Anda di halaman 1dari 11

Tersedia di http://jurnal.unimus.ac.id/index.

php/jur_bid/ Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 144-154


DOI : 10.26714/jk.7.2.2018.144-154

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN


ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KELURAHAN
PURWOYOSO KECAMATAN NGALIYAN
KOTA SEMARANG

KNOWLEDGE CONNECTION AND HUSBAND SUPPORT WITH ELECTORAL


CONTRACEPTION EQUIPMENT IN THE UTERUS(AKDR)
IN THE HIDDEN AGE (PUS) IN THE VILLAGE
PURWOYOSO DISTRICT NGALIYAN
SEMARANG CITY

Sri Mularsih1) Laelatul Munawaroh2) Dewi Elliana3)


1)2)3)
Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Email: srimularsih88@gmail.com

ABSTRAK

Jumah penduduk di Indonesia terus bertambah. Perlu adanya suatu upaya untuk mencegah ledakan jumlah
penduduk dengan cara Keluarga Berencana (KB). Ada berbagai jenis kontrasepsi, salah satunya alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Efektifitasnya yang tinggi dapat diandalkan sebagai metode kontrasepsi
namun jumlah akseptornya sangat rendah dibandingkan metode lain. Terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi antara lain tingkat pengetahuan dan dukungan suami. Kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma. AKDR
adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
sebanyak 68 pasangan usia subur, diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis bivariat
menggunakan uji chi square dengan kemaknaan p < 0,05. Enam puluh delapan PUS diambil sebagai subjek
penelitian dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden
(20,6 %), sedang 36 responden (52,9 %), buruk 18 responden (26,5 %). Suami yang memberi dukungan
sebanyak 49 responden (72,1 %) dan yang tidak mendukung 19 responden (27,9 %). Responden yang
memakai AKDR sebanyak 62 resonden (91,2 %) dan non AKDR 6 respon (8,8 %). Uji bivariat menggunakan
uji chi square diperoleh p value = 0,000 (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan dan p = 0,175 (p > 0,05) pada
dukungan suami Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan AKDR dan
tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan AKDR.

Kata Kunci : AKDR, tingkat pengetahuan, dukungan suami

ABSTRACT

Population in Indonesia continues to grow. There needs to be an effort to prevent the explosion of population
by means of Family Planning (KB). There are different types of contraceptives, one of which is the intrauterine
device (IUD). Its high effectiveness can be relied upon as a contraceptive method but the number of acceptors
is very low compared to other methods. There are various factors that influence, among others, the level of
knowledge and support of the husband. Contraception is to avoid or prevent the occurrence of pregnancy as a
result of meeting a mature egg cell with sperm cells. The IUD is a small body made of pliable plastic, has
copper windings or also contains hormones and is inserted into the uterus through the vagina and has a
thread. The type of research used is descriptive analytic with cross sectional approach. The sample of
research is 68 couples of fertile age, taken by simple random sampling technique. Bivariate analysis using chi
square test with significance p <0,05.
Sixty-eight EFAs were taken as research subjects by meeting inclusion and exclusion criteria. Good knowledge

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 145

level as many as 14 respondents (20,6%), while 36 respondents (52,9%), bad 18 respondent (26,5%). Husband
who supported as many as 49 respondents (72.1%) and who did not support 19 respondents (27.9%).
Respondents using IUDs were 62 resondents (91.2%) and non-IUD 6 responses (8.8%). Bivariate test using
chi square test obtained p value = 0,000 (p <0,05) at knowledge level and p = 0,175 (p> 0,05) at husband
support There was a significant association between knowledge level and IUD utilization and no relationship
between husband support and IUD use.

Keywords: IUD, knowledge level, husband support

PENDAHULUAN
kontrasepsi melalui gerakan KB di
Indonesia merupakan negara Indonesia secara masal dilakukan sejak
berkembang dengan berbagai tahun 1970-an dan menjadi tumpuan
permasalahan kependudukan yang masih harapan untuk merealisasikan kebijakan
perlu ditangani. Dalam mengatasi kependudukan dalam hal pengendalian
permasalahan kependudukan bangsa jumlah penduduk serta meningkatkan
Indonesia mengadakan program status kesehatan wanita (BKKBN,2009)
Keluarga Berencana (KB). Untuk Alat kontrasepsi yang mempunyai
mencapai tujuan tersebut, pengelolaan efektifitas cukup tinggi dan merupakan
program nasional KB diarahkan pada alat kontrasepsi non hormonal
bentuk sasaran yaitu sasaran langsung diantaranya AKDR. Alat kontrasepsi
berupa pasangan usia subur (PUS), dalam rahim (AKDR) merupakan alat
pasangan usia subur 20 – 35 tahun dan konrasepsi yang tidak mengandung
sasaran tidak langsung melalui hormonal. AKDR terbuat dari nahan
organisasi, lembaga kemasyarakatan, plastik yang biasanya mengandung
instansi pemerintah maupun swasta, tembaga / hormon steroid dipasang
tokoh masyarakat. Program KB bertujuan didalam cavum uteri. AKDR yang
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia mengandung tembaga seperti CuT 380 A
dan sejahtera (Hartanto,2004). terutama bekerja dengan cara mencegah
Kontrasepsi adalah suatu usaha sperma dengan sel telur bertemu,
untuk mencegah untuk terjadinya mengurangi jumlah dan aktivitas sperma
kehamilan, usaha-usaha itu dapat bersifat yang mencapai tuba (Hartanto, 2004).
sementara dapat juga bersifat permanen. Keuntungan dari dari AKDR ini selain
Berbagai macam metode kontasepsi lebih efektif, tidak mempengaruhi
ditawarkan mulai dari metode sederhana kualitas dalam volume ASI bagi ibu yang
seperti metode kalender, kondom, dan menyusui, penyulit tidak terlalu berat,
metode modern seperti pil, suntik, dan pulihnya kesuburan setelah
implant, Intra Uterine Device (IUD), pencabutan alat kontrasepsi berlangsung
hingga kontrasepsi mantap yaitu Medis baik, aman, mudah digunakan, karena
Operatif Wanita (MOP) dan Medis tidak harus mengingat jadwal suntik atau
Operatif Pria (MOP). minum pil KB (Saifudin, 2006).
Tujuan gerakan KB lainnya Seorang wanita mengalami
adalah mengatur kehamilan dengan kesulitan didalam menentukan jenis
menggunakan alat kontrasepsi. kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena
Pemakaian alat kontrasepsi KB yang terbatasnya metode yang tersedia tetapi
benar dan tepat oleh WUS dijadikan ketidak tahuan PUS tentang persyaratan
upaya untuk menunda kehamilan. Itulah dan keamanan metode kontrasepsi yang
sebabnya program pemakaian alat salah satunya adalah AKDR. Berbagai

