Miniproject WH Kantin
Miniproject WH Kantin
Oleh:
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyajikan laporan hasil penelitian yang
berjudul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU
PADA PASIEN TB PARU POSITIF TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN
PENULARAN PADA KELUARGA DI PUSKESMAS TALUN KENAS’’ ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan
Pada kesempatan ini, penulis juga hendak menyampaikan terima kasih
kepada dr. Herlina Sembiring , M.kes atas kesediaan beliau menjadi
pembimbing dalam penulisan laporan penelitian ini. Semoga melalui laporan
penelitian ini, pengetahuan dan pemahaman mengenai TB Paru semakin
bertambah.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam teorinya maupun penyusunannya. Oleh karena itu,
penulis membutuhkan kritik dan saran mengenai laporan penelitian ini. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
Gambar 2.1. Algoritma Diagnosis TB Paru pada Dewasa ....……... 18
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian..………………………... 25
viii
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
masalah kesehatan penting di dunia. TB paru dapat menyebar dari satu orang ke
kasus, Eropa sebanyak 560.000 kasus, dan Asia tenggara 5.500.000 kasus. TB
paru di Indonesia pada tahun 2013 merupakan kelima terbanyak di dunia setelah
India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria dengan jumlah pasien sekitar 5,8% dari
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, dalam satu
tahun kuman M. tuberculosis telah membunuh sekitar 2 juta jiwa dan berdasarkan
Global Tuberculosis Report yang dirilis oleh WHO, Indonesia menempati urutan
ke dua setelah India dengan angka kejadian 10% dari total kasus tuberkulosis di
100.000 populasi dengan insidensi nya mencapai 1 juta kasus baru pada tahun
2015.
1990. Angka prevalensi TB pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk,
dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 280 per 100.000 penduduk. Berdasarkan
hasil survei prevalensi TB tahun 2013, prevalensi TB paru smear postif per
2015, didapatkan data jumlah kasus baru penderita TB paru dengan BTA positif di
Sumatera Utara sebanyak 15.031 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 9.859
tuberkulosis paru aktif dapat menularkan kuman kepada 5-10 orang disekitarnya.
disebut dengan BTA (Basil Tahan Asam). Makin tinggi derajat hasil pemeriksaan
udara dalam bentuk percikan dahak, yang dalam istilah kedokteran disebut droplet
nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan 3000 percikan dahak. Melalui udara yang
penderita TB paru saat batuk. Bakteri akan masuk ke dalam paru-paru dan
memiliki daya tahan tubuh rendah. Salah satu penyebab penularan tuberkulosis
masyarakat yang paling rentan tertular penyakit TB paru karena sulit menghindari
diperoleh hasil bahwa prevalensi TB BTA (+) pada kontak serumah adalah
tuberkulosis dan cara penularannya maka tak terlepas juga peran pasien yang
karena jika sikap pasien yang terdiagnosa TB Paru Positif mengerti apa yang
sebenarnya dia lakukan maka secara otomatis dia juga bisa dan mampu
Handil Kota Jambi Tahun 2015. Kemudian Sudira (2005) dalam penelitianya
membuang sputum.
4
positif?”
a. Bagi Peneliti
keluarganya
5
d. Bagi Masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi
Pengetahuan atau kognitif adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
ada pada diri manusia, dimana keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis
atau berfikir manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan rasa ingin
tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan, sedangkan kehendak atau
keinginan adalah salah satu unsur kekuatan kejiwaan.Unsur lainnya adalah akal
pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada dalam satu kesatuan
Artinya, dalam keadaan tertentu, keinginan, pikiran dan perasaan bisa lebih
mengandung kebenaran yang sesuai dan diterima dengan akal, perasaan dan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
1. Pengetahuan Implisit
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secra terrtulis ataupun lisan.
Pengetahuan serig kali berisi kebiasaan dan buadaya bisa tidak disadari
2. Pengetahuan Eksplisit
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
seperti ini didasari oleh pengetahuan,kesadaran, dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
1. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
9
rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
2. Memahami (comprehension)
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
4. Analisis (analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (evaluation)
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian ini didasarkan
1. Pengalaman
2. Umur
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka
tahun pengetahuannya akan berbeda dengan saat dia sudah berumur 60 tahun.
