Anda di halaman 1dari 175

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia


2016

Buku Panduan Guru

Tunarungu

Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan

SMALB
KELAS XI
Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang–Undang

MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Penulis : DUDI GUNAWAN


Penyunting materi : (tim pengarah)
Penyunting bahasa : Badan Bahasa

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPKn SMALB -


~Tunarungu Ringan: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
xii, 161 hl. : ilus.; 25 cm.
Untuk SMALB Kelas XI

ISBN 978-602-358-448-2 (jilid lengkap)


ISBN 978-602-358-450-5 (jilid 2)

I. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Studi dan Pengajaran I.


Judul
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cetakan ke-1, 2016


Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

ii
KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat


kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar
dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran,
sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup
kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar
kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok
keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti
rumusan tersebut.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas
XI SMALB-B (TUNARUNGU) dirancang untuk menghasilkan
siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana
diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu
Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang
efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh
mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama
lain, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dirancang berbasis aktivitas yang
diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara
yang baik melalui kepeduliannya terhadap permasalahan dan
tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian
tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam
pengembangan komunitas yang terkait dengan dirinya.

iii
Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian
pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil kajiannya
dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada
pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu
dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk
sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan
perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan
kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi
tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan
kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia
pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus
tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Juni 2016


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

ANIES BASWEDAN

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................... iv


Daftar Isi ..................................................................... v
Daftar Gambar ........................................................... x
Daftar Tabel .......................................................... ..... xi

Bagian I Petunjuk Umum .......................................... 1


A. Rasional .......................................................... ..... 1
B. Pembelajaran.......................................................... 5
1.Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................... . 11
2. Model-model Pembelajaran ............................ ... 15
3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat ......... 27
4. Model Pembelajaran Kooperatif.......................... . 31
5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam
Pembelajaran ................................................... 38
6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu. 44
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn ............. 61
2. Tujuan Pembelajaran PPKn ................................ 62
3. Materi Pembelajaran PPKn ................................. 63
4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn 22
D. Penilaian Pembelajaran ................................. 67
1. Penilaian Dalam Pembelajaran ............................ 25
2. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
............................................... .......................... 70

v
Bagian II Petunjuk Khusus ........................................ 84
Bab I Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai
Nilai-Nilai Pacasila .................................... 50
A. Pembelajaran ......................................... 52
1. Kompetensi Dasar ............................ 52
2. Indikator ......................................... 53
3. Pengalaman Belajar ......................... 53
4. Media dan Sumber Belajar .............. 54
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 54
B. Penilaian, Remedial dan Pengayaan ...... 93
1. Penilaian ......................................... 94
2. Essay ............................................. 95
3. Tugas Keterampilan ........................ 95
4. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 68
Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia ..... 69
A. Pembelajaran ......................................... 71
1. Kompetensi Dasar ............................ 71
2. Indikator ......................................... 100
3. Pengalaman Belajar ......................... 100
4. Media dan Sumber Belajar .............. 73
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 73
B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 81
1. Penilaian ......................................... 81
2. Tindak Lanjut .................................. 83
C. Uji Kompetensi Bab II ........................... 108
D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 108
Ujian Tengah Semester I ........................................... 88

vi
Bab III Ancaman Internasional dan Ekternal
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ...... 92
A. Pembelajaran ......................................... 94
1. Kompetensi Dasar ............................ 94
2. Indikator ......................................... 95
3. Pengalaman Belajar ......................... 95
4. Media dan Sumber Belajar .............. 96
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 96
B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 105
1. Penilaian ......................................... 105
2. Tindak Lanjut .................................. 108
C. Uji Kompetensi Bab III .......................... 108
D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 111
Ujian Akhir Semester I .............................................. 112
Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan
Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik
Indonesia ............................................... 133
A. Pembelajaran ......................................... 134
1. Kompetensi Dasar ............................ 118
2. Indikator ......................................... 119
3. Pengalaman Belajar ......................... 119
4. Media dan Sumber Belajar .............. 120
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 136
B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 140
1. Penilaian ......................................... 129
2. Tindak Lanjut .................................. 141
C. Uji Kompetensi Bab IV .......................... 141

vii
D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 143
Ujian Tengah Semester II .......................................... 143
Ujian Akhir Semester II ............................................. 145
Indeks ......................................................................... 149
Glosarium ................................................................... 152
Daftar Pustaka ............................................................ 158
Daftar Kontak ............................................................. 160

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban


yang sama .............................................. 52
Gambar 2.1 Demokrasi harus ditanamkan sejak dini .. 71
Gambar 3.1 Setiap peserta didik mendapat
perlindugan hukum ................................ 94
Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari
ancaman internal ................................... 118

ix
DAFTAR TABEL

Bagian Umum
Tabel 1.1 KI dan KD Mata Pelajaran PPKn Kelas XI ... 4
Tabel 1.2 Silabus PPKn Kelas XI SMALB-D .............. 7
Tabel 1.3 Alokasi Waktu Penggunaan Buku ............. 16
Tabel 1.4 Kegiatan Guru dan Peserta Didik ............... 23
Tabel 1.5 Contoh Format Hasil Pengamatan Sikap .... 31
Tabel 1.6 Contoh Format Penilaian Diri Sikap Jujur 32
Tabel 1.7 Contoh Format Penilaian Antarteman
Sikap Disiplin ............................................ 34
Tabel 1.8 Contoh Format Jurnal ............................... 35
Tabel 1.9 Contoh Format Observasi ......................... 36
Tabel 1.10 Contoh Format Rekapitulasi Penilaian
Sikap ........................................................ 40

Bagian Khusus
Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I .................. 66
Tabel 2.1 Instrumen Penilaian Diri Bab II ................. 85
Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UTS I .................. 89
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Diri Bab III ................ 109
Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS I .................. 113
Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab IV ................ 133
Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UTS II ................. 137
Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS II ................. 160

x
BAGIAN I
PETUNJUK UMUM

A. RASIONAL
Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan
perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan
kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 160
tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas
dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat
sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia
persekolahan) terhadap ide, desaian, dokumen, dan
implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring
dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi serta masukan publik tersebut,
terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya
pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang
diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam
Kurikulum 2013: (1) Kompetensi Dasar (KD) pada
Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang dianggap
kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata
pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD
dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun
urutannya); (3) belum ada pernyataan eksplisit dalam
dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih
melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit

1
dan perlu penyederhanaan; (5) penegasan kembali
pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya
pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6)
penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran
agar mudah dipelajari oleh peserta didik.
Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar
selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya.
Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan
menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran,
pembelajaran, penilaian, dan buku teks.
Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan
prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut.
1. Keselarasan (Alignment)
Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata
Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan
Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek
kompetensi dan lingkup materi.
2. Mudah Dipelajari (Learnable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan
dalam KD mudah dipelajari oleh peserta didik sesuai
dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek
pedagogis.
3. Mudah Diajarkan (Teachable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan
pada KD mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan
gaya belajar peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber
belajar yang ada di lingkungan.

2
4. Terukur (Measurable)
Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur
melalui indikator yang mudah dirumuskan dan layak
dilaksanakan.
5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt)
Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai
kebermaknaan bagi peserta didik sebagai bekal
kehidupan.

Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum


di atas, maka diadakan perbaikan terhadap dokumen
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus menyangkut
kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang kerangka
dasar dan stuktur kurikulum sekolah menengah atas
Luar Biasa dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor157 tahun 2014 tentang Kurikulum
Pendidikan Khusus. Berkenaan dengan itu, maka
diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan
guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum
2013 Pendidikan Khusus dengan tepat yang berkaitan
dengan pembelajaran dan penilaian, serta unsur
penunjang lainnya.
Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, maka Direktorat PK-PLK
menyusun Buku Guru, Buku guru ini ditulis sebagai bagian
dari upaya mewujudkan kepedulian pemerintah melalui

3
penugasan kepada guru untuk membantu peserta didik dalam
mencapai hasil belajar yang baik.
Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
untuk SMALB-B kelas XI ini yang berisi petunjuk umum dan
petunjuk khusus contoh praktis untuk setiap materi. Materi
Pancasila dan Kewarganegaraan akan terlihat dari sikap dan
perilaku seseorang atau sekelompok orang. Setiap bab dalam
buku ini mencerminkan aktivitas siswa sebagai warganegara
Indonesia. Bab 1 adalah materi tentang Hak dan Kewajiban
Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila. pada Bab 2.
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia pada Bab 3. Materi
yang berkaitan dengan Ancaman Internal dan Ekternal dalam
bingkai bhinneka tunggal ika Bab 4. materi Faktor Pendorong
dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Pedoman guru digunakan untuk mengelola
pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik
tunarungu untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-
pesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Bagian
umum pada buku guru mata pelajaran Pendidikan PPKn ini
merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk peserta didik tunarungu kelas XI.
Ada lima yang diuraikan dalam bagian I: Petunjuk
umum ini, yaitu A. Pembelajaran, B Kompetensi Dasar, tan
Materi dan Kegiatan Pembelajaran, C.Tujuan Pembelajaran
PPKn, D. Materi Pembelajaran PPKn, E. Pengalaman
Pembelajaran PPKn, F. Penilaian Pembelajaran. Bagian II:
Petunjuk Khusus mengenai Materi PPKn setiap setiap bab,
dibagi 4 Bab. Tiap bab membahas tentang Kegiatan

4
Pembelajaran, Kegiatan Penilaian dan Kegiatan Interaksi
dengan Orang Tua.

B. Pembelajaran
Berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan
Kurikulum 2013 dan masukan publik terdapat kekeliruan
pemahaman tentang penerapan pendekatan pembelajaran
saintifik. Pendekatan Saintifik: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi,
mengomunikasikan (5M) dipahami sebagai prosedur
baku dan digunakan sebagai satu-satunya pendekatan
dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua mata
pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam penerapanya
untuk mata-mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu,
pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan
bahwa pendekatan saintifik bukan satu-satunya
pendekatan pembelajaran. Mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan bukanlah sekedar urutan baku
langkah-langkah pembelajaran. Akan tetapi merupakan
pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi
yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga
akan menghasilkan peserta didik yang memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal
ini akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam
kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh ekosistem

5
pendidikan di sekolah melalui pembelajaran berbasis
aktivitas dan pendekatan keilmuan.
Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan
berdasarkan karakteristik mata pelajaran PPKn dan
karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran). KD
akan dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang
bervariasi sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal,
kebutuhan peserta didik, berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan
kompetensi abad ke-21.
Guru diberikan keleluasaan dalam mengembangkan
pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran PPKn, kompetensi, materi pelajaran, dan
kondisi daerah.
Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti
discovery learning, problem based learning, project based
learning) tetap dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik kompetensi dasar, materi pelajaran yang
akan dicapai oleh peserta didik. Guru diberikan ruang
yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai model-
model lain seperti: Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik Terpadu.
Dengan kata lain, guru tidak disibukkan dengan
penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang
digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi
pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan
oleh peserta didik.

6
Semua perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran
dilakukan dalam rangka:
1. memudahkan guru merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran berdasarkan silabus (yang dituangkan
dalam RPP);
2. memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan
lingkungan belajar yang tersedia; dan
3. menyelaraskan dan menyederhanakan penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip
pembelajaran berbasis aktivitas.
1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas
a. interaktif dan inspiratif;
b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif;
c. kontekstual dan kolaboratif;
d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan
e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:
a. peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu;
b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d. pembelajaran berbasis kompetensi;
e. pembelajaran terpadu;
f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen

7
yang memiliki kebenaran multi dimensi;
g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat;
j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat;
l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik; dan
n. suasana belajarmenyenangkan dan menantang.

Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan


oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan
karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran
kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru
harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang
relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar
(kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang

8
melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar
sesamanya, misalnya kerja kelompok atau diskusi
kelompok.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi
pasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:
1. Dari pesertadidikdiberi tahu menuju pesertadidik mencari
tahu;
2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajarmenjadibelajar
berbasis aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu;
6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban
tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi;
7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaranyang mengutamakan

9
pembudayaan danpemberdayaanpesertadidiksebagai
pembelajar sepanjanghayat.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan(ing ngarso sungtulodo), membangun
kemauan(ingmadyo mangun karso),danmengembangkan
kreativitaspesertadidikdalam proses pembelajaran
(tutwurihandayani);
11. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat;
12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadal
ahguru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah
kelas.
13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeni
ngkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;dan
14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar
belakang budayapesertadidik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar


proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada mata pelajaran PPKn


setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran
pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan
ruang lingkup materi.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas

10
(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah
dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara
optimal.

1. Higher Order Thinking Skills (HOTS)


Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat
memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis,
dan sistematis sesuai dengan karakteristik PPKn,
serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills atau HOTS). Anderson
mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel
berikut.

11
Tabel 5. Deskripsi Kemampuan Kognitif

KATEGORI DESKRIPSI
Mengingat Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta
(Remember) penting/recognizing;
memanggil/recalling/retrieving)
Memahami Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-
(Understand) kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting,
memberi contoh/illustrating,
mengkalsifikasi/classifying/categorizing,
meringkas/summarizing/abstracting,
menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpola
ting, predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/mapping
/matching, menjelaskan/constructing model e.g.
cause-effect)
Menerapkan Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur
(Apply) (implementing) untuk suatu situasi baru

12
(melakukan, menerapkan)
Menganalisis Mengelompokkan informasi/fenomena dalam
(Analyze) bagian-bagian penting
(differentiating/discriminating/focusing/selecting),
menentukan keterkaitan antar komponen
(organizing/finding
coherence/integrating/outlining/structuring),
menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis H
(attributing/deconstructing) O
Mengevaluasi Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan T
(Evaluate) uraian/fakta S
(checking/coordinating/detecting/monitoring/testin
g), menilai metode mana yang paling sesuai untuk
menyelesaikan masalah (critiquing/judging)
Mencipta Mengembangkan hipotesis (generating),
(Create) merencanakan penelitian (planning/designing),
mengembangkan produk baru
(producing/constructing)

13
Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam
Tabel 5di atas, ada kemampuan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills = HOTS) yang harus
dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh
sebab itu, maka dalam pembelajaran Bapak/Ibu guru
dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya
memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan
pembelajaran yang variatif serta pemberian materi
yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3.

Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong


peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat
tinggi (HOTS).
1) Guru menugaskan peserta didik untuk
menganalisis permasalahan yang disajikan melalui
lembar kerja berkaitan dengan materi hak dan
kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
2) Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut
melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali
dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang
ditemukan dalam permasalahan;
3) Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi
berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari
berbagai sumber belajar, kemudian bersama
kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk

14
dianalisis sehingga menghasilkan rumusan
penyelesaian masalah;
4) Melalui diskusi dan tanya jawab bersama
kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi
terhadap rumusan penyelesaian masalah yang
diperolehnya;
5) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, kemudian membuat kesimpulan
bersama;
6) Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan
pengamatan dan pendampingan.
Berikut adalah contoh-contoh soal HOTS yang sesuai
dengan KD 1.2, KD 2.2, KD 3.2 dan 4.2 mata
pelajaran PPKn di atas.

Permasalahan 1

 Ada warga masyarakat yang diadili dan dijatuhi hukuman!


Bagaimana hakim mengadili warga masyarakat tersebut?
 Diskusikan dengan teman sebangku! Buatlah ringkasan
sederhana dari hasil diskusi!

15
Alternatif Penyelesaian:

 Menyimak kasus dalam permasalahan penegakan hukum.


 Menganalisis permasalahan dalam kasus tersebut dengan berdiskusi
dalam kelompok.
 Menganalisis keputusan hakim dalam penyelesaian kasus tersebut.
 Menyusun alternatif penyelesaian kasus atau putusan yang
seharusnya diambil oleh hakim dengan berdiskusi dalam kelompok.
 Menyusun laporan hasil pembahasan kasus dan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok tersebut.

Permasalahan 2

 Carilah artikel yang membahas perkara atau sengketa antara


orang-orang yang beragama Islam!
 Apakah solusi dari perkara yang dihadapi?
 Uraikan analisismu dan sampaikan di depan kelas!

2. Model-model Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan
melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara
berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik
materi pelajaran saat itu.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

16
1) mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan;
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
4) menyampaikan garis besar cakupan materi
dan kegiatan yang akan dilakukan; dan
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti menggunakan
pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis
aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran dan peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
aktivitas yang membangun kemampuan sesuai

17
dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap
kegiatan guru harus memperhatikan
perkembangan sikap peserta didik pada
kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara
lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti,
kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang
tercantum dalam silabus.

c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a)
membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b)
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian;
(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013


dapat dilaksanakan dengan menggunakan

18
pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran
yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Pendekatan ini menekankan pada proses
pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi
pembelajaran melalui pengalaman belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, mengasosiasi dan
mengomunikasikan.

Contoh;
Dalam kegiatan pembelajaran PPKn untuk
memberikan pengalaman belajar mengamati dalam
RPP dapat ditulis; “Menyimak isi bacaan, atau
gambar atau teks/cerita/masalah atau
mendiskusikan dalam kelompok tentang materi
hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”.
Sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan
informasi/mencoba dapat ditulis: “Mengidentifikasi
informasi berdasarkan kasus atau permasalahan
relevan yang disajikan terkait dengan hak dan
kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ”.
Silahkan Bapak/Ibu merancang kegiatan saintifik
yang lain dalam pembelajaran yang dituliskan
pada RPP, selain kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi.

19
Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan
model pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik mata pelajaran, KD, atau
karakteristik materi, antara lain discovery based-
learning, project-based learning, problem-based
learning, inquiry based-learning, atau model
lain yang relevan.
a. Langkah model discovery based-learningadalah
sebagai berikut;
1) Stimulation (memberi stimulus); guru
memberikan stimulan, untuk diamati peserta
didik agar mendapat pengalaman belajar
mengamati pengetahuan konseptual melalui
kegiatan membaca, mengamati situasi atau
melihat gambar.
2) Problem Statement (mengidentifikasi
masalah); merupakan kegiatan peserta didik
dalam menemukan permasalahan apa saja
yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini
peserta didik diberikan pengalaman untuk
menanya, mencari informasi, dan
merumuskan masalah.
3) DataCollecting (mengumpulkan data);
mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan
solusi pemecahan masalah yang dihadapi.
Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian,

20
akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan
peserta didik untuk mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan
masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.
4) Data Processing (mengolah data); peserta
didik mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya
untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata,
sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5) Verification (memverifikasi); peserta didik
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data melalui berbagai kegiatan,
atau mencari sumber yang relevan baik dari
buku atau media, serta mengasosiasikannya
sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik
digiring untuk menggeneralisasikan hasil
kesimpulannya pada suatu kejadian atau
permasalahan yang serupa, sehingga
kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan
metakognisi peserta didik.

b. Langkah-langkah model Problem-Based


Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

21
1) Mengorientasikan; tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati
masalah yang menjadi objek pembelajaran.
Contoh:
Peserta didik mengamati atau menyimak
permasalahan kasuistik berkaitan dengan
penegakan hukum pada materi sstem
hukum peradilan di indonesia sesuai
dengan UUD 45.
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran;
pengorganisasian pembelajaran merupakan
salah satu kegiatan dimana peserta didik
menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya) terhadap masalah yang dikaji
Contoh;
Peserta didik difasilitasi untuk membuat
beberapa pertanyaan mengenai informasi
yang didapatkan dari hasil pengamatan
tentang penegak hukum, dan menuliskan
minimal 4 pertanyaan yang memuat kata-
kata “kepolisian”, “kejaksaan”,
“kehakiman”, dan “advokat”.
3) Membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok; pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan untuk memperoleh
data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji.
Contoh ;

22
Peserta didik melengkapi informasi dengan
mencari mencari berbagai informasi yang
mendukung dari beberapa buku referensi,
internet, atau sumber yang lain untuk
menguatkan dugaan yang dibuat. Peserta
didik diminta mencari permasalahan
penegakan hukum dan mengelompokan
permasalahan berdasarkan tugas dari
aparat penegak hukum yang berada di
Indonesia serta membahas alternatif
pemecahan masalah tersebut baik secara
mandiri atau kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
Contoh;
Peserta didik diminta menganalisis
beberapa permasalahan yang melibatkan
lembaga peradilan diantaranya berkaitan
dengan masalah kenakalan atau
pelanggaran yang diperoleh dari artikel
koran atau internet. Kemudian peserta
didik diminta membuat dugaan awal
mengenai ciri-ciri , serta hubungannya
dengan lembaga peradilan kemudian
mempresentasikan di depan kelas.

23
5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah; setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada,
selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
Contoh;
Peserta didik diminta menganalisis
beberapa permasalahan yang melibatkan
lembaga peradilan, membuat dugaan awal
dan mempresentasikan di depan kelas.
Guru membantu peserta didik melakukan
refleksi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
Peserta didik diminta menuliskan
kesimpulan yang didapatkan tentang apa
itu lembaga peradilan serta ciri-ciri yang
dapat membedakan setiap lembaga tersebut
berdasarkan tugasnya. Setelah itu peserta
didik diminta mendiskusikan kesimpulan
kelompoknya dengan peserta
didik/kelompok lainnya.

c. Langkah pembelajaran dalam model Project


Based-Learning adalah sebagai berikut;
1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan
proyek.
Pertanyaan harus dapat mendorong peserta
didik dalam melakukan suatu
aktivitas/proyek, misalnya yang berkaitan

24
dengan konsep dalam KD-KI 4 disesuaikan
dengan realitas dunia nyata.
2) Mendesain perencanaan proyek.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
antar peserta didik, dan peserta didik
dengan guru. Dengan demikian peserta
didik diharapkan akan merasa memiliki
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang kegiatan, alat, dan bahan yang
berguna untuk penyelesaian proyek
3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari
sebuah proyek.
Peserta didik menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas
pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2)
membuat deadline penyelesaian proyek, (3)
membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru, (4) membimbing peserta
didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan
suatu cara.
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan
proyek.
Kegiatan monitoring perkembangan proyek
merupakan kegiatan guru dan peserta

25
didik. Guru bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Guru berperan menjadi mentor bagi
aktivitas peserta didik. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.
Peserta didik melakukan pengecekan atas
kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap
perkembangan proyeknya, sehingga
memungkinkan mereka untuk terus
melakukan perbaikan dan akhirnya
diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai
dengan kriteria penugasan.
5) Menguji hasil.
Pengujian hasil dapat dilakukan melalui
presentasi atau penyajian proyek. Pada
kegaiatan ini, guru dapat mengukur
ketercapaian kompetensi peserta didiknya,
dan peserta didik dapat melihat dimana
kekurangan dan/atau kelebihan proyek
yang mereka hasilkan berdasarkan
masukkan dari peserta didik/kelompok lain
serta masukkan dari guru.
6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
Pada akhir proses pembelajaran, peserta
didik dan guru melakukan refleksi terhadap

26
aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dilakukan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan
proyek. Guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran dan permasalahan
lain yang serupa.

c. Langkah-langkah dalam modelinquiry based-


learning terdiri
atas:
1) Mengamati berbagi fenomena alam yang akan
memberikan pengalaman belajar kepada
peserta didik bagaimana mengamati berbagai
fakta atau fenomena.
2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena
yang dihadapi untuk melatih peserta didik
mengeksplorasi fenomena melalui berbagai
sumber.
3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan
jawaban dapat melatih peserta didik dalam

27
mengasosiasi atau melakukan penalaran
terhadap kemungkinan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
4) Mengumpulkan data yang terkait dengan
dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga peserta didik dapat memprediksi
dugaan yang paling tepat sebagai dasar
untuk merumuskan suatu kesimpulan.
5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat
mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

Silahkan bapak/ibu coba berikan contoh


untuk tiap-tiap langkah pembelajaran dengan
model inquiry based-learning di atas.

3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat


Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
Kurikulum 2013, maka sebuah model
pembelajaran yang dikembangkan harus dapat
mendorong dan memotivasi peserta didik dalam
mengembangkan ide dan kreatifitasnya,
sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif,
menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model
yang digunakan juga harus dapat mendorong
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

28
diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan
dapat meningkatkan sifat percaya diri.
Cara menentukan sebuah model pembelajaran
yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata
pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan
karakteristik materi pada masing-masing mata
pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat
dipertimbangkan dalam menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan hal-hal
sebagai berikut.
a. Kesesuaian model pembelajaran dengan
karakteristik mata pelajaran, sehingga ada
kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak
menggunakan model yang diuraikan di atas,
tetapi menggunakan model khusus untuk
mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk
mata pelajaran bahasa menggunakan
pembelajaran berbasis teks.
b. Kesesuaian model pembelajaran dengan
karakteristik KD-KI 2 yang dapat
mengembangkan kompetensi sikap, dan
kesesuaian materi pembelajaran dengan
tuntutan KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 untuk
memgembangkan kompetensi pengetahuan
dan/atau keterampilan.
c. Kesesuaian model pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran yang spesifik dalam

29
mengembangkan potensi dan kompetensi,
misalnya untuk mengembangkan interaksi
sosial, atau mengolah informasi.
d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan
dengan pendekatan saintifik.

Contoh:
Dengan memperhatikan karakteristik pemilihan
model di atas, serta hasil analisis terhadap KI-
KD, Pedoman Mata Pelajaran, dan Silabus,
maka untuk KD 3.1 dan 4.1 seperti diuraikan
sebelumnya, serta memperhatikan indikator
sikap dari KI 2 yaitu disiplin, kerja sama,
tanggung jawab, rasa ingin tahu dan sikap
kritis, maka pembelajaran akan disajikan
dengan model DiscoveryBased-Learning sebagai
berikut.
1) Stimulation (memberi stimulus);
Guru menyajikan berbagai permasalahan
berkaitan materi hak dan kewajiban asasi
manusia, sistem hukum peradilan di
Indonesia berupa gambar atau teks untuk
diamati oleh peserta didik secara
berkelompok, baik melalui tayangan ppt
maupun lembar kerja.
2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur
atau variabel-variabel yang ada hak dan

30
kewajiban asasi manusia, sistem hukum
peradilan di Indonesia dan membuat catatan
berdasarkan hasil temuan, serta membuat
rumusan penyelesaian masalah masalah
berdasarkan data-data yang ditemukan.
3) Data Collecting (mengumpulkan data);
Peserta didik mencari serta mengumpulkan
data/informasi yang berkaitan dengan
permasalahan hak dan kewajiban asasi
manusia, sistem hukum peradilan di
Indonesia baik dari buku paket PPKn kelas
XI, sumber lain yang relevan atau intenet.
4) Data Processing (mengolah data);
Peserta didik melakukan diskusi bersama
kelompok untuk menyelesaikan masalah hak
dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum
peradilan di Indonesia dengan menggunakan
berbagai informasi yang telah dikumpulkan
dan membuat kesimpulan sementara hasil
kesepakatan dari kelompoknya.
5) Verification (memverifikasi);
Peserta didik memverifikasi penyelesaian
masalah hasil diskusi kelompoknya,dan
setelah kegiatan diskusi kelompok selesai,
perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya untuk
membandingkan hasil diskusi antar

31
kelompok. Arahkan proses pembelajaran ke
bentuk tanya jawab.
6) Generalization (menyimpulkan);
Peserta didik dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan berkaitan dengan
materi hak dan kewajiban asasi manusia,
sistem hukum peradilan di Indonesia
berdasarkan hasil rangkuman dari
kesimpulan setiap kelompok setelah sesi
presentasi.
berkaitan dengan materi hak dan kewajiban
asasi manusia, sistem hukum peradilan di
Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari
kesimpulan setiap kelompok setelah sesi
presentasi.

4. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan
kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi
untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan
hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan
komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan
tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota
kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman (2012: 209),
“Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

32
penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”.
Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam
kelompok dan bekerja sama.
2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah.
3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen
ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan
agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok
daripada perorangan.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya


(2010) adalah:
1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan
kinerja peserta didik dalam tugas akademik.
Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam
membantu peserta didik dalam memahami konsep yang
sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta
didik menerima temannya yang mempunyai berbagai
macam latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik
diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam


pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut
Rusman (2012: 211) adalah sebagai berikut:

33
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Menyampaikan Guru menyampaikan semua tujuan
tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi peserta pelajaran tersebut dan memotivasi
didik. peserta didik.
2. Menyajikan Guru menyajikan informasi kepada
informasi. peserta didik dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
3. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada peserta
peserta didik ke didik bagaimana caranya membentuk
dalam kelompok- kelompok belajar dan membantu
kelompok belajar. setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien.
4. Membimbing Guru membimbing kelompok-
kelompok bekerja kelompok belajar pada saat
dan belajar. mengerjakan tugas.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai
penghargaan. upaya atau hasil belajar peserta didik
baik individu maupun kelompok.

