BAB 2
LANDASAN TEORI
Ujian Nasional atau yang sering disingkat dengan sebutan UN merupakan kebijakan
atau usaha pemerintah di dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas
pendidikan di Indonesisa untuk menciptakan generasi yang unggul dalam semua
bidang. Menciptakan siswa yang mempunyai karakter berbasis Pancasila dan UUD
1945.(buku-on-line.com).
pelajaran yang belum lulus. Pada UN 2006 standar kelulusan minimal adalah
4.25 untuk tiap mata pelajaran yang diujikan dan rata-rata nilai harus lebih dari
4.50 dan tidak ada ujian ulang. Pada UN 2007 ini tidak ada ujian ulang. Dan
bagi yang tidak lulus disarankan untuk mengambil paket c untuk meneruskan
pendidikan atau mengulang UN tahun depan. Pada UN 2008 mata pelajaran
yang diujikan lebih banyak dari yang semula tiga, pada tahun ini menjadi
enam. Pada UN 2009 standar untuk mencapai kelulusan, nilai rata-rata
minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, dengan nilai
minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk
mata pelajaran lainnya. Pada UN 2010 standar kelulusannya adalah, memiliki
nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan,
dengan nilai minimal 4.0 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal
4.25 untuk mata pelajaran lainnya.Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran
praktek kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.
Sementara untuk tahun 2011 dan 2012 Nilai kelulusan siswa masih tetap yaitu
5,5. Begitu juga soal tetap dibagi dalam enam macam paket, yakni lima soal
utama dan satu cadangan bila ada soal tak lengkap atau rusak.
2.2 Dampak
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap
keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri,
baik itu dampak posotif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses
lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Dampak adalah pengaruh
suatu kegiatan (Otto Soemarwoto). Dampak adalah sesuatu yang muncul setelah
adanya suatu kejadian. (Hari Sabari).(carapedia.com)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dampak adalah pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dampak positif adalah pengaruh
kuat yang mendatangkan akibat yang positif. Dampak negatif adalah pengaruh kuat
yang mendatangkan akibat yang negatif.(artikata.com)
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang merupakan kumpulan
lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan
karakteristiknya, yang dijadikan obyek penelitian (Supranto, 2004). Populasi sering
juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut
Populasi Infinit atau tak terbatas. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi
yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut
dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah jadi
populasi yang finit. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori saja, sedangkan
kenyataan dalam prakteknya semua benda hidup dianggap populasi yang infinit.
Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor
identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut
Populasi Finit.
a. Ukuran Nominal
Merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam ukuran ini tidak ada asumsi
tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Angka
hanya menunjukkan kedudukan atau berupa label.
b. Ukuran Ordinal
Ukuran ordinal mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke
tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang
jelas tentang berapa jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh masing-masing
responden tersebut dan berapa interval antara responden dengan responden
lainnya.
c. Ukuran Interval
Ukuran interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan orang
ataupun objek berdasarkan suatu atribut, tetapi memberikan informasi tentang
interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainya. Tetapi
ukuran itu tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut yang dimiliki
objek.
d. Ukuran Rasio
Ukuran rasio diperoleh selain informasi tentang urutan dan interval antara
objek-objek, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolurt
atribut objek tadi. Ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya
diukur dari titik nol.
2.5 Data
Data merupakan komponen utama dalam statistik. Data adalah bahan baku yang jika
diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi
tersebut dapat diambil suatu keputusan.
Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang
kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang temasuk dalam
klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal.
Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam
klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan
mahasiswa Matematika FMIPA USU. Data tersebut berupa angka seperti : 170
cm, 168,5 cm, 163 cm dan sebagainya.
Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian, yakni data internal dan eksternal
a. Data internal
Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi
dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatan-catatan akuntansi,
catatan-catatan produksi, catatan-catatan inventaris, catatan-catatan penjualan,
dan lain-lain.
b. Data eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan
atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulakan oleh orang
yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh
dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data
primer peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun
dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan
(eksperimen).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada
umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,
gambaran pelengkap, atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari
hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Stastistik, Mass
Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu data kontiniu dan diskrit.
a. Data kontiniu
Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b. Data diskrit
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
Sampling adalah teknik pengambilan data, dimana data-data yang diambil untuk
diselidiki merupakan sebagian kecil (sample atau sampel) dari keseluruhan objek yang
diselidiki (universe atau populasi). Jarang sekali suatu penelitian dilakukan dengan
cara memeriksa semua objek yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling
(Teken, 1965), alasannya adalah :
b. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan
dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti.
Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil,
sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya.
Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan secara
acak (Probvability Sampling) dan secara tidak acak (Non Probability Sampling)
Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak dalam Simple Random
Sampling, pemilih harus melalui proses acak, yaitu suatu proses yang hasilnya
tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. Pemilihan elemen anggota
sampel dapat dilakukan dengan: (Supranto J, 1992)
e. Cluster Sampling, area sampel tekknik ini digunakan untuk menentukan data
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas sehingga perlu
dilakukan pengelompokan unit populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan
kemudian sampel diambil secara acak dari sub populasi.
Simple Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah yang akan diteliti
sebab jumlah populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan tidak terlalu besar
yakni 21 sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang akan diteliti dilakukan dengan
cara lotere, dimana setiap nama sekolah tersebut ditulis pada selembar kertas
kemudian dilipat-lipat dan dimasukkan kedalam suatu wadah. Dengan mata tertutup
ambil lipatan kertas dari dalam wadah yang telah dikocok. Dengan tanpa
pengembalian lipatan kertas pertama ke dalam wadah, ambil lagi lipatan kertas yang
kedua, demikian seterusnya sampai lipatan kertas kelima. Setelah terambil lima
lipatan kertas nama sekolah yang tertulis dalam lipatan kertas tersebut digunakan
sebagai sampel dari 21 sekolah sasaran.
a. Setiap strata homogin atau relatif homogin, sehingga sampel acak yang
diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili
strata yang bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan
perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang
mewakili populasi.
c. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi
yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja.
( )
∑ ( )
Dengan,
= Banyaknya elemen sampel dari strata ke
= banyak elemen strata ke
= banyaknya strata
= jumlah sampel penelitian
Banyaknya elemen sampel dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling
sedikit empat sampai lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian. (Supranto J,
2004)
Agar data yang diambil (sampel) berguna maka data tersebut haruslah:
a. Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya)
b. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya)
c. Variansinya kecil
d. Tepat waktu
e. Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.
Pada teknik penskalaan, banyak sekali jenis skala pengukuran yang telah
dikembangkan, terutama dalam ilmu-ilmu sosial. Namun dalam penelitian ini skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis
Likert (1932) untuk mengukur sikap masyarakat dan skalanya terkenal dengan nama
technique of summated rating atau skala Likert. Banyak faktor yang menyebabkan
skala Likert banyak digunakan sebagai berikut (Singarimbun dan Efendi, 1985) :
a. Skala ini relatif mudah dibuat
b. Adanya kebebasan didalam memasukkan item-item pernyataan asal masih
relevan dengan masalah.
c. Jawaban atas item dapat berupa beberapan alternatif, sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih jelas dan nyata terhadap item tersebut.
d. Dengan jumlah item yang cukup besar, tingkat reliabilitas yang tinggi dapat
dicapai.
e. Mudah untuk ditetapkan pada berbagai situasi.
2.8.1 Validitas
Secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berasal dari
kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Validitas
dibagi atas tiga bagian, yaitu :
a. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes dapat mencakup
keseluruhan kawasan ini yang akan diukur oleh tes tersebut. Untuk mengetahui
validitas isi dapat dilakukan dengan melihat apakah item-item dalam tes telah
ditulis sesuai dengan blue print. Artinya apakah sesuai dengan batasan domain
ukur yang telah ditetapkan dan sesuai ukuran dengan indikator prilaku yang
akan diungkapkan.
b. Validitas Konstruk
Validiatas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes
mengukur traid atau konstruk teoritis yang akan diukur. Pengujian validitas
konstruk dapat dilakukan dengan analisis statistika seperti analisis faktor.
Suatu item dikatakan valid apabila nilai koefisiennya (pada output SPSS, dapat
dilihat pada kolom corrected Item-Total Correlation) ≥ 0,300 (Azwar,1996).
Corrected Item-Total Correlation adalah korelasi antara suatu variabel dengan total
tanpa memasukkan nilai variabel tersebut.
2.8.2 Reliabilitas
∑
( )( )
Keterangan :
= nilai (koefisien) Alpha Cronbach
= banyaknya variabel penelitian
∑ = jumlah varians variabel penelitian
= varians total
Analisis faktor dipelopori oleh Charles Spearman dalam bidang psikologi dan beliau
dipercaya sebagai penemu dari metode analisis faktor. Charles Spearman menemukan
fakta bahwa nilai ujian anak-anak sekolah pada mata pelajaran yang berbeda (tidak
berkaitan) berhubungan positif. Hal itu yang membuat beliau menerima dalil bahwa
kemampuan mental atau g mendasari dan mempengaruhi kinerja kongnitif manusia.
Dalil tersebut kini diadopsi dalam penelitian kecerdasan (Intelligence research) yang
dikenal sebagai Teori g (g theory). (Wikipedia. Org)
Dari sudut pandang lain, analisis faktor adalah salah satu metode statistik
multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah peubah-peubah
yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga dibuat kumpulan
peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal yang disebut faktor.
Analisis faktor merupakan salah satu prosedur reduksi data serta salah satu alat untuk
menguji alat ukur dalam metode statistic multivariate (Dillon et al, 1984). Ada tiga
fungsi utama analisis faktor, yaitu :
b. Mencari perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam data, dalam situasi dimana
terdapat jumlah data yang sangat besar.
c. Data digunakan pula untuk menguji hipotesis tenttang perbedaan kualitatif dan
kuantitatif dalam data penelitian.
Secara matematis, analisis faktor agak mirip dengan analisis regresi, yaitu dalam
bentuk fungsi linier. Jumlah varians yang dikontribusi dari sebuah variabel dengan
seluruh variabel lainnya lebih dikelompokkan sebagai komunalitas. Kovarians
diantara variabel dijelaskan terbatas dalam sejumlah kecil komponen ditambah sebuah
faktor unik untuk setiap variabel. Faktor-faktor tersebut tidak secara eksplisit diamati.
Dimana:
Variabel ke yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu)
Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel pada common
factor ke
Common factor ke
Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke pada vektor unik ke
Faktor unik variabel ke (faktor yang tidak secara jelas terlihat).
Banyaknya common factor
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga
tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan
sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi hasil penelitian
lapangan.
Dimana;
Perkiraan faktor ke (didasarkan pada nilai variabel dengan
koefisiennya )
Timbangan atau koefisien nilai faktor ke
Banyaknya variabel.
a. Bartlett’s test of sphericity yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk
menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated)
dalam populasi. Dengan perkataan lain matriks korelasi populasi merupakan
matriks identitas (identity matrix), dimana setiap variabel berkorelasi dengan
variabel itu sendiri ( ), tetapi tidak berkorelasi dengan variabel lainnya
( ).
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
= koefisen korelasi sederhana antara variabel ke- dan ke-
= koefisien korelasi parsial antara variabel ke- dan ke-
∑
∑ ∑
e. Communality (Komunalitas)
Komunalitas adalah jumlah varian yang dikontribusi dari sebuah variabel
dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis. Ini juga merupakan proporsi
dari varians yang diterangkan oleh komponen faktor.
Dengan,
communality variabel ke-
nilai factor loading
k. Residuals
Residuals adalah selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input
correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari matriks
faktor.
l. Scree Plot
Scree plot adalah sebuah plot dari eigen value untuk menentukan banyaknya
faktor.
Merumuskan masalah
Interpretasi faktor
1. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah meliputi beberapa hal yaitu tujuan analisis faktor harus
diidentifikasi. Variabel yang akan digunakan dalam analisis faktor harus
dispesifikasi berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan pertimbangan
subjektif dari penelitian. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan
rasio. Besarnya sampel harus tepat, sebagai petunjuk umum besarnya sampel
paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel.
Dengan
eigen vector
, dimana ∑
Dengan,
= matriks koefisien skor faktor
= matriks bobot faktor
= matriks variabel yang dibakukan (standardized)
9. Interpretasi Faktor
Dalam hal ini faktor yang terbentuk diberi label sesuai dengan nama variabel-
varibel yang memiliki muatan terbesar pada faktor tersebut. Interpretasi
dipermudah dengan mengidentifikasi variabel yang loadingnya besar pada
faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut
variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengaan faktor tersebut.