3. Tingkat Pendidikan
4. Sumber Informasi
radio, televise, majalah, koran dan buku. Walaupun seorang ibu berpendidikan
rendah tetapi jika dia memperoleh informasi tentang penatalaksanaan diare pada
12
balita secara benar dan tepat maka itu akan menambah pengetahuannya.
5. Penghasilan
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk
6. Sosial Budaya
lain seorang ibu mempunyai persepsi lain tentang cara merawat balita diare maka
hal itu akan mempengaruhi pengetahuannya tentang perawatan diare pada balita.
pengetahuan adalah:
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
2. Pekerjaan
kehidupan keluarga.
3. Umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Hurlock (1998) yang dikutip Indah (2011) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan
bekerja.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor lingkungan
merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
2.2. Tuberkulosis
2.2.1. Definisi
2.2.2. Epidemiologi
cukup tinggi. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun,
Global Tuberculosis Report yang dirilis oleh WHO, Indonesia menempati urutan
ke dua setelah India dengan angka kejadian 10% dari total kasus TB di dunia
100.000 populasi dengan insidensi nya mencapai 1 juta kasus baru pada tahun
2015.
Penderita TB paru paling banyak terjadi pada usia produktif dan laki-laki.
Penderita TB paru usia tua berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh yang
disebabkan penyakit kronik dan pada usia tua juga sering menimbulkan efek
samping. HIV juga cukup memberikan peran penting dalam meningkatkan risiko
2.2.3. Etiologi
setelah diwarnai, zat warna tidak dapat dihilangkan dari bakteri tersebut dengan
crosslink rantai panjang, dan dinding sel lipid lainnya. Mikroorganisme lain dalam
waktu 18 jam untuk menggandakan diri dan pertumbuhan pada media kultur
biasanya dapat dilihat dalam waktu 6 - 8 minggu (Putra, dalam Setiawan, 2014).
Mycobacterium tuberculosis tumbuh pada suhu optimal 37ºC dan pH 6,4-7,0. Jika
bakteri ini dipanaskan pada suhu 60ºC akan mati dalam waktu 15-20 menit.
Bakteri ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet
kecil tersebut dapat berada di udara selama beberapa jam, tergantung kondisi
16
atau hidung, saluran napas bagian atas, bronkus, sampai ke alveolus paru-paru
(CDC, 2013).
Faktor Keterangan
Durasi terpapar dengan orang yang Semakin banyak droplet nuclei di udara,
infeksius semakin besar kemungkinan M.
tuberculosis akan ditularkan
Kedekatan fisik dengan orang yang Semakin dekat, semakin tinggi risiko
infeksius penularan
17
biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang
pemeriksaan foto toraks saja.Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB paru. Gambaran kelainan radiologik paru tidak selalu menunjukkan
atau bukti klinis sesuai TB. WHO merekomendasi pemeriksaan uji resistensi
rifampisin dan / atau isoniazid terhadap kelompok pasien berikut ini pada saat
mulai pengobatan:
Semua pasien dengan riwayat OAT. TB resisten obat banyak didapatkan pada
Semua pasien dengan HIV yang didiagnosis TB aktif khususnya mereka yang
berlangsung pada situasi berikut ini: o Pasien baru atau riwayat OAT dengan
apusan dahak BTA tetap positif pada akhir fase intensif maka sebaiknya
18
melakukan apusan dahak BTA pada bulan berikutnya. Jika hasil apusan BTA
tersebut masih positif maka biakan M. tuberculosis dan uji resistensi obat atau
2.2.6. Penatalaksanaan
- Mencegah kekambuhan TB
19
Tabel 2.3. Dosis Rekomendasi OAT Lini Pertama untuk Dewasa (Kemenkes
RI, 2014)
Dosis rekomendasi
*Pasien berusia di atas 60 tahun tidak dapat mentoleransi lebih dari 500- 700 mg
kelompok usia ini. Pasien dengan berat badan di bawah 50 kg tidak dapat
dibuat oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia pada tahun 2006, pengobatan
Bila ada fasilitas biakan dan uji resistensi, pengobatandisesuaikan dengan hasil uji
resistensi.
TB paru (kasus baru), BTA negatif dengan gambaran radiologik lesi minimal
Paduan obat yang diberikan sebelum ada hasil uji resistensi adalah 2 RHZES / 1
RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil
Paduan obat yang diberikansebelum ada hasil uji resistensi adalah obat lini 2
Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji
optimal
Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali sesuai
a. Berobat ≥ 4 bulan
Klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka pengobatan OAT
dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif, lakukan analisis lebih lanjut untuk
penyakit paru lain. Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai dari awal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih
lama.
Pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka
1. Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih
2. Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif pengobatan diteruskan.
Pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasil uji resistensi,
berikan RHZES. Jika telah ada hasil uji resistensi, sesuaikan dengan hasil
penyembuhan.
Kasus TB paru kronik perlu dirujuk ke dokter spesialis paru (PDPI, 2006).
4R3H3
ofloksasin, etionamid,
1RHZE / 5RHE
1RHZE / 5R3H3E3
*2RHZE /4 R3H3
(pengobatan minimal 18
bulan)
3. Jika batuk berdahak, agar dahaknya ditampung di dalam pot berisi lisol 5%
1. Meningkatkan gizi
positif.
25
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
melalui kuesionerdengan 14 pertanyaan dari nomor 1-14 dengan total skor adalah
24.
sehingga jumlah skor 15. Dan ada 9 pertanyaan yaitu nomor 1,3,5,7,8,9,10,12,13
dengan skor tertinggi 1 sehingga jumlah skor 9. Berdasarkan jumlah nilai yang
paru dalam pencegahan penularan tuberkulosis paru, dibagi dalam kategori, yaitu:
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai
(>18).
nilai(11-18).
26
nilai(<11).
paru.
penularan TB Paru .
berikut(Arikunto, 2007) :
3.4. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah penelitian
analitik, dengan desain cross sectional (potong lintang), yaitu dengan melakukan
upaya pencegahan) secara simultan pada satu saat tanpa adanya follow up
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019 sampai Mei 2019.
4.3.1. Populasi
1. Populasi target dari penelitian ini adalah penderita TB paru aktif di Kabupaten
Deli Serdang
4.3.2. Sampel
Kriteria inklusi:
Kriteria ekslusi:
b. Pasien TB paru positif yang tidak menjawab lembar kuesioner dengan lengkap
consecutive sampling. Pada teknik ini semua subjek yang datang secara berurutan
subjek terpenuhi.
Talun Kenas pada periode Januari – Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
4.4.1. Bahan
diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh penderita TB paru aktif di wilayah
30
4.4.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner dan alat tulis.
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari hasil
pengisian kuisioner.
b. Coding, yakni data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa kembali
komputer.
c. Entry, yakni data yang telah dikumpulkan, diperiksa kebenarannya, dan telah
d. Cleaning, yakni data yang sudah masuk ke dalam program komputer tadi
31
dilakukan kembali pemeriksaan dan koreksi agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemasukan data.
e. Saving, yakni data yang telah diperiksa untuk kedua kalinya tadi akan
disimpan.
f. Analyze data, yakni data yang telah dpastikan kebenarannya dan telah disimpan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kenas, Kecamatan Sinembah Tj. Muda Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas meliputi 16 desa yang ada
Puskesmas Talun Kenas dalam kurun waktu Januari - Mei 2019 . Sampel
penelitian ini berjumlah 23 orang. Karakteristik yang diamati pada sampel antara
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
2 Perempuan 9 39,1
Total 23 100
Total 23 100
responden adalah kelompok usia dewasa yaitu sebanyak 10 orang (43,5%) serta
berturut-turut kelompok lanjut usia dan remaja sebanyak 12 orang (52,2%) dan 1
orang (4,3%).
