan berguna bagi orang lain
yang memerlukan,untuk yang menjaga dan merawat karya ilmiah/tugas
rancangan ini saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

34
Dobro Volsky“Mechine Element”Edition Publishing House,Moscow.
Daryanto “Dasar Teknik Mesin”Bandung.
G.Wertwijin Asril dan B.Abbas“Pengetahuan Dasar Tentang dan Ilmu
Bangunan Pesawat yang Praktis”Di Jakarta II H,Syam Jakarta
1952.
Jack Stock “Elemen Konstruksi Bangunn Mesin”Edisi 21 Penerbit
Erlangga Jakarta,Indonesia.1993
Jhosepe Shir Lengen “Dasar Konstruksi Mesin”Edisi 4 Jilit 1 Penerbit
Erlangga Jakarta 1991.
Joseh E.Shigley.Larry D.Mitchell.Gandhi Harahap,M eng“Perencanaan
Teknik Mesin”Edisi Keempat Jilit 2 Penerbit Erlangga Jakarta
1995.
R.S.Khurmi Jk Gopta “A Teks Book of Machin Design Eurasra Publishing
House(PVT)“Itd Ram Nagar New Delhi 1982.
Sularso dan Suga,K,1997,“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin “Edisi ke sembilan,PT,Pradya Pramita,Jakarta.
Suratman M”Menggambar Teknik Mesin”Bandung Penerbit Pustaka
Grafika 1998.
Umar Sukrisno J,1984,“Bagian bagian mesin dan
merencana”Penerbit Erlangga,Jakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai