Anda di halaman 1dari 14

MODUL 13

13.1 Latar Belakang

Iritasi adalah suatu jenis penyakit infeksi pada organ tubuh, seperti pada

kulit dan mata. Pada kulit contohnya seperti pemakaian deterjen, pemutih wajah,

sabun. lebih banyak perempuan Indonesia yang memilih memutihkan kulit dengan

menggunakan produk pemutih yang tersedia di pasar. Padahal, banyak hasil

penelitian dan peringatan yang menyebutkan bahwa penggunaan pemutih wajah

bisa memberikan dampak yang buruk pada kesehatan kulit, mulai dari iritasi,

hingga yang paling berbahaya, memicu terjadinya kanker kulit.

Beberapa kandungan pemutih yang dianggap berbahaya dan telah ditolak

BPOM antara lain merkuri (Hg), zat warna berbahaya (Rhodamine B pewarna

tekstil), cloquinol, dan vioform. Kandungan merkuri inorganik dalam krim

pemutih disebutkan Eddy bisa menimbulkan keracunan bila digunakan untuk

waktu lama. Meskipun hanya dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah

diserap masuk ke dalam darah, masuk sistem saraf tubuh, sehingga menimbulkan

keracunan kulit, serta gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan,

autis, gangguan penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), dan gangguan

emosi. "Apalagi, kandungan merkuri yang masuk dalam tubuh itu sangat sulit

dibuang. Merkuri hanya bisa dibuang setelah selama 27 tahun mengendap di

tubuh.

beberapa kandungan tersebut dilarang, para produsen pemutih kulit mulai

mengaplikasikan kandungan baru yang dianggap lebih aman seperti AHA,

hydroquinone, kojic acid, fennel, willow bark dan VCPMG dan tretinoin. Ada

juga pemutih yang menggunakan zat glycolic acid, dan retinol.

1
Namun, kandungan zat tersebut pun harus dibatasi jumlahnya. Dosis

hydroquinone yang diizinkan saat ini misalnya, maksimal hanya 2%, sementara

tretinoin lazimnya 0,05% untuk produk pemutih cair, dan 0,1% krim, dan 0,25%

untuk gel.

13.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu gangguan mata?

2. Bagaimana gangguan mata itu bisa terjadi ?

3. Bagaimana cara swamedikasi terhadap gangguan mata ?

13.3 Tujuan

1. Mengetahui bahaya dari gangguan mata

2. Mengetahui penyebab dari gangguan mata

3. Mengetahui bagaimana swamedikasi terhadap gangguan mata

2
13.4 PEMBAHASAN

A. DEFENISI MATA

Mata merupakan organ yang sangat halus dan mudah sekali rusak, maka pada

azasnya untuk semua keluhan mata hendaknya jangan dilakukan swamedikasi,

melainkan di bawa ke dokter untuk di periksa lebih jauh. Hanya bila terdapat

gangguan-gangguan ringan seperti kemasukan debu (kelilipan). Iritasi mata

dengan kemerah-merahan dan gatal-gatal, dapat kita coba menanggulanginya

dengan obat tetes mata atau cairan mata yang tersedia bebas.

Mata merah, atau conjunctivitis adalah kemerahan dan peradangan dari

selaput-selaput (conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata-mata dan

selaput-selaput pada bagian dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-

membran atau selaput ini bereaksi pada suatu batasan yang luas dari bakteri, virus,

agen yang memprovokasi alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan agen

racun, begitu juga pada penyakit yang mendasarinya dalam tubuh.

B. BAGIAN STRUKTUR MATA (ANATOMI)

Keterangan Bagian Struktur Mata :

1. Konjungtiva merupakan selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak

mata dan bagian luar sklera.

2. Kornea merupakan struktur transparan yang menyerupai kubah,

merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu

memfokuskan cahaya.

3
3. Sklera merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat

tebalnya rata-rata 1mm tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 mm

(milli meter).

4. Pupil merupakan daerah hitam di tengah-tengah iris yang bisa

menentukan kwantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih

dalam.

