SNH Edit
SNH Edit
1. DEFINISI
Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan neurologis
yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke otak. Dua jenis stroke yang
paling umum adalah iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh adanya
penyumbatan akibat gumpalan aliran darah baik itu sumbatan karena thrombosis
(penggumpalan darah yang menyebabkan sumbatan di pembuluh darah) atau embolik
(pecahan gumpalan darah/udara/benda asing yang berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menyumbat pembuluh darah di otak) ke bagian otak.
Terapi trombolis dapat mencegah atau mengurangi gangguan lebih lanjut pada
jaringan otak yang disebabkan oleh stroke iskemik akut. Terapi trombolisis harus
diberikan sesegera mungkin setelah kejadian stroke; pengobatan selama 3 jam dari
setelah kejadian stroke sudah diterapkan (Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks,
2014 : 615).
2. ETIOLOGI
1) Thrombosis
Pengumpulan (thrombus) mulai terjadi dari adanya kerusakan pada bagian garis
endothelial dari pembuluh darah. Ateroskeloris merupakan penyebab utama.
Ateroskeloris menyebabkan zat lemak tertumpuk dan menumpuk plak pada
dinding pembuluh darah. Plak ini terus membesar dan menyebabkan penyempitan
(stenosis) pada arteri. Stenosis menyebabkan aliran darah yang biasanya lancar
pada arteri. Darah akan berputar-putar dibagian permukaan yang terdapat plak,
menyebabkan penggumpalan yang akan melekat pada plak tersebut. Akhirnya
rongga pembuluh darah menjadi tersumbat. Selain itu, penyumbatan dapat terjadi
karena inflamasi pada arteri atau disebut arthritis atau vaskulitis tetapi hal ini
jarang terjadi.
2) Embolisme
Sumbatan pada arteri serebral yang disebabkan oleh embolus menyebabkan
stroke embolik. Embolus terbentuk dibagian luar otak, kemudian terlepas dan
mengalir melalui sirkulasi serebral sampai embolus tersebut melekat pada
pembuluh darah dan menyumbat arteri. Embolus yang paling sering terjadi adalah
plak. Thrombus dapat terlepas dari arteri karotis bagian dalam pada bagian luka
plak dan bergerak kedalam sirkulasi serebral.
3) Perdarahan (Hemoragik)
Perdarahan intraserebral paling banyak disebabkan oleh adanya rupture
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah, yang bisa menyebabkan
perdarahan kedalam jaringan otak. Perdarahan intraserebral paling sering terjadi
akibat dari hipertensi dan umumnya terjadi setelah usia 50 tahun. Akibat lain dari
perdarahan adalah aneurisma. Aneurisma adalah pembengkakan pada pembuluh
darah.
4) Penyebab lain
Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi, menurunkan aliran darah
ke arah otak yang disupali oleh pembuluh darah yang menyempit. Spasme yang
berdurasi pendek tidak selamanya menyebabkan kerusakan otak yang permanen
(Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks, 2014 : 615).
3. FAKTOR RESIKO
1) Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila
pembuluh darah otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila
pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan
sel – sel otak akan mengalami kematian.
2) Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang
berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan
diameter pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut kemudian akan
mengganggu kelancaran aliran ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan
infark sel – sel otak.
3) Penyakit Jantung
Berbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan stroke. Faktor risiko
ini akan menimbulkan hambatan/sumbatan aliran darah ke otak karena jantung
melepas gumpalan darah atau sel – sel/jaringan yang telah mati ke dalam aliran
darah.
4) Hiperkolesterolemi
Meningginya angka kolesterol dalam darah, terutama low density lipoprotein
(LDL), merupakan faktor risiko penting untuk terjadinya arteriosklerosis
(menebalnya dinding pembuluh darah yang kemudian diikuti penurunan
elastisitas pembuluh darah). Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL
(High Density Lipoprotein) merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit
jantung koroner.
5) Infeksi
Penyakit infeksi yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah
tuberkulosis, malaria, lues, leptospirosis, dan infeksi cacing.
6) Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
7) Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark jantung.
8) Kelainan pembuluh darah otak
Pembuluh darah otak yang tidak normal suatu saat akan pecah dan menimbulkan
perdarahan.
9) Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
10) Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar
estrogen tinggi)
11) Penyalahgunaan obat ( kokain)
12) Konsumsi alcohol
13) Lain – lain, Lanjut usia, penyakit paru – paru menahun, penyakit darah, asam urat
yang berlebihan, kombinasi berbagai faktor risiko secara teori.
4. PATOFISIOLOGI
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam
aliran darah.Trombus mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh
pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area.Area
edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri.
Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa
hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan.Oleh karena
trombosis biasanya tidak fatal„ jika tidak terjadi perdarahan masif.Oklusi pada
pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti
trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah
yang tersumbat .menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan
menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur (Muttaqin,
2008).
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di
nukleus kaudatus, talamus, dan pons (Muttaqin, 2008).