2 SMP 5 21,7
3 SMA 8 34,8
4 PT 2 8,7
Total 23 100
terakhir responden yang paling banyak didapati adalah SMA dan SD yaitu
2 Petani 9 39,1
3 Wiraswasta 5 21,7
Total 23 100
banyak didapati petani yaitu sebanyak 10 orang (43,4%), yang terbanyak kedua
orang (21,7%), dan paling sedikit adalah pegawai negeri sipil yaitu 1 orang
(4,3%).
Tuberkulosis
2 Cukup 13 56,5
3 Kurang 2 8,7
Total 23 100
Tuberkulosis
2 Cukup 12 52,2
3 Kurang 7 30,4
Total 23 100
36
responden yang terbanyak adalah cukup yaitu sebanyak 12 orang (52,2%). Upaya
Pada tabel 5.7. dapat dilihat bahwa upaya pencegahan penularan yang
terbanyak yaitu upaya yang cukup sebanyak 2 orang (50%) dilakukan oleh
sebanyak 5 orang (41%) dengan tingkat pengetahuan yang juga cukup melakukan
upaya pencegahan yang cukup. Upaya pencegahan yang cukup juga ditemukan
baik dan cukup. Berdasarkan uji statitistik Chi-Square, didapatkan hasil analisis
tuberkulosis didapatkan nilai p > 0,05 (p = 0,297). Hal ini menunjukkan tidak ada
5.2. Pembahasan
dari subjek penelitian terbanyak adalah laki-laki yang berjumlah 14 orang (60,9%)
dan responden perempuan sebanyak 9 orang (39,1 %). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chun-Yu Lin tahun 2013 di Taiwan yang
perempuan. Hal ini juga diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri
Puspitasari dkk mengenai profil pasien tuberkulosis paru di poliklinik paru RSUP
Prof. Dr. Kandou Manado dimana dari jumlah sampel 52 orang pasien terdiri dari
ini dikarenakan oleh adanya status sosial dan pekerjaan laki-laki lebih berpotensi
bahwa sebagian besar penderita TB adalah kelompok usia dewasa (26-45 tahun)
yaitu sebanyak 10 orang (43,5%) hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Peter J. Dod pada tahun 2016 di London. Pada penelitian tersebut didapatkan
frekuensi terbanyak penderita TB berada pada rentang usia 26-45 tahun. Hal ini
dikaitkan dengan adanya kontak erat diantara individu pada kelompok usia yang
sama. Hal ini diperkuat dengan adanya suatu bukti empiris yang memperihatkan
bahwa infeksi pada usia deewasa terjadi 1,5-6 x lebih tinggi dibandingkan pada
sederajat sebanyak 27 orang (61,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2013) di Manado yaitu tingkat pedidikan terakhir yang
sebagian besar sampel pada penelitian ini bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 9
orang (39,1%) dan diurutan terbanyak berikutnya adalah tidak bekerja yaitu
sebanyak 13 orang (56,5%) hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
paling banyak pada tingkat cukup (51,6%). Pengetahuan yang baik sangat
Pengetahuan yang kurang dapat terjadi karena minimnya informasi serta tidak
yaitu sebanyak 12 orang (52,2%) hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
penderita TB yang terbanyak adalah tingkat upaya yang rendah. Suatu sikap
belum tentu otomatis terwujud dalam suatu perilaku yang terlihat melalui
Menurut Green terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku antara
pelayanan kesehatan masyarakat dan faktor penguat yaitu bentuk dukungan tokoh
bentuk tindakan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap dari
mulut ketika batuk, meningkatkan daya tahan tubuh, tidak membuang dahak
tindakan yang baik dilakukan oleh pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penularan penyakit TB dalam kategori yang baik. Merujuk pada hasil peneltian
positif dengan upaya pencegahan penularan terhadap keluarga yang tersaji dalam
tabel 5.7, didapatkan bahwa nilai p value adalah 0,297. Hal tersebut membuktikan
bahwa pada peneliian ini hipotesis 0 (H0) belum dapat ditolak sehingga penelitian
penularan terhadap keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
hasil tidak adanya hubungan (p value = 0,448). Namun hal ini berkebalikan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dimana faktor eksternal terdiri dari
dipengaruhi oleh umur, daya tangkap dan pola fikir seseorang sehingga
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
berikut:
6.2. Saran
berikut :
tuberkulosis.