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 146

faktor harus dipertimbangkan, termasuk 30.202 (15,5%) akseptor, kondom 16.200


status kesehatan, efek samping, (8,3%) akseptor, suntik 112,910 (58,1%)
konsekuensi kegagalan atau kehamilan akseptor, MOP 2.365 (1,2%) akseptor,
yamg tidak diinginkan, besar keluarga MOW 8.614 (4.4%)akseptor, implant
yang direncanakan, persetujuan 10.941 (5,6%) akseptor, obat vagina 0
pasangan, bahkan norma budaya (0,0%) akseptor.
lingkungan dan orang tua (Saifudin, Data yang didapat dari DKK DI
2003). puskesmas Purwoyoso untuk pengguna
Banyak suami di Indonesia kb IUD masih sedikit dan masyarakat
kurang mendapatkan informasi tentang masih banyak menggunakan kontasepsi
alat kontrasepsi. Ada beberapa anggapan pil dan suntik di karenakan pengetahuan
atau isu yang terjadi di masyarakat PUS tentang kontasepsi AKDR masih
diantaranya ketidaknyamanan saat kurang dan kurangnya dukungan suami
berhubungan, dirasakan mengganggu sehingga kontrasepsi AKDR menjadi
atau menyebabkan rasa tidak enak, cara turun.
pemasangan yang dianggap tabu. Berdasarkan data dari Puskesmas
Sehingga hal ini menyebabkan Purwoyoso tahun 2012, KB
rendahnya dukunagn dari suami dalam suntik4.618.051(48,2%)
pemilihan alat kontrasepsi salah satunya akseptor,pil2.677.839 (28%) akseptor,
adalah AKDR. Suami sebagai kepala implan768.646 (8,0%)akseptor,IUD
rumah tangga dapat berperan dalam 627.980 (6,5%) akseptor,MOP dan
pengambilan keputusan inti dalam ber- MOW140.637 (1,5%) akseptor, Hal ini
KB. Bentuk peran serta tersebut dapat menunjukkan pengguna KB IUD sangat
berupa pemberian ijin dan dukungan sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi
serta perhatian terhadap KB. Faktor ini lain (Laporan Pelayanan KB Puskesmas
menyebabkan AKDR turun dari tahun ke Purwoyoso,2012). Puskesmas
tahun. Penyebab isu ini dikarenakan Purwoyoso membawahi 2 kelurahan
kurangnya pengetahuan, sikap, dukungan yaitu keluraha Purwoyodo dan kelurahan
suami, dan konseling yang kurang Kalipancur.
optimal(Saifudin, 2003). Berdasarkan data dari Kelurahan
Data yang didapat dari BKKBN Kalipancur tercatat peserta KB aktif
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 sebanyak 1929 akseptor dengan
tercatat peserta KB aktif sebanyak perincian sebagai berikut KB suntik
5.43.578 (100%) akseptor dengan 60,17% akseptor, pil 3,3% akseptor,
perincian sebagai berikut. Penggunaan implan 0,19% akseptor, IUD 0.19%
suntik sebanyak 3.060.828 (56,85%) akseptor, MOP dan MOW 1,3%
akseptor, pil 835.365 (1,86%) akseptor, akseptor, kondom 0% akseptor ( Laporan
kondom 119.992 (2,24%) akseptor, IUD Pelayanan KB di Kelurahan Kalipancur,
471.560 (8,73%) akseptor, MOP 57.385 2013).
(1,06%) aseptor, MOW 294.512 (5,46%) Di Kelurahan Purwoyoso terdiri
akseptor, implan 563.935 (810,44%) dari 14 RW 99 RT dengan jumlah PUS
akseptor. 2962 tercatat peserta KB aktif sebanyak
Data yang didapat dari Dinas 2270 akseptor dengan perincian sebagai
Kesehatan Kota Semarang tahun 2012 berikut KB suntik 72,2% akseptor, pil
tercatat peserta KB aktif sebanyak 4,3% akseptor, implan 2,3% akseptor,
194.423 (100,0%) akseptor dengan IUD 2.8% akseptor, MOP dan MOW
perincian sebagai berikut. Pengguna IUD 2,3% akseptor, kondom 0.4% akseptor (
sebanyak 13.191 (6,8%) akseptor, pil

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 147

Laporan Pelayanan KB di Kelurahan HASIL PENELITIAN


Purwoyoso, 2013).
Studi pendahuluan yang 1. Analisis Univariat
dilakukan pada bulan November 2013 di a. Tingkat pendidikan responden
Kelurahan Purwoyoso Kercamatan Tabel 1. Distribusi frekuensi
Ngaliyan pada 10 akseptor KB, responden berdasar tingkat
diantaranya 2 PUS (20%) memilih pendidikan
kontasepsi AKDR, 8 PUS (80%) tidak
Tingkat Jumlah (n) Prosentase (%)
memilih kontrasepsi AKDR. Diketahui pendidikan
bahwa pemilihan AKDR sangat sedikit SD 24 35,3
dikarenakan masyarakat masih takut SMP 29 42,6
akan AKDR karena AKDR dimasukkan SMA 15 22,1
lewat jalan lahir. Sehingga mayoritas Total 68 100
mempunyai anggapan pemakaian alat
kontrasepsi hormonal (pil, suntik) lebih
baik dari pada non hormonal (AKDR).
Hal ini dikarenakan pengetahuan suami Tingkat pendidikan terbanyak
tentang kontrasepsi AKDR kurang, dan responden adalah SMP dengan
kurangnya dukungan suami. Sehingga jumlah 29 orang (42,6 %) sedangkan
menyebabkan pemilihan kontrasepsi yang paling sedikit adalah SMA yaitu
AKDR turun. sebanyak 15 orang (22,1 %).
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti
tertarik mengambil judul penelitian b. Tingkat pengetahuan responden
“Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Tabel 2. Distribusi frekuensi
Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi responden berdasar tingkat
AKDR pada PUS di Kelurahan pengetahuan
Purwoyoso Kecamatan Ngalian Tingkat Frekuensi (n) Persentase (%)
Semarang”. Pengetahuan
Baik 14 20,6
Sedang 36 52,9
METODE PENELITIAN Buruk 18 26,5
Penelitian ini menggunakan rancangan Total 68 100
cross sectional yaitu rancangan penelitian
yang dalam melakukan pengukuran variabel Tingkat pengetahuan ibu PUS
independen (pengetahuan dan dukungan mengenai kontrasepsi AKDR
suami) dan variabel dependen (pemilihan alat terbanyak adalah tingkat
kontrasepsi AKDR) dalam periode yang pengetahuan sedang yaitu 36 orang
sama. Penelitian ini termasuk jenis penelitian (52,9 %) dan paling sedikit adalah
survey analitik yaitu penelitian yang tingkat pengetahuan baik sebanyak
menggunakan sampel untuk mengambil 14 orang (20,6 %).
kesimpulan pada populasi. Populasi dalam
penelitianadalah semua PUS yang menjadi c. Dukungan suami
akseptor KB yang tercatat di Kelurahan
Purwoyoso sebanyak 209 dan sampel yang Tabel 3. Distribusi frekuensi
didapat sejumlah 68. responden berdasar
dukungan suami

