Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PELAKSANAAN MAGANG INDUSTRI

3.1 Jadwal Pelaksanaan PKL


Waktu : 26 Agustus 2019 – 04 Oktobet 2019
Tempat : Proyek Pengendalian Banjir Di Kali Bogel Kab. Blitar
Alamat : Ds. Jingglong RT.05 RW.03, Kec. Sutojayan Kab. Blitar
3.2 Pelaksanaan Job Position Oleh Mahasiswa 1
3.2.1 Posisi Job Position Dalam Struktur Organisasi
Sebagai asisten Inspektor dan Quantity Surveyor yang bertanggung
jawab kepada Team Leader dengan membantu pekerjaan konsultan
sebagai estimator dan pengawas dalam proyek bangunan air.
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
o Mengawasi pekerjaan galian alur membuat bereman dan
tanggul pada sisi kanan dan kiri sungai Bogel.
o Menghitung Volume Pekerjaan Galian dan Timbunan.
o Inspeksi Pekerjaan Pengukuran (TS )
3.2.3 Kompetensi dan Unit Kompetensi
o Mengetahui dan memahami cara menerapkan APD dengan
baik dan benar pada saat dilapangan .
o Mampu memahami cara membaca gambar untuk
mempermudah melakukan pekerjaan dilapangan.
o Menguasai Microsoft Office dan Microsoft Excel karena
dibutuhkan untuk mempermudah membuat laporan harian
dan menghitung volume pekerjaan.
o Mengetahui cara menghitung berbagai macam volume
pekerjaan.
o Mampu menguasai Autocad untuk bisa membuat perubahan
gambar .
o Mengetahui dan memahami metode pelaksanaan pekerjaan
galian alur .
o Mampu memonitoring jalanya suatu pekerjaan agar sesuai
dengan time schedule.
o Mampu berkomunikasi baik dengan tim konsultan untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
o Mengetahui dan mampu mengawasi pekerjaan agar sesuai
dengan gambar kerja.
3.2.4 Pelaksanaan Job Position
o Inpeksi pekerjaan kegiatan pengukuran menggunakan alat
TS (Total Station )
o Inspeksi pekerjaan striping
o Inspeksi pekerjaan pembuatan bareman .
o Inspeksi pekerjaan galian alur .
o Inspeksi pekerjaan galian alur bagian tengah sungai
menggunakan alat berat ponton
3.2.5 Output Job Position
o Perhitungan volume galian dan timbunan pekerjaan galian..
o Perhitungan kebutuhan alat berat dalam pekerjaan galian dan
timbunan.
o Perhitungan waktu dalam suatu metode pekerjaan galian
alur.
3.2.6 Kendala yang dihadapi dan Solusinya

Kendala : pada saat proses pekerjaan galian alur terdapat kendala


banyaknya pembebasan lahan yang belum tuntas di bagian sisi kanan galian
alur sehingga pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.

Solusi : dilakukan koordinasi antar pihak konsultan dan kontraktor


untuk melakukan pembebasan lahan, dengan melakukkan pendekatan
dengan masyarakat umum.

Kendala : dalam pengerjaan galian alur kurangnya ketersedian alat


berat long arm pada pekerjaan galian dan kondisi alat berat yang hanya
50%.
Solusi : dilakukan koordinasi antara kontraktor dan konsultan untuk
penambahan alat excavator long arm seunit kanan dan kiri sungai dan selalu
dilakukkan pengecekan alat agar tidar terjadi kerusakan parah sehinggan
bisa menghentikkan suatu pekerjaan.

3.3 Pelaksanaan Job Position 2 Oleh Mahasiswa 2


3.3.1 Posisi Job Position Dalam Struktur Organisasi
Team Leader Proyek Pembangunan Pengendalian Banjir Kali Bogel
memberikan tugas dan tanggung jawab kepada Huda Rizky Muhammad
untuk membantu pekerjaan pada posisi Inspektor dan Quantity Surveyor.