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan


pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase
ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan
bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, peserta
didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini
diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja
bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka.
Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi

34
hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang
telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu.

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk
“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat
peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik,
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi
yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning
(PBL), yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3. Permasalahan sebagai contoh.
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
proses.

35
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
Learning (PBL), adalah sebagai berikut:
1. Peran Guru sebagai Pelatih
a. Bertanya tentang pemikiran.
b. Memonitor pembelajaran.
c. Menantang peserta didik untuk berpikir.
d. Menjaga agar peserta didik terlibat.
e. Mengatur dinamika kelompok.
f. Menjaga berlangsungnya proses.
2. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver
a. Peserta yang aktif.
b. Terlibat langsung dalam pembelajaran.
c. Membangun pembelajaran.
3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi
a. Menarik untuk dipecahkan.
b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya
dengan pelajaran yang dipelajari.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau
Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran
berbasis masalah penting menjembatani „gap‟ antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental

36
yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.
Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan: (a) PBL mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki
elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan
dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik
secara bertahap dapat memi peran yang diamati
tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam
penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan
mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun femannya tentang
fenomena itu.
3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning).
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri
apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi
harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Orientasi peserta Menjelaskan tujuan pembelajaran,
didik pada menjelaskan logistik yang
masalah. diperlukan, dan memotivasi peserta
didik terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
2. Mengorganisasi Membantu peserta didik
peserta didik mendefinisikan dan
untuk belajar. mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
3. Membimbing Mendorong peserta didik untuk

37
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
pengalaman mengumpulkan informasi yang
individu/ sesuai, Melaksanakan eksperimen
kelompok. untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan Membantu peserta didik dalam
dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan
hasil karya. karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis Membantu peserta didik untuk
dan melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses proses yang mereka gunakan.
pemecahan
masalah.

Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis


masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem
solving) sebagaimana biasanya, tetapi pembentukan
masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan.
Melalui pendekatan PBM peserta didik mempresentasikan
gagasannya.
Peserta didik terlatih merefleksikan persepsinya,
berargumentasi dan mengkomunikasikan ke pihak lain,
sehingga guru pun memahami proses berpikir peserta
didik. Guru dapat membimbing serta mengintervensikan
ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian,
pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan
peserta didik, sehingga interaksi antara guru dan peserta
didik, serta peserta didik dengan peserta didik menjadi
terkondisi dan terkendali.

38
Rusman (2012: 243) mencantumkan langkah-langkah
pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum
dalam tabel 2.2 di atas.

5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran


Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung lebih
alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
peserta didik. Pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu

39
strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi.
Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning), yaitu relating,
experiencing, applying, cooperating, dan transfering
diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi
secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru
adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Guru
lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru
bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru
datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan
pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah "konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen
utama pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiri), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic
assessment)".

40
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa
saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis
besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL
adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
baru yang diperolehnya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk
semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan
bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment) dengan berbagai cara.
Karakteristik dari pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebagaimana dikutip Rusman (2012: 198)
adalah sebagai berikut:
1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan,
tidak membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5)
Pembelajaran terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai
sumber; 7) Peserta didik aktif; 8) Sharing dengan teman;
9) Peserta didik kritis guru kreatif; 10) Dinding dan
lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik,
peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan 11)
Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi

41
hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum,
karangan peserta didik dan lain-lain.

Dalam pembelajaran kontekstual, program


pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas
yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta
didiknya sehubungan dengan topik yang akan
dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan
pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut,
materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
authentic assessment-nya.
Dalam konteks tersebut, program yang dirancang guru
benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan
dikerjakannya bersama peserta didiknya. Secara umum
tidak ada perbedaan mendasar format antara program
pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran
kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih
menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai
(jelas dan operasional), sedangkan program untuk
pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario
pembelajarannya.
Beberapa komponen utama dalam pembelajaran
Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making
Meaningful Connections)

42
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung
dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika
peserta didik dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran
akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan
pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan
makna, dan makna memberi mereka alasan untuk
belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan
seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan
keterkaitan inilah inti dari CTL.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing
Significant Works)
Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua
proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
harus punya arti bagi peserta didik sehingga mereka
dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)
Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan
pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan
menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan
sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi peserta
didik. Pembelajaran yang diatur peserta didik sendiri,
memberi kebebasan kepada peserta didik untuk
menggunakan gaya belajarnya sendiri.
4. Bekerjasama (collaborating) Peserta didik dapat
bekerja sama
Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dan
efisien dalam kelompok, membantu mereka memahami

43
bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative
Thinking)
Pembelajaran kontekstual membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah
suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan
sistematis dalam menilai, memecahkan masalah
menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis
asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian,
ketajaman pemahaman dalam mengembangkan
sesuatu.
6. Mengasuh atau memelihara pribadi (Nuturing The
Individual)
Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik bukan
hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian:
integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab,
disiplin, motif berprestasi. Guru berperan sebagai
konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik harus sesuai dengan minat,
kebutuhan dan kemampuannya.
7. Mencapai standar yang tinggi (Reaching High
Standards)
Pembelajaran aktual diarahkan agar peserta didik
berkembang secara optimal, mencapai keunggulan

44
(excellent). Tiap peserta didik bisa mencapai
keunggulan, asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam
menemukan potensi dan kekuatannya.
8. Menggunakan Penilaian yang otentik (Using
Authentic Assessment)
Penilaian autentik menantang para peserta didik untuk
menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru
dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian
autentik merupakan antitesis dari ujian standar,
penilaian autentik memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka
sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka
pelajari.

6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu


Gunawan.D (2010:14) menyatakan model sistem
komunikasi ini meliputi keseluruhan cara yang digunakan
kaum tunarungu di dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Komunikasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara verbal, non-verbal, dan kombinasi keduanya
yang disebut dengan campuran. Cara verbal sendiri dapat
dibedakan atas penggunaan oral, tulisan maupun membaca
ujaran sebagai komponen. Sedangkan untuk cara non-
verbal komponen yang termasuk di dalamnya yaitu gesti,
mimik, isyarat baku dan alamiah. Sedangkan untuk cara
campuran merupakan kombinasi antara komunikasi verbal
dan non-verbal. Pendekatan pembelajaran bahasa untuk
siswa tunarungu terbagi dalam tiga metode yaitu Metode

45
Formal, Metode Okasional, dan Metode Maternal Reflektif
(MMR). Keseluruhan sistem komunikasi tersebut dapat
dilihat berikut ini:
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca
ujaran.

(a) Oral (lisan, bicara)


Oral adalah suatu cara dalam berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat untuk
berkomunikasi. Berdasarkan apa yang diungkapkan
oleh Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5),
maka komunikasi dengan oral yaitu:
1) Suatu sistem komunikasi yang menggunakan bicara,
sisa pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan
vibrasi serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu
percakapan spontan.
2) Suatu sistem pendidikan dimana kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa
lisan dan tulisan.
Pendekatan seperti ini juga dikenal dengan
sebutan pendekatan oral aural atau metode AVO
(Auditory/ Visual/ Oral) atau juga Oral Murni karena
sama sekali tidak mengggunakan isyarat selain
isyarat lazim (gesture) atau ungkapan badani
sebagaimana digunakan manusia dalam
berkomunikadi pada umumnya.

46
Adapun keunggulan dari oral dibandingkan
bahasa isyarat yaitu:
1) Kecepatan berbicara jauh lebih cepat daripada
berbahasa isyarat.
2) Bahasa bicara lebih fleksibel, baik pembicara
maupun lawan bicara lebih bebas.
3) Bahasa bicara lebih berdiferensiasi.
4) Isyarat bersifat terlalu afektif, cenderung
menyebabkan kurang terkendalinya perasaan.
5) Dengan isyarat ada kecenderungan untuk
memeragakan pikiran atau hal yang kongkrit,
emosional atau situasional saja.
6) Bila seseorang berbicara, maka “pesan” atau
ungkapan seolah-olah keluar dari diri orang itu
agar sampai pada lawan bicara. Sedangkan
dengan berisyarat seseorang akan lebih terpusat
pada diri sendiri, kurang memberi kesan adanya
sesuatu yang “keluar” ke orang lain, bahkan
perhatian lawan bicara lebih terarah terhadap
gerak tangan penyampai pesan.
Adapun berdasarkan jenisnya metode oral
dapat dibedakan atas:
1) Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu pendekatan
oral yang mengandalkan baca ujaran, peniruan
melalui penglihatan, serta rangsangan perabaan
dan kinestetik tanpa pemanfaatan sisa
pendengaran.

47
2) Pendekatan Unisensory/Akupedik yang memberi
penekanan pada pemberian Alat Bantu Dengar
(ABD) yang bermutu tinggi serta latihan
mendengar dengan menomorduakan baca ujaran
terutama pada tahap permulaan pendidikan
anak (A. P. Quiqley and R. E. Kretchmer, 1982).
3) Pendekatan Oral Grafik (Graphic-Oral) yang
menggunakan tulisan sebagai sarana guna
mengembangkan kemampuan komunikasi oral.
(b) Tulisan
Komunikasi secara verbal dapat juga
dilakukan dengan menggunakan tulisan. Tulisan
yang digunakan bersifat situasional yaitu
digunakan sesuai dengan kondisi dan tempat
dimana tulisan tersebut akan digunakan.
Contohnya apabila seorang yang normal
pendengaran menyampaikan informasi berupa
tulisan kepada tunarungu dan memiliki
kebangsaan atau daerah yang berbeda maka
diusahakan menggunakan tulisan yang dapat
dimengerti oleh kedua pihak. Tulisan itu dapat
berupa lambang-lambang bahasa yang disepakati
bersama dan berlaku di suatu daerah tertentu.

(c) Membaca Ujaran


Membaca ujaran merupakan kegiatan yang
bukan hanya mencakup sekedar pengamatan gerak
bibir tetapi meliputi pengamatan atas bahasa

48
tubuh, ekspresi, dan konteks secara keseluruhan
dimana komunikasi ini berlangsung.
Untuk mencapai keterampilan dalam
membaca bahasa ujaran, seseorang dituntut untuk
memiliki suatu taraf penguasaan bahasa tertentu,
karena di dalam membaca ujaran terdapat
kompensasi dari pengetahuan bahasa yang telah
dimiliki dengan pengetahuan tentang pokok
pembicaraan.
Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan membaca ujaran
seseorang yaitu korelasi antara taraf intelegensi dan
kemampuan membaca ujaran, dan daya ingat
visual terhadap bentuk-bentuk yang non-verbal.
Van Uden (1968) dalam Lani Bunawan (1997:
45) menggolongkan kemampuan baca ujaran
sebagai suatu kegiatn yang bersifat visual motorik.
Anak tunarungu di dalam latihan bicara dengan
menggunakan cermin akan dibiasakan untuk
mengamati gerak bibir sendiri sebagai persiapan
untuk membaca bibir orang lain. Dengan
pengalaman mengamati gerak bibir sendiri tersebut
kemudian anak belajar untuk mencari gerakan
pada lawan bicara sehingga akan terampil membaca
ujaran.
Membaca ujaran merupakan sarana yang
berharga dalam program latihan komunikasi bagi
anak tunarungu apabila memenuhi persyaratan

49
seperti keterampilan berbahasa tertentu,
pengetahuan tentang topik yang dibicarakan dan
persyaratan teknis lain seperti berhadapan wajah
pada jarak yang tak terlalu jauh (lebih kurang 30
em) dari lawan bicara, penerangan yang cukup dan
lain sebagainya.

2. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa
lisan dengan menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh
seperti sikap tubuh, eskpresi wajah (mimik),
gesti/gerak (gestures) dan isyarat yang dilakukan
secara wajar dan alami.
Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku
dan isyarat alamiah, yaitu sebagai berikut:
a. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana
digunakan anak tunarungu (berbeda dari bahasa
tubuh), Isyarat ini merupakan suatu ungkapan
manual (dengan tangan) yang disepakati bersama
antar pemakai (konvensional), dikenal secara
terbatas dalam kelompok tertentu (esoteric), dan
merupakan pengganti kata (A. Van Uden dalam Lani
Bunawan (1997: 13).
b. Isyarat Formal yaitu isyarat yang sengaja
dikembangkan dan memiliki struktur bahasa yang
sama dengan bahasa lisan masyarakat. Berbagai
bentuk bahasa isyarat formal yang dikembangkan
antara lain:

50
1) Bahasa isyarat yang dinamakan Sign English
atau Siglish atau Amerika atau juga disebut
Pidgin Sign English (PSE) yang merupakan
gabungan atau campuran antara bahasa isyarat
asli/ alami dengan bahasa Inggris.
2) Bahasa Isyarat yang memiliki struktur yang
tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat dan
dapat digolongkan dalam bahasa isyarat
struktural dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat
ASL/BSL/Isyarat Alami.
b) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan
struktur bahasa seperti afiksasi, bentuk
jamak, bentuk lampau, dan sebagainya.
c) Satu isyarat mewakili satu kata.
d) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang
untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan
isyarat.

