Anda di halaman 1dari 11

http://p2ptm.kemkes.go.

id/post/apakah-itu-hipoglikemia-dan-bagaimana-hal-itu-dapat-dicegah-dan-
dikelola

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di


dalam darah berada di bawah kadar normal .Hipoglikemia adalah komplikasi
yang paling umum terjadi pada individu dengan diabetes.
Tingkat gula darah dapat tiba-tiba menjadi terlalu rendah karena berbagai alasan,
diantaranya adalah :
o aktivitas fisik berlebihan,
o penggunaan dosis yang tidak tepat untuk insulin/obat anti diabetes atau
o tidak cukup makan atau makan terlambat.
o Keadaan tersebut sifatnya ringan dan dapat ditangani dengan cepat dengan
memberikan makan atau minum sesuatu berkadar gula tinggi seperti teh manis atau
jus buah manis.
Gejala Ringan
Jika kadar gula darah terlalu rendah maka tubuh, termasuk otak, tidak akan bisa
berfungsi dengan baik. Gejala gula darah biasanya tidak spesifik dan pasien mungkin
merasa tidak nyaman dan bisa mengalamihal-hal berikut ini:
o Lelah
o Pusing
o Pucat
o Bibir kesemutan
o Gemetar
o Berkeringat
o Merasa lapar
o Jantung berdebar-debar
o Sulit berkonsentrasi
o Mudah marah
o Jika memungkinkan, disarankan untuk memeriksa gula darah saat itu. Jika tidak
pasien/pendeita diberi minum gula atau jus buah.
o Gula atau glukosa dapat digunakan untuk mengoreksi gula darah rendah.
Gejala Berat
Gula darah yang turun secara drastis sebaiknya dihindari pada semua pasien/penderita
diabetes, terutama anak-anak dan orang tua, dengan obat antidiabetes.
Jika tidak diobati dapat memperburuk kondisi pasien. Penderita hipoglikemia yang
kondisinya makin memburuk akan mengalami gejala-gejala seperti:
o Mengantuk
o Gangguan penglihatan
o Seperti kebingungan
o Gerakan menjadi canggung, bahkan berperilaku seperti orang mabuk
o Kejang
o Hilang kesadaran
o Apabila pasien tidak sadar yang terbaik adalah untuk memberikan glucosa
intravena di bawah pengawasan medis.
o Gejala yang memburuk tersebut umumnya terjadi ketika kadar darah turun secara
drastis akibat hipoglikemia yang tidak mendapat penanganan tepat. Hipoglikemi
yang tidak ditangani dapat menyebabkan koma,
Jika Anda menderita diabetes dan curiga sedang mengalami hipoglikemia, disarankan
untuk segera menemui dokter terutama jika kondisi Anda tidak mengalami perubahan
positif meski sudah ditangani (misalnya dengan mengonsumsi makanan atau
minuman manis)

https://www.alodokter.com/hipotermia

enyebab Hipotermia
Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang
hilang. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan
menyebabkan hipotermia, yaitu:

 Terlalu lama berada di tempat dingin.


 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

 Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia.


 Kelelahan.
 Gangguan mental, misalnya demensia.
 Konsumsi alkohol dan NAPZA.
 Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
 Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.

Gejala Hipotermia
Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

 Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh


 Mati rasa
 Menggigil
 Respons menurun
 Gangguan bicara
 Kaku dan sulit bergerak
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas hingga napas melambat
 Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan.
Bayi juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.

Pengobatan Hipotermia
Hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan.
Tindakan awal yang perlu dilakukan ketika bertemu dengan orang yang memiliki gejala
hipotermia adalah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi
dan pernapasan sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi jantung paru
(CPR) dan cari bantuan medis.
Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, lakukanlah
tindakan berikut ini untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal:

 Pindahkan dia ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-
hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
 Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang
kering.
 Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
 Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
 Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya.
Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari meletakkan
kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin
mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.
 Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk
menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak kulit
dan menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
 Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.

Setelah tiba di rumah sakit, penderita hipotermia akan menerima serangkaian tindakan
medis, berupa:

 Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang hidung,
untuk menghangatkan saluran pernapasan dan membantu meningkatkan suhu
tubuh.
 Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.
 Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke
dalam tubuh. Proses ini menggunakan mesin cuci darah.
 Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan. Cairan steril ini dimasukkan ke
dalam rongga perut menggunakan selang khusus.

Komplikasi Hipotermia
Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi hipotermia untuk mencegah
terjadinya komplikasi, bahkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul adalah:

 Frostbite, yaitu cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya karena membeku.
 Chilblains, yaitu peradangan pembuluh darah kecil dan saraf pada kulit.
 Trench foot, yaitu rusaknya pembuluh darah dan saraf pada kaki akibat terlalu
lama terendam air.
 Gangrene atau kerusakan jaringan.

Pencegahan Hipotermia
Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia,
yaitu:

 Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam
jangka waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
 Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan
dilakukan, terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang
dingin. Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
 Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan
beraktivitas di luar rumah.
 Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
 Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman
dan makanan hangat.

Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat
dilakukan adalah:

 Jaga suhu kamar agar selalu hangat.


 Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar
rumah saat suhu udara dingin.
 Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigi

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya
tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.
Kandungan air di dalam tubuh manusia yang sehat adalah lebih dari 60% total berat
badan. Kandungan air yang ideal di dalam tubuh berfungsi untuk membantu kerja
sistem pencernaan, mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, sebagai
pelumas dan bantalan untuk persendian, melembapkan jaringan-jaringan pada telinga,
tenggorokan, dan juga hidung, serta sebagai media transportasi nutrisi untuk sel-sel
tubuh dan menjaga kulit tetap sehat.
Dehidrasi terkadang dianggap sebagai permasalahan kondisi tubuh yang tidak perlu
ditangani secara serius, dan kebanyakan anak-anak dan remaja menganggapnya
sebagai haus biasa. Namun, jika gejala awal dehidrasi tidak ditangani dengan baik,
dapat mengganggu fungsi tubuh. Beberapa tanda-tanda awal dari gejala
dehidrasi adalah:

 Merasa haus dan pusing.


 Mulut dan kulit kering.
 Kelelahan.
 Jarang buang air kecil.
 Urine berwarna lebih gelap, serta berbau lebih kuat.

Jika dehidrasi terjadi pada bayi, gejala awal yang bisa diperhatikan adalah ubun-ubun
bayi akan cekung, tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok tetap kering
setelah beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk.
Salah satu kondisi yang berisiko menimbulkan dehidrasi adalah diare, terutama bila ini
terjadi pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan cuaca, aktivitas
fisik atau olahraga, dan pola makan. Selain diare, dehidrasi juga berisiko muncul pada
kondisi muntah-muntah, serta berkeringat berlebihan, misalnya pada saat demam atau
berolahraga saat cuaca panas.
Jika merasa mengalami dehidrasi, minumlah banyak cairan. Anda bisa minum air putih
atau jus buah yang diencerkan. Tetapi jika mengalami dehidrasi karena diare, jus buah
dan susu sebaiknya dihindari. Usahakan untuk menghindari minuman yang
mengandung kafein dan minuman bersoda. Jika tidak tertangani, dehidrasi bisa
menyebabkan kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian

Dua pertanda awal dari dehidrasi adalah rasa haus dan urine berwarna kuning gelap.
Ini adalah cara tubuh ketika berusaha menambah cairan di dalam tubuh dan
mengurangi pembuangan cairan. Tergantung pada seberapa banyak tubuh Anda
kehilangan cairan, dehidrasi terbagi menjadi 2 tingkatan, yaitu ringan sedang, dan berat.

Dehidrasi Ringan Sedang


Dehidrasi ringan sedang pada akan menimbulkan:

 Rasa haus.
 Warna urine menjadi lebih pekat atau gelap.
 Jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun.
 Mulut kering dan lengket.
 Mudah mengantuk dan cepat lelah.
 Sakit kepala.
 Sembelit.
 Pusing.

Anda bisa menyembuhkan proses dehidrasi pada tahap ini tanpa bantuan medis
dengan meminum lebih banyak cairan. Jika dehidrasi dibiarkan berlanjut dalam jangka
waktu lama, maka bisa memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan risiko
terkena batu ginjal. Pada akhirnya, juga bisa menyebabkan kerusakan otot.
Sedangkan pada anak-anak dan bayi, gejala-gejala dehidrasi adalah sebagai berikut:

 Saat menangis tidak mengeluarkan air mata.


 Mata terlihat cekung ke dalam.
 Menyusutnya ubun-ubun.
 Popok tetap kering selama 12 jam.
 Kulit terasa dingin dan kering.
 Mudah marah dan lesu.
 Mulut kering dan lengket.
 Kelelahan dan pusing.