5. Iris merupakan jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di

belakang kornea dan di depan lensa berfungsi untuk mengatur jumlah

cahaya yang masuk ke mata.

6. Lensa merupakan struktur cembung ganda yang tergantung diantara

humor aqueus dan vitreus berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke

retina.

7. Retina merupakan lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian

belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf

optikus ke otak.

8. Saraf optikus merupakan kumpulan jutaan serat saraf yang membawa

pesan visuil dari retina ke otak.

9. Humor aqueus merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir diantara

lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber

makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

10. Humor vitreus merupakan gel transparan yang terdapat di belakang lensa

dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

4
C. ETIOLOGI PENYAKIT MATA MERAH

1. Mata Merah Karena Infeksi

a. Mata Merah Yang Disebabkan Virus

Gejala-gejala mata merah yang disebabkan virus biasanya

dihubungkan lebih banyak dengan suatu pengeluaran cairan yang tidak

berwarna hijau atau kuning. Seringkali, gejala-gejala virus seperti

influensa, hidung yang mampet dan ingusan. Mata merah yang

disebabkan virus biasanya hilang dalam tujuh sampai sepuluh hari.

b. Mata Merah Yang Disebabkan Bakteri

Bakteri yang paling umum menyebabkan mata merah yang infeksi

adalah staphylococcus, pneumococcus, dan streptococus. Gejala-

gejalanya yaitu sakit/nyeri mata, bengkak, kemerahan dan jumlah

kotoran yang sedang sampai besar, biasanya berwarna kekuningan.

c. Mata Merah Chlamydia

Mata merah yang disebabkan oleh infeksi chlamydia adalah suatu

bentuk yang tidak umum dari mata merah yang disebabkan bakteri di

Amerika, namun sangat umum di Afrika dan negara-negara Timur

Tengah. Mata merah Chlamydia secara khusus dirawat dengan

tetracycline dan erythromycin.

2. Mata Merah Noninfeksi

a. Mata Merah Karena Alergi

Gejala-gejala dan tanda-tanda mata merah karena alergi

biasanya disertai oleh gatal yang hebat, keluar air mata, dan

pembengkakan selaput-selaput mata. Faktor penyebabnya yang sering

5
terjadi karena musiman dan debu. Biasanya timbul gejala-gejala alergi

seperti bersin, hidung yang gatal, atau tenggorokan yang gatal.

b. Mata Merah Karena Iritasi

Mata merah karena bahan kimia, suhu listrik, dan radiasi dapat

berakibat ketika segala senyawa yang mengiritasi masuk ke mata-mata.

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Mata Merah

Mata merah atau hyperemia, merupakan gejala umum. Mata merah

biasanya tidak serius dan tidak akan menyebabkan kerusakan mata dalam

jangka waktu yang lama jika cepat dideteksi dan cepat ditangani. Gejala-

gejalanya kelopak mata membengkak dan memerah. Mata merah yang

disebabkan oleh virus biasanya berawal pada satu mata dan menulari mata

yang satunya dalam beberapa hari ke depan. Pembengkakan kelopak mata

paling sering di karenakan bakteri dan alergi.

2. Banyak Air Mata

Mata merah yang disebabkan oleh virus dan alergi yang dapat

menyebabkan produksi air mata lebih banyak dari biasanya gejalanya mata

gatal dan panas.

3. Cairan Mata

Cairan bening pada mata biasanya disebabkan oleh virus dan alergi. Kalau

warna cairan menjadi lebih berwarna hijau kekuningan (dan ada dalam

jumlah banyak), ini merupakan pertanda mata merah yang disebabkan

oleh bakteri.

6
4. Kelopak Mata Berkerak

Mata yang berkerak disebabkan oleh bakteri, sedangkan mata yang tidak

berkerak disebabkan oleh virus.

5. Sensitif Terhadap Cahaya

Mata merah bisa menyebabkan mata menjadi sensitif terhadap cahaya

(photophobia).