3. Komunikasi Campuran
Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi
atau perpaduan antara penggunaan komunikasi verbal
dan komunikasi non-verbal. Komunikasi dengan
metode ini sering juga dinamakan sebagai metode oral
tambah (oral +) karena pada umumnya sasarannya
adalah agar anak tetap menguasai keterampilan
berbicara dengan memberi penunjang visual yang lebih
nyata daripada membaca ujaran, karena dalam metode

51
kombinasi, unsur bicara digunakan bersamaan atau
berbarengan dengan unsur isyarat, maka dikenal juga
dengan nama metode simultan/serempak
4. Pendekatan Pembelajaran
a. Metode Formal
Metode ini dapat disamakan dengan metode
mengajar bahasa asing atau bahasa kedua pada
seseorang. Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari
guru dan hampir seluruhnya dikuasai oleh guru.
2) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada
penguasaan struktur dan tata bahasa.
3) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada anak didik
secara bertahap mulai dari kalimat yang mudah
sampai kompleks.
Metode ini disebut juga metode gramatikal,
structural, atau konstruktif. Tokoh-tokoh yang
mengembangkan metode ini antara lain George
Ewing (1887), Katarina Barry (1899), De L‟Epee
(1771), Fitzgerald (1927), dan Chomsky (1968). (Lani
Bunawan. 2000: 68)
b. Metode Okasional
Metode ini dikenal juga dengan aliran natural,
dimana pengajaran bahasa dilaksanakan dengan
mengikuti cara sebagaimana anak dengar mulai
belajar bahasa. Cara mengajar bahasa tanpa
program melainkan dengan menciptakan
percakapan berdasarkan situasi hangat yang

52
sedang dialami anak dan mengandalkan pada
kemampuan meniru anak sehingga disebut metode
imitatif. Ciri-ciri metode ini, yaitu:
1) Menggunakan bahasa sehari-hari yang lazim
dipergunakan dalam percakapan.
2) Menggunakan setiap kesempatan untuk
memberi bahasa yang wajar.
3) Bertolak dari pengalaman anak.
4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca.
5) Tidak mengadakan penyederhanaan
berhubungan dengan kesulitan tata bahasa.
6) Mengandalkan dorongan meniru/ imitasi.
Prinsip metode okasional ini adalah: “ Apa yang
sedang kau alami, katakanlah begini…….” Sesuai
dengan prinsip tersebut maka metode ini mulai
mengajar anak bertolak dari hal-hal yang sedang
dialaminya dengan mengadakan percakapan secara
lisan atau tertulis atau dengan abjad
jari ataupun secara oral-aural.

c. Metode Maternal Reflektif (MMR)


Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa
Metode Maternal Reflektif dikenal juga dengan
sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari
bahwa pendekatan natural jauh lebih baik daripada
pendekatan struktural, namun menilai bahwa
metode tersebut masih dapat disempurnakan
berdasarkan temuan psikolinguistik. Percakapan

53
merupakan kunci perkembangan bahasa anak
tunarungu (D. Hollingshead, 1982). Selain tekanan
pada percakapan, diutamakan pula penemuan
bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan
pengajaran melalui kegiatan analisa. MMR
merupakan metode yang menggabungkan aspek
terbaik dari metode natural dan structural (M. N.
Griffey, 1980). Prinsip dari metode percakapan ini
adalah: “ Apa yang ingin kau katakan, katakanlah
begini…..”

e. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)


Orang-orang yang memiliki gangguan
pendengaran, khususnya yang memiliki gangguan
pendengaran berat, mereka mengalami kesulitan dalam
mengakses bunyi bahasa secara penuh lewat
pendengarannya. Kondisi ini akan berdampak terhadap
kemampuan bicaranya, yakni kemampuan berbicara
dan bahasanya mengalami keterhambatan, dan pada
gilirannya menghambat perkembangan kepribadian,
kecerdasan, dan penampilannya sebagai makhluk
social.
Berpangkal dari keadaan tersebut, para akhli
pendidikan sejak zaman dulu telah berupaya
mengembangkan kemampuan berbicara anak, dan
pengembangan kemampuan berbicara ditempatkan
sebagai prioritas utama. Sampai pada abad 19 metode
oral sangat mendominasi kegiatan pendidikan anak

54
yang mengalami gangguan pendengaran, dan saat itu
metode ini dianggap sebagai metode unggulan, tetapi
dalam perjalanan pelaksanaannya kenyataan
menunjukkan lain, metode tersebut menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan, khsususnya di Indonesia,
karena kurang terpenuhinya persyaratan yang
diperlukan dalam mengembangkan metode ini, seperti
kemampuan guru, sarana-sarana penunjangnya
Pada tahun 1960-an di Negara-negara yang telah
berkembang, muncul pandangan baru dalam
pendidikan anak yang mengalami gangguan
pendengaran. Pandangan tersebut, mengemukakan
pendekatan baru, yaitu suatu pendekatan yang
memanfaatkan segala media komunikasi yang sudah
lazim seperti: berbicara, membaca ujaran, menulis,
membaca dan mendengar ditambah dengan media
komunikasi lain, seperti: isyarat alamiah, abjad jari, dan
isyarat yang dibakukan dalam pengajaran anak yang
mengalami gangguan pendengaran. Pendekatan yang
memanfaatkan segala cara tersebut disebut metode
komunikasi total.
Metode komunikasi total bertujuan agar anak
yang mengalami gangguan pendengaran dalam
melakukan komunikasi tidak hanya isyarat saja, tetapi
dapat memanfaatkan segala hal yang dapat dijadikan
media dalam berkomunikasi sehingga terjadi
komunikasi yang efektif antar sesama anak yang

55
mengalami gangguan pendengaran atau dengan
masyarakat yang lebih luas.

C.Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses
pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas
dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi
Dasar dari Kompetensi Inti (KI) 3, pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Berikut ini
adalah penjabaran indikator dari Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti (KI) 3:
Tabel 1.1

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN


PEMBELAJAR ANAK TUNARUNGU KELAS XI

Kompetensi Dasar Materi PembelajaranKegiatan


Pembelajaran
1.1 Menghayati nilai- 1. Hak dan 1. Membaca teks dan
nilai dalam Kewajiban mengamati gambar
harmonisasi hak Azasi suatu peristiwa yang
dan kewajiban Manusia mengandung Nilai-
asasi manusia sesuai Nilai- nilai Hak asasi
sesuai dengan nilai manusia sesuai
Pancasila dalam Pancasila dengan Pancasila
kehidupan dalam kehidupan
berbangsa dan berbangsa dan
bernegara bernegara

2.1 Mengamalkan 2. Dengan bimbingan


nilai-nilai dalam guru mengajukan
harmonisasi beberapa pertanyaan
hak dan yang terkait dengan
kewajiban asasi materi tersebut
manusia sesuai Mencari dan

56
dengan mengumpulkan
Pancasila dalam informasi/data yang
kehidupan terkait dengan
berbangsa dan pertanyaan yang
bernegara diajukan berkenaan
3.1 Menganalisis dengan materi
hak dan tentang “Nilai-nilai
kewajiban asasi Hak asasi manusia
manusia sesuai sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila dalam
Pancasila dalam kehidupan berbangsa
kehidupan dan bernegara”
berbangsa dan
bernegara. 3. Mencari beberapa
4.1 Melaksanakan contoh konkrit suatu
hak dan peristiwa yang terjadi
kewajiban asasi di sekitarnya yang
manusia sesuai berkenaan dengan
nilai-nilai Nilai-nilai Hak asasi
Pancasila dalam manusia sesuai
dinamika dengan Pancasila
kehidupan dalam kehidupan
berbangsa dan berbangsa dan
bernegara. bernegara

4. Menyusun dan
menyajikan laporan
tertulis hasil
pengamatannya di
depan kelas terkait
dengan materi “Nilai-
nilai Hak asasi
manusia sesuai
dengan Pancasila
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara”

5. Mempraktekan perilaku
saling menghormati
dan menghargai serta
bekerja sama yang
menggambarkan Nilai-
nilai Hak asasi
manusia sesuai dengan

57
Pancasila dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam
kehidupannya sehari-
hari.

1.2 Menghayati 2.Sistem 1. Membaca teks dan


nilai-nilai secara hukum mengamati gambar
adil dalam peradilan di suatu peristiwa yang
sistem hukum Indonesia berkenaan dengan
dan peradilan di sesuai Sistem hukum dan
Indonesia dengan peradilan di
sesuai dengan Undang- Indonesia sesuai
Undang-Undang Undang dengan Undang-
Dasar Negara Dasar Negara Undang Dasar Negara
Republik Republik Republik Indonesia
Indonesia Indonesia Tahun 1945.
Tahun 1945. Tahun 1945. 2. Mengajukan
2.2 beberapa pertanyaan
Mengembang dengan bimbingan
kan nilai-nilai guru yang terkait
secara adil dengan materi
dalam system tentang Sistem
hokum dan hukum dan peradilan
peradilan di di Indonesia sesuai
Indonesia dengan Undang-
sesuai dengan Undang Dasar Negara
Undang-Undang Republik Indonesia
Dasar Negara Tahun 1945.
Republik 3. Mencari dan
Indonesia mengumpulkan
Tahun 1945. informasi/data yang
3.2 Menganalisis terkait dengan
sistem hukum pertanyaan yang
dan peradilan di diajukan sesuai
Indonesia dengan materi
sesuai dengan tentang “Sistem
Undang-Undang hukum dan peradilan
Dasar Negara di Indonesia sesuai
Republik dengan Undang-
Indonesia Undang Dasar Negara
Tahun 1945. Republik Indonesia
4.2 Menyajikan Tahun 1945.”
sistem hukum 4. Mencari beberapa
dan peradilan di contoh konkrit suatu

58
Indonesia peristiwa yang terjadi
sesuai dengan di sekitarnya yang
Undang-Undang berkenaan dengan
Dasar Negara “Sistem hukum dan
Republik peradilan di
Indonesia Indonesia sesuai
Tahun 1945 dengan Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945” dalam
kehidupannya sehari-
hari.
5. Menyusun dan
menyajikan laporan
tertulis hasil
pengamatannya di
depan kelas terkait
dengan materi
“Sistem hukum dan
peradilan di
Indonesia sesuai
dengan Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945”

1.3 Menghayati 3. Ancaman 1. Membaca teks dan


dengan penuh internal dan mengamati beberapa
rasa syukur nilai- eksternal gambar suatu
nilai yang dalam bingkai peristiwa yang
membentuk Bhinneka berkenaan dengan
kesadaran akan Tunggal Ika. Ancaman internal
ancaman terhadap dan eksternal
negara dalam terhadap
bidang “ekonomi” ipoleksosbudhankam
dan strategi dalam bingkai
mengatasinya Bhinneka Tunggal Ika
dalam 2. Mengajukan
membangun beberapa pertanyaan
integrasi nasional bersama bimbingan

59
berdasarkan asas guru yang terkait
BhinnekaTunggal dengan materi
Ika tentang Ancaman
2.3 Mengembangkan internal dan
dengan penuh eksternal terhadap
rasa syukur nilai- ipoleksosbudhankam
nilai yang dalam bingkai
membentuk Bhinneka Tunggal Ika
kesadaran akan 3. Mencari
ancaman terhadap informasi/data untuk
negara dalam menjawab
bidang “politik” pertanyaan yang
dan strategi sudah disusun
mengatasinya terkait dengan
dalam materi tentang
membangun ancaman internal
integrasi nasional dan eksternal
berdasarkan asas terhadap
Bhinneka Tunggal ipoleksosbudhankam
Ika. dalam bingkai
3.3 Menganalisis Bhinneka Tunggal Ika
kasus-kasus 4. Mencari beberapa
ancaman internal contoh konkrit suatu
dan eksternal peristiwa yang terjadi
terhadap di sekitarnya yang
ipoleksosbudhanka berkenaan dengan
m dalam bingkai materi tentang
Bhinneka Tunggal ancaman internal
Ika dan eksternal
4.3 Memberikan terhadap
contoh ipoleksosbudhankam
penyelesaian dalam bingkai
kasus-kasus Bhinneka Tunggal Ika
ancaman internal 5. Menyusun laporan
dan eksternal dan menyajikan hasil
terhadap telaah yang terkait
ipoleksosbudhanka dengan materi
m dalam bingkai tentang ancaman
Bhinneka Tunggal internal dan
Ika. eksternal terhadap
ipoleksosbudhankam
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
6. Mempraktekan
perilaku saling

60
menghormati dan
menghargai serta
bekerja sama yang
menggambarkan
pencegahan terhadap
ancaman internal
dan eksternal
terhadap
ipoleksosbudhankam
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika

1.4 Menghayati nilai- 4.Tantangan 1. Membaca teks dan


nilai secara adil persatuan dan mengamati beberapa
persatuan dan kesatuan gambar suatu
kesatuan bangsa bangsa dalam peristiwa yang
dalam Negara Negara berkenaan dengan
Kesatuan Kesatuan materi tentang Faktor
Republik Republik pedorong dan
Indonesia. Indonesia penghambat
2.4 Mengembangkan persatuan dan
nilai-nilai secara kesatuan bangsa
adil, persatuan dalam Negara
dan kesatuan Kesatuan Republik
bangsa dalam Indonesia
Negara Kesatuan 2. Mengajukan beberapa
Republik pertanyaan bersama
Indonesia. bimbingan guru yang
3.4 Menganalisis terkait dengan materi
factor pedorong tentang Faktor
dan penghambat pedorong dan
persatuan dan penghambat
kesatuan bangsa persatuan dan
dalam Negara kesatuan bangsa
Kesatuan dalam Negara
Republik Kesatuan Republik
Indonesia. Indonesia
4.4 3. Mencari
Mengomunikasika informasi/data untuk
n factor pedorong menjawab pertanyaan
dan penghambat yang sudah disusun
persatuan dan terkait dengan
kesatuan bangsa materi tentang faktor
dalam Negara pedorong dan
Kesatuan Republik penghambat

61
Indonesia persatuan dan
kesatuan bangsa
dalam Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
4. Mencari beberapa
contoh konkrit suatu
peristiwa yang terjadi
di sekitarnya yang
berkenaan dengan
materi tentang faktor
pedorong dan
penghambat
persatuan dan
kesatuan bangsa
dalam Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
5. Menyusun laporan
dan menyajikan hasil
telaah yang terkait
dengan materi
tentang faktor
pedorong dan
penghambat
persatuan dan
kesatuan bangsa
dalam Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
6. Menunjukkan sikap
jujur, kerja sama dan
tanggung jawab
dalam upaya
membangun
persatuan dan
kesatuan bangsa
dalam Negara
Kesatuan Republik
Indonesia

62
2. Tujuan Pembelajaran PPKn
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas XI SMALB Tunarungu
bertujuan agar peserta didik tunarungu memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan
dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menghayati isi dan makna pasal 28 dan 29 ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
c. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
e. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-
pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek
kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan, serta hukum.
f. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama
dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
g. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni
keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia.

63
h. Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi dengan
mengutamakan prinsip musyawarah mufakat dalam
kehidupan sehari-hari dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Materi Pembelajaran PPKn


PPKn berupaya mengantarkan warganegara
Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi
warganegara demokratis yang berkeadaban; yang
memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif
dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila. PPKn adalah pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada
generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013).
Mata pelajaran PPKn untuk kelas XI SMALB-B
membahas empat materi berikut ini.
a. Hak dan kewajiban asasi manusia sesuai Pancasila
sesuai Nilai-nilai.
b. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia sesuai
dengan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
c. Ancaman Internal dan Ekternal dalam Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.

64
d. Tantangan persatuan dan Kesatuan bangsa dalam
Negara Kesatuan Repubrik Indonesia.

