Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

NAMA : FATWA ALHAITAMI


PRODI : D IV KEPERAWATAN ANESTHESIOLOGY
KELAS :B
NIM : 17D10066

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) BALI


DENPASAR BALI
Perspekif Antropologi, Sosiologi dan Komunikasi terhadap Bidang Kesehatan

Antropologi Kesehatan
Etnomedisin merupakan subbagian dari antropologi kesehatan yang mempelajari kepercayaan dan
aktivititas terkait dengan penyakit yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan
yang eksplisit tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern (Hughes, 1968)

Sosiologi Kesehatan
Beberapa konsep sosiologi yang diuraikan David Tuckett dalam bukunya Introduction to Medical
Sociology , sosiologi kesehatan adalah suatu konsep yang menunjukkan adanya unsur-unsur umum
yang terdapat pada setiap situasi atau interaksi contohnya Interaksi antara dokter dan pasien, dan
juga interaksi antara pasien-perawat, perawat-dokter, dokter-dokter, merupakan suatu tindakan
social, dua faktor sosial yang dianggap berpengaruh besar terhadap tindakan sosial ialah nilai dan
norma.

Komunikasi Kesehatan
disampaikan oleh Liliweri (2008), komunikasi kesehatan mempelajari bagaimana menggunakan
strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang mempengaruhi individu
komunitas dengan tujuan membuat keputusan yang berhubungan dengan penanganan kesehatan.
Di dalamnya juga mencakup bagaimana peran teknik dan teknologi komunikasi secara positif untuk
mempengaruhi individu, organisasi, komunitas dan penduduk yang tujuannya mempromosikan
kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungan
sekitarnya

Dapat disimpulkan Antropologi telah mengembangkan pendekatan sendiri terhadap kesehatan


dengan mengajukan pendekatan ethno-medis. Sedangkan Sosiologi lebih banyak digunakan untuk
menganalisis bagaimana perilaku masyarakat dalam hal kesehatan. Sosiologi berkepentingan
dalam melihat bagaimana masyrakat menterjemahkan makna tentang sakit sakit serta faktor-faktor
apa yang menyebabkan mereka mendekat atau menjauh pada sumber layana kesehatan.
Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya

Konsep sehat adalah salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, menurut ;

UU No.23 tahun1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: “Kesehatan adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi”. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa
merupakan bagian integral kesehatan.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masukangin, pilek, tetapi bila
ia tidak terganggu untukmelaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit

MASALAH SEHAT DAN SAKIT :


Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yangbersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being,
merupakan resultante dari 4 faktor (3) yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. ehaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yangbersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitative

KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT BUDAYA MASYARAKAT :


WHO melihat sehat dari berbagai aspek
Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well-being,
and not merely the absence of disease or infirmity.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik
dan Personalistik ;
Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan,
makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.
Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh
intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur
atauroh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukangtenung)

Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di


Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan
individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.
Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punyauang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit
ke dalam 3 bagian yaitu:
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI KONSEP SEHAT SAKIT


Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan
mudah secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh
jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya.
Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara
menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan
pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.
KEBUDAYAAN, KESEHATAN ORANG PAPUA
DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI KESEHATAN

Orang Papua berdasarkan kajian-kajian etnografi mempunyai keanekaragaman


kebudayaan yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Tidak hanya saja pada keanekaragaman
kebudayaan tetapi dalam semua unsur kebudayaan mempunyai keaneka ragaman yang berbeda
satu sama lainnya. Keaneka ragaman ini juga melukiskan adanya perbedaan terhadap
pandangan serta pengetahuan tentang kesehatan Kebudayaan sebagai pedoman dalam
kehidupan warga penyandangnya jauh lebih kompleks dari sekedar menentukan pemikiran
dasar, karena kenyataan kebudayaan itu sendiri akan membuka suatu cakrawala kompetensi
dan kinerja manusia sebagai makhluk sosial yang fenomenal.