6. Ada Sesuatu di Mata

Mata merah disebabkan oleh bakteri dan debu.

E. PATOFISIOLOGI MATA SECARA UMUM

1. Subconjunctival Hemorrhage

Disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah kecil yang menghubungkan

darah antara episklera dan konjungtiva. Mata terlihat merah karena darah

masuk ke jarak yang ada. Gangguannya mempengaruhi kemampuan visual,

tidak ada nyeri, serta tidak memerlukan penanganan lebih lanjut.

2.Blepharitis

Disebabkan oleh peradangan pada bagian kelopak mata. Terlihat

berminyak dan ada luka-luka yang membentuk bisul melekat pada bagian

alis mata.

3. Conjunctivitis

Disebabkan oleh pembuluh darah konjungtiva supervisial yang

mengalami dilatasi sehingga terjadi hiperemia dan edema pada konjungtiva.

Gejalanya mata berair terasa seperti ada benda asing dalam mata dan

photofobia.

7
4. Allergic conjunctivitis

Disebabkan oleh alergi pada bagian konjungtiva.

5. Keratitis

Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mata kering, pemakaian obat

topikal, viral konjungtivitis, terpapar sinar ultraviolet, penggunaan kontak

lensa, blepharitis, dan abnormalitas kelopak mata. Yang sering terjadi pada

penyakit ini biasanya pemakaian kontak lensa.

6. Anterior uveitis

Disebabkan oleh peradangan sel di aqueous humor atau pengendapan di

sepanjang endotel kornea biasanya di alami oleh orang mudah atau pada

usia pertengahan.

7. Glaucoma

Disebabkan oleh peningkatan dimensi anterior posterior dari kristaline lens

yang bisa mendorong iris didepannya. Pada gangguan ini pupil tidak

bereaksi dengan cahaya, iris terlihat kurang tajam dan pandangan kabur

karena adanya edema.

F. FARMAKOTERAPI MATA MERAH

Terapi farmakologi untuk mata merah ada beberapa golongan, yaitu sebagai

berikut :

a. Zat Penyempit Pembuluh Darah (vasokontriktor)

Iritasi mata dengan kemerahan, gatal-gatal, rasa agak nyeri dan terbakar

dapat diobati sendiri dengan beberapa obat tetes mata, yang mengandung suatu zat

penyempit pembuluh darah, dengan efek mengurangi keluhan-keluhan tersebut.

8
Yang tersedia dan banyak digunakan adalah tetrahidrozolin (visolin,visine),

napazolin (optrine), fenilefrin (conal), efedrin (optafrine). Obat-obat ini juga

berkhasiat meniadakan pembengkakan selaput lendir, maka terdapat pula dalam

obat-obat tetes terhadap hidung mampat. Digunakan 3-6 kali sahari 1-2 tetes,

kadang-kadang timbul rasa pedih yang segera hilang.

1) Tetrahidrozolin

Mekanisme kerja : tetrahidrozolin merupakan turunan dari imidazolin yang

berefek membuat vasokonstriksi atau pengkerutan saluran darah dimata.

2) Napazolin

Mekanisme keja : napazolin merupakan senyawa simpatomimetik yang

ditandai dengan aktivitas alfa adrenergiknya. Napazolin adalah vasokonstriktor

dengan kerja cepat dalam mengurangi pembengkakan pada pemakaian membran

mukosa. Napazolin juga bekerja pada reseptor diarteri konjungtiva menjadi

9
konstriksi atau pengkerutan, sehingga menghasilkan penurunan penyumbatan atau

kongesti.

3) Antihistamin

Terhadap reaksi alergi atau gatal-gatal adakalanya ditambahkan suatu zat

antihistamin, misalnya antazolin (kombinasi dengan indofrin) yang memerlukan

resep dokter.

4) Zat Pengerut (adstringens)

Yang sering digunakan untuk mengatasi mata merah dan lelah adalah

sengsulfat 0,25-0,5%.