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 148

Dukungan Frekuensi (n) Persentase Pemilihan kontrasepsi


suami (%) Pengetahuan Jumlah% p
Non
Mendukung 49 72,1 AKDR%
AKDR%
Tidak 19 27,9
Baik 8 (57,1) 6 14 (20,6) 0,000
Mendukung
(42,9)
Total 68 100 Cukup 36 (100) 0 (0) 36 (52,9)
Kurang 18 (100) 0 (0) 18 (26,5)
Dari tabel di atas dapat Jumlah 62 (91,2) 6 (8,8) 68 (100)
diketahui bahwa sebanyak 49 orang
(72,1 %) responden didukung oleh Dari Tabel 5 Hubungan antara tingkat
suaminya untuk menggunakan pengetahuan ibu PUS tentang
kontrasepsi AKDR. kontrasepsi AKDR dengan pemilihan
penggunaan kontrasepsi AKDR di
d. Pemilihan Alat Kontrasepsi peroleh hasil bahwa pengetahuan
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden dengan kategori baik
berdasar pemilihan alat sebanyak 14 responden (20,6%) dengan
kontrasepsi perincian non AKDR 8 responden
Pemilihan Frekuensi Persentase (%) (57,1%), AKDR 6 responden (42,9%).
kontrasepsi (n) Pengetahuan dengan kategori cukup
Non AKDR 62 91,2
AKDR 6 8,8
pemilihan non AKDR sebanyak 36
Total 68 100 responden (52,9%), Pengetahuan
Responden yang memilih Non dengan kategori kurang pemilihan non
AKDR adalah sebanyak 62 orang AKDR sebanyak 18 responden (100%).
(91,2) dibanding yang memilih Data penelitian yang didapat
AKDR yaitu 6 orang (8,8%) dilakukan analisis bivariat dengan
menggunakan program SPSS versi 16.0.
2. Analisis Bivariat Digunakan uji Chi square dengan
Pengambilan data pada penelitian prinsip tabel 2xK untuk menilai
ini dilakukan dengan menggunakan hubungan antara tingkat pengetahuan
kuisioner dengan 15 pertanyaan untuk ibu PUS dengan pemilihan penggunaan
tingkat pengetahuan ibu PUS dan 17 kontrasepsi AKDR. Dari hasil analisis
pertanyaan untuk menilai dukungan didapatkan adanya 3 sel (50 %) yang
suami. Berdasarkan data hasil memiliki expected count < 5 dan
penelitian, dilakukan tabulasi silang terdapat sel yang kosong. Hal ini
hubungan tingkat pengetahuan ibu PUS menyebabkan hasil uji Chi square tidak
dengan pemilihan menggunakan dapat diinterpretasi karena tidak
kontrasepsi AKDR yang dilakukan memenuhi syarat. Syarat uji chi square
terhadap 68 responden, diperoleh hasil yaitu expected count < 5 maksimal 20
sebagai berikut : % dari total sel. Kondisi ini
menharuskan kita untuk menggunakan
Tabel 5. Hubungan antara tingkat uji alternatif yaitu Kolmogorov Smirnov
pengetahuan ibu PUS tentang kontrasepsi sebagai alternatif uji Chi square tabel 2
AKDR dengan pemilihan penggunaan x K. Hasil uji didapatkan hasil p =
kontrasepsi AKDR 0,000 (p < 0,05) yang memiliki arti “ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu PUS tentang kontrasepsi AKDR
dengan pemilihan kontrasepsi AKDR di

