Anda di halaman 1dari 40

PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA KETEL

UAP (KESSELBAU NEUMARK) DI PT. MADUBARU


PG-PS MADUKISMO YOGYAKARTA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :
FENDI PRADANA
NIM. 361721401007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019
PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA KETEL
UAP (KESSELBAU NEUMARK) DI PT. MADUBARU
PG-PS MADUKISMO YOGYAKARTA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Kerja Praktik Ini Dibuat dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik di Program Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Banyuwangi

Oleh :
FENDI PRADANA
NIM. 361721401007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan
karunianya yang telah di limpahkan kapada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini mengenai Kerja Praktik di PT. Madubaru PG-PS
Madukismo. Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah dalam
rangka meyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik pada Program Studi Diploma III
Teknik Mesin.
Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan,
dukunngan langsung maupun motivasi dari beberapa pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap penulis. Maka pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih atas sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Son Kuswadi, Dr., Eng Selaku Direktur Politeknik Negeri
Banyuwangi.
2. Bapak Khairul Muzaka, S.T.,M.Eng-Res Selaku Kepala Jurusan Prodi
Teknik Mesin Politeknik Negeri Banyuwangi.
3. Bapak M. Abdul Wahid, S.T., M.T. Selaku Kepala Prodi Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Banyuwangi.
4. Bapak Dian Ridlo Pamuji, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik.
5. Bapak Yeddid Yonathan E D, S.T.,M.T Selaku Koordinator Kerja Praktik.
6. Direksi PT. Madubaru PG-PS Madukismo.
7. Bapak Nugroho Budi Santosa Selaku General Manager PT. Madubaru.
8. Bapak Nurziwan Selaku Manager Instalasi PT. Madubaru.
9. Segenap Staf dan Karyawan PT. Madubaru atas bantuan informasi dan
fasilitas selama kerja praktik.
Harapan punulis semoga Kerja Praktik kali ini bermanfaat bagi kita semua dan
penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari penulis, tentang Kerja
praktik di PT. Madubaru PG-PS Madukismo. Mungkin ada kritikan dan saran selagi
dapat membangun kedepannya bagi penulis untuk menjadi lebih baik.
Sekiranya bila ada kesalahan dalam penulisan mohon di maafkan, karena ini
sebagai pembelajaran dan bekal di kemudian hari, semoga penulisan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan pembacanya.

Banyuwangi, 26 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan pembangkit listrik pada PT. Madubaru PG-PS Madukismo
Yogyakarta adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari steam
boiler untuk memutar turbin seingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi
listrik melalui generator, dan listrik tersebut digunakan untuk mendukung proses
produksi. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada
pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar.
Secara garis besar sistem pembangkit tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan
utama diantaranya: boiler, turbin, generator, dan kondensor. Dengan menggunakan
ampas tebu (bagasse) sebagai bahan bakar.
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan te.rtentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Sistem boiler terdiri
dari: sistem air umpan, sistem stem, dan sistem baan bakar (UNEP.2014). Air
adalah media yang dipakai pada proses yang bertemperatur tinggi ataupun untuk
perubahan parsial menjadi energi mekanis didalam sebuah turbin. Seperti halnya
boiler pada pembangkit listrik PT. Madubaru Yogyakarta juga menggunakan fluida
kerja berupa air yang berasal dari sungai Winongo.
PT. Madubaru Yogyakarta beroperasi pada tahun 1958, tergolong tua sehingga
unjuk kerja dari pembangkit listrik ini sudah mengalami banyak penurunan, salah
satunya adalah boiler. Turunnya unjuk kerja boiler disebabkan antara lain: kotornya
permukaan penukar panas, buruknya operasi dan pemeliharaan. Dengan turunnya
unjuk kerja boiler pada PT. Madubaru akan memberi dampak berkurangnya suplai
daya listrik pada proses produksi gula meliputi proses penggilingan dan proses
pendukung gula dan lainnya. Dengan kondisi ini perlu adanya pengkajian dan
penanganan tentang studi dan analisis unjuk kerja boiler. Dengan bahan bakar
utama
bagasse dan pada awal pembakaran boiler diberi kayu yang sudah siap dibakar,
penggunaan bahan bakar bagasse boiler otomatis akan menghemat biaya produksi
bahan bakar.
Untuk menjaga kinerja boiler tetap baik maka pelaksanaa pemeliharaan dan
perawatan juga harus di perhatikan agar kegiatan proses produksi tidak terganggu.
Meskipun seringkali kegiatan maintenance di dalam suatu perusahaan terabaikan,
sehingga terjadilah pemeliharaan yang tidak teratur. Maintenance dapat diartikan
sebagai kegiatan untuk memelihara dan menjaga keadaan peralatan proses produksi
dalam keadaan baik.
Tujuan utama perawatan boiler adalah untuk menjaga agar boiler selalu dalam
keadaan baik, dan tentunya tidak mengganggu proses produksi. Kegiatan
pemeliharaan meliputi kegiatan pengontrolan, service sampai dengan perbaikan
penggantian suku cadang atau komponen yang terdapat pada pembangkit listrik
tersebut, sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan mesin, menurunnya
produktiitas jam kerja dan biaya perawatan yang tinggi. Pada dasarnya yang
diharapkan dari beberapa mesin tidak lain untuk meningkatkan efektiitas serta
porsikeuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu penggunaan mesin produksi
tidak lepas dari adanya pemeliharaan yang menjaga agar mesin produksi tetap terus
berjalan dan menjaga kestabilan produksi. Oleh sebab itu baik mesin utama maupun
mesin pendukung arus mendapatkan perawatan dan pemeliharaan yang optimal
agar dapat memperlancar kegiatan produksi. Hal tersebut menjadi bagian di PT.
Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta dimana proses produksi yang dilakukan
memakai berbagai macam mesin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses perawatan ketel uap untuk menjaga agar proses produksi
berajalan dengan baik di bidang pembangkit listrik?
2. Bagaimana cara kerja ketel uap jika dilihat dari jenis-jenisnya yang berbeda?
1.3 Batasan Masalah
1. Mengidentifikasi resiko bahaya dilakukan di Instalasi Ketel Uap PT
Madubaru Yogyakarta.
2. Pada kerja praktik ini tidak sampai tindak lanjut untuk pengendalian resiko
bahaya.
3. Tidak melakukan perawatan saat masa giling.
1.4 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari kerja praktik di PT. Madubaru Yogyakarta diharapkan
mahasiswa memiliki tambahan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman tentang:
1. Untuk mengetahui proses perawatan pada ketel uap
2. Untuk mengetahui jenis-jenis ketel uap dan cara kerjanya