IMPLIKASI KONSEP SEHAT DAN SAKIT ORANG PAPUA

Orang Moi di sebelah utara kota Jayapura mengkonsepsikan sakit sebagai gangguan
keseimbangan fisik apabila masuknya kekuatan alam melebihi kekuatan manusia.
Gangguan itu disebabkan oleh roh manusia yang merusak tubuh manusia (Wambrauw,1994).
Hal ini berarti, bahwa bagi orang Moi yang sehat, ia harus selalu menghindari gangguan dari
roh manusia tersebut dengan menghindari diri dari tempat-tempat dimana roh itu selalu berada
(tempat keramat, kuburan, hutan larangan, dan sebagainya). Karena kekuatan-kekuatan alam
itu berada pada lingkungan-lingkungan yang menurut adat mereka adalah tempat pantangan
untuk dilewati sembarangan.
Biasanya untuk mencari pengobatan, mereka langsung pergi ke dukun, atau mengobati sendiri
dengan pengobatan tradisional atau melalui orang lain yang dapat mendiagnosa penyakitnya
(dukun akan mengobati kalau hal itu terganggu langsung oleh roh manusia).
Orang Biak Numfor mengkonsepsikan penyakit sebagai suatu hal yang menyebabkan terdapat
ketidak seimbangan dalam diri tubuh seseorang. Hal ini berarti adanya sesuatu kekuatan yang
diberikan oleh seseorang melalui kekuatan gaib karena kedengkiannya terhadap orang tersebut
(Wambrauw, 1994).

Itu berarti sakit itu disebabkan oleh buatan orang lain melalui kekuatan gaib yang bisa berupa
tenung, black magic. Untuk itu maka penyembuhannya selalu melalui dukun atau orang yang
dapat mengembalikan buatan orang tersebut dengan menggunakan beberapa mantera

INTERPRETASI ORANG PAPUA TENTANG IBU HAMIL, MELAHIRKAN, NIFAS

Bagi orang Hatam dan Sough, kehamilan adalah suatu gejala alamiah dan bukan suatu
penyakit. Untuk itu harus taat pada pantangan-pantangan secara adat, dan bila dilanggar akan
menderita sakit. Bila ada gangguan pada kehamilan seorang ibu, biasanya dukun perempuan
(Ndaken) akan melakukan penyembuhan dengan membacakan mantera di air putih yang akan
diminum oleh ibu tersebut. Tindakan lain yang biasanya dilakukan oleh Ndaken tersebut juga
berupa, mengurut perut ibu hamil yang sakit.
Sedangkan bila ibu hamil mengalami pembengkakan pada kaki, berarti ibu tersebut telah
melewati tempat-tempat keramat secara sengaja atau pula telah melanggar pantangan-
pantangan yang diberlakukan selama ibu tersebut hamil. Biasanya akan diberikan pengobatan
dengan memberikan air putih yang telah dibacakan mantera untuk diminum ibu tersebut. Juga
dapat diberikan pengobatan dengan menggunakan ramuan daun abrisa yang dipanaskan di api,
lalu ditempelkan pada kaki yang bengkak sambil diuruturut
Orang Kaureh melihat kehamilan sebagai suatu masa krisis, dimana penuh resiko dan
secara alamiah harus dialami oleh seorang ibu, untuk itu perlu taat terhadap pantangan-
pantangan dan aturan-aturan secara adat. Bila melanggar, ibu hamil akan memderita sakit dan
bisa meninggal. Biasanya bila seorang ibu hamil mengalami penderitaan (sakit), akan diberikan
ramuan berupa air putih yang telah dibacakan mantera untuk diminum. Yang lebih banyak
berperan adalah kepala klen atau ajibar/pikandu

POLA PENGOBATAN TRADISIONAL ORANG PAPUA


Berdasarkan pemahaman kebudayaan orang Papua secara mendalam, dapatlah dianalisis
bagaimana cara-cara melakukan pengobatan secara tradisional. Untuk itu telah diklasifikasikan
pengobatann tradisional orang Papua kedalam enam (6) pola pengobatan , yaitu:
1. Pola Pengobatan Jimat
2. Pola Pengobatan Kesurupan.
3. Pola Pengobatan Penghisapan Darah
4. Pola Pengobatan Injak
5. Pola Pengobatan Pengurutan
6. Pola Pengobatan Ukup.
ANTROPOLOGI KESEHATAN

DEFINISI ANTROPOLOGI KESEHATAN :


Antropologi kesehatan adalah studi tentang kesehatan manusia berupa pencegahan,
pengobatan dan penyembuhan penyakit, baik masa lalu maupun masa kini yang berhubungan
dengan kulturaldan biologis dan melibatkan berbagai macam disiplin ilmu.
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan
dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya baik sakit yg berhubungan dengan
kepercayaan (misfortunes), kekuatan supranatural/penyihir, penyembuhan penyakit
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL BUDAYA DAN BIOLOGI YG MERUPAKAN
DASAR DARI PERKEMBANGAN ANTROPKES.
Masalah kesehatan merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yg bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika dan
sebagainya.
Derajat kesehatan masyarakat yg disebut sebagai Psycho Soscio Somatic Health Well Being,
merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
Environment (lingkungan), Behaviour atau perilaku, Heredity (Keturunan), Health Care
Service (berupa preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif)

AKAR DARI ANTROPOLOGI KESEHATAN:


Type Kajian Antropologi Budaya yg menjadi akar Antropologi Kesehatan adalah:
1. Kajian tentang obat primitif, tukang sihir, dan majik
2. Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai seting budaya
3. Keterlibatan ahli ahli antropologi dalam program program kesehatan internasional dan
perubahan komunitas yang terencana
4. Antropologi kesehatan
5. Teori evolusioner

PERBEDAAN ANTARA STUDI ANTROPOLOGI DENGAN STUDI SOSIOLOGI


1. Pada studi Antropologi obyek studinya adalah Manusia
2. Pada studi Sosiologi yang memusatkan kajian obyek studinya terhadap masyarakat
3. Metode Penelitian pada Studi Antropologi
a. Deskriptif : memberi pelukisan/gambaran tentang kehidupan manusia dari berbagai
tempat dan waktu
b. Holistik : mengkaji kehidupan manusia dari sudut tinjauan yang jamak dan
memetakannya kedalam suatu gambaran yg total dan menyeluruh
c. Komparatif : membandingkan kesamaan dan perbedaan ciri ciri fisik
dan budaya manusia . Ada dua cara yakni : secara diakonik
(memperbandingkan lintas waktu) dan Sinkronik (Memperbandingkan
Lintas Tempat)
d. Kualitatif : Yang dapat menggunakan tehnik pengumpulan data dengan cara
Observasi dan wawancara
SOSIOLOGI
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat, Metodologi Studi pada Sosiologi menggunakan metode :
Kuantitatif dan Kualitatif .
Sumbangan Antropologi terhadap ilmu kesehatan:
Menurut Foster dan Anderson ada 4 hal utama yg dapat disumbangkan oleh antropologi
terhadap ilmu kesehatan :
1. Perspektif Antropologi
a. Pendekatan Holistik
b. Relativisme Budaya
2. Perubahan: Proses dan Persepsi (Perubahan terencana
3. Metode Penelitian
4. Premis
5.
EKOLOGI KESEHATAN
Pengertian Ekologi : Berasal dari Bhs Yunani Oikos (rumah atau tempat hidup), dan logos
(Ilmu). Jadi secara harfiah : Ekologi merupakan ilmu yg mempelajari organisme dalam tempat
hidupnya atau dengan kata lain ekologi ilmu yg mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan lingkungannya.
Ekologi kesehatan adalah Ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia, lingkungan
biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang
mempunyai pengaruh pada status kesehatan

KONSEP ADAPTASI MANUSIA THD LINGKUNGANNYA


Adaptasi adl. penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat
beradaptasi sesuai dengan lingkungan yg ditempatinya.
Adaptasi manusia terhadap keadaan geografisnya dibedakan menjadi:
1. adaptasi fisiologis
2. adaptasi morfologis
3. adaptasi budaya
4. adaptasi bahan makanan
5. adaptasi psikologis

EVOLUSI.
Evolusi/evolution dalam bahasa Inggris berarti perkembangan secara bertahap.
Evolusi ada 2 macam:
1. Evolusi Progresif :dimana mahluk hidup yang berubah tersebut ia akan mampu
bertahan dan ia tidak akan punah.
2. Evolusi Regresif: dimana mahluk hidup yang berubah tersebut gagal bertahan hidup
danakhirnya punah.

