Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INSTALASI LISTRIK

Disusun:

Sephia Dwi Febriana


XII DPIB 2
27

TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirahim

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Instalasi Listrik dan Material Instalasi
Listrik”.Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang membawa umatnya dari zaman gelap gulita nenuju alam yang sangat terang benderang,
juga kepada keluarga, sahabat, serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun merasa sangat bersyukur kepada Allah atas
kenikmatan yang telah diberikan-Nya, sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Walaupun banyak sekali kekurangan yang berada dalam makalah ini namun penulis
berusaha dengan segenap kemampuan untuk memberikan kesan yang sangat berguna sehingga
makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan sehingga perlu
adanya penjelasan lebih lanjut guna memberikan penjelasan yang lebih kompleks dengan apa yang
memang perlu dijelaskan. Hal ini memang perlu dilakukan demi memberikan pemahaman yang lebih
komfrehensif. Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan pembuatan makalah
dimasa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb,


Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

Bab II Pembahasan

1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

2. Tujuan dari PUIL

3. Keselamatan Kerja

Bab III Dasar Teori

1. Dasar - Dasar Instalasi Listrik

2. Instalasi Rumah Tinggal

a. Gambar Instalasinya meliputi

b. Diagram instalasi garis tunggal meliputi

c. Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan

3. Simbol-Simbol Instalasi Listrik

4. Pengawasan dan tanggung jawab

5. Jumlah dan Kekuatan Lampu

6. Jumlah Kelompok pada Instalasi Listrik

7. Penampang Kawat dan Ukuran Sekring

8. Alat-alat dan Bahan yang Dibutuhkan untuk Instalasi Listrik Rumah Tinggal

Bab IV Penutup

1. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

Fungsi Instalasi Listrik yaitu untuk mempermudah pemasangan pada insalasi listrik
.komponennya seperti : Sakelar listrik, stop kontak, tusuk kontak, Lampu pijar, Lampu tabung
fluoresen atau TL, Fuse/sekering, Fitting atau dudukan lampu serta Pipa listrik.
Peralatan instalasi listrik adalah alat-alat yang dipergunakan dalam pemasangan instalasi
listrik oleh para instalator agar pemasangan menjadi baik, rapih dan menjamin keselamatan baik pada
pekerja maupun pada pemakai listriknya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
· Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan
yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian
direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.
· Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik,
cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.
2.Tujuan dari PUIL
· Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
· Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
· Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
· Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien
· Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan pemakai
jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku untuk :
· Instalasi listrik tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita & isyarat
· Instalasi listrik untuk keperluan telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik
· Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan secara
mekanis
· Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang
· Instalasi listrik tegangan rendah yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari 100 W
3.Keselamatan Kerja
· Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
· Kecelakaan biasanya timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus
atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi.
· Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan
keselamatan kerja.
BAB III

DASAR TEORI

1. Dasar - Dasar Instalasi Listrik

Standarisasi dan Persyaratan

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai

1. Ukuran , bentuk dan mutu barang.


2. Cara menggambar dan cara kerja

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,
sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.

Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan.

Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.

1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari alat-alat
harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt
terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak lebih
dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak
lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat
istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.

2. Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya
berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat
pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat
pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai
pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya
disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran
listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal
garis yang tepat.
Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :

Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta rencana
penyambungan dengan jaringan PLN.

A) Gambar Instalasinya meliputi :

· Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan,
misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.

· Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu
dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.

· Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung bagi
yang bersangkutan.

· Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang

B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :

· Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal setiap
komponen.

· Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.

· Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.

· System pentanahannya.

C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

· Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

· Cara pemasangan alat-alat listriknya

· Cara pemasangan kabelnya.

· Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

3. Simbol-Simbol Instalasi Listrik

Simbol – simbol listrik perlu kita ketahui agar mempermudah membaca gambar bagan pada instalasi
listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar bagan instalasi.
4. Pengawasan dan tanggung jawab.

Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan pekerjaan
diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.

1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya dari cabang
PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam pekerjaan
instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan
berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan
instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman
tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada bagan
pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan kepada
pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup
lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas waktu
tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas
kecelakaan tersebut.
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :

1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.

