1. Anan Suriadi
2. Dina Aria
3. Fitria
4. Ida Ayu Wayan Putu Sri Wahyuni
5. M. Fahrurrozi
6. Ni Luh Eka Puspawardani
7. Rida Hilyatun Indah
8. Wiwin Iramayasari
9. Sri Sugiyanti
10. Imanullah Tajdid
Disusun oleh:
Disahkan Oleh:
(_____________ __________) (_ )
NIP: NIP:
Mengetahui
(_ )
NIP:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya-Nya
proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal “Terapi Aktivitas Kelompok Berkebun” ini dibuat untuk memenuhi tugas
mahasiswa dari Keperawatan Gerontik tahun ajaran 2019/2020 Program Studi Profesi Ners
Stikes Mataram. Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing akademik, pembimbing lahan serta Rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan proposal ini.
Proposal TAK Keperawatan Gerontik yang sederhana ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan proposak TAK Keperawatan Gerontik ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................................................
BAB II Topik.......................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan (Stanley, 2009).
Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan,
kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berniat dengan seksual dan tidak berguna bagi
masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjnut yang mencapai kematangan,
kemantapan dan produktivitas mental dan material pada usia lanjut (Bandiyah, 2010).
Lansia dipanti biasanya akan mengalami berbagai hal yang berhubungan dengan
biopsikospiritualnya yang begitu beragam dan kompleks. Slah satu yang paling menjadi
tingkat kedua dalam masalah lansia adalah gangguan psikologis yang sama tingginya
dengan gangguan penyakit fisik pada lansia. Contoh gangguan psikologis pada lansia
yaitu peningkatan depresi terhadap keadaan penuaan, diri sendiri dan keluarga yang
kadang tidak menghiraukan (Nugroho, 2008). Gangguan psikologis lain adalah lansia
mengalami kebosanan saat tidak dapat melakukan aktivitas karena hambatan berbagai
hal yang dialami lansia. Karena berkurangnya aktivitas pada lansia maka dari itu
hubungan sosial di sekitarnya juga mengalami penurunan bahkan jarang sekali memiliki
hubungan sosial antar sesama (Kuncoro, 2011).
Oleh karena itu perawat dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut
usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa
keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan
upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut
usia (Nugroho, 2014).
Data pengkajian yang sudah dilakukan pada desiminasi awal tanggal 26 Oktober
2015 terdapat kurang lebih 24% dari 44 lansia di UPT Panti Werdha “ Mojopahit “
Mojokerto mengalami gangguan pada psikologis dan hubungan sosialnya. Ditandai
dengan lansia sering menyendiri dan mengungkapakan kebosanan serta rasa sedih tidak
bertemu keluarga. Maka dari itu terapi modalitas menjadi salah satu pilihan untuk
meningkatkan atau melatih lansia untuk membina hubungan sosial, menurunkan tingkat
gangguan psikologis dan mengurangi kebosanan.
Terapi Modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat
beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan
lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat
gangguan psikologis adalah terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun
secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan
fungsi sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki,
memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental (Nugroho, 2014)..
B. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal sesama anggota kelompok secara
bertahap dan mengungkapkan pengalaman atau rasa aman dan tidak bosan.
C. Tujuan khusus
1. Klien mampu bekerja sama dalam melakukan interaksi sosialisasi
2. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang TAK
yang telah dilakukan
3. Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang
sedang berbicara
4. Klien mampu memberikan tanggapan tentang peningkatan hubungan sosial
kegiatan TAK
5. Klien merasa senang terhadap TAK yang telah dilakukan
6. Klien akan mampu secara mandiri melakukan aktivitas sehari-hari
7. Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai terapi aktifitas kelompok yang
telah dilakukan
BAB II
TOPIK KEGIATAN
A. Topik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas, terapi berkebun klien mampu
beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan lebih mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modelitas, terapi berkebun selama 45 menit diharapkan
klien dapat :
a) Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih
sayang terhadap lingkungan.
b) Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
c) Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
d) Meningkatkan control diri dan perasaan.
e) Mengubah perilaku yang destruktif.
f) Mengembangkan kreativitas.
C. Landasan Teori
Terapi modalitas adalah berbagai pendekatan penanganan klien yang
bervariasi, yang bertujuan untuk menmgubah perilaku klien dengan oerilaku
maladaptive menjadi perilaku yang adaptif. Terapi modalitas merupakan proses
pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial kea rah keutuhan pribadi yang
dilakukan secara holistic.
Terapi modalitas menurut Perko & Kreigh :
1. Suatu tekhnik terapi dengan menggunakan pendekatan secara spesifik
2. Suatu system terapi psikis yang keberhasilannya sangat tergantung pada
adanya komunikasi atau perilaku timbal balik antara pasien dan terapis
Seleksi dilakukan oleh mahasiswa selama pengkajian dan observasi serta wawancara
dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial, masalah emosional,
spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu Katz indeks, Barthel indeks, pengkajian
status mental gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian keseimbangan,
yang dilakukan mulai tanggal 12 Januari 2020.
F. Sasaran Kegiatan
Semua klien lanjut usia, laki-laki dan perempuan dengan kriteria diatas yang
berjumlah 8 orang atau lebih.
G. Tempat
H. Waktu
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Januari 2020
8. Polibek
CO L L1
K K
2 2
K
K 2
2
F1 F1
K F1 K F1 K
K F1
2 2 2
2 OBSR
Keterangan:
- = Leader
- L1 = kordinator Leader
CO L
- = Fasilitator
F
- = Klien
K
- = Observer
2
OBS
L. Langkah-Langkah pelaksanaan kegiatan
1. Persiapan
Klien membentuk persegi
2. Fase Orientasi
a) Leader membuka acara
b) Melakuakn perkenalan (terapis dank lien)
c) Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun
d) Leader membuat validasi kontrak
e) Co-Leader membaca tata tertib
f) Leader dibantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun
Fase Kerja
Pelaksanaan terapi berkebun
a) Leader memimpin peserta dan terapis untuk menggali tanah sedalam 10-15 cm
b) Lalu tanah yang sudah digali diisi dengan tanaman kunyit
c) Selanjutnya ditutup kembali dengan tanah
d) Lalu diberi pupuk
e) Serta disiram air
f) Leader membuat kesimpulan
3. Fase Terminasi
a) Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun
b) Leader menanyakan atau melakuakn evaluasi materi
c) Leader memberikan tugas atau rencana perawatan tanaman (terlampir)
d) Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e) Leader menutup acara
M. Perilaku yang Diharapkan
Persiapan :
1. Fasilitator
a) Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun
dilakukan
b) Mengatur setting tempat atau ruangan untuk terapi berkebun
2. Lansia
a) Siap untuk mengikuti terapi berkebun
b) Mengetahui terapi berkebun
c) Hadir 5 menit sebelum acara terapi dimulai
Proses :
1. Terapis
a) Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai
b) Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2. Lansia
a) Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai
b) Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria
Hasil :
1. Fasilitator
Mengungkapkan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara
2. Lansia
N. Program Antisipasi
1. Bila ada peserta yang melakuakn kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator
mengingatkan dan mengarahkan
2. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan
3. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator
membimbingnya agar menyelesaikan terapi
4. Bila Leader blokir maka Co-Leader yang mengambil jalannya acara terapi
berkebun
Tugas:
PENUTUP
Terapi Modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi
terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah
satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat gangguan psikologis adalah
terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk
meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan
hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status
fisik dan mental (Nugroho, 2014)..
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa
aman dan membuat kanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luangnya.
Jenis terapi berkebun adalah kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan
memelihara tanaman sehingga energy yang dikeluarkan akan menghasilkan keringat
(Nugroho, 2014).
Lampiran 1
INDIKATOR EVALUASI
NO. NAMA LANSIA Total
Respon
Keaktifan Kepatuhan Kerja Sama
Verbal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
INDIKATOR PERAWATAN
HARI/
NO. NAMA LANSIA Ket.
TANGGAL Menghilangkan
Pengairan Pemupukan
tumbuhan liar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan: Pengairan 2 kali sehari pagi dan sore, Pemupukan 1 kali dalam 2 minggu,
Menghilangkan tumbuhan liar setiap ada tumbuhan liar.