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 149

Kelurahan Purwoyoso Ngaliyan menharuskan kita untuk menggunakan uji


Semarang. alternatif yaitu Fisher exact sebagai alternatif
Data dukungan suami juga uji Chi square tabel 2 x 2. Hasil uji
dianalisis dengan cara yang sama didapatkan hasil p = 0,175 (p > 0,05) yang
seperti di atas dengan menggunakan uji memiliki arti “tidak ada hubungan antara
Chi square. Berdasarkan data hasil dukungan suami dengan pemilihan
penelitian, dilakukan tabulasi silang kontrasepsi AKDR di Kelurahan Purwoyoso
hubungan dukungan suami dengan Ngaliyan Semarang.
pemilihan menggunakan kontrasepsi
AKDR yang dilakukan terhadap 68 PEMBAHASAN
responden, diperoleh hasil sebagai
berikut : 1. Tingkat Pengetahuan ibu PUS
Tabel 6. Hubungan antara dukungan tentang AKDR
suami dengan pemilihan penggunaan Hasil dekripsi univariat diperoleh
kontrasepsi AKDR hasil sebagian besar responden memiliki
Pemilihan tingkat pengetahuan yang cukup yaitu
kontrasepsi p sebanyak 36 responden (52,9%) dan
Pengetahuan Jumlah%
Non AKDR kurang sebanyak 18 responden (26,5%).
AKDR% % Menurut Mubarok (2007), tingkat
pengetahuan seseorang dipengaruhi
Mendukung 43 (87,7) 6 49 (72,0) 0,17
(12,3) 5
oleh tingkat pendidikannya. Pendidikan
Tidak 19 (100 ) 0 (0 ) 19 (28,0) adalah bimbingan yang diberikan
mendukung seseorang pada orang lain terhadap
Jumlah 62 (91,2) 6 (8,8) 68 (100) sesuatu hal agar mereka dapat
memahaminya. Makin tinggi
Dari Tabel 6 Hubungan antara dukungan pendidikan seseorang semakin mudah
suami dengan pemilihan penggunaan pula mereka menerima informasi, dan
kontrasepsi di peroleh hasil bahwa pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan responden dengan kategori pengetahuan yang dimilikinya.
mendukung sebanyak 49 responden (20,6%) Sebaliknya jika seseorang tingkat
dengan perincian non AKDR 48 responden pendidikannya rendah, akan
(87,7%), AKDR 6 responden (12,3%). menghambat perkembangan sikap
Pengetahuan dengan kategori tidak seseorang terhadap penerimaan,
mendukung pemilihan non AKDR sebanyak informasi dan nilai - nilai yang baru
19 responden (100%). diperkenalkan.
Data penelitian yang didapat dilakukan Pengetahuan yang baik terhadap
analisis bivariat dengan menggunakan suatu hal tidak terjadi dalam waktu yang
program SPSS versi 16.0. Digunakan uji Chi singkat melainkan melalui suatu proses
square dengan prinsip tabel 2x2 untuk tertentu. Menurut Notoatmodjo (2005),
menilai hubungan antara dukungan suami pengetahuan harus melalui 6 tahapan
dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi yaitu tahu, memahami, aplikasi,
AKDR. Dari hasil analisis didapatkan adanya analisis, sintesis dan evaluasi. Masing-
2 sel (50 %) yang memiliki expected count < masing tahapan memiliki peranan dalam
5 dan terdapat sel yang kosong. Hal ini menentukan tingkat pengetahuan
menyebabkan hasil uji Chi square tidak dapat seseorang.
diinterpretasi karena tidak memenuhi syarat. Pengetahuan ibu PUS tentang
Syarat uji chi square yaitu expected count < 5 kontrasepsi AKDR sebanding dengan
maksimal 20 % dari total sel. Kondisi ini tingkat pendidikan mereka yang juga

