Anda di halaman 1dari 9

4.

2 Pembahasan

Buku petunjuk adalah buku yang berisikan keterangan dan petunjuk

praktis untuk melakukan (melaksanakan, menjalankan) sesuatu (Kamus Besar

Bahasa Indonesia). Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 36/D/O/2001 pasal 5 petunjuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan

praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan

pelaporan. Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok staf pengajar

yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. Menurut

Sukamto dalam Trisnawati (2011), buku petunjuk praktek sering disebut job

sheet, merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi peserta didik yang

melakukan kegiatan yang mencerminkan proses agar memperoleh hasil atau

ketrampilan yang dikuasai.

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Pertemuan

Pertemuan

II

Pertemuan

III

Rata-rata
persentase

pertemuan

Rata-rata persentase obserasi karakter

Rata-rata persentase

seluruh karakter

40

Petunjuk praktikum merupakan salah satu bentuk dari Lembar Kegiatan

Siswa (LKS). LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk

latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan

semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen ataupun

demonstrasi (Trianto, 2007). Panduan eksperimen inilah yang sering juga disebut

dengan petunjuk praktikum.

4.2.1 Prototype buku petunjuk praktikum.

Menurut hasil wawancara dengan guru IPA di MTs Miftahul Ulum,

petunjuk praktikum yang digunakan pada waktu praktikum biasanya masih berupa

lembaran-lembaran kertas yang belum dibukukan. Petunjuk praktikum ini diambil

dari buku-buku pegangan guru ataupun siswa yang diketik ulang. Disamping itu

petunjuk praktikum yang ada belum terpadu dan sedikit bermuatan karakter. Oleh

karena itu perlu adanya pengembangan buku petunjuk praktikum yang terpadu

dan bermuatan karakter.

Buku petunjuk praktikum hasil pengembangan terdiri dari tiga bagian, yaitu

bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian tambahan. Bagian pendahuluan buku

terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian isi buku terdiri
dari dua bab. Bab pertama berisi tentang pengenalan mikroskop, dan bab kedua

adalah petunjuk-petunjuk praktikum yang terbagi menjadi tiga petunjuk

paraktikum. Bagian tambahan buku terdiri dari glosarium dan daftar pustaka.

Menurut Santyasa dalam Trisnawati (2011) petunjuk praktikum setidaknya

memiliki bagian-bagian yang terdiri dari judul praktikum, tujuan praktikum,

deskripsi teoritis (kajian teori), sketsa percobaan (apabila memungkinkan),

langkah-langkah kegiatan, dan pertanyaan-pertanyaan. Pada bagian isi bab II

tentang petunjuk praktikum dalam buku petunjuk praktikum hasil pengembangan,

termasuk dalam kategori lengkap, karena disertai dengan tabel hasil pengamatan,

analisis dan kesimpulan. Kekurangannya hanya pada tidak adanya sketsa

percobaan.

Buku petunjuk praktikum memiliki perbedaan dengan petunjuk praktikum

yang biasa digunakan dengan adanya daftar isi yang mempermudah pencarian

41

halaman serta langkah kerja yang terperinci dan bermuatan karakter. Langkah

kerja yang terperinci ini membantu siswa untuk berlatih mandiri dalam praktikum

dan tidak banyak bertanya pada guru maupun asisten. Hal ini merupakan salah

satu ciri inkuiri terbimbing. Menurut Lewicky dalam Bilgin (2009) inkuiri

terbimbing dapat didefinisikan sebagai interaksi dengan materi nyata untuk

mendapatkan pengetahuan tentang beberapa konsep dengan memanfaatkan

tahapan-tahapan bimbingan yang dibuat oleh guru agar dapat menyelesaikan

masalah.

Muatan karakter yang ada dalam langkah kerja bertujuan agar sikap siswa

yang masih kekanak-kanakan dan senang bergurau pada waktu praktikum sedikit

demi sedikit dapat berubah menjadi lebih baik. Perbaikan karakter yang
ditekankan dalam petunjuk praktikum ini adalah berpikir kritis, saling menghargai

dan bertanggung jawab. Sudrajat (2011) menekankan bahwa kita harus mengikat

para siswa dengan kegiatan-kegiatan yang akan mengantarkan mereka berpikir

kritis mengenai persoalan-persoalan etika dan moral, menginspirasi mereka untuk

setia dan loyal dengan tindakan-tindakan etika dan moral, dan memberikan

kesempatan kepada mereka untuk mempraktikkan perilaku etika dan moral

tersebut.

4.2.2 Kevalidan buku petunjuk praktikum

Hasil analisis buku petunjuk praktikum yang dinilai oleh pakar memberikan

hasil bahwa buku petunjuk praktikum dalam kategori sangat valid dengan ratarata

persentase skor kevalidan desain buku sebesar 86,46% dan rata-rata

persentase skor kevalidan materi dan kebahasaan sebesar 87,98%. Rata-rata

persentase validasi pakar secara keseluruhan adalah 87,22%. Hasil ini

menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum yang disusun telah memenuhi

kriteria dari aspek desain, materi dan bahasa. Menurut pendapat pakar, buku

petunjuk praktikum sudah valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. Pada

tahap validasi ini hanya mengalami revisi desain sampul, desain isi, pemindahan

nomor halaman dan perbaikan pada kajian teori praktikum sesuai dengan daftar

pustaka buku. Penilaian oleh pakar diperoleh hasil yaitu buku petunjuk praktikum

valid dan layak untuk digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.

42

4.2.3 Kelayakan buku petunjuk praktikum

Kelayakan buku petunjuk praktikum dilihat dari angket uji skala kecil,

angket tanggapan siswa pada uji pemakaian dan angket tanggapan guru setelah

pembelajaran. Pada uji coba skala kecil, draf buku petunjuk praktikum diberikan
kepada 10 siswa sebagai responden untuk memberikan tanggapan. Siswa-siswa

responden pada uji coba skala kecil ini diambil secara acak dari masing-masing

kelas VII di MTs Miftahul Ulum. Dari hasil penilaian uji coba skala kecil, siswa

memberi tanggapan positif dengan persentase skor sebesar 91% dan tidak ada

responden yang memberikan saran perbaikan.

Hasil angket tanggapan siswa setelah uji pemakaian didapatkan hasil

persentase skor sebesar 86,98%, yang menunjukkan siswa menilai positif terhadap

buku. Skor tanggapan guru juga mendapatkan persentase skor 92,5% dengan

memberikan saran untuk merevisi bagian sampul buku. Dari hasil uji coba skala

kecil, angket tanggapan siswa dan juga angket tanggapan guru yang semuanya

memberikan tanggapan positif menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum

hasil pengembangan layak untuk digunakan.

4.2.4 Keefektifan buku petunjuk praktikum

4.2.4.1 Peningkatan pemahaman

Setelah melaksanakan uji skala kecil dan tidak ada revisi, buku petunjuk

praktikum dicetak untuk digunakan dalam uji pemakaian. Uji pemakaian

dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu 1 kali pre test, 3 kali pertemuan untuk praktikum

dan 1 kali post test. Dalam uji coba pemakaian ini buku petunjuk praktikum

diberikan kepada 36 siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas

VII D diberi petunjuk praktikum yang biasa digunakan sebagai kelas kontrol.

Selama uji coba pemakaian peneliti dibantu oleh guru IPA MTs Miftahul Ulum

dan salah satu teman mahasiswa untuk melakukan pengamatan dan observasi

peningkatan karakter siswa, sedangkan dalam observasi keaktifan siswa, peneliti

dibantu oleh masing-masing ketua kelompok.

Dari hasil pre test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan
bahwa hasil rata-rata pre test kelas kontrol adalah 40,8 sedangkan rata-rata pre

test kelas eksperimen adalah 44,3. Setelah dianalisis uji t-test two-sample

43

assuming unequal variances dengan menggunakan Microsoft office excel 2007

didapatkan p-value sebesar 0.1004 dengan kategori tidak signifikan, karena pvalue

> α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen pada awalnya tidak memiliki perbedaan tingkat atau bisa

dikatakan memiliki tingkat pemahaman yang sama. Hasil post test menunjukkan

bahwa kelas eksperimen mendapatkan rata-rata 81,57, sedangkan kelas kontrol

mendapatkan rata-rata 61,52. Setelah dianalisis uji t-test two-sample assuming

unequal variances dengan Microsoft office excel 2007 didapatkan p-value sebesar

0.00000000000012 (1,213E-13) sehingga p-value < α (0,05), yang menunjukkan

bahwa hasil post test kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol dengan

perbedaan yang signifikan.

Hasil pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol juga

dianalisis dengan rumus uji t-test. Harga thitung yang didapatkan adalah 3,54,

dengan harga ttabel pada dk = 69 adalah 1,69. Dengan demikian thitung > ttabel,

berarti peningkatan pemahaman materi kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum hasil

pengembangan lebih meningkatkan pemahaman siswa dibandingkan petunjuk

praktikum yang biasa digunakan.

Faktor yang menyebabkan pemahaman materi kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas control diantaranya adalah siswa kelas eksperimen lebih

termotivasi untuk menggunakan buku petunjuk praktikum hasil pengembangan

karena merupakan hal yang baru dan belum pernah digunakan. Di samping itu,
adanya kajian teori sebelum melakukan langkah kerja yang terdapat dalam

petunjuk praktikum juga mendorong dan memudahkan siswa untuk belajar

sebelum melakukan praktikum. Menurut Sagala dalam Setiawan (2010)

pemahaman adalahkemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti

menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu. Pemahaman ini

mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu

tersebut diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan atau nateri yang

dipelajari. Hal yang dapat menyebabkan peningkatan pemahaman antara lain

adalah perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan.