3.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi


Inspektor adalah salah satu bagian pengawasan kontruksi yang dibentuk
oleh Konsultan sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam
kerangka acuan tugas dan tanggungjawab. Inspektor merupakan perangkat
Konsultan supervisor dilokasi proyek yang bertanggung jawab kepada
supervisor engginer dimana ditugaskan untuk melaksanakan pengawasan
kontruksi. Dalam pengawasan ini memiliki fungsi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan yang dikerjakan dan mengendalikan seluruh
kegiatan teknis pembangunan pada tahap pelaksanaan kontruksi dan masa
pemeliharaan.
Inspektor memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :
 Memeriksa dan megawasi pelaksanaan pekerjaan dari aspek
prosedur dn kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen yang tertera
dalam kontrak serta melakukan pengujian terhadap kuantitas
material, dan peralatan yang ditempatkan dilapangan.
 Bertanggungjawab penuh pada kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan kontraktor.
 Melakukan pemeriksaan survey yang diperlukan atas pekerjaan dan
volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
 Melakukan pemeriksaan dan penyesuaian gambar dengan lapangan.
 Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan
agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
 Memberikan instruksi kepada kontraktor pelaksana apabila
pelaksanaan dilapangan dinilai tidak sesuai ketentuan.
 Mempunyai hak menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor
berdasarkan spesifikasi teknis.
 Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk
kemajuan pekerjaan, terdiri dari sumber daya manusia, waktu
pekerjaan, perubahan dimensi pekerjaan, dan perlatan lapangan.
 Membuat catatan kendala dan penambahan pekerjaan yang tidak
sesuai sebagai tanda pekerjaan harian.

3.3.3 Kompetensi dan Unit Kompetensi


A. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terkait Pengawas
Pekerjaan Bronjong.
a) Mengidentifikasi peraturan dan dokumen yang diperlukan
dalam pengawasan.
 Lingkup pekerjaan K3 diidentifikasikan berdasarkan
dokumen kontrak.
 Peraturan dan dokumen K3 yang akan digunakan
diperiksa sesuai dengan lingkup pekerjaan.
 Daftar peraturan dan dokumen K3 dibuat sesuai dengan
hasil pemeriksaan.
b) Melaksanakan ketentuan K3 yang diperlukan dalam
pengawasan.
 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja
diidentifikasi berdasarkan lingkup pekerjaan.
 Pengguna Alat Pelindung Diri (APD) dan Alata
pengaman Kerja (APK) dilakukan sesuai dengan
ketentuan.
 Prosedur pencegahan dan penanganan terhadap bahaya
dan risiko kecelakaan kerja serta keadaan darurat
diterapkan pada pelaksanaan pekerjaan.
c) Mengevaluasi pelaksanaan ketentuan dalam pengawasan.
 Pelaksanaan K3 di lingkungan kerja diperiksa sesuai
dengan peraturan
 Hasil pelaksanaan K3 dibandingkan dengan peraturan
dan dokumen yang berlaku.
 Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan K3
diuraikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dilapangan.
 Kesimpulan hasil evaluasi dibuat sesuai dengan uraian
hambatan dan permasalahan.
 Rekomendasi hasil penerapan dibuat untuk bahan
perbaikan pada pelaksanaan selanjutnya.
B. Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja
a) Menginterprestasikan informasi ditempat kerja.
 Informasi yang terkait dengan tugas baik verbal
maupun tulisan diidentifikasi untuk memastikan
berasal dari sumber yang benar.
 Pertanyaan disampaikan untuk memperoleh
informasi tambahan dan pemahaman terhadap
intruksi yang diberikan sesuai prosedur.
 Media penyampaian informasi.
b) Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
 Jadwal koordinasi disusun sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
 Materi koordinasi dibuat sesuai dengan kebutuhan.
 Materi dipresentasikan pada unit-unit terkait
 Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan sesuai
dengan jadwal.
c) Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja.
 Tujuan kelompok kerja diidentifikasi berdasarkan
sumber yang benar.
 Tugas dan tanggung jawab individu dalam kelompok
kerja diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang
efektif dan efisien.
 Tugas dan tanggung jawab dalam kelompok kerja
dilakukan sesuai dengan tujuan kelompok kerja.
C. Melakukan Persiapan Pekerjaan Pengawasan.
a) Menginvertarisasi peralatan dan perlengkapan untuk
pengawasan pekerjaan bronjong.
 Kebutuhan peralatan dalam pemeriksaan pekerjaan
bronjong.
 Dokumen administrasi teknis terkait dengan
pekerjaan bronjong termasuk pembatasan lahan yang
telah ditinjau.
 Jadwal pekerjaan, prosedur Operasional Standar
(POS), dan metode kerja serta daftar simak untuk
setiap pengawasan pekerjaan disiapkan.
b) Melakukan peninjauan dan pengambilan data lapangan.
 Lokasi kerja diidentifikasi berdasarkan lingkup
pekerjaan dan permsalahan yang akan menimbulkan
hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Kondisi dan kesiapan lokasi kerja diperiksa dengan
teliti sesuai ketentuan teknis.
 Rekomendasi hasil peninjauan lapangan dibuat
sesuai format.
c) Membuat rencana kerja berdasarkan dokumen kontrak.
 Semua jenis pekerjaan yang telah ditetapkan
berdasarkan persyaratan dokumen kontrak
diidentifikasi secara cermat.
 Peralatan dan perlengkapan pengawasan diperiksa
untuk menjamin kesuluruhan dapat difungsikan.
 Jadwal rencana kerja disusun kembali dengan
lengkap sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

D. Mengawasi Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Bouwplank


Drainase.
a) Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan pengukuran
untuk pembuatan bouwplank dan batas patok pembebasan
lahan.
 Titik patok diperiksa saat dilapangan dan disesuaikan
dengan rencana.
 Gambar kerja bouwplank telah disetujui dengan
cermat.
 Mutu bahan yang digukan untuk membuat
bouwplank diperiksa, kesesuaian terhadap
spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
 Rekomendasi hasil pekerjaan pengukuran dengan
data sesuai format yang berlaku.
b) Mengawasi proses pekerjaan pembuatan bouwplank dan as
patok bronjong.
 Pembuatan bouwplank diidentifikasi dengan teliti
berdasarkan gambar kerja yang telah ditentukan.
 Proses kerja pembuatan bouwplank dimonitor oleh
surveyor sesuai dengan metode kerja.
 Hasil pekerjaan pembuatan bouwplank dengan data
sesuai format yang berlaku.
c) Memeriksa hasil pekerjaan pemasangan bouwplank
bronjong.
 Tanda-tanda pengukuran as saluran dan ukuran
galian pondasi bronjong sesuai dengan gambar kerja.
 Jarak dan elevasi (ketinggian) bouwplank diukur
dengan teliti.
 Periksa dengan teliti patok batas pembebasan tanah
dari lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
 Hasil pemeriksaan pekerjaan bouwplank dirangkum
dalam daftar simak sesuai format.
E. Mengawasi Pekerjaan Galian.
a) Memeriksa kesiapan pekerjaan penggalian lereng sungai dan
pondasi bronjong.
 Gambar kerja penggalian lereng sungai dan pndasi
bangunan perlengkap diperiksa untuk dapat
dilaksanakan.
 Izin kerja pelaksanaan pekerjaan galian yang
disampaikan pelaksana diidentifikasi berdasarkan
spesifikasi teknis.
 Peralatan yang akan digunakan dilapangan yang
diajukan diperiksa kesesuaiannya dengan metode
kerja.
 Kondisi lokasi kerja diperiksa terhadap kesiapan
pekerjaan penggalian.
 Lokasi pembuangan galian diperiksa kesiapannya.
 Rekomendasi terhadap ijin pelaksanaan pekerjaan
penggalian dibuat setelah kondisi lapangan
dinyatakan siap.
b) Mengawasi proses pekerjaan.
 Metode pekerjaan galian diidentifikasi sesuai
dokumen kontrak.
 Proses penggalian badan saluran dan pondasi
bangunan diperiksa sesuai dengan metode kerja.
 Tanah hasil galian yang akan digunakan untuk
timbunan dan pengukuran kembali, diperiksa sesuai
ketentuan teknis.
 Hasil pengawasan pekerjaan galian dicatat dalam
format pemeriksaan untuk dilaporkan pada atasan.
c) Memeriksa dimensi dan bentuk galian lereng sungai dan
pondasi bangunan.
 Dimensi galian pondasi bangunan diukur
kesesuaiannya dengan gambar kerja.
 Menambahkan lebar 50 cm galian untuk pekerja agar
bisa dengan mudah meletakkan bronjong dan
mengunci kawat bronjong.
 Elevasi diukur kesesuainnya dengan gambar kerja.
 Hasil galian yang tidak sesuai dengan gambar kerja
diintruksikan kepada pelaksana untuk diperbaiki.
 Hasil pemeriksaan pekerjaan galian dibuat dalam
format pemeriksaan untuk dilaporkan.
F. Mengawasi Pekerjaan Pemasangan Bronjong dan Penggelaran
Geotextile.
a) Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan pemasangan
bronjong dan penggelaran geotextile.
 Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dijabarkan3b dengan cermat sesuai dokumen
kontrak.