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 150

rendah. Sebanyak 24 responden (35,3%) memberikan dukungan moral dan


hanya berpendidikan SD dan 29 emosional terhadap karir atau pekerjaan
responden (42,6%) berpendidikan SMP. istrinya.
Dengan hanya berpendidikan SD dan Tanggung jawab pria / suami
SMP, responden agak sulit untuk dalam keterlibatan dan keikutsertaan
menerima informasi yang disampaikan ber-KB, serta perilaku seksual yang
berkaitan dengan kontrasepsi AKDR. sehat dan aman bagi dirinya,
Selain itu, ada keterbatasan kemampuan pasangannya dan keluarganya. Bentuk
akses terhadap sumber-sumber partisipasi pria / suami dalam ber-KB
informasi yang saat ini ada. Seharusnya dapat dilakukan secara langsung
dengan dukungan media massa yang maupun tidak langsung (BKKBN,
ada khususnya internet, semua 2003).
informasi yang menjelaskan tentang
kontrasepsi AKDR sangat banyak 3. Kontrasepsi AKDR
tersedia dan dapat diakses dimanapun Berdasarkan hasil penelitian
dan kapanpun. Namun karena didapatkan hasil sebanyak 62 responden
keterbatasan kemampuan yang dimiliki (91,2%) memakai kontrasepsi Non-
oleh responden itulah sehingga sumber AKDR dan hanya 6 responden (8,8%)
informasi yang sangat banyak tidak yang memakai AKDR.
dapat dimanfaatkan dengan baik. Menurut Handayani (2010),
AKDR adalah suatu benda kecil yang
2. Dukungan Suami terbuat dari plastik yang lentur,
Hasil dekripsi univariat diperoleh mempunyai lilitan tembaga atau juga
hasil sebagian besar responden mengandung hormon dan dimasukkan
mendukung istrinya untuk ke dalam rahim melalui vagina dan
menggunakan kontrasepsi AKDR. mempunyai benang.
Tercatat 49 responden (72,1%) Rendahnya ibu PUS yang
memberikan dukungan kepada istrinya menggunakan kontrasepsi AKDR tidak
untuk menggunakan kontrasepsi terlepas dari rendahnya pengetahuan ibu
AKDR. PUS tentang kontrasepsi AKDR.
Dukungan suami adalah dukungan Penggunaan kontrasepsi metode AKDR
yang diberikan oleh suami dalam akan lebih banyak apabila banyak PUS
bentuk verbal dan non verbal, saran, yang memiliki pengetahuan yang baik
bantuan yang nyata berupa tingkah laku tentang definisi AKDR, mekanisme
atau kehadiran yang dapat memberikan kerja, indikasi, keuntungan, efek
keuntungan emosional dan samping dan kontra indikasinya. Tanpa
mempengaruhi tingkah laku istrinya. pengetahuan tersebut, maka kesadaran
Menurut Friedman (1998), ada 4 akseptor KB untuk memilih
dukungan yang dapat diberikan suami menggunakan kontrasepsi AKDR akan
kepada istrinya yaitu dukungan sangat rendah (Notoatmodjo, 2005).
emosional, dukungan penghargaan atau
penilaian, dukungan Instrumental dan 4. Hubungan antara tingkat
dukungan infomatif. Dukungan suami pengetahuan ibu PUS tentang
dapat diterjemahkan sebagai sikap kontrasepsi AKDR dengan pemilihan
penuh pengertian yang ditunjukkan kontrasepsi AKDR
dalam bentuk kerja sama yang positif, Berdasarkan hasil analisis data
ikut membantu menyelesaikan penelititan menggunakan uji bivariat chi
pekerjaan rumah tangga, serta square yang dilanjutkan dengan uji

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 151

Kolmogorov Smirnov, diperoleh hasil layanan kesehatan. Kesadaran untuk


bahwa ada hubungan yang bermakna menambah pengetahuan melalui buku-
antara tingkat pengetahuan ibu PUS buku dan internet juga masih rendah.
tentang kontrasepsi AKDR dengan Justru sebaliknya banyak masyarakat
pemilihan kontrasepsi AKDR, dengan hanya menggunakan internet sebagai
nilai p = 0,000. Hasil tersebut berarti sarana pertemanan melalui jejaring
nila p < 0,05 sehingga Ha diterima. sosial daripada mencari sumber
Menurut Notoatmodjo (2005), informasi yang dapat memperluas
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, wawasannya terhadap sesuatu ilmu
dan ini terjadi setelah orang melakukan yang mungkin belum pernah diperoleh
penginderaan suatu obyek tertentu. selama sekolah.
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa Distribusi frekuensi penggunaan
faktor antara lain: sosial ekonomi, AKDR hanya diperoleh 6 responden
kultur (budaya, agama), pendidikan, (8,8 %). Sisanya sebanyak 62 responden
pengalaman, perilaku adalah segala (91,2 %) tidak menggunakan AKDR.
tingkah laku yang didorong kemauan Banyaknya ibu PUS yang tidak
seseorang. menggunakan AKDR dikarenakan oleh
Tingkat pengetahuan ibu PUS beberapa alasan. Alasan utama
tentang kontrasepsi AKDR diperoleh responden yang tidak menggunakan
pengetahuan yang baik 14 responden AKDR adalah karena sebagian besar
(20,6%), pengetahuan cukup 36 tidak mengetahui kelebihan penggunaan
responden (52,9%) dan pengetahuan kontrasepsi AKDR. Hal ini ditunjukkan
kurang 18 responden (26,5%). Hal ini dari kemampuan responden dalam
sesuai dengan teori Mubarok (2007) memberikan jawaban pada kuisioner
yang menyatakan salah satu faktor yang yang dibagikan peneliti.
mempengaruhi pengetahuan adalah Rendahnya pengetahuan
tingkat pendidikan. Makin tinggi masyarakat tentang alat kontrasepsi
pendidikan seseorang semakin mudah AKDR dan berbagai anggapan yang
pula mereka menerima informasi, dan salah tentang metode AKDR antara lain
pada akhirnya makin banyak pula bahwa pemasangan AKDR memerlukan
pengetahuan yang dimilikinya. biaya yang mahal, dapat menimbulkan
Sebaliknya jika tingkat pendidikannya ketidak nyamanan saat berhubungan
rendah, akan menghambat seksual, dan AKDR merupakan suatu
perkembangan sikap seseorang terhadap hal yang menakutkan karena
penerimaan, informasi dan nilai-nilai memasukkan benda asing kedalam alat
yang baru diperkenalkan. Hasil genitalianya menyebabkan
penelitian ini didapatkan 52,9 % keikutsertaan akseptor yang
responden memiliki pengetahuan yang menggunakan AKDR masih rendah.
cukup dan 26,5 % memiliki Memang ada pula beberapa lapisan
pengetahuan kurang. Hal ini terkait masyarakat yang lebih maju dan menilai
dengan pendidikan masyarakat yang bahwa AKDR lebih unggul dari alat
mayoritas lulus SD dan SMP yang kontrasepsi yang lainnya karena praktis
masih sangat terbatas dalam melakukan (hanya melakukan satu kali
eksplorasi terhadap sumber-sumber pemasangan), tidak perlu sering kontrol
informasi yang benar tentang dan efektifitas yang tinggi
kontrasepsi AKDR. Banyak masyarakat (Wiknjosastro, 2005).
yang tidak mampu menjangkau sumber Hasil penelitian ini sesuai dengan
informasi yang banyak tersedia di pusat penelitian sebelumnya yang dilakukan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 152

oleh Siti Widiyawati dkk (2012) dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Pada
judul “Faktor-faktor Yang Berhubungan Wanita Usia Subur; Studi di Kelurahan
Dengan Pemakaian AKDR Di Wilayah Cipari Kota Tasikmalaya” ditemukan
Kerja Puskesmas Batuah Kutai hasil tidak ada hubungan antara
Kartanegara” yang memperoleh hasil dukungan suami dengan pemilihan jenis
adanya hubungan bermakna antara kontrasepsi pada WUS dengan nilai p =
pengetahuan dengan pengguanaan 0,939 (p > 0,05).
AKDR dengan nilai p = 0,007 (p < Penelitian lain menurut Johana D.
0,05). Bernardus dkk (2013) dengan judul
Penelitian lain dari Yuda Yulia “Faktor-faktor Yang Berhubungan
Kristiarini (2010) dengan judul Dengan Pemilihan AKDR Bagi
“Hubungan Antara Tingkat Akseptor KB di Jailolo” menemukan
Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Peserta hasil serupa yaitu tidak terdapat
Keluarga Berencana Dengan Persepsi hubungan dukungan suami dengan
Kesuburan Setelah Melahirkan Di pemilihan kontrasepsi AKDR dengan
Puskesmas Klaten Utara” juga nilai p = 0,356 (p > 0,05).
menemukan hasil yang serupa dengan Dukungan suami hanya
penelitian ini yaitu p = 0,000 (p < 0,05) merupakan salah satu faktor penguat
yang berarti terdapat hubungan antara (reinforcing) yang dapat mempengaruhi
pengetahuan dengan peran serta KB seorang ibu PUS untuk menentukan
khususnya penggunaan AKDR. sikapnya. Dukungan suami dalam KB
PUS yang memiliki pengetahuan merupakan bentuk nyata kepedulian dan
yang tinggi cenderung memilih tanggung jawab pria dalam
memakai alat kontrasepsi AKDR karena berpartisipasi.
mereka menganggap bahwa efek Menurut Notoatmodjo (2005),
samping AKDR merupakan suatu hal perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3
yang wajar. Sebaliknya PUS yang faktor yaitu faktor predisposing, faktor
memiliki pengetahuan rendah enabling, dan faktor reinforcing.
cenderung untuk tidak memilih alat Keputusan untuk memilih
kontrasepsi AKDR, dikarenakan mereka menggunakan kontrasepsi AKDR tidak
menganggap efek samping AKDR bisa hanya dipengaruhi oleh dukungan
merupakan suatu hal yang menakutkan suami saja, namun banyak faktor lain
yang menyebabkan ibu PUS memilih
5. Hubungan antara tingkat tidak menggunakan kontrasepsi AKDR
pengetahuan ibu PUS tentang yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
kontrasepsi AKDR dengan pemilihan
kontrasepsi AKDR
Pada penelitian ini ditemukan
SIMPULAN
hasil bahwa tidak terdapat hubungan
antara dukungan suami dengan
1. Tingkat pengetahuan ibu PUS yang baik
pemilihan penggunaan kontrasepsi
sebanyak 14 orang (20,6 %), sedang 36
AKDR dengan nilai p = 0,175 (p >
orang (52,9 %) dan kurang 18 orang
0,05)
(26,5 %)
Hasil penelitian ini sesuai dengan
2. Dukungan suami yang mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
menggunakan AKDR sebanyak 49
oleh Imas Sugiarti dkk (2012). Dalam
orang (71,2 %) dan tidak mendukung
penelitiannya dengan judul “Faktor
sebanyak 19 orang (27,9 %)
Pasangan Yang Mempengaruhi