HUBUNGAN ADAPTASI DENGAN EVOLUSI


Bukti dari teori evolusi adalah adaptasi yg dilakukan oleh setiap mahluk hidup,
adaptasi/penyesuaian diri dg lingkungan memerlukan suatu usaha evolusi dalam waktu yg lama
sehingga mahluk hidup tersebut dapat tetap eksis di bumi ini
PERILAKU KESEHATAN

Suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus/objek yang berkaitan dengan
sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan mkinuman serta lingkungan.
Dari bentuk respon thdstimulus tsb, perilaku dpt dibedakan menjadi:
1. perilaku tertutup (Covert Behavior)
2. perilaku terbuka (Overt behavior)
3.
Perilaku Kesehatan dpt dibedakan menjadi:
1. Perilaku pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)
2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, sering
disebut perilaku pencarian pengobatan (health Seeking Behavior)

Becker (1979) mengklasifikasikan perilaku kesehatan sebagai berikut:


1. Perilaku hidup sehat
2. Perilaku sakit
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Menurut Bloom:
Perilaku Kognitif (kesadaran/pengetahuan)
Perilaku afektif (sikap dan emosi)
Psikomotorik (perilaku yg terwujud dlm gerakan (aksi) / tindakan fisik jelas

Perilaku Sehat
• Perilaku sehat adalah tindakan yg dilakukan seseorang yg merasa dirinya sehat, dan
bertujuan memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

tujuan dlm perilaku sehat ini antara lain :


• Preventive
• Promotive
• Protective

Pembentukan Perilaku Kesehatan


1. Konditioning /Kebiasaan .
2. Pengertian ( Insight)
3. Menggunakan model

Perilaku Sakit
 Perilaku sakit adah tindakan yang dilakukan orang yg merasa dirinya sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan ( Solita Sarwono)
 Perilaku Sakit (Illness Behavior) adalah cara seseorang bereaksi terhadap tanda dan
gejala penyakit yang dipengaruhi oleh keyakinan-keyakinannya terhadap apa yang
harus diperbuat untuk menghadapinya (Fauzi Muzaham)
Peranan Sakit & Peranan Pasien
 Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang, sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam
aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
 Penyakit adalah istilah medis yg digambarkan sebagai gangguan dlm fungsi tubuh yg
menghasilkan berkurangnya kapasitas
 Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada pelayanan kesehatan

Peranan sakit : Kegiatan yang dilakukan jika penyakit telah cukup serius, sehingga tidak dapat
melakukan sebagian atau seluruh peranan normalnya

Faktor yang mempengaruhi tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien :
1. Internal
2. Eksternal

Tahapan Sakit
• Tahap I : Mengalami gejala
• Tahap II : Asumsi tentang Peranan sakit
• Tahap III : Kontak dengan pelayanan kesehatan
• Tahap IV : Peranan Ketergantungan Pasien
• Tahap V : Kesembuhan dan Rehabilitasi

5 MACAM REAKSI PROSES MENCARI PENGOBATAN (SUCHMAN)


1. Shopping
2. Fragmentation
3. Procrastination
4. Self medication
5. Discontinuity

ASPEK SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERILAKU KES


Aspek Sosial
1. Self Concept : ditentukan oleh kepuasan seseorang
2. Image kelompok : image terhadap pelayanan kesehatan
3. Identifikasi Individu Kepada Kelompok : pendapat seseorang terhadap pelayanan
kesehatan sehingga mempengaruhi orang lain
Aspek Budaya
1. Tradisi
2. Sikap Fatalism
3. Nilai
4. Ethnocentrism
ANTROPOLOGI DAN GIZI

Disiplin ilmu tentang gizi dan antopologi yang memperhatikan gejala-gejala


antropologi yang mengganggu status gizi manusia. Dengan demikian, evolusi manusia, sejarah
dan kebudayaan, dan adaptasinya kepada variabel gizi yang berubah-ubah dalam kondisi
lingkungan yang beraneka ragam, menggambarkan bahan-bahan yang merupakan titik
perhatian dalam antropologi gizi

Aspek-aspek penting dalam antropologi gizi:


1) Sifat sosial, budaya dan psikologis dari makanan (yaitu peranan-peranan sosial- budaya
dari makanan, yang berbeda dengan peranan-peranan gizinya).
2) Cara-cara di mana dimensi-dimensi sosial-budaya dan psikologis dari makanan
berkaitan dengan masalah gizi yang cukup, terutama dalam masyarakat-masyarakat
tradisional.

