LP Fix
LP Fix
1) DEFINISI
(Smeltzer & Bare, 2013). Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah ubah, baik
Asma adalah wheezing berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan
dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang
telah disingkirkan (Mansjoer, 2008). Asma adalah suatu penyakit yang dicirikan
rangsangan.
spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan
bronkus, reaksi obstruksi akibat spasme otot polos bronkus, obstruksi aliran udara,
yang khas.
2) ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
a). Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
b). Faring
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke
c). Laring
biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang tulang rawan yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput
lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah
luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat
e). Bronkus
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8
cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping
Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat
f). Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari
sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih
90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah
dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang
lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan) Paru-paru dibagi dua yaitu
paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus.
Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru
kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5
buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi
dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam
Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada
Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru
dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang
berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini
terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk kedalam darah
dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian CO2 dikeluarkan
melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui
sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel sel),
di sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan
dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau
atrium dekstra) menuju ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar
lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan
panjang menuju paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang
berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke
bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks
yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat
berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan
dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan
kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak
antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada
membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan
menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong
keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan
bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka dada
Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini
dinamakan pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, Karena tulang rawannya
tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur yang
menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki lagidan
oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas yang oksigen
masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler
diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke
menembus membran alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus
berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang berhubungan dengan
pernapasan pulmoner :
1) Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang
4) Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida lebih
eksterna.
2) Pernapasan sel
Selisih tekanan parsial antara O2 dan CO2 menekankan bahwa kunci dari
tetapi jumlah kedua gas yang ditranspor ke jaringan dan dari jaringan secara
keseluruhan tidak
cukup bila O2 tidak larut dalam darah dan bergabung dengan protein membawa O2
(hemoglobin). Demikian juga CO2 yang larut masuk ke dalam serangkaian reaksi
kimia reversibel (rangkaian perubahan udara) yang mengubah menjadi senyawa
sampai 70 kali dan reaksi CO2 menaikkan kadar CO2 dalam darah mnjadi 17 kali.
masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-paru, aliran darah
pada derajat konsentrasi dalam jaringan dan curah jantung. Jumlah O2 dalam darah
ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, hemoglobin, dan afinitas (daya tarik)
hemoglobin.
menarik napas tekanan parsial oksigen dalam atmosfer 159 mmHg. Dalam
mengambil oksigen yang berada dalam alveoli. Dalam darah ini terdapat
tekanan parsial itu apabila tiba pada pembuluh kapiler yang berhubungan
dengan membran alveoli maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat
keseluruh tubuh. Ada dua mekanisme peredaran oksigen dalam darah yaitu
oksigen yang larut dalam plasma darah yang merupakan bagian terbesar
dan sebagian kecil oksigen yang terikat pada hemoglobin dalam darah.
darah arteri (100 mmHg) dengan tekanan parsial oksigen dalam cairan
Oksigen dari cairan interstisial berdifusi masuk ke dalam sel. Dalam sel
dibentuk porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat
mengikat secara reversible (perubahan arah) dengan satu molekul O2. Besi
oksidasi.
Transpor karbondioksida
terdapat lebih banyak CO2 dari pada O2 dalam larutan sederhana. CO2
berdifusi dalam sel darah merah dengan cepat mengalami hidrasi menjadi
oleh selisih antara garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 di antara
49 ml CO2 dalam darah arterial 2,6 ml dalah senyawa karbamino dan 43,8
2) ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang
Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non
Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
a Faktor predisposisi
Genetik
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma
b Faktor presipitasi
1. Alergen
a). Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasan Contoh : debu, bulu
obataN
2. Perubahan cuaca
3. Stres
itu juga bisa memperberat serangan Asma yang sudah ada. Disamping
gejala Asma yang timbul harus segera diobati penderita Asma yang
4. Lingkungan kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah
3) PATOFISIOLOGI
melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu,
yang sangat banyak. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem
Hiperseksresi
Udema mukosa
mukosa
Bronkospasme
Bronkus menyempit Penumpukan sekret kental
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
5) KLASIFIKASI ASMA
≤20%
menganggu - APE 60 - 80
- Variabiliti APE
>30%
- Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari
>30%
6) MANIFESTASI KLINIK
dispnea, dan wheezing. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Asma
biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesakdalam dada, disertai
panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien unutk duduk tegak dan
menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. Meskipun
serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih
a. Inspeksi
- Malaise
- Bentuk dada
- Nafas tidak teratur
- Sianosis
- Penggunaan otot bantu nafas
b. Palpasi
- Nyeri dada
c. Perkusi
- Sonor
d. Auskultasi
- Suara nafas vesikuler melemah atau normal
- Ekspirasi memanjang
- Mengi
8) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ATAU PENUNJANG
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi bagian tubuh pasien terutama
9) PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
awal, yaitu:
c Aminophilin intravena 5-6 mg per kg, jika sudah menggunakan obat ini
9) KOMPLIKASI
1. Pneumothoraks
dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan
napas.
2. Pneumomediastinum
Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini dapat disebabkan
oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru,
3. Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
4. Aspergilosis
tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat
menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata.
5. Gagal napas
Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap karbodioksida dalam
6. Bronkhitis
Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam
7. Fraktur iga
A. Pengkajian
Dilakukan dengan melakukan anamnesa pada pasien. Data-data yang
1) Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, unmur, jenis kelamin,
jawab
2) Status Kesehatan
a Keluhan Utama
3) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a Pola Manajemen Kesehatan Dan Persepsi Kebutuhan
Kaji pasien mengenai arti sehat dan sakit bagi pasien, pengetahuan
b Pola Metabolik-Nutrisi
dan jumlah (maka dnan minuman), pola makan 3 hari terakhir atau
c Pola Eliminasi
Kebiasan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
lain. Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna,
keadaan umum,mengantuk)
f Pola Persepsi-Kognitif
- Pentingnya keluarga
psikologi
rektum)
kelompok budaya/etnik
- Pentingnya agama/spiritualitas
B. Pemeriksaan Fisik
kaji GCS
c. Keadaan fisik :
tekan
bising usus
j). Ekstermitas
k). Neurologis : Kaji status mental emosi pasien, kaji fungsi setiap saraf
babinski.
C. Pemeriksaan Penunjang
seperti
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
produksi secret
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan bronkospasme
ventilasi perfusi
E. RENCANA KEPERAWATAN
Dx kriteria hasil
sekret
3. Tidak ada suara 5. Memberikan nebulizer
mengencerkan secret
asuhan keperawatan nadi, suhu, dan status nadi, suhu, dan status
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
abnormal).
3 Setelah diberikan 1. Monitor irama dan laju 1. Mengetahui irama dan laju
dapat istirahat tidur kurangi atau hilangkan yang tenang pada pasien
mengurangi ketegangan
otot pasien
ke tubuh pasien
2. Pasien bisa 5. Anjurkan pasien untuk 4. Memberikan kenyamanan
energi pasien
sesuai terapi
F. IMPLEMENTASI
(Menyesuaikan Intervensi)
G. EVALUASI
No dx Evaluasi
secara objektif
teratasi
mengeluh sesak
secara objektif
bantu nafas
teratasi
secara objektif
normal
teratasi
secara objektif
teratasi
mandiri
secara objektif
teratasi
OLEH:
A11-B
TAHUN 2018/2019