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 153

3. Ibu PUS yang menggunakan Kuntjoro, Z. 2002.


kontrasepsi non-AKDR sebanyak 62 DukungamsosialpadaLansia.http:/www
orang (91,2 %) dan yang menggunakan .E-psikologi.com/diunduh 10 november
AKDR 6 orang (8,8 %) 2010
4. Ada hubungan yang bermakna antara Laporan Pelayanan Keluarga Berencana
tingkat pengetahuan ibu PUS tentang Puskesmas Purwoyoso tahun 2012
AKDR dengan pemilihan penggunaan Mansjoer A. 2002. Kapita Selekta
kontrasepsi AKDR dengan angka Kedokteran.Edisi 2. Jakarta : Media
signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) Aesculapius, FKUI
5. Tidak ada hubungan antara dukungan Manuaba IB. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
suami dengan pemilihan penggunaan Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC
kontrasepsi AKDR dengan angka p = Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah
0,175 (p > 0,05) Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo S. 2005. Promosi Kesehatan:
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Cipta
Rineka Cipta ------------. 2010. Metodologi Penelitian
BKKBN. 2003. Peran Pria melalui Program Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
KB dalam Kesehatan Maternal. Gema Noviawati D, Sujiyatini S. 2011. Panduan
Partisipasi Pria. Jakarta Lengkap Pelayanan KB Terkini.
------------. 2010. Cara – cara Kontrasepsi Yogyakarta : Nuha Medika
yang digunakan dewasa ini. Diperoleh Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
dari: http://www.bkkbn- Metodologi Penelitian Ilmu
jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/cara.htm Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
------------ (a). 2011. Penduduk Indonesia 241 Pinem S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan
Juta Jiwa.Downloaded 05 Oktober Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
2012. Available from: Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012. Diakses
www.republika.co.id › Nasional dari : http://www.depkes.go.id 06
------------ (b). 2011. Hasil pelaksanaan Sub Januari 2014
Sistem Pencatatan Pelaporan Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Downloaded 12 Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Oktober 2012. Available from: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
http://www.bkkbn.go.id/arsip/Default.as Prawirohardjo
px Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Handayani S. 2010. Buku Ajar Keluarga Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu
Berencana. Yogyakarta Soemarto H. 2003. Inovasi Partisipasi dan
Hartanto. 2003. Keluarga Berencana dan Good Governance. Yayasan Obor
Kontrasepsi. CV. Mulia. Jakarta Indonesia. Jakarta
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Sofyan M. 2006. 50 tahun Ikatan Bidan
Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Indonesia: Bidan Menyongsong Masa
Jakarta Depan. Jakarta : PP IBI
Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Sopiyudin D. 2011. Statistik Untuk
Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Jakarta: Salemba Medika Salemba Medika

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 154

Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian.


Bandung : Alfabeta
Sulistyawati A. 2011. Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta : Salemba Medika
Winkjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi
ke-3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081

Anda mungkin juga menyukai