PEMBAHASAN
a. Keluhan utama
biasanya klien mengeluh nyeri di perut kanan atas, dan pada tinjauan
WIB pasien pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan atas pada
jam 10.10 WIB pasien diberikan anastesi dan OP dilakukan pada jam
c. Pemeriksaan fisik
TD, N, P, S ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ada diteoritis tidak
seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data
subjektif pasien dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
keadaan pasien serta Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan
karakteristik yang terdapat pada SDKI, SLKI, SIKI, yaitu sebagai berikut
Menurut kasus pada Tn. A diagnosa nya adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
D. IMPLEMENTASI
Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan
keperawatan yang didelegasikan kepada orang tua anak. Dalam tahap ini
implementasi penulis tidak mengalami kesulitan. Pada tahap implementasi
ini, penulis mengambil aktivitas dari beberapa jurnal penelitian yang telah
dipublikasikan.
Menurut penelitian Nikmatur Rohmah tahun 2011 yang berjudul
“Manajemen nyeri non invasive pada ibu post partum dengan pendekatan
evidance based practice” mengungkapkan bahwa Mobilisasi dini,
perubahan posisi pasien, teknik nafas dalam dan komunikasi terapeutik
dapat meredakan nyeri post partum (Rochmat, 2008; Bobak, 2005).
Sedangkan menurut Beberapa penelitian menunjukan bahwa
relaksasi memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri. Potter & Perry
(2006) mengatakan bahwa relaksasi mampu membuat klien mengontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman (nyeri), stress fisik dan emosi pada
nyeri. Ma’rifah (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post
partum dengan hasil terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post partum.
Penelitian yang dilakukan oleh Dina Dewi (2010) dengan judul
hubungan personal hygiene dengan kecepatan kesembuhan luka perineum
ibu post partum di seluruh wilayah kerja puskesmas Singosari kabupaten
Malang menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara personal
hygiene dengan perawatan luka perineum dikarenakan semua responden di
Klinik Sehat Harapan Ibu karena sebagian besar sudah mengetahui cara
perawatan luka seperti cara menjaga luka bersih dan kering. Hal ini juga
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johson (2005) bahwa
Perilaku Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat
penyembuhan hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu
dan kuman. Adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas akan
memperlambat penyembuhan luka dan kekuatan regangan luka menjadi
tetap rendah. Berdasarkan teori kebersihan diri ibu membantu mengurangi
sumber infeksi dan akan membuat rasa nyaman pada ibu. Merawat dan
menjaga perineum ibu tetap selalu bersih dan kering serta membersihkan
alat kelamin dari depan ke belakang itu akan membuat proses
penyembuhan luka akan cepat sembuh. Melakukan perawatan atau
personal hygiene bertujuan untuk mecegah resiko terjadinya infeksi
(Hapsari, 2010).
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara melibatkan pasien dan semua tenaga kesehatan (Nasrul
Effendi, 1995).
a) Nyeri berkurang
b) Nafsu makan meningkat
c) BB kembali seimbang
d) Pasien tidak mual,muntah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu
kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu
yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu di dalam
kandung empedu atau saluran empedu. Komponen utama dari cairan
empedu adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol. Batu
yang ditemukan di dalam kandung empedu bisa berupa batu kolesterol,
batu pigmen yaitu coklat atau pigmen hitam, atau batu campuran
(Laurentius, 2006).
B. Saran
Setelah Kelompok menulis seminar ini, kami sarankan mahasiswa
profesi untuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan untuk
mengurangi angka kesakitan penyakit kolelitiasis. Dengan tindakan
preventif yang dapat dilakukan bersama oleh semua pihak, maka
komplikasi dari kolelitiasis akan berkurang.