Dehidrasi Berat
Dehidrasi bisa membahayakan jika dibiarkan saja dan tidak ditangani secepatnya.
Dehidrasi berat dianggap sebagai kondisi medis darurat dan butuh penanganan cepat.
Gejala yang dapat terjadi ketika mengalami dehidrasi berat adalah:

 Mudah marah dan tampak kebingungan.


 Air mata tidak keluar dan mulut terasa kering.
 Denyut jantung cepat, namun lemah.
 Sesak napas.
 Mata tampak cekung.
 Demam.
 Kulit menjadi tidak elastis (butuh waktu lebih lama untuk kembali ke asal setelah
dicubit).
 Tekanan darah rendah.
 Tidak buang air kecil selama 8 jam. Pada bayi, menjadi jarang mengganti popok.
 Sangat pusing atau mengantuk, terutama pada bayi dan anak-anak.
 Kejang.
 Penurunan kesadaran.
 Pada anak-anak dan bayi, kaki dan tangannya akan teraba dingin, serta tampak
ruam-ruam kecil (blotchy-looking) tanpa rasa gatal atau nyeri.

Dehidrasi pada tingkat ini membutuhkan perawatan di rumah sakit. Anda akan diberikan
infus untuk mengembalikan banyaknya cairan yang hilang. Jika tidak ditangani dengan
serius, maka bisa menimbulkan komplikasi.

Penyebab

Dehidrasi disebabkan oleh kekurangan asupan cairan dalam tubuh, atau tubuh lebih
banyak kehilangan cairan daripada asupannya. Cairan yang ada di dalam tubuh bisa
terbuang melalui urine, muntah-muntah, diare, keringat, dan air mata. Selain itu, cuaca,
olahraga, dan makanan akan sangat memengaruhi tingkat keparahan dehidrasi.
Dehidrasi dapat terjadi pada setiap orang, namun terdapat beberapa kelompok orang
yang lebih mudah terkena dehidrasi akibat risiko yang mereka miliki. Kelompok orang
yang berisiko mengalami dehidrasi adalah:

 Bayi dan anak-anak, lebih rentan mengalami dehidrasi karena tubuh mereka
yang kecil membuat tubuh mereka lebih peka terhadap perubahan kadar air dan
mineral. Kelompok ini juga sering mengalami diare.
 Orang tua, menjadi kurang perhatian terhadap minum air dan rasa haus. Apalagi
orang tua yang memiliki masalah dengan ingatan.
 Atlet, akan kehilangan banyak cairan tubuh yang keluar melalui keringatnya.
Semua yang berolahraga bisa mengalami dehidrasi. Makin lama berolahraga,
makin sulit untuk tetap terhidrasi. Terutama pelari, atlet balap sepeda, dan
pemain sepak bola.
 Orang yang berolahraga di tempat yang panas dan lembap. Saat udara
panas dan lembap, risiko dehidrasi dan sakit meningkat. Saat udara lembap,
keringat bisa menguap dan mendinginkan Anda seperti keadaan normal, ini akan
meningkatkan suhu tubuh dan kita butuh lebih banyak cairan.
 Orang yang tinggal, bekerja, dan berolahraga di dataran tinggi. Mereka
berpotensi mendapatkan beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah
dehidrasi. Dehidrasi tejadi ketika tubuh berusaha beradaptasi dengan ketinggian
dengan cara lebih banyak buang air kecil dan bernapas cepat.
 Mengalami diare atau muntah-muntah. Kedua kondisi ini bisa disebabkan oleh
bermacam-macam penyakit, serta menyebabkan hilangnya cairan tubuh dalam
jumlah yang cukup banyak dalam waktu yang singkat.
 Mengalami keluarnya keringat secara berlebihan. Demam, olahraga, serta
aktivitas berat seperti mengangkut beban berat atau pekerja kasar yang bekerja
di tempat panas bisa terserang dehidrasi karena banyaknya keringat yang
dikeluarkan. Sangat penting untuk minum air secara teratur untuk menggantikan
cairan yang terbuang. Anak-anak dan remaja lebih berisiko mengalami dehidrasi
karena mereka tidak paham gejala-gejalanya.
 Menderita penyakit kronis (jangka panjang). Menderita diabetes yang tidak
terkontrol berisiko mengalami dehidrasi. Akibat tingginya kadar gula, tubuh akan
menghasilkan banyak urine dengan tujuan untuk membuangnya. Karena terlalu
sering buang air kecil, maka tubuh berisiko mengalami dehidrasi. Penyakit lain
yang menyebabkan dehidrasi adalah gagal ginjal dan penyakit jantung.
 Kecanduan alkohol. Alkohol bersifat diuretik, sehingga akan menjadikan
penderita lebih sering buang air kecil. Dehidrasi bisa terjadi jika terlalu banyak
mengonsumsi minuman beralkohol.
 Menderita penyakit tertentu. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang
bisa menyebabkan dehidrasi, seperti anoreksia nervosa, cystic fibrosis, luka
bakar, dan heat stroke (sengatan panas).