tuberkulosis.
penularannya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2013. Core Curriculum on
Dodd, Peter J. 2016. Age and Sex Specific Social Contacts Pattern and Incidence
156-166
Indah, I.A. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode
Cipta.
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN
Kenas”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah kesehatan penting di dunia.
cara penularannya maka tak terlepas juga peran pasien yang sangat diharapkan
ini, saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner yang
dipublikasikan. Data yang didapatkan hanya akan digunakan dalam penelitian ini
dan tidak akan digunakan untuk tujuan yang lain. Tidak ada biaya apapun yang
akan dikenakan pada penelitian ini. Partisipasi penelitian ini bersifat bebas tanpa
mengisi lembar persetujuan setelah penjelasan yang telah saya siapkan. Atas
(Peneliti)
Lampiran 2
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Nama : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................
No. Hp : ..........................................................................................................
maka dengan ini saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini untuk
dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk
seperlunya.
Responden,
(________________________)
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu paling
benar tentang pengetahuan penderita TB Paru Positif dalam pencegahan
penularan Tuberkulosis dengan memberikan tanda (X). Jawaban boleh lebih dari
satu.
1. Menurut saudara apa penyebab dari TB Paru?
1. Kuman TB (Microbacterium Tuberculosis) (1)
2. Kuman Basil Tahan Basa (0)
3. Virus (0)
2. Menurut saudara kuman TB paru dapat berada pada?
1. Dahak penderita TB paru Positif (1)
2. Ludah penderita TB Paru Positif (1)
3. Alat makan penderita TB Paru positif Penilaian : (1)
4. Bekas Makanan TB Paru Positif Jawaban > 4 : 3 (1)
5. Bekas Minuman TB Paru Positif Jawaban 2- 4 : 2 (1)
6. Tidak Tahu Jawaban < 2 : 1 (0)
3. Gejala utama pada tuberkulosis yang saudara ketahui adalah?
1. Batuk terus menerus dan bardahak selama 1 minggu (0)
2. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu (0)
3. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih (1)
4. Gejala tambahan yang sering dijumpai pada gejala TBC adalah?
1. dahak bercampur darah (1)
2. Batuk darah Penilaian : (1)
3. Sesak napas dan rasa nyeri dada Jawaban > 4 : 3 (1)
4. Badan lemah dan napsu makan menurun Jawaban 2- 4 : 2 (1)
Jawaban < 2 : 1
5. Berat badan turun dan rasa kurang enak badan (1)
6. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan (1)
7. Tidak Tahu (0)
5. Apakah saudara tahu kalau penyakit Tuberkulosis sangat menular?
1. ya (1)
2. Tidak ( lanjut ke no.7) (0)
6. Melalui apa yang saudara ketahui cara penularannya adalah?
1. Pada waktu batuk atau bersin (1)
2. Peredaran darah Penilaian : (1)
3. Berbicara terlalu dekat Jawaban > 4 : 3 (1)
4. Saluran napas Jawaban 2- 4 : 2 (1)
5. melalui alat makan Jawaban < 2 : 1 (1)
6. Tidak Tahu (0)
7. Menurut saudara yang dimaksud dengan perilaku membuang dahak di
sembarang tempat adalah?
1. Membuang dahak sembarangan di tempat-tempat umum (1)
2. Perilaku batuk menutup mulut (0)
3. Menampung dahak dalam wadah/pot degan cairan lisol (0)
8. Menurut saudara tempat pembuangan dahak terakhir adalah?
1. Saluran pembuangan kamar mandi (0)
2. Mengubur (0)
3. Toilet dan disiram dengan air lisol (1)
9. Apakah saudara tahu riwayat terjadinya TBC ?
1. Tahu (1)
2. Tidak tahu ( lanjut ke no.11) (0)
10. Kalau tahu melalui apa yang saudara ketahui?
1. Tubuh yang tidak mempunyai daya kekebalan (1)
2. Penyakit kambuh kembali karena daya tahan tubuh menurun (0)
3. Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati (0)
11. Tujuan pengobatan TBC yang saudara ketahui adalah?
1. Menyembuhkan penderita (1)
2. Mencegah kematian (1)
3. Mencegah kekambuhan (1)
4. Menurunkan tingkat penularan (1)
5. Mencegah penularan terhadap keluarga (1)
6. Tidak Tahu (0)
12. Berapa tahap ada pengobatan TBC yang saudara ketahui?
1. 1 Tahap (0)
2. 2 Tahap (1)
3. 3 Tahap (0)
13. Tahap apa saja yang saudara ketahui?
1. Tahap Intensif dan tahap lanjutan (1)
2. Tahap awal dan tahap lanjutan (0)
14. Penyuluhan TBC dapat dilakukan melalui?
1. Penyuluhan langsung perorangan (1)
2. Penyuluhan kelompok (1)
3. Penyuluhan Massa (1)
4. Kemitraan dalam penanggulangan TBC (1)
5. Penyuluhan terhadap organisasi kesehatan (1)
6. Tidak Tahu (0)
C. TINDAKAN RESPONDEN
Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan tindakan
penderita TB Paru Positif. Jawablah dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang
sesuai dengan pernyataan yang benar-benar anda alami.
Keterangan pilihan jawaban : Ya dan Tidak
1. Apakah saudara ketika batuk menutup mulut?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
2. Jika menutup mulut, jenis penutup mulut yang digunakan adalah?
a. Tissue atau Sapu Tangan (1)
b. Telapak tangan (0)
3. Apabila menggunakan penutup mulut ketika batuk maka?
a. Tissue di buang sembarang tempat (0)
b. Sapu Tangan dicuci dan direndam dengan larutan deterjen (1)
4. Apabila menggunakan penutup mulut, apa alasan saudara?
a. Mencegah penyebaran kuman penyakiT (1)
b. Terbiasa bila batuk menutup mulut (0)
5. Apakah saudara membuang dahak di wadah khusus?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
6. Bila dalam wadah khusus, wadah yang saudara gunakan adalah?
a. Pot bertutup dengan larutan lisol (1)
b. Pot biasa (0)
7. Apakah alat makan saudara terpisah dengan anggota keluarga lainya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
8. Apakah saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lainya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
9. Apakah saudara menjemur kasur pada terik matahari setiap harinya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Jenis Kelamin Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 14 60,9 60,9 60,9
Perempuan 9 39,1 39,1 100,0
Total 23 100,0 100,0
Um ur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid <25 (Remaja) 1 4,3 4,3 4,3
26-45 (Dewasa) 10 43,5 43,5 47,8
>45 (Lans ia) 12 52,2 52,2 100,0
Total 23 100,0 100,0
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 8 34,8 34,8 34,8
SMP 5 21,7 21,7 56,5
SMA 8 34,8 34,8 91,3
PT 2 8,7 8,7 100,0
Total 23 100,0 100,0
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 8 34,8 34,8 34,8
Petani 9 39,1 39,1 73,9
Wiraswasta 5 21,7 21,7 95,7
PNS 1 4,3 4,3 100,0
Total 23 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid Baik > 18 8 34,8 34,8 34,8
Cukup11-18 13 56,5 56,5 91,3
Kurang <11 2 8,7 8,7 100,0
Total 23 100,0 100,0
upaya pe nce gahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid Baik > 7 4 17,4 17,4 17,4
Cukup 4-7 12 52,2 52,2 69,6
Kurang <4 7 30,4 30,4 100,0
Total 23 100,0 100,0
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Test Statisticsa,b
pengetahuan
Chi-Square 2,425
df 2
As ymp. Sig. ,297
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: upaya pencegahan