44

4.2.4.2 Keaktifan siswa

Observasi keaktifan siswa dilakukan pada kelas eksperimen. Keaktifan yang diobservasi

dalam penelitian ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan

awal adalah sikap pada waktu siswa masuk ruang laboratorium dan keaktifan pada saat diberi

penjelasan oleh guru.

Kegiatan inti terdiri dari keaktifan siswa pada waktu mempersiapkan alat dan bahan

praktikum serta keaktifan siswa dalam melakukan langkah-langkah kerja praktikum.

Kegiatan penutup terdiri dari keaktifan dalam mengemas dan

membersihkan alat, bahan dan tempat praktikum.

Hasil observasi keaktifan siswa juga menunjukkan perbedaan keaktifan

setiap pertemuan. Pertemuan pertama praktikum menunjukkan rata-rata keaktifan

kelas eksperimen sebesar 71,92%, pertemuan kedua, rata-rata keaktifan kelas

eksperimen sebesar 87,60%, pertemuan ketiga kelas eksperimen mencapai ratarata

persentase skor 96,33%. Rata-rata ketercapaian keaktifan kelas eksperimen


adalah 85,28% dengan kriteria sangat aktif. Hasil ini menunjukkan bahwa buku

petunjuk praktikum hasil pengembangan efektif untuk mengaktifkan siswa.

Hasil observasi keaktifan dalam penelitian ini berbeda dengan yang telah

dicapaikan oleh Hastuti (2011) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan

Keaktifan Pembelajaran IPA Terpadu”. Dalam penelitian yang dilakukannya,

setelah menggunakan produk hasil pengembangan mendapatkan persentase skor

peningkatan keaktifan sebesar 82,72% sedangkan sebelum menggunakan produk

hasil pengembangan mendapatkan persentase skor sebesar 56,87%.

Sawitri dalam Trisnawati (2011) menyebutkan bahwa salah satu tujuan

penyusunan petunjuk praktikum adalah untuk mengaktifkan siswa, dalam arti

siswa tidak hanya menerima penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru,

melainkan lebih aktif melakukan kegiatan belajar untuk menemukan atau

mengolah sendiri perolehan belajar.

Kekurangan yang ada dalam observasi keaktifan siswa pada penelitian ini

adalah observasi dilakukan oleh ketua kelompok masing-masing. Hal ini

memungkinkan adanya pemberian skor secara subyektif. ketua kelompok

45

mungkin saja memberi skor terhadap teman-temannya secara obyektif, akan tetapi

dalam memberikan skor terhadap diri sendir cenderung subyektif.

4.2.4.3 Karakter siswa

Observasi karakter juga hanya dilakukan terhadap kelas eksperimen.

Karakter yang ditekankan dan diobservasi dalam penelitian ini adalah berpikir

kritis, saling menghargai dan bertanggung jawab. Selama tiga pertemuan

praktikum tercatat rata-rata persentase observasi karakter kelas eksperimen


mencapai 81,3%. Karakter berpikir kritis memiliki rata-rata persentase skor paling

rendah, yaitu hanya 78,93% dibandingkan dua karakter yang lain, yaitu saling

menghargai mendapatkan rata-rata persentase skor 80,78% dan bertanggung

jawab yang mendapat rata-rata persentase skor 84,03%.

Observasi karakter pada penelitian ini lebih sempit dari pada penelitian

yang dilakukan oleh Sholihah (2011). Dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Berbasis Pendidikan Karakter

untuk Pembelajaran IPA Bertema Perjalanan Makanan pada Tumbuhan”

melakukan observasi pada peningkatan 10 (sepuluh) karakter yaitu rasa ingin

tahu, kerja keras, jujur, disiplin, demokratis, mandiri, senang membaca, berani,

kreatif, dan peduli lingkungan. Hasil rata-rata peningkatan semua karakter pada

penelitian yang dilakukannya masuk pada kategori meningkat.

Faktor yang menyebabkan buku petunjuk praktikum hasil pengembangan ini dapat

meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan karakter antara lain adalah adanya kolom dan tabel

untuk menggambar dan menuliskan hasil pengamatan dan adanya tempat untuk menulis

pembahasan, kesimpulan dan menjawab pertanyaan sekaligus. Dengan kelengkapan bagian

buku tersebut, siswa yang masih memiliki sifat kekanak-kanakan tidak perlu mencari kertas

lain untuk mengerjakan tugasnya. Di samping itu, penggunaan buku yang telah terjilid dapat

mengurangi resiko hilang atau terselip dalam buku lain lembaran-lembaran kertas. Sedangkan

penulisan langkah kerja yang terperinci dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam

melakukan praktikum. Penulisan nilai karakter yang dicetak tebal pada setiap langkah kerja

juga dapat menarik perhatian siswa untuk menjalankan dan

melaksanakan karakter tersebut.

Anda mungkin juga menyukai