Diagnosis Dehidrasi
Dehidrasi memang merupakan kondisi tubuh yang dapat segera ditangani secara
mandiri dan biasanya tidak memerlukan tindakan secara khusus. Namun jika diperlukan,
dapat memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami dehidrasi disertai gejala,
seperti:

 Mengalami diare selama lebih dari 24 jam terus menerus.


 Muncul tinja berdarah atau berwarna hitam pekat.
 Mudah tersinggung, mengalami disorientasi dan rasa kantuk berat yang tidak
biasa.
 Tidak dapat mempertahankan asupan cairan yang cukup, misalnya muntah-
muntah.
Dokter dapat mendiagnosis adanya dehidrasi pada seseorang melalui pemeriksaan fisik,
seperti kondisi kulit, laju pernapasan, air mata, dan membran mukosa (contoh lapisan
rongga mulut). Dokter juga akan melakukan pengukuran tekanan darah, dikarenakan
penderita dehidrasi berisiko memiliki tekanan darah yang rendah. Jika diperlukan,
dokter juga akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes darah (misalnya
pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah) dan tes urine.

Pengobatan Dehidrasi
Pengobatan utama untuk dehidrasi adalah dengan mengganti cairan dan mineral yang
hilang dengan cara minum banyak air atau jus buah yang encer. Minuman manis bisa
membantu menggantikan gula yang hilang, sedangkan camilan asin bisa menggantikan
garam atau natrium yang hilang. Metode terbaik dalam mengobati dehidrasi tergantung
kepada usia penderita dan tingkat keparahan dehidrasi, serta penyebabnya.

Oralit
Oralit adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Ketika Anda
mengalami dehidrasi, tubuh akan kehilangan gula, garam, dan cairan. Meminum oralit
bisa mengembalikan keseimbangan kadar zat tersebut di dalam tubuh. Ada banyak
produk oralit yang bisa dibeli secara bebas. Konsultasikan kepada dokter untuk
mengetahui lebih lanjut tentang oralit.

Mengobati dehidrasi pada bayi


Ibu dianjurkan untuk tetap melanjutkan memberikan ASI pada bayi ketika mereka
mengalami diare, muntah-muntah, atau demam. Jika bayi minum susu formula, ganti
dengan susu formula yang bebas laktosa hingga diarenya benar-benar berhenti.
Laktosa sulit dicerna jika bayi mengalami diare, bahkan cenderung memperburuk
kondisi diarenya. Tetap memberikan ASI serta ditambah dengan oralit akan
menggantikan cairan, garam, dan gula yang hilang.
Dokter bisa memberikan saran pengobatan yang tepat jika bayi mengalami dehidrasi.
Segera konsultasikan ke dokter jika muncul tanda-tanda dehidrasi pada bayi.

Mengobati dehidrasi pada anak-anak


Untuk penanganan dehidrasi pada anak-anak, pemberian air berlebihan justru bisa
membuat kadar mineral dalam tubuh lebih menurun, dan akibatnya memperburuk
kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memberikan larutan oralit kepada
anak-anak. Bisa menggunakan sendok untuk menyuapi cairan kepada anak-anak yang
mengalami muntah-muntah atau mengalami diare.