 Ketersediaan material dan peralatan terkait
pemasangan bronjong kawat dan geotextile diperiksa
sesuai dengan spesifikasi teknis.
 Trial penguncian kawat bronjong dan pengisian batu
pada bronjong sebagai syarat awal untuk memulai
pekerjaan.
 Rekomendasi terhadap izin inspektor konsultan dan
pelaksanaan pekerjaan pemasangan bronjong kawat
dan geotextile sebagai pelengkap dibuat setelah
kondisi lapanagn dinayatakan siap.
b) Mengawasi proses pekerjaan pemasangan.
 Checklist ukuran dan elevasi dilapangan disiapkan
sesuai dengan sistem teknis.
 Metode pemasangan bronjong, pemasangan
geotextile dan penggunaan peralatan diawasi secara
cermat agar diperoleh kualitas pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi teknis.
 Metode pengisian batu yang sesuai dengan ukuran
yang tentukan diawasi secara cermat sesuai
spesifikasi teknis.
 Pemasangan geotextile sebelum pemasangan
bronjong untuk memudahkan pekerja.
c) Memeriksa hasil pekerjaan pemasangan.
 Elevasi, dimensi dan bentuk saluran dan lebar
geotextile, diperiksa kesesuaiannya dengan gambar
kerja.
 Hasil pemasangan badan bronjong dan geotextile
yang tidak sesuai dengan gambar kerja diinstruksikan
kepada pelaksana untuk diperbaiki.
 Checklist hasil pemeriksaan pekerjaan pemasangan
bronjong dan geotextile dibuat dalam format
pemeriksaan untuk dilaporkan.
d) Mengawasi proses pekerjaan akhir.
 Pengurukkan pada bekas galian ditinjau untuk
memastikan tidak ada galian yang tersisa.
 Proses pembersihan lokasi kerja diperiksa sesuai
ketentuan teknis.
 Rekomendasi hasil pemeriksaan pekerjaan
pemasangan bronjong dan geotextile dibuat dalam
format pemeriksaan untuk dilaporkan.
G. Membuat Laporan Hasil Pengawasan
a) Menginventarisasi data hasil kegaiatan pengawasan.
 Data yang dibutuhkan dan rekomendasi yang telah
dibuat, dikumpulkan sebagi bahan penyusuann
laporan.
 Laporan pelaksaan pekerjaan harian, mingguan dan
bulanan diperiksan dengan teliti.
 Hasil pemeriksaa laporan kegiatan dirangkum
sebagai bahan penyusunan laporan.
b) Mengklafikasi data laporan teknis.
 Data hasil kegiatan pengawasan dan data pendukung
(berita acara uji coba, berita acara serah terima
pekerjaan, foto dokumentasi, Prosedur Operasional
Standar (POS) peralatan, gambar purna bangun (as-
built drawing) divertikasi dengan teliti.
 Data hasil kegiatan pengawasan dan data pendukung
lainnya divalidasi sesuai dokumen kontrak.
 Data hasil kegiatan pengawasan dikelompokkan
dengan teliti.
 Hasil klasifikasi data laporan dirangkum sebagai
bahan penyusunan laporan.
c) Menyusun Laporan.
 Format laporan bulanan, triwulan, akhir, dan khusus
(jika ada) disusun sesuai dengan standar laporan
yang telah ditetapkan.
 Draf laporan bulanan, triwulan, akhir, dan khusus
sesuai dengan format yang telah ditetapkan dibuat
denga cermat.
 Draf laporan dikonsultasikan kepada atasan untuk
mendapat arahan terhadap penyempurnaan laporan.
 Laporan difinalisasi sehingga menjadi laporan yang
dapat diterima oleh semua pihak.
 Bukti hasil kegiatan pengawasan sebagai data
pendukung laporan ( berita acara uji coba, berita
acara serah terima pekerjaan, foto dokumentasi,
Prosedur Opersiona Standar (POS) perlatan.
3.3.4 Pelaksanaan Job Position

