Oleh :
(51418041)
PRODI MANAJEMEN
2018
ABSTRAK
Legitimasi merupakan hal yang sangat penting dan menjadi pembahasan dimana Plato
dan Aristoteles menyatakan bahwa negara memerlukan legitimasi yang mutlak untuk untuk
mendidik rakyat dengan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral ini terbentuk dari pribadi individu
masing-masing, karena setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda-beda maka moral
yang dimiliki setiap orang juga berbeda-beda. Moral sendiri berkaitan dengan sesuatu yang
baik dan yang buruk.
Legitimasi moral pun memperhatikan andil rakyat dalam memutuskan sesuatu hal.
Dimana ketika seorang pemimpin membuat keputusan ataupun kebijakan rakyat bisa
menolak ataupun menerima keputusan tersebut. Dalam hal ini seorang pemimpin ataupun
pemerintah harus bisa berempati pada rakyat dengan cara memberi perlindungan hak dasar
mansuia terutama kaum yang dianggap lemah. Pada saat ini pemerintah kurang tanggap dan
kurang memahami keinginan masyarakat lewat bentuk protes mereka. Seharusnya pemerintah
harus cepat dan tanggap dalam memahami keinginan dan keresahan yang dirasakan oleh
rakyat.
Pada saat ini banyak kasus yang berkaitan dengan kehilangan legitimasi moralnya
seperti kasus korupsi dikarenakan sudah di cap moralnya tidak baik. Padahal seharusnya para
tokoh politik bisa menjadi panutan bagi rakyatnya bukan malah memberi contoh buruk yang
tidak pantas untuk ditiru. Korupsi sendiri telah banyak dijumpai di negara kita yaitu negara
Indonesia, bahkan sudah biasa ketika kita melihat kasus korupsi yang sedang hangat
diberitakan. Para tokoh politik pun pada akhirnya memikirkan kesengan pribadinya sendiri
tanpa berpikir apa yang telah dikorupsi itu merupakan uang rakyat. Mereka tidak berpikir
dengan tindakan dan perbuatannya akan merugikan dirinya sendiri baik diwaktu sekarang
atau di masa depan. Mereka akan kehilangan legitimasi moral nya dan kurang dipercaya lagi
mengemban tanggung jawab dikemudian hari.
Moral dan etiket bukanlah hal yang sama, namun banyak orang yang
beranggapan bahwa itu merupakan hal yang sama. Moral memiliki pengertian sebuah
tata laku atau perbuatan yang berasal dari kesadaran indvidu atau diri sendiri dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Penilaian baik buruknya
seseorang selain berdampak pada individu juga berdampak pada organisasi atupun
masyarakat. Contohnya seseorang telah melakukan hal yang buruk seperti pencurian,
yang menilai baik buruknya perilaku seperti itu adalah masyarakat sendiri. Moral
tersebut akan dinilai apakah dapat diterima atau tidak dalam kehidupan
bermasyarakat.
Bukan hal baru ketika orang kurang mengamalkan isi Pancasila dalam
tindakan dan perilaku sehari-hari. Nilai Pancasila sekarang ini bergeser dikarenakan
oleh nilai dan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Pancasila
adalah dasar negara yang harus dijadikan pedoman segala aspek dalam kehidupan
generasi muda. Namun kenyataannya generasi muda Indonesia belum mengamalkan
Pancasila padahal mereka adalah penerus bangsa di masa depan, kebanyakan
sekarang lebih mementingkan diri sendiri dan menjadi masyarakt yang individual. Ini
disebabkan oleh kurang aktifnya pembinaan moral yang dilakukan di rumah maupun
di masyarakat. Moral sendiri harus dipelajari sedari kecil agar supaya kelak ketika
sudah dewasa bisa menentukan baik dan buruknya sesuatu hal.
Pada saat Soeharto mengundurkan diri itu diakibatkan karena Soeharto haya
memiliki legitimasi konstitusional saja, tapi beliau tidak mempunyai legitimasi moral
dimana kedua hal itu merupakan syarat seoran presiden agar bisa memimpin dan
berkuasa atas negaranya. Oleh sebab itulah pemerintahan Soeharto mundur karena
kurangnya dukungan moral dari masyarakat. Ketegasan dalam menanggapi protes
rakyat pernah dikatakan oleh Muhammad Yamin dalam sidang rancangan UUD 1945
tanggal 15 Juli 1945, beliau mengingatkan seluuh anggota sidang untuk memperkuat
perlindungan rakyat Indonesia. Presiden Soeharto mundur membutikan bahwa
seorang presiden bisa tetap memimpin dan berkuasa apabila mendapat legitimasi
konstitusional dan juga legitimasi moral.
4.1. Hal yang Terjadi Apabila Pemimpin Mendapat Dukungan Moral dari Rakyat
Karena jika seorang pemimpin baik dan peduli pada nasib dan masalah yang
dirasakan rakyatnya maka hidup akan terasa nyaman, pemenuhan hak-hak rakyat juga
dipenuhi dalam segi keadilan maupun segi ekonomi maka kesejahteraan rakyat akan
mudah tercapai dan terpenuhi.
Penutup
Mendirikan sebuah negara pasti mempunyai suatu tujuan. Salah satu tujuannya
yaitu pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Pemimpin harus bisa memberi
perlindungan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dengan memenuhi kebutuhan
masyrakatnya maka rakyat akan memberi dukungan, perssetujuan, dan kerjasama
yang baik atas sesuatu keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin. Oleh karena
itu, dukungan moral dari masyrakat dapat memperkuat jalannya suatu pemerintahan
Daftar Rujukan
Buku
Internet
http://ciputrauceo.net/blog/2016/9/2/perbedaan-budi-pekerti-moral-dan-etika
https://id.m.wikipedia.org/wiki/legitimasi
https://arya-comunity.blogspot.com/2011/04/contoh-kasus-legitimasi-pemerintahan.html?
m=1