Makanan dalam konteks budaya dapat dilihat dalam bagaimana:


1) Kebudayaan dalam menentukan makanan.
2) Nafsu makan dan lapar.
3) Klasifikasi makanan dalam masyarakat.
4) Peranan-peranan simbolik dari makan

DIFUSI INOVASI

a. Inovasi :
Suatu ide, kegiatan atau obyek tertentu yang dianggap baru oleh individu atau
kelompok masyarakat
b. Difusi Inovasi :
Proses penyebar luasan suatu inovasi kepada individu atau kelompok masyarakat dalam
periode waktu tertentu

Ciri-ciri 5 Kelompok Adopter (menurut Gwyn Jones)


a. Inovator (2,5%)
a. Status sosial tinggi, lingkup usaha besar, kaya, usia muda, pendidikan tinggi
b. Berani mengambil resiko, cosmopolitan
b. Early Adopter (13,5%)
a. Status sosial tinggi, lingkup usaha besar
b. Opinion leader yang berpengaruh
c. Inovator (34%)
a. Status sosial menengah atas, lingkup usaha sedang
b. Mempertimbangkan hak baru dengan mengikuti kelompoknya
d. Late Majority (16%)
a. Status sosial menengah bawah, lingkup usaha kecil
b. Membutuhkan dorongan kelompok untuk menerima ide baru
e. Laggard (16%)
a. Status sosial rendah, lingkup usaha kecil, pendapatan rendah
b. Usia lanjut, pendidikan rendah
Syarat-syarat inovasi (menurut Rogers-Shoemaker)

a. Manfaat relatif (Relative advantage): Inovasi harus dinilai masyarakat akan bermanfaat
bagi mereka
b. Kesesuaian (Compability): Inovasi harus sesuai dengan nilai-nilai, tradisi dan adat
istiadat setempat
c. Kerumitan (Complexity): Inovasi harus mudah dimengerti dan dilaksanakan
d. Dapat dicoba (Trialabilit): Inovasi harus dapat dicoba sehingga masyarakat dapat
merasakan kemudahan dan manfaatnya
e. Dapat diamati (Observability): Inovasi harus dapat dilihat atau diamati hasilnya

Tahapan-tahapan dalam penerimaan suatu inovasi (menurut Rogers-Shoemaker)

a. Tahapan A-I-E-T-A
 Awareness: menyadari adanya informasi baru/ inovasi
 Interest: Inovasi dianggap penting, mencari informasi lebih lanjut
 Evaluation: Menimbang-nimbang untung-rugi dari inovasi
 Trial: Mencoba hal yang baru/ inovasi
 Adoption: Menerima dan mepraktekkan inovasi

b. Tahapan A-I-E-T-A
 Knowledge:
Mendapatkan pengetahuan baru (dipengaruhi variabel penerima seperti karakteristik
kepribadian, karakteristik sosial, kebutuhan terhadap inovasi dan variabel sistem sosial,
seperti norma, toleransi terhadap penyimpangan, keterpaduan komunikasi)
 Persuasion:
Menimbang-nimbang untung-rugi dari inovasi (dipengaruhi sumber komunikasi dan
karakteristik & ciri-ciri inovasi)
 Decision:
Pengambilan keputusan (Adoption atau Rejection) Adoption dapat kemudian berubah
menjadi Rejection atau tetap adoption, sedangkan Rejection dapat kemudian berubah
menjadi adoption atau tetap rejection
 Confirmation:
Pemantapan dari keputusan yang telah diambil

Anda mungkin juga menyukai