Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INSTALASI LISTRIK
Disusun:
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirahim
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Instalasi Listrik dan Material Instalasi
Listrik”.Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang membawa umatnya dari zaman gelap gulita nenuju alam yang sangat terang benderang,
juga kepada keluarga, sahabat, serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun merasa sangat bersyukur kepada Allah atas
kenikmatan yang telah diberikan-Nya, sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Walaupun banyak sekali kekurangan yang berada dalam makalah ini namun penulis
berusaha dengan segenap kemampuan untuk memberikan kesan yang sangat berguna sehingga
makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan sehingga perlu
adanya penjelasan lebih lanjut guna memberikan penjelasan yang lebih kompleks dengan apa yang
memang perlu dijelaskan. Hal ini memang perlu dilakukan demi memberikan pemahaman yang lebih
komfrehensif. Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan pembuatan makalah
dimasa yang akan datang.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3. Keselamatan Kerja
8. Alat-alat dan Bahan yang Dibutuhkan untuk Instalasi Listrik Rumah Tinggal
Bab IV Penutup
1. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi Instalasi Listrik yaitu untuk mempermudah pemasangan pada insalasi listrik
.komponennya seperti : Sakelar listrik, stop kontak, tusuk kontak, Lampu pijar, Lampu tabung
fluoresen atau TL, Fuse/sekering, Fitting atau dudukan lampu serta Pipa listrik.
Peralatan instalasi listrik adalah alat-alat yang dipergunakan dalam pemasangan instalasi
listrik oleh para instalator agar pemasangan menjadi baik, rapih dan menjamin keselamatan baik pada
pekerja maupun pada pemakai listriknya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
· Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan
yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian
direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.
· Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik,
cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.
2.Tujuan dari PUIL
· Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
· Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
· Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
· Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien
· Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan pemakai
jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku untuk :
· Instalasi listrik tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita & isyarat
· Instalasi listrik untuk keperluan telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik
· Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan secara
mekanis
· Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang
· Instalasi listrik tegangan rendah yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari 100 W
3.Keselamatan Kerja
· Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
· Kecelakaan biasanya timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus
atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi.
· Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan
keselamatan kerja.
BAB III
DASAR TEORI
Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,
sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan.
1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari alat-alat
harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt
terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak lebih
dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak
lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat
istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya
berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat
pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat
pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai
pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.
Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya
disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran
listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal
garis yang tepat.
Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :
Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta rencana
penyambungan dengan jaringan PLN.
· Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan,
misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.
· Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu
dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.
· Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung bagi
yang bersangkutan.
· Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
· Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal setiap
komponen.
· System pentanahannya.
Simbol – simbol listrik perlu kita ketahui agar mempermudah membaca gambar bagan pada instalasi
listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar bagan instalasi.
4. Pengawasan dan tanggung jawab.
Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan pekerjaan
diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.
1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya dari cabang
PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam pekerjaan
instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan
berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan
instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman
tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada bagan
pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan kepada
pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup
lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas waktu
tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas
kecelakaan tersebut.
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :
1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.
Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah dan
kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang makan
dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda.
b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak
jumlah lampu yang diperlukan.
d. Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau
memantulkan cahaya.
Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan harus
dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus
lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak
paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.
Berikut ini diberikan tabel tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang kawat
(penghantar) dan ukuran sekering yang diperlukan.
Kotak
Sambung ( T
3 dos)
- 4 cabang
- 3 cabang,
6 Saklar Tukar
Saklar
7
Tunggal
9 Mulitiplek
10 MCB box
Untuk penerangan. E27, 25 W, 220
V, philips
11 Lampu Pijar
12 Kabel NYA
15 Obeng min
Alat pemutar skrup.
16 Obeng Plus
18 Gergaji pipa
Tang
22
Pemotong
26 Penggaris
Alat pelubang
Paku
27
Pelubang
KESIMPULAN
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat
juga diartikan sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton,
yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah
sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi
ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus.
Di dalam listrik dikenal adanya arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang
mengalir tiap satuan waktu.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik
antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.
Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Sumber
energy listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa contoh sumber energi listrik
adalah: baterai, aki, dan generator.