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn


Mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-B memiliki
empat Kompetensi Inti yang dijabarkan dalam 20
Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran
PPKn terurai dalam empat Kompetensi Inti (KI).
Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan
dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3
berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap
materi pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 4
berisi Kompetensi Dasar tentang penyajian
keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan
dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap
materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi
Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak
langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan
KI-3 dan KI-4 diajarkan secara langsung.
a. Empat Kompetensi Inti (KI) kemudian dijabarkan
menjadi 20 Kompetensi Dasar (KD), merupakan
bahan kajian yang akan ditransformasikan selama
satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 32
minggu. Kegiatan pembelajaran selama 32 minggu
dibagi menjadi dua semester. Setiap semester terbagi
menjadi 15 minggu. Selama 15 minggu merupakan
kegiatan pembelajaran yang tidak termasuk kegiatan

65
lain seperti: ulangan harian, ujian tengah semester
(UTS), dan ujian akhir semester (UAS) yang masing-
masing diberi waktu 2 jam/minggu. UTS dan UAS
dilaksanakan pada semester 1 dan semester 2.
Waktu efektif untuk kegiatan pembelajaran PPKn
sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-B adalah 2 x
45 menit x 32 minggu/pertahun (15
minggu/semester). Pelaksanaan UTS 1 dilaksanakan
pada minggu ke-11, sedangkan UTS 2 dilaksanakan
pada minggu ke-26. UAS 1 dilaksanakan pada
minggu ke-17 dan UAS 2 dilaksanakan pada minggu
ke-32. Ujian dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 45
menit). Pelaksanaan Ulangan Harian ditentukan oleh
guru
b. Secara garis besar, penggunaan buku siswa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI
SMALB Tunarungu dapat digambarkan pada tabel di
bawah ini. Satu bab pada buku siswa dapat
diajarkan selama 4 (empat) minggu. Adapun siklus
pembelajaran selama 4 (empat) minggu tersebut
dapat dilakukan dengan cara berikut.

66
Tabel 1.2
Penggunaan Buku Siswa

Bab
1-4 5-8 9-12 13-17 18-22 23-27 28-32 Smt
I 4
4 UTS
II 6 I
4 UTS
III 6
IV 6 II
2 UAS

c. Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan


pembelajaran pihak pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata
pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan kelas XI. Berdasarkan jumlah KD
terutama yang terkait dengan penjabaran
Kompetensi Inti (KI) 3, buku teks pelajaran
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Kelas
XI disusun menjadi Empat bab.
Bab I : Hak dan Kewajiban Azasi Manusia
Sesuai Nilai-nilai Pancasila

67
Bab II : Sistem Hukum Peradilan di Indonesia
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945
Bab III : Ancaman Internal dan Ekternal
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bab IV : Tantangan Persatuan dan Kesatuan
Bangsa dalam Negara Kesatuan
Repubrik Indonesia

D.Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian dalam Pembelajaran
Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian
ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta
didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat
menyusun program remedial atau pengayaan serta
perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian
dalam proses pembelajaran meliputi penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada
tujuan kurikulum. Tujuan kurikulum mencakup empat
kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
nonkurikuler/ekstrakurikuler
Kompetensi sikap spiritual yaitu “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.
Sedangkan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menghayati

68
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa pada pergaulan dunia” merupakan
kompetensi yang akan diraih oleh peserta didik sebagai
nurturant effect dari pembelajaran pengetahuan dan
keterampilan. Oleh karena itu penilaianya tidak
dikaitkan dengan KD mata pelajaran terkecuali untuk
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
PPKn.
Penilaian sikap sesungguhnya dimaksudkan untuk
penumbuhan, pengembangan, dan pembinaan
kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
dasar pengembangan karakter peserta didik lebih
lanjut. Oleh sebab itu, penilaian sikap sesuangguhnya
bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak,
melainkan sebagai dasar untuk pembinaan agar peserta
didik memiliki sikap spiritual dan sosial sebagaimana
yang ditetapkan dalam kurikulum.
Perbaikan kurikulum 2013 menetapkan bahwa KI-1 dan
KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali mata
pelajaran Agama dan Budi Pekerta dan PPKn. Oleh
karena itu, guru mata pelajaran selain Agama dan Budi
Pekerta dan PPKn tidak memberikan penilaian sikap

69
yang dikaitkan dengan KD-KD mata pelajaran. Guru
mata pelajaran tersebut hanya memberikan penilaian
umum tentang sikap sebagai masukan untuk pelaporan
nilai sikap yang akan dirumuskan oleh guru kelas/wali
kelas. Hal ini dipandang lebih sederhana dan
memudahkan dalam melakukan penilaian sikap oleh
seluruh guru mata pelajaran.
Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
dilaksanakan melalui berbagai cara sesuai dengan
karakteristik KD yang dijabarkan dalam indikator.
Teknik penilaian pengetahuan dapat dilaksanakan
dengan salah satu cara dari berbagai cara (tes tulis, tes
lisan dan penugasan). Ini bukan berarti bahwa setiap KD
pengetahuan harus dinilai melalui tiga cara tersebut.
Akan tetapi, guru dapat memilih cara yang paling sesuai
dengan karakteristik KD dan indikatornya. Demikian
juga dengan penilaian kompetensi keterampilan juga
dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari
berbagai cara, misalnya menggunakan praktik/kinerja,
proyek, porto folio, atau penugasan). Ini juga bukan
berarti bahwa satu KD keterampilan harus dinilai
dengan keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru
memilih cara atau teknik yang paling tepat sesuai
dengan karakteristik KD keterampilan dan indikatornya.
Perbaikan juga dilakukan terhadap skala penilaian.
Skala penilaian yang semula menggunakan skala 1 – 4
diubah menjadi menjadi 0 – 100, sesuai yang diatur
pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang

70
Penilaiah Hasil Belajar oleh Pendidik. Dalam
Permendikbud tersebut juga diatur tentang Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan, yang dalam peraturan sebelumnya KKM
tersebut ditetapkan secara nasional.
2.Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan
komprehensif oleh guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling, dan wali kelas dengan
menggunakan observasi dan informasi lain yang
valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi
tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema
penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 5
berikut.

Gambar 7. Skema Penilaian Sikap

71
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.

1) Perencanaan penilaian sikap


Penilaian sikap dapat dilakukan melalui
observasi,penilaian diri, penilaian antar
temandan jurnal kecuali untuk Pendidikan
Agama yang dilakukan guru. Observasi dalam
penilaian sikap peserta didik merupakan teknik
yang dilakukan secara berkesinambungan
melalui pengamatan perilaku. Asumsinyasetiap
peserta didikpada dasarnya berperilaku baik
sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang
sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif)
yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual
dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan
menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku
positif, sedangkan perilaku negatif digunakan
untuk pembinaan.Untuk menentukan penilaian
sikap, terlebih dahulu dirumuskan sikap sikap
yang akan dikembangkan sekolah.Sikap yang
dikembangkan sekolah harus mengacu pada Visi
sekolah.
Langkah yang harus dilakukan, yaitu :
(1) Merumuskan nilai sikap yang dikembangkan
sekolah dari Visi sekolah . Misalnya
“Menciptakan insan berprestasi,berbudaya dan
bertaqwa.” Sekolah mengembangkan sikap

72
jujur, bertanggung jawab, kompetitif, disiplin,
religius.
(2) Membuat format jurnal yang akan dilakukan
pendidik untuk melakukan penilaian sikap.
Format jurnal sebaiknya disepakati oleh
seluruh guru mapel. Contoh format jurnal
dapat dilihat pada panduan penilaian hasil
belajar untuk SMA yang diterbitkan Direktorat
PSMA tahun 2015.

2) Pelaksanaan penilaian sikap


Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan
setiap hari selama pembelajaran
satusemester.Penilaian dilakukan oleh wali kelas,
guru BK, dan guru mata pelajaran sertapeserta
didik.Penilaian sikap spiritual di dalam kelas
dilakukan oleh guru matapelajaran.Selama proses
pembelajaran guru mengamati dan mencatat
perilaku peserta didik yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku
tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku tersebut. Perilaku yang diamati bisa
berupa kedisiplinan, tanggungjawab, kejujuran,
kepedulian, responsif dan pro-aktif.Misalnya, saat
diskusi kelompok mau pun diskusi kelas guru
mengamati beberapa peserta didik terlihat sangat
menonjol dalam keaktifan bertanya dan atau
memberi tanggapan maka guru dapat mencatat

73
dalam jurnal tentang sikap responsif dan pro-aktif
mereka. Demikian juga sebaliknya, seorang
peserta didik dalam kelompok tidak aktif malah
mengerjakan yang lain, guru juga mencatat
perilaku peserta didik tersebut dalam jurnal.

Nama Satuan pendidikan : SMALB Negeri 5


Jakarta
Tahun pelajaran : 2016/2017
Kelas/Semester : XI/ Semester I
Mata Pelajaran : PPKn

POS
KEJADIAN/ BUTIR TINDAK
NO WAKTU NAMA /
PERILAKU SIKAP LANJUT
NEG

1 16 Mei Abraha  Tidak Disiplin - Dipanggil


mengikuti melalui tim
2016 m
praktikum ketertiban,
untuk didata
 Memecahkan dan diberikan
prisma kaca pembinaan
oleh guru
mapel dan
dilaporkan
kepada wali
kelas

 Melaporkan
alat yang Tanggu + Diberikan
dipecahkan ng penghargaan
jawab, atas sikap
jujur jujur dengan
pengurangan
poin
pelanggaran

74
POS
KEJADIAN/ BUTIR TINDAK
NO WAKTU NAMA /
PERILAKU SIKAP LANJUT
NEG

Dst..

3) Pemanfaatan hasil penilaian sikap


Pengamatan sikap dilakukan guru secara berkala,
kemudian dibuat rekapitulasi untuk
dideskripsikan dan dilaporkan kepada wali kelas.
Pendidik melakukan pengamatan terhadap
perilaku peserta didik selama 1 semester.
Laporan guru ditindak lanjuti oleh wali kelas dan
menjadi catatan wali kelas untuk memberikan
deskripsi penilaian sikap di rapor.

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan mengukur kemampuan
kognitif dan kecakapan berpikir tingkat rendah
sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan
dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan
belajar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, pemberian umpan balik kepada
peserta didik oleh guru sangat penting sehingga hasil
penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Selanjutnya skema penilaian

75
pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 6
berikut.

Gambar 8. Skema Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat


digunakan sesuai dengan karakteristik masing-
masing KD. Teknik yang digunakan adalah tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Perencanaan penilaian pengetahuan


Penilaian kompetensi pengetahuan sudah
direncanakan dalam RPP. Karena penilaian
kompetensi pengetahuan harus dilaksanakan
untuk setiap IPK. IPK tersebut dijabarkan dalam
indikator soal yang menggambarkan
kemampuan berfikir tingkat rendah (LOTS) dan
kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS).
Contoh perencanaan penilaian pengetahuan
pada mata pelajaran Matematika Umum untuk
KD 3.1, yaitu:

76
N IPK DARI KI-3 INDIKATOR RENCANA PENILAIAN
o SOAL TEHNI WAKTU
K PELAKSANAA
N
1. 3.7.1Menjelaska 3.7.1.1 Tes PH
Melalui Lisan
n konsep
kegiatan
segitiga siku- tanya
jawab,
siku
pengamata
n gambar
dan
Dst..
diskusi
kelompok,
peserta
didik
dapat
menjelask
an konsep PH
segitiga Tes
3.7.6Menentuka
siku-siku Tertulis
n nilai
perbanding
3.7.6
an
Diberikan
trigonometri
gambar
dari segitiga
segitiga
siku-siku
siku-siku
yang
kedua
sisinya
diketahui ,
peserta
didik
dapat
menentuk
an nilai
perbandin
gan
trigonomet
ri dari
segitiga
siku-siku
tersebut

77
Guru merancang penilaian untuk setiap
indikator yang dikembangkan, sebagai contoh
berikut.
Langkah yang harus dilakukan:
(1) Menyusun kisi kisi soal dapat menggunakan
format kisi-kisi
(2) Mengembangkan soal sesuai kisi kisi
(3) Membuat pedoman penskoran dan kuci
jawaban
(4) Menganalisis soal secara kualitatif
(menggunakan format analisis kualitatif)

2) Pelaksanaan penilaian pengetahuan


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai
proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian
proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian
melalui tes tertulis, tes lisan, maupun
penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi
seluruh indikator dari satu kompetensi dasar
atau lebih sedangkan cakupan penugasan
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
dasar.

3) Pemanfaatan hasil penilaian pengetahuan


Hasil penilaian selanjutnya dianalisis dan
hasilnya digunakan sebagai acuan dalam
menyusun program remedial dan/atau

78
pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.
a. Remedial
Pembelajaran remedial bertujuan agar peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar dapat
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan
melalui pembelajaran ulang, pemberian
bimbingan khusus, pemberian tugas, atau
pemanfaatan tutor sebaya.
Contoh penentuan program remedial.
Jika peserta didik dalam satu kelas yang
mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka
bentuk pembelajaran remedialnya adalah
pembelajaran ulang.
b. Pengayaan
Pengayaan pembelajaran dapat digunakan
untuk mencapai kompetensi dasar ataupun
untuk pengembangan dari kompetensi dasar
yang sudah ditentukan.

C.Penilaian Keterampilan

Penilaian ketrampilan tidak terlepas dari penilaian


pengetahuan dan sikap. Dalam penilian ketrampilan
harus mencakup ketrampilan berfikir (abstrak) dan
ketrampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu.

79
Penilaian ketrampilan dapat dilakukan dengan
berbagai tehnik antara lain penilaian praktek/kinerja,
proyek, dan porto folio.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada
Gambar 9.

Gambar 9. Skema Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan


berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja,
proyek, dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat
digunakan sesuai dengan karakteristik kompetensi
mata pelajaran PPKn yang akan diukur. Instrumen
yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala
penilaian yang dilengkapi rubrik.

80
1) Perencanaan penilaian keterampilan
Kegiatan yang dilakukan pada persiapan
pelaksanaan penilaian keterampilan adalah:
Mencermati kompetensi yang dituntut dalam KD
dari KI-4 melalui IPK yang dikembangkan seperti
tabel berikut.

