Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai asuhan


keperawatan pada pasien Batu empedu ( Cholelithiasis) di ruang OK
RSUD Dr. Achmad mochtar Bukittinggi tahun 2019. Berdasarkan tinjauan
teoritis dengan tinjauan kasus yang dibuat serta faktor-faktor penghambat
dan pendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang mengacu
teori yang ada.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa
dari pasien, kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat
diketahui kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang
didapat setelah pengkajian pada Tn. A cukup sesuai dengan teori yang
dibuat. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan asuhan keperawatan
selanjutnya karena data sudah didapatkan dengan jelas dan sesuai.
Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu
kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu
yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu di dalam
kandung empedu atau saluran empedu. Komponen utama dari cairan
empedu adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol. Batu
yang ditemukan di dalam kandung empedu bisa berupa batu kolesterol,
batu pigmen yaitu coklat atau pigmen hitam, atau batu campuran
(Laurentius, 2006).
Penyakit Cholelitiasis (batu empedu) adalah penyakit yang
disebabkan karena adanya batu pada duktus koledokus atau saluran
empedu yang dihasilkan dari lemak. Cholelitiasis dapat terjadi pula
karena lemak (lipid) tidak dapat diserap. Penyebabnya adalah kelebihan
kolesterol, kemudian kolesterol tersebut mengkristal dalam empedu. Pola
makan yang tidak sehat dan makanan tinggi lemak, defisiensi vitamin A,
D, E, K kemudian kurangnya olahraga juga dapat menyebabkan terjadinya
Cholelitiasis. Perubahan kemampuan absorbsi dinding kandung empedu
juga memiliki konstribusi pada pembentukan batu empedu. Susunan batu
empedu terdiri dari kolesterol kalsium karbonat, karsium bikarbonat
kemudian dua bahan tersebut berkombinasi.

a. Keluhan utama

Dalam keluhan utama dengan tinjauan kasus tidak ada terdapat

kesenjangan pada saat dilakukan pengkajian. Pada tinjauan teori

biasanya klien mengeluh nyeri di perut kanan atas, dan pada tinjauan

kasus juga ditemukan klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk.

pasien mengatakan perutnya mual, kemudian dibawa ke RS dilakukan

USG di diagnosis kantung empedu dan pasien melakukan perencanaan

tindakan operasi kantung empedu.pasien datang ke ruang Ok jam 09.45

WIB pasien pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan atas pada

jam 10.10 WIB pasien diberikan anastesi dan OP dilakukan pada jam

10.15 WIB, TD: 150/80 mmhg N: 90x/i RR: 20x/i s : 36.5

b. Riwayat kesehatan dahulu

Terdapat kesenjangan dalam tinjauan biasanya klien ada riwayat

hipertensi atau penyakit seperti DM, jantung sedangkan berdasarkan

hasil wawancara pada Ny.F tidak ditemukan adanya riwayat hipertensi.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada teoritis dan pada kasus sama karena

pemeriksaan fisik penting untuk menentukan keadaan pasien.

Pemeriksaan fisik pada teori mengacu pada pemeriksaan head to toe,

pemeriksaan keadaan umum, tingkat kesadaran serta TTV ( TD, P,

N, S ) pada kasus kelompok juga melakukan pemeriksaan head to


toe, pemeriksaan kesadaran, keadaan umum, serta pemeriksaan TTV (

TD, N, P, S ).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ada diteoritis tidak
seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data
subjektif pasien dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
keadaan pasien serta Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan
karakteristik yang terdapat pada SDKI, SLKI, SIKI, yaitu sebagai berikut
Menurut kasus pada Tn. A diagnosa nya adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Sedangkan, pada teoritas diagnosa yang mungkin muncul untuk