5. Jumlah dan Kekuatan Lampu.

Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah dan
kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang makan
dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda.

b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak
jumlah lampu yang diperlukan.

c. Macam atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.

d. Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau
memantulkan cahaya.

6. Jumlah Kelompok Pada Instalasi Listrik.

Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan harus
dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus
lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak
paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.

7. Penampang Kawat dan Ukuran Sekring

Berikut ini diberikan tabel tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang kawat
(penghantar) dan ukuran sekering yang diperlukan.

Tabel penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan :


8. Alat-alat dan Bahan yang Dibutuhkan untuk Instalasi Listrik Rumah Tinggal

NO Nama Alat Gambar Alat Fungsi Spesifikasi

Untuk melindungi kabel dan 5/8‘, Maspion,


menutupi kabel agar tidak terbuka Abu - abu
1 Pipa Pvc atau terlihat.

Untuk melindungi kabel saat 5/8‘, Maspion,


keadaan kabel berbelok dan Abu - abu
2 Elbow PVC menutupi kabel agar tidak terbuka
atau terlihat.

Tempat penyambungan kabel PVC, maspion,d


dengan cabang 3 dan 4 = 6 cm , t =
40mm

Kotak
Sambung ( T
3 dos)

- 4 cabang
- 3 cabang,

Untuk mengunci atau mengikat pipa 5/8’,model


PVC pad bidang kerja sengkang.
Klem
4
Alumunium

Tempat dudukan lampu E 27, Broco ,


Hitam
5 Fitting Duduk
Alat untuk Menyalakan lampu OB, 10 A, 220
dalam 2 tempat berbeda. V, Broco

6 Saklar Tukar

Alat untuk menyalakan lampu. OB, 10 A, 220


V, Broco

Saklar
7
Tunggal

Alat Pengaman hubungan singkat 4 A, MG, 1P/4,


dan beban lebih,dan alat 5kA
penghubung dan pemutus aliran
8 MCB listrik rangkaian.

Sebagai Tempat pemasangan


instalasi listrik

9 Mulitiplek

Tempat dudukan mcb. Standard, 1 mcb

10 MCB box
Untuk penerangan. E27, 25 W, 220
V, philips
11 Lampu Pijar

Merah untuk fasa, Biru untuk netral, 1.5 mm2, Prima


Kuning – hijau untuk pembumian.

12 Kabel NYA

Sebagai pengikat yang menancap 3.5x8 mm,


pada multipleks atau bidang kerja. 3.5x20 mm ,
13 Sekrup 4x45 mm

Pelindung tembaga kabel pada saat


penyambungan.
14 Isolasi Listrik

Alat pemutar skrup.

15 Obeng min
Alat pemutar skrup.

16 Obeng Plus

Alat pengetest ada tidaknya aliran


listrik.
17 Test Pen

Alat Pemotong Pipa

18 Gergaji pipa

Alat Penghubung untuk dimasukan


ke stop kontak.
19 Tusuk Kontak

Alat Penghubung listrik untuk alat OB, 10A, 220


elektronik lainya. V, Broco
20 Stop Kontak

Alat Pengukur Tegangan dan


frekuensi.
21 AVO Meter
Alat pemotong kabel.

Tang
22
Pemotong

Tang serbaguna, dengan berbagai


fungsi.
Tang
23
kombinasi

Alat untuk melilitkan tembaga


kabel.
24 Tang Lilit

Tang yang berfungsi pengupas


isolatorl kabel.
Tang
25
Penguapas

Alat Pengukur Panjang.

26 Penggaris

Alat pelubang
Paku
27
Pelubang

Tempat Penyimpanan alat.


28 Kotak Alat
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat
juga diartikan sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton,
yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah
sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi
ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus.
Di dalam listrik dikenal adanya arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang
mengalir tiap satuan waktu.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik
antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.
Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Sumber
energy listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa contoh sumber energi listrik
adalah: baterai, aki, dan generator.

Anda mungkin juga menyukai