Tabel 7. Perencanaan Penilaian Ketrampilan


No IPK DARI KI-4 INDIKATOR RENCANA PEN
SOAL TEHNIK W
PELA
4.4.Mengkomunikasikan Disajikan Unjuk PH
faktor pendorong permasalaha kerja/
praktik
dan penghambat n faktor
persatuan dan pendorong
kesatuan bangsa dan
dalam NKRI penghambat
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
dalam NKRI

PH
Unjuk
kerja/
praktik

81
Menyusun rubrik penilaian seperti contoh
berikut.
Tabel 8. Contoh Rubrik Penilaian Keterampilan
NO ASPEK YANG KRITERIA SKOR
DINILAI
1 Keterampilan  Penyelesaian (4)
menyelesaikan sesuai dengan
algoritma dan
masalah
hasilnya benar
 Penyelesaian (3)
sesuai
algoritma dan
hasilnya salah
 Penyelesaian (2)
tidak sesuai
algoritma dan
hasilnya benar
(1)
 Penyelesaian
tidak sesuai
algoritma dan
hasilnya salah
2 .dst
........................

2) Pelaksanaan penilaian keterampilan


Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan
untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta
didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian
praktik/kinerja selama proses pembelajaran.
Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui
penilaian produk, penilaianproyek, dan penilaian
portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.

82
Kinerja peserta didik dalam kelompok dicermati
guru dengan menggunakan lembar pengamatan
seperti contoh berikut.
Hari/Tanggal : 3 September 2015
KD : 4.1
Kegiatan : Unjuk Kerja/ Praktik
NO. KEGIATAN YANG YA TIDAK
DIAMATI
1 Terlibat dalam kegiatan
diskusi kelompok
2 Mengerjakan lembar kerja
3 Mengumpulkan hasil
lembar kerja tepat waktu
4 Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
5 Menguasai materi yang
dipresentasikan
Dst

3) Pemanfaatan hasil penilaian keterampilan


Setelah penilaian dilaksanakan, guru memberikan
umpan balik berupa komentar pada kinerja
peserta didik. Hasil penilaian kinerja tersebut
selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi sehingga dapat
menentukan rencana remedial atau pengayaan.

83
BAGIAN II
PETUNJUK KHUSUS

Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola


pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik
untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan
moral yang ada pada buku teks pelajaran. Materi ajar yang
ada pada buku teks pelajaran PPKn akan diajarkan selama
satu tahun pelajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi
seluruh Bab akan diselesaikan dalam waktu 32 minggu
pembelajaran. Buku pedoman guru ini memberi informasi
tentang format buku teks mata pelajaran PPKn yang tersusun
dalam empat Bab. Setiap Bab diurai dengan sangat sistematis.
Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka buku ini
dilengkapi dengan peta konsep pada setiap Bab. Uraian setiap
Bab adalah berikut ini.
1. Kegiatan Pembelajaran
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator
c. Pengalaman Belajar
d. Media dan Sumber Belajar
e. Langkah-langkah Pembelajaran
2. Kegiatan Penilaian
a. Penilaian
b. Tindak Lanjut
3. Kegiatan Interaksi Dengan Orang Tua

84
BAB I
HAK DAN
KEWAJIBAN AZASI
MANUSIA SESUAI
NILAI-NILAI
PANCASILA

85
BAB I
HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAI-
NILAI PANCASILA

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab I


tentang hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai
pancasila, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Hak dan  Pengertian Hak


Kewajiban Asasi Manusia
Asasi  Pembagian Hak
Manusia Asasi Manusia

Hak dan
Kewajiban  Nilai-nilai Pancasila
Hak dan Asasi  UUD Tahun 1945
Kewajiban Manusia  UU No. 39 Tahun
Asasi dalam 1999
Manusia Pancasila
Sesuai
Nilai-Nilai
Pancasila  Pelanggaran HAM
Kasus-Kasus  Pelanggaran Dalam
Pelanggaran Kehidupan Sehari-
HAM hari

 Pengadilan Hak
Upaya Asasi Manusia
Penegakan  Penghormatan Hak
HAM Asasi Manusia

86
A. Pembelajaran

Sumber: Dokumen Penulis


Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada Bab I hak dan kewajiban azasi
manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini.
1.1 Menghayati nilai-nilai dalam harmonisasi hak
dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak
dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia
sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

87
4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia
sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Indikator
Indikator pada Bab I hak dan kewajiban azasi
manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini.
a. Menyebutkan pengertian hak azasi manusia.
b. Menjelaskan pembagian hak azasi manusia.
c. Menguraikan nilai-nilai pancasila.
d. Menjelaskan rumusan tesk pembukaan UUD 45
e. Mendiskusikan undang-undang nomor 39 tahun
1999 tentang hak azasi manusia.
f. Mencarikan kasus-kasus pelanggaran hak azasi
manusia
g. Mengamati pelanggaran HAM dalam kehidupan
sehari-hari
h. Menguraikan upaya penegakan hak azasi manusia

3. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab I
Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-nilai
Pancasila adalah mendorong peserta didik untuk
mampu memahami hal-hal berikut ini.
a. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia.
b. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia dlam Pancasila.
c. Kasus-kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia.
d. Upaya Penegakan Hak Azasi Manusia.

88
4. Media/alat dan Sumber belajar
Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang menjadi tuntutan dalam
pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Media pembelajaran akan mempengaruhi iklim
belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata
dan dikelola oleh guru. Dalam memilih media
pembelajaran harus mempertimbangkan prinsip
psikologi peserta didik, antara lain motivasi,
perbedaan individu. Emosi, partisipasi umpan balik,
penguatan dan penerapan. Penggunaan media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang dan waktu. Misalnya dalam pelajaran PPKn
untuk Mencari beberapa contoh konkrit suatu
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan
dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai
Nilai-nilai Pancasila.
Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang dapat
menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan
dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik.
gambar peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang
berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sumber belajar adalah
semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun

89
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sumber
belajar dapat berupa buku, data, orang, lingkungan,
alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP
harus jelas dan pasti.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran pada Bab I Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bernegara dilaksanakan pada minggu ke-1 sampai
dengan minggu ke-5 (450 menit).
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan
potensi dan pembangunan karakter setiap peserta
didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan
yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Peserta didik mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui
kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur,
dan kegiatan mandiri.
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan yang
dipetakan dalam pertemuan. Setiap pertemuan
memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
a. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan
pendahuluan:

90
1. mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari
dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan
kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan; dan
5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
b. Dalam kegiatan inti memuat hal hal yang berkaitan
dengan pendekatan dan metode/model yang
dijabarkan dalam Materi
1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu
peristiwa yang mengandung Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut
3. Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang
terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan
dengan materi tentang “Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara”
4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa
yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan

91
Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
5. Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
6. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil
pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi
“Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara”
7. Mempraktekan perilaku saling menghormati dan
menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan
Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang


dilakukan diakhir pembelajaran.
8. Hal yang harus dilakukan pada kegiatan ini
adalah menemukan kesimpulan proses
pembelajaran,melakukan penilaian untuk mengetahui
tingkat ketercapaian indikator pembelajaran,
melakukan refleksi kebermanfaatan pembelajaran
yang dirasakan oleh peserta didik, dan melakukan
tindak lanjut supaya materi ajar yang disampaikan
pada hari itu lebih dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran PPKn

92
misalnya, Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil
pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak dan
Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
ketercapaian indikator. Instrumen penilaian
menjadi lampiran RPP.
 Guru meminta beberapa peserta didik untuk
mengungkapkan manfaat mengetahui konsep Hak
dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik. Materi
Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

6. Penilaian, Remedial dan Pengayaan


Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian untuk mengukur
ketercapaian indikator dapat dilakukan dengan beberapa
macam tehnik penilaian. Untuk lebih mudah dalam
melaksanakan penilaian, sebaiknya dari indikator
pencapaian kompetensi dijabarkan kedalam indikator
soal.

93
Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Apakah yang dimaksud HAM ?
2. Siapakah yang memberikan hak dasar manusia ?
3. Bagaimana sikap manusia terhadaphak oran laian ?
4. Manakah yang harus dipenuhi lebih dulu?
5. Bagaimana jika hak dan kewajiban tidak seimbang?

1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I
N 3 4 5
Pernyataan 1 2
o.
Pelajar1 bersyukur memiliki
. Pancasila yang melindungi
hak-hak asasi warganegara.
Pelajar2 memiliki perilaku
. menghormati hak-hak
teman.
Pelajar3 bersikap ramah
. dengan semua teman yang
berbeda-beda.
Pelajar4 saat bertindak
. mencerminkan sikap yang
santun dan lemah lembut.
Pelajar5 memenuhi kewajiban
. untuk kepentingan bersama.
Jumlah Skor:

Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b. Skor 2, jika pernah melakukan.

94
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Essay
1. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah …
2. Masyarakat menjalan hak dan kewajiban dengan
seimbang.
3. Jaminan kesehatan di Indonesia tercantum dalam …
4. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi karena

5. Kewajiban peserta didik adalah …

3. Tugas Keterampilan
Tugas projek pada Bab I mencakup:
a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku
hak dan kewajiban yang mencerminkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta
didik tentang bagaimana pandangan mereka
mengenai pelanggaran hak asasi manusia di
lingkungan sekitar.
c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan
rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

95
4.Interaksi Dengan Orang Tua

Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik


dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu
memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

96
BAB II
SISTEM HUKUM
PERADILAN DI
INDONESIA SESUAI
DENGAN UUD 45

97
BAB II
Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab II tentang


Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, maka perhatikan peta konsep di
bawah ini.

 Negara Hukum
Sistem
 Prinsip Negara
Hukum di
Hukum
Indonesia
 Kekuasaan
Kehakiman

Sistem
 Peradilan Umum
Hukum Sistem
 Peradilan Agama
dan Peradilan di
Peradilan  Peradilan Militer
Indonesia
di  Peradilan Tata
Indonesia Usaha Negara

 Penyelesaian Kasus
Sikap Hukum
Menjunjung  Peran Penegak
Hukum Hukum
 Partisipasi
Masyarakat Dalam
Hukum

98
A. Pembelajaran

Gambar 2.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum


Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada Bab II Sistem Hukum
Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini.
1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum
dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.2 Mengembangkan nilai-nilai secara adil dalam system
hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

99
Indonesia Tahun 1945.
4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

2. Indikator
Indikator pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di
Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun
1945 adalah berikut ini.
a. Menguraikan Sistem Hukum di Indonesia
b. Menguraikan Sistem Peradilan di Indonesia
c. Menjelaskan sikap menjunjung hukum

3.Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab II
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah
mendorong peserta didik untuk mampu memahami hal-
hal berikut ini.
a. Sistem hukum di Indonesia.
b. Sistem peradilan di Indonesia.
c. Sikap menjunjung hukum di Indonesia.

4. Media dan Sumber Belajar


Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab
II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Indonesia
adalah berikut ini: gambar, LCD, komputer, dan

100
Gambar dari media cetak atau elektronik, Koran atau
majalah yang berisi artikel yang diperlukan dalam Bab
ini, Peta Indonesia lengkap, Video tentang beragam
peristiwa di Indonesia, Televisi atau radio yang
menyiarkan berita-berita terkini dan Kunjungan
langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di
sekitar sekolah.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran pada Bab II Sistem Hukum Peradilan
di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 dilaksanakan pada minggu ke-12 sampai
dengan minggu ke-16.
a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan
diri dengan membaca berbagai literatur (sumber
bacaan lengkap) yang berkaitan dengan sistem
hukum dan peradilan di Indonesia.
b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery
learning, metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok.
c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia,
sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar
yang berkaitan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia dan kegiatan peradilan di daerah masing-
masing.
d. Membagi peserta didik dalam kelompok dan
melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,

101
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan
melaporkan hasil diskusi.
e. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
yang dibahas pada bagian umum di atas
Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini
secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)
Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)
Kegiatan Penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan
peserta didik dengan kegiatan berikut ini.
1) Mengkondisikan suasana belajar
2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber
belajar.
3) Membangun motivasi di kelas.
4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari
dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan
tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik
dengan kegiatan berikut ini.
1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

102
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.
(1) Ketertarikan peserta didik untuk
memperhatikan lingkungan sekitar.
(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan
pengamatan.
(3) Keterampilan dalam menulis uraian
kegiatan dalam kolom yang telah
dicontohkan.
b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

103
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk
membuat ..
a) K
b) ..

c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta
didik dengan kegiatan berikut ini.
1) Menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Melaksanakan post test.
3) Merefleksi materi pembelajaran.
4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini.
5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.

104
6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan
pada pertemuan berikut.
7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,
maupun tugas kelompok.

B. Penilaian dan Tindak Lanjut


1. Penilaian
Penilaian yang dilakukan selama dan setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.
a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan
membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.
b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk
melihat penguasaan materi yang dicapai dengan
pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 2.1 sampai
dengan evaluasi 2.4 pada Bab II
c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban
penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru
terhadap hasil pembelajaran peserta didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban
peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya
untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta
didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan
memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah
dibuat oleh peserta didik.

105
2. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut pada Bab ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.
a. Remedial
Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada
indikator yang belum tercapai. Pemberian soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada
pada pembahasan tersebut atau guru dapat
membuat ulang soal remedial sesuai dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab ini.
b. Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan
bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi
pada bab II tentang sistem hukum dan peradilan di
Indonesia. Peserta didik dapat diminta mengamati
kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk
kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab II


Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab II tentang
Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (dapat dilihat pada
Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu:
penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda
dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan

106
yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur
KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Contoh: Seorang peserta didik bernama Tono mendapat
nilai sebagai berikut.
Tabel 1.2 Instrumen Penilaian Sikap Bab II
Kejadian/ Butir Positif/ Tindak
No Waktu Nama
Perilaku Sikap Negatif Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan:
a. Perilaku yang dituliskan adalah sikap peserta didik yang
sangat menonjol positif atau negatifnya.
b. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
c. Catatan sikap peserta didik hasil pengamatan dituliskan
dalam jurnal guru.

2. Pilihan Ganda
1. B
2. A
3. C
4. A
5. D

107
3. Essay
a. Hal 38 buku siswa
b. Hal 39 buku siswa

4. Tugas Keterampilan
Tugas keterampilan pada Bab II mencakup:
a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku-
perilaku yang mencerminkan sikap taat hukum.
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik
tentang bagaimana pandangan mereka mengenai
penegak hukum di Indonesia pada masa sekarang.
c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi,
dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu
memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

108
Ujian Tengah
Semester
(UTS) I
Minggu ke-9

109
A. Waktu Pelaksanaan UTS
Ujian Tengah Semester (UTS) semester 1
diselenggarakan pada minggu ke-9. Latihan materi yang
diberikan pada UTS semester 1 adalah materi pada Bab I
tentang Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-
nilai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara dan Bab II
tentang Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945

B. Penilaian UTS
Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu:
penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan
ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio
yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Tabel 2.3
Instrumen Penilaian Diri UTS I
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Pelajar menerima setiap
keputusan bersama.
2. Pelajar bersyukur memiliki
Pancasila yang melindungi
hak-hak asasi warganegara.
3. Pelajar melestarikan budaya
memberi pendapat.
4. Pelajar memiliki perilaku
menghormati hak-hak teman.

