ELSA ROSANTI
SITI KHODIJAH
DESI KARLINA
FERI TRISNA
ADE BAHROINI
PRAKATA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Anak Sehat Usia Pra Sekolah dan Usia
Sekolah ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Al-INSYIRAH Pekan Baru
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
Dosen Ns.Suci Amin,S.Kep,M.Kep, selaku dosen pembimbing Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Al-INSYIRAH mata kuliah Keperawatan anak
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas
ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................. .....
i
PRAKATA................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
2
1.3 Tujuan...............................................................................................................
2
1.4 Manfaat.............................................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
4
2.1 Pengertian.........................................................................................................
4
2.2 Teori Perkembangan Anak...............................................................................
4
2.3 Teori Pertumbuhan Anak..................................................................................
5
2.4 Karakteristik Usia SD.......................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN...........................................................................................
adalah generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal
tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa
tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan zat gizi pada anak tidak selalu
dapat dilaksanakan dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam
pemberian makanan yang tidak benar. Penyimpangan mengakibatkan gangguan pada
banyak organ dan sistem tubuh anak (Judarwanto, 2006). Adapun faktor yang
mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu: keturunan, hormon , lingkungan
(termasuk nutrisi), nutrisi (asupan zat gizi bervariasi antar individu).
Anak usia sekolah khususnya SD (Sekolah Dasar) adalah suatu masa usia anak yang sangat
berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan
meliputi: kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan
belajar. Permasalahan kesehatan pada umumnya menghambat pencapaian prestasi pada
peserta didik di sekolah. Permasalahan itu kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua
atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak
memprioritaskan kesehatan anak balita.
Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya
setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di
kemudian hari sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk memahami permasalahan
(gangguan) kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup kompleks. Deteksi dini gangguan
kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan
permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap
kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah
Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi.
Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di
Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, ISPA,
dan reaksi penyimpangan
terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan. Pencemaran lingkungan
dari berbagai proses kegiatan pembangunan meningkatkan resiko gangguan kesehatan
seperti paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan
rumah tangga, serta gangguan kesehatan akibat bencana. Masalah yang harus diperhatikan
yaitu membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan
perorangan dan lingkungan seperti menggosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci
tangan dengan sabun, kebersihan diri. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan
adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan
ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan
anak.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun memandang perlu untuk untuk
menyusun makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Sehat Usia SD (Sekolah
Dasar)”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
apa pengertian usia sekolah ?
bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar ?
bagaimana pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia sekolah dasar
?
bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada anak usia sekolah ?
Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai adalah:
mengetahui pengertian usia sekolah;
mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar;
mengetahui pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia sekolah
dasar;
mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia sekolah.
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan dan wawasan
mengenai penatalaksanaan perawatan anak sehat usia sekolah dasar berdasar tumbuh
kembang anak.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20 tahun 2002 tentang
Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang
belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi
yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.
Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial,
perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya dan karakteristik kesehatannya.
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu yang unik dan
mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan
(Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin. Batasan
umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial,
kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada umur 21 tahun
(Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseibangan
metabolik (retensi kalium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
pematangan (Soetjiningsih, 1995
: 1).
BB terhadap umur
TB terhadap umur
Lingkar kepala terhadap umur
Lila terhadap umur
Tidak tergantung umur
BB terhadap TB
Lila terhadap TB
Lain-lain, LILA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan kulit, pada trisep, sub skapular,
abdominal dibandingkan dengan baku, kemudian hasil pengukuran antropometrik
dibanding dengan suatu baku tertentu misalnya baku harvard, NCHS atau baku nasional.
(Soetjiningsih, 1995 : 37-38)
Berat Badan (BB)
Indikator BB dimanfaatkan untuk :
Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis, tumbuh kembang dan
kesehatan.
Memonitor keadan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.
Dasar penghitungan dosis obat dan makan yang perlu diberikan (Soetjiningsih, 1995 : 38).
Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus dikutip oleh Behrman, 1992 yaitu :
Perkiraan BB dalam kg
Lahir : 3,25 kg
3-12 bulan : umur (bulan) + 9
2
1-6 bulan : umur (tahun) x 2 + 8
6-12 bulan : umur (tahun) x 7 – 5 (Soetjiningsih, 1995 : 20)
Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
Karakteristik Usia SD
Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain, sekalipun
anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,
bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga
dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara
lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan
hidup dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif.
Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang,
perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang
berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan
yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita
anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain.
Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain
kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari.
Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya rahang melebar untuk
persiapan perkembangan gigi permanen. Pertumbuhan Tulang pun berubah, untuk formasi
tulang yang baik: asupan zat gizi adekuat (protein, mineral Ca & P, vitamin A, D, dll).
Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat
terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional,
tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin,
usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan
bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa
takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang
sedang tumbuh. Namun sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras,
suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga
dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul
juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak,
biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog
dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan
anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat
merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan
ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak
orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering
kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan
sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan
lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan
berbagai aktivitas dalam masyarakat.
Usia
Mendefinisikan
Di meja,
Tinggi
106,6-123,5 cm
objek umum seperti garpu dan
memotong, melipat,
mewarna Penglihatan
mencapai maturitas
Mematuhi tiga
macamperintah sekaligus
Mangatakan bagaimana yang cantik dan mana yang jelek dari segi gambar
wajah
Kadangmengalami tempertantrum
Mempunyai cara
Meningkatkan sosialisasi
Mengulang konsep waktu; membaca jam biasa atau jam tangan dengan
dan membuat
Menjadi anggota
sejati dari
bermain
Anak laki-laki lebih suka dengan anak laki-laki, dan perempuan bermain
dengan perempuan
Banyak menghabiskan
Mengulangi kinerja untuk memahirkan
8-9 Melanjutkan
dalam membaca; sering tidak berhenti pada akhir kalimat, meloncati kata seperti ia,
sebuah.
empat
pilihan Penolakan
Membantu tugas
rumah tangga
Mendramatisasi Lebihdapat
Tertarik pada
Pergi ke rumah dan masyarakat dengan bebas, sendiri, atau dengan teman
Bermain paling
banyak dalam kelompok dengan jenis kelimn yang sama tetapi mulai bercampur
Menghasilakn gambaratau
lukisan sederhana
Jenis kelamin
Pada masyarakat awam, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibanding laki-laki,
sehingga angka kematian bayi dan mal nutrisi masih tinggi pada wanita (Soetjiningsih, 1995 :
10).
Anak Ke…
Jumlah anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonominya cukup akan
mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima, belum ditambah lagi
bila jarak anak terlalu dekat (Soetjiningsih, 1995 : 10).
Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan mulai anak-anak sedini mungkin, karena dengan
memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan
(Soetjiningsih, 1995 : 10).
Penanggung Jawab
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak karena
dengan pendidikan yang lebih baik maka orang tua dapat menerima sebagai informasi
tentang kesehatan anaknya.
Dengan pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh kembang anak karena
orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan anak.
Alamat
Untuk mengetahui dimana tempat tinggal sewaktu dibutuhkan. (Soetjiningsih, 1995 : 10)
Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang
hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga
menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus
dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).
Gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan
bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga
menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, BBL mudah terkena
infeksi, abortus dan lain- lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).
Riwayat Kelahiran
Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu sistem yang teratur yang
sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada
pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Masa prenatal yaitu
masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa
awan dalam proses tumbuh kembang anak khususnya tumbuh kembang otak. Trauma
kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang
permanen (Soetjiningsih, 1995 : 4-5).
Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal yang
berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
anak baik fisik, mental, dan sosial, juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh
kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari
penyebabnya (Soetjiningsih, 1995:7).
Riwayat Imunisasi
Dengan pemberian imunisai diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yag
bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Dianjurkan anak sebelum umur 1 tahun sudah
mendapat imunisai lengkap (Soetjiningsih, 1995: 7).
0-7 hari
bulan
bulan
bulan
bulan
Hb 1 BCG
DPT3, Polio 3
9 bulan Campak, Polio 4 Sumber : (Depkes RI-JICA, 1997 : 27)
Nautrisi/ gizi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperi
: protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin (Ilyas, dkk, 1993 : 10-11).
Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang hari. 2,5-3 tahun berhenti
mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih dulu berhenti mengompol, bila umur
3-4 tahun masih mengompol, dicari penyebabnya. Toilet training (latian defekasi perlu
dimulai penyebabnya agar evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur yang
mempermudah kelancaran pemberian makanan) (Abdoerrachman, dkk, 1985 : 55).
Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahtnya. Karena kegiatang fisiknya
meningkat seperti bermain. Kebutuhan tidur 2 hingga 3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam
pada saat malam hari.
Personal Hygiene
Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ptong kuku 1 kali seminggu, membersihkan
mulut dan gigi.
Suhu
Usia
bulan
37,5 oC
bulan
37,5 oC
1
tahun
37,7 oC
tahun
37,2 oC
tahun
37 oC
tahun
36,8 oC
tahun
36,7 oC
11
tahun
36,7 oC
13
tahun
36,6 oC
Keterangan :
Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1 derajat celcius masih dalam
batas normal.
Diagnosa Keperawatan
No.
keamanan air
Luka bakar
Instruksikan pada anak tentang perilaku di daerah yang melibatkan kontak dengan bahaya
kebakaran (misalnya bensin, korek api, api unggun atau pemanggang, cairan yang mudah
terbakar, petasan, alat- alat masak, bahan-bahan kimia)
Ajarkan anak tentang memasak yang aman (gunakan panas rendah, hindari menggoreng,
hati-hati dengan pembakaran uap, mencuci
Keracunan Ajari anak tentang bahaya menggunakan obat-obat dan bahan kimia yang tidak
diresepkan, termasuk aspirin dan alcohol
Ajarkan anak untuk mengatakan tidak bila ditawari obat-obat berbahaya atau ilegal atau
alcohol
Jaga agar produk-produk yang berbahaya diletakkan di wadah yang diberi label dengan
tepat-lebih baik jika jauh dari jangkauan.
Cidera tubuh
Ajarkan anak agar tidak mengusik anjing, memasuki teritorialnya, mengambil mainan anjing
atau mengganggunya dengan makanan anjing
Tekankan perlindungan mata, telinga atau mulut bila menggunakan objek atau alat
berbahaya atau bila melakukan olahraga yang berpotensi berbahaya
(kacamata; bila anak menggunakan lensa kontak, pantau durasi penggunaan untuk
mencegah kerusakan kornea)
Tekankan pemilihan penggunaan dan perawatan alat olahraga yang tepat dan rekreasi yang
tepat seperti skate board dan in line skate
Tekankan pengkondisian yang tepat, praktik yang aman, dan penggunaan alat yang aman
untuk olahraga atau aktivitas rekreasi
Ajarkan nama, alamat dan nomer telepon dan bagaimana caranya meminta bantuan dari
orang yang tepat bila tersesat
Ajarkan keamanan pribadi: hindari pakaian pribadi di tempat umum, jangan pernah pergi
dengan orang asing, beritahu orang tua bila seseorang membuat anak merasa tidak nyaman
dengan cara apapun, selalu mendengarkan masalah anak mengenai perilaku orang lain
Kaji apakah anak lebih banyak makan di luar rumah atau makan di rumah
Berikan pendidikan pada keluarga mengenai diet anak untuk mensuplai energi yang
adekuat, terkait dengan peningkatan aktivitas fisik, dan persiapan masa pubertas
Berikan pendidikan pada keluarga mengenai pentingnya penekanan pola makan yang
teratur karena anak mulai memiliki kebiasaan dan kesukaan/ketidaksukaan pada makanan
tertentu
Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori anak disesuaikan dengan
kebutuhan dan aktivitas fisiknya
Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah
Biasakan sarapan pada pagi hari untuk kebutuhan energi anak dalam berpikir dan
konsentrasi dalam menerima pelajaran
Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk tidak hanya mengajarkan kebiasaan
makan yang baik, tetapi juga efek negatif
Biasakan anak untuk sarapan setiap pagi sebagai pemenuhan kebutuhan energi dalam
berpikir dan konsentrasi belajar
Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah
Pantau kebiasaan makan dan jenismakanan anak baik di sekolah maupun di rumah
Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori yang dibutuhkan anak sesuai
dengan usia dan aktivitasnya
Berikan bekal makan siang pada anak sebagai alternatif kebiasaan jajan anak selama di
sekolah
Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai perhatian dan kontrol terhadap
diet anak
Berikan diet tinggi protein daripada tinggi lemak pada anak untuk mempersiapkan masa
pubertas
sebagai gantinya beri anak buah- buahan atau makanan yang bergizi
Pedoman Orang Tua dengan Anak Usia Sekolah Dasar
Usia 6 tahun
Siapkan orangtua untuk menghadapi pilihan makanan yang disukai anak dan penolakan
pada makanan tertentu
Siapkan orangtua untuk menghadapi nafsu makan yang diperkirakan akan sangat meningkat
Siapkan orangtua secara emosional saat anak mengalami perubahan alam perasaan yang
tidak menentu
Anjurkan orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi dan memberikan ruang
tidur terpisah untuk anak, bila mungkin
Bantu orangtua memahami kebutuhan untuk mendorong interaksi anak dengan sebaya
Tekankan kewaspadaan dalam memilih dan pemeliharaan alat olahraga dan tekankan
kembali tentang keamanan
Siapkan ayah untuk menghadapi peningkatan kebanggan pada usia 10 tahun, anjurkan
aktivitas ayah-anak
Bantu orangtua menyiapkan anak untuk menghadapi perubahan tubuh bila terjadi masa pra
pubertas
Buatlah pendidikan seks tertentu u ntuk anak yang bersifat adekuat dengan informasi-
informasi yang akurat
Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan perilaku yang energetic tetapi berbahaya
pada usia 11 tahun, dan perilaku yang lebih berwatak pada usia 12
Anjurkan orangtua untuk mendukung keinginan anak untuk tumbuh tetapi memungkinkan
perilaku regresif yang diperlukan
Bimbingan Kesehatan
Bantu orangtua memahami pentingnya kesehatan regular dan perawatan gigi pada anak
Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik kesehatan termasuk diet,
istirahat, aktivitas, dan latihan
Tekankan perlunya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang tepat
BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan
Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar,
sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas
yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu:
Keturunan
Lingkungan
Hormon
Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu Perkembangan fisik atau jasmani
anak berbeda antara satu dengan
yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama, bahkan dalam
kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh
faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-
lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif.
Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang,
perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat
terganggunya perkembangan intelektual
tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan
kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin,
usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan
bangsa.
Saran
Adapun saran dari penyusun makalah ini antara lain:
Orang tua dan petugas kesehatan harus lebih lagi memperhatikan dan mengontrol
kebiasaan diet anak terkait dengan pemenuhan nutrisi sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya,
Selalu pantau diet anak baik saat di sekolah maupun di rumah untuk mengetahui jenis
makanan apa saja yang biasa dimakan oleh anak,
Orang tua harus memperhatikan porsi dan jenis makanan yang diberikan pada anak agar
disesuaikan dengan aktivitas anak baik di sekolah maupun di rumah,
Orang tua harus memberikan diet dan nutrisi yang adekuat untuk mempersiapkan anak
dalam menghadapi masa pubertas.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hassan, Rusepno, dkk. 1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika Jakarta
Tawi, Mirzal. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar. http//: asuhan-
keperawatan-pada-kelompok-khusus.html. [21 november 2010]
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.