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan Job Position sebagai


Inspektor dan Quantity Surveyor (QS) yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut :

A. Inspektor
Sebagai asisten inspektor dengan tugas dan tanggungjawab melakukan
pengawasan dan memberikan arahan kepada pelaksana pada Proyek
Pembangunan Pengendali Banjir Kali Bogel pada item pekerjaan
bronjong, uraian pekerjaan penulis sebagai berikut :
1. Pengecekkan material pekerjaan bronjong sesuai dengan
spesifikasi kontrak.
2. Pengecekkan batas bouwplank untuk galian tanah dan
pemasangan bronjong.
3. Pengecekkan kedalaman galian untuk pondasi bronjong
sesuai dengan elevasi yang tertera pada gambar kerja.
4. Pengecekkan dimensi, elevasi, dan fisik bronjong yang telah
dipasang.
5. Pengecekkan pemasangan geotextile
6. Pengawasan pekerjaan pemasangan geotextile dan bangunan
bronjong.
7. Membantu Inspektor membuat laporan harian pekerjaan
lapangan.
8. Memberikan intruksi kepada pelaksana dan mandor bila ada
ketidaksesuaian dengan pekerjaan bronjong.
9. Dokumentasi pekerjaan.
B. Quantity Surveyor
1. Memeriksa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang telah
selesai.
2. Memeriksan kualitas material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Menghitung volume bronjong, geotextile, galian dan hasil
galian tanah yang akan diangkut disposal area.
4. Membuat laporan pekerjaan harian (volume pekerjaan dan
kendala) untuk dilaporankan kepada Team Leader.

3.3.5 Output Job Position


Output dari Job Position yang dilakukan selama pelaksanaan sebagai
berikut :
1. Pengecekkan bronjong kawat sesuai dengan spesifikasi yang tertera
dalam SNI 03-009-1999.

2. Kualitas dan Kuantitas Material.


- Output kualitas ditentukan secara visual dari fisik dan ukuran serta
kesesuaian material dengan spesifikasi.
- Output kuantitas ditentukan dengan pengecekkan dimensi, elevasi,
dan perhitungan hasil pada pekerjaan bronjong.
3. Perhitungan Volume Hasil Pekerjaan Bronjong dan Geotextile.
4. Perhitungan Volume Galian Pekerjaan Bronjong.
5. Pembuatan laporan harian yang ditugaskan oleh Team Leader
3.3.6 Kendala yang dihadapi dan Solusinya

Kendala dan solusi dari pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Kendala Pekerjaan :
1. Kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Kendala pembebasan lahan yang belum dituntaskan
menggannggu kelancaran peletakkan material dan menambah
pekerjaan bagi pekerja untuk pengangkutan material ke lokasi
pemasangan.
3. Kendala excavator yang memperlambat pekerjaan dikarenakan
produktifitas dibawa standar usia alat berat tersebut.
 Solusi :
1. Memberikan sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
serta memberikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pekerja
sesuai dengan yang tertera dalam SNI 2012-05-Pekerjaan
Bronjong.
2. Melakukan koordinasi anatara pihak konsultan dan kontraktor
kepada PPK/PEMDA untuk menuntaskan permasalahan
pembebasan lahan.
3. Melakukan koordinasi anatara pihak konsultan dan kontraktor
untuk menambah alat berat excavator yang layak untuk
mengatasi keterlambatan proyek.

3.4 Pelaksanaan Job Position 3 Oleh Mahasiswa 3


3.4.1 Posisi Job Position Dalam Struktur Organisasi
Team Leader Proyek Pengendali Banjir Kali Bogel di Kab. Blitar
memberikan job position kepada Lely Dwi Oktavia sebagai asisten
Inspektor yang untuk membantu pekerjaan kontraktor sebagai pengawas
dalam pekerjaan proyek bangunan air.
3.4.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Inspector merupakan perangkat Konsultan di lokasi proyek yang
bertanggung jawab kepada Supervisor Engineer dimana ditugaskan untuk
melaksanakan tugas-tugas pembantuan pengawas.
Sebagai Inspector dalam suatu proyek mempunyai tugas pokok dan
tanggungjawab sebagai berikut :
1. Inspector mempunyai tugas membantu chief inspector dan quantity
engineer dalam melaksanakan tugas pengawasan proyek
dilapangan.
2. Memeriksa dan menandatangani Shop Drawing dan As Buld
Drawing yang benar yang diajukan oleh kontraktor.
3. Memeriksa dan menandatangani permintaan ijin kerja (request)
yang diajukan oleh kontraktor.
4. Mengarahkan secara benar pelaksanaan pekerja di lapangan yang
sesuai dengan gambar kerja spesifikasi teknis.
5. Bersama dengan surveyor membantu quantity engineer
melaksanakan pekerjaan bersama dengan kontraktor atas hasil
prestasi pekerjaan di lapangan.
6. Memeriksa, menyetujui dan menandatangani backup yang diajukan
oleh kontraktor.
7. Membantu quality engineer dalam melakukan pengawasan mutu
pekerjaan dilapangan.
3.4.3 Kompetensi dan Unit Kompetensi
1. Mengetahui dan memahami cara menerapkan APD dengan baik dan
benar saat dilapangan.
2. Mampu memahami cara membaca gambar untuk mempermudah
melakukan pekerjaan dilapangan.
3. Menguasai MS.Office untuk memudahkan dalam penyusunan
laporan dan perhitungan.
4. Mampu menguasai Autocad untuk bisa membuat perubahan
gambar.
5. Mengetahui dan memahami metode pelaksanaan pekerjaan tanggul.
6. Mampu berkomunikas baik dengan tim konsultan untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
7. Mengetahui dan mampu mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan
gambar kerja.

3.4.4 Pelaksanaan Job Position


Pelaksanaan job position yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan pada pekerjaan pemasangan bowplank.
2. Pengawasan pada pekerjaan stripping.
3. Pengawasan pada pekerjaan pengambilan material urugan pada
Stock Pile.
4. Pengawasan pada pekerjaan pengangkutan material urugan ke
lokasi tanggul.
5. Pengawasan pada pekerjaan penyebaran dan perataan material
urugan.
6. Pengawasan pada pekerjaan pemadatan perlapis.
7. Pengawasan pada pekerjaan proses perapihan atau trimming pada
lereng timbunan (penentuan slope).
3.4.5 Output Job Position
Output dari pekerjaan yang telah dilakukan diantaranya :
1. Pengawasan Penimbunan dan Pemadatan
 Tebal lapisan sesuai dengan bestek (20-30 cm)
 Kadar air tanah sebelum digilas harus sekitar OMC yang
direncanakan 28%.
 Jumlah lintasan mesin gilas ditentukan dalam bestek dari
hasil percobaan,membutuhkan (6-7 lintasan).
 Memeriksa hasil kepadatan setelah digilas harus sesuai
bestek,biasanya 90%-100% MDD dan cara pemeriksaan
menggunakan uji kerucut pasir (sandcone).

Didapatkan nilai ˠd-field 1,53 dan ˠd-lab 1,43


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑙𝑎𝑏)
Sehingga, 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑙𝑎𝑝) x 100%
1,43
x 100% = 93,46 % (sesuai)
1,53
3.4.6 Kendala yang dihadapi dan Solusinya
Kendala dari pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pada saat proses pekerjaan stripping terdapat kendala pembebasan
lahan di beberapa section yang masih belum tuntas sehingga
memperlambat waktu pekerjaan.
2. Pada saat proses pengerjaan alat berat excavator sering mengalami
kerusakan pada mesin sehingga menunda pekerjaan selesai dengan
tepat waktu.
Solusi dari kendala yang dihadapi pada pekerjaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi antara pihak konsultan dan kontraktor dan
pendekatan kepada masyarakat umum untuk melakukan pembebasan
lahan yang masih belum tuntas.

Melakukan koordinasi antara pihak konsultan dan kontraktor untuk penambahan


alat berat excavator yang layak dan baik digunakan dalam pengerjaan proyek.

Anda mungkin juga menyukai