1.5 Manfaat Kerja Praktik


1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung sehingga dapat
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dalam
dunia pendidikan
b. Untuk memngembangkan wawasan dalam bidang pemesinan dan
pemeliharaan mesin
c. Untuk menambah wawasan dalam dunia kerja sehinggaketika terjun ke
dunia kerja yang sebenarnya diharapkan mampu beradaptasi
d. Serta mampu menganalisa permasalahan yang timbul di lingkungan
perusahaan berdasarkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan untuk
dicarikan solusinya
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Menjalin kerja sama antara industri dengan perguruan tinggi
b. Untuk meningkatkan lulusan berkualitas tinggi yang akan siap kerja
c. Mengetahui perkembangan dunia industri yang selalu berubah,
berkembang pesat, dan semakin canggih
~Halaman ini sengaja di kosongkan~
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang Pendirian PT. Madubaru


PT. Madubaru PG-PS Madukismo saat ini merupakan satu-satunya pabrik gula
dan pabrik alkohol atau spiritus yang terletak di provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan
pangan nasional, khususnya gula pasir. Sebagai perusahaan padat karya,
perusahaan ini banyak menampung tenaga kerja dari provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tujuan dari pendirian pabrik ini diantaranya adalah untuk memenuhi
kebutuhan gula masyarakat sekitar lingkungan pabrik (kesejahteraan masyarakat
sekitar), serta menambah pendapatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
2.2 Sejarah PT. Madubaru
Pada jaman penjajahan pemerintahan Hindia-Belanda di Daerah Istimewa
Yogyakarta terdapat kurang lebih 17 pabrik gula (PG) yang diusahakan oleh
pemerintah Hindia-Belanda antara lain :
 PG Padokan
 PG Ganjuran
 PG Gesikan
 PG Kedaton
 PG Mlati
 PG Cebongan
 PG Medari

Dengan masuknya tentara jepang ke wilayah indonesia pada tahun 1942, maka
seluruh PG tersebut dikuasai oleh pemerintah jepang. Tetapi karena masih dalam
situasi perang, maka pemerintahan jepang tidak dapat mengusahakan secara
maksimal sehingga dari tujuh belas PG yang ada hanya dua belas PG saja yang
dapat dioperasikan, dan tidak semuanya menggiling tebu. Hal ini disebabkan
banyak areal
tanaman tebu yang dialihkan ke tanaman palawija seperti padi, sebagai usaha untuk
memenuhi kebutuhan pangan perang milik jepang. Keadaan tersebut berlangsung
sampai di Proklamasikannya Kemerdekan Negara Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Sejak saat itu pemerintah RI merebut semua PG dari pemerintah
jepang dan membumi hanguskannya sehingga pada tahun 1950 seluruh PG tinggal
puing-puingnya saja. Setelah pemerintah berjalan normal dan keamanan pulih
kembali, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memprakarsai untuk membangun
kembali PG dengan tujuan :
a. Menampung para buruh bekas PG yang kehilangan pekerjaannya
b. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. menambah pendapatan pemerintah daerah maupun pusat
Tahun 1962 pemerintah RI secara resmi mengambil alih semua pabrik gula
yang ada di indonesia baik milik asing maupun swasta. Setelah itu PG Madukismo
merubah status menjado PN (Perusahaan Negara) dan dikelola dalam bentuk
perseroan, atau sekarang sering disebut PT. Madubaru. Dalam memimpin pabrik,
pemerintah membentuk suatu badan Pemimpin Umum Perkebunan Negara
(BPUPPN) yang pada akhirnya dibubarkan pada tahun 1966. Oleh sebab
pembubaran tersebut, PG Madukismo memilih Perseroan Terbatas (PT), sehingga
bentuk dari perusahaan yang membawahi PG-PS Madukismo diberi nama PT.
Madubaru
2.3 Lokasi PT. Madubaru
Pabrik Gula Madukismo yang terletak di daerah kota Yogyakarta bagian
selatan (5 km sebelah barat daya kota Yogyakarta, geografis terletak pada 108̊ 30’
- 109̊ 00’ BT dan 7̊ LS). Lebih tepatnya dibangun diatas bekas lokasi bangunan PG
Padokan salah satu dari 17 pabrik gula di Daearh Istimewa Yogyakarta yang pernah
dibangun oleh pemerintah belanda, tetapi telah dibumi hanguskan pada masa
pemerintah jepang. Pabrik Gula Madukismo terletak di Desa Padokan, Kecamatan
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. PG Madukismo memiliki luas area sekitar 30 hektar.
2.4 Visi dan Misi PT. Madubaru
2.4.1 Visi
PT. Madubaru menjadi perusahaan Aro industri yang unggul di Indonesia
dengan petani sebagai mitra sejati.
2.4.2 Misi
1. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permjntaan masyarakat Indonesia.
2. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
3. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaian share holder values.

2.5 Struktur Organisasi PT. Madubaru


Struktur organisasi PT. Madubaru tahun 2014 dikepalai oleh Direktur yang
mengkoordinir bagian-bagian dibawahnya. Bagian-bagian dibawah direktur
dikoordinir oleh kepala bagian di bantu oleh staf dan karyawan pelaksana.
Struktur organisasi PT. Madubaru dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Madubaru