Mengobati dehidrasi pada atlet


Untuk dehidrasi yang terjadi akibat olahraga, minuman berenergi yang mengandung
elektrolit dan gula adalah pilihan terbaik. Hindari segala jenis minuman bersoda.
Atlet juga berisiko terkena hiponatremia jika terlalu banyak minum air mineral pada
waktu yang singkat. Hiponatremia bisa menimpa atlet karena natrium (garam) dalam
darah banyak yang keluar melalui keringat, dan semakin encer saat air mineral dalam
jumlah banyak masuk ke dalam tubuhnya.
Beberapa gejala hiponatremia adalah mual, muntah dan sakit kepala. Jika kondisi
semakin parah, maka seseorang bisa mengalami pembengkakan otak yang
menyebabkan kebingungan, kejang, koma, bahkan kematian.

Mengobati dehidrasi berat


Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat harus segera ditangani
oleh petugas medis di rumah sakit, dan kemungkinan, kondisi ini akan memerlukan
rawat inap. Pasien bisa menerima gula, garam, dan cairan melalui infus. Infus
merupakan cara yang cepat dan efektif dalam mengembalikan kadar cairan dan mineral
tubuh ke tingkat yang normal.

Komplikasi Dehidrasi
Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan timbulnya komplikasi
pada tubuh Anda. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat dehidrasi yang tidak
ditangani, yaitu:

 Kejang yang muncul akibat gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh,


terutama natrium dan kalium.
 Permasalahan pada ginjal dan saluran kemih, terutama jika dehidrasi yang
dialami terjadi berulang kali. Dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih,
batu ginjal, bahkan gagal ginjal.
 Cedera akibat suhu tinggi (heat injury). Jika sedang melakukan aktivitas fisik
berat, namun tidak menjaga asupan cairan tubuh, dapat mengalami dehidrasi
yang memicu terjadinya heat injury. Gejala heat injury yang tergolong ringan bisa
berupa kram. Sedangkan gejala beratnya bisa berupa kelelahan dan heat stroke.
 Syok hipovolemik. Ini merupakan komplikasi akibat dehidrasi paling serius, dan
bahkan berpotensi membahayakan jiwa Anda. Kekurangan cairan dapat
menyebabkan volume darah di dalam tubuh menjadi berkurang, sehingga
tekanan darah dan kadar oksigen menjadi menurun.

Pencegahan Dehidrasi
Untuk mencegah dehidrasi, minumlah banyak cairan dan mengonsumsi makanan yang
kadar airnya tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran. Contohnya adalah:

 Selada
 Bayam
 Wortel
 Semangka
 Strawberi
 Apel
 Anggur
 Jeruk
 Pir
 Nanas

Saat berolahraga, jangan menunggu sampai merasa haus untuk minum. Dengan
minum secara teratur, kadar normal cairan dan mineral dalam tubuh bisa dipertahankan.
Jika sedang berolahraga, perlu minum air lebih banyak dari biasanya.
Jumlah keringat yang dikeluarkan tiap orang dapat berbeda-beda. Oleh karena itu,
cukup sulit untuk menentukan rekomendasi yang tepat mengenai berapa banyak cairan
yang harus diminum. Secara rata-rata, untuk orang dewasa, sebaiknya minum dua
hingga tiga liter air setiap harinya. Sedangkan untuk anak-anak, semua tergantung
kepada umur, ukuran tubuh, dan aktivitas yang dilakukan. Kesimpulannya, semakin
banyak keringat yang dikeluarkan, semakin tinggi asupan air yang dibutuhkan tubuh.
Tetapi jika minum banyak cairan hingga melebihi yang bisa diproses oleh tubuh,
efeknya malah bisa mengurangi kadar garam atau natrium dalam darah. Ini bisa
menyebabkan hiponatremia, sehingga jika merasa kembung berhentilah minum. Perlu
diingat bahwa kekurangan garam atau sodium di dalam tubuh bisa berakibat fatal.
Berikut ini adalah contoh kondisi yang membutuhkan perhatian khusus terkait
pentingnya kebutuhan cairan:

 Jika ada anak atau orang terdekat sedang sakit, terutama


mengalami demam, diare, atau muntah-muntah, kemungkinan besar dia akan
terkena dehidrasi. Sangat penting untuk menggantikan cairan tubuh secepatnya.
 Bagi yang gemar berolahraga, minumlah air sebelum memulai olahraga berat.
Warna urine yang jernih menandakan telah cukup minum air.
 Jika tinggal di daerah panas dan lembap, minumlah banyak air untuk
menurunkan panas tubuh. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol ketika
suhu sedang panas, karena kandungan alkohol akan meningkatkan jumlah air
yang hilang

Anda mungkin juga menyukai