5) Zat Antiseptik

Zat antiseptik ini banyak digunakan sebagai cairan cuci mata pada mata lelah

dan kelilipan, akan tetapi zat ini daya bakteriostatiknya agak lemah. Contoh

sediaanya borwater 3%.

10
6) Sediaan Kombinasi

 Insto : tetrahidrozolin HCL 0,05%, benzalkonium 0,01%, boric acid 1,5%

 Indofrine : sengsulfate 2,5 mg dan fenileprin HCL 1,2 mg (harus dengan

resep dokter)

 Indofrine A : antazolin fosfat 5 mg, napazolin 0,5 mg, sengsulfat 1,25 mg

(harus dengan resep dokter).

G. KASUS

1. Kasus I

Pada malam hari seorang perempuan datang ke apotik mengeluhkan matanya

merah, perih, gatal dan sedikit bengkak setelah kemasukkan sabun saat mandi

sore hari. Pasien ini mengaku bahwa matanya sangat sensitif terhadap benda asing

. Obat apa yang cocok untuk pasien ini??

Terapi farmakologi : Diberikan optrine

Komposisi : Napazolin

11
Dosis : 1-2 tetes 4x sehari

2. Kasus II

Seorang pemuda datang ke apotik dengan keluhan mata merah dan gatal-gatal

setelah seharian mengendarai motor, berdasarkan keluhan pasien maka obat yang

dianjurkan adalah??

Terapi farmakologi : Diberikan visolin

Komposisi : Tetrahidrozolin HCL

Dosis : 1-2 tetes 2-3x sehari

3. Kasus III

Seorang mahasiswa datang ke apotik dengan keluhan mata lelah dikarenakan

sering berada didepan komputer terlalu lama, obat apa yang bisa diberikan pada

pasien ini??

Terapi farmakologi : Diberikan borwater 3%

Dosis : Sehari 3 kali atau seperlunya

4. Kasus IV

Seorang anak berumur 8 tahun mengeluh pada ibunya matanya sakit terkena

debu setelah bangun tidur pagi-pagi dan merapikan tempat tidurnya. Matanya

menjadi terasa gatal, perih dan merah diakibatkan terkena debu tersebut. Obat apa

yang bisa diberikan untuk pasien ini??

Terapi farmakologi : Diberikan insto

Komposisi : Tetrahidrozolin HCL 0,05%, benzalkonium

CL 0,01%, boric acid 1,5%

Dosis : 1-2 tetes 3x sehari

12
13.5 KESIMPULAN

1. Mata merupakan organ yang sangat halus dan mudah sekali rusak, maka

pada azasnya untuk semua keluhan mata hendaknya jangan dilakukan

SWAMEDIKASI, melainkan di bawah ke dokter untuk di periksa lebih

jauh.

2. Mata merah adalah kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput

(conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata dan selaput-selaput pada

mata bagian dalam kelopak-kelopak mata.

3. Etiologi Penyakit Mata Merah : Mata merah karena infeksi, dan mata merah

noninfeksi.

4. Patofisiologi mata merah banyak, namun yang bisa dilakukan dengan

swamedikasi hanya mata merah karena noninfeksi.

5. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mata merah bisa dengan terapi

farmakologi dan nonfarmakologi.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://medicastore.com/apotik_online/obat_mata/obat_mata_lain.htm

http://doktersehat.com/penyebab-mata-merah/

http://www.tanyadokteranda.com/kesehatan/2010/10/mata-merah-perlukah-

memakai-obat-tetes-mata/

http://clusterzz.wordpress.com/2010/01/27/perbedaan-mata-merah-disebabkan-

oleh-virus-dengan-mata-merah-disebabkan-oleh-bakteri/

Tan, T.H. & DRS. Kirana Rahardja. 1993. Swamedikasi.(Cara-cara Mudah

Mengobati Gangguan Sehari-hari Dengan Obat-obat Bebas Sederhana.

Edisi Pertama. Yogyakarta

Selo Sagung. 2008. Informularium Obat Nasional Indonesia. BPOM-RI. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai