Anda di halaman 1dari 20

KONSEP NAFSU

(Sebuah analisis ayat-ayat pendidikan dan kebahasaan)


Ayu Prastika Sari Makalalag
AyyuPrastika13@gmail.com

ABSTRAK

Manusia itu diciptakan Tuhan mempunyai hawa nafsu, sebagai penggerak


dan pendorong untuk bekerja mengusahakan keperluan hidupnya atau
menghindarkan bahaya yang mungkin menimpa. Misalnya nafsu makan dan nafsu
seks.kalau manusia tidak mempunyai nafsu makan dan minun, tentu saja dia akan
lemah sakit atau mati. Kalau tidak ada nafsu seks, tentu manusia ini tidak akan
berkembang baik dan tidak ada yang meramaikan dan mengolah bumi ini. Kalau
tidak ada nafsu membela diri, manusia menjadi binasa dan hancur berhadapan
dengan lawan yang hendak membinasakannya.

Tetapi apabila manusia memperturutkan hawa nafsunya, tentu saja dia


akan bertindak melanggar batas, akibatnya bukan saja membinasakan dirinya
sendiri, juga manusia lain dan makhluk sekitarnya. Oleh sebab itu, nafsu itu perlu
dikendalikan, supaya berjalan lurus dan tidak menyeleweng kepada kejahatan, Al-
Qur’an menegaskan, bahwa siapa yang sanggup dan menahan dan mengendalikan
hawa nafsunya dari keinginan yang rendah dan jahat, orang itu akan akan
menempati tempat surga yang penuh dengan kenikmatan.

Dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang menyebutkan kata hawa nafsu
atau disebut juga nafsu dengan makna dan penafsiran berbeda-beda tulisan yang
sederhana ini akan membahas ayat-ayat tersebut dengan menggunakan
pendekatan tafsir maudhu’i analisis pendidikan dan kebahasaanya.

KATA KUNCI : NAFSU

1
BAB I dan dipatuhi, disinilah perlunya ilmu

PENDAHULUAN dan penafsiran tentang nafsu


bagimanakah pendapat Al-quran
A. Latar Belakang
tentang nafsu tersebut
Nafsu merupakan sunatullah
atau kehendak dari Allah SWT, B. Rumusan Masalah

Allah menciptakan manusia dengan 1. Apa itu nafsu.

akal dan nafsu berbeda dengan 2. Apa sajakah pembagian-

hewan yang hanya diciptakan dengan pembagian nafsu.

nafsu saja, nafsu bisa membawa 3. Bagaimanakah cara

manusia kepada kebaikan begitu pula megendalikan nafsu.

sebaliknya, selain setan musuh utama 4. Apa sajakah kerugian yang

manusia juga adalah dirinya sendiri. didapatkan dari mengikuti

Diantara sifat tercela yang dimiliki hawa nafsu.

oleh seseorang, yang bisa 5. Bagimakah Penjelasan ayat-

mengakibatkan binasa dan buta hati, ayat yang berkenaan dengan

sehingga berakibat tidak sanggup nafsu

lagi membedakan antara kebenaran 6. Hadits-hadits apakah yang

dengan kebatilan, antara kebajikan membahas tentang nafsu.

dengan keburukan adalah mengikuti C. Tujuan Penulisan

hawa nafsu. 1. Megetahui pengertian Nafsu.


2. Mengetahui pembagan-
Agama islam merupakan agama pembagian nafsu.
yang sempurna dimana muamalah, 3. Mengetahui cara
akhlak dan etika sudah dibahas dan mengendalikan nafsu.
disinggung dalam ayat-ayat Al- 4. Mengetahui kerugian yang
Quran namun dewasa ini banyak didapatkan dari mengikuti
orang yang salah dalam mengartikan hawa nafsu.
dan mengaplikasikannnya dalam 5. Mengetahui hadits-hadits
kehidupan sehari-harinya, nafsu yang yang membahas tentang
merupakan sesuatu yang harus dijaga nafsu.
menjadi sesuatu yang selalu diikuti

2
6. Mengetahui penjelasan ayat- terhadap sesuatu yang disukainya
ayat yang berkenaan dengan sehingga keluar dari batas syari'at.
nafsu Syaikhul Islam Ra berkata,
"Hawa nafsu asalnya adalah
BAB II
kecintaan jiwa dan kebenciannya.
PEMBAHASAN Semata-mata hawa nafsu, yaitu
A. Pengertian Konsep Nafsu kecintaan dan kebencian yang ada di
Nafsu secara etimologi berarti dalam jiwa tidaklah tercela. Karena
jiwa adapun nafsu secara terkadang hal itu tidak bisa dikuasai.
termilologis nafsu adalah dorongan- Hawa nafsu adalah istilah
dorongan alamiah manusia yang keislaman yang digunakan dalam
mendorong pemenuhan kebutuhan Alquran dan Sunnah. la menjadi
hisupnya istilah dengan arti khas budaya
Abdullah bin Amr bin Al-Ash keislaman. Di dalam Al-Qur'an kata
tidak beriman sampai dia "hawa" digunakan untuk
menunudukkan hawa nafsunya mengungkapkan sisi jahat dari jiwa
sampai mengikuti ajaran nabi manusia. Hawa diartikan sebagai
muhammad nafsu dan segala sesuatu yang
Mengedepankan hawa nafsu jika merusak manusia.
mengutamakan Panduan untuk orang kafir
Secara bahasa, hawa nafsu adalah sisi jahat dari jiwa, yang
adalah kecintaan terhadap sesuatu bernama hawa, memuaskan nafsu
sehingga kecintaan itu menguasai menjadi gaya hidup mereka.
hatinya. Kecintaan tersebut sering Akibatnya, segala kemampuan
menyeret seseorang untuk melanggar mental dan usaha dipusatkan demi
hukum Allah SWT . Oleh karena itu, kepuasan nafsu mereka. Dalam
hawa nafsu harus ditundukkan agar keadaan seperti itu, menjadi tidak
bisa tunduk terhadap syari'at Allah mungkin bagi orang kafir untuk
SWT Adapun secara istilah syari'at, memahami agama.
hawa nafsu adalah kecondongan jiwa Nafsu itu dimisalkan bagai kuda
kendaraan yang mesti selalu

3
dipegang tali kekangnya, supaya ialah keinginan hendak memperoleh
perjalanannya lurus menuju tujuan. sesuatu yang disukainya. Ghadhab
Kalau tidak terkendali, dia bisa ialah menolak dan menentang segala
menyimpang kiri kanan, sampai sesauatu yang tidak disukainya atau
membawa sesat. Maka barang siapa merugikan kepadanya. 1
yang sanggup mengendalikan B. Pembagian Nafsu
nafsunya, menguasai dirinya, pada Ahli Tasawuf juga membagi
umumnya itulah orang yang nafsu itu kepada 4 bagian
memperoleh kemajuan dan 1. Nafsu ammarah, yaitu yang
keberuntungan dalam hidup ini. suka menganjurkan dan
Perasaaan kemanusiaan yang murni, mendorong kepada
disebut juga hati nurani serta akal perbuatan jahat.
yang sehat dan pikiran yang bersih, 2. Nafsu Musawwilah, yaitu
dapat juga memperlurus jalannya yang suka membujuk dan
nafsu, sehinggga tidak menyimpang menipu, sehingga perbuatan
ke jalan yang sesat, namun demikian, buruk bisa berubah
hati nurani bisa berkarat dan kabur kelihatannya suatu perbuatan
pandangannya karena dosa, sedang baik.
akal bisa pula lemah dan salah 3. Nafsu Lawwamah, yaitu
perkembangannya oleh karena nafsu yang selalu dalam
berbagai dorongan dari luar dan dari perjuangan antara buruk dan
dalam. Oleh sebab itu, bimbingan baik, sewaktu-waktu tertarik
agama sangat diperlukan. Jangan kepada kebaikan, kemudian
dibiarkan nafsu lepas tak bertali dan tertarik lagi kepada
lari dengan tidak terkendali, kita kejahatan, sehinggan selalu
senantiasa sedang mendo’a supaya dalam pertentangan.
dibimbing Tuhan menempuh jalan 4. Nafsu Mutmainnah, yaitu
lurus. nafsu yang tenang dan
Ahli tasawuf telah membagi tentram dalam kesucian dan
nafsu itu kepada dua bagian besar, perbuatan baik.
yaitu syahwat dan ghaddab. Syahwat Nafsu Ammarah

4
(Qs.Yusuf 58)
“ Dan aku tidak membela nafsuku, C. Cara Mengendalikan Nafsu
karena sesunguhnya nafsu itu sangat Maka untuk meraih keselamatan,
suka menyuruh kepada yang buruk, orang yang mengikuti hawa nafsu
kecuali orang yang diberi rahmat harus mengobati dirinya dengan rasa
oleh Tuhanku. Sesungguhnya takut kepada Allah SWT sehingga
Tuhanku Pengampun dan akan menghentikannya dari
Penyayang.” mengikuti hawa nafsu. Demikian
Nafsu Musawwilah juga perlu diterapi dengan ilmu dan
(Al-Qiyamah 2) dzikir. Dengan keduanya, maka
“ Dan aku bersumpah dengan nafsu hawa nafsu akan terpental. Jika rasa
lawwamah.” takut kepada Allah sudah tertanam di
Nafsu Muawwilah dalam hati, maka hati akan bisa
(Yusuf 18) memahami dan melihat kebenaran
“ Dan mereka saudara-saudara yusuf sebagaimana mata yang melihat
membawa kemeja berlumur darah. benda-benda dengan sinar terang
Dia Ya’qub berkata: tetapi nafsu matahari. Allah SWT berfirman:
kamu sendiri yang menyuruh yang artinya :
membuat penipuan. Sebab itu “Dan adapun orang-orang yang takut
kesabaran adalah paling elok dan kepada kebesaran Tuhannya dan
kepada Allah tempat meminta menahan diri dari keinginan hawa
pertolongan dalam hal yang kamu nafsunya, maka sesungguhnya
ceritakan itu.” syurgalah tempat tinggal(nya)”. (QS.
Nafsu Mutmainnah An-Nazi'at/79: 40-41)
(Al Fajri 27-30) Semoga Allah selalu
“ Hai jiwa yang tenang tentram membimbing hati kita sehingga
kembalilah kepada Tuhanmu, merasa sellau mampu menundukkan hawa
senang kepada Tuhan dan Tuhan nafsu dengan sebaik-baiknya. Hanya
merasa senang kepadanya. Sebab itu, Allah tempat memohon pertolongan.
masuklah dalam Hamba-hamba-Ku .
Masuklah kedalam Syurga-Ku.2

5
D. Kerugian Dari Mengikuti ُ‫ع ْن َها َم ْن َلَ يُ ْؤ ِمن‬ ُ َ‫فَالَ ي‬
َ َ‫ص َّدنَّك‬
Hawa Nafsu
Orang yang mengikuti hawa ‫ِب َها َواتَّبَ َع َه َواهُ فَت َ ْردَى‬
nafsu tidak akan mementingkan
“Maka janganlah engkau
agamanya dan tidak mendahulukan
dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh
ridha Allah dan Rasul-Nya. Dia akan
orang yang tidak beriman kepadanya
selalu menjadikan hawa nafsu
dan oleh orang yang mengikuti
menjadi tolok ukurnya. Demikian
keinginan (hawa nafsu)nya, yang
juga, bahaya mengikuti hawa nafsu
menyebabkan engkau binasa.”
adalah mendatangkan kesusahan dan
(QS.Thaha:16)
kesempitan hati.
berikut pendapat Alquran
c. Mengikuti hawa nafsu adalah
tentang nafsu :
kesesatan yang terburuk.
a. Mengikuti hawa nafsu
menjadikan manusia lalai. َ َ ‫َو َم ْن أ‬
ُ‫ض ُّل ِم َّم ِن اتَّبَ َع َه َواه‬
‫َو ََل ت ُ ِط ْع َم ْن أ َ ْغفَ ْلنَا قَ ْلبَهُ عَن‬ “Dan siapakah yang lebih sesat

ُ‫ِذك ِْرنَا َواتَّبَ َع َه َواه‬ daripada orang yang mengikuti


keinginan (hawa nafsu)nya.” (QS.al-
“Janganlah engkau mengikuti orang Qashas:50)
yang hatinya telah Kami Lalaikan
d. Mengikuti hawa nafsu
dari mengingat Kami, serta menuruti
menghalangi seseorang untuk
keinginan (hawa nafsu)nya.” (QS.al-
berbuat adil.
Kahf:28)

b. Mengikuti hawa nafsu adalah ِ ‫اس ِبا ْل َح‬


‫ق َو ََل‬ ْ َ‫ف‬
ِ َّ‫احكُم بَ ْي َن الن‬
sumber kekafiran dan
‫تَت َّ ِب ِع ا ْل َه َوى‬
kebinasaan.

“Berilah keputusan (perkara) di


antara manusia dengan adil dan

6
janganlah engkau mengikuti hawa bermualah sebagai mana Firman
nafsu.” (QS.Shad:26) Allah :

e. Mengikuti hawa nafsu adalah


sumber kerusakan.
‫َاك َعلَى ش َِري َع ٍة ِمنَ ْاْل َ ْم ِر‬ َ ‫ث ُ َّم َج َع ْلن‬
‫فَات َّ ِب ْع َها َو ََل تَتَّبِ ْع أ َ ْه َواء الَّذِي‬
‫ت‬ َ َ‫ق أ َ ْه َواء ُه ْم لَف‬
ِ ‫س َد‬ ُّ ‫َولَ ِو اتَّبَ َع ا ْل َح‬ “Kemudian Kami jadikan kamu
‫يه َّن‬ ُ ‫اواتُ َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫ض َو َمن ِف‬ َ ‫س َم‬
َّ ‫ال‬ berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama
“Dan seandainya kebenaran itu itu), maka iku 1 t‫نَ ََل يَعْ َل ُمون‬ilah
menuruti keinginan mereka, pasti syariat itu dan janganlah kamu
binasalah langit dan bumi, dan ikuti hawa nafsu orang-orang
semua yang ada di dalamnya.” yang tidak mengetahui”.( QS.Al
Jaatsiyah : 45 )
(QS.al-Mukminun:71)
b. Berkenaan dengan riwayat
Nabi Yusuf alaihi wa sallam yang
Semoga kita termasuk orang-
digoda oleh wanita cantik,
orang yang mampu menghadapi
disebutkan dalam al-Qur’an
hawa nafsu dan mengarahkan
bahwa nafsu itu selalu menyuruh
keinginan kita di jalan yang diridhoi
kepada kejahatan, sesuai dengan
Allah SWT.
firman Allah ta’ala :
5. Penjelasan ayat-ayat yang
berkenanaa dengan nafsu ‫س‬ َ ‫و َما أُبَ ِرى ُء نَ ْفسِي ِإ َّن النَّ ْف‬
dalam Al-Quran
a. Allah subhanahu wa ta’ala
‫وء إَِلَّ َما َر ِح َم‬ ِ ‫س‬ َ ‫ْل َ َّم‬
ُّ ‫ارة ٌ بِال‬
telah menggariskan sya’riat islam ٌ ُ‫ي ِإ َّن َر ِبي َغف‬
‫ور َّر ِحي ٌم‬ َ ‫َر ِب‬
bagi hamba-hamba-Nya baik yang
Dan aku tidak membebaskan
ada dalam al-Qur’an maupun as-
diriku (dari kesalahan), karena
Sunnah sebagai aturan yang harus
sesungguhnya nafsu itu selalu
diikuti dan dipedomani baik
menyuruh kepada kejahatan,
dalam hal beribadah maupun

7
kecuali nafsu yang diberi rahmat manusia, sedangkan hawa nafsu
oleh Tuhanku. Sesungguhnya itu senantiasa akan mengajak
Tuhanku Maha Pengampun lagi kepada kehancuran, hal ini sesuai
Maha Penyanyang.( QS. Yusuf : dengan firman Allah
53) ‫َولَ ِو اتَّبَ َع ْال َح ُّق أ َ ْه َواء ُه ْم‬

c. Orang-orang yang takut akan ‫ض‬ ُ ‫س َم َاواتُ َو ْاْل َ ْر‬ َّ ‫ت ال‬ َ َ‫لَف‬
ِ َ ‫سد‬
kebesaran Allah subhanahu wa ‫َو َمن فِي ِه َّن َب ْل أَت َ ْينَا ُهم ِب ِذ ْك ِر ِه ْم‬
ta’ala akan tunduk dan patuh
kepada Allah dengan َ‫فَ ُه ْم َعن ِذ ْك ِر ِهم ُّم ْع ِرضُون‬
melaksanakan segala perintah- “Andaikata kebenaran itu
Nya serta, menjauhkan diri segala menuruti hawa nafsu mereka,
larangannya sehingga ia dapat pasti binasalah langit dan bumi
menahan diri dari keinginan hawa ini, dan semua yang ada di
nafsu yang selalu minta dalamnya. Sebenarnya Kami telah
dipuaskan, hal tersebut dijelaskan mendatangkan kepada mereka
dalam firman Allah subhanahu wa kebanggaan (Al Qur'an) mereka
ta’ala: tetapi mereka berpaling dari

َ ‫َوأ َ َّما َم ْن َخ‬


‫اف َمقَا َم َر ِب ِه َونَ َهى‬ kebanggaan itu” (QS. Al
Mu'minuun:71)
‫ا ْل َه َوى‬ ‫ع َِن‬ َ ‫النَّ ْف‬
‫س‬
Dan adapun orang-orang yang e. Allah subhanahu wa ta’ala
takut kepada kebesaran Tuhannya mengingatkan kepada hamba-
dan menahan diri dari keinginan hamba-Nya agar tidak
hawa nafsunya. (QS.An- menyimpang dari kebenaran
Naazi'aat:40) karena menuruti hawa nafsu
belaka, hal ini ditegaskan dalam
d. Kebenaran itu datangnya dari firman-Nya :
Allah berdasarkan Al-Qur’an dan
as-Sunnah bukan berdasarkan apa ْ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُكونُوا‬
yang dimaui oleh hawa nafsu

8
‫ش َهدَاء ِلِلِ َولَ ْو‬ ُ ‫قَ َّو ِامينَ ِب ْال ِق ْس ِط‬ mengingatkan agar manusia
jangan mengikuti kemauan hawa
‫َعلَى أَنفُ ِس ُك ْم أ َ ِو ْال َوا ِلدَي ِْن‬ nafsu, karena hawa nafsu itu akan

‫َواْل َ ْق َر ِبينَ ِإن َي ُك ْن َغ ِنيًّا أ َ ْو‬ menyesatkan manusia, hal ini


disebutkan Allah dalam firman-
ْ‫يرا فَالِلُ أ َ ْولَى ِب ِه َما فَالَ تَت َّ ِبعُوا‬
ً َ‫فَق‬ Nya :

‫ْال َه َوى أَن ت َ ْع ِدلُواْ َو ِإن ت َ ْل ُوواْ أ َ ْو‬


َ ‫َيا دَ ُاوود ُ ِإنَّا َج َع ْلن‬
‫َاك َخ ِليفَةً فِي‬
‫ضواْ فَإ ِ َّن ّللاَ َكانَ بِ َما‬ ُ ‫ت ُ ْع ِر‬
ِ َّ‫اح ُكم بَيْنَ الن‬
‫اس‬ ْ َ‫ض ف‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬
ً ِ‫َخب‬
‫يرا‬ َ‫ت َ ْع َملُون‬
Wahai orang-orang yang ‫ضلَّ َك‬ِ ُ‫ق َو ََل تَتَّبِعِ ْال َه َوى فَي‬ِ ‫بِ ْال َح‬
beriman, jadilah kamu orang َ‫ضلُّون‬ ِ ‫ّللاِ ِإ َّن الَّذِينَ َي‬
َّ ‫سبِي ِل‬
َ ‫َعن‬
yang benar- benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena ٌ‫شدِيد‬
َ ‫اب‬ َ ‫ّللاِ لَ ُه ْم‬
ٌ َ ‫عذ‬ َّ ‫سبِي ِل‬َ ‫َعن‬
Allah biarpun terhadap dirimu ‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ‫ْال ِح‬ ‫سوا يَ ْو َم‬ ُ َ‫ن‬ ‫ِب َما‬
sendiri atau ibu bapa dan kaum
“Hai Daud, sesungguhnya Kami
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun
menjadikan kamu khalifah
miskin, maka Allah lebih tahu
(penguasa) di muka bumi, maka
kemaslahatannya. Maka
berilah keputusan (perkara) di
janganlah kamu mengikuti hawa
antara manusia dengan adil dan
nafsu karena ingin menyimpang
janganlah kamu mengikuti hawa
dari kebenaran. Dan jika kamu
nafsu, karena ia akan
memutar balikkan (kata-kata)
menyesatkan kamu dari jalan
atau enggan menjadi saksi, maka
Allah. Sesungguhnya orang-orang
sesungguhnya Allah adalah Maha
yang sesat darin jalan Allah akan
Mengetahui segala apa yang
mendapat azab yang berat,
kamu kerjakan. (QS. An Nisaa :
karena mereka melupakan hari
135 )
perhitungan. ( QS.Shaad : 26 )

f. Allah subhanahu wa ta’ala juga


g.Allah subahanahu wa ta’ala

9
menyebutkan bahwa orang-orang ْ‫ضلَ ْلتُ إِذًا َو َما أَنَا‬
َ ‫أ َ ْه َواء ُك ْم قَ ْد‬
yang takut kepada kebesaran
Allah dan menahan diri dari hawa َ‫ْال ُم ْهتَدِين‬ َ‫ِمن‬
nasfsu akan ditempatkan dalam Katakanlah: "Sesungguhnya aku
surge sebagaimana firman-Nya : dilarang menyembah tuhan-tuhan
yang kamu sembah selain Allah".

َ ‫َاف َم َق‬
َ‫ام َر ِب ِه َونَه‬ َ ‫َم ْن خ‬ ‫وأ َ َّما‬ Katakanlah: "Aku tidak akan
mengikuti hawa nafsumu,
‫س‬َ ‫النَّ ْف‬ ‫ْال َه َو‬ ‫َعن‬ sungguh tersesatlah aku jika

‫ْال َمأ ْ َوى‬ ‫ي‬َ ‫ِه‬ َ‫ْال َجنَّة‬ ‫فَإ ِ َّن‬ berbuat demikian dan tidaklah
(pula) aku termasuk orang-orang
“Dan adapun orang-orang yang
yang mendapat petunjuk".(QS.
takut kepada kebesaran Tuhannya
Al-An’am:56)
dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya, maka
i. Mengikuti hawa nafsu dalam
sesungguhnya surgalah tempat
perkara agama lebih besar
(nya).” (An-Naziat 40-41).
bahayanya daripada mengikuti
hawa nafsu syahwat, karena yang
h. Allah subahanahu wa ta’ala
pertama merupakan keadaan
melarang hamba-hambanya
orang-orang kafir dari kalangan
menyembahselain Allah yang
ahlul kitab dan kaum musyrikin
disembah oleh orang-orang yang
sebagaimana firman Allah Ta’ala,
musyrik, serta tidak mengikuti
hawa nafsu seseorang, karena itu ‫ف ِإن لَّ ْم يَ ْست َ ِجيبُوا لَ َك فَا ْعلَ ْم أَنَّ َما‬
akan menyesatkan seseorang ‫ض ُّل‬َ َ ‫يَتَّبِعُونَ أ َ ْه َواءهُ ْم َو َم ْن أ‬
sebagaimana firman Allah sebagai
berikut : َ‫ِم َّم ِن ات َّ َب َع ه ََواهُ ِبغَي ِْر ُهدًى ِمن‬
‫ّللاَ ََل َي ْهدِي ْالقَ ْو َم‬
َّ ‫ّللاِ ِإ َّن‬
َّ
َ‫قُ ْل ِإنِي نُ ِهيتُ أ َ ْن أ َ ْعبُدَ الَّذِين‬ َّ
َ‫الظا ِل ِمين‬
‫ُون ّللاِ قُل َلَّ أَتَّبِ ُع‬ِ ‫ت َ ْدعُونَ ِمن د‬ “Maka jika mereka tidak

10
menjawab (tantanganmu) “Itu tidak lain hanyalah nama-
ketahuilah bahwa sesung- guhnya nama yang kamu dan bapak-
mereka hanyalah mengikuti hawa bapak kamu mengadakannya;
nafsu mereka (belaka). Dan Allah tidak menurunkan suatu
siapakah yang lebih sesat keteranganpun untuk
daripada orang yang mengikuti (menyembah) nya. Mereka tidak
hawa nafsunya dengan tidak lain hanyalah mengikuti
mendapat petunjuk dari Allah sangkaan-sangkaan, dan apa
sedikitpun. Sesung- guhnya Allah yang diingini oleh hawa nafsu
tidak memberi petunjuk kepada mereka dan sesungguhnya telah
orang-orang yang zalim. ( QS. datang petunjuk kepada mereka
Qashah:50) dari Tuhan mereka. ( QS. An-
Najm:53).
j.Manusia menurut Allah
subhanahu wa ta’ala suka k. Allah subhanahu wa ta’ala telah
mengikuti sangkaan-sangkaan dan menurunkan Al-Qur’an sebagai
apa yangh diingini hawa nafsu petunjuk dan peraturan untuk
mereka untuk menyembahnya. dita’ati, namun manusia lebih
Manusia suka mengada-ada menyukai untuk mengikuti hawa
padahal sudah ada petunjuk yang nafsu orang-orang terdahulu ,
darting dari Allah, hal ini sesuai firman Allah ta’ala :
dengan firman Allah :

‫َو َكذَ ِل َك أَنزَ ْلنَاهُ ُح ْك ًما َع َربِيًّا‬


َ ‫ي ِإ ََّل أ َ ْس َماء‬
‫س َّم ْيت ُ ُمو َها‬ َ ‫ِإ ْن ِه‬ ‫ت أ َ ْه َواء ُهم بَ ْعدَ َما‬ َ ‫َولَئِ ِن اتَّبَ ْع‬
َّ ‫أَنت ُ ْم َوآبَا ُؤ ُكم َّما أَنزَ َل‬
‫ّللاُ بِ َها‬
ِ‫اءك ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما لَ َك ِمنَ ّللا‬
َ ‫َج‬
‫ان إِن يَتَّبِعُونَ إِ ََّل‬ َ ‫س ْل‬
ٍ ‫ط‬ ُ ‫ِمن‬
‫ق‬
ٍ ‫َوا‬ َ‫َوَل‬ ٍ ‫َو ِلي‬ ‫ِمن‬
‫س َو َل َق ْد‬ َّ
ُ ُ‫الظ َّن َو َما ت َ ْه َوى ْاْلَنف‬ “Dan demikianlah, Kami telah

‫َجاء ُهم ِمن َّر ِب ِه ُم ْال ُهدَى‬ menurunkan Al Qur’aan itu


sebagai peraturan (yang benar)

11
dalam bahasa Arab [776]. Dan tidak benar dalam agamamu. Dan
seandainya kamu mengikuti hawa janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelah datang nafsu orang-orang yang telah
pengetahuan kepadamu, maka sesat dahulunya (sebelum
sekali-kali tidak ada pelindung kedatangan Muhammad) dan
dan pemelihara bagimu terhadap mereka telah menyesatkan
(siksa) Allah.(QS. Ar Ra’d: 37 ) kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan yang
l. Allah subhanahu wa ta’ala lurus".( QS. Al Maidah : 77 ).
mengingatkan kepada orang-
orang muslim agar tidak BAB III
mengikuti hawa nafsu orang- PENDAHULUAN
orang yang telah sesat dahulunya,
karena mereka-kmereka orang- A. Kesimpulan
orang terdahulu telah Secara bahasa, hawa nafsu
menyesatkan kebanyakan manusia adalah kecintaan terhadap sesuatu
karena mereka tersesat dari jalan sehingga kecintaan itu menguasai
yang lurus. Allah berfirman : hatinya. Kecintaan tersebut sering
menyeret seseorang untuk melanggar

‫ب َلَ ت َ ْغلُواْ فِي‬ِ ‫قل َيا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬ hukum Allah SWT . Oleh karena itu,
hawa nafsu harus ditundukkan agar
ِ ‫دِينِ ُك ْم َغي َْر ْال َح‬
ْ‫ق َوَلَ تَت َّ ِبعُوا‬ bisa tunduk terhadap syari'at Allah

‫ضلُّواْ ِمن قَ ْب ُل‬


َ ‫أ َ ْه َواء قَ ْو ٍم قَ ْد‬ SWT Adapun secara istilah syari'at,
hawa nafsu adalah kecondongan jiwa
‫ضلُّواْ َعن‬ َ ‫يرا َو‬ً ِ‫ضلُّواْ َكث‬ َ َ ‫َوأ‬ terhadap sesuatu yang disukainya

‫سبِي ِل‬
َّ ‫ال‬ ‫س َواء‬
َ sehingga keluar dari batas syari'at.
Ahli Tasawuf juga membagi
nafsu itu kepada 4 bagian
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab,
a. Nafsu ammarah, yaitu yang
janganlah kamu berlebih-lebihan
suka menganjurkan dan mendorong
(melampaui batas) dengan cara
kepada perbuatan jahat.

12
b. Nafsu Musawwilah, yaitu “Dan adapun orang-orang yang
yang suka membujuk dan menipu, takut kepada kebesaran Tuhannya
sehingga perbuatan buruk bisa dan menahan diri dari keinginan
berubah kelihatannya suatu hawa nafsunya, maka sesungguhnya
perbuatan baik. syurgalah tempat tinggal(nya)”. (QS.
c. Nafsu Lawwamah, yaitu An-Nazi'at/79: 40-41)
nafsu yang selalu dalam perjuangan Orang yang mengikuti hawa
antara buruk dan baik, sewaktu- nafsu tidak akan mementingkan
waktu tertarik kepada kebaikan, agamanya dan tidak mendahulukan
kemudian tertarik lagi kepada ridha Allah dan Rasul-Nya. Dia akan
kejahatan, sehinggan selalu dalam selalu menjadikan hawa nafsu
pertentangan. menjadi tolok ukurnya. Demikian
d. Nafsu Mutmainnah, yaitu juga, bahaya mengikuti hawa nafsu
nafsu yang tenang dan tentram dalam adalah mendatangkan kesusahan dan
kesucian dan perbuatan baik. kesempitan hati.
Maka untuk meraih keselamatan, 6. Hadits-hadits yang membahas
orang yang mengikuti hawa nafsu tentang nafsu
harus mengobati dirinya dengan rasa .Hawa Nafsu itu dibutuhkan
takut kepada Allah SWT sehingga oleh setiap hamba, karena dengan
akan menghentikannya dari adanya nafsu yang sengaja
mengikuti hawa nafsu. Demikian diciptakan Allah maka manusia
juga perlu diterapi dengan ilmu dan dapat menikmati arti hidup, berkaitan
dzikir. Dengan keduanya, maka dengan hal ini sebuah hadis riwayat
hawa nafsu akan terpental. Jika rasa Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu : ia
takut kepada Allah sudah tertanam di berkata:Dari Rasulullah Shallallahu
dalam hati, maka hati akan bisa 'alaihi wa sallam beliau bersabda
memahami dan melihat kebenaran riwayat Rasulullah shallahu’alaihi
sebagaimana mata yang melihat wa sallam bersabda :
benda-benda dengan sinar terang ‫وف َح َّدثَنَا‬
ٍ ‫ارو ُن ْب ُن َم ْع ُر‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َه‬
matahari. Allah SWT berfirman:
yang artinya : ‫ب أ َ ْخبَ َرنِي ع َْم ُرو‬
ٍ ‫َّللاِ ْب ُن َو ْه‬
َّ ‫ع ْب ُد‬
َ

13
َ ُ‫ث أ َ َّن أَبَا يُون‬
‫س َم ْولَى‬ ِ ‫ْبنُ ا ْل َح ِار‬ menyenangkan maka banyak orang
yang tertarik akan daya pikatnya:
‫أ َ ِبي ُه َر ْي َرةَ َح َّدثَهُ ع َْن أَبِي‬
ٌ‫س َما ِعي ُل َقا َل َح َّدث َ ِني َما ِلك‬
ْ ‫َح َّدثَنَا ِإ‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ُه َر ْي َرةع َْن َر‬
َّ ‫سو ِل‬
‫الزنَا ِد ع َْن ْاْلَع َْرجِ ع َْن‬ ِ ‫ع َْن أ َ ِبي‬
‫ع َل ْيه‬
َ َ‫ُه َر ْي َرة‬ ‫أ َ ِبي‬
‫سلَّ َم قَا َل لَ ْو ََل َح َّوا ُء لَ ْم ت َ ُخ ْن‬
َ ‫َو‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
‫ال َّد ْهر‬ ‫َز ْو َج َها‬ ‫أ ُ ْنثَى‬
‫ار‬ُ َّ‫الن‬ ْ‫ُح ِجبَت‬ ‫سلَّ َم قَا َل‬
َ ‫َو‬
Shahih Muslim 2673: Telah
menceritakan kepada kami Harun
ُ‫ا ْل َجنَّة‬ ْ‫َو ُح ِجبَت‬ ‫ت‬
ِ ‫ش َه َوا‬
َّ ‫ِبال‬
bin Ma'ruf telah menceritakan ‫ِبا ْل َمك َِاره‬
kepada kami Abdullah bin Wahb
Shahih Bukhari 6006: Telah
telah mengabarkan kepadaku 'Amru
menceritakan kepada kami Ismail
bin Harits bahwa Abu Yunus budak
mengatakan, telah menceritakan
Abu Hurairah telah menceritakan
kepadaku Malik dari Abu Az Zanad
kepadanya dari Abu Hurairah dari
dari Al A'raj dari Abu Hurairah
Rasulullah shallallahu 'alaihi
radliallahu 'anhu, bahwasanya
wasallam beliau bersabda:
Rasulullah shallallahu 'alaihi
"Sekiranya bukan karena
wasallam bersabda: "Neraka
(kesalahan) Hawwa`, niscaya
dikelilingi dengan syahwat (hal-hal
seorang wanita tidak akan
yang menyenangkan nafsu), sedang
mengkhianati suaminya selama-
surga dikelilingi hal-hal yang tidak
lamanya."
disenangi (nafsu)."
Manusia sangat menyenangi
Rasulullah shalallahu’alaihi wa
perbuatan maksiat, meskipun mereka
sallam memerintahkan kepada
tahu bahwa maksiat tersebut
umatnya agar menikah untuk
perbuatan tercela dan dilarang, tetapi
mengendalikan nafsu sahwatnya,
karena kemaksiatan itu oleh iblis
perintah ini disampaikan dalam
dibalut dengan hal-hal yang
hadits beliau :

14
‫ع ْبدَا ُن ع َْن أَبِي‬
َ ‫َح َّدث َ َنا‬ Barangsiapa yang tidak sanggup
(menikah) maka hendaklah dia
‫َح ْم َزةَ ع َْن ْاْل َ ْع َم ِش ع َْن‬ berpuasa karena puasa itu akan

َّ ‫ع ْلقَ َمةَ قَا َل‬


ِ‫َّللا‬ َ ‫إِ ْب َرا ِهي َم ع َْن‬ menjadi benteng baginya".
Karena tidak bisa mengekang
‫ع ْنهُ فَقَا َل ُكنَّا َم َع‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫َر ِض َي‬ syahwatnya banyak diantara orang-

‫سلَّ َم‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫النَّ ِبي‬ orang yang melakukan perbuatan
zinah, namun zinah itu tidak saja
‫ع ا ْلبَا َءة‬ ْ ‫فَقَا َل َم ْن ا‬
َ ‫ست َ َطا‬ sebatas pada hubungan laki-laki dan

َ ‫بَ ْينَا أَنَا أ َ ْمشِي َم َع‬


َ ‫ع ْب ِد‬ perempuan diluar nikah, tetapi juga
terjadi pada mata dan zinahnya nafsu
‫ص ِر‬ َ ‫ض ِل ْل َب‬
ُّ ‫غ‬ َ َ ‫فَ ْل َيت َ َز َّوجْ فَ ِإنَّهُ أ‬ keinginan dan berangan-angan,

‫صنُ ِل ْلفَ ْرجِ َو َم ْن لَ ْم‬ َ ‫َوأ َ ْح‬ sebagaimana dalam hadits sebagai
berikut:
ُ‫ص ْو ِم فَ ِإنَّه‬ َّ ‫ست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه ِبال‬ ْ َ‫ي‬
: ‫ِي َح َّدثَنَا‬ُّ ‫َح َّدثَنَا ا ْل ُح َم ْيد‬
‫لَهُ ِو َجا‬
‫او ٍس ع َْن أَبِي ِه‬ ُ ‫س ْفيَانُ ع َْن ا ْب ِن َط‬ ُ
Shahih Bukhari 1772: Telah
menceritakan kepada kami 'Abdan ُ‫َّللا‬
َّ ‫اس َر ِض َي‬ َ ‫ع َْن ا ْب ِن‬
ٍ َّ‫عب‬
dari Abu Hamzah dari Al A'masy ْ َ ‫ش ْيئ ًا أ‬
َ‫شبَه‬ َ ‫ع ْن ُه َما قَا َل لَ ْم أ َ َر‬
َ
dari Ibrahim dari 'Alqamah berkata;
Ketika aku sedang berjalan bersama ‫بِاللَّ َم ِم ِم ْن قَ ْو ِل أَبِي ُه َر ْي َرةَ ح‬
'Abdullah radliallahu 'anhu, dia َ ‫َح َّدث َ ِني َم ْح ُمو ٌد أ َ ْخ َب َرنَا‬
‫ع ْب ُد‬
berkata: Kami pernah bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam yang ‫اق أ َ ْخبَ َرنَا َم ْع َم ٌر ع َْن ا ْب ِن‬ِ ‫الر َّز‬
َّ
ketika itu Beliau bersabda: ‫اس‬ َ ‫او ٍس ع َْن أ َ ِبي ِه ع َْن ا ْب ِن‬
ٍ َّ‫عب‬ ُ ‫َط‬
"Barangsiapa yang sudah mampu
(menafkahi keluarga), hendaklah dia ‫قَا َل‬
kawin (menikah) karena menikah itu ْ َ ‫ش ْيئ ًا أ‬
‫ش َبهَ ِباللَّ َم ِم ِم َّما‬ َ ُ‫َما َرأَيْت‬
lebih bisa menundukkan pandangan
dan lebih bisa menjaga kemaluan. ‫صلَّى‬ َ ِ ‫قَا َل أَبُو ُه َر ْي َرةَ ع َْن النَّ ِبي‬

15
‫علَى‬ َ ‫ب‬ َّ ‫سلَّ َم ِإ َّن‬
َ َ ‫َّللاَ َكت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫َّللا‬
َّ 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya
Allah telah menetapkan pada setiap
َ‫الزنَا أَد َْركَ ذَ ِلك‬
ِ ‫ظهُ ِم ْن‬ َّ ‫ا ْب ِن آ َد َم َح‬ anak cucu Adam bagiannya dari

‫ََل َم َحالَةَ فَ ِزنَا ا ْلعَ ْي ِن النَّ َظ ُر َو ِزنَا‬ perbuatan zina yang pasti terjadi
dan tidak mungkin dihindari, maka
‫س ت َ َمنَّى‬ ُ ‫ق َوالنَّ ْف‬ ُ ‫ان ا ْل َم ْن ِط‬
ِ ‫س‬َ ‫الل‬
ِ zinanya mata adalah melihat

ُ‫ق ذَ ِلكَ ُكلَّه‬


ُ ‫ص ِد‬ ُ ‫شت َ ِهي َوا ْلفَ ْر‬
َ ُ‫ج ي‬ ْ َ ‫َوت‬ sedangkan zinanya lisan adalah
ucapan, zinanya nafsu keinginan dan
ُ‫َويُك َِذبُه‬ berangan-angan, dan kemaluanlah
Shahih Bukhari 5774: Telah sebagai pembenar semuanya atau
menceritakan kepada kami Al tidak."
Humaidi telah menceritakan kepada Nafsu serakah akan harta dunia
kami Sufyan dari Ibnu Thawus dari tidak akan mendapatkan berkah,
Ayahnya dari Ibnu Abbas radliallahu orang yang serakah akan harta
'anhuma dia berkata; "Saya tidak dimisalkan sebagai orang yang
berpendapat dengan sesuatu yang makan tidak pernah kenyang dan
menyerupai makna lamam (dosa selalu ingin menambah, sehingga
kecil) selain perkataan Abu orang yang tidak berberkah hartanya
Hurairah. Dan di riwayatkan dari akan selalu berusaha terus
jalur lain, telah menceritakan menambah harta kekayaannya, hal
kepadaku Mahmud telah ini dijelaskan oleh Rasulullah
mengabarkan kepada kami shalallahu’alaihi wa sallam dalam
Abdurrazaq telah mengabarkan sebuah hadits:
kepada kami Ma'mar dari Ibnu
Thawus dari Ayahnya dari Ibnu Shahih Muslim 1717: Telah
Abbas dia berkata; "Saya tidak menceritakan kepada kami Abu
berpendapat tentang sesuatu yang Bakar bin Abu Syaibah dan Amru An
paling dekat dengan makna Al Naqid keduanya berkata, Telah
lamam (dosa-dosa kecil) selain dari menceritakan kepada kami Sufyan
apa yang telah dikatakan oleh Abu dari Az Zuhri dari Urwah bin Zubair
Hurairah dari Nabi shallallahu dan Sa'id dari Hakim bin Hizam ia

16
berkata; Saya meminta sedekah bin Yahya telah mengabarkan
kepada Nabi shallallahu 'alaihi kepada kami Ibnu Wahb telah
wasallam, maka beliau pun mengabarkan kepadaku Yunus dari
memberikannya padaku, kemudian Ibnu Syihab dari Anas bin Malik dari
aku meminta lagi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
diberikannya lagi, kemudian aku wasallam, bahwa beliau bersabda:
meminta lagi, maka beliau pun "Andai kata anak itu memiliki emas
memberikannya lagi. Sesudah itu, satu lembah, niscaya ingin memiliki
beliau bersabda: "Sesungguhnya satu lembah lagi. Tidak ada yang
harta ini adalah lezat dan manis. dapat mengisi mulut (hawa nafsu) -
Maka siapa yang menerimanya nya melainkan tanah (maut). Dan
dengan hati yang baik, niscaya ia Allah menerima taubat siapa saja
akan mendapat berkahnya. Namun, yang bertaubat kepada-Nya."
siapa yang menerimanya dengan
nafsu serakah, maka dia tidak akan Rasulullah shalallahu’alaihi wa
mendapat berkahnya, Dia akan sallam mengatakan bahwa seburuk-
seperti orang yang makan, namun buruk hamba adalah yang dikuasai
tidak pernah merasa kenyang. Dan oleh hawa nafsu, hal ini disampaikan
tangan di atas lebih baik daripada beliau dalam sebuah hadits :
tangan di bawah." Sunan Tirmidzi 2372: Telah
Yang namanya manusia itu menceritakan kepada kami
tidak pernah merasa puas dengan Muhammad bin Yahya Al Azdi Al
harta kekayaan yang dimilikinya, Bashri telah menceritakan kepada
sudah memiliki harta yang banyak kami 'Abdus Shamad bin 'Abdul
namun masih merasa kurang dan Warits telah menceritakan kepada
selalu ingin menambahnya kami Hasyim bin Sa'id Al Kufi telah
sebagaimana yang disabdakan oleh menceritakan kepada kami Zaid Al
Rasulullah shalallahu’alaihi wa Khats'ami dari Asma` binti 'Umais
sallam: Al Khats'amiyah berkata: Aku
Shahih Muslim 1738: Telah mendengar Rasulullah Shallallahu
menceritakan kepadaku Harmalah 'alaihi wa Salam bersabda: "Seburuk

17
buruk hamba adalah hamba yang .Sungguh surga yang penuh
sombong, berbangga diri dan lupa keindahan dan kenikmatan tersebut
terhadap Dzat yang maha besar dan ditutupi dengan perkara-perkara yang
maha tinggi, seburuk buruk hamba tidak menyenangkan, sedangkan
adalah hamba yang diktator dan sebaliknya neraka yang didalamnya
kejam dan dia lupa terhadap Dzat penuh dengan kesengsaraan tetapi
yang maha perkasa lagi maha tinggi, dikelilingi oleh kesenangan dan
seburuk buruk hamba adalah hamba nafsu syahwar sehingga orang-orang
yang lupa dan lalai dan lupa akan berebut untuk memasukinya. Akan
kuburan dan ujian, seburuk buruk hal ini dijelaskan dalam sebuah
hamba adalah hamba yang hadits :
melampaui batas dan berlebih
lebihan, lupa terhadap adanya Sunan Nasa'i 3703: Telah
permulaan dan kesudahan, seburuk mengabarkan kepada kami Ishaq bin
buruk hamba adalah hamba yang Ibrahim berkata; telah
mencari dunia dengan memberitakan kepada kami Al Fadll
mengorbankan agama, seburuk bin Musa berkata; telah
buruk hamba adalah hamba yang menceritakan kepadaku Muhammad
mencari agama dengan hal hal yang bin 'Amru berkata; telah
syubhat, seburuk buruk hamba menceritakan kepada kami Abu
adalah hamba yang dikendalikan Salamah dari Abu Hurairah dari
oleh sifat tamak, seburuk buruk Rasulullah shallallahu 'alaihi
hamba adalah hamba yang dikuasai wasallam, beliau bersabda: "Tatkala
oleh hawa nafsu yang Allah menciptakan Surga dan
menyesatkannya dan seburuk buruk Neraka Dia mengirim Jibril
hamba adalah hamba yang dikuasai 'alaihissalam ke Surga seraya
sifat rakus yang menjadikannya berfirman: 'Lihatlah ke dalamnya
hina." Abu Isa berkata: Hadits ini dan apa yang telah Aku persiapkan
gharib, kami tidak mengetahuinya untuk penghuninya' Kemudian Jibril
kecuali dari jalur sanad ini melihat ke surga dan kembali seraya
sedangkan sanadnya tidak kuat." berkata, 'Demi kemuliaan-Mu,

18
sungguh tidak ada seorangpun yang neraka dengan hal yang
mendengarnya kecuali ia akan menyenangkan nafsu syahwat. Lalu
memasukinya.' Kemudian Allah Allah berfirman; 'Lihatlah ke
memerintahkan (untuk menutupi dalamnya.' Ternyata ia dikelilingi
surga dengan sesuatu yang dibenci), dengan nafsu syahwat, kemudian
maka ditutupilah surga dengan Jibril kembali dan berkata, 'Demi
sesuatu yang dibenci (oleh manusia). kemuliaan-Mu, sungguh aku
Allah lalu berfirman: 'Pergilah ke khawatir tidak akan ada seorangpun
Surga dan lihatlah kepadanya dan yang selamat darinya kecuali ia pasti
apa yang telah Aku persiapkan untuk akan memasukinya'."
penghuninya.' Kemudian Jibril Rasulullah shalallahu’alaihi wa
melihat kepadanya, ternyata Surga sallam sangat mengkhawatirkan akan
telah dikelilingi dengan perkara- diri hambanya yang berkenaan
perkara yang tidak menyenangkan. dengan hawa nafsu sebagai mana
Jibril lalu berkata, "Demi kemulian- yang diriwayatkan dalam sebuah
Mu, sungguh aku khawatir tidak hadits :
akan ada seorangpun yang akan Musnad Ahmad 18937: Telah
memasukinya.' Allah kemudian menceritakan sebuah hadits pada
berfirman: 'Pergi dan lihatlah ke kami Yazid telah mengkabarkan
dalam neraka dan kepada apa yang kepada kami Abul Asyhab dari Abul
telah Aku persiapkan untuk Hakam Al Bunany dari Abu Barzah
penghuninya.' Kemudian ia melihat dari Nabi shallallahu 'alaihi
kepadanya dan ternyata sebagiannya wasallam, beliau bersabda: "Sungguh
berada di atas sebagian yang lain. yang sangat aku takutkan dari kalian
Kemudian Jibril kembali dan adalah syahwat keji dari perut, dan
berkata, 'Demi kemulian-Mu, tidak kemaluan kalian, serta hawa nafsu
akan ada seorangpun yang yangmenyesatkan."
memasukinya.' Kemudian Allah
memerintahkan (untuk menutupi
neraka dengan sesuatu yang
menyenangkan), lalu ditutupilah

19
Bandung: cv media Fitrah Rabbani
2011.

Hidayatullah, Abu Umamah Arif,


Mengikuti Hawa Nafsu. Islam
House. 2013

DAFTAR PUSTAKA

Fachruddin, H. Ensiklopedia Al-


Qur’an 2 M-Z, (Jakarta, P.T. Melton
Putra, 1992).
Burhamuddin, Nandang. Mushaf Al-
Burhan edisi Tajwid Wanita,

1
H. Fachruddin, Ensiklopedia Al-
Quran 2 M-Z, (Jakarta, P.T. Melton
Putra, 1992), hlm. 220-222
2
Abu Usamah Arif Hidayatulla,
Mengikuti hawa nafsu. Islam House

20

Anda mungkin juga menyukai