Cholelithiasis adalah sebagai berikut:
Pre Operatif
1. Cemas b.d krisis situasional Operasi
2. Kurang Pengetahuan b.d keterbatasan informasi tentang penyakit
dan proses operasi
Intra Operatif
3. Resiko cedera (combustio b.d pemajanan peralatan kesehatan
(pemasangan arde electrocouter)
Post Operatif
1. Gangguan pertukaran gas b.d efek samping dari anaesthesi.
2. Kerusakan integritas kulit b.d luka post operasi
3. Nyeri akut b.d proses pembedahan
C. INTERVENSI
Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa
menggunakan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun oleh
NANDA NIC NOC sebagai standar. Dalam hal ini setiap rencana asuhan
keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara
logis dan sesuai dengan kondisi pasien. Intervensi yang dilakukan adalah
menagement nyeri.
Dalam hal ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang
begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung
diantaranya hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok,
keluarga klien, dan juga pada perawat ruangan.

D. IMPLEMENTASI
Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan
keperawatan yang didelegasikan kepada orang tua anak. Dalam tahap ini
implementasi penulis tidak mengalami kesulitan. Pada tahap implementasi
ini, penulis mengambil aktivitas dari beberapa jurnal penelitian yang telah
dipublikasikan.
Menurut penelitian Nikmatur Rohmah tahun 2011 yang berjudul
“Manajemen nyeri non invasive pada ibu post partum dengan pendekatan
evidance based practice” mengungkapkan bahwa Mobilisasi dini,
perubahan posisi pasien, teknik nafas dalam dan komunikasi terapeutik
dapat meredakan nyeri post partum (Rochmat, 2008; Bobak, 2005).
Sedangkan menurut Beberapa penelitian menunjukan bahwa
relaksasi memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri. Potter & Perry
(2006) mengatakan bahwa relaksasi mampu membuat klien mengontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman (nyeri), stress fisik dan emosi pada
nyeri. Ma’rifah (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post
partum dengan hasil terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post partum.
Penelitian yang dilakukan oleh Dina Dewi (2010) dengan judul
hubungan personal hygiene dengan kecepatan kesembuhan luka perineum
ibu post partum di seluruh wilayah kerja puskesmas Singosari kabupaten
Malang menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara personal
hygiene dengan perawatan luka perineum dikarenakan semua responden di
Klinik Sehat Harapan Ibu karena sebagian besar sudah mengetahui cara
perawatan luka seperti cara menjaga luka bersih dan kering. Hal ini juga
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johson (2005) bahwa
Perilaku Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat
penyembuhan hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu
dan kuman. Adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas akan
memperlambat penyembuhan luka dan kekuatan regangan luka menjadi
tetap rendah. Berdasarkan teori kebersihan diri ibu membantu mengurangi
sumber infeksi dan akan membuat rasa nyaman pada ibu. Merawat dan
menjaga perineum ibu tetap selalu bersih dan kering serta membersihkan
alat kelamin dari depan ke belakang itu akan membuat proses
penyembuhan luka akan cepat sembuh. Melakukan perawatan atau
personal hygiene bertujuan untuk mecegah resiko terjadinya infeksi
(Hapsari, 2010).

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara melibatkan pasien dan semua tenaga kesehatan (Nasrul
Effendi, 1995).
a) Nyeri berkurang
b) Nafsu makan meningkat
c) BB kembali seimbang
d) Pasien tidak mual,muntah
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu
kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu
yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu di dalam
kandung empedu atau saluran empedu. Komponen utama dari cairan
empedu adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol. Batu
yang ditemukan di dalam kandung empedu bisa berupa batu kolesterol,
batu pigmen yaitu coklat atau pigmen hitam, atau batu campuran
(Laurentius, 2006).

B. Saran
Setelah Kelompok menulis seminar ini, kami sarankan mahasiswa
profesi untuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan untuk
mengurangi angka kesakitan penyakit kolelitiasis. Dengan tindakan
preventif yang dapat dilakukan bersama oleh semua pihak, maka
komplikasi dari kolelitiasis akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai