Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara kepulauan karena terdiri dari berbagai macam
pulau baik besar atau kecil yang membentang dari barat sampai ke timur. Hal
ini mengingat posisi strategis yang dimilikinya terletak di garis khatulistiwa,
dan disamping itu posisi Indonesia berada diantara dua samudera yaitu
Samudera Pasifik dan Hindia serta berada diantara dua benua yakni Benua
Asia dan Australia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia
memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim
merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin
konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan,
perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Indonesia
dengan 80 % wilayah laut dan 20 % wilayah darat, potensi ancaman terhadap
kedaulatan dan wilayah Indonesia berada di laut. Presentase ancaman ini
menjadi semakin tinggi karena posisi geografi Indonesia berada pada lalu
lintas perdagangan dunia. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kapal baik kapal
dagang maupun militer melintas di perairan Indonesia melalui Sea Lanes of
Communication (SLOC) serta Sea Lines of Oil Trade (SLOT). Laut Indonesia
memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yaitu, laut sebagai media pemersatu bangsa, laut sebagai media
perhubungan, laut sebagai media sumber daya, laut sebagai media pertahanan
dan keamanan, serta laut sebagai media diplomasi. Konsep pemikiran tersebut
sangat diperlukan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan dan menganggap
laut sebagai rintangan, kendala atau hambatan sebagaimana dihembuskan oleh
pihak-pihak asing yang tidak menginginkan kemajuan bagi bangsa dan negara
Indonesia. Pengangkutan di Indonesia memiliki peranan penting dalam
memajukan dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena
adanya pengangkutan dapat memperlancar arus barang dari daerah produksi
ke penumpang sehingga kebutuhan penumpang dapat terpenuhi. Hal tersebut
dapat terlihat pada perkembangan dewasa ini jasa pengangkutan di Indonesia

1
2

mulai menunjukkan kemajuan, terbukti dengan ditandainya banyaknya


perusahaan industri yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan
1. Pengangkutan perairan dengan kapal diatur dengan Undang-undang
Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 98). Pada saat mulai berlakunya undang-undang ini, semua
perundang-undangan yang berkenaan dengan pengangkutan perairan yang
masih berlaku sejak zaman kolonial Belanda dahulu, dinyatakan tidak
berlaku lagi. Undang-undang ini mulai berlaku dua tahun sejak tanggal
diundangkan. Undang-undang ini diundangkan pada tanggal 17 September
1992. Karena sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan yang berkembang
kini, undang-undang ini kemudian tidak diberlakukan lagi dan diganti
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Undang-undang Pelayaran ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,
yaitu tanggal 7 Mei 2008 dalam lemabaran Negara Tahun 2008 Nomor 64.
Selain itu, pengangkutan perairan juga diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum dagang (KUHD) Indonesia, yaitu Buku II bab V tentang Perjanjian
carter Kapal: Bab VA tentang Pengangkutan Barang dan Bab VB tentang
Pengangkutan Penumpang. Peraturan undang-undang dalam KUHD
Indonesia masih dinyatakan tetap berlaku. Ketentuan-ketentuan KUHD
Indonesia sifatnya sebagai lex generalis. Kemudian berdasarkan Pasal 38
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, perusahaan
pengangkutan di perairan wajib mengangkut penumpang dan atau barang
terutama pengangkutan pos yang disepakati dalam perjanjian
pengangkutan.
Perjanjian pengangkutan yang dimaksud dibuktikan dengan karcis
penumpang dan dokumen muatan. Secara tidak langsung PT. PELNI
selaku perusahaan di bidang pengangkutan wajib memberikan fasilitas atas
ketentuan yang tertera dalam tiket atau karcis sebagai tanda bukti telah
terjadi perjanjian pengangkutan di perairan antara perusahaan
pengangkutan perairan dan penumpang atau pemilik barang, dengan
pembayaran biaya pengangkutan.
3

Karcis penumpang dan dokumen pengangkutan di perairan merupakan tanda


bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan di perairan antara perusahaan
pengangkutan perairan dan penumpang atau pemilik barang, dengan
pembayaran biaya pengangkutan. Karena dokumen pengangkutan atau
karcis penumpang merupakan tanda bukti bahwa telah terjadi suatu
perjanjian dan dalam karcis tersebut memuat hak dan tanggung jawab
masing-masing pihak selama perjanjian tersebut tidak melawan hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata.
Dipertegas dalam Pasal 40 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran menyatakan bahwa perusahaan angkutan di perairan
bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah
yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan atau perjanjian atau kontrak
pengangkutan yang telah disepakati. Hal ini pula menjelaskan bahwa segala
bentuk kesepakatan yang termuat dalam dokumen muatan atau karcis
menjadi tanggung jawab perusahaan pengangkut untuk memenuhinya, serta
menjadi hak bagi penumpang untuk menuntut haknya sesuai dengan
kesepakatan yang termuat dalam dokumen muatan tersebut.
Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun
2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut pada poin
kemudahan, menerangkan bahwa informasi yang disampaikan di dalam
kapal kepada pengguna jasa, yang terbaca dan terdengar terkait informasi
untuk mengetahui tempat duduk atau tempat tidur sesuai tiket. Namun hal
ini berbanding terbalik pada kenyataan yang ditemukan dilapangan tentang
masih banyaknya penumpang yang memiliki tiket tidak sesuai dengan
identitas. seperti yang tertera dalam karcis atau tiket yang merupakan alat
suatu perjanjian antara pengusaha dalam hal ini PT. PELNI dan Penumpang.
Seharusnya PT. PELNI selaku perusahaan dibidang pengangkutan dapat
memberikan informasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati yang
termuat dalam dokumen muatan atau karcis penumpang, karena itu
merupakan kewajiban atau tanggung jawab PT. PELNI selaku perusahaan
pengangkut dan menjadi hak penumpang untuk dapat informasi tentang tiket
4

tersebut. Ketika penumpang tidak mendapatkan haknya sebagaimana yang


tertera dalam dokumen muatan atau karcis seperti tiket yang tidak sesuai
dengan identitas asli, maka PT. PELNI bertanggung jawab atas yang
dialami
penumpang kecuali PT. PELNI dapat membuktikan sebaliknya sesuai
dengan prinsip tanggung jawab praduga bersalah (Presumtion of Liabelity)
dan prinsip tanggung jawab mutlak dalam hukum pengangkutan angkutan
laut sebagaimana tercantum dalam Pasal 40 dan Pasal 41 Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Melihat latar belakang di atas maka penulis perlu meniliti dan mengkaji
lebih lanjut tentang “Upaya Peningkatan Pelayanan Jasa Transportasi
Laut Oleh PT. PELNI Terhadap Penumpang”

1.2 Identifikasi Masalah


Dengan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
selanjutnya mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Kurangnya pelayanan PT.PELNI atas informasi dan data tentan kapal dan
tiket kapal pada pelabuhan Tg. Emas Semarang
2. System yang masih manual membuat proses pendataan harus di lakukan
berulang-ulang setiap hari.
3. Banyaknya konsumen yang memiliki tiket tidak sesuai dengan identitas
asli.

1.3 Ruang Lingkup Masalah


Pada dasarnya karya tulis ini ditulis berdasarkan pengalaman yang diterima
penulis pada saat melaksanakan praktek darat di PT. Pelni cabang Semarang,
serta dipadukan dengan materi perkuliahan. Sehubungan dengan keterbatasan
waktu dan teori-teori, agar penelitian dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, untuk itu penulis memberikan batasan masalah pada:
5

Kurangnya pelayanan PT.PELNI atas informasi dan data tentang kapal dan
tiket pada pelabuhan Tg. Emas Semarang dan juga membahas tentang
kendala-kendala yang terjadi pada saat proses embarkasi yang masih
banyaknya penumpang yang memmiliki tiket tidak sesuai dengan identitas
asli serta system yang masih manual membuat proses pendataan harus di
lakukan berulang-ulang.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penulisan
Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai dan manfaat merupakan
sesuatu yang dicapai dapat digunakan dengan baik. Adapun tujuan dan
manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur yang
sedang berjalan saat ini mengenai system pengolahan data pada
Kantor Perhubungan Laut PT.PELNI cabang Semarang.
2. Untuk mencoba membuat suatu system yang baru secara
komputerisasi tentang system pengolahan data kapal dan penjualan
tiket kapal pada Kantor Perhubungan Laut PT.PELNI cabang
Semarang.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Prosedur cara pembelian
Tiket, di karenakan masih banyaknya penumpang yang memiliki
tiket tidak sesuai dengan identitas asli.