110
5. Pelajar bersikap ramah
terhadap teman yang berbeda
pendapat.
Jumlah Skor:

Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan
b. Skor 2, jika pernah melakukan
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan
d. Skor 4, jika sering melakukan
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan

2. Jawaban Singkat
1. Yunani
2. Negara
3. Hak dan kewajibannya
4. Mentaati aturan sekolah
5. GBHN

3. Essay
1. Kewajiban peserta didik adalah
2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah
3. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah
4. Contoh mewujudkan demokrasi di lingkungan
keluarga adalah
5. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi, sebab
pajak digunakan untuk

111
Ujian Akhir
Semester
(UAS) I
Minggu ke-14

112
A. Waktu Pelaksanaan UAS
Ujian Akhir Semester (UTS) semester 1 diselenggarakan
pada minggu ke-11. Latihan materi yang diberikan pada
UAS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Nilai-
nilai Hak Azasi Manusia sesuai Pancasila dalam Kehidupan
Bernegara Pancasila dan Bab II tentang Sistem Hukum
Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945

B. Penilaian UAS
Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu:
penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan
ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio
yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Tabel 2. 2
Instrumen Penilaian Diri UTS I
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Pelajar bertindak
mencerminkan tertib pada
peraturan.
2. Pelajar turut serta menjaga
ketertiban lingkungan
sekolah.
3. Pelajar menjaga kelangsungan
demokrasi di dalam kelas.

113
4. Pelajar mencerminkan
perilaku demokrasi di kelas.
5. Pelajar bersikap ramah
dengan semua teman yang
berbeda-beda.
Jumlah Skor:

Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b. Skor 2, jika pernah melakukan.
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.
2. Pilihan Ganda
Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini.
1. B
2. A
3. A
4. D
5. B
6. C
7. A
8. C
9. D
10. E
3. Jawaban Singkat
1. lahir.
2. UU RI Nomor: 20 Tahun 2003.
3. DPR.
4. Jaksa

114
5. Diri sendiri.
4. Essay
1. Jaminan kesehatan di Indonesia adalah
2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah

115
BAB III
ANCAMAN INTERNASIONAL
DAN EKTERNAL DALAM
BINGKAI BHINEKA TUNGGAL
IKA

116
BAB III
Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab III


tentang Berbagai Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka perhatikan peta konsep di
bawah ini.

Ancaman  Ancaman Bidang


Terhadap Ideologi
Integrasi  Ancaman Bidang
Nasional Politik
 Ancaman Bidang
Ekonomi
 Ancaman Bidang
Ancaman Sosial Budaya
Internasional
 Ancaman Bidang
dan Ekternal
Pertahanan dan
Dalam
Keamanan
Bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika

Strategi  Strategi Asimilasi


Mengatasi  Strategi Akulturasi
Berbagai  Strategi Pluralisme
Ancaman

117
A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal


Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada Bab III Berbagai Ancaman
Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika adalah berikut ini.
1.3 Menghayati dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang
membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara
dalam bidang “ekonomi” dan strategi mengatasinya
dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas
BhinnekaTunggal Ika
2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilai-nilai
yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap
negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya
dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas
Bhinneka Tunggal Ika.
3.3 Menganalisis kasus-kasus ancaman internal dan
eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman
internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

118
2. Indikator
Indikator pada Bab Bab III Berbagai Ancaman Dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah berikut ini.
a. Menguraikan ancaman terhadap integrasi Nasional.
b. Menjelaskan stategi mengatasi berbagai ancaman

3.Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab III
Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
adalah mendorong peserta didik untuk mampu
memahami hal-hal berikut ini.
a. Ancaman di bidang ideologi.
b. Ancaman di bidang politik.
c. Ancaman di bidang ekonomi.
d. Ancaman di bidang sosial budaya.
e. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
f. Strategi Asimilasi
g. Strategi Akulturasi
h. Strategi Pluralisme

4.Media dan Sumber Belajar


Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab
III Ancaman Internal dan Ekternal Terhadap dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah berikut ini.
a. Koran atau majalah yang berisi artikel yang
diperlukan dalam Bab ini.
b. Peta Indonesia lengkap.

119
c. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia.
d. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita
terkini.
e. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait
yang ada di sekitar sekolah.
f. Buku-buku PPKn

5.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran pada Bab III Ancaman Internal dan
Ekternal dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika
dilaksanakan pada minggu ke-18 sampai dengan
minggu ke-25.
a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan
diri dengan membaca berbagai literatur (sumber
bacaan lengkap) yang berkaitan dengan kasus-kasus
ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam.
b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery
learning, metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok.
c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang ancaman internal terhadap
ipoleksosbudhankam, sebaiknya guru menampilkan
artikel dan gambar yang berkaitan dengan ancaman
internal yang muncul di negara Indonesia.
d. Membagi peserta didik dalam kelompok dan
melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan
melaporkan hasil diskusi.

120
Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini
secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)
Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)
Kegiatan Penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan
peserta didik dengan kegiatan berikut ini.
1) Mengkondisikan suasana belajar
2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber
belajar.
3) Membangun motivasi di kelas.
4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari
dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan
tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik
dengan kegiatan berikut ini.
1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.
(1) Ketertarikan peserta didik untuk
memperhatikan lingkungan sekitar.

121
(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan
pengamatan.
(3) Keterampilan dalam menulis uraian
kegiatan dalam kolom yang telah
dicontohkan.
b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.
b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

122
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.
b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk
membuat ..
a) K

c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta
didik dengan kegiatan berikut ini.
1) Menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Melaksanakan post test.
3) Merefleksi materi pembelajaran.
4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini.
5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.
6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan
pada pertemuan berikut.
7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,
maupun tugas kelompok.

123
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Penilaian yang dilakukan selama dan setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.
a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan
membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.
b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk
melihat penguasaan materi yang dicapai dengan
pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai
dengan evaluasi 4.5 pada Bab III
c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban
penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru
terhadap hasil pembelajaran peserta didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban
peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya
untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta
didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan
memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah
dibuat oleh peserta didik.

2. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut pada Bab ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.
a. Remedial
Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada
indikator yang belum tercapai. Pemberian soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada
pada pembahasan tersebut atau guru dapat

124
membuat ulang soal remedial sesuai dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab ini.
b. Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan
bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi
pada bab III ini tentang Ancaman Dalam Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik dapat diminta
mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar
untuk kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab III


Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab III tentang
Ancaman Internal dan ekternal Terhadap dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn)
terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk
mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk
mengukur KI.3, dan tugas keterampilan yang harus
dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat
nilai sebagai berikut.

125
Tabel 4.1
Instrumen Penilaian Diri Bab III

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi warganegara


Indonesia yang kaya akan √
keragaman suku bangsa.
2. Memiliki perilaku yang mencintai

produk dalam negeri.
3. Ramah dengan semua teman
yang berbeda suku, agama, dan √
golongan.
4. Saat berpendapat mencerminkan

sikap hati-hati.
5. Menjaga keamanan keluarga dari

ancaman kejahatan.
Jumlah Skor 3 12 5
Jumlah Skor Keseluruhan 20

Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b. Skor 2, jika pernah melakukan.
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.
Kriteria Penilaian:
a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5.
b. Skor maksimal adalah 25.
c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan
dengan skor maksimal dikalikan 10.
Hasil Perhitungan:
Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80
Skor maksimal 25

126
Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada
Bab III adalah 80.

2. Pilihan Ganda
1. B
2. A
3. C
4. D
5. E
3. Uraian
6. K
4. Tugas Keterampilan
Tugas keterampilan pada Bab III mencakup:
a. Membuat rangkuman sederhana tentang Ancaman
Internal dan ekternal dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta
didik tentang bagaimana pandangan mereka
mengenai kasus ancaman internal pada masa
sekarang.
c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan
rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu

127
memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

128
Ujian Tengah
Semester
(UTS) 2
Minggu ke-21

129
A. Waktu Pelaksanaan UTS
Ujian Tengah Semester (UTS) semester 2
diselenggarakan pada minggu ke-26. Latihan materi yang
diberikan pada UTS semester 2 adalah materi pada Bab III
tentang Ancaman Internal dan ekternal dalam Bingkai
Bhineka Tunggal Ika.
B. Penilaian UTS
Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu:
penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan
ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio
yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Tabel 5.1
Instrumen Penilaian Diri UTS 2
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Bersyukur menjadi warganegara
Indonesia yang kaya akan
keragaman suku bangsa.
2. Memiliki perilaku yang sangat
mencintai produk dari luar negeri.
3. Ramah dengan semua teman yang
berbeda suku, agama, dan
golongan.
4. Saat berpendapat mencerminkan
sikap kebebasan.
5. Menjaga keamanan sekolah dari
ancaman kejahatan dari luar
sekolah.
Jumlah Skor:

130
Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b. Skor 2, jika pernah melakukan.
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Jawaban Singkat
1. banyaknya konflik.
2. demokrasi.
3. menciptakan lapangan usaha sendiri.
4. provokasi.
5. instalasi penting pemerintah.

3. Essay
1. Peristiwa pergantian ideologi terjadi pada tanggal 30
September 1965 yang dikenal dengan peristiwa G 30
S/PKI.
2. Dasar pendirian partai adalah
3. Dampak perdagangan bebas adalah
4. Menghindari konflik dengan cara
5. Pemberontakan bersenjata adalah

131
BAB IV
TANTANGAN
PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA
DALAM NEGARA
KESATUAN
REPUBRIK
INDONESIA

132
BAB IV
TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA
(NKRI)

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab IV tentang


Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI,
maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

 Semangat
Makna
Kebangkitan
Persatuan dan
Nasional
Kesatuan
 Sumpah Pemuda
Bangsa
 Proklamasi
Kemerdekaan
 Sila Persatuan
Indonesia

Tantangan
Faktor  Wilayah
Persatuan
Pendorong dan Indonesia
dan
Penghambat  Keanekaragaman
Kesatuan
Persatuan dan Sosial Budaya
Bangsa
Kesatuan  Potensi Sumber
Dalam NKRI
Bangsa Daya Alam
 Isu Kemiskinan

Usaha  Gotong Royong


Mempertahan-  Pembiasaan di
kan Persatuan Lingkungan
dan Kesatuan Sekolah
Bangsa

Kata Kunci: Persatuan, Kesatuan, Keberagaman

133
A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Peserta didik berasal dari suku bangsa yang beragam
Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada Bab IV tentang Tantangan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah
berikut ini.
1.4 Menghayati nilai-nilai secara adil persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan
dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4.4 Mengomunikasikan factor pedorong dan penghambat
persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia

134
2. Indikator
Indikator pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini.
a. Menjelaskan makna persatuan bangsa
b. Menjelaskan makna kesatuan bangsa
c. Mengidentifikasi faktor pendorong persatauan
kesatuan bangsa.
d. Mengidentifikasi faktor penghambat persatauan
kesatuan bangsa.
e. Menguraikan usaha mempertahankan Persatuan
Bangsa.
f. Menguraikan usaha mempertahankan Kesatuan
Bangsa

3. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab IV
Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam
NKRI adalah mendorong peserta didik untuk mampu
memahami hal-hal berikut ini.
a. Semangat kebangkitan nasional.
b. Sumpah pemuda
c. Sila persatuan Indonesia
d. Wilayah Indonesia
e. Keanekaragaman sosial budaya
f. Potensi sumber daya alam
g. Isu kemiskinan
h. Gotong royong
i. Pembiasaan di lingkungan sekolah

135
4. Media dan Sumber Belajar
Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab
IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam
NKRI adalah berikut ini.
a. Gambar dari media cetak atau elektronik tentang
Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam
NKRI.
b. Koran atau majalah yang berisi artikel yang
diperlukan dalam Bab IV ini.
c. Peta Indonesia lengkap.
d. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia.
e. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita
terkini.
f. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait
yang ada di sekitar sekolah.
g. Buku sumber yang berkaitan dengan PPKn

5. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran pada Bab IV Tantangan Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Dalam NKRI dilaksanakan pada
minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-33.
a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan
diri dengan membaca berbagai literatur (sumber
bacaan lengkap) yang berkaitan dengan Tantangan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI .
b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery
learning, metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok.

136
c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Dalam NKRI, sebaiknya guru menampilkan artikel
dan gambar yang berkaitan dengan persatuan dan
kesatuan di negara Indonesia.
d. Guru diharapkan menerapkan model-model
pembelajaran yang ada di petunjuk dibagian awal.
e. Membagi peserta didik dalam kelompok dan
melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan
melaporkan hasil diskusi.
Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini
secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)
Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)
Kegiatan Penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan
peserta didik dengan kegiatan berikut ini.
1) Mengkondisikan suasana belajar
2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber
belajar.
3) Membangun motivasi di kelas.
4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari
dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan
tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.

137
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik
dengan kegiatan berikut ini.
1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.
(1) Ketertarikan peserta didik untuk
memperhatikan lingkungan sekitar.
(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan
pengamatan.
(3) Keterampilan dalam menulis uraian
kegiatan dalam kolom yang telah
dicontohkan.
b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

138
3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.
a) Kegiatan 1: Ayo amati!
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!


Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)


Guru dan peserta didik diharapkan dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk
membuat ..
a) K
b) ..
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta
didik dengan kegiatan berikut ini.

139
1) Menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Melaksanakan post test.
3) Merefleksi materi pembelajaran.
4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini.
5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.
6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan
pada pertemuan berikut.
7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,
maupun tugas kelompok.

B. Penilaian dan Tindak Lanjut


1. Penilaian
Penilaian yang dilakukan selama dan setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.
a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan
membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.
b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk
melihat penguasaan materi yang dicapai dengan
pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai
dengan evaluasi 4.4 pada Bab IV
c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban
penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru
terhadap hasil pembelajaran peserta didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban
peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya
untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta

140
didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan
memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah
dibuat oleh peserta didik.

2. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut pada Bab IV ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.
a. Remedial
Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada
indikator yang belum tercapai. Pemberian soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada
pada pembahasan tersebut atau guru dapat
membuat ulang soal remedial sesuai dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab IV ini.
b. Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan
bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi
pada bab ini tentang Tantangan Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. Peserta didik dapat
diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan
sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab IV


Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab IV tentang
Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI
(dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat
bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan
KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan

141
tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik
untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat
nilai sebagai berikut.

Tabel 4.1
Instrumen Penilaian Diri Bab IV
No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi
warganegara Indonesia yang

memiliki sejarah perjuangan
bangsa yang berani.
2. Memiliki perilaku senang
mengenal budaya dari √
daerah lain.
3. Ramah dengan semua teman
yang berbeda agama atau √
keyakinan.
4. Saat bertindak
mencerminkan sikap peduli

pada teman yang berbeda
suku.
5. Mementingkan kepentingan
pribadi dibandingkan dengan

kepentingan anggota
kelompok.
Jumlah Skor 3 12 5
Jumlah Skor Keseluruhan 20
Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

142
b. Skor 2, jika pernah melakukan.
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.
Kriteria Penilaian:
a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5.
b. Skor maksimal adalah 25.
c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan
dengan skor maksimal dikalikan 10.
Hasil Perhitungan:

Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80


Skor maksimal 25

Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada


Bab IV adalah 80.

6. Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. B
4. E
5. E
7. Essay
7. K
8. Tugas Keterampilan
Tugas keterampilan pada Bab IV mencakup:
a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku
yang mencerminkan persatuan dan kesatuan.

143
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta
didik tentang bagaimana pandangan mereka
mengenai nilai-nilai persatuan pada masa sekarang.
c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan
rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu
memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

144
Ujian Akhir
Semester
(UAS) 2
Minggu ke-34

145
A. Waktu Pelaksanaan UAS
Ujian Akhir Semester (UAS) semester 2 diselenggarakan pada
minggu ke-34. Latihan materi yang diberikan pada UAS
semester 2 adalah materi pada Bab IV tentang Tantangan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI

B. Penilaian UAS
Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu:
penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan
ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio
yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.
1. Penilaian Diri
Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.
Lakukan dengan jujur!
Tabel 1
Instrumen Penilaian Diri UAS 2
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Bersyukur menjadi warganegara
Indonesia yang memiliki
keragaman suku bangsa
2. Memiliki perilaku yang mencintai
produk dalam negeri.
3. Ramah dengan semua teman yang
berbeda suku dan agama.
4. Saat bertindak mencerminkan
sikap peduli pada semua teman.
5. Mementingkan kepentingan kelas
dari pada kepentingan pribadi.
Jumlah Skor:

146
Keterangan:
a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b. Skor 2, jika pernah melakukan.
c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d. Skor 4, jika sering melakukan.
e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.
2. Pilihan Ganda
Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini.
1. B
2. B
3. D
4. B
5. B
6. A
7. D
8. E
9. C
10. C
3. Jawaban Singkat
1. ….
2. …
4. Essay

147
Indeks

148
Indeks
A
Absolut
Ancaman
Aturan

B
Budaya
D
Dekrit
Demokrasi
Devisa
Diskriminatif
Dominasi

E
Ekonomi
Eksekutif
Ekspor
Ekstrim
Emosi
Eskalasi
Etos

F
Fatwa
G
Global
Globalisasi

H
HAM
Hukum

I
Ideologi
Ikrar
Impor
Independen
Intensitas

149
Internasional

K
Kasus
Keamanan
Kolusi
Konflik
Konstitusi
Kontrol
Konvensional
Korupsi
Kriminal

L
Liberalisme

M
Martabat
Massa
Materialistis
Militansi
Militer
Modal
Mutu

N
Naskah
Nepotisme
Norma

O
P
Paham
Pancasila
Partai
Pedoman
Pemerintah
Pelanggaran
Pelecehan
Peradilan

150
Perdata
Perkara
Pertahanan
Penegakan
Penganiayaan
Pidana
Politik
Pornoaksi
Prinsip

R
Ras
Reformasi

S
Sabotase
Sanksi
Seksual
Sengketa
Sidang
Sistem
Sosial
Strategi

T
Teror
Toleransi

V
Visi

W
Wakaf
Warisan
Watak
Wilayah

151
Glosarium

152
Glosarium

ancaman usaha yang dilaksanakan secara konsepsional


melalui tindak politik dan/atau kejahatan yang
diperkirakan dapat membahayakan tatanan serta
kepentingan negara dan bangsa
budaya akal budi, pikiran manusia, yang mempunyai
peradaban
demokrasi bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh
rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara
wakilnya
demokratis berciri demokrasi
ekonomi ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan
pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti
halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan)
hak kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah
ditentukan oleh Undang-Undang dan aturan
hak asasi manusia hak yang dilindungi secara internasional
seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk
memilih, hak untuk mengeluarkan pendapat
hukum sekumpulan peraturan yang berlaku di masyarakat
dan dibuat oleh badan resmi yang bersifat wajib,
memaksa, dan akan mendapat sanksi tegas jika
melanggarnya
ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas
pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup

153
keberagaman berbagai ragam atau berbagai macam
kesatuan bergabung jadi satu
kewajiban sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai
keharusan
konflik perselisihan atau pertentangan
Pancasila dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi
negara
pelanggaran perbuatan melanggar
pemilu pemilihan umum yang diselenggarakan setiap lima
tahun sekali untuk memilih wakil rakyat
peradilan segala sesuatu mengenai perkara pengadilan
melalui proses mengadili oleh dewan atau majelis yang
mengadili perkara dan diputuskan oleh hakim
persatuan gabung
politik pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau
kenegaraan
sosial sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan
umum, suka menolong, dan sebagainya)

154
DAFTAR PUSTAKA

155
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Rini. (2014). Prinsip-Prinsip Program Pengayaan.


(Online). Tersedia: http://membumikan-pendidikan.
blogspot.co.id/2014/10/prinsip-prinsip-program-
pengayaan.html [28 Maret 2016].

Anggarda, Giantara. (2013). Konsep Dasar Pengajaran


Remedial dan Pengayaan. (Online). Tersedia:
http://conditionaloflife.blogspot.co.id/2013/05/konse
p-dasar-pengajaran-remedial-dan.html

Anonim. (2002). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia


1945 Hasil Amandemen. Jakarta: Ganeca Sains.

Anonim. (2010). Pengertian Umum Budaya Politik. (Online).


Tersedia:
http://definisipengertian.blogspot.com/2010/05/pen
gertian-budaya-politik.html [10 Februari].

Cahyati, Dwi dan Warsito. (2010). Pelajaran Kewarganegaraan


Untuk Kelas X SMA, MA, dan SMK. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan perbukuan Kementerian Pendidikan
nasional.

Darmadi, Hamid. (2013). Urgensi Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. (Online). Tersedia:
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi
-pendidikan-Pancasila-dan.html. [Diunduh tanggal 14
November 2013 Jam 20.00].

Gunawan.D (2010) Komunikasi Anak Tunarungu: Program


khusus sistem isyarat Bahasa Indonesia Dinas
Pendidikan Profinsi JawaBarat.

Gunawan.D (2016) Modul Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan, Kementerian Pendidikan dan

156
Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusu, Jakarta

Hallahan, Daniel P & Kouffman, James, M. (1991). Exceptional


Children Introduction to Special Education. New
Jersey: Prentice-Hall Inc.

Faiq, Muhammad. (2013). Mengenal Direct Instruction (Model


Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung).
(Online). Tersedia:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/0
4/direc-instruction-model-pembelajaran-
langsung.html. [Diunduh tanggal 4 Desember 2013
Jam 02.00].

Hartono, Sunaryati. (2006). Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai


Asas Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional.
Bandung: Citra Aditya Bakti.

Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi.


Yogyakarta: Paradigma.

Lubis, Yusnawan. (2014). Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta:
Kemendikbud.

Manan, Bagir. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi Daerah.


Yogyakarta: Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).

Muladi. (2009). Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan


Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan
Masyarakat. Bandung: Refika Aditama.

Muslim, Ahmad Toha dan M. Sugiarmin. (...). Ortopedi Dalam


Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

157
Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-
model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Edisi ke-dua. Jakarta: Rajawali Pers.

Sadikin, Ali. (2012). Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pengajaran


Remedial. (Online). Tersedia: https://alisadikinwear.
wordpress.com/2012/07/22 tujuan-fungsi-dan-
prinsip-pengajaran-remedial/ [28 Maret 2016]

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pembelajaran Remedial. (Online).


Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com
/2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/[28
Maret 2016].

Sundawa, Dadang, dkk. (2008). Contextual Teaching and


Learning Pendidikan Kewarganegaraan: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Reset,


dan Praktik). Bandung: Nusa Media.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3.


(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3.
Jakarta: Balai Pustaka.

Widodo, Eko dan Taufiqurrahman. (2009). Pendidikan


Kewarganegaraan 2 Untuk SMP/MTs kelas 2. Jakarta:
Kemendikbud.

158
PENULIS

159
Riwayat Penulis
DUDI GUNAWAN SULAEMAN, Lahir di
Kota Bandung tanggal 21 Nopember
1962, hidup dibesarkan di lingkungan
yang keras mengarah ke yang negatif
(Terminal Cicaheum), tetapi berkat
didikan dan bimbingan dari orang tua
yang terhormat Ayahhanda: H. Dudeh
Sulaeman dan Ibunda Hj Ai Tuti
Herawati, Putra pertama dari tujuh
bersaudara. Pada Tahun 1990 menikah
dengan Hj Yeti Karyeti berasal dari
Bandung, yang berprofesi sebagai
karyawan PDAM Kota Bandung,
dikaruniai dua orang anak Shena
Giantasya (mahasiswa UPI) dan Ilyasa Kausar Fachri (mahasiswa
UPI). Jenjang Pendidikan formal yang ditempuh adalah TK Pelangi
Cicaheum, SDN Cicaheum lulus tahun 1975, SMPN 17 Bandung
lulus tahun 1978, SPGN I Bandung lulus tahun 1981, SGPLBN
Bandung lulus tahun 1983, FIPPLB lulus tahun 1986 (Sarjana
Pendikan Luar Biasa Spesialisasi Tunarungu), S2 (Magister
Pendidikan) Program Studi Bimbingan dan Konseling (Pendidikan
Khusus) lulus tahun 2004 di Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) Bandung. Pada tahun 2008 melanjutkan ke S3 (Program
Doktoral) Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah
PascaSarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Alhamdulilah lulus tahun 2012.
Pengalaman kerja pada tahun 1983 sebagai tenaga sukwan di
SLB-B Cicendo, tahun 1984 diangkat menjadi Calon Pegawai
Negeri sebagai guru SLB-B Pembina Tk Profinsi JawaBarat di
Cimalaka Kabupaten Sumedang, Tahun 1989-1995. menjadi
Dosen SGPLBN Bandung. Tahun 1995 sampai sekarang menjadi
staf pengajar di Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tambahan
pengalaman kerja Tahun 2005 Penulis merintis sekolah Usia Dini
(TK/TPA Miftahul Manan di Cicaheum), sampai sekarang menjadi
Kepala Sekolah. Menjadi Konsultan THT Depsos Profinsi
JawaBarat, Sebagai Audolog (pemeriksa pendengaran), mengajar
di Universitas Terbuka, sebagai nara sumber pendidikan luar
biasa DEPDIKBUD tingkat profinsi maupun Nasional. Pengalaman
berorganisasi di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan
Pendidikan Luar Biasa, sebagai biro Kemahasiswaan tahun 2005-
2011, dan tahun 2011 sampai sekarang Biro Akademik serta
menangani anak-anak berkebutuhan khusus di Lab PLB

160
menangani hambatan bicara. Tambahan lainnya di dalam
melaksanakan pengabdian masyarakat aktif di BPOC (Badan
Pembina Olahraga Cacad), dan pemberian penyuluhan
pendidikan khusus, Narasumber Nasional Kurikulum 2013 dll.
Karya ilmiah yang dihasilkan berupa seminar, penelitian,
pembuatan buku, artikel yang diterbitkan dalam jurnal Nasional
dan Internasional.
Penghargaan yang diperoleh dari Presiden Republik Indonesia
yaitu Satya Lencana Karya Satya dan dari Rektor UPI Karya Bakti
Satya 10 tahun dan 20 tahun.

161
RIWAYAT HIDUP PENILAI
Nama Lengkap: Dr.At. Sugeng
Priyanto, M.Si., telepon kantor
0248508014, HP 08122925181, e-
mail:gusti_pangeran63@yahoo.com
Alamat kantor: Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Ke-
warganegaraan, Jurusan Politik
dan Kewar-ganegaraan, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang (UNNES). Bidang
keahlian: Ilmu-ilmu Sosial dan
Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Riwayat pendidikan tinggi, S-1 Program Studi Pendidikan
Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, IKIP Semarang,
tahun 1988, S-2 Program Studi Sosiologi Agama, UKSW
Salatiga, tahun 1999, dan S-3 Program Studi Agama dan
Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun
2015 dengan judul disertasi Islam-Jawa: Praktik Keagamaan
Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang.
Riwayat pekerjaan sebagai dosen IKIP Semarang yang
sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Semarang
(UNNES) pada Fakultas Ilmu Sosial sejak tahun 1989. Mata
kuliah yang diampunya antara lain Teori-teori Sosial
Budaya, Sosiologi Politik, dan Kurikulum dan Buku Teks.
Kegiatan lain dalam sepuluh tahun terakhir antara lain
Anggota Tim Pengembang Kurikulum SMP pada Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Narasumber
Nasional Kurikulum 2013, Penilai Buku Teks dan Non-teks
Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat
Kurikulum dan Perbukuan yang semuanya pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pendidikan
dan Pelatihan Guru, baik pada tingkat sekolah,
kabupataen/kota, provinsi, maupun nasional.
Judul buku yang ditulis, antara lain Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, VIII, IX, Penulisan Bersama,

162
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, tahun 2008, Pendidikan Kewarganegaraan,
Penulisan Bersama, Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar, Pendidikan
Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, tahun 2011, Dinamika
Ideologi Partai Politik Keagamaan Pada Masa Orde Baru, tahun
2015, Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung
Tambakrejo, Kota Semarang, tahun 2015.
Judul penelitian yang dihasilkan antara lain Kajian
Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Merapi di
Kabupaten Magelang, tahun 2011 dan Interaksi Kelas Sosial
Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo Kota Semarang,
tahun 2012.
Kegiatan lain yang dilakukan pengembangan potensi dan
pemberdayaan masyarakat miskin di bidang pendidikan.

163

Anda mungkin juga menyukai