2.5.1 Dewan Komisaris
Bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan kebijakan yang diambil dalam
operasional peruahaan. Komisaris berhak memeriksa pembukuan, surat, dan alat
bukti lainnya. Memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain.
2.5.2 Direktur
Tugas direktur diantaranya adalah melaksanakan manajemen yang meliputi
keseluruhan kegiatan yang termasuk keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh direksi, bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produk lain, serta
mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan menetapkan kebijakan untuk
meningkatkan efisiensi pada tahun yang akan datang.
2.5.3 General Manager
Bertugas menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan. Selain itu
juga bertugas melaksanakan kebijakan dan pedoman penyusunan anggaran tahunan
dan mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya.
2.5.4 Kepala Bagian Akutansi dan Keuangan
Bertanggung jawab dibidang keuangan dan pengadaan barang. Selain itu juga
bertanggung jawab mengawasi hasil produksi. Bertugas mengkoordinir dan
memimpin kegiatan penjualan.
2.5.5 Kepala Bagian Tanaman
Bertugas untuk mengkoordinir rencana penyusunan areal tanaman untuk tahun
mendatang. Selain itu menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa
tanam, dan jenis tanaman yang akan ditanam sehingga penyediaan bahan baku
selama musim giling yang telah ditentukan dapat mencapai target (terjamin). Tugas
yang lain yaitu mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang
tanaman, tebang, dan angkut.
2.5.6 Kepala Bagian Instalasi
Bertugas mengkoordinir dan memimpin kegiatan dibidang instalasi. Tugas
yang lain yakni meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan
proses.
2.5.7 Kepala Bagian Pabrikasi
Bertugas untuk mengkoordinir dan memimpin kegiatan dibidang pabrikasi,
selain itu juga bertugas untuk meningkatkan efisiensi proses serta menjaga kualitas
produk.
2.5.8. Kepala Bagian Pabrik Spiritus
Bertanggung jawab dibidang spiritus. Bertugas untuk mengkoordinir dan
memimpin kegiatan penjualan spiritus. Selain itu juga berkewajiban mengawasi
hasil produksi dibidang spiritus.
2.5.9 Kepala Bagian SDM dan Umum
Bertugas untuk mengkoordinir dan memimpin kegiatan dibidang penggunaan
kendaraan dan keamanan. Selain itu bertanggung jawab kepada kepala bidang
Akutansi dan Keuangan di bidang umum.
2.6 Tenaga Kerja PT. Madubaru
Dalam sistem ketenaga kerjaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan
penggolongan karyawan berdasarkan masing-masing aspek pekerjaannya.
Penggolongan karyawan berdasarkan pengupahannya dibagi menjadi dua, yaitu:
2.6.1 Karyawan Tetap
Dan pada saat dimulai hubungan kerja Karyawan tetap yaitu karyawan yang
dipekerjakan untuk waktu yang tidak tertentu didahului dengan masa percobaan
selama kurang lebih tiga bulan. Tenaga kerja ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Karyawan pimpinan
2. Karyawan pelaksana
Sistem pengupahan karyawan pimpinan dan pelaksana diatur sendiri dalam
perjanjian kerja bersama (PKB) antara Serikat Pekerja dan Direksi.
2.6.2 Karyawan Tidak Tetap
Merupakan karyawan yang bekerja dalam jangka waktu tertentu, biasanya
hanya pada masa giling. Karyawan tidak tetap melakukan kontrak kerja terhadap
perusahaan.
2.7 Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja
Dalam sistem ketenaga kerjaan, PT. Madubaru menjamin kesejahteraan dan
keselamatan kerja bagi para karyawannya. Jaminan yang diperoleh karyawan PT.
Madubaru berasal dari :
1. Program JAMSOSTEK (jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua
karyawan.
2. Hak pensiun untuk karyawan tetap (pimpinan dan pelaksana)
3. Program TASKAT (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua) untuk
karyawan kampanye.
4. Koperasi karyawan pensiunan PT. Madubaru.
5. Perumahan dinas untuk karyawan tetap. Poliklinik dan klinik KB perusahaan
untuk karyawan.
6. Taman kanak-kanak perusahaan untuk karyawan dan umum.
7. Sarana olahraga untuk karyawan tetap dan kesenian.
8. Pakaian dinas untuk karyawan tetap, kampanye, dan musiman.
9. Biaya pengobatan.
10. Rekreasi karyawan dan keluarga.
2.8. Data Pembimbing Lapang

Nama : Nurziwan
Alamat : Gendeng, Bangunjiwo, RT 03, RW 02 Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Agama : Islam
Jabatan : Kepala di bagian Instalasi Ketel Uap
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya berisi air
untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut selanjutnya
digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas
ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler
memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan
bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja. Salah satu mesin
pembangkit energi yang digunakan di PT. Madubaru adalah boiler boiler digunakan
untuk menggerakkan turbin penggerak generator produksi.
Di PT. Madubaru sendiri memiliki 6 ketel uap yang terdiri dari 5 unit boiler
jenis Kesselbau Neumark buatan Jerman Timur dan boiler jenis Cheng Chen buatan
Taiwan. Boiler Kesselbau Neumark memiliki kapasitas 16 ton uap/jam pada
tekanan 15 atm dengan suhu 325̊C dan boiler cheng chen memiliki kapasitas 36 ton
uap/jam pada tekanan 17 atm dengan suhu 325̊ C. Kedua boiler tersebut merupakan
jenis water tube boiler (ketel uap pipa air) dengan ampas tebu sebagai bahan
bakarnya.
Skema ketel uap kesselbau neumark dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar3.1 Skema Ketel Uap Kesselbau Neumark


Sumber : PG Madukismo (2018)
3.2 Sejarah Boiler
Awal peradaban, manusia telah mengenal air sebagai salah satu sumber
kehidupan. Dengan kata lain dapat dikatakan sudah lama sekali manusia mengenal
boiler atau ketel uap yaitu semenjak manusia tahu pekerjaan merebus air untuk
berbagai keperluan dan kebutuhan.
Namun, manusia mengetahui uap dapat dimanfaatkan sejak tahun 1600-an.
Banyak ilmuan pada waktu itu yang mengadakan percobaan berkaitan dengan uap
air dan air panas, diantaranya adalah :
1. Hero dari iskandariiah dengan whirling aeoliplye mengembangkangkan
prinsip turbin reaks dan mesin jet dalam bentuk sederhana
2. Tahun 1914, Gallilleo mengungkapkan teorinya bahwa air dapat dipompa
dari kedalaman 28 kaki dibawah permukaan tanah. (8,5344in= 1 kaki =
0,3049 m).
3. Tahun 1606, Giovanni Battista Della Porta merencanakan percobaan
tentang tenaga uap dan sistem kendensasi.
3.3 Fungsi Boiler
Boiler merupakan pembangkit uap, yang perolehan uapnya dilakukan dengan
cara memanskan air hingga menjadi uap sedangkan proses pemanasan dilakukan
dengan pembakaran bahan bakar ampas pada ruang bakar/ketel.
Di pabrik gula selalu dibutuhkan tenaga, baik yang berupa tenaga gerak maupun
tenaga panas. Salah satu media yang baik dalam usaha mendapatkan kedua jenis
tenaga tersebut adalah dengan penggunaan steam. Steam (uap baru) yang memiliki
tekanan tinggi digunakan sebagai pembangkit tenaga gerak, sedang uap bekas dari
pembangkit tenaga gerak digunakan untuk keperluan proses lainnya.
Uap digunakan untuk memberikan tenaga dan kalor karena uap memliki hal-
hal berikut :
1. Uap mudah diatur, terutama dalam pengendalian suhu. Pada saat mengembun,
uap menyerahkan kalornya pada suhu yang realtif tetap atau konstan.
2. Uap relatif bersih, tanpa rasa dan bau. Hal ini sangat cocok bagi industri-industri
makanan dimanapun uap bersinggungan langsung dengan barang yang diproses
seperti pabrik gula.
3. Uap memiliki kalor yang tinggi. Hal ini memungkinkan pemindahan jumlah
kalor yang tinggi dengan pipa uap yang tidak begitu besar. Pada berat dan suhu
yang sama uap mengandung 25 kali lebih banyak dibandingkan udara atau gas
asap.
4. Kalor dalam uap dapat dimanfaatkan berulang-ulang. Contohnya pada
penguapan, kalor yang diserahkan ke fluida yang mengandung air, sebagian
besar kalor tersebut terkandung didalam uap air yang keluar dari bejana. Dan
uap air ini dapt dipakai untuk pemanasan lagi.

3.4 Prinsip Kerja Boiler


Energi panas yang dihasilkan dari dapur pembakaran dialirkan ke pipa-pipa
didih yang akan memanaskan air. Sebelum air masuk ke dalam pipa-pipa didih, air
sudah dipanasi terlebih dahulu didalam economiser dengan suhu air mencapai
185̊C. Air yang berada dalam pipa-pipa didih dipanasi terus menerus hingga
menghasilkan uap jenuh atau sering disebut uap basah. Uap jenuh yang telah
dihasilkan kemudian dialirkan kedalam superheater agar menjadi uap panas lanjut
atau uap kering.
Uap yang dihasilkan oleh ketel uap harus berbentuk uap kering hal ini
dimaksudkan agar uap yang dihasilkan tidak mengandung air. Kandungan dalam
uap bisa mengakibatkan korosi pada instalsi-instalasi yang berhubungan langsung
dengan uap tersebut seperti sudu-sudu pada turbin serta pipa-pipa yang digunakan
untuk mentransmisikan uap.
Uap yang telah di manfaatkan untuk menggerakkan turbin uap telah menjadi uap
bekas (uap jenuh). Uap bekas tersebut dimanfaatkan lagi untuk pemanas nira yang
nantinya akan terjadi kondensasi (air embun). Air embun dibawa ketangki
persediaan kemudian di masukkan kedalam tangki boiler. Siklus ini akan
berlangsung terus-menerus. Adapun air yang digunakan untuk pengisian boiler
harus mendapat proses tertentu sehingga tidak ada unsur-unsur kimia lain yang bisa
menimbulkan korosi pada instalasi boiler.
Proses pengisian air pada boiler, awalnya air dipompa dengan menggunakan
pompa sentrifugal yang digerakkan oleh motor listrik. Kemudian air tersebut
dimasukkan ke bak penampung pertama yang sebelumnya sudah disaring dengan
menggunakan filter pasif dan karbon aktif untuk menghilangkan kotoran yang
terbawa air. Dari bak penampung kedua ini kandungan kapurnya adalah nol. Setelah
dari bak kedua, air dimasukkan ke economiser, air tersebut dimasukkan ke dalam
tangki boiler bersamaan dengan pemasukan obat drum dengan bantuan dosing
pump. Fungsi obat ini adalah untuk mentreatmen agar kualitas air menjadi lebih
baik.
3.5 Bahan Bakar Boiler
Bahan bakar yang digunakan PT. Madubaru adalah bahan bakar padat (kayu
dan ampas tebu) dan bahan bakar cair(residu atau MFO).
Kayu bakar mempunyai kada abu yang sangat tinggi ± 0,5% - 1,5% serta
mengandung kandungan air ± 40% -50% dan yang sudah kering mempunyai kadar
air ± 10% -20%. Kayu mempunyai keuntungan dari nilai kalor yang tinggi yaitu ±
4000 – 4500 kkal/kg dan kayu juga lebih mudah diperoleh dipasaran dibandingkan
dengan ampas tebu.
Ampas tebu merupakan bahan bakar alternative selain kayu dan MFO. Karena
ampas tebu ini cukup efektif menghasilkan panas pembakaran. Selain itu, memakai
ampas tebu adalah salah satu dari pemanfaatan limbah PT. Madubaru. Namun
ampas tebu mempunyai nilai kalor yang rendah yaitu ± 2000 kkal/kg dan kadar
abunya ± 3%.
Bahan bakar minyak digunakan sebagai bhan bakar tambahan. Karena nilai
kalor dari ampas tebu dan kayu tidak stabil maka untuk mempertahankan kondisi
operasi agar boile selalu stabil dalam menghasilkan uap maka digunakanlah bahan
bakar minyak. Cara penggunaannya adalah dengan disemprotkan ke dalam ruang
bakar sehingga terjadi pengabutan uap bahan bakar.
Contoh Stocker dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Stocker
3.6 Jenis-Jenis Boiler
3.6.1 Berdasarkan Klasifikasinya
1. Ketel Uap Lorong Api / pipa air
Boiler yang memiliki satu atau lebih lorong api sebagai ruang bakar sekaligus
berfungsi sebagai saluran gas hasil pembakaran menuju cerobong.
Lorong api ini memiliki celah berbentuk silinder agak kebawah atau ke bawah
agak kesamping dengan tujuan agar sirkulasi gas hasil pembakaran lancar.
Contoh ketel uap pipa api atau lanchasir dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Ketel Uap Pipa Air


Sumber : http://artikel-teknologi.com/pengertian-boiler-ketel-uap/
Gambar diatas menunjukan bahwa ketel uap jenis ini memiliki tangki uap
dengan kapasitas yang besar dan dapat diperbesar lagi dengan cara menambah
bahan bakar. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Air yang berada didalam ketel dipanasi sehingga menjadi uap. Apabila bahan bakar
ditambah maka api akan semakin besar dan suhunya akan semakin tinggi. Hal ini
mengakibatkan air tersebut akan semakin cepat berubah menjadi uap. Dengan
demikian air isian ketel dapat terus dimasukkan kedalam tangki air untuk
menggantikan air yang telah berubah menjadi uap air dengan tetap memperhatikan
volume maksimum tangki air.
Kapasitas air yang besar ini dapat menuntut dinding lorong harus bisa menahan
tekanan air pada arah radial. Suhu yang tinggi pada ketel uap ini menyebabkan
silinder lorong api dan silinder tangki air yang bisa menyebabkan kerusakan bagian
sambungan pada ujung lorong api dengan arah aksial. Maka pada bagian ini perlu
dibuat elastis. Dinding lorong api yang dibuat berombak seperti pada gambar diatas
adalah untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Ketel Uap Pipa-pipa Api
Pada dasarnya ketel uap jenis ini hampir mirip dengan ketel uap lorong api
perbedaannya terletak pada bidang pemanasnya. Bidang pemanas pada ketel uap
pipa-pipa api terdiri dari beberapa pipa yang didalamnya dialiri gas asap yang
bersuhu tinggi, dan pipa-pipa tersebut terletak pada posisi terendam di dalam tangki
air.
Ketel jenis ini tekanannya jarang yang mencapai lebih dari 20 atm, dan kapasitas
hasil uapnya rendah hanya sekitar 10 ton/jam. Ketel uap ini dirancang agar api atau
gas asap selalu bersinggungan dengan dinding-dinding yang berbatasan dengan air
atau asap.
Contoh ketel uap pipa api atau Schots dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Ketel Uap Pipa Api


Sumber : http://artikel-teknologi.com/pengertian-boiler-ketel-uap/
3.6.2 Ketel Uap Kesselbau Neumark
Sketsa ketel uap Kesselbau Neumark dapat dilihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Sketsa Ketel Kesselbau Neumark


Sumber : PG Madukismo (2018)
Keterangan :
1. Daerator
2. Baggase distribution conveyor
3. Dapur (furnance)
4. Superheater steam valv
5. Air heater
6. Induced Draft Fan (IDF)
7. Cerobong asap(chimney)
8. Secondary fan
1. Konstruksi ketel uap Kesselbau Neumark.
a. Dinding ketel yang terdiri dari :
 Bagian dalam dinding yang terdiri dari susunan batu tahan api.
 Bagian luar terdiri dari lapisan batu bata
b. Dapur rangka bakar
Dapur bakar terdiri dari :
1) Saluran udara
Fungsi dari saluran udara adalah untuk meniupkan udara panas yang
dihasilkan oleh pemanas udara. Hal ini dimaksudkan agar ketel mendapatkan
panas yang maksimal.
2) Pintu abu
Abu yang dihasilkan dari hasil pembakaran di keluarkan melalui pintu
abu, yang kemudian dibawa ketempat penampungan abu dengan
menggunakan jeding.
3) Tempat Abu
Pada waktu pengoperasian ketel terjadi abu dari hasil pembakaran akan
ditampung di dalam tempat abu. Setelah ketel berhenti beroperasi maka abu
yang terkumpul dikeluarkan melalui pintu abu.
4) Ruang Bakar
Adalah ruang yang terletak diatas rangka bakar yang merupakan tempat
terjadinya proses pembakaran. Ruang bakar ini dirancang sedemikian ruap
agar bisa menghasilkan panas yang optimal.
5) Pintu Bahan Bakar
Merupakan bagian yang berfungsi untuk memasukkan bahan bakar.
Didalam kontruksi ketel uap Kesselbau Neumark terdiri dari 6 buah pintu
bahan bakar.
c. Drum ketel/tangki ketel
Didalam ketel uap Kesselbau Neumark sendiri memiliki 3 buah tangki yaitu
tangki atas, tangki bawah, tangki tegak atau vertikal.
Pada tangki atas dilengkapi dengan buffle baja dan alat pemisah uap air,
sedangkan pada tangki bawah dilengkapi dengan deposit partifon plate agar
endapan pada tangki tidak menjadi kerak sehingga dapt secara maksimal
dikeluarkan. Tangki bawah dan tangki vertikal dihubungkan dengan pipa-pipa
air.
d. Superheater
Fungsi dari superheater adalah untuk memanasi uap jenuh sehingga menjadi
uap panas lanjut. Pengertian uap jenuh itu sendiri adalah uap yang suhunya sama
dengan suhu penuapannya, sedangkan uap pnas lanjut adalah uap yang suhunya
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu penguapannya. Superheater ini terletak
dibagian belakang pipa-pipa air. Superheater ini menggunakan superheater
konveksi.
Contoh pipa superheater dapat dilihat pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Pipa Superheater

e. Economiser
Fungsinya adalah untuk memanasi air sebelum masuk ke tangki ketel, air
yang dipanasi di dala economiser harus dapat mencapai titik didih atau
mendekati titik didihnya. Kontruksi economiser itu sendiri terdiri dari pipa-pipa
yang dialiri air, dimana air tersebut akan dipanasi secara konveksi yang
dihasilkan oleh gas asap.
Gas asap yang digunakan untuk memanasi economiser mengandung belerang
yang akan menimbulkan korosi, maka dalam perancangannya bahan yang akan
digunakan untuk pipa-pipa economiser harus diperhitungkan terhadap korosi.
Bahaya korosi yang dapat ditimbulkan bukan hanya dari gas asap tetapimair
isian ketel juga mengakibatkan korosi, oleh karena itu air isiannya adalah air
kondensat ditambah dengan air yang dilunakkan dengan water softener.
Contoh Economiser dapat dilihat pada Gambar 3.7.

(a) (b)
Gambar 3.7 (a) ekonomiser
(b) pintu ekonomiser

f. Air heater (Preaheter)


Tujuan dari adanya untuk mempercepat proses pembakaran sehingga akan
didapat efisiensi ketel lebih tinggi. Kontruksi dari air heater ini terdiri dari pipa-
pipa yang terdiri dari sirip-sirip sehingga perpindahan panas yang terjadi lebih
baik, adapun panas yang digunakan merupakan panas yang dihasilkan dari gas
asap.
g. Fan (Blower)
Ada dua jenis fan blower yang digunakan. Masing-masing blower dilengkapi
dengan damper yang berfungsi untuk mengatur kapasitas udara yang mengalir
pada blower.
1. FDF (Forced Draft Fan)
Berfungsi untuk pemasukan udara pembakaran kedalam ruang bakar.
Untuk ketel uap Kesselbau Neumark udara berasal dari FDF ditiupkan dengan
kompresor yang digerakkan oleh motor dengan daya 3 HP dan kecepatan
putarannya mencapai 950 rpm.
2. IDF (Induced Draft Fan)
Berfungsi untuk mengeluarkan gas panas yang telah digunakan untuk
pemanasan ketel dari ketel untuk dibuang ke cerobong.
h. Pipa pendingin (Riser)
Berfungsi sebagai tempat terjadinya pembentukan uap basah. Penguapan
terjadi karena air menyerap panas dari gas panas melalui perantara pipa (pipa
pendingin) sehingga terjadi sirkulasi.
i. Daerator
Berfungsi untuk menghilangkan gas O2 yang terdapat pada air pengisi ketel.
Gas O2 dihilangkan dengan cara injeksi uap dengan adanya panas dari stem.
Maka air akan menyerap panas sehingga air pengisi ketel temperaturnya naik.
Dengan naiknya temperatur maka akan menaikkan efisiensi dari ketel.
Contoh tangki daerator dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.8 Tangki Daerator


j. Cerobong
Cerobong digunakan untuk mengalirkan gas asap keluar dari boiler dengan
kecepatan tertentu dan akan digunakan untuk mengatasi geseran yang terjadi
terhadap gas asap, mulai dari rangka akar atau pembakaran hinga keluar
cerobong. Dengan kata lain untuk menimbulkan isapan cerobong (Stack
Draught). Disamping itu, cerobong digunakan untuk membuang gas asap
setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Timbulnya
isapan cerobong disebabkan karena perbedaan berat jenis udara dengan gas asap.
k. Ventilator
Bila isapan cerobong hanya didasarkan pada isapan alamiah saja, maka
cerobong harus dibuat setinggi mungkin. Lagi pula saat penyalaan api didalam
tungku (Initial Firing) itu akan mendapat kesulitan, sepanjang saluran gas asap
temperaturnya rendah. Perbedaan antara berat jenis udara luar dengan berat jenis
gas asap yang begitu besar atau belumada perbedaan berat jenis maka isapan
cerobong juga masih rendah atau nol.
Dengan demikian sulit dibangkitkan issapan cerobong yang besar pada saat
ketel mulai dinyalakan sehingga menyebabkan Initial Firing menjadi lamban.
Untuk mempercepat Initial Firing maka digunakan ventilator atau fan untuk
menciptakan isapan cerobong paksa.
2. Alat pendukung Ketel Uap Kesselbau Neumark
a) Pompa air isian ketel
Jumlah 3 unit, dengan rincian yang 2 unit digerakkan oleh turbin uap dan
yang 1 unit digerakkan oleh motor.
Kapasitas : 68,1 m³/jam
Head : 192 m
Putaran : 2900 rpm
Daya : 49,2 kW
Temperatur kerja : 125 ̊C
b) Turbin penggerak
Power daya : 70 kW
Putaran yang diijinkan :1900 rpm
Putaran maksimum : 3400 rpm
Putaran uap masak : 295 ̊C
Tekanan uap masak : 14 kg/cm²
Tekanan uap keluar : 3,5 kg/cm²
c) Motor listrik penggerak
Tipe : Do 96-2
Tegangan : 380 V
Arus : 145 A
Daya : 80 kW
Putaran : 2975 rpm
3.7 Alat Pengaman Boiler (Appaendagaes)
Appaendages adalah alat-alat yang dipasang pada boiler agar boiler dapat
bekerja dengan aman dan bekerja dengan sempurna. Alat-alat pengaman boiler
antara lain :
3.7.1 Keran pembersih ketel
Penggunaan keran ini dimaksudkan untuk mengeluarkan air dalam ketel untuk
mengosongkan sebagian atau seluruh air dalam tangki dengn memperhatikan
sebagian atau seluruh air dalam tangki dengan memperhatikan kondisi yang ada.
Selain untuk mengeluarkan air keran ini juga digunakan untuk mengeluarkan
endapan bersama-sama dengan uap dan mengeluarkan uap air sebagian atau
seluruhnya. Adapun jumlah dari keran pembersih ini tergantung dari jenis ketelnya.
Setiap selesai beroperasi, keran ini juga perlu perawatan dan pengecekan apakah
kotor atau tidak, jika terjadi kebocoran harus segera diperbaiki.
3.7.2 Keran pengisian dan penutup air ketel
Keran ini dipasang pada saluran penambah air pada ketel uap, yang berfungsi
menambah air sewaktu air dalam tangki berkurang. Keran ini berhubungan
langsung dengan pompa pengisi air pada ketel uap. Adapun prinsip terjadimdari
keran itu sendiri sifatnya otomatis, yaitu jika air dalam tangki kurang dari batasan
yang telah ditentukan maka dengan sendirinya keran itu akan membuka sehingga
tangki akan terisi air.
Keran ini sangat penting dalaam instalasi ketel uap, jika keran ini tidak
berfungsi dengan baik maka akan mengakibatkan air dalam tangki ketel uap
menjadi kering sehingga bisa menimbulkan kerusakan pada ketel uap. Pada proses
perawatan keran ini harus diperiksa secara teliti jangan sampai pada saat
pengoprasiannya nanti tidak dapat berfungsi dengan baik.
3.7.3 Sumbat lelah timah
Prinsip kerja dari alat ini adalah ketika tinggi air dalam tangki ketel turun
sampai kurang dari 50 mm diatas lempeng puncak maka leleh timah tidak
didinginkan lagi oleh air, melainkan akan terkena panas yang dipancarkan oleh gas
asap dan api yang berasal dari dari lumpur pembakaran. Karena terbalar itulah
timah yang akan meleleh. Kemudian uap yang keluar dari lubang akan dengan
sendirinya mendinginkan timah yang meleleh.
Sumber leleh timah ini dipasang pada lempeng puncak dari dapur api. Pada
prakteknya biasanya timah yang terpasang akan mengalami kerusakan struktur
secara kimia, untuk itu biasanya sumbat leleh timah ini dilapisi dengan unsur kimia
yang lain atau semacam diberi pelindung.
3.7.4 Katup keamanan
Fungsi dari katup keamanan itu sendiri adalah untuk menjaga agar tekana ketel
uap tidak mempunyai tekanan maksimum yang telah diijinkan. Katup keamanan ini
di rancang hanya untuk membaca tekanan maksimum jadi jika terjadi tekanan
minimum pada ketel katup ini tidak berfungsi. Jumlah minimal yang harus dimiliki
oleh setiap instalasi ketel uap adalah berjumlah 2 buah, tetapi pada ketel-ketel yang
berkapasitas besar di butuhkan 4-6 katup yang dipasang pada boiler dan 2 katup
dipasang pada superheater.
Ketika tekanan uap pada ketel melebihi dari tekanan maksimum yang telah
ditentukan maka katup akan membuka dengan sendirinya sehingga uap yang berada
didalamnya akan terdorong keluar sampai tekanan uap berbeda dibawah tekanan
maksimum. Adapun macam dari katup keamanan ini ada 2 yaitu katup dengan
pemberat dan katup dengan pegas.
1. Peluit bahaya
Fungsi dari peluit bahaya itu sendiri adalah untuk memberikan tanda dengan
bunyi yang dikeluarkannya jika permukaan air dalam tanki ketel turun sampai batas
minimumnya.
Prinsip kerja dari peluit ini adalah ketika air dalam tangki ketel uap turun sampai
batas minimum maka ruangan dalam peluit bahaya akan berhubungan dengan uap
panas, sehingga suhu uap yang berbeda dalam peluit tersebut akan meningkat dan
akan meleleh maka lubang akan terbuka dan berbunyi.
2. Manometer
Fungsi dari manometer adalah untuk mengetahui tekanan uap yang dapat
dihasilakn oleh ketel. Alat ini dipasang pada daerah-daerah dengan kecepatan uap
terkecil. Pada proses perawatannya manometer ini harus dikalibrasi ulang secara
berkala.pada proses perawatannya manometer ini harus dikalibrasi ulang secara
berkala. Agar tingkat ketelitian manometer berada pada kondisi yang baik. Jumlah
manometer setiap boiler adalah 1 buah.
Contoh Manometer dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Layar monitor level air


3. Gelas penduga
Berfungsi untuk mengetahui tinggi permukaan air pada tengki ketel uap
sehingga operator bisa tahu kapan harus mengisi ulang air pada tangki ketel. Hal
ini penting agar ketinggian permukaan air dalam tangki bisa terjaga. Gelas penduga
pada setiap ketel berjumlah dua buah.
Contoh Gelas Penduga dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Gelas Penduga


3.8 Perawatan Ketel Uap
Perawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjamin kualitas kerja alat
pada sistem produksi agar alat bisa berjalan dengan baik. Perawatan ketel uap yang
dilaksanan di PT. Madu Baru dilakukan oleh dua pihak yaitu oleh PT. Madu Baru
sendiri dan dilakukan oleh Depnaker. Untuk menjaga kinerja ketel uap di PT. Madu
Baru membentuk perangkat organisasi yang berfungsi yang bertugas melaksanakan
perawatan dan perbaikan di stasiun ketel, yaitu :
3.8.1 Kepala Bagian Instalasi
1. Pelaksanaan bertanggung jawab kepada direktur di bidang instalasi atau
mesin
2. Bertanggung jawab terhadap perawatan alat, keselamatan kerja, penggunaan
bahaya dan biaya
3. Melaksanakan pembinaan dan penilaian terhadap petugas-petugas
4. mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi
5. meningkatkan efisien kerja alat produksi untuk kelangsungan proses
3.8.2 Mandor
1. merupakan ketua pelaksan kerja di lapangan, yang bertugas untuk mengatur
karyawan
2. memberikan informasi kepada kepala bagian instalasi tentang masalah yang
terjadi di stasiun ketel uap.
3.8.3 Ketua Kelompok
1. Bertugas sesuai dengan bagian kerja yang telah di tetapkan
2. melaksanakan perbaikan dan perawatan alat yang ada di stasiun ketel uap.
3.8.4 Karyawan
1. Bertugas sesuai area kerja yang di tetapkan.
2. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
3.8.5 Depnaker
Depnaker bertugas mengawasi dan menjaga keselamatan dari kecelakaan kerja
yang membahayakan serta menguji hidrostatis setelah perbaikan ketel uap selesai.
3.9 Proses Perawatan Ketel Uap
Di PT. Madu Baru untuk melakukan perawatan pada ketel uap di bagi menjadi
dua bagian yaitu:
3.9.1 Dalam Masa Giling
Sistem perawatan dalam masa giling adalah perawatan yang telah di jadwalkan
dilakukan secara otomatis dan periodik sehingga perawatan terjaga dalam kondisi
yang baik. Tujuannya perawatan sendiri adalah :
1. Mencegah kegagalan
2. Mengurangi beban kerja bagian perawatan.
3. Mencegah dan mendeteksi kerusakan alat sedini mungkin
4. Memperpanjang masa pakai alat.
5. mencegah kerusakan alat yang lebih besar.
Pada saat musim giling ketel uap dipakai untuk menghasilkan uap yang dipakai
untuk menggerakkan turbin dan proses pembuatan gula. musim giling dilakukan
selam 5-6 bulan dalam satu tahun yaitu pada musim panen tebu. Pada musim giling
ketel uap digunakan secara terus menerus hingga masa giling berakhir.
Kegiatan perawatan ketel uap selama musim giling adalah sebagai berikut :
1. Setiap hari dilakukan pengecekan pada seluruh ketel uap yaitu dengan mengisi
ketel uap dengan kualitas air isian yang baik, karena dengan isian air yang baik
mengurangi endapan dan kerak terlalu tebal maka akan mengganggu proses
penyaluran panas dari dinding pemanas menuju air.
2. Menjaga suhu masakagar tetap stabil antara 890-900 ̊ C, tujuannya agar air tidak
mengalami penguapan secara tiba-tiba.
3. melakukan pengecekan saluran air isian dari sumbatan atau kotoran yang dapat
menghalangi aliran air isian.
4. menjaga debit air di dalam ketel agar tetap stabil.
5. Ketika melakukan pembakaran, bahan bakar didalam ruang bakar, di usahakan
merata agar udara dapat masuk dengan leluasa dan pembakaran dapat terjadi
dengan sempurna.
6. Memeriksa pompa pengisian air isian untuk memastikan apakah pompa bekerja
dengan baik dan dilakukan secara berkala.
7. Membersihkan abu bekas pembakaran di dalam ruang bakar dengan cara
menarik dari pintu pembuangan.
8. katup pengaman dijaga dan di stel pada tekanan 8kg/cm2
3.9.2 Luar Masa Giling
Setelah beroperasi sekian lama yaitu pada musim giling selesai tepatnya sekitar
5-6 bulan, ketel perlu di istirahatkan dan perbaikan-perbaikan ketel dilakukan
setelah ketel berhenti beroperasi.
1. Peralatan untuk membersihkan ketel uap
Setelah pemakaian beberapa lama, pada ketel uap akan terjadi pengotoran-
pengotoran yang disebabkan oleh pemakaian ketel, dan pengotoran tersebut
berbentuk kerak pada aliran air, abu pada aliran api atau asap.
Kerak ketel yang terbentuk pada pipa penguap untuk waktu tertentu harus di
bersihkan agar tidak berkerak pada dinding pipa sehingga dapat mengganggu
perpindahan panas dari api diluar pada air yang ada di dalam pipa. Untuk
membersihkan ketel dari dalam pipa di gunakan pelocok pipa untuk pipa lurus,
dimana ujung pelocok diberi kawat baja spiral yang dapat menggorek endapan-
endapan kerak pada pipa, dan untuk membersihkan kerak pipa dari dalam pipa yang
panjang serta melengkung digunakan bor pipa. Bor pipa yang dimaksud berupa
motor listrik yang prosesnya terdapat tiga buah engsel yang masing-masing engsel
tersebut memegangi sebuah poros, poros tersebut berpa roda bergigi yang berputar,
roda gigi tersebut akan mengikis lapisan kerak dalam pipa. Kabel motor listrik
diberi pelindung yang agak kaku namun fleksibel, sehingga dapat di masukkan ke
dalam pipa yang melengkung sekalipun.
2. Bagian bagian yang harus mendapatkan perawatan pada ketel uap yang dilakukan
pada saat masa giling selesai antara lain:
1. Katup dan kran uap, kran pengisi air ketel, kran pembuangan.
2. pipa pipa api, lorong api, boiler dan dinding saluran gas asap hasil pembakaran
3. Ruang bakar, bagian-bagian dari ruang bakar adalah pintu bahan bakar,
saringan api, ruang bakar, tempat abu dibersihkan dari abu menumpuk.
4. peralatan bantu dan peralatan tambahan ketel dibersihkan dari kotoran yang
menempel.
5. pembersihan cerobong dan salurannya.
6. pipa superheater berfungsi untuk memanasi uap lanjut. Perawatannya adalah
pembersihan kerak
Setelah melakukan pembersihan langkah-langkah selanjutnya yaitu pemeriksaan
bagian dan komponen yang rusak apakah masih bisa diperbaikiapakah perlu adanya
penggantian pipa seperti economiser dan superheater dapat terjadi karena adanya
korosi. Sedangkan kerusakan pada dinding ketel adalah kerusakan pada lapisan
dinding yaitu batu tahan api yang sudah keropos, kerusakan pada isolasi dan lain
sebagainya.
3. Perbaikan pada bagian-bagian yang rusak
Kerusakan yang dialami oleh bagian ketel adalah bermacam-macam, ada yang
hanya dibersihkan saja dari kotoran dan kerak, ada yang perlu perbaikan dan bahkan
perlu adanya pergantian dengan barang yang baru.
Perbaikan pada bagian instalasi yang sering dilakukan adalah:
1. Ruang bakar
Ruang bakar di bersihkan dari abu-abu sisa pembakaran dan perawatan
lapisan dinding tungku yang terbuat dari batu tahan api karena sudah keropos,
yaitu dengan cara menggantinya.
2. Drum dan Heater
Drum harus di bersihkan dari kerak dan endapan. Untuk memudahkan
membersihkan kerak dan kotoran yang menempel menggunakan soda api yang
ditambahkan pada air isian ketel, hal ini bertujuan agar kerak yang ada dalam
ketel menjadi lunak dan mudah dibersihkan.
3. Pipa-pipa air
Pada pipa-pipa ketel uap terjadi pengotoran-pengotoran yang di sebabkan oleh:
a.) Kerak ketel pada aliran air.
b.) Abu pada aliran api dan gas asap.
Untuk membersihkan kerak ketel dari dalam pipa-pipa, digunakan pelocok
pipa diberi kawat baja spiral yang dapat mengorek endapan-endapan kerak pada
pipa.
4. Katup (valve)
Semua katup baik yang digunakan untuk katup air maupun uap di lepas. Kerak-
kerak yang menempel pada bagian dalam katup dibersihkan. Bagian-bagian katup
dilepas untuk dibersihkan, sedangkan bagian-bagian yang sudah rusak harus diganti
seperti gasket yang bisa digunakan sekali. Untuk mencegah kebocoran maka
kepresisian katup harus di perhatikan bagian skep katup yang sudah tidak rata harus
di ratakan kembali agar katup bisa menutup dengan sempurna. Pengecekan katup
ini dilakukan dengan tes hidrostatika untuk mengetahui apakah katup bekerja
dengan normal dan tidak mengalami kebocoran.
5. Peralatan Kontrol
Peralatan kontrol seperti pengukur tekanan, pengukur suhu, dan pengukur debit
air dibersihkan dan di kalibrasi kembali supaya dapat bekerja dengan baik.
6. perbaikan pada bagian ketel yang yang mengalami korosi yang mengakibatkan
terjadinya luka pada bagian yang terkena korosi tersebut. Jika yang terkena korosi
adalah tangki ketel maka luka tersebut cukup ditambal dengan menggunakan las.
7. kerusakan pada pipa air, baik pada superheater atau pada economiser karena
korosi tersebut harus dilakukan penggantian pada pipa yang terkena korosi.
8. perbaikan pada luar ketel adalah perbaikan yang menyangkut bagian
perlengkapan ketel, alat-alat yang menunjang dalam pengoperasian ketel uap,
seperti pompa blower, katup, pipa uap dan perlengkapannya.
9. Pengujuan hidrostatis
Setelah selesai melakukan perbaikan dan penggantian dari bagian yang rusak,
maka perlu dilakukan pengujian hidrostatis pada saluran ketel. Pengujian
hidrostatis ini berguna untuk menguji hasil dari perbaikan ketel yang sudah
dilakukan dan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kebocoran pada bagian ketel
dan perlengkapannya. Pengujian hidrostatis ini biasanya dilakukan oleh Depnaker
Pengujian hidrstatis pada ketel yang ada di PG Madubaru adalah sebagai berikut:
1. Ketel di isi dengan air penuh, termasuk economiser dan superheater.
2. Pemberian tekanan secara hidrostatis sampai tekanan kerja yang di inginkan.
3. Didiamkan pada tekanan kerja tersebut sambil di perhatikan jika tidak terjadi
penurunan tekanan berarti tidak terjadi kebocoran pada ketel, dan sebaliknya
jika terjadi penurunan tekanan berarti pada ketel masih terdapat kebocoran
dan perlu di lakukan perbaikan lagi.

Anda mungkin juga menyukai