1.4.2 Manfaat Penulisan


Manfaat penelitian dapat dirasakan oleh dua pihak yang berhubungan
yaitu pihak karyawan Kantor Perhubungan Laut PT.PELNI cabang
Semarang dan para Penumpang yang membutuhkan informasi. Untuk
jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi instansi perusahaan dalam hal
Infromasi kepada Penumpang dan data kapal di PT. PELNI cabang
Semarang. Sehingga, perusahaan di bagian operasional dan Tiketting
6

dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu kegiatan operasional


ketika melayani konsumen, agar lebih baik lagi dimasa yang akan
datang dan dapat mencapai tujuan secara efektif.
2. Manfaat Bagi Pembaca
a. Menambah informasi tentang kegiatan umum perusahaan
pelayaran kepada pembaca yaitu mengenai Prosedur tentang
pembelian tiket dan data kapal oleh PT. PELNI cabang Semarang.
b. Sebagai gambaran mengenai sistem dan prosedur penanganan
kedatangan dan keberangkatan kapal oleh PT. PELNI cabang
Semarang.
c. Manfaat bagi pembaca di dalam penulisan karya tulis ini adalah
Supaya pembaca mendapat informasi dan data serta sebagai
masukan dan sumber inspiransi untuk mengevaluasi dalam
menentukan kegiatan demi mencapai perubahan yang positif dan
bermanfaat bagi pembaca.
3. Manfaat Bagi Politeknik
Manfaat bagi politeknik di dalam penulisan karya tulis ini adalah
dapat menambah referensi di politeknik dan juga mendapatkan data
tertulis yang lengkap mengenai perkembangan dunia pelayaran,
perniagaan serta sebagai bahan informasi yang dapat diberikan pada
taruna dan taruni nantinya. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi
tambahan bagi taruna taruni yang ada di Politeknik Bumi Akpelni
Semarang khususnya jurusan Nautika dan Ketatalaksanaan
Pelabuhan dan Niaga.
4. Manfaat Bagi Penulis
a. Penulis dapat mengetahui dan menambah pengetahuan tentang
Prosedur pembelian tiket dan data kapal.
b. Penulis dapat menambah ilmu dan pengalaman baru dalam dunia
kerja nyata yang tidak diperoleh pada saat kuliah. Sehingga ilmu
dan pengalaman bisa diterapkan apabila di masa yang akan datang
bekerja di bidang yang terkait.
7

c. Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka mendapat


gelar Diploma III di Politeknik Bumi Akpelni.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan
beberapa metode atau cara dalam memperoleh data dan informasi. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini:
1.5.1 Metode Observasi
Metode ini disebut juga metode pengamatan, yaitu dilaksanakan dengan
cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek. Penulis
mempelajari dan mencari penyesuaian antara keterangan yang diperoleh
dengan keadaan lapangan yang sebenarnya. Dalam hal ini pengamatan
dilakukan pada perusahaan pelayaran PT. PELNI cabang Semarang.
1.5.2 Metode Wawancara
Metode ini disebut juga metode interview, yaitu dilakukan dengan cara
wawancara langsung dengan narasumber dan pihak-pihak terkait yang
berhubungan dengan masalah, di antaranya pimpinan perusahaan
beserta staf atau karyawan PT. PELNI cabang Semarang.
1.5.3 Metodi Studi Pustaka
Metodi studi pustaka yaitu suatu metode pengambilan data dan
informasi yang diperoleh dari membaca, menganalisa, dan mencari
pokok pokok informasi dari buku dan atau sumber tulisan lain sebagai
referensi pengambilan data dan informasi yang berkaitan dengan
persoalan yang akan dibalas.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan karya tulis ini akan memberikan uraian atau gambaran
secara garis besar mengenai susunan karya tulis yang penulis uraikan secara
singkat dan sistematik dalam 4 (empat) bab yaitu:
8

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi pendahuluan yang menguraikan tentang
latar belakang masalah yang melatar belakangi timbulnya
masalah yang akan dibahas. Identifikasi masalah bagian ini
menguraikan permasalahan yang berkenaan dengan praktek
darat yang dilaksanakan. Ruang lingkup masalah bagian ini
membatasi masalah yang terjadi agar tidak terlalu banyak
masalah yang terkait ke dalam judul. Tujuan dan manfaat
penulisan menguraikan maksud penulisan dalam membuat karya
tulis tersebut dengan diuraikan secara singkat. Metode
pengumpulan data yaitu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya. Penulisan bagian ini
menguraikan sistematika atau urutan karya tulis yang akan
dibuat.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori
mengenai pengertian mekanisme, kerangka berfikir Prosedur
pembelian tiket, sertifikat-sertifikat kapal dan data kapal.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi, mekanisme Perusahaan,
pembelian tiket agar dapat melaksanakan embarkasi, sertifikat-
sertifikat kapal yang diperlukan dan mengecek masa berlaku
dokumen kapal, tiket penumpang tersebut, melaksanakan survey
pelabuhan dan tempat embarkasi atau check in penumpang .
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan permasalahan
dari bab ini yang disertai saran-saran baik secara uraian maupun
poin-poin yang berdasarkan suatu pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
9

Anda mungkin juga menyukai